LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN TITIK TUMBUH (1)

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
TITIK TUMBUH TANAMAN

IDRIS AFFANDI
2031411024

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2016

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini
tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya
tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan
yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Mahkluk hidup tidak hanya tumbuh,makhluk hidup juga mengalami perkembangan. Pada

menanam biji tanaman,biji tersebut akan menjadi kecambah.selanjutnya bukan pertambahan ukuran
kecambah

saja

yang

tersebut.misalnya,biji

terjadi,namun

juga

perkembangan

ke

arah

tanaman yang kamu tanaman adalah biji


bentuk

dewasa

kacang hijau,maka

tanaman
setelah

berkecambah,yang terjadi bukan hanya pertambahan ukuran kecambah kacang hijau saja.seiring dengan
waktu,kecambah akan tumbuh membesar membentuk akar,daun,batnag,dan menghasilkan bunga.dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan,perkembangan merupakan proses perubahan makhluk hidup
dengan pembentukan organ-organ yang mengarah pada kedewasaan.

Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran
pada semua sistem biologi. Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari
lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air. Pertumbuhan berikutnya
disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan
yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat

berkembang.
Pada umumnya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem apikal dari
tunas dan akar. Kebanyakan pertumbuhan terjadi pada fase pendewasaan sel hanya sedikit
kenaikan volumenya. Ujung akar dan ujung tajuk pertumbuhan dan tepat diatas nodus tumbuhan
monokotil, atau di dasar daun rerumputan, meristem apikal tajuk dan meristem apikal akar
terbentuk selama proses perkembangan embrio saat pembentukan biji dan disebut meristem
primer. Daerah tumbuh pada tumbuhan terjadi pada meristem apikal yang dimana
pertumbuhannya berbeda-beda baik di akar maupun di batang.

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati dan menentukan titik tumbuh.

TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam
kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem, hasil
asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara
empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan
(internal dan eksternal) (Fahn 1992).
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran pada

semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurva yang sigmoid. Proses
pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang hari,
temperatur rendah, perubahan persediaan air). Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang
didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur
dan biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang (Kaufman
1975).
Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder
adalah untuk meningkatkan diameter sumbu. Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi
penebalan sekunder kambiumnya besar dari benang-benang meristem dalam jaringan
prokambium atau jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer
dan pusat stele (Heddy 1987).
Letak pertumbuhan adalah pada meristem apikal, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan
ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral menghasilkan
pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di meristem interkalar, memerlukan
tambahan sumber hormon pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang
rendah (Cambell et.al 1999).
Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi
pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun
juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada
internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis,

berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel
diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan

semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya
(Loveless 1991).
Menurut Cambell et.al (1999), proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas
yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan
sel dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus
menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas. Salisbury dan Ross
(1992), mengemukakan bahwa pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang
lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter
dibawah ujung. Menurut Cambell et.al (1999), sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar
yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah
lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris. Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung
akar yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah
lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris.
Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel
dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan
dan zona pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang
disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem

apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang
bersifat meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Di sini
sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk
meristem ke depan. Meristem akan mendukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan
menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Cambell et.al 1999).
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh dua
faktor,yaitu faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor-faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan antara lain makanan,air,suhu,kelembapan,dan cahaya.
Faktor eksternal pertama yaitu makanan, tumbuhan memerlukan zat makanan untuk
hidupnya.unsur/mineral

yang

diperlukan

dalam

jumlah

yang


banyak

disebut

unsur

makro,sedangkan yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro. Faktor eksternal
kedua yaitu air, fungsi air bagi tumbuhan yaitu untuk proses fotosintesis,mengaktifkan reasireaksi enzim,membantu proses perkecambahan biji,menjaga kelembapan,dan untuk transpirasi.
Faktor ketiga yaitu suhu, tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum.suhu paling

rendah bagi tanaman untuk tumbuh disebut suhu minimum,sedangkan suhu tertinggi pada
tanaman agar dapat tetap tumbuh disebut suhu maksimum,. Faktor eksternal terakhir yaitu
cahaya, setiap tumbuhan memerlukan cahaya untuk pertumbuhan,karena cahaya sangat berperan
dalam fotosintesis dan fotomorfogenesis.
Pada tumbuhan, selain terdapat faktor eksternal terdapat pula faktor internal diantarannya
yaitu gen dan hormone. Faktor internal pertama yaitu gen, gen adalah factor penentu sifat-sifat
yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya.gen juga berperan dalam pengendalian
metabolisme zat di dalam sel,misalnya proses sintesis protein.protein merupakan komponen
dasar penyusun tubuh makhluk hidup termasuk tumbuhan, dengan demikian gen dapat mengatur

pola pertumbuhan dengan cara lain menurunkan sifat-sifatnya dan sintesis-sintesis yang
dikendalikannya. Faktor kedua yaitu hormone yang terbagi atas auksin, giberalin, sitokinin, asam
absisat gas etilen, hormone kaline, dan asam traumalin. Auksin berfungsi untuk merangsang
perpanjangan sel,merangsang pembentukan bunga dan buah,merangsang pemanjangan titik
tumbuh,mempengaruhi

pembengkokan

batang,merangsang

pembentukan

akar

lateral,merangsang terjadinya proses diferensiasi. Giberalin, zat ini berfungsi untuk merangsang
pembelahan sel kambium,merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya,merangsang
pembentukan buah tanpa biji,merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai
ukuran

raksasa.


Sitokinin,

hormone

ini

berfunsi

untuk

menggiatkan

pembelahan

sel,mempengaruhi pertumbuhan sel,mempengaruhi pertumbuhan tunas. Asam absisat, fungsi dari
zat

ini


adalah

menghambat

perkecambahan

biji,memengaruhi

pembungaan

tanaman,,memperpanjang masa dormansi umbi-umbian,memengaruhi pucuk tumbuhan untuk
melakukan dormansi. Gas etilen, senyawa ini dapat memengaruhi proses pematangan buahbuahan, merangsang, pengguran bunga dan daun. Hormone kaline yang terdiri atas
filokalin,merangsang

pertumbuhan

daun,

kaulokalin,merangsang


pertumbuhan

batang,

Rizokalin,merangsang pertumbuhan akar dan Anthokalin,merangsang pertumbuhan bunga. Asam
traumalin, hormon ini berperan dalam regenerasi sel.Misalnya membantu menutupnya luka pada
akar maupun batang tanaman.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Adapun praktikum mengenai titik tumbuh tanaman ini dilaksanakan pada tanggal 19
Februari 2016 hingga tanggal 10 Maret 2016 bertempat di Laboratorium Biologi Fakultas
Pertanian, Perikanan, dan Biologi Universitas Bangka Belitung.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cangkul, penggaris, polybag dan spidol.
Bahan yang digunakan yaitu tanah hitam dan biji tanaman (buncis, kacang panjang, paria dan
timun).
Cara Kerja
Pertama-tama, disiapkan 3 polybag diisi dengan tanah hitam hingga mencapai batas yang
ditentukan. Pada tiap polybag dibuat lubang sebanyak 4-6 lubang, kemudian diletakkan 4 biji
tanaman berbeda (buncis, kacang panjang, paria dan timun) pada tiap polybag kelompok.
Tanaman yang telah ditanam dibasahi dengan air. Biji-biji dibiarkan berkecambah dan tumbuh
selama satu minggu agar dapat ditandai. Untuk memberikan tanda pada tanaman yang tumbuh
digunakan spidol untuk setiap tanaman tanaman dengan batas terbawah di bawah daun kedua.
Pada tiap bagian diukur dan dicatat panjang setiap bagian seminggu sekali.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1 Hasil Pengukuran Petambahan Titik Tumbuh Tanaman Buncis
No.
Titik
Tumbuh
1
2
3
4
5
6
7
8
Rata-rata

Tanaman ke1
0,10
0,10
0,10
0,10
0,10
0,10
0,10
0,20
0,11

2
0,00
0,00
0,10
0,10
0,40
0,00
0,50
0,60
0,21

3
0,00
0,20
0,00
0,00
0,20
0,10
0,00
0,00
0,06

4
0,00
0,20
0,20
0,30
0,20
0,40
0,10
0,20
0,20

5
0,30
0,00
0,00
0,00
0,00
0,10
0,10
0,40
0,11

6
0,50
0,00
0,00
0,00
0,00
0,20
0,40
0,10
0,15

7
0,20
0,10
0,30
0,50
0,60
0,10
0,20
0,90
0,36

Rata
-rata
8
0,50
0,00
0,00
0,10
0,00
0,00
0,30
0,50
0,24

9
0,00
0,00
0,00
0,10
0,00
0,00
0,30
0,50
0,11

10
0,20
0,00
0,10
0,00
0,20
0,50
0,50
0,50
0,25

11
0,10
0,00
0,00
0,00
0,00
0,40
0,10
0,50
0,14

*Keterangan: Pengukuran menggunakan cm
Tabel 2 Hasil Pengukuran Petambahan Titik Tumbuh Tanaman Pare
No.
Tanaman keTitik
1
2
3
4
5
6
Tumbuh
1
0,1 0,5 0,5 0,1 0,3 0,5
2
0
0
0
0
0
2
0,1 0,1 0,1 0,5 0,1 0,1
0
0
3
0
0
0
3
0,1 0,1 0,0 0,5 0,1 0,1
0
0
0
0
0
0
4
0,1 0,1 0,4 0,1 0,2 0,4
0
0
0
0
0
0
5
0,1 0,5 0,3 0,2 0,3 0,1
8
0
0
0
0
5
Rata-rata 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,1
2
7
0
0
0
6
*Keterangan: Pengukuran menggunakan cm

Rata-rata
7

8

0,2
5
0,1
2
0,5
0
0,2
5
0,6
0
1,2
4

0,5
0
0,1
0
0,1
0
0,2
0
0,5
0
0,2
8

2,33
0,10
0,13
0,57
2,30
1,08

Tabel 3 Hasil pengukuran titik tumbuh tanaman kacang panjang
No.
Titi
k
Tu

Tanaman ke1

2

3 4 5 6

7

8 9

Rat
arata
1

1 1

12
0,50
0,00
0,20
0,10
0,00
0,50
0,30
0,50
0,26

0,20
0,05
0,08
0,12
0,15
0,23
0,26
0,38
0,18

mb
uh
1
2
3
4
5
6

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0

0
0 0 0 0

8

1
,
5
-

9

-

10

-

7

2,
5
-

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0

0 0 1 1
,
5
0 0 1 1 0

-

-

0

1 2
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0,
1

0 0

0,
5
-

1 1
,
5
- -

0
,
5
-

-

-

-

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
2 0

0,3
4

-

0

0,8

-

-

0

-

-

0

0,2
5
0,3
3

-

Ket

: Pengukuran menggunakan satuan cm

Tabel 4. Hasil pengukuran titik tumbuh tanaman timun
No.
Titik
Tumb
uh

1

2

3

4

Ra
tarat
a

Tanaman ke1

2

3

4

5

6

7

8

9

0
,
2
0
0
,
1
0
0
,
3
0
0
,
1
0

0
,
1
0
0
,
1
0
0
,
1
0
0
,
3
0

0
,
1
0
0
,
2
0
0
,
2
0
0
,
2
0

0
,
1
0
0
,
1
0
0
,
1
0
0
,
3
0

0
,
3
0
0
,
2
0
0
,
2
0
0
,
1
0

0
,
5
0
0
,
3
0
0
,
2
0
0
,
1
0

0
,
3
0
0
,
3
0
0
,
2
0
0
,
1
0

0
,
4
0
0
,
4
0
0
,
3
0
0
,
1
0

0
,
1
0
0
,
1
0
0
,
2
0
0
,
1
0

1
0
0
,
2
0
0
,
2
0
0
,
1
0
0
,
3
0

1
1
0
,
1
0
0
,
2
0
0
,
1
0
0
,
1
0

1
2
0
,
4
0
0
,
3
0
0
,
1
0
0
,
0
0

0,2
3
0,2
0
0,1
8
0,1
5

5

6

7

8

Ratarata

Ket

0
,
2
0
0
,
3
0
0
,
3
0
0
,
3
0
0
,
2
3

0
,
4
0
0
,
2
0
0
,
5
0
0
,
5
0
0
,
2
8

0
,
2
0
0
,
3
0
0
,
3
0
0
,
3
0
0
,
2
3

0
,
2
0
0
,
2
0
0
,
2
0
0
,
2
0
0
,
1
8

0
,
1
0
0
,
1
0
0
,
3
0
0
,
5
0
0
,
2
3

0
,
0
0
0
,
1
0
0
,
2
0
0
,
4
0
0
,
2
3

0
,
1
0
0
,
1
0
0
,
4
0
0
,
5
0
0
,
2
5

0
,
2
0
0
,
2
0
0
,
5
0
0
,
5
0
0
,
3
3

0
,
0
0
0
,
0
0
0
,
2
0
0
,
3
0
0
,
1
3

0
,
2
0
0
,
4
0
0
,
4
0
0
,
5
0
0
,
2
9

0
,
1
0
0
,
6
0
0
,
5
0
0
,
5
0
0
,
2
7

0
,
0
0
0
,
4
0
0
,
6
0
0
,
5
0
0
,
2
9

0,1
4
0,2
4
0,3
6
0,4
2
0,2
5

: Pengukuran menggunakan
satuan cm

Tabel 5 Perbandingan Titik Tumbuh Antar Tanaman pada Praktikum
No. Titik
Tumbuh
1
2
3
4
5
6
7
8
Rata-rata

Tanaman 1

Tanaman 2

Tanaman 3

Buncis

Paria

Timun

0,20
0,05
0,08
0,12
0,15
0,23
0,26
0,38
0,18

2,33
0,10
0,13
0,57
2,30
1,08

0,23
0,20
0,18
0,15
0,14
0,24
0,36
0,42

0,81

0,25

Tanaman 4
Kacang
Panjang
0
0
0
0
0
0
0,34
0,8
0,14

Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengamati daerah titik tumbuh tumbuhan dengan
menngunakan 4 sampel bii yaitu timun, paria, kacang panjang, dan buncis. Dari hasil yang
peroleh yang dilakukan pengamatan dalam beberapa minggu didapatkan hasil titik tumbuh yang

berbeda dan bervariasi. Menurut Sandra (2012) mengatakan bahwa bahwa daerah tumbuh pada
batang terdapat pada daerah meristem lateral atau pada kambium dengan pertumbuhan sekunder,
sedangkan pada akar terdapat pada daerah ujung akar atau meristem apikal dengan pertumbuhan
primer. Hormon yang sangat berperan dalam perpanjangan sel adalah auksin, dimana auksin
dapat memperpanjang sel pada batang maupun akar.
Pada table hasil 1 dapat diketahui bahwa terdapat 8 titik tumbuh yang diamati
pertumbuhannya dan tanaman yang diguanakan adalah buncis. Pertumbuhan tertinggi yaitu pada
titik tumbuh ke delapan yaitu sebesar 0,38 cm dan pertumbuhan terkecil yaitu 0,05 cm dengan
rata-rata pertumbuhan pada seluruh titik tumbuh yaitu 0,18 cm. Pertumbuhan terkecil ini
didapatkan karena titik tumbu ke 2 pada tanaman buncis tidak mengalami peningkatan titik
tumbuh. Tidak adanya pertambahan tumbuh yaitu didapati tumbuhan ke 2,5,6,8,9,10,11 dan 12.
Tidak ada pertambahan pertumbuhan pada tumbuhan ke 2,5,6,8,9,10,11 dan 12 bukan merupakan
meristem lateral ataupun apikal dan pada titik tumbuh kedelapan merupakan meristem lateral.
Pada table hasil 2 yaitu dengan tanaman paria dengan 5 titik tumbuh. Pertumbuhan
tertinggi yaitu pada titik tumbuh pertama yaitu sebesar 2,33 cm dan pertumbuhan terkecil yaitu
pada titik tumbuh kedua sebesar 0,10 cm dengan rata-rata petumbuhan 1,08 cm. Hal yang
didapat tidak jauh berbeda dengan table 1 yaitu nilai pertumbuhan terkecil pada titik tumbuh ke 2
yang mana itu bukan merupakan meristem apical ataupun lateral dan pada titik tumbuh pertama
merupakan meristem apical.
Pada table 3 yaitu dengan tanaman kacang panjang. Tanaman kacang panjang ini
mengalami kesulitan dalam pertumbuhan sehingga dapat ini baru dapat tumbuh yaitu ketika
sampai pada saat titik tumbuh. Faktor yang mempengaruhi sulitnya tanaman kacang panjang ini
tumbuh kemungkianan diantaranya media yang digunakan kurang cocok ataupun praktikan yang
tidak mengetahui teknis penanaman, sehingga diperoleh titik tumbuh tertinggi yaitu pada titik
tumbuh ke delapan yaitu 0,8 cm dan titik tumbuh terkecil adalah 0 cm. dapat diketahui bahwa
titik tumbuh tertinggi berada pada daerah meristem lateral.
Pada table 4 yaitu dengan tanaman timun. Rata-rata titik pertumbuhan tertinggi yaitu pada
titik tumbuh ke delapan dengan ketinggian 0,42 cm yang merupakan daerah meristem lateral dan
rata-rata titik tumbuh terkecil yaitu pada titik tumbuh ke empat hanya sebesar 0,14cm.
Berdasarkan keempat table hasil tingkat ketinggian titik tumbuh untuk titik tumbuh dengan
pertumbuhan tertinggi banyak ditemukan di dekat dengan akar atau daerah meristem apical dan

pada daerah meristem lateral hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Sandra (2012) yang
mengatakan bahwa bahwa daerah tumbuh pada batang terdapat pada daerah meristem lateral atau
pada kambium dengan pertumbuhan sekunder, sedangkan pada akar terdapat pada daerah ujung
akar atau meristem apikal dengan pertumbuhan primer. Hormon yang sangat berperan dalam
perpanjangan sel adalah auksin, dimana auksin dapat memperpanjang sel pada batang maupun
akar.
Pada table 5 yaitu hasil perbandingan tingkat pertumbuhan titik tumbuh pada keempat
macam biji yaitu timun, kacang panjang, buncis dan paria, maka didapatkan hasil rata-rata untuk
tingkat pertumbuhan titik tumbuh kacang panjang yaitu 0,14 cm, timun 0,25 cm, buncis 0,18 dan
paria 0,81 cm. Titik tumbuh tertinggi yaitu paria dan titik tumbuh terendah yaitu kacang panjang.
Hal ini terjadi karena adanya faktor internal seperti hormon/ gen dan faktor eksternal seperti
lingkungan, air, suhu, dan kelembaban yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Menurut Fahn (1992), pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi
oleh dua faktor,yaitu faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor-faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan antara lain makanan,air,suhu,kelembapan,dan cahaya,
selain terdapat faktor eksternal terdapat pula faktor internal diantarannya yaitu gen dan hormone.

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa daerah tumbuh
pada akar letaknya pada ujung akar atau meristem apikal dengan pertumbuhan primer, sedangkan

daerah tumbuh pada batang letaknya pada meristem lateral atau pada kambium dengan
pertumbuhan sekunder.

DAFTAR PUSTAKA
Cambell et.al NA, Reece JB dan Mitchell LG. 1999. Biologi. Jakarta. Erlangga.
Fahn A. 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3. Yogyakarta. UGM Press.
Heddy S. 1987. Biologi Pertanian. Jakarta. Rajawali Press.
Kaufman PB. Labavitch J. Prouty AA dan Ghosheh NS. 1975. Laboratory Experiment in Plant
Physiology. New York. Macmillan Publishing Co. Inc.
Loveless AR. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama.
Salisbury FB dan Ross CW. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bandung. ITB.
Sandra E. 2012. Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Bogor. IPB Bogor.