Tugas Akhir PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA.doc (1)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai piranti untuk membangun hubungan dengan orang lain, bahasa memiliki fungsi yang sangat bervariasi. Malinowski (1923) dalam Halliday (1989:15)
membedakan fungsi bahasa menjadi dua kelompok besar, yaitu fungsi pragmatik dan
magis. Fungsi pragmatik terdiri atas penggunaan bahasa yang naratif dan penggunaan
bahasa yang aktif. Fungsi pragmatik ini lebih ditekankan pada fungsi bahasa untuk
berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari secara umum. Untuk dapat menyampaikan maksud kepada mitra tuturnya, seorang penutur harus dapat memilih dan
menggunakan bahasa dengan tepat. Ketepatan pemilihan ragam bahasa sangat berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi. Sementara itu, fungsi magis atau ritual
menyangkut kegiatan kegiatan seremonial, keagamaan, dan kebudayaan .
(http://www.pusatpencarian.com/tindaktutur-dan-implikatur-percakapan-tokoh-wanita-dan-tokoh-laki#).
Yang dimaksud dengan peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya
interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak,
yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat,
dan situasi tertentu. Peristiwa tutur merupakan peristiwa sosial karena menyangkut
pihak-pihak yang bertutur dalam satu situasi dan tempat tertentu. Peristiwa tutur ini
pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang terorganisasikan
untuk mencapai suatu tujuan. Kalau peristiwa tutur merupakan gejala sosial, tindak
tutur merupakan gejala individual. Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua
gejala yang terdapat pada satu proses, yakni proses komunikasi.(Chaer, 2004:50)
Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis dengan pembaca serta yang dibicarakan. Dalam

penerapannya tindak tutur digunakan oleh beberapa disiplin ilmu. Menurut Chaer
(2004 : 16) tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan
keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam

1

menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti
tindakan dalam tuturannya.
Bahasa itu dapat memengaruhi perilaku manusia. Maka kalau si penutur ingin
mengetahui respon si pendengar terhadap tuturannya, dia bisa melihat umpan balik,
yang dapat berwujud perilaku tertentu yang dilakukan pendengar setelah mendengar
tuturan si penutur. Dengan demikian, umpan balik berfungsi sebagai sistem
mengecek respon, yang jika diperlihatkan si penutur dapat menyesuaikan diri dalam
menyampaikan pesan/tuturan berikutnya. Tentu saja umpan balik ini hanya ada pada
komunikasi yang bersifat dua arah. Yaitu komunikasi antara si pengirim dan penerima pesan menyampaikan dapat secara berganti-ganti (Chaer, 2004:21).
Komunikasi yang bersifat dua arah diterapkan dalam naskah drama. Dialogdialog antar tokoh menunjukkan terjadinya komunikasi dua arah. Naskah drama
adalah bentuk karya sastra yang berupa dialog-dialog antar tokoh dan dapat dipentaskan. Sebagai karya yang berisi dialog naskah drama dapat diteliti dari makna
tuturan tokoh, tujuan tuturan tokoh, dan efek terhadap penerima tuturan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan penelitian ini adalah untuk mengetahui ;

(1) Bagaimanakah penggunaan tindak tutur lokusi dalam naskah drama karya siswa
kelas IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011?
(2) Bagaimanakah penggunaan tindak tutur ilokusi dalam naskah drama karya siswa
kelas IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011?
(3) Bagaimanakah penggunaan tindak tutur perlokusi dalam naskah drama karya
siswa kelas IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011?
1.3 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan
content analysis dengan tidak mengabaikan konteks tuturan. Secara deskriptif penelitian ini dilakukan semata-mata berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang
memang secara emperis dilakukan oleh penuturnya, sedangkan secara kualitatif
dengan pendekatan content analysis bertujuan mengungkapkan isi dan
pesan-pesan/maksud yang terkandung pada tindak tutur dan memberi makna pada

2

pesan yang terkandung di dalamnya dengan menggambarkan gejala tindak ujar yang
terjadi (Mardalis, 1995:26 dan Muhadjir, 1996:49).
www.dangaronpengajaranbahasadansastra.blogspot.com/.../tindak-tut...
Data yang didapatkan berupa deskripsi tentang tindak tutur dalam naskah drama
karya siswa kelas IXE MTsN Blitar tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun sumber

penelitian ini adalah berasal dari dialog dalam naskah drama karya siswa kelas IXE
MTsN Blitar tahun Pelajaran 2010/2011. Proses pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan melalui beberapa langkah, yakni ; (a) Peneliti mencari kumpulan naskah
drama karya siswa (b) peneliti membaca kumpulan naskah drama karya siswa (c)
peneliti memilih tindak tutur yang ada dalam naskah drama, (d) peneliti menganalisis
data untuk mengetahui tindak tutur berdasarkan teori tindak tutur (lokusi, ilokusi,
perlokusi), pada saat penganalisisan data, dilakukan dengan penyeleksian data,
pengklasifikasian data, serta pengkodean data.
1.4 Kerangka Teori
1.4.1 Konsep Tindak Tutur
Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar, atau penulis dengan pembaca , serta yang dibicarakan. Dalam
penerapannya tindak tutur digunakan oleh beberapa disiplin ilmu. Menurut Chaer
(2004 : 16) tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan
keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam
menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti
tindakan dalam tuturannya.
John R. Searle menyatakan bahwa dalam praktik penggunaan bahasa terdapat
tiga macam tindak tutur. Ketiga macam tindak tutur itu adalah (1) tindak lokusioner
(locucionary acts); (2) tindak ilokusioner(illocutionary acts); dan (3) tindak perlokusioner(perlocutionary acts).
1.4.1.1 Tindak Lokusi

Tindak lokusioner adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai
dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Dalam tindak
lokusioner tidak dipermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang disampaikan oleh

3

penutur. Jadi tuturan tanganku gatal misalnya, semata-mata hanya dimaksudkan
untuk memberitahu si mitra tutur bahwa pada saat dimunculkannya tuturan itu tangan
penutur sedang dalam keadaan gatal (Rahardi,2005:35).
Sehubungan dengan tindak lokusi, Leech (dalam Setiawan, 2005 : 19) memberikan rumus tindak lokusi. Bahwa tindak tutur lokusi berarti penutur menuturkan
kepada mitra tutur bahwa kata-kata yang diucapkan dengan suatu makna dan acuan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut, keraf (dalam Hartyanto, 2008) membagi tindak
lokusi menjadi tiga tipe, yaitu : (1). Naratif .Naratif dapat diartikan sebagai bentuk
wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan
menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu keadaan waktu. Naratif adalah
suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca atau mitra tutur suatu peristiwa yang telah terjadi . Naratif hanya berusaha
menjawab suatu pertanyaan “Apa yang telah terjadi?” (Keraf dalam Hartyanto, 2008)
(2). Deskriptif. Keraf ( dalam Hartyanto, 2008) mendefinisikan deskriptif sebagai
suatu bentuk wacana yang bertalian dengan usaha perincian dari objek-objeknya yang

direncanakan, penutur memudahkan pesan-pesannya, memindahkan hasil
pengamatan dan perasaan kepada mitra tutur, penutur menyampaian sifat dan semua
perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tertentu.(3). Informatif. Keraf
(dalam Hartyanto, 2008) mendefinisikan informatif sebagai bentuk wacana yang
mengandung makna yang sedemikian rupa sehingga pendengar atau mitra tutur
menangkap amanat yang hendak disampaikan. Tindak informatif selalu berhubungan
dengan makna referensi, yaitu makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya
dengan dunia di luar angkasa (objek atau gagasan), dan yang dapat dijelaskan oleh
analisis komponen (Kridalaksana dalam Hartyanto: 2008).
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17844/.../Chapter%20II.pdf)
1.4.1.2 Tindak Ilokusi
Tindak ilokusioner adalah tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi
tertentu pula. Tuturan tanganku gatal yang diucapkan penutur bukan semata-mata
dimaksudkan untuk memberitahu si mitra tutur bahwa pada saat dituturkannya
tuturan itu rasa gatal sedang bersarang pada tangan penutur, namun lebih dari itu

4

bahwa penutur menginginkan mitra tutur melakukan tindakan tertentu berkaitan
dengan rasa sakit gatal pada tangannya itu (Rahardi, 2005:36).

Selanjutnya Searle menggolongkan tindak tutur ilokusi itu ke dalam lima
macam bentuk tuturan yang menunjukkan fungsi komunikatif yaitu: (1) Asertif
(Assertives), yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi
yang diungkapkan, misalnya menyatakan , menyarankan, membual, mengeluh,
mengklaim; (2) Direktif(Directives) yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan, misalnya
memesan, memerintah, memohon, menasihati, merekomendasi; (3) Ekspresif
(Expressives) adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya berterima kasih,
memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji, berbelasungkawa,; (4)
Komisif (Commisives) yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau
penawaran, misalnya berjanji, bersumpah, menawarkan sesuatu, dan (5)Deklarasi
(Declaration), yakni bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan Kenyataannya, misalnya berpasrah, memecat, memberi nama, mengangkat, mengucilkan,
dan menghukum (Rahardi, 2005:36).
1.4.3.3 Tindak Perlokusi
Tindak perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh (effect) kepada mitra
tutur. Tuturan tanganku gatal , misalnya dapat digunakan untuk menumbuhkan
pengaruh. Misalnya, pengaruh melakukan sesuatu tindakan yaitu membantu mencarikan minyak untuk menghilangkan rasa gatal. Dapat juga menimbulkan rasa takut
kalau yang menuturkan adalah tukang pukul yang pekerjaannya memukul atau
melukai orang lain.Rahardi, 2005:36) Pengaruh yang ditimbulkan oleh tindak ilokusi
bermacam-macam. Seperti melakukan sesuatu, jengkel, bosan tidak percaya, marah,
senang, sedih dan sebaginya.

1.4.3.4 Naskah Drama
Drama (Yunani Kuno: δdrama sebagai ciptasastra mempertimbangkan ρᾶμα)
adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.

5

Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Drama&oldid=4877704.
Dalam Kamus Istilah sastra, drama adalah karya sastra yang bertujuan
menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan
dan dialog ; lazimnya diran-cang untuk pementasan di panggung (Sudjiman,
1984:20). Drama yang termasuk ke dalam cipta sastra adalah naskah ceritanya. Ciri
formil yang terlihat dari bentuk drama adalah adanya dialog. Dialog-dialog saling
membantu dengan gerak dalam membentuk dan mengungkapkan konflik (Esten,
1990:28). Dialog yang terjadi merupakan ungkapan-ungkapan persoalan yang terjadi
pada tokoh maupun antartokoh.

6

BAB II

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
2.1 Paparan Data
DA
TA
01

TUTURAN

LOKUSI

ILOKUSI

Fa’ad :
Ehm, Orang tuaku ingin bercerai, aku tidak
tahu masalahnya apa. Hampir tiga bulan
ayahku tidak pulang. Aku tidak tahu mau
berbuat apa. Jika mereka jadi bercerai aku
disuruh memilih ikut ayahku ke Kalimantan
untuk meneruskan perkebunan atau tinggal
di sini dengan ibu dan harus bekerja demi

keluarga. Aku bingung banget. Mereka tidak
mengerti aku padahal bentar lagi kan UAN.
Aku benci mereka.(Happy Ending : 98/D01)
Dody : Seperti yang sudah aku bilang. Yang
satu punya nama Ling-Ling, mata sipit, tapi
kulitnyaa item gitu. Dan yang satunya
rambut mie alias Ratmi tapi kulitnya putih.
Kopi susu!(Kopi Susu : 143/D02)

Naratif

Deskriptif

Memahami

Heran

03

Adit : Don, rusanya datang.(Akibat Tak

Menuruti Kata Ayah:6/D03)

Informatif

Perintah

Menembak

04

Radit:…bukannnya melanggar janji itu dosa.
(No KKN:183/D04)
Ifi : Yang sabar ya, Fa. Tetap semangat.
Kami di sini mau bantu kamu kok. Tenang
saja. Sekarang kamu konsen saja dengan
pelajaran jika orang tuamu bertengkar
kaamu anggap angin lewat saja atau kamu
belajar di rumah temen, khan asyik… Occe?
(Happy Ending:99/D05)
Fani: Sory-sory, okey gue jelasin, kakak gue

kan punya temen cowok. Ya…
lumayan keren lah… truz kelihatannya
mereka berdua sama-sama suka. Jadi
gue mau ngrebut tu cowok, biar kakak gue
merana … okey ga’?(Perjuangan Rujak
Cinta:192/D06)

Informatif

menembak
Menyatakan

Tidak Setuju

Informatif

Menyarankan

Senang dan

untuk sabar

puas

Naratif

Membual

Penasaran

Salwa: Ya Allah!Kenapa Engkau
memilihkan kehidupan yang rumit kepada
hambaMu ini Ya Allah! Apa salah hambamu
ini hingga Engkau yakin memberikan
cobaan seberat ini padaku? Apakah Engkau

Deskriptif

Mengeluh pada

-

02

05

06

07

7

Mengungkapkan

PERLOKUSI
Bersimpati

perasaan

tuhan

08

09

10
11

12

13
14
15
16
17
18
19

20

sudah tak mengenal apa artinya Adil??Di
mana keadilanmu Ya Allah? ….(Liku-liku
Hidup:150D07)
Pak Togar : Kalau tidak benar mengapa
kamu Adib menjawab dengan gugup
sepertitampak ketakutan? Sebaiknya kalian
mengaku saja. Tidak ada gunanya kalian
bohong, atau kalian mau Bapak keluarkan
dari sekolah ini?(Anak Baru:11/D08)
Pak Togar : Bagus, sekarang silakan kalian
kembali ke kelas dan jangan lupa minta
maaflah pada Bintang dan Rian.( Anak
baru : 11/D09)
Tika : Dit, cepat nyalakan apinya! (Akibat
Tak Menurut Kata Ayah:6/D10)
Dinda : Iya tante, tante mau ya jadi mama
kami. Tante itu bener-bener orang yang
baik, kami sayang sama tante dan kami ingin
tante jadi mama kami. (Maaf Tante
Anggi:161/D11)
Faris : Huss … kalah itu bukan berarti gagal.
Orang gagal itu adalah orang yang tak berani
mencoba, tapi kamu bisa melawan rasa tak
berani itu jadi kamu tak pantas disebut
gagal. Kekalahan itu hanyalah perbedaan
persepsi. Belum tentu majalah lain menilai
sama. Tidak ada kata gagal, yang ada
keberhasilan yang tertunda. Setiap orang
bisa mjenerima kemenangan, tapi semua
orang dapat menanggung kegagalan. So,
jangan takut gagal! Kalau kalah bersikaplah
tegar!(Bisikan Sahabat:42/D12)
Pak Kades : Ohh.. tidak apa-apa, Silakan aja
ambil rambutannya!(Anak nakal:15/D13)
Hary : Terima kasih teman-teman, kalian
sungguh baik sekali.(Anak Baru : 12/D14)
Rafa : Ciye.. ciye .. sahabat guwa udah
dapetin cintanya nie ye … ha ha ha ha
SIPIRIRIEW …(Cinta yanTertunda:59/D15)
Adib : Aku juga minta maaf pada kalian.
(Anak Nakal : 12/D16)
Doni : Kalian berdua ini gimana sih, tadi kan
udah aku suruh bawa! (Akibat tak Menurut
Kata Ayah: 5/D17)
Adit : Boleh juga, bagus sekali idemu Don.
(Akibat tak Menurut Kata Ayah:2/D18)
Faisal : Wan, aku turut berduka cita atas
kepergian Abah kau. Kemarin aku sudah ke
sana tapi kau masih tidur.(Harmoni
Persahabatan:111/D19)
Fakhmi : Aku pasti akan selalu setia ama
kamu Zakhroh. (Cinta yang Tertunda :

8

Deskriptif

Mengklaim

Takut

Informatif

Berpesan

Melakukan
pesan

Informatif

Memerintah

Menyetujui

Deskriptif

Memohon

Ragu-ragu

Deskriptif

Menasihati

Senang

Informatif

Merekomendasi

Malu

Informatif

Berterima kasih

Senang

Informatif

Memberi selamat

Malu

Informatif

Meminta maaf

Menerima

Deskriptif

Menyalahkan

Takut

Deskriptif

Memuji

Bangga

Deskriptif

Berbelasungkawa

Terharu

Informatif

Berjanji

Senang

21
22

23
24

25
26

27

28

59/D20)
Anto : Su … sumpah Pak, An … Anto tidak
bohong. (No KKN : 183/D21)
Iyan: Aku buatin es teh ya? …(Perjuangan
Rujak Cinta : 193/D22)
Faris : Semua selesai, aku harus berangkat
sekarang. Sampai jumpa sahabat –
sahabatku. (Bisikan sahabat : 48/D23)
Shofi : Wah … yes… berarti kamu Ayu
besok pasti gaa bisa ikut lomba ha … ha…
karena kamu harus ngurus adik lo yang cacat
ini! (Indahnya Bersama Kawan : 120/D24)
Ratmi : Woi! Namamu pantasnya Keling
bukan Ling Ling …(Kopi susu : 141/D25)
Faris : Aku kemari hanya ingin melamarmu
… aku mencintaimu, tetapi aku tidak ingin
menduakan Allah. Izinkan aku menikahimu
sebagai wujud rasa cintaku pada-Nya untuk
mencintaimu sebagai istriku. Aku tahu aku
bukan seorang ikhwan yang diimpikan
akhwat……(Bisikan Sahabat:47/D26)
Ucok : Boro-boro lihat wajahnya, namanya
saja Kakak nggak tahu. Sudahlah jangan
membicarakan itu, aku benci dia. Dia orang
yang tidak bertanggung jawab tidak udah
dipikirkan.(Bintang Di Balik Awan:34/D27)
Pak Togar : …. Sebagai hukumannya ,
kalian Bapak skorsing selama tiga hari!
(Anak Baru : 11/D28)

Deskriptif

Bersumpah

Tidak percaya

Deskriptif

Menawarkan

Menyetujui

sesuatu
Deskriptif

Berpasrah

Terharu

Deskriptif

Memecat

-

Informatif

Memberi nama

Marah

Informatif

Mengangkat

Belum
menrima

Naratif

Mengucilkan

-

Deskriptif

Menghukum

Menerima

2.2 Pembahasan
2.2.1 Penggunaan Tindak Tutur Lokusi
1) Naratif
Bentuk tuturan D01 di atas menceritakan tentang peristiwa yang terjadi pada
penutur. Penutur mengalami suatu masalah yang menimpa keluarganya. Orang tuanya
ingin bercerai. Perceraian itu berdampak pada penutur untuk menentukan pilihan
yaitu apakah ia memilih ikut bapaknya, atau ikut ibunya. Sedangkan penutur sebentar
lagi akan menghadapi UAN. Karena tindak tutur di atas merupakan jawaban dari
pertanyaan “Apa yang terjadi” dan penutur berusaha menceritakan yang terjadi
padanya, maka tindak ujar tersebut dapat digolongkan tindak ujar lokusi bentuk
naratif. Pada D06 penutur menceritakan bahwa kakak penutur mempunyai pacar yang

9

akan direbutnya. Sedangkan pada D27 penutur menceritakan bahwa ayahnya tidak
bertanggung jawab.
(2) Deskriptif
Penggolongan tindak tutur D02 di atas ke dalam tindak tutur lokusi yang
deskriptif karena penutur menggambarkan Tokoh Ling Ling dan Ratmi dengan cara
memerikan ciri-ciri tokoh yaitu ciri-ciri Ling Ling dengan mata sipit dan kulitnya
hitam sedangkan ciri-ciri Ratmi adalah rambut keriting seperti mi dan berkulit
putih.Pada D07 penutur menggambarkan perasaan yang kesal, D08 penutur
menggambarkan ketakutan dari mitra tutur yang tampak gugup, D11 penutur menggambarkan perasaannya yang suka kepada tante Anggi, D12 Menggambarkan tentang
orang yang gagal dan berhasil, D17 menggambarkan perasaan yang kesal, D18 menggambarkan perasaan penutur yang senang, D19 menggambarkan perasaan penutur
yang sedang sedih, D21 menggambarkan perasaan penutur yang meyakini sesuatu,
D23 menggambarkan perasaan penutur yang akan pergi meninggalkan teman-temannya, menggambarkan bahwa penutur mencelakai adik pelibat (Ayu).
3) Informatif
Pemberian informasi yang dituturkan Adit kepada Doni pada D03 adalah ada
rusa yang datang.Makna yang terkandung dalam tuturan ini adalah bentuk informatif
selalu berhubungan dengan makna referensi yaitu makna unsur bahasa yang sangat
dekat hubungannya dengan objek lain di luar penutur dan mitra tutur. Objek tersebut
adalah rusa . D04 penutur menyampaikan bahwa melanggaar janji itu dosa. D05
menginformasikan bahwa penutur siap membantu mitra tutur, D09 menginformasikan kepada mitra tutur untuk segera meminta maaf, D10 menginformasikan
kepada mitra tutur untuk menyalakan api, D13 penutur meminta kepada mitra tutur
untuk mengambil rambutan, D14 penutur menyampaikan kebaikan teman-teman,
D15 menyampaikan bahwa temannya sudah mendapat cintanya, D20 penutur
menyampaikan perasaannya ingin setia, D25 penutur menginformasikan nama baru
mitra tutur, D26 penutur menginformasikan keinginannya melamar mitra tutur, D28
penutur menginformasikan hukuman kepada mitra tutur.

10

2.3 Tindak Tutur Ilokusi
1)Asertif
(1) Menyatakan
Penutur pada D04 membuat pernyataan bahwa melanggar janji itu dosa.
Pernyataan penutur di atas bertujuan untuk menegaskan tuturan.
(2) Menyarankan
Tuturan D05 di atas bertujuan untuk memberikan saran. Penutur (Ifi) menyarankan kepada Faad agar sabar dalam menghadapi persoalan, yaitu pertengkaran yang
terjadi pada orang tuanya yang memuat Faad kurang konsentrasi dalam belajar.
Tindak tutur di atas daapat digolongkan tindak ilokusi dengaan tujuan menyarankan.
(4) Membual
Bual adalah ucapan yang omong kosong. Dalam tuturan D06 penutur bertujuan
menyampaikan tuturan dengan sombong. Penutur membual akan merebut cowok
kakaknya. Dari tuturan di atas penutur menunjukkan bahwa penutur melakukan tindak ilokusi yaitu bertujuan membual.
(5) Mengeluh
Mengeluh yaitu mengeluarkan perasaan yang susah. Tuturan yang diucapkan
oleh penutur pada D07 bermaksud menyampaikan keluhan-keluhan tentang persoalan-persoalan yang dihadapinya.Yaitu mengeluh kepada Tuhan tentang pilihan hidup
yang rumit dan harus dijalaninya. Tentang cobaan yang berat pada penutur. Bahkan
keluhan itu sudah bertujuan pula untuk menumpahkan kekesalannya.
(6) Mengklaim
Mengklaim adalah meminta pengakuan atas suatu fakta. Dalam tuturan D08,
penutur bertujuan menuntut pengakuan terhadap mitra tutur atas fakta yang telah
dilakukaan oleh mitra Tutur. Penutur mengklaim bahwa mitra tutur gugup dan
tampak ketakutan yang menandakan bahwa apa yang dilakukan mitra tutur benar
sehingga penutur menuntut pengakuan.
2). Direktif
Bentuk tutur yag dimaksudkan penuturnya untuk membuaat pengaruh agar si
mitra tutur melakukan tindakan.

11

(1) Memesan
Penutur menyampaikan pesan kepada mitra tutur agar meminta maaf kepada
Bintang dan Rian. Tuturan D09 bertujuan untuk berpesan tentang perbuatan yang
harus dilakukan oleh Mitra Tutur agar jangan sampai lupa pesan yang disampaikan
oleh penutur.
(2) Memerintah
Tuturan D10 menunjukkan bahwa penutur meminta mitra tutur untuk melakukan tindakan yaitu untuk menyalakan api. Tujuan penutur mengucapkan tuturan itu
adalah untuk memerintah mitra tutur agar melaksanakan perintah.
(3) Memohon
Dalam tuturan D11, penutur meminta mitra tutur untuk melakukan tindakan
yaitu mau menjadi mama penutur. Tujuan penutur adalah memohon tante anggi agar
mau menjadi mamanya dengan merayu-rayu bahwa tante benar-benar orang baik.
(4) Menasihati
Tuturan D12 bertujuan menasihati. Hal ini tampak dari tuturan yang menunjukkan bahwa penutur memberikan nasihat kepada mitra tutur agar melakukan
tindakan yaitu bersikap tegar dalam menghadapi kekalahan. Bukan kegagalan tetapi
hanyalah keberhasilan yang tertunda.
(5) Merekomendasi
Merekomendasi adalah menganjurkan. Penutur dalam tuturan D13 menganjurkan kepada mitra tutur yang mencuri rambutan untuk melakukan tindakan yaitu
mengambil saja rambutan penutur. Dengan demikian penutur bertujuaan
merekomendasi.
3) Ekspresif
Ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi menyatakan atau menunjukkan
sikap psikologis penutur terhadap suaatu keadaan.
(1) Berterima kasih
Tuturan D14 penutur bertujuan menunjukkan sikap psikologis penutur yang
merasa senang dengan cara mengucapkan terima kasih atas kebaikaan temantemannya.

12

(2) Memberi selamat
Penutur pada d15 menunjukkan sikap psikologisnya yaaitu rasa senang dengan
cara memberikan ucapan selamat kepada mitra tutur karena mitra tutur mendapatkan
cintanya. Tuturan ciye …ciye … adalah seruan kegembiraan yang disampaikan oleh
penutur.
(3) Meminta maaf
Tuturan permintaan maaf sebagai wujud sikap psikologis penutur yang telah
melakukan kesalahan sehingga penutur menuiturkan tuturan D16 kepada mitra
tuturnya dengan kata-kata yang langsung yaitu aku juga minta maaf.
(4) Menyalahkan
Dalam tuturan D17, penutur mengekspresikan sikap psikologisnya yaitu
mengungkapkan kekesalannya dengan menyalahkan mitra tutur yang teledor tidak
membawa peta petunjuk jalan padahal penutur sudah berpesan untuk membawa peta.
(5) Memuji
Tuturan bagus sekali pada D18 adalah suatu tuturan yang menunjukkan sikap
psikologis penutur yang bertujuan untuk memberikan pujian kepada mitra tutur.
Penutur memuji ide mitra tutur yang bagus.
(7) Berbelasungkawa
Belasungkawa adalah pernyataan turut berduka cita. Dalam tuturan D19,
penutur menunjukkan sikap psikologis yang ikut bersedih dengan mengucapkan turut
berduka cita kepada mitra tutur.
4) Komisif
Komisif adalah bentuk tutur yang berfungsi menyatakan jaanji atau penawaran
(1) Berjanji
Janji adalah perkataan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan. Dalam
tuturan D20, penutur menyatakan akan selalu setia kepada Zakhroh. Tujuan penutur
adalah berjanji untuk setia.
(2) Bersumpah

13

Sumpah adalah suatu ucapan yang menyatakan suatu kebenaran. Dalam
tuturan D21, penutur menyatakan bahwa apa yang dituturkan adalah suatu hal yang
benar.
(3) Menawarkan sesuatu
Dalam tuturan D22, penutur menawarkan mitra tutur akan dibuatkan es teh.
Tuturan di atas disebut menawarkan karena penutur bertujuan mencari kepastian
jawaban mitra tutur untuk menerima tindakan penutur.
5) Deklarasi
Deklarasi yaitu bentuk tuturan yang menghubungkan isi tuturan dengan
kenyataan.
(1) Berpasrah
Penutur pada D23 bertujuan untuk menghubungkan isi tuturan dengan
kenyataan bahwa ia harus menerima nasib. Dia menerima semua yang terjadi. Dia
menganggap semua selesai dan harus meninggalkan sahabat-sahabatnya.
2) Memecat
Tuturan pada D24 menunjukkan bahwa penutur menyingkirkan Ayu dari
perlombaan dengan cara menabrak adik Ayu.Tuturan di atas bertujuan untuk
memecat Ayu dari ajang perlombaan.
3) Memberi nama
Penutur pada D25 bertujuan memberikan nama baru kepada Ling Ling yaitu
dengan nama Keling dalam tuturan di atas. Bentuk tutur di atas menghubungkan isi
tuturan dengan kenyataan fisik Ling Ling.
4) Mengangkat
Penutur pada D26 bertujuan mengangkat mitra tutur untuk dijadikan sebagai
istrinya. Dengan tuturan penyampaian keinginaan melamar, menikahi, untuk
mencintai sebagai istri. Isi tuturan berhubungan dengan kenyaataan baahwa penutur
mencintaai mitra tutur.
5) Mengucilkan

14

Dalam tuturan D27, penutur bertujuan menghubungkan isi tuturan dengan
kenyataaan bahwa ayahnya tidak mengasuhnya. Tuturan aku benci dia menunjukkan
perasaan tokoh yang ingin mengucilkan Dia dari kehidupannya.
6) Menghukum.
Isi Tuturan D28 menunjukkan adanya hubungan isi tuturan dengan kenyataan
bahwa mitra tutur melakukan kesalahan sehingga penutur memberikan hukuman
kepada mitra tutur skorsing selama 3 hari.
2.4 Tindak Tutur Perlokusi
D01 menimbulkan pengaruh pada mitra tutur ikut bersedih , merasa kasihan ,
dan bersimpati. Hal ini dapat dilihat dari reaksi mitra tutur seperti yang dituturkan
pada D05. Sedangkan pada D02 menimbulkan pengaruh heran kepada mitra tutur.
Hal ini tampak dari reaksi mitra tutur yaitu (Ling Ling dan Ratmi mengerutkan dahi
dan saling berpandangan). D03 menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur melakukan
perbuatan yaitu menembak.Hal ini terbukti dengan tuturan selanjutnya “tembakaan
yang bagus Dit!”Pengaruh tindak tutur D04 terhadap mitra tutur yaaitu tidak setuju
tampak pada tuturan “Dosa mana dengaan membohongi orang tua?” mitra tutur tidak
menyatakan tidak setuju secara langsung tetapi membandingkan dengan tindakan
dosa yang lain. Tuturan D05 terhadap mitra tutur yaitu menimbulkan rasa senang,
terbukti dari kawaban mitra tutur “Ide yang bagus, makasih ya…”. D06 menimbulkan
pengaruh penasaran kepada mitra tutur, hal ini tampak dari tuturan “Cowoknya anak
mana? Namanya sapa?”.
Dari data di atas, tindak tutur perlokusi tidak ditemukan pada data D07,
tindak tutur lokusi dan perlokusi tidak memengaruhi mitra tutur karena berupa
ungkapan kekesalan yang ditujukan pada Tuhan.
Tuturan D08 menimbulkan efek takut pada mitra tutur, hal ini tampak dari
tuturan “Tidak Pak, jangan.” Sedangkan mitra tutur melaksanakan pesan dari efek
D09 hal ini tampak darri narasi …tidak lupa mereka minta maaf pada Bintang dan
Rian…
Mitra tutur menyetujui perintah pada tuturan D10 yaitu dengan bertutur
“oke..oke..”. Pada tuturan D11 pengaruh kepada mitra tutur adalah ragu-ragu hal ini

15

tampak dari tuturan “Tapi … tante…”Tuturan D12 menimbulkan pengaruh rasa
senang kepada mitra tutur, hal ini tampak dari tuturan “Hmmm terima kasih ya…”
Pada D13 mitra tutur merasa malu karena putranya melakukan kesalahan meskipun
diperbolehkan. Terbukti dari tuturan “Ahmad, sekarang pulang!" Mitraa tutur merasa
senang karena pengaruh dari D14. Bukti rasa senang itu adalah dari tindakan
“akhirnya mereka berempat berteman.” Pada D15 menimbulkan pengaruh kepada
mitra tutur merasa malu yang ditunjukkan dengaan tuturan “Ah Rafa … jadi malu
nih…” D16 berakibat padaa mitra tutur menerima, hal ini tampak dari tuturan “Baik
aku maafkan kalian” Pada D17 mitra tutur menjadi takut salah jalan, tampak dari
tuturan “Ya udah belok kanan aja”, “Jangan, ke kiri aja!” D18 menimbulkan
pengaruh pada mitra tutur bangga, tampak dari tuturan “Siapa dulu …!Doni gitu” .
Pengaruh tuturan D19 terhadap mitra tutur yaitu terharu tampak dari tindakan
(mendengar itu Wawan hanya menundukkan kepala). D20 menimbulkan pengaruh
senang pada mitra tutur yaitu “Ya, sebenarnya aku juga naksir kamu…” Pengaruh
tuturan D21 kepada mitra tutur adalah tidak percaya yaitu “ Wes ojo sumpahsumpahan, gak apik…” D22 berpengaruh menyetujui terhadap mitra tutur yaitu
tampak pada tuturan “Iya… yang manis ya..” D23 juga berpengaruh pada mitra tutur
tampak pada tindakan (airmata menyiratkan kesedihan..).
Pada D24 penutur berbicara pada dirinya sendiri sehingga tidak berpengaruh.
D25 berpengaruh pada mitra tutur marah yaitu tampak pada tuturan “Dasar Ratmi!
Rambut Mie!” Tuturan D26 memengaruhi mitra tutur yaitu belum menerima tampak
pada tuturan “ …..izinkan aku berpikir satu tahun saja ….” Sedangkan pada D27
tidak ditunjukkan dalam naskah tentang efek terhadap mitra tutur karena sudah
berganti adegan berikutnya. Dan D28 menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur
untuk menerima tampak pada tuturan “Baik Pak, kami terima hukuman itu.”

16

BAB III
SIMPULAN
Dari paparan data dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.

Penggunaan tindak tutur lokusi yang terdapat dalam naskah drama siswa kelas
IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011 mencakup semua bentuk tutur yang
dikemukakan Gorys keraf yaitu berbentuk naratif yaitu berisi tentang apa yang
terjadi pada penutur, bentuk tutur deskriptif adalah bentuk tutur berupa
perincian, dan mengungkapkan perasaan, sedangkan bentuk tutur informatif
berupa pemberitahuan tentang segala hal yang nyata.

2.

Penggunaan tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam naskah drama siswa kelas
IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011 mencakup semua bentuk tuturbentuk tutur yang dikemukakan Searle yaitu (1) asertif yaitu mengikat penutur
pada kebenaran; (2) direktif yaitu membuat pengaruh agar mitra tutur melakukan
tindakan; (3) ekspresif yaitu menunjukkan sikap psikologis penutur; (4) komisif
yaitu menyatakan janji atau penawaran; dan (5) deklarasi yaitu menghubungkan
isi tuturan dengan kenyataan.

3.

Penggunaan tindak tutur perlokusi yang terdapat dalam naskah drama siswa kelas
IXE MTsN Blitar tahun pelajaran 2010/2011 adalah heran, melakukan perbuatan,
setuju, senang, penasaran, takut, ragu, malu, menerima, bangga, terharu, tidak
percaya, marah, dan belum menerima. Selain itu dari tindak tutur lokusi dan
ilokusi tidak ditemukan perlokusi karena pada D07 penutur berkeluh kesah pada
Tuhan, D24 penutur berbicara sendiri dalam hati, dan D27 naskah tidak
menunjukan pengaruh tindakan kepada mitra tutur.

4.

Antara tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi tidak selalu parallel, dalam arti
ketika bertutur, penutur sekaligus melakukan tiga tindak tutur yaitu lokusi,
ilokusi dan perlokusi. Sebagai contoh : tindak tutur lokusi “Dit, rusanya datang”
bermakna memberitahu, juga melakukan tindak tutur ilokusi yaitu direktif ,
perintah menembak dan melakukan tindak tutur perlokusi yang berpengaruh pada
mitra tutur, yaitu mitra tutur melakukan perintah menembak rusa itu.

17

DAFTAR RUJUKAN
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004. Sosiolinguistik, Perkenalan Awal. Jakarta :
Rineka Cipta.
Cummings Louise. 2007. Pragmatik, Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Ensiklopedia. 2011.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Drama&oldid=4877704.
Esten, Mursal. 1990. Kesusastraan,Pengantar Teori dan Sejarah.Bandung : Angkasa.
Hadiati, Chusni.2007. Tindak Tutur dan Implikatur Percakapan Tokoh Wanita dan
Tokoh Laki-laki dalam Film “The Sound of Music”
(http://eprint.undip.ac.id/1750/1/chusnihadi.pdf.
Hartyanto, R.A. 2008. Tindak Tutur Film “Berbagi Suami” Karya Nia Dinata.
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17844/.../Chapter%20II.pdf)
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik, Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Yogyakarta : Gelora Aksara Pratama.
Sudjiman, Panuti(Ed). 1984. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Gramedia.
Kumpulan Naskah Drama Karya Siswa Kelas IX E MTsN Blitar Tahun Pelajaran
2010/2011

18