TEORI MOTIVASI KERJA MANAJEMEN SUMBER DA (1)

TEORI MOTIVASI KERJA
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
EKO HERTANTO

Motivasi ditinjau dari ilmu manajemen sumber

Peran pimpinan dalam suatu organisasi sangat

daya manusia merupakan suatu fungsi atau alat

penting dalam meningkatkan motivasi kerja para

yang erat kaitannya dengan manusia sebagai

pegawai, karena pimpinan dapat menggerakkan,

penggerak

membimbing,

pegawai


agar

mampu

melakukan

kegiatan-kegiatan organisasi.

mempengaruhi

atau

mengontrol

pikiran, dan tingkah laku para anggotanya untuk

Motivasi kerja masalah yang kompleks dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap

Sesuai dengan konsep dari motivasi kerja, hal

anggota organisasi berbeda-beda. Hal ini karena

yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan

setiap anggota suatu organisasi adalah unit secara

adalah memberikan inspirasi, semangat, dorongan

biologis maupun psikologis yang berkembang atas

kepada para bawahannya, dalam hal ini pemberian

dasar proses belajar berbeda.

motivasi bertujuan untuk menimbulkan semangat


Indikasi melemahnya motivasi kerja seorang

para pegawai agar berprestasi dalam pencapaian

pegawai dapat dilihat dari sering datang terlambat,

hasil sebagaimana yang ditetapkan oleh organisasi.

menggunakan waktu kerja dengan santai, sering

Motivasi merupakan hal yang berperan penting

meninggalkan jam kantor untuk keperluan diluar

dalam meningkatkan aktivitas kerja pegawai guna

pekerjaan, seringnya terjadi keterlambatan dalam

mencapai hasil kerja yang optimal, pegawai yang


menyelesaikan tugas, tidak ada target yang dicapai,

mempunyai motivasi tinggi akan berusaha dengan

lingkungan kerja dan tata kelola ruangan yang

maksimal menyelesaikan setiap pekerjaan yang

kurang memadai.

ditugaskan kepadanya.

Pegawai yang tidak memiliki motivasi kerja

Setiap

organisasi

memerlukan


pegawai

dalam melakukan pekerjaannya akan sulit untuk

dengan motivasi kerja yang tinggi dalam bekerja,

bekerja dengan baik dan tidak bertanggung jawab

terampil dalam melaksanakan pekerjaan, cekatan,

meskipun pegawai tersebut memiliki kemampuan

serta bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan.

operasional yang baik. Akibat dari rendahnya

Motivasi kerja yang dimiliki seorang pegawai

motivasi kerja pegawai akan mengakibatkan tujuan


merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

organisasi tidak tercapai.

dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh

Motivasi kerja pegawai perlu diperhatikan oleh
pimpinan,

karena

pegawai

yang

organisasi. Motivasi sangat penting untuk diberikan

mempunyai


kepada pegawai karena motivasi menyebabkan

motivasi rendah kurang mampu dalam memenuhi

orang mau bekerja giat dan antusias mencapai

target yang telah ditetapkan oleh organisasi.

hasil yang optimal.

Memberikan motivasi memang tidak mudah,

Dengan demikian motivasi kerja sangat perlu

oleh karena itu pimpinan harus mampu melihat dan

diperhatikan oleh manajemen organisasi terutama

mengetahui latar belakang, keinginan dan ambisi


para pemimpin, dimana pemimpin setiap hari

yang dimiliki oleh bawahannya, sehingga pimpinan

berinteraksi langsung dengan pegawai. Pegawai

dapat mengambil keputusan dan kebijakan yang

yang produktif adalah pegawai yang memiliki

tepat serta dapat melakukan tindakan pemberian

motivasi tinggi dalam menyelesaikan tugas yang

motivasi yang tepat.

diberikan kepadanya.

Pengertian Motif
Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017


1

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai
kebutuhan internal (inner need), yang banyak sekali
dimana kebutuhan-kebutuhan ini membangkitkan
motif yang mendasari aktivitas individu.
Motif

sering

diartikan

bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut Rivai dan Sagala (2009:155), motivasi
adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

sebagai


dorongan.

Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak
jiwa atau jasmani untuk berbuat. Dengan demikian

mempengaruhi individu untuk mencapai hasil yang
spesifik dengan tujuan individu.
Menurut

Kinicki

Kreitner

motivasi

manusia

menimbulkan dan mengarahkan kepada tujuan

bertingkah


laku

dan

didalam

perbuatannya itu terdapat tujuan tertentu.
Menurut

Sperling

dalam

proses

(2008:147),

motif merupakan driving force yang menggerakkan
untuk

adalah

dan

psikologis

yang

yang diarahkan oleh perilaku.

Mangkunegara

Menurut

Munandar

(2008:323),

motivasi

(2013:93), “Motive is defined as a tendency to

adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan

activity, started by a drive and ended by an

mendorong

seseorang

adjustment. The adjustment is said to satisfy the

serangkaian

kegiatan

motive”.

tercapainya tujuan tertentu.

Motif

didefinisikan

sebagai

suatu

untuk
yang

melakukan

mengarah

ke

kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari

Menurut Chuck (2005:550), “Motivation is the

dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan

set of forces that initiates, directs, and makes

penyesuaian diri.

people persist in their effort to accomplish a goal”.

Sehingga dapat disimpulkan motif adalah

motivasi

adalah

sebuah

mengarahkan

upaya
dan

yang

sesuatu yang melatar belakangi perbuatan seorang

menginisiatifkan,

membuat

pegawai dalam bekerja untuk mencapai tujuan

orang secara teguh dalam usaha mereka untuk

tertentu.

mencapai tujuan.
Menurut Shani dan Lau (2009:103), “Work

Pengertian Motivasi

motivation is a set of energetic forces that

Teori motivasi mempelajari mengenai apa yang
memotivasi

seorang

pegawai

dalam

originates both within as well as beyond an

bekerja.

individuals being”. Motivasi kerja adalah suatu

Motivasi merupakan salah satu komponen penting

rangkaian tenaga energik yang berasalkan dari

dalam manajemen sumber daya manusia. Motivasi

keduanya baik yang dikerjakan dari dalam atau dari

merupakan determinan yang penting bagi prestasi

luar manusia secara individu.

individu.

Seorang pegawai yang memiliki motivasi kerja

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang

tinggi bisa diperoleh melalui penerapan konsep

pegawai didorong oleh suatu kekuatan dalam diri

manajemen sumber daya manusia yang tepat.

orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang

Pemberian motivasi yang tepat akan membuat

disebut motivasi. Berikut beberapa pengertian

seorang pegawai terdorong berbuat semaksimal

motivasi.

mungkin untuk dapat melaksanakan pekerjaannya.

Menurut McShane dan Von Glinow (2010:34),

Setelah mengetahui makna dari motivasi,

motivasi didefiniskan sebagai kekuatan di dalam diri

diharapkan organisasi dapat mencari cara untuk

seseorang yang mempengaruhi arah perilaku,

memotivasi pegawai. Ini merupakan tugas dan

intensitas, dan ketekunan secara sukarela.

fungsi dari manajemen sumber daya manusia yaitu

Menurut Gomes (2009:117), motivasi diartikan

bagaimana memotivasi para pegawai dalam rangka

sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang

mempengaruhi dan mengarahkan perilaku pegawai

mendorong keinginan individu untuk melakukan-

agar berperilaku produktif dan berkinerja tinggi.

melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Menurut

Notoatmodjo

(2009:6),

motivasi

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

adalah suatu alasan (reasoning) seseorang untuk

Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017

2

Menurut

Purwanto

(2011:36),

motivasi

individu,

berupa

suatu

kondisi

yang

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

mengharuskannya

1.

secara maksimal. Misalnya berdedikasi tinggi

Faktor Hygiene
Faktor

Hygiene

faktor

yang

dalam bekerja karena gaji yang tinggi, jabatan

motivasi

kerja

atau posisi yang terhormat atau memiliki

merupakan

mempertahankan

tingkat

karyawan diantaranya gaji/kompensasi, kondisi

kekuasaan yang besar.

lingkungan

Di

kerja,

keamanan

kerja

dan

lingkungan

organisasi

kecenderungan

hubungan dengan rekan kerja, komponen

pengunaan

tersebut

dominan daripada bentuk motivasi instrinsik.

termasuk

kelompok

motivasi

ekstrinsik.
2.

melaksanakan pekerjaan

motivator

merupakan

faktor

dalam

diri

karyawan

diantaranya

pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan
prestasi,

ekstrinsik

lebih

komponen

tersebut

Menurut Sunyoto (2012:17-18), diberikannya

yang

mampu memberikan dorongan atau motivasi
kerja

motivasi

Tujuan Motivasi

Faktor Motivator
Faktor

bentuk

termasuk

motivasi kepada karyawan atau seseorang tentu
saja mempunyai tujuan antara lain: mendorong
semangat dan gairah karyawan, meningkatkan
moral dan kepuasan kerja karyawan, meningkatkan
produktivitas kerja karyawan, mempertahankan

kelompok motivasi intrinsik.

loyalitas dan kestabilan karyawan, meningkatkan
Sedangkan menurut Saydan dalam Sayuti

kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi,

(2007:97), motivasi kerja seseorang di dalam

menciptakan suasana dan hubungan kerja yang

melaksanakan

baik, meningkatkan kreativitas dan partisipasi,

pekerjaannya

dipengaruhi

oleh

beberapa faktor, yaitu:

meningkatkan

1.
2.

Kondisi lingkungan kerja
Kompensasi yang memadai

3.
4.
5.
6.

kompensasi)
Supervisi yang baik (pemberian supervisi)
Ada jaminan karir (pengharapan atas prestasi)
Status dan tanggung jawab
Peraturan yang fleksibel

Menurut Nawawi (2011:359), motivasi dapat
dibedakan dalam dua bentuk, sebagai berikut:
Motivasi Intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang
bersumber dari dalam diri pekerja sebagai
individu,
pentingnya

berupa
atau

kesadaran
manfaat

mengenai

pekerjaan

yang

dilaksanakannya. Dengan kata lain motivasi ini

Sedangkan Hasibuan (2009:146), mengatakan
tujuan motivasi sebagai berikut:
1.

Meningkatkan

2.
3.

karyawan.
Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Mempertahankan
kestabilan
karyawan

4.
5.
6.

perusahaan.
Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
Mengefektifkan pengadaan karyawan.
Menciptakan suasana dan hubungan kerja

7.

yang baik.
Meningkatkan

8.
9.

partisipasi karyawan.
Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan

baik karena mampu memenuhi kebutuhan,
menyenangkan,

mencapai

suatu

atau

tujuan,

karena

memberikan harapan tertentu yang positif di
2.

masa depan.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang

dan

loyalitas,

kepuasan

kreativitas,

kerja

dan

dan bahan baku.

Metode Motivasi
Menurut

memungkinkan
maupun

moral

terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat

bersumber dari pekerjaan yang dikerjakan,
atau

mempertinggi

tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaannya.
(pemberian

Bentuk Motivasi

1.

kesejahteraan,

Hasibuan

(2009:149),

ada

dua

metode motivasi yaitu:
1.

Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan
nonmateriil) yang diberikan secara langsung
kepada

setiap

individu

untuk

memenuhi

bersumber dari luar diri pekerja sebagai

Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017

3

kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya
khusus,

2.

seperti

pujian,

penghargaan,

Berbagai teori motivasi telah diungkapkan oleh
sejumlah ahli. Teori-teori ini berkembang terutama

tunjangan hari raya, bonus, dan bintang jasa.

dalam bidang ilmu psikologi, manajemen sumber

Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi tidak langsung adalah motivasi yang

daya manusia dan perilaku organisasi. Teori-teori

diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas

yaitu content theory dan process theory. Content

yang mendukung serta menunjang gairah kerja

theory menguraikan hubungan antara faktor-faktor

atau kelancaran tugas sehingga pegawai betah

intrinsik dan perilaku tertentu, sedangkan process

dan bersemangat melakukan pekerjaannya.

theory

Misalnya: kursi yang empuk, mesin-mesin yang

personal berinteraksi dan mempengaruhi satu

baik, ruangan kerja yang terang dan nyaman,

dengan lainnya untuk menghasilkan perilaku.

suasana

pekerjaan

penempatan
langsung

yang

tepat.

besar

merangsang

yang

serasi,

serta

Motivasi

tidak

pengaruhnya

semangat

bekerja

untuk
pegawai

sehingga produktif.

motivasi dikategorikan menjadi dua kategori besar,

menguraikan

bagaimana

faktor-faktor

Menurut Hasibuan (2009:152-168), teori-teori
motivasi diklasifikasikan atas:
1.

Teori

Kepuasan

(Content

Theory)

yang

memusatkan pada apa-nya motivasi.
Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya
atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan

Prinsip-Prinsip dalam Memotivasi Pegawai
Menurut

Mangkunegara

(2013:100-101),

individu yang menyebabkannya bertindak serta
berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini

terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja

memusatkan

seorang pegawai:
1. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu

dalam

diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam
menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
2.

3.

pemimpin.
Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu

diri

orang

pada
yang

faktor-faktor
menguatkan,

mengarahkan, mendukung, dan menghentikan
perilakunya. Teori ini mencoba menjawab
pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan
seseorang dan apa yang mendorong semangat
bekerja seseorang.
Hal yang memotivasi semangat kerja seorang

yang berhubungan dengan usaha pencapaian

pegawai adalah untuk memenuhi kebutuhan

tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai

serta

akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
Prinsip Mengakui Andil Bawahan
Pemimpin
mengakui
bahwa
bawahan

nonmaterial

(pegawai) mempunyai andil di dalam usaha
pencapaian

tujuan.

Dengan

pengakuan

tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi
4.

perhatian

kerjanya.
Prinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau
wewenang kepada pegawai bawahan untuk
sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan

termotivasi

untuk

mencapai

diharapkan oleh pemimpin.

Klasifikasi Teori-Teori Motivasi

tujuan

yang

baik

materiil

maupun

diperolehnya

sebagai

imbalan balas jasa dari jasa yang diberikannya
kepada

perusahaan. Apabila

nonmaterial

yang

materiil

diterimanya

dan

semakin

memuaskan, semangat kerja seseorang akan
semakin meningkat.
Penganut-penganut teori motivasi kepuasan,
antara lain sebagai berikut:
a. Teori Motivasi Klasik

dari

Frederick

b.

Winslow Taylor.
Teori Motivasi Kebutuhan (Maslow‘s Need

c.

Hierarchy Theory) dari Abraham Maslow.
Teori Motivasi Dua Faktor (Herzberg’s Two

terhadap pekerjaan yang dilakukannnya, akan
membuat pegawai yang bersangkutan menjadi

kepuasan

Factors Motivation Theory) dari Frederick

yang
d.

Herzberg.
Teori Motivasi X dan Teori Y dari Douglas
Mc.Gregor.

Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017

4

e.

Teori

Motivasi

Achievement

Prestasi
Motivation

(Mc.Clelland’s

meningkatkan

Theory)

pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan

dari

David McClelland.
b.

yang mendorong manusia melakukan suatu
Teori-teori

tersebut

Teori Keadilan (Equity Theory)
Keadilan merupakan daya penggerak
yang

membahas

memotivasi

semangat

kerja

seseorang. Jadi, atasan harus bertindak

tentang sesuatu yang mendorong seseorang

adil

dalam melakukan suatu kegiatan, termasuk

terhadap

Penilaian

yang disebut bekerja di sebuah organisasi atau

semua

dan

bawahannya.

pengakuan

mengenai

perilaku bawahan harus dilakukan secara

perusahaan.
2.

melalui

efisien.

Kelima teori-teori tersebut berfokus pada apa
kegiatan.

harapannya,

objektif, bukan atas suka atau tidak suka

Teori Motivasi Proses (Process Theory)
Teori motivasi proses pada dasarnya berusaha

(like or dislike). Pemberian kompensasi

menguatkan,

harus berdasarkan internal kontingensi,

mengarahkan, memelihara, dan menghentikan

demikian pula dalam pemberian hukuman

perilaku individu agarv setiap individu bekerja

harus didasarkan pada penilaian yang

sesuai dengan keinginan manajer. Teori ini

obyektif dan adil. Jika dasar keadilan

merupakan proses sebab akibat bagaimana

diterapkan

seseorang bekerja serta hasil apa yang akan

gairah

diperolehnya. Jadi hasil yang akan dicapai

meningkat.

menjawab

bagaimana

cara

tercermin pada bagaimana proses kegiatan
yang dilakukan seseorang.
Yang termasuk ke dalam teori motivasi proses

c.

dengan

kerja

baik

oleh

bawahan

atasan,

cenderung

Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Menitikberatkan
pada
cara
dimana
perilaku dipelajari. Teori ini didasarkan

adalah:
a. Teori Harapan (Expectancy Theory)
Teori harapan dikemukakan oleh Victor

atas hubungan sebab dan akibat dari

Vroom. Teori ini berpegang pada prinsip

Misalnya, promosi tergantung dari prestasi

“terdapat hubungan yang erat antara

yang selalu dapat dipertahankan. Bonus

pengertian seseorang mengenai suatu

kelompok

tingkah laku, dengan hasil yang ingin

produksi kelompok. Sifat ketergantungan

diperolehnya sebagai harapan”. Dengan

tersebut

demikian
penggerak

2.

bertautan

pada
dengan

tingkat
dengan

merupakan

energi

hubungan antara perilaku dan kejadian

untuk

melakukan

suatu

yang mengikuti perilaku itu.
Implementasi teori ini mengharuskan para
manajer mampu mengatur cara pemberian

dapat dilakukan sebagai berikut:
Manajer perlu membantu para pekerja

insentif dalam memotivasi para pekerja,

memahami tugas-tugas atau pekerjannya,

jawabnya

dihubungkan dengan kemampuan atau

Dengan kata lain insentif yang diberikan

jenis

harus diupayakan mampu mewujudkan

dan

kualitas

keterampilan

atau

keahlian yang dimilikinya.
Manajer perlu membantu para pekerja
agar memiliki harapan yang realistis, yang
tidak berlebih-lebihan. Harapannya tidak

3.

tergantung

harapan

kegiatan.
Implementasinya di sebuah perusahaan
1.

perilaku dengan pemberian kompensasi.

melampaui usaha yang dilakukannya.
Manajer perlu membantu para pekerja

agar melaksanakan tugas dan tanggung
secara

penguatan bagi

efektif

fan

efisien.

kegiatan pelaksanaan

pekerjaan yang efektif dan efisien. Untuk
itu insentif sebagai perangsang, agar
menghasilkan
pekerjaan

respons

yang

diulang

dalam meningkatkan keterampilan atau

penguatan,

harus

keahliannya dalam bekerja, yang dapat

persyaratan

operasional

pelaksanaan
atau

diberikan

Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017

bersifat
dengan

antara

5

lain

berupa

persyaratan

kreativitas,

produktivitas, prestasi dan lain-lain.

suatu jenjang/hirarki, maka indikator dari teori
motivasi kebutuhan Maslow, yaitu:
1. Physiological Needs (kebutuhan fisik dan
biologis)
Physiological Needs yaitu kebutuhan untuk

Teori-Teori Motivasi
Teori- teori motivasi yang digunakan dalam

mempertahankan hidup. Yang termasuk ke

penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia di

dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan,

lingkungan organisasi/perusahaan yaitu:

minum,

1.

Teori Motivasi Kebutuhan (Maslow‘s Need

Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini

2.

Hierarchy Theory) dari Abraham Maslow.
Teori Motivasi Dua Faktor (Herzberg’s Two

merangsang

3.

dan

seseorang

sebagainya.

berperilaku

atau

Factors Motivation Theory) dari Frederick

bekerja giat.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat

Herzberg.
Teori
Motivasi

terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan

Prestasi

(Mc.Clelland’s

yang paling dasar.

Achievement Motivation Theory) dari David
4.

perumahan,

McClelland.
Teori Motivasi ERG (Existence, Relatedness,

2.

Safety

and

Security

Needs

(kebutuhan

keselamatan dan keamanan)
Safety and Security Needs adalah kebutuhan

Growth) dari Alderfer.

akan kebebasan dari ancaman yakni merasa
aman

Teori Motivasi Kebutuhan Maslow

tempat pekerjaan pada saat mengerjakan

mengemukakan teori motivasi yang dinamakan
Theory

pekerjaan di waktu jam-jam kerja. Kedua:

atau Teori

kebutuhan akan kemananan harta di tempat

Hierarki Kebutuhan dari Maslow. Dalam teori

pekerjaan pada waktu jam kerja. Bentuk lain

Maslow kebutuhan dasar seorang pegawai adalah
kebutuhan
fisiologis

fisiologis.
sangat

Terpenuhinya

dipengaruhi

3.

Satu hal mendasar dalam pemberian motivasi
kepada pegawai adalah pemberian imbalan berupa
uang. Sebaik mungkin pengkondisian suasana
kerja, faktor pendapatan memegang peranan paling
dalam

memotivasi

pegawai.

Uang

menyangkut kebutuhan mendasar setiap orang.
Menurut Maslow, kebutuhan yang diinginkan
seorang pegawai itu berjenjang. Artinya, jika
kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, maka
kebutuhan

tingkat

kedua

akan

muncul

yang

menjadi utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat
kedua telah terpenuhi, maka muncul kebutuhan
tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat
kebutuhan kelima.
Maslow dalam

perlindungan asuransi kepada para karyawan.

tingkat

pendapatannya.

mendasar

dari pemuasan adalah dengan memberikan

kebutuhan

oleh

Hasibuan

(2009:154-156),

mengatakan kebutuhan manusia tersusun dalam

dan

Pertama: kebutuhan akan keamanan jiwa di

dikembangkan oleh Maslow. Abraham Maslow
Hierarchy

kecelakaan

Kebutuhan ini mengarah kepada dua bentuk.

dengan motivasi kerja pegawai adalah teori yang

Need

ancaman

keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.

Salah satu teori kebutuhan yang berhubungan

Maslow’s

dari

Affiliation or Acceptance Needs (kebutuhan
sosial)
Affiliation

or

Acceptance

Needs

adalah

kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi,
dicintai dan mencintai, serta diterima dalam
pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat
lingkungannya.

Karena

manusia

makhluk

sosial, sudah jelas ia mempunyai kebutuhankebutuhan sosial yang terdiri dari empat
golongan. Pertama: kebutuhan akan diterima
orang lain di lingkungan tempat tinggal dan
bekerja

(sense

of

belonging).

Kedua:

kebutuhan akan perasaan dihormati karena
setiap manusia merasa dirinya penting (sense
of

importance).

kemajuan

dan

Ketiga:
tidak

kebutuhan
gagal

(sense

akan
of

achievement). Kemajuan baik dalam bidang
karier,

harta,

jabatan,

dan

Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017

sebagainya.

6

Keempat: kebutuhan akan perasaan ikut serta
(sense

of

organisasi

participation).
akan

diiukutsertakan

merasa
dalam

Setiap

individu

senang

jika

berbagai

2

.

S

a

f

1

.

P

h

y

4

.

E

s

e

t

y

a

n

d

S

e

c

u

r

i

t

y

ia
s

i

o

l

o

g

i

c

a

l

N

e

e

d

s

kegiatan

organisasi, dalam arti diberi kesempatan untuk
memberikan

saran-saran

atau

pendapat-

t

e

e

m

o

r

S

t

a

t

u

s

pendapatnya kepada pimpinan mereka.
4.

Esteem or Status Needs (kebutuhan akan
3

.

A

f

f

i

l

i

a

t

i

o

n

o

r

A

c

c

e

p

t

a

n

c

e

penghargaan atau prestise)
Esteem or Status Needs adalah kebutuhan
akan penghargaan diri dan pengakuan serta
5

penghargaan

prestise

dari

karyawan

masyarakat lingkungannya. Perlu diperhatikan
oleh

pimpinan

seseorang

semakin

dalam

tinggi

kedudukan

masyarakat atau

prestisenya.

dimanifestasikan

Prestise

oleh

dan

banyak

hal

status
yang

Self Actualization (aktualisasi diri)
Self Actualization adalah kebutuhan akan
aktualisasi

diri

dengan

menggunakan

kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal
untuk mencapai prestasi kerja yang sangat
memuaskan. Pemenuhan kebutuhan dapat
dilakukan

pimpinan

perusahaan

e

l

f

A

c

t

u

a

l

i

z

a

t

i

o

n

Menurut Herzberg dalam Nawawi (2011:354),
teori motivasi ini mengemukakan bahwa ada dua
faktor yang dapat memberikan kepuasan dalam
bekerja. Kedua faktor tersebut adalah:
1.

digunakan sebagai simbol.
5.

S

Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg

posisi

seseorang dalam organisasi, semakin tinggi
pula

.

dan

dengan

menyelenggarakan pendidikan dan latihan.
Kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan

Faktor yang dapat memotivasi (Motivation
Factors)
Faktor ini antara lain adalah faktor prestasi
(achievement),

faktor

pengakuan

atau

penghargaan, faktor tanggung jawab, faktor
memperoleh kemajuan dan perkembangan
dalam bekerja khususnya promosi, dan faktor
pekerjaan itu sendiri. Faktor ini terkait dengan
kebutuhan pada urutan yang tinggi dalam teori
Maslow.

kebutuhan lain dalam dua hal. Pertama:

Sedangkan menurut Hasibuan (2009:158),

kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi

serangkaian faktor satisfiers atau motivators,

dari

meliputi:
a. Prestasi atau achievement.
b. Pengakuan atau recognition.
c. Pekerjaan itu sendiri the work it self.
d. Tanggung jawab atau responsibility.
e. Kemajuan atau advancement.
f. Pengembangan potensi individu atau the

luar.

Pemenuhannya

berdasarkan

keinginan atas usaha individu itu sendiri.
Kedua: aktualisasi diri berhubungan dengan
pertumbuhan seorang individu. Kebutuhan ini
berlangsung sejalan dengan meningkatnya

possibility of growth.

jenjang karier seorang individu.

Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang

Hierarki Kebutuhan Maslow

dengan apa yang dikerjakannya (job content)
yakni kandungan pekerjaan pada tugasnya.
Cara terbaik memotivasi seorang karyawan
adalah dengan memasukkan unsur tantangan
dan kesempatan guna mencapai keberhasilan
dalam pekerjaan mereka. Teknik ini bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan tingkat tinggi
karyawan.

Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017

7

Menurut teori Herzberg yang menjadi alat
motivasi adalah hal-hal yang terkandung dalam

1.
2.
3.

Pekerjaan itu sendiri
Tanggung jawab
Prestasi

pekerjaaan, yaitu tantangan dan kesempatan
untuk dapat membuktikan kemampuan serta
2.

kecakapannya.
Kebutuhan Kesehatan

Teori Motivasi Prestasi McClelland
Lingkungan

Kerja

(Hygiene Factors)
Faktor ini berbentuk upah atau gaji, hubungan
antara pekerja, supervisi teknis, kondisi kerja,
kebijaksanaan

perusahaan,

dan

proses

Menurut David McClelland dalam Hasibuan
(2009:162),

hal-hal

yang

memotivasi

seorang

pegawai adalah:
1.

Kebutuhan

akan

prestasi

(need

for

achievement )
Kebutuhan akan prestasi merupakan daya

administrasi di perusahaan.
Dalam implementasinya, teori ini menekankan

penggerak yang memotivasi semangat bekerja

pentingnya menciptakan atau mewujudkan

seseorang. Oleh karena itu kebutuhan akan

keseimbangan antara kedua faktor tersebut.

prestasi akan mendorong seseorang untuk

Salah satu diantaranya tidak terpenuhi, akan

mengembangkan kreativitas dan mengerahkan

mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak efektif

semua

dan efisien.
Faktor higienis (Hygiene factors) jika tidak

kemampuan

serta

energi

yang

dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang

terpenuhi akan menyebabkan ketidakpuasan

maksimal. Seseorang menyadari bahwa hanya

(dissatisfier). Maintenance factors (gaji, upah,

dengan mencapai prestasi kerja yang tinggi

dan kesejahteraan lainnya) bukan alat motivasi

akan dapat memperoleh pendapatan yang

tetapi hanya merupakan alat pemeliharaan

besar.

saja yang harus dipenuhi perusahaan supaya

2.

karyawannya sehat serta mau bekerja giat.

Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation)
Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya
penggerak yang akan memotivasi semangat

Menurut Purwanto (2011:36), teori motivasi

bekerja seseorang. Oleh karena itu kebutuhan

Herzberg menjelaskan bahwa hubungan seorang

akan afiliasi ini yang akan merangsang gairah

individu merupakan suatu hubungan dasariah dan

bekerja

bahwa sikapnya terhadap pekerjaan menentukan

karyawan

karena

setiap

orang

sukses dan gagal. Melaksanakan pekerjaan sangat

menginginkan hal-hal berikut:
a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh

dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu faktor

orang lain di lingkungan ia tinggal dan

hygiene. Faktor hygiene mempertahankan tingkat
motivasi
diberikan

kerja

karyawan

secara

tepat.

jika

faktor

tersebut

Jika

faktor

tersebut

b.

menurunnya semangat dan hasil kerja karyawan.
Faktor hygiene antara lain:
Kondisi lingkungan kerja
Gaji atau Upah
Hubungan dengan rekan kerja
Keamanan kerja

dihormati,

karena setiap manusia merasa dirinya

diberikan secara tidak tepat akan berdampak pada

1.
2.
3.
4.

bekerja (sense of belonging).
Kebutuhan akan perasaan

c.

penting (sense of importance).
Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak

d.

gagal (sense of achievement).
Kebutuhan akan perasaan ikut

serta

(sense of participation).
3.

Faktor motivator (intrinsik) adalah motivasi
yang mendorong pegawai untuk berprestasi yang
bersumber dalam diri individu tersebut, faktor yang
mampu memberikan dorongan atau motivasi kerja
dalam diri pegawai yang berdampak pada hasil
pekerjaannya. Faktor motivator antara lain:

Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)
Kebutuhan akan kekuasaan merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja
karyawan. Kebutuhan akan kekuasaan akan
merangsang dan memotivasi gairah kerja serta
mengerahkan semua kemampuannya demi
mencapai kekuasaan atau kedudukan yang
terbaik. Ego manusia yang ingin lebih berkuasa
dari

manusia

lainnya

akan

Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017

menimbulkan

8

persaingan. Persaingan ditumbuhkan secara
sehat

oleh

manajer

dalam

Motivasi digunakan untuk mendorong para

memotivasi

pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugas yang

bawahannya, supaya mereka termotivasi untuk

telah dibebankan. Rasa tanggung jawab pegawai

bekerja giat.

terhadap pekerjaan, juga keinginan menciptakan

Dalam memotivasi para bawahan, manajer
hendaknya menyediakan peralatan, menciptakan
suasana pekerjaan yang baik, dan memberikan
kesempatan untuk promosi. Dengan demikian, para

kinerja yang tinggi dapat ditumbuhkan melalui
dorongan motivasi. Apabila motivasi kerja dari para
pegawai bisa dibangun, maka para pegawai dapat
memiliki kinerja yang lebih baik di dalam organisasi.
Pegawai yang memiliki motivasi kerja tinggi,

bawahan meningkatkan semangat kerjanya untuk
mencapai kebutuhan akan prestasi, kebutuhan

dapat terwujud dalam tindakan dan pelaksanaan
tugas sehari-hari yang mempunyai pengaruh dalam

akan afiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaan.

mewujudkan visi dan misi organisasi yang diukur
dalam ukuran kinerja. Dengan motivasi yang tinggi,

Teori Motivasi ERG Alderfer
Secara konseptual teori ERG mempunyai
persamaaan
Menurut

dengan

teori

Mangkunegara

motivasi

(2013:98),

Maslow.

teori

ERG

merupakan refleksi dari tiga dasar kebutuhan, yaitu:
1.

2.

3.

Existence needs (Kebutuhan eksistensi)
Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari

diharapkan adanya peningkatan kinerja atau hasil
nyata yang diperoleh pegawai.
Menurut
merupakan
pengaruh

pakaian, gaji, keamanan kondisi kerja.
Relatedness needs (Kebutuhan hubungan)
Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan

tergantung

Kebutuhan

untuk

mengembangkan

(2012:71),

salah

satu

motivasi

faktor

yang

kerja
turut

menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya

eksistensi pegawai, seperti makan, minum,

dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja.
Growth needs (Kebutuhan pertumbuhan)

Uno

motivasi
pada

pada

kinerja

seberapa

seseorang

banyak

intensitas

motivasi yang diberikan. Dengan demikian semakin
tinggi motivasi seseorang maka semakin tinggi pula
kinerjanya.

dan

Menurut Prawirosentono (1999:27),

kinerja

meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan

dipengaruhi oleh motivasi karyawan yang bekerja

dengan kemampuan dan kecakapan pegawai.

dalam suatu organisasi.
Kemudian menurut Mathis (2007:84), kinerja
yang dicari oleh perusahaan dari seseorang

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Motivasi

merupakan

salah

satu

variabel

penting dalam bidang manajemen sumber daya
manusia, dimana motivasi kerja pegawai perlu
mendapat perhatian dari organisasi dalam upaya
peningkatan kinerja pegawai.
Motivasi
kebutuhan,

seorang
keinginan

pegawai
dan

berawal

dorongan

dari
untuk

bertindak demi tercapainya kebutuhan atau tujuan.
Semakin kuat dorongan atau motivasi semakin
tinggi kinerjanya.
Motivasi merupakan salah satu faktor penting
yang dapat menentukan kinerja pegawai, dengan
adanya motivasi, pegawai dapat menyelesaikan
tugas yang dibebankan serta dapat menjalankan
tanggung jawabnya dengan baik.

tergantung

dari

kemampuan,

motivasi,

dan

dukungan individu yang diterima.
Sedangkan

menurut Armstrong

(1999:72),

hubungan antara motivasi dan kinerja adalah suatu
yang

positif,

meningkatnya

motivasi

akan

menghasilkan lebih banyak usaha dan prestasi
kerja atau kinerja.
Sikap mental pegawai yang positif terhadap
situasi kerja memperkuat motivasi kerja pegawai
untuk mencapai kinerja maksimal.
Sehingga dapat disimpulkan kuat lemahnya
motivasi kerja seorang pegawai menentukan tinggi
rendahnya tingkat kinerja seorang pegawai.

Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan
Kerja

Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017

9

Salah

satu

tujuan

dari

motivasi

adalah

pencapaian prestasi (achievement), kompensasi,

meningkatkan kepuasan kerja pegawai. Motivasi

rekan kerja, kemandirian, penghargaan, tanggung

faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan

jawab, status sosial, supervisi, jenis kerja, kondisi

kepuasan kerja. Pemberian motivasi pada dasarnya

kerja.
Apabila pekerjaan dapat dilaksanakan dengan

adalah memberi kepuasan kerja kepada pegawai
dengan

harapan

pegawai

akan

bekerja

dan

mempunyai produktivitas yang lebih baik lagi dalam

menumbuhkan kepuasan kerja. Hubungan baik
sesama rekan kerja akan menciptakan suasana

bekerja.
Menurut Robbins dan Coulter (2003:424),
motivasi adalah keinginan untuk menggunakan
tenaga tingkat tinggi dari usahanya untuk mencapai
tujuan

baik, dan kebutuhan pegawai terpenuhi maka akan

organisasi,

yang

dikondisikan

dengan

kemampuan memuaskan beberapa tujuan individu
(Motivation as the willingness to exert high level of
effort toward organizational goals, conditioned by
the efford of ability to statisfy same individual need).
Oleh karena itu, motivasi merupakan
pendorong untuk mengarahkan pegawai dan hal ini
juga menunjukkan betapa pentingnya motivasi
dalam kepuasan kerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Siagian (2002:102), lingkungan dan
fasilitas yang mendukung akan menumbuhkan
motivasi yang tinggi bagi pekerja untuk melakukan
pekerjaan yang terbaik bagi perusahaan dan
menjadi kepuasan dalam dirinya.
Motivasi kerja yang tinggi pada pegawai dapat
dilihat dengan adanya kepuasan kerja yang tinggi,
yang ditandai dengan adanya kepuasan terhadap
pekerjaan yang diekspresikan pada rasa senang
terhadap

pekerjaannya

yang

meliputi

pada

nyaman, akrab dan saling mendukung, sehingga
pegawai

akan

merasa

senang

dalam

melaksanakan pekerjaannya.
Dengan kata lain apabila pegawai merasa
bahwa pekerjaannya memberikan kepuasan berarti
pegawai merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan
telah berhasil dan memenuhi kebutuhannya.
Pegawai akan merasa organisasi memberi
kesempatan untuk maju dan merasa puas pada
saat target pekerjaan terpenuhi. Pemenuhan unsurunsur motivasi dapat meningkatkan kepuasan kerja
pegawai sesuai dengan kontribusinya masingmasing.
Motivasi merupakan indikator yang membuat
seorang pegawai lebih puas dalam menjalankan
aktivitasnya. Adanya kepuasan yang tinggi yang
dirasakan pegawai akan mendorong pegawai untuk
lebih termotivasi dalam bekerja.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah
hal

yang

menyebabkan,

menyalurkan,

dan

mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja
giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja.

DAFTAR PUSTAKA
Gomes. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Armstrong M. (1999). A Hand Book of Human
Resource
Sofyan
Pedoman

Management.
Cikmat

dan

Alih

Hariyanto.

Manajemen:

Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi Offset.

Bahasa
Seri

Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber

Manajemen

Daya Manusia. Cetakan ketiga belas. Edisi

Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua.

Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Kinicki,
Chuck, Williams. 2005. Management. 3
Texas:

Texas

Christian

rd

Edition.

University,

Angelo,

dan

Organizational

Robert

Kreitner.

Behavior.

International

Edition. Boston: McGraw-Hill.

Thomson South-Western.

Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017

2008.

10

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen
Sumber

Daya

Manusia

Perusahaan.

Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis. Jakarta:
Erlangga.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
McShane, Steven L., dan Mary Ann Von Glinow.
2010. Organizational Behavior. 4th Edition.
New York: McGraw-Hill.
Mathis, RL. Jackson. 2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Robbins, Stephen P., dan Mary Coulter. 2003.
Management.

Seventh

Edition.

New

Jersey: Prentice Hall.
Sayuti. 2007. Motivasi dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Shani, A.B. Rami, dan James B. Lau. 2009.

Munandar, A.S. 2008.

Behavior in Organization an Experimental

Psikologi Industri dan

Approach. International Edition. New York:

Organisasi. Jakarta: UI-Pres.

McGraw Hill.
Nawawi, Hadari. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk bisnis yang kompetitif.

Sunyoto, D. 2012. Teori, Kuisioner dan Analisis
Data Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Cetakan Kedelapan. Yogyakarta: Gadjah

CAPS.

Mada University Press.
Notoatmodjo, S. 2009. Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Uno,

Hamzah

B.

2012.

Teori

Motivasi

&

Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Manajemen Sumber Daya Manusia | Februari 2017

11