Laporan biologi sel hewan dan sel tumbuh

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi ini tentang “SEL TUMBUHAN DAN
SEL HEWAN”.
Laporan ini berisi tentang hasil dari praktikum biologi mengenai pengamatan struktur
sel tumbuhan dan sel hewan beserta pembahasannya. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata pelajaran Biologi.
Besar harapan kami dengan terselesaikannya laporan ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian guru bidang studi Biologi dan mudah-mudahan isi dari laporan ini
dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan referensi pembelajaran Biologi bagi semua pihak
yang membaca laporan ini.
Kami sangat menyadari apa yang kami susun ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bisa membangun kami
dalam upaya memperbaiki karya-karya kami selanjutnya.
Argamakmur, 17 September 2014

Penyusun

1

Daftar Isi

Judul

Halaman

Kata Pengantar....................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori................................................................................ 3
1.2 Tujuan.............................................................................................

5

BAB II METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat.......................................................................... 6
2.2 Alat dan Bahan................................................................................ 6
2.3 Prosedur Kerja................................................................................

6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan................................................................... 8
3.2 Pembahasan..................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP
4.1Kesimpulan .................................................................................... 11
LAMPIRAN......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 14

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel berasal dari kata Latin cella yang berarti ruangan kecil. Orang yang pertama kali
mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke pada tahun 1665. Ia melakukan
pengamatan terhadap sayatan gabus dengan menggunakan mikroskop. Hook melihat
adanya ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut. Ruang kecil tersebut
diberi nama sel. Pada tanun 1880 Hanstein menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti
cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi).
Tahun 1804-1881 dan 1810-1882, Schleiden dan T Schwann, membuktikan bahwa
sel hidup bukanlah kamar kosong, melainkan berisi cairan sitoplasma yang

mendukung segala aktivitas dasar makhluk hidup. Sel merupakan unit struktural dan
fungsional terkecil pada makhluk hidup. Kemudian keduanya mengemukaan teori sel
sebagai berikut.
Pada makhluk hidup multiseluler :
1. Sel sel yang serupa berkumpul bersama dan menjalankan satu fungsi yang sama
membentuk jaringan.
2. Jaringan-jaringan yang berbeda berkumpul bersama dan menjalankan fungsi
tertentu membentuk organ.
3. Organ-organ yang berbeda bekerja bersama-sama untuk membentuk suatu sistem
yang disebut sistem organ.
Pada tahun 1831 Robert Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman
anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian
diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel
selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk
mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel. Pada 1835 Felix Durjadin meneliti
beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang
penyusunnya disebut “Sarcode”. Kemudian tahun 1787-1869 Johanes Purkinje
mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma Matthias Schleiden (ahli
botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838 menemukan adanya
kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka

mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel. Konsep yang diajukan
3

tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup. Pada
tahun 1825-1874 Max Shultze ahli anatomi menyatakan sel merupakan kesatuan
fungsional makhluk hidup (celulla).
Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit
terkecil penyusun semua makhluk hidup yang menjalankan fungsi hidup. Sel mampu
melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Beberapa teori tentang sel itu menunjkkan betapa pentingnya peranan sel dalam
kehidupan, karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup
dipengaruhi oleh sel.
Bagian-bagian sel:
1. Membran Sel
Fungsi membran sel:
 Pembatas antara isi sel dengan bagian luar sel
 Sebagai pelindung sel
 Sebagai tempat pertukaran zat
 Sebagai reseptor dari rangsang luar

 Sebagai tempat berlangsungnya reaksi-readsi kimia
2. Inti sel (Nukleus)
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam
inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Inti bertugas mengendalikan semua aktivitas sel mulai metabolisme hingga
pembelahan sel. Pada sel eukariotik, inti diselubungi oleh membran inti (karioteka)
rangkap dua dan berpori, sedangkan pada sel prokariotik inti tidak memiliki
membran. Di dalam inti didapati cairan yang disebut nukleoplasma, kromosom yang
umumnya berupa benang kromatin, dan anak inti (nukleolus) yang merupakan tempat
pembentukan asam ribonukleat (ARN).

4

3. Anak inti (Nukleolus)
Di dalam nukleolus banyak terkandung kromosom, yaitu benang-benang halus DNA.
4. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan suatu cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya,
kecuali nekleus dan organela. Sitoplasma ada dalam dua bentuk yang dipengaruhi
kandungan air yaitu fase Sol yang padat dan Fase Gel (cair).
5. Organel Sel

Ada macam-macam organel sel, antara lain Mitokondria, kloroplas, retikulum
endoplasma, Golgi komplek, lisosom, vakuola, ribosom, peroksisom, mikrotubulus,
mikrofilamen, nukleus, aparatus golgi, dan sentrosom.
Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel, sedangkan pada sel hewan tidak. Dinding sel
menyebabkan sel tumbuhan mempunyai bentuk yang tetap dan memiliki sifat kaku dan
keras.
1.1 Tujuan
1. Mengetahui struktur sel tumbuhan (sel-sel epidermis bawang merah, dan gabus
dari batang singkong).
2. Mengetahui strukutur sel hewan (lapisan permukaan dinding bagian dalam mulut).

5

BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum tentang sel hewan dan sel tumbuhan ini berlangsung pada hari Kamis
tanggal 11 September 2014, pukul 10.00 WIB, di Laboraturium Biologi SMAN 1
Argamakmur.
2.2 Alat dan Bahan

1.Alat
a. Mikroskop
b. Kaca preparat
c. Kaca penutup
d. Tusuk gigi
e. Tisu
f. Pinset
g. Pipet tetes
h. Cutter
2.Bahan
a. Bawang merah
b. Gabus batang singkong
c. Lapisan permukaan dinding bagian dalam mulut
d. Methylen blue
2.3 Prosedur Kerja
1. Pengamatan sel tumbuhan
a. Mengamati sayatan gabus batang singkong.
b. Gabus batang singkong disayat secara melintang setipis mungkin.
c. Meletakkan sayatan pada kaca preparat dan ditetesi air biasa.
d. Menutup sayatan dengan kaca penutup dan meletakkan preparat di bawah

mikroskop untuk diamati.
e. Mengamati lapisan epidermis bawang merah yaitu siung bawang merah
menggunakan cutter dan pinset.
6

f. Kupas satu lapisan bawang kemudian kupas lapisan tersebut (seperti kulit
ari) sehingga berbentuk lembaran yang tipis.
g. Kelupasan bawang merah tadi diletakkan di atas kaca dan diberi setetes
air, kemudian ditutup dengan kaca penutup.
h. Mengamati sel epidermis dengan mikroskop.
2. Pengamatan sel hewan
a. Dengan menggunakan tusuk gigi yang bersih, koreklah secara perlahan
lapisan permukaan dinding bagian dalam mulut sampai epitelium terbawa
pada ujung tusuk gigi.
b. Menggoreskan tusuk gigi tadi di atas kaca objek kemudian memberi satu
tetes methylen blue pada kaca objek, kemudian ditutup dengan kaca
penutup. Cairan yang merembes keluar dari kaca objek dihisap dengan
tisu.
c. Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar.


7

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Pengamatan
Pada percobaan ini kami mengamati sel pada gabus batang singkong, kami
menggunakan perbesaran 100x. Kami melihat bentuk berupa petak-petak segi enam
yang kosong dan hanya terdapat dinding sel.
Pada percobaan selanjutnya kami mengamati sel pada epidermis bawang merah dan
menggunakan perbesaran 100x. Kami melihat adanya bentuk petak-petak seperti
persegi panjang. Di dalam satu petak tersebut kami melihat dinding sel, dan inti sel.
Kemudian kami mengamati sel epitel rongga mulut sebagai perwakilan dari sel hewan
kami menggunakan perbesaran 400x dan kami menggunakan larutan methylen blue.
Kami dapat melihat adanya beberapa sel hewan yang masih utuh (berbentuk lonjong)
dan ada juga yang sudah tidak terbentuk, pada satu sel tersebut nampak satu inti sel.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan yang telah dilakukan, terdapat beberapa perbedaan dari
segi bentuk dan struktur penyusun sel dari gabus ketela pohon dan umbi bawang
merah. Didalam sel epidermis bawang merah terlihat terdapat inti sel dan dinding sel,
ini berarti sel tersebut adalah sel hidup. Fungsi dari masing- masing organel yang ada

pada saat kami melakukan pengamatan pada sel bawang merah adalah :
Dinding Sel, berfungsi sebagai pelindung sel. Batang tumbuhan pada umumnya lebih
keras dibandingkan dengan tubuh manusia maupun hewan. Hal ini disebabkan karena
bagian luar sel tumbuhan tersusun dari dinding sel yang amat keras. Bahan utama
penyusun dinding sel berupa zat kayu yaitu selulosa yang tersusun dari glukosa.
Selain selulosa, dinding sel juga mengandung zat lain, misalnya pektin, hemiselulosa,
dan glikoprotein.
Nukleus ( Inti Sel ), merupakan bagian sel yang paling mencolok di antara organelorganel di dalam sel. Fungsi Inti sel adalah sebagai berikut :
a)

Mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel:
8

b) Menyimpan informasi genetik ( gen ) dalam bentuk DNA;
c)

Mengatur kapan dan di mana ekspresi gen- gen harus dimulai, dijalankan, dan

diakhiri;
d) Tempat terjadinya replika ( perbanyakan DNA ) dan trankripsi ( pengutipan

DNA).
Sedangkan pada sel gabus pada batang singkong tidak ditemukan inti sel, hal ini
berarti sel gabus tersebut merupakan sel mati. Pada sel gabus batang singkong selnya
kosong dan hanya ada dinding sel sehingga sel gabus berbentuk tetap. Berdasarkan
pengamatan yang telah kami lakukan bahwa sel gabus singkong memiliki dinding sel
terletak pada bagian terluar dan berfungsi untuk melindungi bagian dalam sel. Sel
gabus tidak memiliki inti sel atau nukleus karena sel gabus terlihat kosong yang tidak
terlihat organel apa pun.
Pada tumbuhan yang berumur panjang, bila epidermis telah mati atau tidak aktif,
maka jaringan gabus ini menggantikan fungsi epidermis yaitu sebagai pelindung
jaringan di bawahnya. Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus yang
disebut felogen. Sel-sel gabus mengandung suberin dan kutin. Letak jaringan gabus
rapat antara satu dengan yang lainnya. Ruang antarselnya tidak ada, sehingga sukar
ditembus air dan gas. Dengan adanya celah-celah atau pori-pori pada lapisan gabus
yang disebut lentisel, maka kesulitan itu dapat ditanggulangi karena air dan gas-gas
bisa menerobos dan melaluinya.
Jadi sel pada gabus batang singkong tidak menjalankan fungsi hidup seperti pada selsel makhluk hidup pada umumnya.
Pada sel epitel pipi kami melihat adanya inti sel. Bagian dari sel epitel terdiri atas
nukleus, membran plasma, dan sitoplasma.
a. Nukleus
 Sebagai pusat yang bertugas mengendalikan seluruh kegiatan sel.
 Megatur pembelahan sel.
 Membawa informasi genetik.

9

b. Membran Plasma
 Melindungi isi sel.
 Mengatur keluar masuknya molekul – molekul.
 Sebagai reseptor, menerima rangsang dari luar.
c. Sitoplasma:
 Sebagai tempat penyimpanan bahan – bahan yang penting bagi metabolisme.
 Sebagai tempat pertukaran zat.
Sel hewan tidak memiliki dinding sel, kloroplas, dan vakuola. Kami juga
menggunakan methylen blue yang berfungsi untuk mempermudah pengamatan pada
sel. Secara fisik, metilen blue memberi warna pada sel, namun secara kimia tidak
menggangu metabolisme dalam sel, sehingga pengamatan tetap akurat. Selain itu,
metilen blue bisa menjadi indikator adanya kehidupan dalam sel. Jika warnanya
berangsur-angsur memudar, maka sel yang diamati masih hidup dan menghasilkan
enzim yang menguraikan metilen biru. Jika warnanya tetap biru, berarti sel yang
diamati sudah mati.
Jadi sel pada epitel pipi merupakan sel hidup. Sel pada epitel pipi tidak mempunyai
dinding sel, seperti sudah kita ketahui bahwa sel hewan tidak dinding sel sehingga
mempunyai bentuk yang tidak tetap dan mudah berubah – ubah bentuknya.

10

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, kami menyimpulkan bahwa:
1. Sel gabus batang singkong yang dipotong melintang tampak berbentuk segienam, sel
yang satu dengan sel yang lainnya tersusun rapi dan rapat, di dalam dinding sel
terlihat kosong. Hal ini menyatakan bahwa sel gabus adalah sel mati.
2. Suatu sel dikatakan mati apabila pada saat dilihat di bawah mikroskop memiliki
ruang-ruang kosong pada protoplasmanya, karena sel yang hidup memiliki isi pada
protoplasmanya. Sel mati tersebut ditunjukan pada pengamatan sayatan gabus
singkong.
3. Sementara pada hidup (bawang merah), memiliki struktur yang jauh lengkap dari
pada sel mati, seperti yang kami lihat yaitu memiliki inti sel, dan dinding sel.
4. Berwarna merah muda pada bagian selnya karena mengandung plastid yang
menghasilkan kloroplas.
5. Sel pada bawang merah dan epitel mempunyai peran yang cukup penting bagi
kelangsungan hidup.
6. Sementara pada sel mati (gabus batang singkong) tidak lagi berperan bagi kehidupan.
7. Pengamatan epitel mukosa mulut memperlihatkan bentuk sel yang tidak beraturan.
Sel-sel penyusun epitel mukosa mulut berbentuk tidak teratur. Dari hasil pengamatan,
sel mukosa mulut juga tidak memperlihatkan suatu warna yang khas, sehingga hanya
terlihat polos tanpa ada warna-warna lain yang lebih mencolok.
8. Sel pada makhluk hidup ada dua jenis yaitu sel hidup dan sel mati. Dikatakan sel
hidup karena memiliki bagian-bagian penyusun sel yang menjalankan fungsi hidup,
sedangkan dikatakan sel mati karena tidak memiliki bagian-bagian penyusun sel
seperti pada umumnya yang menjalankan fungsi hidup.
9. Sel pada gabus batang singkong memiliki struktur yang berbentuk petak-petak segi
enam dan kosong karena tidak memiliki bagian penyusun sel. Jadi, sel pada gabus
batang singkong merupakan sel mati. Sedangkan struktur sel epidermis bawang merah

11

berbentuk petak-petak persegi panjang dan memiliki bagian penyusunnya seperti yang
terlihat yaitu inti sel yang menjalankan fungsi hidup. Jadi, sel pada epidermis bawang
merah merupakan sel hidup. Dan sel pada epitel pipi memiliki struktur berbentuk
lonjong dan ada yang tidak berbentuk karena sel hewan tidak memiliki dinding sel
sehingga bentuknya selalu berubah-ubah dan nampak ada inti sel. Jadi, sel hewan
adalah sel hidup dan menjalankan fungsi hidup.

12

LAMPIRAN

Gbr. Sel epidermis bawang merah

Gbr.Sel pada gabus batang singkong

Gbr. Sel epitel pipi

13

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_%28biologi%29
http://www.academia.edu/4524192/
LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOLOGI_Sel_Tumbuhan_Oleh
http://imaisfree.wordpress.com/struktur-dan-fungsi-organel-sel/
http://reinyfeiny.blogspot.com/2011/11/organel-organel-sel-dan-fungsinya.html
http://softilmu.blogspot.com/2014/08/pengertian-sel-dan-sejarah-penemuan-sel.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_epitel

14