TUGAS MAKALAH DASAR SINTESIS SENYAWA OBA

TUGAS
DSSO
SKRINING FITOKIMIA

OLEH:
DIONISIUS KRIS D. Y. A. R
13161010
MATRIKULASI FA 1

S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
2016

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan mempunyai kedudukan dan peranan yang amat penting dalam
kehidupan manusia. Hampir lima dekade terakhir ini timbul ketertarikan yang kuat dalam
meneliti tumbuhan sebagai sumber obat-obatan. Ini didasarkan pada beberapa

alasan.Pertama, adanya gerakan revolusi hijau yang didasari keyakinan bahwa
pengobatan dengan tumbuhan lebih aman dan dapat mengurangi efek samping pada tubuh
manusia dibandingkan dengan obat-obatan sintetis. Kedua, adanya fakta bahwa banyak
obat-obatan penting yang digunakan sekarang berasal dari tumbuhan Diperkirakan sekitar
30.000 spesies tumbuhan ditemukan di dalam hutan hujan tropika, sekitar 1.260 spesies
diantaranya berkhasiat sebagai obat. Pada saat ini, baru sekitar 180 spesies yang telah
digunakan untuk berbagai keperluan industri obat dan jamu, tetapi baru beberapa spesies
yang telah dibudidayakan secara intensif.Diperkirakan masih banyak tumbuhan
berkhasiat obat yang belum diketahui kandungan senyawa aktifnya, sehingga diperlukan
penelitian khusus.Agar pengobatan secara tradisional dapat dipertanggung jawabkan
maka diperlukan penelitian ilmiah seperti penelitian di bidang farmakologi, toksikologi,
identifikasi dan isolasi zat kimia aktif yang terdapat dalam tumbuhan.Tumbuhan dapat
digunakan sebagai obat obatan karena tumbuhan tersebut menghasilkan suatu senyawa
yang memperlihatkan aktifitas biologis tertentu. Senyawa aktif biologis itu merupakan
senyawa metabolit sekunder yang meliputi alkaloid, flavonoid, terpenoid dan steroid.
B. Tujuan
Untuk mengetahui kandungan senyawa aktif dari tanaman

1


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang
terkandung didalam tumbuhan, karena pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan
senyawa kimia yang dikandung tumbuhan yang akan sedang kita uji atau diteliti.
Metode yang digunakan dalam skrining fitokimia harus memiliki persyaratan :
1. Metodenya sederhana dan cepat
2. Peralatan yang digunakan sedikit
3. Selektif dalam mengindentifikasi senyawa-seyawa tertentu
4. Dapat memberikan informasi tambahan mengenai keberadaan senyawa tertentu
dalam kelompok senyawa yang diteliti
Golongan senyawa kimia dapat ditentukan dengan cara :
1. Uji warna
2. Penetuan kelarutan
3. Bilangan Rf
4. Jenis spectrum UV
Senyawa kimia berdasarkan asal biosintesis, sifat kelarutan, gugus fungsi digolongkan
menjadi :
1. Senyawa fenol, bersifat hidrofil, berasal dari asam shikhimat

2. Terpenoid, berasal dari lipid, biosintesis nya berasal dari isopentenil pirofopat.
3. Asam organic, lipid dan sejenisnya, biosintesis nya berasal dari asetat. Senyawa
nitrogen, bersifat basa dan bereaksi positif terhadap ninhidrint atau dragendrof
4. Gula dan turunannya
5. Makro molekul, umumnya memiliki bobot molekul yang tinggi.
2

Sedangkan berdasarkan biogesisinya senyawa bahan alam dikelompokan menjadi :
1. Asetogenin : flavonoid, lipid, lignin dan kuinon
2. Karbohidrat : monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida
3. Isoprenoid : terpenoid, steroid dan karetonoid.
4. Seyawa mengandung nitrogen : alkaloid, asam amino, protein dan nukleat.

3

BAB III
PEMBAHASAN

Tanaman-tanaman yang dapat di skrining fitokimia
1. Daun salam


Daun Salam merupakan daun dari tanaman salam yang sering kali digunakan sebagai
bumbu dapur. Selain bumbu dapur juga beberapa orang menggunakannya sebagai obat
herbal yang dipercaya mampu mengatasi berbagai penyakitPohon salam berwarna coklat
abu-abu, kayunya memecah atau bersisik dan tingginya bisa mencapai 30 meter dengan
diameter hingga 60 cm. Pohon ini memiliki bunga berupa malai dengan banyak kuntum
bunga, 2-8 cm. Sering kali bunganya muncul di bawah daun atau di bawah ketiak
ranting. Bunganya berwarna harum dan gampang rontok. Oleh para ilmuwan luar negeri,
daun salam yang biasa kita pakai sering kali disebut dengan Indonesian Bay Leaf.
a. Klasifikasi Daun Salam
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

4

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales

Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Syzygium
Spesies: Syzygium polyanthum Wigh Walp
b. Khasiat Daun Salam
Daun salam selama ini dikenal luas sebagai bumbu penyedap masakan. Namun,
ternyata manfaat daun salam tidak hanya sebatas sebagai penyedap karena khasiat
daun salam ternyata juga baik untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dan
menjaga kebugaran tubuh. Berdasarkan hasil penelitian, daun salam sangat baik baik
untuk melawan beberapa jenis penyakit kanker, Mencegah Penyakit Jantung,
Mengatasi Radang,

Mengobati Gangguan Pencernaan,

Mengatasi Penyakit

Diabetes, Menyembuhkan Darah Tinggi, Mengobati Penyakit Asam Urat,
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh, Membantu Program Diet Sehat
c. Kandungan kimia
Daun sereh dapur mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri
dari sitral, sitronelol (66-85%), α-pinen, kamfen, sabinen, mirsen,β-felandren, psimen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, α-terpineol,

geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten,

metil heptenon,

bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat,β-elemen, βkariofilen, β-bergamoten,

trans-metilisoeugenol, β-kadinen,

elemol,

kariofilen

oksida.1,2,15). Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan
komponen utama (+) sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu
terdapat pula geranil butirat, sitral, limonen, eugenol, dan metileugenol.

5

2. Daun Jeruk Nipis


Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan
perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang
pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua
dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung
tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm.
Sedangkan tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm.
Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang
dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5
dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih
kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan
panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih Tanaman jeruk nipis pada
umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong
dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman
jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam.
Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar
matahari langsung.

6

a. Klasifikasi tanaman jeruk nipis :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia (Christm.) Swing

b. Khasiat Daun Jeruk Nipis
Pada umumnya kita tidak tahu manfaat kandungan daun jeruk,tetapi sangat banya
sekali manfaat dan kandungan yang terdapat didalamnya. Secara alami jeruk nipis ini
bermanfaat untu obat batuk, menghilangkan dahak (mukolitik), memperlancar
kencing (diuretik) dan keringat, serta sangat baik dalam membantu proses
pencernaan.
c. Kandungan Kimia
Kandungan yang terdapat pada jeruk nipis yaitu Linalool, minyak terbang Limonene
dan flavonoid, seperti Poncirin, Hesperidine, Rhoifolin dan Naringin. Pada buah

jeruk nipis yang sudah masak mengandung Synephrine, N-methyltyramine, Asam
sitrat, Kalsium, Fosfor, Besi, serta Vitamin A, B1, dan C. Sedangkan Asam sitrat
yang dikandungnya dapat mencegah kambuhnya pasian setelah operasi batu ginjal.

7

3. Tanaman Alpukat

Alpukat adalah salah satu tanaman buah meja yang memiliki nama yang sama,
alpukat. Tumbuhan yang menurut sejarahnya berasal dari Meksiko dan Amerika
Tengah ini kini sedang banyak dibudidayakan, bahkan orang-orang di seluruh dunia
berlomba-lomba untuk mengembangkan tanaman buah ini. Buahnya yang legit dan
banyak mengandung asam folat sangat baik bagi ibu hamil yang meanaman buah
tropis ini di Indonesia sudah ditemukan sejak tahun 1877, keberadaannya di Indonesia
dibawa oleh Belanda dan ditanam untuk pertama kalinya di Kebun Raya Bogor.
Nama latin alpukat adalah Persea americana. Nama alpukat sendiri dalam bahasa
Inggris disebut avocado, nama tanaman ini sebenarnya berasal dari bahasa Aztek,
ahuacatl yang berarti pahit. Suku Aztek yang hidup di kawasan Amerika Tengah dan
Meksiko tidak begitu menyukai buah alpukat.
a. Klasifikasi Tanaman Alpukat

Kerajaan

: Plantae

Kelas

: Magnolipilihanda

Divisi

: Magnoliophyta

Ordo

: Laurales

Famili

: Lauraceae


Genus

: Persea

Spesies

: Persea americana

8

b. Kandungan Kimia Daun Alpukat
Kandungan zat aktif yang terdapat di daun alpukat (Persea america miller) adalah
saponin, alkaloida dan flavonoida serta polifenol, quersetin dan gula alkali persiit
(Mursito, 2007). Flavanoida merupakan kelompok flavanol turunan senyawa benzena
dapat digunakan sebagai senyawa dasar zat warna alam. Menurut Chang dan
Kinghorn (2001) ada tiga kelompok flavanoida yang amat menarik perhatian dalam
fisiologi tumbuhan yaitu antosianin, flavanol, dan flavon. Antosianin adalah pigmen
berwarna merah, ungu, dan biru. Warna antosianin pertama-tama bergantung pada
gugus pengganti yang terdapat dicincin B. Kedua, antosianin sering berhubungan
dengan flavon atau flavonol yang menyebabkan warnanya menjadi lebih biru. Ketiga,
antosianin berhubungan satu sama lain, khususnya pada konsentrasi tinggi dan ini
dapat menyebabkan efek kemerahan atau kebiruan, bergantung pada antosianin dan
pH vakuola tempat mereka terhimpun. Berdasarkan penelitian Maryati dkk.(2007),
penapisan fitokimia daun alpukat menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid,
tanin katekat, kuinon, saponin, dan steroid/ triterpenoid. Menurut (Sulaeman
dkk.,1999) tanin merupakan senyawa fenolik kompleks yang tersebar luas dalam
tanaman, seperti daun, buah yang belum matang, batang dan kulit kayu. Pada buah
yang belum matang, tanin digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme
dalam bentuk oksidasi tanin. Lestari (2014) menyatakan bahwa ekstraksi tanin dari
daun alpukat, diketahui total tanin yang terkandung dalam ekstrak tersebut berkisar
antara 15.81 – 22.07 %. Tanin akan menghasilkan warna coklat.

9

4. Tanaman Jambu Biji

Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai
(petiolus) dan helaian (lamina) saja disebut daun bertangkai. Dilihat dari letak bagian
terlebarnya jambu biji bagian terlebar daunya berada ditengah-tengah dan memiliki
bangun jorong karena perbandingan panjang : lebarnya adalah 1½ - 2 : 1 (13-15 : 5,66cm). Daun jambu biji memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) yang mana
daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan
terusan tangkai daun dari ibu tulang kesamping, keluar tulang-tulang cabang,
sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan. Jambu
biji memiliki ujung daun yang tumpul. Pangkal daun membulat (rotundatus), ujung
daun tumpul (obtusus). Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer), daging daun
(intervinium) seperti perkamen (perkamenteus). Pada umumnya warna daun pada sisi
atas tampak lebih hijau licin jika di bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas
lebih hijau, jambu biji memiliki permukaan daun yang berkerut (rogosus). Tangkai
daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.

a.

Klasifikasi Tanaman
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

10

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Psidium
Spesies: Psidium guajava L.
b. Pemanfaatan Daun Jambu Biji
Sebagai deodorant alami., Mengobati penyakit diare, Untuk mengobati penyakit
sariawan, Luka dan Borok, Ambeien, Mengusir kembung.
c. kandungan kimia
Saponin, Flavanoid, Polifenol, Alkaloid, Karoten, Steroid, Kuinon., Anti-oksidan,
Minyak atsiri, Tannin, Senyawa anti-mutagenic, dan masih banyak lagi lainnya.
5. Tanaman Bayam

Akar tanaman bayam memiliki sistem perakaran tunggal. Batang tanaman
bayam berbentuk bulat, berair, lunak serta kurang berkayu. Warna batang bayam
tergantung dari jenis bayam tersebut bayam hijau memiliki batang berwarna hijau,
begitu juga bayam merah juga memiliki batang berwarna merah.
Daun bayam termasuk daun tunggal bertangkai. Warna daun mengikuti jenis
bayam. Bentuk daun bundar telur memanjang. Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0m cm.
11

Lebar daun 0,5 cm hingga 3,2 cm. Tangkai daun berbentuk bulat, dengan bentuk
permukaan opacus. Panjang tangkai daun 0,5 cm sampai 9,0 cm.
Bunga bayam merupakan bunga berkelamin tunggal, tersusun majemuk tipe
tukal yang rapat, berwarna hijau. Memiliki 5 mahkota dengan panjang 1,5 sampai 2,5
mm. Bunga jantan memiliki bentuk bulir, untuk bunga betina berbentuk bulat yang
terdapat pada ketiak batang. Buah bayam berbentuk lonjong berwarna hijau dengan
panjang 1,5 mm. Biji bayam berwarna hitam mengkilat dengan panjang antara 0,8
sampai 1 mm
a. Klasifikasi Tanaman Bayam (Amaranthus spp)
Kerajaan

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Caryophyllales

Famili

: Amaranthaceae

Upafamili

: Amaranthoideae

Genus

: Amaranthus

b. Kandungan Kimia Daun Bayam (Amaranthus spp)
Bayam banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi,
amarantin, rutin, purin dan vitamin (A,B dan C).
6. Tanaman Cengkeh

12

Cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m.
Mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya.Tangkai
buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar.
Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat
memiliki batang pohon besar dan berkayu keras cengkeh mampu bertahan hidup
puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan
cabang-cabangnya cukup lebat. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur
memanjang dengan bagian ujung dan panggkalnya menyudut. Bunga dan buah
cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta
bertandan.
a.

Klasifikasi Tanaman (Syzygium aromaticum (L.) Merr.& Perry)
Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Bangsa

: Myrtales

Suku

: Myrtaceae

Marga

: Syzygium

Jenis

: Syzygium aromaticum (L.) Merr.& Perry

b. Kandungan Kimia (Syzygium aromaticum (L.) Merr.& Perry)
Kandungan kimia padadaun cengkeh yaitu Flavonoid merupakan salah satu
kelompok senyawa metabolik sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam
jaringan tanaman. Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik dengan
struktur kimia C6-C3-C6. Berbagai jeni senyawa, kandungan dan aktivitas
antioksidatif flavonoid sebagai salah satu kelompok antioksidan alami yang
terdapat pada sereal, sayur-sayuran dan buah,

13

telah banyak dipublikasikan.

Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom
hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada dalam bentuk
glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang
disebut aglikon flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air. Senyawa
yang merupakan golongan terbesar dari fenol ini dapat diekstraksi dengan etanol
70%.Apabila fenol yang berasal dari tumbuhan ini dilarutkan dengan etanol,
maka oksidasi enzim dapat dicegah sehingga mencegah kerja enzim fenolase
yang dapat merusak struktur fenol.Efek flavonoid terhadap macam-macam
organisme sangat banyak dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang
mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan tradisional.Flavonoid dapat
bekerja sebagai inhibitor kuat pernafasan.Flavonoid menghambat fosfodiesterase,
aldoreduktase, protein kinase, balik transcriptase, DNA polymerase dan
lipooksigenase.Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, mereka
menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim.
Flavonoid mampu menstimulasi 16% peningkatan pengeluaran insulin dari sel β
pankreas. Aksi tersebut terjadi melalui pengaturan peroxisome proliferators
activated receptors (PPAR α dan PPAR γ). Aksi flavonoid yang bermanfaat pada
kondisi hiperglikemia adalah kemampuannya untuk menstimulasi pengambilan
glukosa pada jaringan perifer, mengatur aktivitas dan ekspresi enzim yang terlibat
dalam jalur metabolisme karbohidrat dan bertindak menyerupai insulin
(insulinomimetic), dengan mempengaruhi insulin signaling.
7. Tanaman Pepaya

14

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang sudah dikenal oleh masyarakat
dan merupakan tanaman family caricaceae yang berasal dari Meksiko Selatan dan
bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini banyak ditanam di daerah tropis. Pohon
pepaya mempunyai sifat khas, yaitu dapat tumbuh dengan cepat karena ditanam dari
benih, sesudah 6 bulan tingginya mencapai 2 meter dan sudah mulai berbuah.
Tanaman tersebut kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis
untuk diambil buahnya. Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang
sedikit, tumbuh setinggi 5-10 m dengan daun yang membentuk serupa spiral pada
batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan
berlubang di bagian tengah (Kalie, 1996). Pada bagian daunnya, tanaman Pepaya
memiliki daun tunggal dengan ukuran yang cukup besar.Daun pada tanaman ini
berjari, bergigi dan memiliki tangkai daun yang panjang dan memiliki warna putih
kekuningan.Helai daunnya berbentuk seperti telapak tangan, jika dilipat jadi dua
bagian akan terlihat bentuk simetris dari daun Pepaya tersebut. Permukaan daun
Pepaya bersifat licin, mengkilat, dengan daging seperti perkamen.
a. Klasifikasi Tanaman (Carica papaya L.)
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (Tumbuhan Dikotil)

Ordo

: Violales

Famili

: Caricaceae

Genus

: Carica L.

Spesies

: Carica papaya L.

15

b. Kandungan Kimia Daun Pepaya (Carica papaya L.)
Kandungan kimia dari daun pepaya adalah alkaloid karpain, dehidrokarpain,
tflavonoid, tannin, nikotin, prunasin dan glikosida sianogenik. Selain itu daun pepaya
juga mengandung enzim papain yang dilaporkan merupakan enzim proteolitik cistein
dimana enzim ini mempunyai kemampuan proteolitik, yaitu mampu memecah
molekul – molekul protein menjadi bentuk asam amino menyatakan papain mampu
menembus kulit telur akibatnya dapat menganggu perkembangan larva yang ada
dalam telur cacing Ascaris suum dan bahkan dapat membunuh larva cacing oleh daya
proteolitik enzim tersebut. Daun pepaya juga mengandung benzil-isothyocianate
(BITC) yang dapat menghambat asupan glukosa sehingga cacing akan kekurangan
glukosa dan secara otomatis akan menyebabkan kekurangan energi dalam tubuh
cacing, dan pada akhirnya menyebabkan kematian cacing
8. Tanaman Singkong

Singkong (Manihot utilissima) pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian
dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay. Di Indonesia, singkong
diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16 dari Brasil dan mulai ditanam
secara komersial sekitar tahun 1810. Singkong atau dalam bahasa daerahnya dikenal
dengan ketela pohon, ubi kayu, pohung (Jawa), sampeu (Sunda) dan kaspe (Papua)
adalah pohon tahunan daerah tropis dansubtropik dari keluarga Euphorbiaceae .
Tanaman singkong dapat beradaptasi secara luas di daerah yang beriklim tropis. Di
Indonesia, tanaman ketela pohon dapat tumbuh dan berproduksi didaerah dataran
rendah sampai dataran tinggi, yakni pada ketinggian antara 10 m – 1500 mdpl.
16

a.

Klasifikasi Tanaman
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Euphorbiales

Famili

: Euphorbiaceae

Genus

: Manihot

Spesies

: Manihot utilissima Pohl.

b. Kandungan Kimia Daun Singkong (Manihot utilissima Pohl)
Daun singkong memiliki berbagai kandungan yaitu, flavonoid, triterpenoid, saponin,
tannin dan vitamin C (Nurdiana, 2013). Di dalam daun singkong mengandung vitamin
A, B1 dan C, kalsium, kalori, fosfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi (Agoes,
2010). Menurut hasil penelitian, daun singkong termasuk jenis sayuran yang banyak
mengandung flavonoid. Kandungan utama flavonoid daun singkong adalah rutin yang
merupakan glikosida kuersetin dengan disakarida yang terdiri dari glukosa dan
shamnosa.
9. Tanaman Kelor

Moringa oleifera L. dapat berupa semak atau dapat pula berupa pohon dengan tinggi
12 m dengan diameter 30 cm. Kayunya merupakan jenis kayu lunak dan memiliki
17

kualitas rendah. Daun tanaman kelor memiliki karakteristik bersirip tak sempurna,
kecil, berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun memiliki warna hijau
sampai hijau kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur terbalik, panjang 1-3
cm, lebar 4 mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun
rata. Kulit akar berasa dan berbau tajam dan pedas, dari dalam berwarna kuning pucat,
bergaris halus, tetapi terang dan melintang. Tidak keras, bentuk tidak beraturan,
permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam agak berserabut, bagian kayu
warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian besar terpisah.
a.

Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.

b. Kandungan kimia dan manfaat tumbuhan
Moringa oleifera L. mengandung kombinasi senyawa yang unik yaitu isotiosianat dan
glukosinolat. Isotiosianat (ITC) merupakan zat yang terdapat dalam berbagai
tanaman, termasuk Moringa oleifera L., dan memiliki potensi sebagai agen
kemopreventif. Secara in vivo, isotiosianat telah menunjukkan aktivitas sebagai agen
antikanker. Di alam isotiosianat berada dalam bentuk benzil isotiosianat (BITC),
phenetil isotiosianat, atau phenyl isotiosianat (PITC) (Bose, 2007). Isotiosianat
terlepas dari tanamannya melalui aksi enzim mirosinase setelah sel tanaman itu rusak,
18

seperti saat dipanen atau saat dikunyah (Zhang dkk., 2009). Atas dasar fakta-fakta
tersebut berbagai penelitian mengenai isotiosianat telah banyak dilakukan.
Kandungan-kandungan dalam daun kelor ini membuat daun kelor mempunyai banyak
sekali manfaat. Manfaat daun kelor bagi tubuh sangat banyak, mulai dari mengobati
penyakit dalam sampai penyakit luar. Berikut beberapa manfaat yang bisa diambil
dari daun kelor. Selain itu juga kelor mempunyai manfaat Menyehatkan kulit,
Mengatasi diabetes, Menyehatkan mata, Mencegah kanker, Mengobati rematik
10. Tanaman Mengkudu

Tanaman ini tidak terlalu besar, dengan ketinggia 3-8 meter. Memiliki batang
bengkok berdahan kaku, memiliki akar tunggang yang tertancap di dalam tanah. kulit
batang berwarna kecoklatan, beralur dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya segi
empat. Daun tanaman ini besae dan tunggak. Daun bertangkai, bulat telur hingga
berbentuk elips, kebanyakan daun runcing, berwarna hijau mengkilap yang ber ukuran
5-17 cm. Daun ini memiliki banyak variasi seperti bentuk bulat, bertepi rata, hijau
kekuningan, gundul dengan panjang 1,5 cm. Bunga tanaman mengkudu berbentuk
bongkol dengan tangkai 1-4 cm, rapat, berbunga banyak, tumbuh di dekat batang.
Bunga berbau harum dan wangi, serta memiliki mahkota berbentuk tabaung,
terompet, putih dalam lehernya berambut wol, panjang tabung mencapai 1,5 cm.
Benag sari berjumlah 4, tumbuh menjadi satu dengan mahkota sehingga berukuran
besar. Buah tanaman mengkudu bulat atau lonjong seprti telur ayam. Permukaan buah
terbagi sel polgonal ( bersegi banyak ) yang berbintik-binti atau berkutil. Buah awal

19

berwarna hijau dan menjadi kekuning-kuningan ketika matang dan setelah matang
buah akan menjadi lunak. Sehingga berjatuhan di bawah pohon. Biji buah mengkudu
berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang udara yang tampak jelas(
berpori-pori ). Bijinya memiliki daya tumbuh yang baik walapun sudah disimpan 6
bulan. Perkecambahan 3-9 setelah di semaikan.
a. Klasifikasi buah mengkudu
Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta

Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: magnoliopsida

Ordo

: Rubiales

Famili

: Rubiaceae

Genus

: Morinda

Spesies

: Morinda citriffolia L.

b. Manfaat
Menstabilkan Desakan Darah, Menghindar Kanker, Sebagai Anti-Inflamasi,
Memperlambat Sistem Penuaan
c. Kandungan mengkudu
Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi
lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral
penting, tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium,
salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang
hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine,

20

plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra
quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.
Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel
tubuh.
Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu
dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa,
Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli.
Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti
Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S .
flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan
anti-alergi.
Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif
melawan sel-sel abnormal.
Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam
buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit
xeronine, tetapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias
proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti
koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan
protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
11. Identifikasi Metabolit Sekunder
a.

Identifikasi alkaloid
Alkaloid merupakan kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk
gugus fungsi amin. Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang
besar. Pada umumnya, alakaloid mencakup senyawa yang bersifat basa yang

21

mengandung satu atau lebih atom N sebagai bagian dalam surem siklik. Struktur
alkaloid beraneka ragam dari yang sederhana sampai yang rumit, dari efek
biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang sederhana,
tetapi yang efeknya tidak sederhana adalah nikotin. Nikotin dapat menyebabkan
penyakit jantung , kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan
gangguan terhadap kehamilan dan janin.
Cara identifikasi : sebanyak 5 ml sampel dibasakan dengan laritan amonium 10%
(tes dengan kertas pH) kemudian dipartisi dengan kloroform (2 X 5ml). Fraksi
kloroform digabungkan lalu diasamkan dengan HCl 1 M. Larutan asam
dipisahkan dan diuji dengan pereaksi dragendorf atau mayer. Endapan kuning
jingga atau putih menunjukan adanya alkaloid.
Tujuan penambahan Ammonia berfungsi untuk membasakan dan pengendapan
alkaloid agar dapat diperoleh alkaloid dalam bentuk garam atapun alkaloid dalam
bentuk basa bebas. Kloroform digunakan dengan tujuan dapat menarik senyawa
alkaloid karena alkaloid mempunyai kelarutan yang baik dalam kloroform,
alkohol, tetapi tidak larut dalam air meskpun dapat larut dalam air panas. Setelah
itu diberikan pereaksi dragendorf dimana jika terbentuk endapan kuning jingga
berarti terdapat alkaloid atau pereaksi mayer bila terdapat endapan putih
menunjukan adanya alkaloid.
b.

Identifikasi saponin
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi
suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan
menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponin ini terdiri dari dua
kelompok : saponin triterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan
dalam kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam lerak yang digunakan

22

untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampo. Saponin dapat diperoleh
dari tembuhan melalui ekstraksi.
Cara identifikasi :
Uji Saponin dilakukan dengan metode Forth yaitu dengan cara memasukkan 2
mL sampel kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 mL akuades lalu
dikocok selama 30 detik.
diamati

perubahan

yang

terjadi.

Apabila

terbentuk

busa

yang

mantap (tidak hilang selama 30 detik) maka identifikasi menunjukkan adanya
saponin.
Uji penegasan saponin dilakukan denganmenguapkan sampel sampai kering
kemudian mencucinya dengan heksana sampai filtrat jernih.
Residu

yang

tertinggal

ditambahkan

kloroform,

diaduk 5 menit, kemudian ditambahkan Na2SO4 anhidrat dan disaring. Filtrat
dibagi enjadi menjadi 2 bagian, A dan B. Filtrat A sebagai blangko, filtrat
B ditetesi anhidrat asetat, diaduk perlahan,kemudian ditambah H2SO4 pekat
dan diaduk kembali. Terbentuknya cincin merah sampai coklat menunjukkan
adanya saponin.
c. Identifikasi steroid
Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar
siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu.senyawasenyawa ini mempunyai efek fisiologi tertentu. Steroid umumnya berada dalam
bentuk bebas sebagai glikosida sederehana. Hormon-hormon seks yang dihasilkan
terutama pada testis dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut
androgen dan hormon betina estrogen dan hormon kehamilan progesteron.

23

DAFTAR PUSTAKA
Sudarsono, Pudjoanto, A., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A., Drajad, M., Wibowo,
S., dan Ngatidjan, 1996,Tumbuhan Obat, Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, 4452, Pusat Penelitian Obat Tradisional, UGM, Yogyakarta
Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB : Bandung
Harborne, JB. 1984. Metode Fitokimia Edisi 2. ITB : Bandung

24