Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam usaha mencapai tujuan nasional diperlukan adanya Pegawai Negeri
yang penuh kesetiaan dan penuh ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, Negara dan Pemerintah serta bersatu padu, bermental baik,
berwibawa, berdayaguna, bersih, berkualitas tinggi, dan sadar akan tanggung
jawabnya

sebagai

unsure

Aparatur

Negara

dan

Abdi


Masyarakat.

Dengan adanya criteria Pegawai Negeri tersebut diharapkan semua tugas, baik
skala kecil (unit kerja) maupun skala besar (Tugas Kenegaraan), seperti
pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) akan berjalan dengan baik,
Pegawai Negeri adalah Pemikir, Perencana, Pelaksana, dan sekaligus penikmat
pembangunan

dan

hasil

pembangunan

nasional.

Berdasarkan Pasal 3 UU No.8 Tahun 1974 kedudukan Pegawai Negeri adalah
unsure aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat yang penuh kesetiaan
dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 , Negara dan
Pemerintah,


Sehingga

dengan

demikian

dapat

memusatkan

fikiran

serta

mengerahkan segala daya dan tenaganya untuk menyelenggarakan tugas
pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagaimana yang dimaksud diatas, maka
pegawai negeri perlu dibina dengan sebaik-baiknya, di antaranya atas dasar system
karier dan system prestasi kerja disamping adanya pendidikan dan latihan.

System pembinaan karier yang baik adalah suatu sendi organisasi yang baik,
karena dengan system pembinaan karier yang baik dan dilaksanakan dengan baik
pula akan dapat menimbulkan kegairahan bekerja dan rasa tanggung Jawab yang
besar dari seluruh Pegawai, Tetapi jika tidak ada system pemibinaan Karier yang
baik atau secara Formal ada system pembinaan karier yang baik tetapi tidak
dilaksanakan dengan baik, akan dapat menimbulkan frustasi yang dapat
menimbulkan bahaya.

IPDN (2013-2014) | 1

Yang dimaksud dengan karier adalah suatu system kepegawaian yang
pengangkatan pertamanya didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan,
sedangkan dalam pengembanganya lebih lanjut, masa kerja, pengalaman,
kesetiaan, pengabdian, dan syarat-syarat obyektif lainya juga turut menentukan.
Dalam system karier dimungkinkan naik pangkat tanpa ujian jabatan dan
pengangkatan dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan jenjang yang telah
ditentukan.
Selanjutnya yang dimaksud system prestasi kerja adalah suatu system
kepegawaian yang pengangkatan seseorang dalam suatu jabatan didasarkan atas
suatu kecakapan dan prestasi yang telah dicapai oleh orang-orang yang diangkat

itu. Kecakapan itu harus dibuktikaan dengan lulus ujian jabatan dan prestasinya
dapat dilihat secara nyata. Bukan hanya pengangkatan dalam jabatan yang
didasrkan atas ujian, tetapi untuk kenaikan gaji dan pangkatnya pun harus lulus
ujian.
Sistem prestasi kerja, pada umumnya tidak memberikan penghargaan atas
masa kerja dan kurang memperhatikan tentang kesetiaan dan pengabdiaan, oleh
sebab itu pembinaan yang hanya didasrkan pada sistem prestasi kerja tidak
memberikan kepuasan bagi mereka yang telah lama bekerja. Dcalam praktek masa
kerja dapat memberikan kemahiran, sehingga makin lama orang bekerja dapat
makin

cakap

dan

terampil

di

bidang


pekerjaan

itu.

Dengan adanya cara-cara pembinaan pegawai negeri berdasarkan sistem karier dan
sistem prestasi kerja, maka perlu adanya pengaturan antara lain mengenai formasi,
pengadaan, pengujian kesejatan, penggajian, kepangkatan, cuti, perawatan,
pendidikan, pelatihan, penghargaan, peraturan disiplin, pemberhentian, dan pensiun.
Adanya pembinaan pegawai Negeri secara Berdayaguna dan berhasilguna
akan sangat selaras dengan tujuan pembangunan Nasional yakni pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya, dalam arti kata pembangunan ditujukan kepada
manusia, bukan manusia untuk pembangunan.
Dengan demikian pembinaan yang dilakukan seperti yang dijelaskan di atas
baik melalui sistem karier maupun sistem prestasi kerja akan sangat membantu para
pegawai negeri didalam memusatkan fikiran, sehingga dapat mengerahkan segala
daya tenaganya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan.

IPDN (2013-2014) | 2


Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur negara mempunyai posisi
sangat strategis dan peranan menentukan dalam menyelenggarakan pemerintahan
dan

pembangunan.

Sebagai

aparatur

negara,

PNS

berkewajiban

menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan dengan penuh kesetiaan
dan ketaatan kepada Pancasila. Undang-undang Dasar 1945, negara dan
pemerintah. Untuk itu, PNS sebagai pelaksana perundang-undangan di dalam
melaksanakan tugas kedinasan. Pemberian tugas kedinasan kepada PNS pada

dasarnya merupakan kepercayaan dari atasan yang berwenang, dengan harapan
bahwa tugas itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, setiap
PNS wajib melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan penuh tanggung jawab.

B. Rumusan Masalah
a. Sistem Penggajian PNS
b. Jenis-jenis Cuti PNS dan Persyaratan
c. Pemeliharaan Kesehatan PNS/Askes
d. Manfaat Taspen

C. Maksud dan Tujuan Makalah
a. Maksud
Untuk mewujudkan PNS yang handal, profesional dan bermoral sebagai
penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan
yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur Aparatur Negara di tuntut
untuk setia dan taat pada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pemerintah serta
bersikap disiplin, jujur, adil, transparan dan akuntabel dalam melaksanakan tugas.


IPDN (2013-2014) | 3

b. Tujuan
1. Untuk lebih terjaminnya ketertiban dan kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi PNS;
2. Mendorong peningkatan kinerja dan perubahan sikap dan perilaku PNS;
3. Meningkatnya kedisiplinan PNS;
4. Meningkatkan tanggung jawab PNS;
5. Mempercepat proses perubahan kearah peningkatan profesionalisme dalam
bekerja.

IPDN (2013-2014) | 4

BAB II
PEMBAHASAN
 Pengertian
Menurut THE LIANG GIE, administrasi kepegawaian adalah segenap
aktivitas yang bersangkutan dengan masalah penggunaan tenaga kerja untuk
mencapai


tujuan

tertentu.

Masalah

pokoknya

terutama

berkisar

pada

penerimaan, pengembangan, pemberian balas jasa dan pemberhentian.
Menurut Paul Pigor, administrasi kepegawaian adalah suatu
kecakapan atau seni dari perolehan, pengembangan dan pemeliharaan angkatan
kerja sedemikian rupa untuk melaksanakan fungsi serta tujuan organisasi
dengan se-efisien dan se-ekonomis mungkin.(
Menurut Leonard D. White, administrasi dalam pengertian yang luas

dapat dirumuskan sebagai kegiatan kelompok orang yang bekerjasama untuk
mencapai secara besar-besaran ataupun secara kecil-kecilan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pendapat para ahli tersebut diatas
adalah:
1. Administrasi merupakan proses pelaksanaan kerjasama.
2. Administrasi itu didukung oleh sekelompok orang yang bekerjasama tersebut.
3. Administrasi mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai bersama

IPDN (2013-2014) | 5

HAK PEGAWAI NEGERI SIPIL
A. Penggajian Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Gaji

merupakan

balas

jasa


atau

penghargaan

atas

hasil

kerja

seseorang.Setiap PNS beserta keluarganya harus dapat hidup layak dari gajinya.
Sehingga dengan demikian ia dapat memusatkan perhatian dan kegiatannya untuk
melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Gaji baru dapat dikatakan layak
apabila cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum, yang dimaksud dengan
kebutuhan minimum adalah sejumlah uang atau penghasilan lainnya yang
seharusnya diterima oleh seorang PNS sehingga ia dapat hidup layak beserta
keluarganya dengan terpenuhinya sandang, pangan, papan, Pendidikan anak,
rekreasi, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya.
Sistem penggajian dapat dibedakan kedalam 2 (dua) sistem :
a. Sistem skala tunggal (monoscale system)
Sistem skala tunggal adalah sistem penggajian yang memberikan gaji yang
sama kepada pegawai yang berpangkat sama dengan tidak atau kurang
memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya tanggung jawab
pekerjaannya.
b. Sistem skala ganda (multyscale system)
Sistem skala ganda adalah sistem penggajian yang menentukan besarnya
gaji bukan saja didasarkan pada pangkat, tetapi juga didasarkan pada sifat
pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan beratnya tanggung
jawab pekerjaannya.
Selain kedua sistem penggajian yang dimaksud diatas, dikenal juga sistem
skala gabungan yang merupakan perpaduan antara sistem skala tunggal dan sistem
skala ganda. Dalam sistem gabungan, gaji pokok ditentukan sama bagi PNS yang
berpangkat sama, disamping itu diberikan tunjangan kepada pegawai yang memikul
tanggung jawab yang berat, mencapai prestasi yang tinggi atau melakukan
pekerjaan tertentu yang sifatnya memerlukan pemusatan perhatian dan pengerahan
tenaga secara terus menerus.

IPDN (2013-2014) | 6

Sistem skala ganda atau skala gabungan baru dapat dilaksanakan dengan
memuaskan bila sudah ada analisa jabatan, klasifikasi jabatan dan evaluasi
jabatan.Setiap PNS berhak menerima gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan
tanggungjawabnya.Gaji baru dapat dikatakan layak, apabila cukup untuk memenuhi
kebutuhan minimum.Kebutuhan minimum terdiri dari kebutuhan fisik minimum dan
kebutuhan non fisik minimum.
Yang termasuk unsur gaji adalah gaji pokok dan tunjangan keluarga
(tunjangan Istri/suami dan tunjangan anak).Pengahasilan adalah gaji pokok
ditambah tunjangan keluarga dan tunjangan-tunjangan lainnya.Gaji pokok PNS
adalah gaji yang tertuang dalam Daftar Skala Gaji Pokok PNS yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan.
PNS diberikan kenaikan gaji berkala apabila :
a. Telah mencapai masa kerja golongan gaji yang ditentukan untuk kenaikan gaji
berkala;
b. Nilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sekurang-kurangnya
”CUKUP”.
Kenaikan gaji berkala PNS dapat ditunda untuk paling lama satu tahun
apabila;
a. Nilai DP3 rata-rata ”sedang” atau ” kurang”;
b. Dijatuhi hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan gaji berkala.
Kenaiakan gaji istimewa dapat diberikan kepada PNS apabila ;
a. Ditetapkan sebagai pegawai teladan oleh pejabat yang berwenang;
b. Nilai dalam DP3 untuk semua unsur adalah ”amat baik”.
Pengangkatan seorang cpns ada kalanya yang bersangkutan telah
mempunyai masa kerja yang dapat diperhitungkan untuk menetapkan gaji pokok.
Masa kerja yang diperhitungkan untuk penetapan gaji pokok :

IPDN (2013-2014) | 7

a. Masa Kerja ½ tahun, yaitu masa kerja yang didapat pada badan hukum di
luar badan-badan pemerintah yang tiap-tiap kali tidak kurang dari 1 tahun
secara terus menerus dengan ketentuan bahwa masa kerja tersebut
diperhitungkan sebanyak-banyaknya 10 tahun.
1. Seorang mempunyai masa kerja pada perusahaan swasta yang
berbentuk badan hukum secara terus menerus selama 18 tahun,
maka masa kerja yang diperhitungkan adalah 18 tahun dibagi 2
menjadi 9 tahun.
2. Seorang mempunyai masa kerja pada perusahaan swasta yang
berbentuk badan hukum
3. Seorang mempunyai masa kerja pada perusahan swasta yang
berbadan

hukum

maka masa kerja yang dapat diperhitungkan adalah 10 tahun
b. Masa Kerja yang dihitung penuh, yaiu masa Kerja yang dihitung penuh
dengan hasil akhir perhitungan masa kerja yang kurang dari 1 bulan
dihapuskan. Maka masa kerja yang diperhitungkan adalah 3 tahun 5 bulan

IPDN (2013-2014) | 8

B. Cuti dan Persyaratannya
• Cuti Diluar Tanggungan Negara
1. Pengertian
Cuti diluar tanggungan negara adalah cuti yang bukan merupakan hak, dan
diajukan oleh pegawai yang bekerja sekurang‐kurangnya 5 (lima) tahun secara terus
menerus, karena alasan pribadi yang penting dan mendesak untuk paling lama 3
(tiga) tahun. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang untuk paling lama 1(satu)
tahun apabila ada alasan yang penting untuk memperpanjangnya.
2. Dasar Hukum
a. PP Nomor 65 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas PP Nomor 32
Tahun 1979 tentang Batas Usia Pensiun.
b. PP Nomor 44 Tahun 2011 tentang Perubahan ketiga atas PP Nomor 32
Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS.
c. PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS
e. Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 01/SE/1977 tentang Permintaan dan
Pemberian Cuti PNS
f. Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 23/SE/1980 tentang Permintaan dan
Pemberian Cuti PNS
g. KMA Nomor 234 Tahun 1987 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian
Cuti PNS di Lingkungan Dep.Agama
h. SE Sekjen Dep. Agama Nomor 6 Tahun 1988,tentang Juklak Pelaksanaan
Cuti
3. Syarat Layanan
a. Pengantar dari Unit Kerja Eselon II /Satuan Kerja yang bersangkutan.
b. Surat usul dari Pegawai yang bersangkutan.
c. Salinan Keputusan CPNS disahkan Pejabat berwenang.
d. Salinan Keputusan PNS disahkan Pejabat berwenang.

IPDN (2013-2014) | 9

5. Penyelesaian
a. 2 hari kerja proses di Biro Kepegawaian kemudian dikirim ke Instansi
pembina untuk mendapatkan pertimbangan.
b. 30 hari diproses di BKN untuk mendapatkan Nota Persetujuan Teknis dari
BKN
6. Hasil Layanan
Penetapan Nota Persetujuan CLTN
7. Prosedur :
a. Verifikasi berkas usul;
b. Pemutakhiran data ke Sistem Aplikasi Pelayananan Kepegawaian (SAPK)
c. Disampaikan ke BKN guna penetapan Nota Persetujuan CLTN
d. Kepala Bagian Mutasi menandatangani Surat Keputusan bagi PNS
Golongan Ruang IV/a ke bawah
e. Kepala Biro Kepegawaian menandatangani Surat Keputusan bagi PNS
Golongan Ruang IV/a ke atas
Permohonan ijin cuti Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan
dalam jangka waktu tertentu. Cuti diberikan dalam rangka usaha menjamin
kesegaran jasmani dan rohani, maka kepada PNS setelah bekerja selama jangka
waktu tertentu perlu diberikan cuti. Cuti adalah hak PNS, oleh sebab itu pelaksanaan
cuti hanya dapat ditunda dalam jangka waktu tertentu apabila kepentingan dinas
mendesak.
Jenis‐jenis Cuti PNS :
1. Cuti Tahunan
Setiap pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu
tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. Lamanya cuti tahunan adalah
12 (dua belas) hari kerja
Cuti tahunan dapat diambil secara terpecah - pecah dengan ketentuan setiap
bagian tidak boleh kurang dari 3 (tiga) hari kerja

IPDN (2013-2014) | 10

Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan dapat
diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan
Cuti tahunan yang tidak diambil dalam kuruk waktu 2 (dua) tahun berturutturut atau lebih, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua
puluh empat) hari kerja, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan
Apabila cuti tahunan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya, maka
waktu cuti tahunan dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi cuti tahunan yang diambil kurang dari 12 (dua belas)
hari kerja
Untuk kepentingan dinas cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya
oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti tahunan. Penangguhan ini tidak
boleh lebih llama dari satu tahun. Apabila terjadi penangguhan maka cuti tahunan
yang ditangguhkan itu dapat diambil oleh PNS yang bersangkutan dalam tahun
berikutnya selama 24 (dua puluh empat) heri kerja termasuk cuti tahunan yang
sdang berjalan.
2. Cuti Besar
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan, termasuk
cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan
Yang dimaksud bekerja secara terus menerus adalah bekerja dengan tidak
terputus karena menjlankan cuti di luar tanggungan negara atau karena
diberhentikan dai jabatan negara dengan menerima uang tunggu.
Cuti besar yang tidak diambil oleh PNS yang bersangkutan tepat pada
waktunya, dapat diambil pada ahun-tahun berikutnya, tetapi keterlambatan
pengambulan cuti besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar
kurang dari 3 (tiga) bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya hapus
Apabila ada kepentingan dinas yang mendesak mala pelaksanaan cuti besar
dapat ditangguhkan untuk paling lama 2 (dua) tahun. Dalam hal yang demikian
maka waktu penangguhan itu dihitung penuh untuk perhitungan hak atas cuti besar
berikutnya.

IPDN (2013-2014) | 11

3. Cuti Sakit
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas Cuti Sakit, PNS
yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari harus memberitahukan kepada
atasannya baik secara tertulis maupun dengan pesan melalui perantara orang lain.
PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari,
harus mengajukan permintaah cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter, baik
dokter pemerintah maupun dokter swasta.
PNS yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari, harus mengajukan
permintaah cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter pemerintah maupun
dokter swasta yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
Cuti sakit tersebut diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan berdasarkan
surat keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan
PNS yang telah menderita sakit selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan
belum sembuh dari penyakitnya, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang
ditunjuk oleh Menteri Kesehatan
Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan tersebut PNS yang
bersangkutan:
a. Belum sembuh dari penyakitnya, yeyapi ada harapan sembuh dan dapat
bekerja kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatan
karena sakit, dengan mndapat uang tunggu menurut peraturan perundangundangan yang berlaku
b. Belum sembuh dari penyakitnya dan tidak ada harapan untuk dapat
bekerja kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
dengan mendapat hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
PNS wanita yang mengalami gugur kandunan berhak atas cuti sakit paling
lama 1 ½ (satu setengah) bulan.
PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas
kewajibannya yang mengakibatkan PNS tersebut perlu mendapat perawatan, berhak
atas cuti sakit sampai sembuh.

IPDN (2013-2014) | 12

4. Cuti Bersalin
PNS wanita berhak atas cuti bersalin untu persalinan anaknya yang pertama,
kedua, dan ketiga. Persalinan pertama yang dimaksud adalah persalinan pertama
sejak yang bersangkutan menjadi PNS. Sedangkan untuk persalinan anak yang
keempat dan seterusnya, kepada PNS wanita tersebut tidak diberikan cuti bersalin,
tetapi dapat diberikan Cuti di luar tanggungan negara.
Pegawai Negeri Sipil wanita yang akan bersalin untuk yang keempat dan
seterusnya, apabila menjelang saat persalinan tersebut mempunyai hak atas cuti
besar, dapat menggunakan cuti besar tersebut sebagai cuti persalinan. Lamanya
cuti besar adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan setelah persalinan.
Pegawai Negeri Sipil wanita yang telah selesai menjalankan cuti di luar
tanggungan negara untu persalinan, dengankeputusan pejabat yang berwenang
diaktifkan kembali dalam jabatan semula.
5. Cuti Karena Alasan Penting
Pegawai Negeri Sipil dapat cuti karena alasan penting untuk paling lama 2
(dua) bulan. Lamanya cuti karena alasan penting hendaknya ditetapkan sedemikian
rupa, sehingga benar-benar hanya untuk waktu yang diperlukan saja.
Yang dimaksud cuti karena alasan penting adalah cuti karena:
a. Ibu, bapak. Istri/suami, anak, adik, kkak, mertua, atau menantu sakit keras
atau meninggal dunia.
b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a diatas
mninggal dunia dan menurut ketentuan hukun yang berlaku PNS yang bersangkutan
harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang mninggal itu.
c. Melangsungkan perkawina pertama
d. Alasan penting lainnya yang ditetakan oleh Presiden
Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, PNS harus mengajukan
secara tertulis dengan menyebutkan alasannya kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti, karena alasan penting diberikan dengan surat keputusan pejabat
yang berwenang.
Dalam hal mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat
menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang, maka PNS tersebut dapat
mengajukan permintaan izin smentara kepada Kepala Pemerintahan setempat.

IPDN (2013-2014) | 13

6. Cuti di Luar Tanggungan Negara
Cuti diluar negara dapat diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurangkurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus dan adanya alasan-alasan pribadi
yang penting dan mendesak.
Yang dimaksud dengan alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak
misalnya seorang PNS wanita yang suaminya bertugas di luar negeri, sehingga
mengharuskan PNS wanita tersebut mendampingi suaminya di tempat tugas itu.
Cuti diluar tanggungan negara hanya dapat diberikan ddengan surat
keputusan pejabat yang berwenang memberikan cuti setellah mendapat persetujuan
dati kepala BKN.
Cuti diluar tanggungan negara bukanlah hak, karena itu permintaan cuti diluar
tanggungan negara dapat dikabulkan atau ditolak oleh pejabat yang berwenang,
demi kepentingan dinas.
Cuti diluar tanggunagn negara diambil untuk waktu paling lama 3 (tiga) tahun
dan apabila ada alasan penting dapat diperpanjang untuk paling lama satu tahun.
Selama menjalankan cuti diluar tanggungan negara, PNS yang bersangkutan
dibebaskan dari jabatannya, kecuali dalam hal PNS wanita menjalankan cuti diluar
tanggungan negara untuk persalinan yang keempat dan seterusnya. Jabatn yang
lowong karena pemberian cuti diluar tanggungan negara dapat diisi.
PNS setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan negara wajib
melaporkan diri kepada instansinya induknya untuk ditempatkan kembali apabila ada
lowongan, PNS yang tidak melaporkan diri kepada instansi induknya setelah habis
masa menjalankan cuti diluar tanggungan negara, diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS.
Penghasilan PNS selama menjalankan Cuti
Selama menjalankan cuti diluar tanggunan negara PNS yang bersangkutan tidak
menerima penghasilan apapun dari negara. Selama menjalankan cuti besar, PNS
yang bersangkutan tetap menerima gaji dan tunjangan keluarga, kecuali tunjangan
jabatan (bila ada).

IPDN (2013-2014) | 14

• Cuti Besar dan Bebas Tugas Menjelang Pensiun
1. Dasar Hukum
a. UU Nomor 8 Tahun 1974 jo Nomor 43 Tahu 1999 tentang Hak Asasi
Manusia
b. PP Nomor 65 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas PP Nomor 32
Tahun 1979 tentang Batas Usia Pensiun
c. PP Nomor 44 Tahun 2011 tentang Perubahan ketiga atas PP Nomor 32
Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
d. Surat Badan Kepegawaian Negara No. K.26‐30/V.80‐9/99 tentang Batas
Usia Pensiun (BUP) PNS yang menduduki Jabatan Struktural Eselon I dan
II
2. Syarat Layanan
a. Pengantar dari Unit Kerja Eselon II /Satuan Kerja yang bersangkutan.
b. Surat usul dari Pegawai yang bersangkutan.
c. Salinan Keputusan CPNS disahkan Pejabat berwenang.
d. Salinan Keputusan PNS disahkan Pejabat berwenang.
3. Biaya Layanan
Tanpa dipungut biaya
4. Penyelesaian
a. 2 hari kerja proses di Biro Kepegawaian kemudian dikirim ke Instansi
pembina untuk mendapatkan pertimbangan.
b. 0 hari diproses di BKN untuk mendapatkan Nota Persetujuan Teknis dari
BKN
6. Prosedur
a. Verifikasi berkas usul.
b. Pemutakhiran data ke Sistem Aplikasi Pelayananan Kepegawaian (SAPK).
c. Kepala Bagian Menandatangani Surat Keputusan bagi PNS Golongan
Ruang IV/a ke bawah.
d. Kepala Biro Kepegawaian Menandatangani Surat Keputusan bagi PNS
Golongan Ruang IV/b ke atas
IPDN (2013-2014) | 15

C. Pemeliharaan Kesehatan PNS atau Askes
• Pelayanan ASKES
1. Dasar Hukum :
a. Undang‐undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok‐pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang‐undang Nomor 43 Tahun 1999.
b. PP Nomor 25 th 1981, tentang Asuransi Sosial PNS.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1991tentang Pemeliharaan Kesehatan
Pegawai Negeri Sipil, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarga.
2. Pengertian
a. ASKES merupakan program pemeliharaan kesehatan bagi pegawai negeri
sipil dan

keluarganya.

b. Kartu Askes adalah identitas/bukti sah yang wajib dimiliki oleh peserta
(pegawai negeri sipil,
penerima pensiun) dan anggota keluarga (istri atau suami dan anak yang sah
atau anak angkat dari peserta) yang tidak dapat dipindahtangankan dan
berlaku nasional.
b. Peserta dan anggota keluarga, masing‐masing memiliki 1 (satu) Kartu Askes
dan
didaftarkan pada Puskesmas sesuai dengan tempat tinggal (terdekat) dan
distempel kode Puskesmas. Pelayanan yang dijamin PT Askes:
1) Pelayanan kesehatan Tingkat Pertama meliputi :
a) Rawat Jalan Tingkat Pertama.
b) Rawat Inap Tingkat Pertama.
2) Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan meliputi :
a) Rawat Jalan Tingkat Lanjutan.
b) Rawat Inap Tingkat Lanjutan.
c) Rawat Inap Ruang Khusus (ICU,ICCU).
3) Pelayanan Gawat Darurat (Emergency).
4) Persalinan.
5) Pelayanan transfusi darah.

IPDN (2013-2014) | 16

6) Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) PT.Askes.
7) Alat kesehatan meliputi :
a) kacamata.
b) gigi tiruan.
c) alat bantu dengar.
d) kaki/tangan tiruan.
e) IOL,pen dan Screw dan implant lainnya.
8) Tindakan medis operatif dan tindakan medis non operatif.
9) Pelayanan cuci darah.
10) Cangkok ginjal.
11) Penunjang diagnostik: laboratorium, Radio diagnostik, elektromedik,USG,
CT scan dan MRI.
3. Persyaratan
Persyaratan untuk memperoleh kartu Askes bagi pegawai negeri sipil dan
Isteri/Suami/Anak adalah mengisi Daftar Isian Peserta (tersedia di PT. Askes
Cabang Kabupaten Sleman) yang ditandatangani Kepala Instansi dan dibubuhi
stempel dengan melampirkan:
a. Fotokopi sah surat keputusan pangkat terakhir atau surat keputusan pensiun.
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).
c. Fotokopi daftar gaji. 4. Fotokopi sah surat/akte nikah.
d. Fotokopi sah akte kelahiran anak/keterangan lahir.
e. Pasfoto 2 (dua) lembar ukuran 2 x 3 cm, kecuali bagi anak usia balita.
f. Fotokopi sah kartu mahasiswa/surat keterangan sekolah (bagi anak yang berusia
lebih 21 tahun dan dibawah 25 tahun).
4. Prosedur
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama meliputi:
1) Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) :
a) Dilakukan di Puskesmas, Dokter Keluarga (bila tersedia), atau fasilitas
kesehatan lainnya yang setingkat.

IPDN (2013-2014) | 17

b) Ruang lingkup pelayanan : Konsultasi medis dan penyuluhan serta
pemulihan

kesehatan,

Pemeriksaan

laboratorium

sederhana;

Pemeriksaan;

pengobatan gigi termasuk pencabutan dan tambal gigi; Pemeriksaan ibu hamil,
nifas, menyusui, bayi dan anak balita; Upaya penyembuhan efek samping keluarga
berencana (kontrasepsi); Pemberian obat‐obatan; Pemberian surat rujukan ke
rumah sakit.
2) Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) :
a) Dilakukan di Puskesmas dengan tempat tidur.
b) Ruang lingkup pelayanan :Konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan;
Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan; Pemeriksaan, pengobatan dan
tindakan medis kecil/sederhana; Pemeriksaan penunjang diagnostik; Pemberian
obat‐obatan serta bahan dan alat kesehatan habis pakai selama masa perawatan;
Pemberian surat rujukan ke rumah sakit.
b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan meliputi:
1) Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)
a) Dilakukan di poliklinik spesialis rumah sakit.
b) Menunjukkan kartu Askes serta menyerahkan surat rujukan dari
puskesmas/dokter keluarga.
c) Ruang lingkup pelayanan : Konsultasi medis, pemeriksaan dan
pengobatan oleh dokter spesialis. dan atau dokter sub spesialis; Pemeriksaan
penunjang diagnostik sederhana sampai yang khusus; Tindakan medis poliklinik dan
rehabilitasi medis; Pemberian resep obat; Pemberian surat rujukan.
2) Pelayanan Gawat Darurat (emergency) dilakukan di unit gawat darurat
rumah sakit :
a)

Menunjukkan

kartu Askes

dan

tidak

perlu

surat

rujukan

dari

puskesmas/dokter keluarga.
b) Bila dilakukan di rumah sakit yang tidak bekerja sama dengan PT Askes,
peserta membayar terlebih dahulu kemudian mengajukan penggantian biaya ke PT
Askes, dengan besaran penggantian yang ditetapkan oleh PT. Askes.
c. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)
1) Dilakukan di Rumah Sakit.
2) Menunjukkan kartu Askes dan menyerahkan surat rujukan dari RITP atau
surat perintah rawat inap dari poliklinik spesialis/sub spesialis ataupun dari Unit
Gawat Darurat rumah sakit.
IPDN (2013-2014) | 18

3) Ruang lingkup pelayanan:
a) Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan.
b) Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan oleh dokter spesialis atau
dokter subspesialis.
c) Pemeriksaan penunjang diagnostik sederhana sampai yang khusus.
d) Tindakan medis operatif dan tindakan medis non operatif.
e) Perawatan intensif (ICU/ICCU).
f) Pelayanan rehabilitasi medis.
g) Pemberian obat‐obatan.
d. Hak perawatan peserta (beserta anggota keluarganya) yakni :
1) Di Rumah Sakit Pemerintah/TNI/POLRI : ‐ Pegawai negeri sipil golongan I
dan II, berhak dirawat di ruang kelas II; ‐ Pegawai negeri sipil golongan III berhak
dirawat di ruang kelas I ‐ Pegawai negeri sipil golongan IV berhak dirawat di ruang
kelas I ‐ Pensiunan pegawai negeri sipil di ruang kelas sesuai dengan
golongan/kepangkatan pegawai terakhir pada saat pensiun.
2) Di Rumah Sakit Swasta yang bekerjasama dengan PT. Askes, sesuai
dengan yang tercantum didalam perjanjian kerjasama dengan Rumah Sakit tersebut
e. Dalam waktu 3 X 24 jam hari kerja, mengurus surat jaminan perawatan di loket
PT. Askes di Rumah Sakit.
f. Bila dirawat di kelas perawatan yang lebih tinggi dari haknya, selisih biaya
pelayanan yang timbul menjadi beban peserta.
g. Bila memerlukan perawatan diluar wilayah propinsi, diperlukan surat rujukan dari
rumah sakit yang merawat dan dilegalisasi oleh PT. Askes serta dilengkapi surat
pengantar dari Kantor PT. Askes setempat.
5. Persalinan
a. Sesuai dengan prosedur pelayanan rawat inap;
b. Dilakukan di Puskesmas dengan tempat tidur, rumah sakit, rumah bersalin,Bidan
c. Ruang lingkup pelayanan:
1) Pertolongan persalinan normal maupun denganpenyulit.
2) Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan
3) Pemeriksaan penunjang diagnostik
4) Pelayanan darah, obat dan lain‐lain.
IPDN (2013-2014) | 19

5) Bila dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak bekerjasama
dengan PT. Askes, maka peserta membayar terlebih dahulu, kemudian mengajukan
penggantian biaya ke PT.Askes, dengan besaran penggantian sesuai ketentuan
yang ditetapkan PT. Askes.
6) Persalinan yang ditanggung oleh PT. Askes adalah persalinan sampai
dengan anak ke dua, dengan memperhitungkan anak hidup.
d. Pelayanan transfusi darah Pelayanan darah dilakukan oleh Unit Pelayanan
Transfusi Darah (UPTD) atau Palang Merah Indonesia (PMI):
1) Menunjukkan Kartu Askes serta menyerahkan surat permintaan darah
yang dibuat oleh dokter yang merawat (RJTL/RITL) ke UPTD setempat.
2) Labu darah yang diterima peserta dari UPTD diserahkan ke dokter yang
merawat atau petugas rumah sakit.
e. Pelayanan Obat
1) Obat yang diberikan mengacu kepada Daftar dan Plafon Harga Obat
(DPHO) PT. Askes;
2) Menunjukkan Kartu Askes;
3) Pada pelayanan RJTP (Puskesmas/dokter keluarga) dan RITP, obat
diperoleh langsung di Fasilitas pelayanan RJTP atau apotik;
4) Pada pelayanan RJTL dan RITL, obat diambil di apotik atau instalasi
farmasi di rumah sakit;
5) Untuk obat khusus:
a) Obat antibiotik di luar DPHO dilengkapi dengan hasil resistensi test dari
laboratorium mikrobiologi dan telah disetujui oleh pimpinan Rumah Sakit serta harus
dilegalisasi oleh PT. Askes.
b) Obat kanker : Dilengkapi dengan keterangan medis dan protokol terapi
khusus dari tim onkologi yang merawat, yang telah disetujui oleh pimpinan Rumah
Sakit dan dilegalisasi oleh PT. Askes.
g. Pelayanan alat kesehatan
h. Kaca mata, gigi tiruan, alat bantu dengar, kaki/tangan tiruan : i. Diberikan hanya
kepada peserta tidak untuk anggota keluarga. ii. Pelayanan diberikan oleh dokter
spesialis berdasarkan rujukan dari Puskesmas atau dokter keluarga. iii. Jangka
waktu penggantian: ‐ Kaca mata, gigi tiruan (untuk gigi yang sama) dan kaki/tangan
tiruan adalah satu kali dalam waktu 2 (dua) tahun. ‐ Alat bantu dengar, adalah satu

IPDN (2013-2014) | 20

kali dalam waktu 5 (lima) tahun. iv. Prosedur penggantian biaya: ‐ Peserta
membayar terlebih dahulu, penggantian biaya diajukan ke PT.Askes di wilayah
domisili peserta, dengan menyerahkan : kuitansi asli, fotokopi resep/surat
keterangan dari dokter yang telah dilegalisasi oleh PT. Askes. Besaran biaya
penggantian sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh PT. Askes; ‐ Khusus untuk
kacamata selain dengan ketentuan diatas dapat juga diambil di Optikal yang
bekerjasama dengan PT. Askes, selanjutnya optikal tersebut yang mengajukan klaim
kepada PT.Askes. v. IOL, pen dan srew serta implant lain.
6. Tindakan medis operatif, pelayanan cuci darah, cangkok ginjal dan penunjang
diagnostik.
1. Diberikan kepada peserta dan anggota keluarganya.
2. Menunjukkan kartu Askes dan menyerahkan surat rujukan.
3. Dilakukan di rumah sakit yang bekerjasama dengan PT. Askes.
D. Asuransi Kematian
• Manfaat Asuransi kematian, diberikan dalam hal :
1. Peserta atau pensiunan Peserta meninggal dunia;
2. Isteri/Suami meninggal dunia; atau
3. Anak meninggal dunia, apabila belum berusia 21 tahun atau berusia 25 tahun,
masih sekolah dan belum menikah.
• Besar manfaat sebagaimana dijelaskan di bawan ini, hanya berlaku apabila
seluruh iuran Peserta telah dibayarkan, jika dalam periode tertentu iuran Peserta
tidak dibayarkan, maka kekurangan iuran Peserta akan diperhitungkan dalam
menentukan besar manfaat.
• Besarnya Manfaat Asuransi kematian tidak boleh kurang dari Rp 100.000,00
(seratus ribu rupiah).

IPDN (2013-2014) | 21

KEWAJIBAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. Menguasai pengetahuan dibidangnya
Selalu

berusaha

dengan

sungguh-sungguh

untuk

mem-perdalam

pengetahuannya dengan tujuan agar dapat melaksanakan tugasnya secara
berdaya guna dan berhasil guna. Untuk dapat mengetahui penguasaan
pengetahuan

dibidangnya

dapat

ditelusuri

melalui

:

a. Meningkatkan pengetahuan
Merupakan keinginan dan kesungguhan dari seorang PNS untuk selalu
meningkatkan pengetahuannya agar dapat mengikuti perkembangan yang
terjadi dalam lingkungan kerjanya
b. Menguasai bidang tugas
Merupakan bentuk kesadaran dan kesanggupan yang mendorong dari
seorang PNS untuk selalu memiliki tekad dan ketekunan dalam
melaksanakan tugas pekerjaan.
c. Efektivitas dalam melaksanakan pekerjaan
Merupakan keinginan dari seorang PNS untuk dapat melaksanakan
tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna.
2. Komitmen pada kualitas
Sebagai rasa keterikatan untuk selalu meningkatkan kepandaian, kecakapan
dan mutu pekerjaan dari seorang PNS agar dapat mendorong kinerja. Untuk
dapat mengetahui komitmen pada kualitas dapat ditelusuri melalui :
a. Memiliki kecakapan
Merupakan kepedulian PNS untuk selalu meningkatkan kemampuan
dalam mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
b. Kesanggupan dalam bekerja
Sebagai rasa keterikatan dalam dirinya terhadap tu-gas pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya se-hingga dapat melaksanakan tugas dengan
baik.
c. Selalu meningkatkan mutu kerja
Merupakan keseriusan dari seorang PNS untuk me-laksanakan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya agar diperoleh hasil kerja yang optimal
IPDN (2013-2014) | 22

3. Dedikasi
Sebagai suatu bentuk pengabdian dari seorang PNS atas segala sesuatu
yang menjadi tanggung jawabnya dalam rangka membantu/melayani
masyarakat atau orang lain. Untuk dapat mengetahui dedikasi PNS dapat
ditelusuri :
a. Kebanggaan pada pekerjaan
Merupakan perasaan yang ada pada diri seseorang yang dapat
menciptakan kepuasan apabila dapat me-lakukan pekerjaan yang baik.
b. Tanggungjawab pada pekerjaan
Merupakan kecenderungan sikap dari seseorang untuk berani mengambil
resiko atas pekerjaan yang telah dilakukannya.
c. Mengutamakan pada kepentingan umum
Sebagai kecenderungan sikap dan keinginan yang kuat dari seseorang
untuk selalu mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan
diri sendiri/golongan.
4. Keinginan untuk membantu
Sebagai suatu sikap seseorang yang mencerminkan keju-juran dan keihlasan
dalam bekerja untuk membantu masyarakat. Untuk dapat mengetahui
keinginan PNS untuk membantu masyarakat dapat ditelusuri melalui :
a. Kejujuran
Merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang PNS untuk tidak
menyalahgunakan wewenang yang dibebankan kepadanya.
b. Keihlasan
Merupakan kecenderungan seorang PNS untuk me-laksanakan tugas
yang menjadi tanggungjawabnya secara tulus.
Dari teori-teori sebagaimana diuraikan di atas dapat disimpulkan, bahwa
Profesionalisme sangat diperlukan dikalangan Pegawai Negeri Sipil, karena
profesionalisme sangat berkaitan
dengan kompetensi, yang ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan
2. Komitmen pada kualitas
IPDN (2013-2014) | 23

3. Dedikasi
4. Keinginan untuk membantu.

IPDN (2013-2014) | 24

BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
Administrasi

Kepegawaian

adalah

rangkaian

kegiatan

penataan

dan

penertiban dalam penertiban dokumen dan data Kepegawaian melalui pendaftaran
penduduk dan catatan sipil, pengelolaan informasi administrasi Kepegawaian serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan public dan pembangunan sector lain.
Administrasi Kepegawaian diarahkan untuk memenuhi hak azasi setiap orang
di bidang administrasi Kepegawaian tanpa diskriminasi melalui pelayanan publik
yang profesional. Pendaftaran penduduk dilakukan dengan pencatatan biodata
penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwaKepegawaian dan pendataan
penduduk serta penerbitan dokumen Kepegawaian.
Landasan filosofis di bentuknya administrasi Kepegawaian, antara lain:
1. perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status
hukum atas setiap peristiwa Kepegawaian dan peristiwa penting yang dialami oleh
penduduk Indonesia yang berada di dalam dan diluar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. perlu dilakukan pengaturan tentang Administrasi Kepegawaian.
3. dukungan pelayanan yang professional dan peningkatan kesadaran
penduduk, termasuk warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri.
4. tuntutan pelayanan admnistrasi Kepegawaian yang tertib dan tidak
diskriminatif.

 Saran

IPDN (2013-2014) | 25