Berikut Materi Teori Akuntansi pertemuan ke dua mengenai falsafah metodologi penelitian akuntansi.
Teori Akuntansi
Oleh :
Maria Suryaningsih SE M.Ak
BAB I
FILSAFAT SEBAGAI
DASAR METODOLOGI
PENELITIAN
AKUNTANSI
1. PERGESERAN ARAH PENELITIAN
Dari pendekatan klasik ke pendekatan alternative
Pendekatan klasikal (pendekatan mainstream) :
menitik beratkan pada pemikiran normative
• Pada tahun 70- an mengalami pergeseran
dengan alasan bahwa pendekatan normatif tidak
dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap di
pakai di dalam praktek sehari- hari
• Muncul anjuran untuk memahami secara
deskriptif berfungsinya system akuntansi di
dalam praktek nyata
• Adanya move dari komuniti peneliti akuntansi
yang menitik beratkan pada pendekatan ekonomi
& prilaku.
Perkembangan
muncul
financial
economic
khususnya
•Hipotesis pasar yang efisien
•Teori keagenan (Agency Theory)
•Positive Accty Theory
Teori yang menjelaskan :
• Why is accounting is (mengapa akuntansi itu
ada)
• What it is (apa itu akuntansi)
• Why accountants do what they is (mengapa
akuntan melakukan apa yang mereka lakukan)
Sejak tahun 80 muncul usaha baru untuk
menggoyang pendekatan mainstream pada
dasarnya tidak mempercayai filosofi yang
digunakan oleh pengikut mainstream sebagai
gantinya mereka meminjam metodologi dari
ilmu- ilmu social seperti filsafat, sosiologi,
antrepologi untuk memahami akuntansi.
2. Filosofi
Pendekatan
Akuntansi
Penelitian
Di kembangkan oleh Burrel & Morgan (1979)
yang mereview dan mengelompokkan penelitian
dalam bidang ilmu organisasi yang berhubungan
dengan aspek- aspek sosial dan organisasi
manajemen dan akuntansi.
Dimensi ilmu sosial di bagi menjadi 4 elemen
yang saling berhubungan (y1 : anggapan tentang
ontologi, epistimologi, aksiologi, sifat manusia
dan metodologi.
Ontologi
Cabang metafisika mengenai
realitas
yang
berusaha
mengungkapkan ciri- ciri segala
yang ada baik universal maupun
yang khas.
Epistimologi
Cabang filsafat yang menyelidiki
secara kritis, hakekat, landasan,
batas- batas dan patokan kesahihan
pengetahuan.
Aksiologi
Telaah tentang nilai- nilai
Sifat manusia
Menunjukkan hubungan antara
manusia
dengan
lingkungannya,
prilaku
dan
pengalamannya.
Anggapan di atas memiliki pengaruh langsung
terhadap metodologi yang ingin dipilih.
•
•
•
•
Jika social world dianggap sebagai dunia fisik,
maka metode- metode dari ilmu alam dapat
digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan
pola dan keteraturan masyarakat.
Jika social world sebagai pengalaman subjective
individu maka metode yang dipilih adalah
metode yang mengamati secara langsung
individual’s inner world.
Jika
stargumentasi
adalah
valid,
maka
pernyataan adalah benar dan konklusinya pasti
benar.
Sebaliknya logika akan tetap valid meskipun
pernyataannya/ konklusinya tidak benar.
Asumsi- asumsi di atas berpengaruh langsung
terhadap metodologi yang ingin dipilih :
•
•
•
Jika social world di perlakukan seperti dunia
fisik atau dunia natural maka metode dari ilmu
alam dapat digunakan untuk menjelaskan &
meramalkan pola dan keteraturan masyarakat.
Untuk menguji hipotesis dan menganalisa data
yang dikumpulkan dengan kuesioner dan
survey digunakan analisis statistic.
Jika menitik beratkan pada pengalaman
subjective individu dan penciptaan social world.
Maka metode yang dipilih adalah metode yang
bias mengamati secara langsung individual’s
inner world.
Contoh :
Participan observation,
Interview secara mendalam
Burnel & Morgan juga mengelompokkan asumsi
tentang sifat ilmu pengetahuan menjadi dimensi
objektif dan subyektif.
Objectif
menitik beratkan pada sifat obyektif
dari pada realitas ilmu pengetahuan &
prilaku manusia.
Subyectif
menitik beratkan pada sifat subyektif
dari pada realitas ilmu pengatahuan &
prilaku manusia.
Pada dimensi lain ada 2 alternatif terhadap
pendekatan masyarakat.
• Berkaitan dengan keteraturan dan stabilitas
yang digunakan untuk menjelaskan mengapa
masyarakat cenderung untuk selalu dalam
kebersamaan.
• Lebih menitik beratkan pada pembagian
mendasar dari kepentingan, konflik dan ketidak
adilan distribusi kekuasaan yang akhirnya
menimbulkan perubahan radikal.
Kedua pendekatan di atas digabung membentuk
kerangka
klasifikasi
metodologi
penelitian
manajemen dan akuntansi.
•Fungsionalis atau positivis
•Interpretive
•Radikal humanis
•Radikal strukturalis
Pendekatan mainstream masuk dalam kelompok
ini.
Pendekatan ini mempercayai adanya realitas
fisik yang obyektif dan terlepas dari manusia.
Apa yang ada di luar sana (obyek) dianggap
independent
dari
subjek
yang
ingin
mengetahuinya, dan ilmu pengetahuan diperoleh
apabila subjek menemukan realitas objek ini.
Adanya objek yang terpisah dari subjek
membawa konsekuensi adanya pembedaan
antara observasi dan teori yang digunakan untuk
Ada observasirealitas
terhadap
dunia nyata yang
menggambarkan
empiris.
terpisah dari teori dan observasi tersebut
digunakan untuk menguji validitas ilmiah dari
teori.
Penyajian empiris ini dinyatakan dalam 2 cara :
Dalam pandangan aliran positivis ada teori
dan seperangkat pernyataan hasil observasi
independent
yang
digunakan
untuk
membenarkan atau memverifikasi teori.
Dalam
pandangan
poperian
karena
pernyataan hasil observasi merupakan teori
dependen dan failuble maka teori- teori ilmiah
tidak dapat dibuktikan kebenarannya tetapi
memungkinkan untuk ditolak (falsified).
Walaupun ada 2 cara dalam penyajian empiris
yaitu verified dan falsified namun peneliti
manajemen dan akuntansi menggunakan cara
pertama yaitu dengan metode hypotheficddeductive untuk menjelaskan ilmiah atau
tidaknya suatu penelitian.
Beberapa anggapan terhadap metodelogi yang
ingin
: world diperlakukan sebagai dunia
Jikadipilih
social
fisik atau dunia natural maka metode-metode
dari
ilmu
alam
dapat
digunakan
untukmenjelaskan dan meramalkan pola dan
keteraturan masyarakat.
Analisis statistic sering digunakan untuk
menguji hipotesa dan untuk menganalisis data
yang dikumpulkan dengan kuesioner dan
survey.
Jika menitik beratkan pada pengalaman
subjective individu dan penciptaan social world,
maka metode yang dipilih adalah metode yang
bias mengamati secara langsung individual’s
inner world.
Contoh :
Partisipasi dalam observasi
Interview secara mendalam
Terdapat dua cara dalam pengujian empiris yaitu
apakah teori verified atau falsified.
Peneliti dan manajemen akuntansi menggunakan
metode
hypothetico
–
deductive
untuk
menjelaskan ilmiah tidaknya suatu penelitian.
Suatu penelitian dikatakan ilmiah apabila memenuhi
3 komponen :
1. Memasukkan suatu atau lebih prinsip- prinsip
umum atau hukum.
2. Harus ada pra kondisi yang biasanya diwujudkan
dalam bentuk pernyataan- pernyataan hasil
observasi.
3. Harus
ada
satu
pernyataan
yang
menggambarkan sesuatu yang dijelaskan.
Suatu penjelasan dikatakan
memenuhi 3 komponen :
ilmiah
apabila
1. Harus memasukkan satu atau lebih prinsip2
umum atau hukum
2. Harus ada pra kondisi yang biasanya diwujudkan
dalam bentuk pernyataan- pernyataan hasil
observasi.
3. Harus ada pernyataan yang menggambarkan
sesuatu yang sedang di jelaskan.
Contoh :
Premis I
Premis II
: Suatu lingkungan yang kompetitif
selalu mengakibatkan lebih dari satu
jenis manajemen Accty Control.
: Perusahaan A menhadapi lingkungan
yang kompetitif (Pra kondisi)
Konklusi : Perusahaan A menggunakan lebih dari
satu jenis manajemen control.
3. Pendekatan Mainstream atau Positivis
A. Induktivisme
Filsafat ilmu berkembang dalam bentuk positi
visme logis doktrinnya : verification theory of
meaning.
Y1
: bahwa pernyataan atau proposisi
memiliki arti hanya jika mereka dapat
secara
empiris.
Wujud dari interpretasi “Logical Positivism”,
menganggap bahwa hipotesis harus dibuktikan
(confirmed) dengan penelitian.
Teori dikembangkan berdasarkan suatu masalah
yang harus dipecahkan. Masalah dinyatakan
dalam bentuk hipotesis. Apabila hipotesis sudah
dirumuskan,
peneliti
akan
membuktikan
kebenaran hipotesis tersebut.
Metode pembuktiannya dengan membandingkan
hipotesis dengan hasil observasi di dunia nyata. Jika
hasil observasi sesuai dengan hipotesis maka
terbentuk suatu teori.
Proses pengambilan kesimpulan umum yang
didasarkan pada hasil observasi dinamakan
“induksi”.
Hal ini dapat diterima apabila kondisi tertentu di
penuhi :
Jumlah observasi banyak
Observasi harus diulang pada kondisi berbeda
Hasil observasi tidak ada yang bertentangan
dengan teori universal yang dihasilkan.
B.
Falsifikasionisme
Dikembangkan oleh Karl Popper yang tidak
puas dengan pendekatan induktif. Menurut
Popper tujuan penelitian ilmiah adalah untuk
membuktikan kesalahan (falsify) hipotesis
(menolak hipotesis)
Teori menurut pendekatan ini adalah : hipotesis
yang belum dibuktikan kesalahannya.
Ho : ditolak
“Teori adalah sesuatu yang belum terbukti
salah”
4. Teori sebagai suatu struktur
Filosof yang mengajukan teori sebagai suatu
struktur adalah
1. Imre Lakatos
2. Thomas Khun
Teori riset program
Teori paradigma & revolusi
Riset program
Teori dipandang sebagai struktur yang terdiri dari
asumsi- asumsi & seperangkat hipotesis tambahan
Paradigma & Revolusionen
Khun mengatakan
Kemajuan pengetahuan bukan merupakan hasil
evolusi tetapi merupakan hasil revolusi “Teori dapat
diganti dengan teori lain yang tidak cocok.
Oleh :
Maria Suryaningsih SE M.Ak
BAB I
FILSAFAT SEBAGAI
DASAR METODOLOGI
PENELITIAN
AKUNTANSI
1. PERGESERAN ARAH PENELITIAN
Dari pendekatan klasik ke pendekatan alternative
Pendekatan klasikal (pendekatan mainstream) :
menitik beratkan pada pemikiran normative
• Pada tahun 70- an mengalami pergeseran
dengan alasan bahwa pendekatan normatif tidak
dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap di
pakai di dalam praktek sehari- hari
• Muncul anjuran untuk memahami secara
deskriptif berfungsinya system akuntansi di
dalam praktek nyata
• Adanya move dari komuniti peneliti akuntansi
yang menitik beratkan pada pendekatan ekonomi
& prilaku.
Perkembangan
muncul
financial
economic
khususnya
•Hipotesis pasar yang efisien
•Teori keagenan (Agency Theory)
•Positive Accty Theory
Teori yang menjelaskan :
• Why is accounting is (mengapa akuntansi itu
ada)
• What it is (apa itu akuntansi)
• Why accountants do what they is (mengapa
akuntan melakukan apa yang mereka lakukan)
Sejak tahun 80 muncul usaha baru untuk
menggoyang pendekatan mainstream pada
dasarnya tidak mempercayai filosofi yang
digunakan oleh pengikut mainstream sebagai
gantinya mereka meminjam metodologi dari
ilmu- ilmu social seperti filsafat, sosiologi,
antrepologi untuk memahami akuntansi.
2. Filosofi
Pendekatan
Akuntansi
Penelitian
Di kembangkan oleh Burrel & Morgan (1979)
yang mereview dan mengelompokkan penelitian
dalam bidang ilmu organisasi yang berhubungan
dengan aspek- aspek sosial dan organisasi
manajemen dan akuntansi.
Dimensi ilmu sosial di bagi menjadi 4 elemen
yang saling berhubungan (y1 : anggapan tentang
ontologi, epistimologi, aksiologi, sifat manusia
dan metodologi.
Ontologi
Cabang metafisika mengenai
realitas
yang
berusaha
mengungkapkan ciri- ciri segala
yang ada baik universal maupun
yang khas.
Epistimologi
Cabang filsafat yang menyelidiki
secara kritis, hakekat, landasan,
batas- batas dan patokan kesahihan
pengetahuan.
Aksiologi
Telaah tentang nilai- nilai
Sifat manusia
Menunjukkan hubungan antara
manusia
dengan
lingkungannya,
prilaku
dan
pengalamannya.
Anggapan di atas memiliki pengaruh langsung
terhadap metodologi yang ingin dipilih.
•
•
•
•
Jika social world dianggap sebagai dunia fisik,
maka metode- metode dari ilmu alam dapat
digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan
pola dan keteraturan masyarakat.
Jika social world sebagai pengalaman subjective
individu maka metode yang dipilih adalah
metode yang mengamati secara langsung
individual’s inner world.
Jika
stargumentasi
adalah
valid,
maka
pernyataan adalah benar dan konklusinya pasti
benar.
Sebaliknya logika akan tetap valid meskipun
pernyataannya/ konklusinya tidak benar.
Asumsi- asumsi di atas berpengaruh langsung
terhadap metodologi yang ingin dipilih :
•
•
•
Jika social world di perlakukan seperti dunia
fisik atau dunia natural maka metode dari ilmu
alam dapat digunakan untuk menjelaskan &
meramalkan pola dan keteraturan masyarakat.
Untuk menguji hipotesis dan menganalisa data
yang dikumpulkan dengan kuesioner dan
survey digunakan analisis statistic.
Jika menitik beratkan pada pengalaman
subjective individu dan penciptaan social world.
Maka metode yang dipilih adalah metode yang
bias mengamati secara langsung individual’s
inner world.
Contoh :
Participan observation,
Interview secara mendalam
Burnel & Morgan juga mengelompokkan asumsi
tentang sifat ilmu pengetahuan menjadi dimensi
objektif dan subyektif.
Objectif
menitik beratkan pada sifat obyektif
dari pada realitas ilmu pengetahuan &
prilaku manusia.
Subyectif
menitik beratkan pada sifat subyektif
dari pada realitas ilmu pengatahuan &
prilaku manusia.
Pada dimensi lain ada 2 alternatif terhadap
pendekatan masyarakat.
• Berkaitan dengan keteraturan dan stabilitas
yang digunakan untuk menjelaskan mengapa
masyarakat cenderung untuk selalu dalam
kebersamaan.
• Lebih menitik beratkan pada pembagian
mendasar dari kepentingan, konflik dan ketidak
adilan distribusi kekuasaan yang akhirnya
menimbulkan perubahan radikal.
Kedua pendekatan di atas digabung membentuk
kerangka
klasifikasi
metodologi
penelitian
manajemen dan akuntansi.
•Fungsionalis atau positivis
•Interpretive
•Radikal humanis
•Radikal strukturalis
Pendekatan mainstream masuk dalam kelompok
ini.
Pendekatan ini mempercayai adanya realitas
fisik yang obyektif dan terlepas dari manusia.
Apa yang ada di luar sana (obyek) dianggap
independent
dari
subjek
yang
ingin
mengetahuinya, dan ilmu pengetahuan diperoleh
apabila subjek menemukan realitas objek ini.
Adanya objek yang terpisah dari subjek
membawa konsekuensi adanya pembedaan
antara observasi dan teori yang digunakan untuk
Ada observasirealitas
terhadap
dunia nyata yang
menggambarkan
empiris.
terpisah dari teori dan observasi tersebut
digunakan untuk menguji validitas ilmiah dari
teori.
Penyajian empiris ini dinyatakan dalam 2 cara :
Dalam pandangan aliran positivis ada teori
dan seperangkat pernyataan hasil observasi
independent
yang
digunakan
untuk
membenarkan atau memverifikasi teori.
Dalam
pandangan
poperian
karena
pernyataan hasil observasi merupakan teori
dependen dan failuble maka teori- teori ilmiah
tidak dapat dibuktikan kebenarannya tetapi
memungkinkan untuk ditolak (falsified).
Walaupun ada 2 cara dalam penyajian empiris
yaitu verified dan falsified namun peneliti
manajemen dan akuntansi menggunakan cara
pertama yaitu dengan metode hypotheficddeductive untuk menjelaskan ilmiah atau
tidaknya suatu penelitian.
Beberapa anggapan terhadap metodelogi yang
ingin
: world diperlakukan sebagai dunia
Jikadipilih
social
fisik atau dunia natural maka metode-metode
dari
ilmu
alam
dapat
digunakan
untukmenjelaskan dan meramalkan pola dan
keteraturan masyarakat.
Analisis statistic sering digunakan untuk
menguji hipotesa dan untuk menganalisis data
yang dikumpulkan dengan kuesioner dan
survey.
Jika menitik beratkan pada pengalaman
subjective individu dan penciptaan social world,
maka metode yang dipilih adalah metode yang
bias mengamati secara langsung individual’s
inner world.
Contoh :
Partisipasi dalam observasi
Interview secara mendalam
Terdapat dua cara dalam pengujian empiris yaitu
apakah teori verified atau falsified.
Peneliti dan manajemen akuntansi menggunakan
metode
hypothetico
–
deductive
untuk
menjelaskan ilmiah tidaknya suatu penelitian.
Suatu penelitian dikatakan ilmiah apabila memenuhi
3 komponen :
1. Memasukkan suatu atau lebih prinsip- prinsip
umum atau hukum.
2. Harus ada pra kondisi yang biasanya diwujudkan
dalam bentuk pernyataan- pernyataan hasil
observasi.
3. Harus
ada
satu
pernyataan
yang
menggambarkan sesuatu yang dijelaskan.
Suatu penjelasan dikatakan
memenuhi 3 komponen :
ilmiah
apabila
1. Harus memasukkan satu atau lebih prinsip2
umum atau hukum
2. Harus ada pra kondisi yang biasanya diwujudkan
dalam bentuk pernyataan- pernyataan hasil
observasi.
3. Harus ada pernyataan yang menggambarkan
sesuatu yang sedang di jelaskan.
Contoh :
Premis I
Premis II
: Suatu lingkungan yang kompetitif
selalu mengakibatkan lebih dari satu
jenis manajemen Accty Control.
: Perusahaan A menhadapi lingkungan
yang kompetitif (Pra kondisi)
Konklusi : Perusahaan A menggunakan lebih dari
satu jenis manajemen control.
3. Pendekatan Mainstream atau Positivis
A. Induktivisme
Filsafat ilmu berkembang dalam bentuk positi
visme logis doktrinnya : verification theory of
meaning.
Y1
: bahwa pernyataan atau proposisi
memiliki arti hanya jika mereka dapat
secara
empiris.
Wujud dari interpretasi “Logical Positivism”,
menganggap bahwa hipotesis harus dibuktikan
(confirmed) dengan penelitian.
Teori dikembangkan berdasarkan suatu masalah
yang harus dipecahkan. Masalah dinyatakan
dalam bentuk hipotesis. Apabila hipotesis sudah
dirumuskan,
peneliti
akan
membuktikan
kebenaran hipotesis tersebut.
Metode pembuktiannya dengan membandingkan
hipotesis dengan hasil observasi di dunia nyata. Jika
hasil observasi sesuai dengan hipotesis maka
terbentuk suatu teori.
Proses pengambilan kesimpulan umum yang
didasarkan pada hasil observasi dinamakan
“induksi”.
Hal ini dapat diterima apabila kondisi tertentu di
penuhi :
Jumlah observasi banyak
Observasi harus diulang pada kondisi berbeda
Hasil observasi tidak ada yang bertentangan
dengan teori universal yang dihasilkan.
B.
Falsifikasionisme
Dikembangkan oleh Karl Popper yang tidak
puas dengan pendekatan induktif. Menurut
Popper tujuan penelitian ilmiah adalah untuk
membuktikan kesalahan (falsify) hipotesis
(menolak hipotesis)
Teori menurut pendekatan ini adalah : hipotesis
yang belum dibuktikan kesalahannya.
Ho : ditolak
“Teori adalah sesuatu yang belum terbukti
salah”
4. Teori sebagai suatu struktur
Filosof yang mengajukan teori sebagai suatu
struktur adalah
1. Imre Lakatos
2. Thomas Khun
Teori riset program
Teori paradigma & revolusi
Riset program
Teori dipandang sebagai struktur yang terdiri dari
asumsi- asumsi & seperangkat hipotesis tambahan
Paradigma & Revolusionen
Khun mengatakan
Kemajuan pengetahuan bukan merupakan hasil
evolusi tetapi merupakan hasil revolusi “Teori dapat
diganti dengan teori lain yang tidak cocok.