makalah Hama Tanaman Padi. doc

Makalah
ILMU HAMA TANAMAN
HAMA PADI

NURLIAN

21403040

ANDI NUGRAHA
FARIS
SERLI

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMADYAH
KENDARI
2016

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………………………………………………
B. Tujuan……………………………………………………………………..
C. Manfaat…………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Hama Tanaman Padi Dan Pengendaliannya……………………………...
B. Penyakit Tanaman Padi Dan Pengendaliannya……………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah
dan taufiqNyalah. Penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “ilmu hama
tanaman ( hama padi)”. Salam dan salawat tak pula kita kirimkan kepada
junjungan kita Rasulullah Saw, kepada keluarga, sahabat, dan kaumnya yang
masih mengengam risalah beliau.
Makalah


ini

bertujuan

untuk

menambah

wawasan

bagi

mahasiswa,khususnya mahasiswa jurusan Agribisnis,Fakultas Pertanian. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan kami tugas dan tanggung jawab sehingga kami bisa mendapatkan
ilmu yang tak ternilai harganya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami berharap kritik dan sarannya ,
kami mengucapkan terima kasih.


Kendari, 18 Maret 2016

Kelompok

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Jakes Seto (2011) Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) adalah salah
satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu
pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa
jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi
mampu menghasilkan beras yang merupakan makanan pokok bangsa Indonesia.
Sehingga tanaman padi merupakan salah satu bidang pertanian yang digalakkan di
indonesia.
Pada tanaman padi terdapat banyak hama dan penyakit yang menyerang,
sehingga dapat mengakibatkan penurunan produksi padi tersebut. Sedangkan di
daerah-daerah pelosok Indonesia masih banyak petani yang belum mengetahui
jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi. Selain itu juga

mereka belum mengetahui cara-cara pengendalian yang tepat terhadap hama dan
penyakit yang menyerang tanaman padi. Sehingga usaha dalam budidaya tanaman
padi mengalami pasang surut akibat kegagalan panen. Kegagalan panen sangat
berdampak pada petani dan juga berpengaruh pada masyarakat luas karena bahan
pangan utama brkurang jmlahnya. Kegagalan ini terjadi akibat tanaman padi
terserang hama dan penyakit. Banyak jenis penyakit dan hama yang berpotensi
menyerang tanaman padi. Salah satunya belalang dan karat daun.

B. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang padi
2. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang menyerang padi
3. Mengetahui cara penanggulangan hama dan penyakit
C. Manfaat
Agar kita dapat mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang
tanaman padi dan mengetahui cara penanggulangannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. HAMA TANAMAN PADI DAN PENGENDALIANNYA

1. Wereng penyerang batang padi
Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih
(Sogatella furcifera).Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini
hama wereng paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat
menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering,
sekelompok tnaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi
kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan
wereng seperti IR 36, 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan,
melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2)
penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100
EC.

2. Wereng penyerang daun padi
Wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan daun. Gejala: di tempat bekas hisapan akan
tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan mati. Tanaman ada yang
menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning hingga kuning kecoklatan. Malai
yang dihasilkan kecil.

Pengendalian:

(1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, 48,
IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami
seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah;
(2) penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100
EC.
3. Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala: dan menyebabkan buah
hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak;
pada daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam.

Imago/Dewasa :


Panjang 14-17 mm



Bersayap dan warna coklat.




Serangga betina mampu bertelur 200-300 butir dan diletakkan secara
berkelompok berbentuk baris.

Telur :


Bentuk pipih lonjong



Panjang 1 mm



Warna telur putih, menjelang menetas warna coklat tua atau agak hitam.

Nimfa :



Bentuk ramping



Sayap kanan berkembang penuh



Warna hijau terang berubah abu-abu.

Dinamika Populasi :


Siklus hidup walang sangiit 35-56 hari



Imago aktit pagi dan sore hari




Waktu siang hari bersembunyi dibawah tanaman atau rerumputan



Bila diganggu mngeluarkan bau khas



Walang sangit menyerang padi fase masak susu



Kepadatan populasi meningkat pada kondisi tanaman sedang berbunga,
cuaca hangat dan gerimis



Hujan lebat dapat menurunkan populasi.


Kerusakan :


Walang sangit menyerang padi fase masak susu dengan mengisap cairan
biji padi



Bekas tusukan berupa bercak berwarna gelap



Padi yang terserang walang sangit bobotnya menurun bahkan menjadi
hampa.

Musuh alami :


Parasitoid telur : Gryon nixoni dan Ooencyrtus malayensis




Predator : Conocephalus longipenis



Jamur patogen : Beauveria bassiana

Cara Penanggulangannya :
(1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan
memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik.
(2) menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50
WP, Kiltop 50 EC.

4. Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat
bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan
pertumbuhan

tanaman

terganggu.

Pengendalian:mengumpulkan

dan

memusnahkan telur- telurnya, penyemprotan insektisida Curacron 250 ULV,
Dimilin 25 WP, Larvin 75 WP.

5. Penggerek batang padi terdiri atas:

Penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas),
bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Dapat
menimbulkan kerugian besar. Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk
tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering
dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep”
dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”. Pengendalian: (1)
menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi

sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2)
menggunakan insektisida Curaterr 3G, Dharmafur 3G, Furadan 3G, Karphos 25
EC, Opetrofur 3G, Tomafur 3G.
6. Hama tikus (Rattus argentiventer)
Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh
hama tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar.
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang
roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada
tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh
alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif
dan teratur, memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan
jagung atau beras.
7. Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura
lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol
putih L. ferramaya). Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji
berserakan. Pengendalian: Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
8. Keong Mas (Pomacea Caniliculata)
Keong mas memakan tanaman padi muda yang baru ditanam serta dapat
menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal. Serangan keong mas yang
parah dapat mengakibatkan tanaman padi yang baru di tanam habis total. Saat-saat
penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi
tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada sistem tabela (tanam
benih secara langsung). Setelah umur tersebut, tingkat pertumbuhan tanaman
biasanya lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong.
Siklus hidup
1. Telur :


Masa bertelur sampai menetas 7-14 hari

2. Masa Pertumbuhan :


Pertumbuhan awal 15-25 hari



Pertumbuhan lanjut 26-59 hari

3. Dewasa :


Masa berkembangbiak 60 hari sampai 3 bulan

Biologi :


Hidup di air



Dapat bertahan hidup 6 bulan didalam tanah kering selama
musim kemarau dan aktif kembali pada musim hujan.



Keong Mas dewasa dapat bertahan hidup lebih dari 3 tahun



Setiap bulan Keong Mas dapat menghasilkan 1000 butir telur



Keong Mas merusak tanaman padi umur 1 -3 minggu setelah tanam

Cara Penanggulangannya :


Memasang pagar plastic



Menanam bibit berumur tua untuk IR 64 : 25 hari ; Cisadane : 30 hari
( menanam bibit terlalu tua jumlah anakan sedikit).



Menanam bibit 3-7 tunas per rumpun (terlalu banyak tunas per rumpun
pemborosan benih).



Memasang saringan di saluran irigasi



Menancapkan bambu untuk bertelur (setelah terkumpul dimusnahkan)



Membuat parit agar keong mas berkumpul



Memasukkan bebek kesawah setelah umur padi mencapai 35 hari



Menaburkan daun kencur di lokasi yg terserang keong mas



Memungut Keoang Mas untuk :

a. Dimasak sebagai hidangan

b. POC (Pupuk Organik Cair)
c. MOL (Mikro Organisme Lokal)
d. Tambahan pakan ternak
9. Kepinding Tanah ( Scotinophora coarctata )
Imago/Serangga Dewasa :


Warna coklat kehitaman dan bila terganggu berbau khas menyengat



Lama bertelur 12-17 hari setelah kawin.



Umur imago 4-7 bulan hal ini disebabkan oleh umur inang, makin tua
tanaman serangga makin berkembang dengan baik

Telur :


Bentuk telur lonjong, berwarna merah jambu kehijau-hijauan



Letak telur berkelompok pada pangkat rumpun padi



Stadium telur 4-7 hari.

Nimfa :


Warna nimfa coklat kekuningan.



Tidak bersayap.



Stadium nimfa 20-30 hari.

Dinamika populasi :



Serangga dewasa mampu hidup dan berkembangbiak selama 2 musim.
Waktu musim kemarau serangga dewasa dapat bertahan pada bongkahan
tanah yang berumput.



Pada saat cuaca baik dewasa terbang ke pertanaman dalam jumlah besar
(lebih menyukai keadaan basah dan lembab)



Serangga dewasa menyukai intensitas cahaya yang tinggi dan mudah
ditangkap pada saat bulan purnama.



Tanaman inang : Panicum, jagung Sceleria, Scirphus dan padi liar.



Kepinding tanah menyerang pada bagian batang padi.

Penanggulangannya :


Pembajakan tanah segera setelah panen untuk mematikan telur, nimfa dan
dewasa yang tinggal pada pangkal padi.



Pengeringan lahan sawah untuk menghambat perkembangan.



Sanitasi lahan dan lingkungan dari tumbuhan inang rerumputan

Musuh alami :


Parasitoid telur : Scelionid



Predator telur ; Katak dan kadal



Predator telur,nimfa dan dewasa adalah kumbang Carabidae

B. PENYAKIT TANAMAN PADI DAN PENGENDALIANNYA
1. Penyakit Bercak Coklat Pada Daun Padi
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Helmintosporium Oryzae , gejala
penyakit ini adalah adanya bercak coklat pada daun berbentuk oval yang tersebar
merata di permukaan daun dengan titik abu-abu atau putih. Titik abu- abu atau
putih di tengah bercak meruapakan gejala khas penyakit bercak daun coklat di
lapang. Bercak yang masih muda berwarna coklat gelap atau keunguan berbentuk
bulat. Pada varietas yang peka panjang bercak dapat mencapai 1 cm. Pada
serangan berat jamur dapat menginfeksi gabah dengan gejala bercak warna hitam
atau coklat gelap pada gabah.
Jamur H. oryzae menginfeksi daun baik melaui stomata maupun
menembus langsung dinding sel epidermis setelah membentuk apresoria, Konidia
lebih banyak dihasilkan bercak yang sudah berkembang(besar) kemudian konidia
di hembuskan oleh angin dan menginfeksi secara sekunder. Jamur dapat bertahan
sampai 3 tahun pada jaringan tanaman dan lamanya bertahan sangat dipengaruhi
lingkungan. Selain gejala di atas gejala lainnya yaitu menyerang pelepah, malai,

buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak
coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan
kecambah mati.
Penanggulangannya :
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani,
Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif
dan fase pembentukan bulir;
(2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20
AS atau Rabcide 50 WP.
2. Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai
dan ujung tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai
malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan
terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
Penanggulangannya :
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani,
Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif
dan fase pembentukan bulir;
(2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20
AS atau Rabcide 50 WP.
3. Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot,)
Penyebab: jamur Cercospora oryzae. Gejala: menyerang daun dan pelepah.
Tampak gari-garis atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat
sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan pengisian biji terhambat.
Penanggulangannya :

(1) menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih ke
dalam larutan merkuri;
(2) menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.
4. Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun,
gejala terlihat pada tanaman yang telah membentuk anakan dan menyebabkan
jumlah dan mutu gabah menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara
ekonomi.
Penanggulangannya :
(1) menanam padi tahan penyakit ini;
(2) menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan seperti Monceren 25
WP dan Validacin 3 AS.
5. Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda,
malai dan biji menjadi kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar
membusuk, tanaman padi. Kerusakan yang diderita tidak terlalu parah.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan
merkuri.
6. Penyakit noda/api palsu
Penyebab: jamur Ustilaginoidea virens. Gejala: malai dan buah padi dipenuhi
spora, dalam satu malai hanya beberap butir saja yang terserang. Penyakit tidak
menimbulkan kerugian besar. Penanggulangannya :memusnahkan malai yang
sakit, menyemprotkan fungisida pada malai sakit.
7. Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun
dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan

berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Serangan menyebabkan
gagal panen.
Cara Penanggulangannya :
(1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara,
menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan;
(2) pengendalian kimia dengan bakterisida Stablex WP
8. Penyakit bakteri daun bergaris/Leaf streak
Penyebab: bakteri X. translucens. Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh.
Terdapat garis basah berwarna merah kekuningan pada helai daun sehingga daun
seperti terbakar.
Cara Pengendalian: menanam varitas unggul, menghindari luka mekanis,
pergiliran varitas dan bakterisida Stablex 10 WP.
9. Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh serangga Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang
semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuningkuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil.
Penyakit ini sangat merugikan. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan
dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada memberantas vektor
10. Penyakit tungro
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng Nephotettix impicticeps. Gejala:
menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun
kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai
kecil dan tidak berisi.
Cara Pengendalian:menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR
36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Padi merupakan tanaman semusim, berakar serabut, memiliki batang
sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang
saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak,dan berurat daun sejajar.
Hama dan penyakit pada tanaman padi merupakan kendala bagi pertumbuhan dan
perkembangan padi itu sendiri. Adapun macam-macam hama dan penyakit yang
menyerang tanaman padi yaitu wereng, walang sangit, burung, tikus, keong mas,
dan kepinding tanah serta penyakit yang diantaranya penyakit bercak coklat, blas,
hawar daun, tungro, penyakit garis coklat daun, busuk pelepah daun, penyakit
fusarium, penyakit noda/api palsu, leaf streak dan kerdil. Hama dan penyakit
tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi pada tanaman padi.
Sehingga diperlukan berbagai cara untuk mengendalikannya.
B.SARAN
Akan

lebih

baik

jika

kita

sering

mengamati

dan

melakukan

penanggulangan langsung dilahan kita, sangat bermanfaat dan sekalian mengasah
ilmu untuk mendapat pengetahuan yang lebih mendalam lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Bercocok Tanam Padi. Tribhuwana: Bandung
Anonymous,a.2010. HPTU.http://dictionary.refrence.plant.com/browse_html.
Anonymous,b.2010.hptu.http//www.google.com/hamatanaman/org. com
Anonymous,c.2010.pptu.http://dictionary.refrence.penyakit tanaman.com/
Anonymous,d.2010.faktor PPTU dan HPTU.
Anonymous,e.2010.budidaya
budidaya/padi.pdf.

padi.http://www.google.com/jurnal

Nasoetion,Andi Hakim.1990. Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian. Litera Antar
nusa:Jakarta
Seto,Jakes. 2011. Buku Pertanian. Departemen Pertanian:Jakarta
Wikipedia.co.id.Diakses tgl 16 maret 2016.