Laporan Pendahuluan Stroke I Hemoragic

Wednesday, January 22, 2014
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN
PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK

LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
A. PENGERTIAN STROKE HEMORAGIK
 Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular
(Muttaqin, 2008).
 Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga
timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi,
pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria
Artiani, 2009).

 Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran darah
yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian merusaknya (M.
Adib, 2009).
 Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke yang

disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat mengalir secara
semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan kelumpuhan.
B.

ETIOLOGI STROKE HEMORAGIK
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi

1. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah
serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Dinding arteri menjadi
lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan
3. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal, terjadi
hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena,
menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium, penyakit

jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi, obesitas
4. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
5. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
6. Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen tinggi)
7. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol
C.

PATOFISIOLOGI STROKE HEMORAGIK

Ada dua bentuk CVA bleeding

STROKE HEMORAGIK
1. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam
jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan menimbulkan
oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan
kematian yang mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di
daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis
mengakibatkan perubahan struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis atau nekrosis

fibrinoid.
2.

Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling
sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi.
AVM dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun
didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang
subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur
peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda
rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan
perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat
mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari

setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang setelah
minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal
dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di ruang
subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala,
penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain).
Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang

dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya
cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan
gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme
otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa
sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun
sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha
memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah otak.
Pathway Stroke Hemoragik

STROKE HEMORAGIK

D.

MANIFESTASI KLINIS STROKE HEMORAGIK
Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke

1.

Daerah a. serebri media


a.

Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi

b.

Hemianopsi homonim kontralateral

c.

Afasi bila mengenai hemisfer dominan

d.

Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan

2.

Daerah a. Karotis interna

Serupa dengan bila mengenai a. Serebri media

3.

Daerah a. Serebri anterior

a.

Hemiplegi (dan hemianestesi) kontralateral terutama di tungkai

b.

Incontinentia urinae

c.

Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena

4.


Daerah a. Posterior

a.

Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai

b.

daerah makula karena daerah ini juga diperdarahi oleh a. Serebri media

c.

Nyeri talamik spontan

d.

Hemibalisme

e.


Aleksi bila mengenai hemisfer dominan

5.

Daerah vertebrobasiler

a.

Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak

b.

Hemiplegi alternans atau tetraplegi

c.

Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil)

E.


STROKE HEMORAGIK
KOMPLIKASI STROKE HEMORAGIK
Stroke hemoragik dapat menyebabkan

1.

Infark Serebri

2.

Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif

3.

Fistula caroticocavernosum

4.

Epistaksis


5.

Peningkatan TIK, tonus otot abnormal

F.

PENATALAKSANAAN MEDIS STROKE HEMORAGIK
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:

1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar daerah itu
mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan untuk
menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan aliran
darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan frekuensi) serta
tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,
pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a.


Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut.

b.

Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik/emobolik.

c.

Diuretika : untuk menurunkan edema serebral

4. Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak. Penderita yang
menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hipertensi, diabetes
dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga
saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.
G.

PEMERIKSAAN PENUNJANG STROKE HEMORAGIK

1.

Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan arteriovena atau
adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism atau malformasi vaskular.

2.

Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan adanya
hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.

3.

CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan
otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.

4.

MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya perdarahan
otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.

5.

EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang
infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
ASUHAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK

H.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK

1.

Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:

-

Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis.

-

Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:

-

Perubahan tingkat kesadaran

-

Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum.

-

Gangguan penglihatan

2.

Sirkulasi
Data Subyektif:

-

Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung , endokarditis
bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:

-

Hipertensi arterial

-

Disritmia, perubahan EKG

-

Pulsasi : kemungkinan bervariasi

-

Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal

3.

Integritas ego
Data Subyektif:

-

Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:

-

Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan

-

Kesulitan berekspresi diri

4.

Eliminasi
Data Subyektif:

-

Inkontinensia, anuria

-

Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus ( ileus paralitik )

5.

Makan/ minum
Data Subyektif:

-

Nafsu makan hilang

-

Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK

-

Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia

-

Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:

-

Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )

-

Obesitas ( faktor resiko )

6.

Sensori neural
Data Subyektif:

-

Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )

-

Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.

-

Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati

-

Penglihatan berkurang

-

Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral
( sisi yang sama )

-

Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:

-

Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku (seperti:
letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif

-

Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman tangan
tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )

-

Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )

-

Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkatakata, reseptif / kesulitan berkata-kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.

-

Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil

-

Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik

-

Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral

7.

Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:

-

Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data Obyektif:

-

Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial

8.

Respirasi
Data Subyektif:

-

Perokok ( faktor resiko )
Tanda:

-

Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas

-

Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur

-

Suara nafas terdengar ronchi /aspirasi

9.

Keamanan
Data Obyektif:

-

Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewaspadaan
terhadap bagian tubuh yang sakit

-

Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali

-

Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh

-

Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri

10. Interaksi sosial
Data Obyektif:
-

Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi

11. Pengajaran / pembelajaran
Data Subjektif :
-

Riwayat hipertensi keluarga, stroke

-

Penggunaan kontrasepsi oral

12. Pertimbangan rencana pulang
-

Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi

-

Bantuan untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan , perawatan diri dan pekerjaan
rumah

I.

DIAGNOSA KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK

1.

Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak terhambat

2.

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak

3.

Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan
neurovaskuler

4.

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler

5.

Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik

6.

Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran

7.

Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran

8.

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.

STROKE HEMORAGIK

J.

RENCANA KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
No
1.

Diagnosa
Keperawatan
Ketidakefektifan
Perfusi

Tujuan

Intervensi

Setelah

dilakukan Monitorang neurologis

jaringan tindakan

keperawatan1.

Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan

serebral

b.d aliran selama 3 x 24 jam, bentuk pupil

darah

ke

otak diharapkan suplai aliran2.

terhambat.

darah

keotak

lancar3.

dengan kriteria hasil:

4.

Nyeri kepala / vertigo5.
berkurang

sampai

ngan hilang

de-6.
7.

Monitor tingkat kesadaran klien
Monitir tanda-tanda vital
Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah
Monitor respon klien terhadap pengobatan
Hindari aktivitas jika TIK meningkat
Observasi kondisi fisik klien

Berfungsinya saraf
dengan baik

Terapi oksigen

Tanda-tanda
stabil

vital1.

Bersihkan jalan nafas dari sekret

2.

Pertahankan jalan nafas tetap efektif

3.

Berikan oksigen sesuai intruksi

4.

Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan
sistem humidifier

5.

Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen

6.
7.

Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen

8.
2

Kerusakan

Setelah

komunikasi
b.d

verbal tindakan

penurunan selama

sirkulasi ke otak

Anjurkan klien untuk tetap memakai

oksigen selama aktifitas dan tidur
dilakukan
1.
Libatkan keluarga untuk membantu
keperawatan memahami / memahamkan informasi dari / ke
3 x 24 jam, klien

diharapkan klien mampu
2.

Dengarkan setiap ucapan klien dengan penuh

untuk berkomunikasi lagi perhatian

dengan kriteria hasil:
dapat

3.

Gunakan kata-kata sederhana dan pendek

menjawab dalam komunikasi dengan klien

pertanyaan yang diajukan
4.

Dorong klien untuk mengulang kata-kata

perawat

Berikan arahan / perintah yang sederhana

5.

dapat mengerti dan setiap interaksi dengan klien
memahami

pesan-pesan
6.

melalui gambar

7.

Programkan speech-language teraphy
Lakukan speech-language teraphy setiap

dapat interaksi dengan klien
mengekspresikan
perasaannya
3

Defisit

secara

verbal maupun nonverbal
perawatan Setelah
dilakukan
1

diri;

tindakan

keperawatan
2

mandi,berpakaian,

selama

makan,

diharapkan

3x

24

Kaji kamampuan klien untuk perawatan diri
Pantau kebutuhan klien untuk alat-alat bantu

jam, dalam makan, mandi, berpakaian dan toileting

kebutuhan
3

Berikan bantuan pada klien hingga klien

mandiri klien terpenuhi, sepenuhnya bisa mandiri
dengan kriteria hasil:

4

Berikan

dukungan

Klien dapat makan menunjukkan

pada

aktivitas

klien

normal

untuk
sesuai

dengan bantuan orang kemampuannya
lain / mandiri

5

Libatkan

keluarga

dalam

pemenuhan

Klien dapat mandi de- kebutuhan perawatan diri klien
ngan bantuan orang lain
Klien dapat memakai
pakaian dengan bantuan
orang lain / mandiri
Klien dapat toileting
4

dengan bantuan alat
Kerusakan mobilitas Setelah
dilakukan
1
fisik b.d kerusakan tindakan
neurovas-kuler

selama

Ajarkan klien untuk latihan rentang gerak

keperawatan aktif pada sisi ekstrimitas yang sehat
3x24

jam,
2

Ajarkan rentang gerak pasif pada sisi

diharapkan klien dapat ekstrimitas yang parese / plegi dalam toleransi
melakukan

pergerakan nyeri

fisik dengan kriteria hasil
3
:

Topang ekstrimitas dengan bantal untuk
mencegah atau mangurangi bengkak

Tidak

terjadi
4

kontraktur

otot

Ajarkan ambulasi sesuai dengan tahapan dan

dan kemampuan klien

footdrop

5

Motivasi klien untuk melakukan latihan sendi

Pasien berpartisipasi seperti yang disarankan
dalam program latihan 6
Pasien

Libatkan keluarga untuk membantu klien

mencapai latihan sendi

keseimbangan saat duduk
Pasien

mampu

menggunakan sisi tubuh
yang tidak sakit untuk
kompensasi

hilangnya

fungsi pada sisi yang
5

Resiko

parese/plegi
kerusakan Setelah

dilakukan
1

integritas kulit b.d tindakan
immobilisasi fisik

Beri penjelasan pada klien tentang: resiko

perawatan adanya luka tekan, tanda dan gejala luka

selama 3 x 24 jam, tekan, tindakan pencegahan agar tidak terjadi
diharapkan

pasien luka tekan)

mampu mengetahui dan2
mengontrol

resiko

dengan kriteria hasil :

Berikan masase sederhana
Ciptakan lingkungan yang nyaman
Gunakan lotion, minyak atau bedak untuk

Klien mampu menge- pelicin
nali tanda dan gejala

Lakukan masase secara teratur

adanya resiko luka tekan

Anjurkan klien untuk rileks selama masase

Klien

mampu

berpartisi-pasi

Jangan masase pada area kemerahan utk

dalam menghindari kerusakan kapiler

pencegahan resiko luka
tekan (masase sederhana,
3

Evaluasi respon klien terhadap masase
Lakukan alih baring

alih ba-ring, manajemen

Ubah posisi klien setiap 30 menit- 2 jam

nutrisi,

Pertahankan tempat tidur sedatar mungkin

manajemen

tekanan).

untuk mengurangi kekuatan geseran
Batasi posisi semi fowler hanya 30 menit
Observasi area yang tertekan (telinga,
mata kaki, sakrum, skrotum, siku, ischium,
skapula)
4

Berikan manajemen nutrisi
Kolaborasi dengan ahli gizi
Monitor intake nutrisi
Tingkatkan

masukan

protein

dan

karbohidrat untuk memelihara ke-seimbangan
nitrogen positif
5

Berikan manajemen tekanan
Monitor kulit adanya kemerahan dan
pecah-pecah
Beri pelembab pada kulit yang kering dan
pecah-pecah
Jaga sprei dalam keadaan bersih dan
kering
Monitor aktivitas dan mobilitas klien
Beri bedak atau kamper spritus pada area
yang tertekan

6

Resiko

Aspirasi Setelah

dilakukan Aspiration Control Management :

berhubungan dengan tindakan
penurunan
kesadaran

perawatan

Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk

tingkat selama 3 x 24 jam, dankemampuan menelan
diharapkan tidak terjadi

Pelihara jalan nafas

aspirasi

Lakukan saction bila diperlukan

pada

pasien

dengan kriteria hasil :
Dapat

bernafas

dengan mudah,frekuensi
pernafasan normal

Haluskan makanan yang akan diberikan
Haluskan obat sebelum pemberian

Mampu
menelan,mengunyah
tanpa terjadi aspirasi
7

Resiko

Injuri Setelah

dilakukan Risk Control Injury

berhubungan dengan tindakan

perawatan

menyediakan lingkungan yang aman bagi

penurunan

tingkat selama 3 x 24 jam, pasien

kesadaran

diharapkan tidak terjadi
trauma

pada

memberikan informasi mengenai cara

pasien mencegah cedera

dengan kriteria hasil:

memberikan penerangan yang cukup

bebas dari cedera

menganjurkan keluarga untuk selalu

mampu menjelaskan menemani pasien
factor

resiko

lingkungan

dan

dari
cara

untuk mencegah cedera
menggunakan fasilitas
8

Pola

nafas

kesehatan yang ada
tidak Setelah
dilakukan Respiratori Status Management

efektif berhubungan tindakan
dengan
kesadaran

perawatan

Pertahankan jalan nafas yang paten

penurunan selama 3 x 24 jam,

Observasi tanda-tanda hipoventilasi

diharapkan
pasien

pola

efektif

nafas
dengan

kriteria hasil :
paten ( tidak merasa
irama

nafas

normal, frekuensi nafas
normal,tidak ada suara
nafas tambahan
- Tanda-tanda vital dalam
batas normal

Dengarkan

adanya

tambahan

- Menujukkan jalan nafas
tercekik,

Berikan terapi O2

Monitor vital sign

kelainan

suara

Discharge planning bagi pasien stroke
1.

Memastikan keamanan bagi pasien setelah pemulangan

2.

Memilih perawatan, bantuan, atau peralatan khusus yang dibutuhkan

3.

Merancang untuk pelayanan rehabilitasi lanjut atau tindakan lainnya di rumah (misal kunjungan
rumah oleh tim kesehatan)

4.
5.

Penunjukkan health care provider yang akan memonitor status kesehatan pasien
Menentukan pemberi bantuan yang akan bekerja sebagai partner dengan pasien untuk
memberikan perawatan dan bantuan harian di rumah, dan mengajarkan tindakan yang
dibutuhkan.

K. DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta :
Salemba Medika
___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 6 Februari 2012 di
http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 6 Februari 2012
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/

http://lpkeperawatan.blogspot.com/2014/01/laporanpendahuluan-stroke-hemoragik.html#