PENGERTIAN dan KONSEP K TSP
PENDAHULUAN
Perubahan zaman yang demikian cepat, menuntut kita untuk menyesuaikan diri
termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam Iingkungan pendidikan tidak terlepas dengan
kurikulum sebagai salab satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan proses
pembelajaran siswa.
Tahun pelajaran 2006-2007 pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen
Pendidikan Nasional mulal memberlakukan kurikulum baru, dengan kurikulum 2006. KTSP
dirancang untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2004, yang
sebenarnya Iebih tepat sebagai penyempumaan dan pengembangan daripada penggantian.
Perubahan kurikulum di masa mendatang akan lebih dititikberatkan pada penetapan
kompetensi dasar peserta didik sehingga apapun bentuk kurikulum pada satuan pendidikan,
ukuran yang terpenting dan prestasi peserta didik adalah penguasaan mereka terhadap
standar kompetensi yang dituntut.
1| KTSP
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN dan KONSEP KTSP
a) Pengertian KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan ( BSNP ).
b) Konsep KTSP
Dalam Standar Nasonal Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar
yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai
berikut.
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah,
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut : KTSP dikembangkan
sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta
social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota, dan
departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Kurikulum
tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi
dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru
pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan
pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajarmengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan
sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola sumber daya, sumber dana, sumber
belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih
tanggap terhadap kebutuhan setempat.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulm dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupkan
lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah
setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD),
pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang
tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan
2| KTSP
kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikna yang
berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan visi, misi, dan tujuan
sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan
opersional untuk mencapai tujuan sekolah.
B. TUJUAN KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan
bersama.
3. Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang
akan dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola
pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah
yang sedang digulirkan sewasa ini.
Oleh Karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikn,
terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagi berikut:
1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi
dirinya sehingga dia dapat menoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang
tersedia untuk memajukan lembaganya.
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses
pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhan seklah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa
yang terbaik bagi sekolahnya.
4. .Keterlibatan semua warga seklah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih
efesien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat sekitar
5. .Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing
kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya,
sehingga dia akan berupaya semaksimalkam mungkin unutk melaksanakan
dan mencapai sasaran KTSP.
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah
lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif
dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah
daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan
yang berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP.
C. KARAKTERISTIK DAN CIRI – CIRI KTSP
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan
satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan
3| KTSP
sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, sarta sistem penilaian. Selain
itu juga karakteristik atau cirri-ciri dari KTSP adalah sebagai berikut:
1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan,
serta seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan
kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan
satuan pendidikan juga diberi kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber
dana sesuai dengan prioritas kebutuhan.
2. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat
dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat
tidak hanya mendukung melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite komite
sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan programprogram yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Masyarakat dan orang tua
menjalin kerja sama untuk membantu sekolah sebagai nara sumber pada berbagai
kegiatan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Dalam KTSP, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh
adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional. Kepala sekolah
dan guru-guru sebagai pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki
kemampuan dan integritas profesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan
profesional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah
pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja
berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk memberi
kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik. Dalam proses
pengambilan keputusan, kepala sekolah mengimplementasikan proses “bottom-up”
secara demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap
keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya.
4. Tim Kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran
didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang
terlibat dalam pendidikan. Dalam dewan pendidikan dan komite sekolah misalnya,
pihak-pihak yang terlibat bekerja sama secara harmonis sesuai dengan posisinya
masing-masing untuk mewujudkan suatu “sekolah yang dapat dibanggakan” oleh
semua pihak. Mereka tidak menunjukkan kuasa atau paling berjasa, tetapi masingmasing berkontribusi terhadap upaya peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara
keseluruhan. Dalam pelaksanaan pembelajaran misalnya, pihak-pihak terkait bekerja
secara profesional untuk mencapai tujuan-tujuan atau target yang disepakati
bersama. Dengan demikian, keberhasilan KTSP merupakan hasil sinergi (Sinergistic
effect) dari kolaborasi team yang kompak dan transparan. Dalam konsep KTSP yang
utuh kekuasan yang dimiliki sekolah dan satuan pendidikan, terutama mencakup
pengambilan keputusan tentang pengembangan kurikulum dan pembelajaran; serta
penilaian hasil belajar peserta didik.
4| KTSP
D. LANDASAN KTSP
Dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP secara
garis besar ada dua landasan atau dasar, yaitu; landasan empirik dan landasan
formal (yuridis/hukum).
Adapun landasan empirik dari pengembangan KTSP diantaranya:
1. adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita baik dilihat dari
sudut proses maupun hasil belajar. Dari sudut proses misalnya
pendidikan kita kurang mampu mengembangkan peserta didik secara
utuh. Proses pendidikan cenderung berorientasi hanya pada
pengembangan kognitif atau pengembangan intelektual; sedangkan
pengembangan sikap dan psikomotor cenderung terabaikan. Melalui
KTSP sebagai kurikulum yang berorientasi pada pencapaian
kompetisi mendorong proses pendidikan tidak hanya terfokus pada
pengembangan intelektual saja, akan tetapi juga pembentukan sikap
dan keterampilan secara seimbang yang dapat direfleksikan dalam
kehidupan nyata.
2. Indonesia adalah negara yang sangat luas yang memiliki keragaman
sosial budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda. Selama
ini kurikulum yang bersifat sentralistis cenderung mengabaikan
potensi dan kebutuhan daerah yang berbeda itu. Akibatnya, lulusan
pendidikan tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan daerah di
mana siswa tinggal. KTSP sebagi kurikulum yang cenderung bersifat
desentralistik memiliki prinsip berorientasi pada kebutuhan dan
potensi daerah.
3. Selama ini peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum bersifat pasif. Sekolah hanya untuk melaksanakan
kurikulum yang disusun oleh pusat, yang kemudian berimbas pada
kurangnya peran dan tanggung jawab masyarakat dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan program sekolah. KTSP
sebagai kurikulum desentralistik menuntut peran aktif masyarakat,
sebab KTSP disusun dan dirancang oleh sekolah dan masyarakat,
sehingga berbagai keputusan sekolah tentang pengembangan
kurikulum dan pengimplementasiannya menjadi tanggung jawab
masyarakat.
Secara formal atau yuridis, KTSP dilandasai oleh Undang-Undang (UU),
Peraturan Pemerintah(PP), sebagai berikut:
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas (sistem pendidikan
nasional).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas No. 22
dan 23
E. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM.
Struktur dan muatan kurikulum dalam KTSP meliputi:
Mata pelajaran
Muatan lokal
Pengembangan diri
5| KTSP
Beban belajar
Ketuntasan belajar
Kenaikan kelas dan kelulusan
penjurusan
pendidikan kecakapn hidup
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
KESIMPULAN
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. KTSP terdiri dan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan, silabus. Sekolah bisa menentukan
silabusnya sendiri namun standar kompetensi dan isinya harus sesuai dengan yang telah
ditetapkan pemerintah.
KTSP merupakan pengembangan dan penyempurnaan dan kurikulum sebelumnya yaitu
kurikulum 2004 (KBK), yang dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi
(SI), dan standar Kompetensi Lululsan (SKL) yang terdapat pada KBK.
KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan, desentralisasi di bidang
pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi
peserta didik di sekolah yang bersangkutan di masa sekarang dan yang akan dating dengan
mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional, dan tuntutan global dengan semangat
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
6| KTSP
Perubahan zaman yang demikian cepat, menuntut kita untuk menyesuaikan diri
termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam Iingkungan pendidikan tidak terlepas dengan
kurikulum sebagai salab satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan proses
pembelajaran siswa.
Tahun pelajaran 2006-2007 pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen
Pendidikan Nasional mulal memberlakukan kurikulum baru, dengan kurikulum 2006. KTSP
dirancang untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2004, yang
sebenarnya Iebih tepat sebagai penyempumaan dan pengembangan daripada penggantian.
Perubahan kurikulum di masa mendatang akan lebih dititikberatkan pada penetapan
kompetensi dasar peserta didik sehingga apapun bentuk kurikulum pada satuan pendidikan,
ukuran yang terpenting dan prestasi peserta didik adalah penguasaan mereka terhadap
standar kompetensi yang dituntut.
1| KTSP
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN dan KONSEP KTSP
a) Pengertian KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan ( BSNP ).
b) Konsep KTSP
Dalam Standar Nasonal Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar
yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai
berikut.
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah,
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut : KTSP dikembangkan
sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta
social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota, dan
departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Kurikulum
tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi
dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru
pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan
pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajarmengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan
sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola sumber daya, sumber dana, sumber
belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih
tanggap terhadap kebutuhan setempat.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulm dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupkan
lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah
setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD),
pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang
tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan
2| KTSP
kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikna yang
berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan visi, misi, dan tujuan
sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan
opersional untuk mencapai tujuan sekolah.
B. TUJUAN KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan
bersama.
3. Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang
akan dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola
pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah
yang sedang digulirkan sewasa ini.
Oleh Karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikn,
terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagi berikut:
1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi
dirinya sehingga dia dapat menoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang
tersedia untuk memajukan lembaganya.
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses
pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhan seklah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa
yang terbaik bagi sekolahnya.
4. .Keterlibatan semua warga seklah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih
efesien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat sekitar
5. .Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing
kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya,
sehingga dia akan berupaya semaksimalkam mungkin unutk melaksanakan
dan mencapai sasaran KTSP.
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah
lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif
dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah
daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan
yang berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP.
C. KARAKTERISTIK DAN CIRI – CIRI KTSP
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan
satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan
3| KTSP
sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, sarta sistem penilaian. Selain
itu juga karakteristik atau cirri-ciri dari KTSP adalah sebagai berikut:
1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan,
serta seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan
kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan
satuan pendidikan juga diberi kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber
dana sesuai dengan prioritas kebutuhan.
2. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat
dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat
tidak hanya mendukung melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite komite
sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan programprogram yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Masyarakat dan orang tua
menjalin kerja sama untuk membantu sekolah sebagai nara sumber pada berbagai
kegiatan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Dalam KTSP, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh
adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional. Kepala sekolah
dan guru-guru sebagai pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki
kemampuan dan integritas profesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan
profesional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah
pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja
berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk memberi
kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik. Dalam proses
pengambilan keputusan, kepala sekolah mengimplementasikan proses “bottom-up”
secara demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap
keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya.
4. Tim Kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran
didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang
terlibat dalam pendidikan. Dalam dewan pendidikan dan komite sekolah misalnya,
pihak-pihak yang terlibat bekerja sama secara harmonis sesuai dengan posisinya
masing-masing untuk mewujudkan suatu “sekolah yang dapat dibanggakan” oleh
semua pihak. Mereka tidak menunjukkan kuasa atau paling berjasa, tetapi masingmasing berkontribusi terhadap upaya peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara
keseluruhan. Dalam pelaksanaan pembelajaran misalnya, pihak-pihak terkait bekerja
secara profesional untuk mencapai tujuan-tujuan atau target yang disepakati
bersama. Dengan demikian, keberhasilan KTSP merupakan hasil sinergi (Sinergistic
effect) dari kolaborasi team yang kompak dan transparan. Dalam konsep KTSP yang
utuh kekuasan yang dimiliki sekolah dan satuan pendidikan, terutama mencakup
pengambilan keputusan tentang pengembangan kurikulum dan pembelajaran; serta
penilaian hasil belajar peserta didik.
4| KTSP
D. LANDASAN KTSP
Dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP secara
garis besar ada dua landasan atau dasar, yaitu; landasan empirik dan landasan
formal (yuridis/hukum).
Adapun landasan empirik dari pengembangan KTSP diantaranya:
1. adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita baik dilihat dari
sudut proses maupun hasil belajar. Dari sudut proses misalnya
pendidikan kita kurang mampu mengembangkan peserta didik secara
utuh. Proses pendidikan cenderung berorientasi hanya pada
pengembangan kognitif atau pengembangan intelektual; sedangkan
pengembangan sikap dan psikomotor cenderung terabaikan. Melalui
KTSP sebagai kurikulum yang berorientasi pada pencapaian
kompetisi mendorong proses pendidikan tidak hanya terfokus pada
pengembangan intelektual saja, akan tetapi juga pembentukan sikap
dan keterampilan secara seimbang yang dapat direfleksikan dalam
kehidupan nyata.
2. Indonesia adalah negara yang sangat luas yang memiliki keragaman
sosial budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda. Selama
ini kurikulum yang bersifat sentralistis cenderung mengabaikan
potensi dan kebutuhan daerah yang berbeda itu. Akibatnya, lulusan
pendidikan tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan daerah di
mana siswa tinggal. KTSP sebagi kurikulum yang cenderung bersifat
desentralistik memiliki prinsip berorientasi pada kebutuhan dan
potensi daerah.
3. Selama ini peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum bersifat pasif. Sekolah hanya untuk melaksanakan
kurikulum yang disusun oleh pusat, yang kemudian berimbas pada
kurangnya peran dan tanggung jawab masyarakat dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan program sekolah. KTSP
sebagai kurikulum desentralistik menuntut peran aktif masyarakat,
sebab KTSP disusun dan dirancang oleh sekolah dan masyarakat,
sehingga berbagai keputusan sekolah tentang pengembangan
kurikulum dan pengimplementasiannya menjadi tanggung jawab
masyarakat.
Secara formal atau yuridis, KTSP dilandasai oleh Undang-Undang (UU),
Peraturan Pemerintah(PP), sebagai berikut:
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas (sistem pendidikan
nasional).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas No. 22
dan 23
E. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM.
Struktur dan muatan kurikulum dalam KTSP meliputi:
Mata pelajaran
Muatan lokal
Pengembangan diri
5| KTSP
Beban belajar
Ketuntasan belajar
Kenaikan kelas dan kelulusan
penjurusan
pendidikan kecakapn hidup
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
KESIMPULAN
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. KTSP terdiri dan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan, silabus. Sekolah bisa menentukan
silabusnya sendiri namun standar kompetensi dan isinya harus sesuai dengan yang telah
ditetapkan pemerintah.
KTSP merupakan pengembangan dan penyempurnaan dan kurikulum sebelumnya yaitu
kurikulum 2004 (KBK), yang dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi
(SI), dan standar Kompetensi Lululsan (SKL) yang terdapat pada KBK.
KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan, desentralisasi di bidang
pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi
peserta didik di sekolah yang bersangkutan di masa sekarang dan yang akan dating dengan
mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional, dan tuntutan global dengan semangat
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
6| KTSP