Teori Kognitif Sosial dan Pendidikan

Teori kognitif sosial pendidikan: Perspektif teoritis yang berfokus pada bagaimana orang belajar
dengan mengamati orang lain dan bagaimana, dalam proses itu, mereka mulai memegang kendali
atas perilaku mereka sendiri (Psikologi Pendidikan: jilid 2, hal: 3)
Asumsi-asumsi Dasar Teori Kognitif Sosial:
 Belajar dengan mengamati.
 Belajar sebagai proses internal yang bisa (dan bisa juga tidak) tercermin dalam perilaku.
 Pengaruh timbal balik antara variabel lingkungan, perilaku, dan individu.
 Perilaku yang berorientasi tujuan
 Pengaturan perilaku oleh diri sendiri (self-regulation behavior). (Psikologi Pendidikan:
jilid 2, hal: 5)
Dalam teori kognitif sosial, variabel lingkungan, perilaku, dan individu saling memengaruhi.
(Psikologi Pendidikan: jilid 2, hal: 6)
Para ahli teori kognitif sosial menggunakan istilah hubungan resiprokal untuk menjelaskan
kesalingterkaitan yang konstan antara variabel lingkungan, perilaku, dan individu. (Bandura
1989, 2006: Schunk & Pajares, 2004; Zimmerman & Schunk, 2003) ((Psikologi Pendidikan: jilid
2, hal: 6)
Hubungan resiprokal (resiprokal causation): Kesalingtergantungan yang konstan antara variabel
lingkungan, perilaku, dan individu ketika ketiga faktor ini memengaruhi pembelajaran dan
perkembangan. (Psikologi Pendidikan: jilid 2, hal: 6)
Pandangan Kognitif Sosial tentang Penguatan dan Hukuman: para penggagas kondisioning
operant meyakini bahwa penguatan itu sangat penting bagi pembelajaran. Dengan kata lain,

respons meningkat hanya apabila mengarah pada penguatan. Beberapa penganut aliran
behaviorisme juga mengemukakan bahwa hukuman itu merupakan “rekan pengimbang” bagi
penguatan, dengan mengurangu frekuensi suatu perilaku yang mengikutinya. (Psikologi
Pendidikan: jilid 2, hal: 7)
Penguatan dan hukuman kurang begitu esensial dalam teori teori kognitif sosial, namun diakui
memiliki pengaruh tidak langsung terhadap belajar dan perilaku (Bandura, 1977; 1986; T. L.
Rosenthal & Zimmerman, 1978) (Psikologi Pendidikan: jilid 2, hal: 7)
Vicarious Reinforcement: Fenomena di mana sebuah response meningkat frekuensinya ketika
orang lain diamati diberi penguatan karena respons itu. (Psikologi Pendidikan: jilid 2, hal: 8)
Vicarious Punishment: Fenomena di mana sebuah respons berkurang frekuensinya ketika orang
lain diamati diberi hukuman karena respons itu (Psikologi Pendidikan: jilid 2, hal: 9)

Pemodelan Kognitf (cognitive modeling): Memperagakan tidak hanya bagaimana melakukan
suatu tugas, tapi juga bagaimana memikirkan tugas tersebut. (Psikologi Pendidikan: jilid 2, hal:
13)
Mediasi teman sebaya (peer mediation): Pendekatan terhadap resolusi konflik di dalamnya
seorang siswa (berperan sebagai mediator) meminta teman-temannya yang berkonflik untuk
mengungkapkan sudut pandang masing-masing dan kemudian bekerja bersama-sama untuk
mengidentifikasi kompromi yang memuaskan kedua pihak.
Keberagaman dari Perspektif Kognitif Sosial: Teori kognitif sosial mengembangkan beberapa

pemikiran mengenai bagaimana kita dapat menyesuaikan praktik-praktik di kelas untuk
mengakomodasi siswa dari berbagai latar belakang, karakteristik, dan kebutuhan. Konsep
pemodelan, self-efficacy, dan pengaturan diri secara khusus dapat berguna dalam konteks ini.
(Psikologi Pendidikan: jilid 2, hal: 47)