Laporan Kesehatan dan Pemupukan Tanaman

LAPORAN PRATIKUM
KESUBURAN DAN PEMUPUKAN TANAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah : Kesuburan Dan Pemupukan Tanah

Disusun Oleh :
Probo Laksono 140310202
Kelas :
AET – 5
Kelompok : 1

PROGARAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2015/2016

BAB I

1


PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Tanah merupakan suatu sistem yang ada dalam suatu keseimbangan

dinamis dengan lingkungannya (lingkungan hidup atau lingkungan lainnya).
Tanah tersusun atas lima komponen yaitu partikel mineral berupa fraksi anorganik hasil perombakan bahan-bahan batuan yang terdapat di permukaan bumi;
bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang; air; udara tanah;
dan kehidupan jasad renik. Tanah memegang peranan vital bagi semua kehidupan
makhluk hidup karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan unsur hara dan air serta sebagai penopang akar tumbuhan. Struktur
tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk
bernafas dan tumbuh. Tanah juga sebagai habitat hidup berbagai organisme.
Selain itu dari segi klimatologi tanah memegang peranan penting sebagai
penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah itu sendiri bisa tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain.
Seluruh sistem bumi berinteraksi di dalam tanah, yang tersusun dari materi
organik tak terlarut yang dihasilkan oleh pelapukan dan penghancuran batuan,

mineral, dan sedimen; bahan makanan digunakan oleh tumbuh-tumbuhan;
bermacam-macam materi organik, organisme baik hidup maupun mati, udara dan
gas-gas lain serta air.
Setiap orang berkepentingan terhadap tanah. Tanah sebagai sumberdaya
alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam aktivitas guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanah sebagai sumberdaya yang digunakan untuk
keperluan pertanian dapat bersifat sebagai sumberdaya yang dapat pulih
(reversible) dan dapat pula sebagai sumberdaya yang dapat habis. Dalam usaha
pertanian tanah mempunyai fungsi utama sebagai sumber penggunaan unsur hara
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, dan sebagai tempat tumbuh dan
berpegangnya akar serta tempat penyimpan air yang sangat diperlukan untuk
kelangsungan hidup tumbuhan.

2

Sebagian besar tanah digunakan sebagai lahan pertanian sehingga dilihat
dari sudut pertanian pengertian tanah adalah sebagai alat produksi yang dapat
menghasilkan berbagai produk pertanian. Pada tanaman tanah mempunyai
pengaruh dalam menyediakan unsur-unsur hara, mineral-mineral dan bahan-bahan
organik yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Tanah juga merupakan tempat

tumbuhnya tanaman yang berperan penting dalam menopang tanaman. Tanah
diolah menjadi subur atau ingin dibuat seperti apa dilakukan untuk mempengaruhi
tumbuhan.
Jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di
beberapa tempat, jagung merupakan bahan makanan pokok utama pengganti beras
atau sebagai campuarn beras. Dari segi pengelolaan, keuntungan bertanam jagung
adalah kemudahan dalam budidaya. Tanaman jagung merupakan tanaman yang
tidak memerlukan perawatan yang intensif dan dapat ditanam hampir disemua
jenis tanah. Resiko kegagalan bertanam jagung umumnya sangat kecil
dibandingkan tanaman palawija lainnya.

1.2

Tujuan Praktikum
Tujuan kami melakukan praktikum kesuburan dan pemupukan tanah ini

adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman jagung berdasarkan
perbedaan pengaplikasian pupuk.
2. Untuk mengetahui reaksi tanah/drajat kemasaman atau kebasaan tanah

(pH)
3. Untuk mengetahui kadar air suatu tanah yang telah diambil
4. Untuk menentukan banyaknya kadar bahan organik suatu tanah yang telah
diambil

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3

2.1

Tanaman Jagung
Jagung termasuk tanaman yang familiar bagi sebagian masyarakat

Indonesia. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi.
Bahkan, di beberapa tempat, jagung merupakan bahan makanan pokok utama
pengganti beras atau sebagai campuran beras. Sebagai tanaman serelia, jagung
bisa tumbuh hampir di seluruh dunia. Jagung termasuk bahan pangan penting
karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Sebagai salah satu

sumber bahan pangan, jagung telah menjadi komoditas utama setelah beras.
Selain sebagai bahan pangan, jagung juga dikenal sebagai salah satu bahan pakan
ternak dan industri.
Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan
spesies Zea mays L.. Secara umum, klasifikasi tanamn jagung sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi

: Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas

: Monocotyledonae (berkeping satu)


Ordo

: Graminae (rumput-rumputan)

Famili

: Graminaceae

Genus

: Zea

Spesies

: Zea mays L.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1 meter sampai 3 meter, ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6 meter. Tinggi tanaman biasa diukut dari permukaan tanah hingga ruas
teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas menghasilakan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Jagung

4

termsuk tanaman biji berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar
serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 meter meskipun sebagian besar berada
pada kisaran 2 meter. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar
adventif dari buku-buku batang bagian yang membantu menyangga tegaknya
tanaman.( Anonim a, 2012)
2.2 Deskripsi Pupuk

2.2.1 Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa
makhluk hidup seperti tanaman, hewan dan manusia, serta kotoran hewan. Pupuk
Organik umumnya lebih unggul dibandingkan pupuk anorganik karena beberapa hal
sebagai berikut:

-

Memperbaiki struktur tanah. Bahan organik dapat mengikat butir-butir tanah menjadi
butiran yang lebih besar dan remah sehingga tanah menjadi lebih gembur.

-

Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik dapat mengikat air lebih
banyak dan lebih lama.

-

Menaikkan kondsi kehidupan di dalam tanah. Jasad renik dalam tanah amat berperan
dalam perubahan bahan organik. Dengan adanya pupuk organik, jasad renik tersebut
aktif menguraikannya sehingga pupuk organik mudah diserap tanaman.

-

Sumber makanan bagi tanaman. Walaupun dalam jumlah sedikit, pupuk organik
mengandung unsur yang lengkap (Prihmantoro, 2001).


2.3

Reaksi Tanah (pH)
Air bersifat netral karena konsentrasi H+ dan OH+ yang sama. Pada

keadaan nbetral, pH adalah 7. Suatu ukuran skala pH digunakan untuk
memudahkan menyatakan konsentrasi H+ yang sangat kecil di dalam air maupun
di dalam berbagai system hayati penting. Kation-kation yang dapat dipertukarkan
terserap dengan tenaga yang cukup besar untuk memperlambat pencuciannya dari
5

tanah, tetapi sejumlah kation yang cukup besar mengalami disosiasi dari
permukaan perukaran kation yang terdapat dalam larutan dimana kation itu siap
untuk digunakan tanaman. Pada disosiasi, basa yang dapat dipertukarkan
menyebabkan terjadinya hidrolisis sehingga dihasilkan ion-ion OH- ( Foth, 1994).
Pengukuran pH tanah di lapangan dengan prinsip kalori meter dengan
menggunakan indicator (larutan, kertas lakmus), yang menunjukkan warna
tertentu pada pH berbeda. Kesalahan pengukuran dapat terjadi antara 0,1 – 0,5
unit pH atau bahkan lebih besar karena pengaruh pengenceran dan faktor-faktor

lain. Untuk mengukur pH basa kuat di lapangan, indikator fenolptalin yang tidak
berwarna sangat bermanfaat karena akan berubah menjadi ungu sampai merah
pada pH 8,3 – 10. Kondisi yang sama pada pengukuran pH di lapangan pada
kondisi luar biasa asam dihunakan indikator Brom Cresol Green (0,1 gram
dilarutkan pada 250 ml 0,006N NaOH) yang berubah dari hijau sampai kuning
pada pH 5,3 dan yang lebih rendah dari pada 3,8. Untuk mengetahui pH tanah di
lapangan, secara umum dapat digunakan indikator universal / campuran (Mohr,
1972).
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hydrogen H + di
dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masam
tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-,
yang jumlahnya berbanding terbalik dengan oin H+. pada tanah-tanah yang masam
ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion
OH- lebih tinggi daripada ion H+. bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah
bersifat netral yaitu mempunyai nilai pH 7. Kemasaman tanah terdapat pada
daerah dengan curah hujan tinggi, sedangkan pengaruhnya sangat besar dapa
tanaman, sehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan sifat
tanah yang sangat penting (Syaifuddin Syarief H.F, 1998)


2.4

Kadar Air Tanah

6

Air dalam tanah menurut jumlah dan keadaanya dibagi kedalam tiga
keadaan yaitu;


Air adhesi



Air higrokopis



Air kapiler
Air tanah seperti fase cairan mengisi sebagian atau seluruh rongga-rongga yang
terdapat dalam butir-butir tanah atau di dalam agregat tanah, yaitu merupakan
larutan dan berbagai senyawa dan garam yang biasa larut dalam tanah
(Henry,Foth;1994)
Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir
seluruhnya berasal dari udara dan atau atmosfer terutama didaerah tropis air hujan
itu dapat mrembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya
mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah (run off). Air
infiltrasi tadi bila dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara
vertical dan meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang
akhirnya sampai pada lapisan yang kedap air yang kemudian ekumpul disitu
menhjadi air tanah atau sering disebut ground water. Mengetahui banyaknya air di
dalam tanah yang tersedia bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal
penentuan pemberian air pada tanaman atau pengairan tanaman agar supaya tidak
terjadi kelebihan ataupun kekurangan air (Poewidodo;1991)
2.5

Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik

kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa
humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi
(disebut biotik), termasuk mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat
(biotik). Sumber primer bahan organik tanah maupun seluruh fauna dan
mikroflora adalah jaringan organiki tanah, baik berupa akar, daun, batang atau
ranting, buah sedangkan sumber sekunder bahan organik berupa jaringan organik
fauna termasuk kotorannya serta mikroflora. Dalam pengelolaan bahan organik

7

tanah, sumbernya juga berasal dari pemberian pupuk organik berupa pupuk
kandang, pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati (inokulan). Bahan organik
berperan secara fisik, kimia, dan biologi ( Hanafiah, 2005).
Bahan organik tanah sangat berperan dalam hal memperbaiki sifat fisik
tanah, meningkatkan aktivitas biologis tanah, serta untuk meningkatkan
ketersediaan hara bagi tanaman. Bahan organik itu sendiri merupakan bahan yang
penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun
biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat yang tiada taranya.
Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari bahan organik.
Bahan organik juga merupakan sumber energi dari sebagian besar organisme
tanah. Sumber bahan organik adalah jaringan tanaman (sumber sekunder). Kadar
bahan organik tanah dipengaruhi oleh kedalaman, iklim, drainase dan pengolahan
dari tanah tersebut. Bahan organik ditentukan kadarnya oleh para peneliti tanah
melalui penetapan jumlah unsure karbon organiknya (Hakim dkk,1986).
Lapisan atas profil tanah biasanya cukup banyak mengandung bahan
organik dan biasanya berwarna gelap karena penimbunan (akumulasi bahan
organik tersebut). Lapisan dengan ciri demikian sudah umum dianggap sebagai
daerah (zone) utama penimbunan lahan organik yang disebut tanah atas atau tanah
olah. Sub soil adalah tanah dibagian bawahnya, yang mengalami cukup
pelapukan, mengandung sedikit bahan organik. Lapisan organik yang berlainan itu
terutama dalam tanah yang sudah mengalami pelapukan di daerah lermbah
( Buckman, 1982).

BAB III

8

METODOLOGI

3.1

Waktu dan Tempat Praktikum
Kegiatan praktikum Kesuburan dan Pemupukan Tanah dilakukan mulai

tanggal 17 Oktober-12 Desember 2015 setiap hari Sabtu pada pukul 08.00 WIB.
3.2

Alat dan Bahan yang digunakan






Alat yang digunakan untuk pengolahan tanah dan penanaman :
o Cangkul dan Parang
Alat yang digunakan untuk pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun :
o Penggaris
Alat yang digunakan untuk mengukur pH :
o Beaker glass, pH meter, dan Gelas ukur
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar air tanah :
o Cawan alumunium, Timbangan analitik, dan Oven
Alat yang digunakan untuk mengukur bahan organik tanah :
o Timbangan analitik, pipet volume, erlenmeyer, gelas ukur, dan
buret
Bahan yang digunakan untuk penanaman :
o Benih tanaman jagung







Bahan yang digunakan untuk pemupukan :
o Pupuk organik sapi, kambing, dan ayam
Bahan yang digunakan untuk mengukur reaksi tanah (pH)
o Sampel tanah kering angin dan aquades
Bahan yang digunakan untuk menghitung kadar air tanah
o Sampel tanah kering angin
Bahan yang digunakan untuk menghitung bahan organik tanah
o K2Cr2O71N, aquades, dhiphenilamin, H2SO4 pekat, H3PO7 85%, dan
FeSO4

3.3

Langkah Kerja
 Pengolahan Tanah
Lahan percobaan lapangan dibersihkan dari berbagai bentuk sampah,

batuan dan vegetasi yang tidak diinginkan. Buatlah lubang tanam sebanyak 48

9

lubang dengan kedalaman 20 cm dan jarak antar lubang 30-50 cm. Diamkan
lubang tanam tersebut selama 1 minggu.
 Pemupukan
Campurkan masing-masing pupuk organik ke dalam lubang tanam sesuai
dengan perlakuan dan inkubasi selama 1 minggu dan selama inkubasi setiap hari
disiram sampai

kapasitas lapang supaya kelembabannya terjaga

.
 Penanaman dan Perawatan
Benih jagung ditanam sebanyak dua buah benih di setiap lubangnya.
Perawatan dilakukan setiap hari, yaitu penyiraman, penggemburan tanah serta
pengendalian gulma.
 Pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jagung
Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris setiap minggu.
Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai dengan ujung daun tertinggi.
Jumlah daun dihitung secara manual, daun yang dihitung adalah daun yang sudah
tidak menggulung lagi helaian daunnya, kemudian catat hasilnya.
 Pengukuran pH tanaman
Timbang sampel tanah kering angin sebanyak 10 g kemudian masukkan ke
dalam beaker glass dan tambahkan 25 ml aquades. Kocok selama 30 menit ,
kemudian ukur larutan tersebut menggunakan pH meter, kemudian catat hasilnya.
 Menghitung kadar air tanah
Terlebih dahulu timbang berat cawan yang digunakan, kemudian timbang
10 g tanah kering angin dan masukkan ke dalam cawan yang telah diketahui
beratnya. Keringkan contoh tanah tersebut di dalam oven pada suhu 105°C sampai
bobotnya tetap. Dinginkan cawan tersebut untuk mencapai suhu ruangan.
Kemudian hitung kadar air tanah tersebut dan catat hasilnya.
 Menghitung bahan organik tanah

10

Timbang tanah kering angin sebangak 0,1 g kemudian masukkan ke dalam
erlenmayer. Kemudian, sampel tanah tersebut dibawa ke ruang asam dan
tambahkan K2Cr2O7 sebanyak 1 ml, setelah itu tambahkan H2SO4 sebanyak 2 ml.
Kemudian guncangkan selama 1 menit hingga dingin. Setelah diguncang,
tambahkan aquades 20 ml guncangkan selama 1 menit. Kemudian tambahkan
H2PO7 (asam pospat) 1 ml dan guncangkan selama 1 menit. Kemudian tambahkan
dhiphenelamin sebanyak 6 tetes kemudian titrasi menggunakan sampai terjadi
perubahan warna menjadi hijau.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perbedaan Pertumbuhan Tanaman Jagung Berdasarkan Perbedaan
Pengaplikasian Pupuk

Sebelum melakukan olah tanah, terlebih dahulu kami mengambil sampel
tanah untuk diidentifikasi pH, kadar air dan bahan organiknya di dalam
laboratorium. Pengambilan contoh tanah ini dilakukan dengan sistem zig-zag

11

yaitu berselang seling. Prosedur pengambilan contoh tanah sistem zig-zag ini
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan

titik-titik

yang

akan

digunakan

sebagai

tempat

pengambilan contoh tanah secara zig-zag.
2. Titik yang kami tentukan berjumlah 4 titik.
3. Tiap titik pengambilan contoh dianggap paling mewakili contoh
individual
4. Kemudian gali dan ambil contoh tanah dari setiap titik dan masukkan
ke dalam kantong plastik untuk selanjutnya dikering anginka n.
Seharusnya, kami membuat bedengan untuk praktikum kali ini, namun
karena lapisan olah tanah yang dangkal dan banyaknya bebatuan karang di sekitar
lahan yang kami olah, akhirnya kami membuat lubang tanam untuk praktikum
kali ini. Lubang yang kami terbagi menjadi 8 baris, di dalam 1 baris terdapat 6
lubang dengan ke dalaman 20 cm dan jarak antar lubang 30 cm sedangkan jarak
antar baris 50 cm.
Pengaplikasian pupuk pada tiap baris berbeda-beda. Baris 1 tidak
menggunakan pupuk diberi nama D0, baris 2 dan 3 menggunakan pupuk kandang
ayam diberi nama D1, baris 4 dan 5 menggunakan pupuk kandang kambing diberi
nama D2, baris 6 dan 7 menggunakan pupuk kandang sapi diberi nama D3.
Kemudian kami melakukan penanaman benih jagung, benih di tanam
sebanyak 2 benih setiap lubang. Kami melakukan penyiraman setiap harinya dan
melakukan pengukuran setiap hari Sabtu sebanyak 3 kali. Tanaman yang kami
ukur sebanyak 3 sampel setiap 2 barisan penggunaan pupuk yang berbeda. Dari
hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Tinggi tanaman jagung tanpa pengaplikasian pupuk (D0)
Hari
Ke
7
14
21

Tinggi Tanaman (cm)
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
6
28,5
33

8
23,5
43

7
35,5
40

Rata-rata
7
29,16
38,66

Tabel 2. Tinggi tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang ayam (D1)
Hari
Ke

Sampel 1

Tinggi Tanaman (cm)
Sampel 2 Sampel 3

Rata-rata

12

7
14
21

8
34
50

8
33
47

9
34
45

8,33
33,66
47,33

Tabel 3. Tinggi tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang kambing (D2)
Hari
Ke
7
14
21

Tinggi Tanaman (cm)
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
10
36,5
50

11
38
52

12
40
48,5

Rata-rata
11
38,16
50,16

Tabel 4. Tinggi tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang lembu (D3)
Hari
Ke
7
14
21

Tinggi Tanaman (cm)
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
8
28
37,5

11
37
48

8
47
63

Rata-rata
9
37,33
49,5

Tabel 5. Jumlah daun tanaman jagung tanpa aplikasi pupuk (D0)
Hari
Ke
7
14
21

Sampel 1
2
4
4

Jumlah Daun (helai)
Sampel 2 Sampel 3
2
4
4

2
5
5

Rata-rata
2
4,3
4,3

Tabel 6. Jumlah daun tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang ayam (D1)
Hari
Ke
7
14
21

Sampel 1
2
4
6

Jumlah Daun (helai)
Sampel 2 Sampel 3
2
4
6

2
5
5

Rata-rata
2
4,3
5,6

Tabel 7. Jumlah daun tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang kambing
(D2)
Hari
Ke
7

Sampel 1
2

Jumlah Daun (helai)
Sampel 2 Sampel 3
2

2

Rata-rata
2

13

14
21

4
4

4
4

5
6

4,3
4,6

Tabel 8. Jumlah daun tanaman jagung dengan aplikasi pupuk kandang lembu (D3)
Hari
Ke
7
14
21

Sampel 1
2
4
4

Jumlah Daun (helai)
Sampel 2 Sampel 3
2
4
6

2
5
6

Rata-rata
2
4,3
5,3

Dari hasil pengukuran, menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kombinasi
kandang ayam + KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Hal ini dapat dilihat pada tabel tinggi tanaman yaitu pada setiap tabel . Perlakuan
pupuk kombinasi kandang sapi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
tanaman, akan tetapi tidak sebagus kombinasi pupuk kandang kambing
Berdasarkan penelitian Widodo (2008:05), pupuk kandang atau kotoran
ternak ayam kaya akan kandungan nitrogen (N) organik. Selain itu, kotoran ayam
juga sangat berperan penting untuk memperbaiki sifat biologis, fisik dan kimia
tanah secara alami. Kotoran ayam tersebut akan diuraikan oleh mikroba pengurai
yang ada di dalam tanah secara alami baik unsur hara makro maupun mikro
menjadi bahan organik tanah sebagai sumber makanan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang. Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan kotoran ayam
dapat menyediakan beberapa unsur hara makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co,
Ca, Mg, dan Si. Selain menyuplai beberapa unsur hara, kotoran ayam memiliki
kemampuan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Selain itu, kotoran ayam dapat
membentuk senyawa kompleks yang bereaksi dengan ion logam yang mampu
menyingkirkan ion-ion logam yang mampu menghambat pertumbuhan tanaman.
Oleh karena itu, pertumbuhan tanaman jagung pada D1 bagus. Hal tersebut juga
terjadi dengan pertumbuhan tanaman pada D2 dan D3.
Berikut ini adalah kandungan unsur hara yang terdapat dalam pupuk
kandang atau kotoran hewan (organik).

14

Gambar 1. Kandungan unsur hara pada pupuk kandang atau kotoran hewan
(organik)

4.2

Reaksi Tanah (pH)
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan dilaboratorium pH tanah

sampel yang diekstrak dengan aquades dan diukur menggunakan pH meter adalah
7,90 yaitu basa. pH tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang
dapat diserap oleh tanaman. Ketersediaan unsur hara berdasarkan drajat keasaman
atau pH dapat dilihat pada gambar berikut:

15

Gambar 2. Gambar pH tanah
Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah 5,67,5. Pada tanah yang memiliki pH kurang dari 5,5, tanaman jagung tidak dapat
tumbuh maksimal karena keracunan ion alumunium. (Purwono dan Hartono,
2005). Sedangkan tanah yang kita gunakan untuk praktikum ini memiliki pH 7,90,
sehingga tidak cocok untuk pertumbuhan tanaman jagung.
Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap pada pH 6-7, karena pada
pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air. Drajat pH
dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi
tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al)
sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo
( Molibdenum). Sehingga pada percobaan atau praktikum kali ini, unsur hara yang
ada di dalam tanah tidak mudah diserap oleh tanaman karena memiliki pH tanah
7,93 dan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.

4.3

Kadar Air Tanah
Untuk mengetahui kadar air tanah dilakukan cara sebagai berikut:
Diketahui :





Berat cawan : 3,08 g
Sampel tanah : 10 g
Berat cawan + tanah kering angin
Berat cawan + tanah kering oven

: 13,08 g
: 12,72 g

Perhitungan :
 Bobot Air
= (berat cawan+tanah kering angin) – (berat cawan+tanah kering oven)
= 13,08 g – 12,72 g
= 0,36 g
 Bobot Tanah Kering Oven
= (berat cawan + tanah kering oven) – berat cawan
= 12,72 g – 3,08 g
= 9,64 g
 % Kadar Air (KA)
16

Bobot air
x 100
Bobot tanahkering oven
0,36
x 100
=
9,64
= 3,73 %
=

Berdasarkan perhitungan kadar air tanah yang dilakukan diporelah kadar
air sampel tanah adalah 3,73 %. Hal ini menunjukkan kadar air yang terdapat di
sampel tanah tersebut rendah.

4.4

Bahan Organik Tanah
Bahan organik adalah hasil dekomposisi dari organisme yang hidup

tersusun dari campuran polisakarida, lignin, serta protein, dan bahan organik yang
berasal dari batuan dan mineral. Bahan organik tanah biasanya berbentuk humus
yaitu sisa-sisa makhluk hidup yang tidak melapuk sempurna.
Bahan organik berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Berupa pengaruh
secara fisik, kimia dan biologi tanah. Sumber bahan organik terdiri dari sumber
primer yang diperoleh dari jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun,
bungan, dan buah. Jaringan akan mengalami proses dekomposisi dan akan
terangkut ke lapisan bawah tanah. Sumber skunder berasal dari hewan. Dalam
kegiatannya, hewan terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman,
setelah itu baru cacing menyambung bahan organik melalui hasil pembuangan
kotorannya. Untuk menghitung kadar bahan organik tanah dilakukan melalui
perhitungan sebagai berikut:
Diketahui:





Hasil titrasi blanko
Hasil titrasi sampel
Kadar Air
Berat tanah (W)

= 9,8
= 7,5
= 3,73 %
= 0,1 g



FM

=

100
100 – Kadar Air

17

Perhitungan:

( ml blanko – mr sampel ) ×3
× FM
 % C- Organik
=
ml blanko
W
( 9,8 – 7,5 ) ×3
100
×
=
9,8
100−3,73
0,1
6,9
100
×
=
98 96,27
= 0,07 × 1,03
= 0,07%
 (BO)

= 1,724 x 0,07
= 0,12%

Berdasarkan kriteria kandungan bahan organik dalam tanah, maka
kandungan bahan organik dalam tanah diatas termasuk kedalam kategori rendah.
Sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu.

18

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tanaman yang menggunakan pupuk kandang kambing dan lembu
memiliki pertumbuhan yang paling bagus dibandingkan dengan tanaman dengan
percobaan pupuk kandang ayam dan tidak memakai pupuk. Pertumbuhan tanaman
yang tidak baik ini disebabkan juga oleh beberapa faktor seperti lapisan olah yang
banyak terdapat batu karang sehingga sistem perakaran pada tanaman tidak
berkembang dengan baik dan kesulitan menyerap unsur hara.
pH tanah pada tanah ini juga tergolong basa yaitu 7,93 sehingga unsur hara
kurang tersedia bagi tanaman dan pH basa juga tidak cocok untuk tanaman
jagung yang cocok tumbuh pada tanah dengan pH 5,6-7,5.
Selain itu, kandungan bahan organik dalam tanahnya juga rendah sehingga
tanaman kekurangan unsur hara yaitu 0,12 %.

5.2 Saran

19

Seharusnya jadwal penyiraman dilakukan bergantian untuk setiap anggota
kelompok, karena akan mengganggu yang namanya aktifitas kegiatan lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, Febri. 2015. Laporan Akhir Kesuburan Tanah.
(http://febri-bebek.blogspot.co.id/2015/05/laporan-akhirkesuburan-tanah.html). Diakses pada tanggal 29 Desember
2015.
Saipol.
2012.
penetapan
%C-organik.
(http://saipolbook.blogspot.co.id/2012/05
/penetapan-c-organik.html).
Diakses pada tanggal 29 Desember 2015
Najwa.2014.
Laporan
Kesuburan
Dan
Pemupukan
( http://siskannajwa.blogspot.co. id/2014/02 /kesuburantanah-dan-pemupukan.html). Diakses
pada tanggal 29
Desember 2015

20