EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTs NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 20102011

  

EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB

POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG

PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI

MTs NU 07 PATEBON KENDAL

TAHUN AJARAN 2010/2011

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Matematika

  

Oleh:

ARIS PUJIANTO

  

NIM: 073511025

FAKULTAS TARBIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Aris Pujianto Nim : 073511025 Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

  Semarang, 06 November 2011 Saya yang menyatakan Aris Pujianto NIM: 073511025

KEMENTERIAN AGAMA

  

Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN

  Naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Metode Laboratorium Menggunakan Alat

  Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Sub Pokok Bahasan Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Kelas VIII di MTs NU 07 Patebon Kendal Tahun Ajaran 2010/2011

  Nama : Aris Pujianto NIM : 073511025 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika.

  Semarang, 20 Desember 2011

  

NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang

  Assalamu’alaikum wr. wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul :EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM

  MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTS NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011

  Nama : Aris Pujianto NIM : 073511025 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.

  Wassalamu’alaikum wr. wb.

  Pembimbing I Yulia Romadiastri, S.Si.,M.Sc.

  NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang

  Assalamu ’alaikum wr. wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul :EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM

  MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTS NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011

  Nama : Aris Pujianto NIM : 073511025 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.

  Wassalamu’alaikum wr. wb.

  Dr.Hj. Sukasih, M.Pd. NIP : 19570202 199203 2 001

  

ABSTRAK

  Judul : Efektivitas Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga terhadap

  Hasil Belajar Peserta Didik pada Sub Pokok Bahasan Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Kelas VIII di MTs NU 07 Patebon Kendal Tahun Ajaran 2010/2011

  Penulis : Aris Pujianto NIM : 073511025

  Skripsi ini membahas efektivitas metode laboratorium menggunakan alat peraga pada materi sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran. Penelitian ini, bertujuan untuk menguji atau membuktikan efektivitas metode laboratorium menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar peserta didik kelas

  VIII di MTs NU 07 Patebon dalam sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental berde sain “Randomized Control-Group Pretest-Posttest Design”, dilaksanakan pada kelas VIII di MTs NU 07 Patebon Kendal. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling.

  Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan jumlah 42 anak, dan kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 43 anak. Sedangkan yang menjadi kelas uji coba adalah kelas VIII C dengan jumlah 41 anak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan tes. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama peserta didik kelas VIII di MTs NU 07 tahun ajaran 2010/2011 Patebon. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat peraga sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional.

  Hasil penelitian ini sebagai berikut: Analisis data tahap awal meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. Dari perhitungan uji 2 2 normalitas kelas eksperimen diperoleh χ hitung (0,41716) < χ tabel (7,814728), 2 sehingga berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol diperoleh hitung χ

  2

  (3,45115) < tabel (7,81473), sehingga data hasil penelitian tersebut berasal dari χ populasi yang berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas diperoleh =

  1,019 dan = 1,86 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Sedangkan pada uji kesamaan dua rata-rata diperoleh = 0,12096 dan = 1,9890, Sehingga di ketahui = 0,12096 < = 1,9890. Berdasarkan uji persamaan dua rata-rata (uji t) kemampuan peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan.

  Analisis data tahap akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji

  2

  perbadaan dua rata-rata. Uji normalitas kelas eksperimen diperoleh (7,441) 2 2 χ hitung 2

  

< tabel (7,8147), sedangkan kelas kontrol diperoleh hitung (7,3975) < tabel

  χ χ χ

  (7,8147), jadi hasil penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk perhitungan homogenitas diperoleh F hitung = 1,072 dan F = 1,86, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang

  tabel

  sama. Kemudian untuk uji perbedaan dua rata-rata diketahui besarnya t hitung = 3,88 > t tabel = 1,6634 dengan rata-rata kelas eksperimen adalah 68,2 dan besarnya rata- rata kelas kontrol adalah 58,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat peraga efektiv terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di MTs NU 07 Patebon Kendal.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya tulis ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak, terutama kepada: 1.

  Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Suja’i, M.Ag.

  2. Dosen pembimbing Yulia Romadiastri,S.Si.,M.Sc. dan Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.

  3. Kepala Sekolah MTs NU 07 Patebon, Mukhlis, S.Ag yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MTs NU 07 Patebon.

  4. Guru pengampu bidang studi matematika MTs NU 07 Patebon Ibu Rosidah yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses penelitian.

  5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

  6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah memberikan layanan yang baik bagi penulis.

  7. Kedua orang tua serta kerabat yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita,

  8. Teman-teman yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

  Semarang, 29 November 2011 Penulis Aris Pujianto NIM : 073511025

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii PENGESAHAN ............................................................................................ iii NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv ABSTRAK ..................................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................. vi DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Penegasan Istilah .............................................................. 3 C. Rumusan Masalah............................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................... 5 BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ................................................................. 6 B. Kerangka Teoritik ............................................................ 7

  1. Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga ..... .7

  a. Metode Laboratorium ............................................ 7

  b. Alat Peraga ............................................................. 10

  c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga .............. 16

  2. Hasil Belajar Matematika ........................................... 16

  a. Pengertian Hasil Belajar ........................................ 16

  b. Tes Hasil Belajar ................................................... 19

  D. Kerangka Berfikir ............................................................ 22

  E. Rumusan Hipotesis ......................................................... 24

  BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ............................................................. 25 B. Jenis Penelitian ................................................................. 25 C. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................... 25 D. Populasi dan Sampel ........................................................ 25 E. Variabel Penelitian ........................................................... 26 F. Desain Penelitian .............................................................. 27 G. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 29 H. Teknik Analisis Data ....................................................... 37

  1. Analisis Data Tahap Awal .......................................... 37

  2. Analisis Data Tahap Akhir ......................................... 41

  BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...................................... 45 B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................... 56 C. Keterbatasan Penelitian .................................................... 57 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................... 59 B. Saran-saran ....................................................................... 59 C. Penutup ............................................................................ 60 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk menumbuh kembangkan potensi

  sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan secara maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan. Upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran yang efektif yang sesuai dengan pendekatan cara belajar peserta didik aktif.

  Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

  Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasi mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran

  1 yang dicapai peserta didik.

  Keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah strategi belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didiknya dan memperbaiki 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT kualitas mengajarnya. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat membantu meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Agar peserta didik dapat belajar dengan baik, maka metode pembelajaran harus diusahakan yang tepat, efisien, dan seefektif mungkin. Di dalam mengajarkan materi garis singgung persekutuan dua linngkaran guru harus bisa melatih peserta didik untuk melukis garis singgung pesekutuan. Apabila peserta didik bisa melukis kedua garis singgung prersekutuan tersebut akan mempermudah memahami konsep-konsep dari garis singgung persekutuan. Akan tetapi, yang terjadi di MTs NU 07 Patebon Kendal kebanyakan peserta didiknya masih belum mampu untuk menggambar kedua garis singgung persekutuan dua lingkaran tersebut.

  Pihak sekolah juga kekurangan alat peraga untuk memperjelas konsep dari garis singgung persekutuan dua lingkaran ini. Akibatnya untuk memahami konsep garis singgung persekutuan dua lingkaran ini peserta didik masih kesulitan. Selain hal ini yang terjadi di MTs NU 07 Patebon Kendal adalah tidak sedikit peserta didik yang kurang bersosialisasi dalam artian peserta didik yang sudah paham tidak mau mengajarkan kepada peserta didik yang belum bisa, sehingga terdapat tidak keseimbangan di dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mencoba menggunakan metode laboratorium dengan alat peraga. Dengan metode ini peserta didik akan bisa bersosialisasi, karena metode ini adalah suatu metode yang diajarkan dengan cara mengelompokkan sejumlah peserta didik secara heterogen. Dengan harapan peserta didik yang sudah paham bisa mengajari peserta didik yang belum bisa.

  Metode ini juga melatih peserta didik untuk bereksperimen dan saling bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah. Metode ini dilaksanakan dengan cara bermain, diharapkan dengan permainan itu peserta didik dapat menemukan suatu konsep matematika. Metode laboratorium memiliki beberapa kelebihan antara lainnya adalah: a. Siswa akan gemar menyelesaikan masalah-masalah yang didasarkan kepada pengalamannya sendiri karena ia dituntut mengerjakan sesuatu menurut kemampuannya.

  b. Prinsip psikologi terpenuhi yaitu konsep atau generalisasi berjalan dari hal yang konkret ke abstrak.

  c. Pengertian akan dicapai oleh siswa, sebab siswa itu menemukan konsep atau generalisasi atas hasilnya sendiri. Pengertian yang diperoleh dengan mantap memungkinkan siswa mentransfer ke masalah lainnya yang relevan.

  d. Metode ini memungkinkan siswa saling bekerja sama dalam arti

  2 pertukaran ide.

  Kemudian untuk membantu peserta didik memahami konsep garis singgung persekutuan dua lingkaran digunakanlah alat peraga. Dengan alat peraga ini peserta didik diharapkan bisa lebih paham dalam memahami dan menetukan konsep dari garis singgung pesekutuan dua lingkaran. Dengan metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik MTs NU 07 Patebon Kendal.

  Melihat dari permasalahan di atas peneliti mengangkat judul

  “EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTS NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011 B. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi salah pengertian dari maksud pengambilan judul, serta untuk menghindari terjadinya bermacam-macam interpretasi maka perlu ditegaskan istilah-istilah yang termuat dalam judul berikut.

  1. Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya,

  3 2 (pengaruhnya, akibatnya, kesannya). Sehingga Efektivitas diartikan Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: adanya kesesuaian antara yang melaksanakan tugas dengan sasaran

  4 yang akan dicapai.

  2. Metode laboratorium adalah suatu metode dimana peserta didik berusaha menemukan problem-problem dan fakta-fakta matematika.

  Pada prinsipnya metode laboratorium dilaksanakan oleh peserta didik sambil bermain, mengobservasi dan bekerja mulai dari konkrit ke abstrak, hasil permainan tersebut memungkinkan peserta didik

  5 menemukan konsep-konsep atau generalisasi di dalam matematika.

  3. Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk memperjelas materi pelajaran yang dismpaikannya

  6 kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.

  4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta

  7 didik setelah ia menerima pengalaman belajar.

  5. Garis singgung persekutuan dua lingkaran adalah materi pelajaran matematika kelas VIII semester II dalam pokok bahasan garis singgung lingkaran.

  Jadi, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal pada materi sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah yaitu: Apakah metode laboratorium menggunakan alat peraga

  3 Wjs. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2006), Cet.3, hlm.311. 4 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) Cet.

  11, hlm. 82. 5 Alqan, Metode Laboratorium, diakses pada tanggal 21-05-2011 6 Moch. Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 31. 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan garis singgung dua lingkaran kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal?

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peserta Didik

  a. Untuk mempermudah pemahaman tentang garis singgung persekutuan dua lingkaran.

  b. Menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari dan mengerjakan soal-soal garis singgung persekutuan dua lingkaran.

  c. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

  2. Bagi Guru

  a. Menambah alternatif metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi.

  b. Dapat memacu guru untuk lebih baik dalam mengajarkan garis singgung persekutuan dua lingkaran.

  3. Bagi Peneliti

  a. Mengetahui pengaruh metode pembelajaran laboratorium dengan alat peraga.

  b. Mendapat pengalaman langsung dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan memggunakan metode pembelajaran laboratorium dengan alat peraga.

  4. Bagi Sekolah

  a. Sebagai input bagi sekolah di dalam memberikan sumbangan pemikiran terhadap teknik pengajaran matematika yang tepat guna.

  b. Dapat digunakan sebagai acuan penelitian.

BAB II METODE LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR A. Kajian Pustaka

  1. Dewie Kumala Ika S (04301244042) Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta dengan skripsinya yang berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Kelas V dalam

  Pembelajaran Geometri dengan Metode Laboratorium di SD Tegalsari Jawa Teng ah”.

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan metode Laboratorium, motivasi belajar siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan motivasi belajar yang dicapai siswa dari pra tindakan ke siklus I dilanjutkan ke siklus II, yaitu meliputi: motivasi yaitu dari 50,78% pada pra tindakan menjadi 57,33% pada siklus I kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 69,77%, Selain itu diketahui pula bahwa sebagian besar siswa memberikan sikap/ tanggapan yang baik terhadap pembelajaran dengan metode Laboratorium.

  2. Asti Sugiarti (4401403003) Jurusan Biologi, Universitas Negeri Semarang dengan skripsinya yang berjudul ”Optimalisasi

  Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tubuh Tumbuhan di Kelas VIII Smp N 02 Godong.”

  Penelitian ini merupakan penelitian PTK. Hasil dari penelitian ini pada siklus I ketuntasan belajar siswa baru mencapai 40,43%. Guru belum bisa mengelola kelas dengan baik sehingga pada saat praktikum siklus I pembelajaran belum bisa optimal dan siswa juga belum terbiasa belajar kelompok dalam laboratorium. Pada siklus II III menjadi 85,11%. Penigkatan persentase ketuntasan belajar ini yang menyebabkan meningkatnya motivasi siswa.

  Beberapa skripsi di atas dapat menjadi rujukan penulis dalam meneliti penggunaan metode laboratorium dalam pembelajaran matematika materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Meskipun begitu ada perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan skripsi-skripsi di atas. Perbedaan dengan peneliti pertama terletak pada populasi, sampel, materi, tujuan dan metode penelitian. Sedangkan dengan peneliti kedua terletak pada populasi, sampel, materi dan metode penelitian. Penelitian yang akan penulis lakukan merupakan penelitian eksperimen, yang akan meneliti pengaruh penggunaan metode laboratorium menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.

B. Kerangka Teoritik 1. Metode Laboratorium dengan Alat Peraga a. Metode Laboratorium 1) Pengertian Metode Laboratorium

  Metode laboratorium ini adalah peserta didik belajar sambil bekerja, belajar sambil mengobservasi, dan memulai

  8

  dari yang konkrit ke abstrak. Metode ini berkaitan dengan metode belajar sendiri. Sebenarnya matematika itu tidak

  9 sekedar membaca, tetapi belajar sambil bekerja.

  Untuk lebih jelasnya E.T. Russeffendi menjelaskan dalam buku Dasar-Dasar Matematika Modern untuk Guru 8 sebagai berikut: Mengajar dengan metode laboratorium adalah

  Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Departemen dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988), hlm. 133. 9 Herman Hudojo, Pengembangan, hlm. 104.

  mengajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memahami suatu objek langsung matematika dengan jalan mengkaji, menganalisa, menemukan secara induktif melalui inkuiri, merumuskan dan mengetes hipotesa dan membuat kesimpulan dari benda-benda konkrit atau modelnya.

  10

2) Macam-Macam Pelaksanaan Metode Laboratorium

  Prinsip metode laboratorium adalah belajar sambil bermain, belajar sambil mengobservasi dan berjalan dari konkret ke abstrak. Peserta didik tidak hanya mendengarkan informasi tetapi juga mengerjakan sesuatu. Dalam melaksanakan metode laboratorium ada bermacam-macam pelaksanaannya antara lain sebagai berikut.

  a) Bermain Ide-ide matematika dipelajari siswa melalui permainan. Tentu saja permainan yang disajikan itu harus sesuai dengan perkembangan intelektual siswa. Jika suatu konsep matematika disajikan melalui

  “bermain”, pengertian terhadap konsep tersebut diharapkan akan mantap, sebab belajar dengan cara itu merupakan belajar yang wajar yakni sesuai dengan dasar nalurinya siswa bahwa siswa itu memang suka bermain. Jadi pola-pola matematika itu tidak dipelajari siswa melalui sederetan pengetahuan yang sudah ditentukan sebelumnya sebagai suatu proses mekanis, melainkan dengan melalui bermain, yakni siswa mengkonstruksi pola-pola matematika.

  11

  b) Kartu 10 Alqan. Metode laboratorium,

   diakses pada tanggal 21-05-2011

  Ide/ gagasan matematika dipelajari peserta didik melalui instruksi-instruksi yang berupa pertanyaan- pertanyaan dan latihan yang ditulis pada kartu-kartu. Peserta didik belajar matematika menurut kecepatannya dan kemampuanya dari kartu-kartu tersebut. Dengan menggunakan kartu-kartu itu, peserta didik mempelajari konsep-konsep matematika, mencari pola dan struktur matematika serta menyelesaikan masalah. Dengan sistem kartu tersebut, pengajar dapat membantu peserta didik

  12 secara individu.

  Dalam penelitian yang peneliti lakukan, cara melakukan metode laboartorium yang digunakan termasuk dalam metode bermain, dimana peserta didik dibebaskan untuk mengkonstruksi alat peraga sendiri dengan bimbingan guru sehingga peserta didik mendapatkan konsep matematika dari pengalamannya sendiri.

3) Isi Lembar Kegiatan Laboratorium

  Dalam setiap kegiatan laboratorium harus disediakan lembar kegiatan praktikum. Pokok

  • – pokok isi lembar kegiatan

  13

  praktikum meliputi:

  a) Tujuan: Di bagian ini disebutkan tujuan atau perubahan tingkah laku yang diharapkan, baik kognitif, mungkin afektif atau psikomotor.

  b) Alat dan bahan: Di bagian ini disebutkan alat dan bahan yang diperlukan dengan memperhatikan rancangan kegiatan untuk individu 12 atau kelompok. 13 Herman hudojo. Mengajar Belajar Matematika., hlm. 107 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Jakarta:

  Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam c) Diskusi pengarahan/teori: Di bagian ini disebutkan/dijelaskan bahasa teori dari kegiatan yang bersangkutan, dapat diselingi pertanyaan yang perlu didiskusikan sebelum praktikum dilakukan.

  d) Cara kerja: Di bagian ini harus dijelaskan apakah alat sudah tersedia dan tinggal menggunakan ataukah alat masih dibuat baru kemudian kegiatan baru dimulai. Setiap langkah kerja harus disebutkan dengan jelas, dapat digunakan teknik penemuan untuk menumbuhkan kemampuan melakukan generalisasi.

  e) Diskusi hasil kerja:

  • – Di bagian ini diharapkan dapat diungkapkan masalah masalah yang timbul suatu praktikum dilakukan. Setelah satu upaya untuk menumbuhkan masalah yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan yang antara lain dapat digunakan untuk memacing atau melakukan kritik terhadap kegiatan praktikum baik segi alat maupun segi kerjanya.

  f) Pengembangan: Di bagian ini dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan kelanjutan dari butir e) dan mengarah kepada kemungkinan pengembangan praktikum. Dengan ini dimungkinkan peserta didik tergugah oleh pertanyaan- pertanyaan yang sifatnya pengembangan dari kegiatan yang baru saja dilakukan.

b. Alat Peraga 1) Pengertian Alat Peraga

  Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan alat, serta evaluasi. Unsur alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan.

  Dalam pencapaian tujuan tersebut alat peraga sangat membantu untuk mengantarkan bahan ajar kepada peserta didik. Adapun pengertian alat peraga pengajaran adalah alat- alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri

  14 siswa.

2) Fungsi Alat Peraga

  Alat peraga dalam pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar- mengajar yang efektif. Karena peranan yang penting tersebut alat peraga mempunyai fungsi pokok, adapun fungsi pokok

  15

  tersebut adalah:

  a) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang evektif.

  b) Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.

  c) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral 14 dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung 15 Moch. Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 31.

  

Nana, Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 99-100. pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.

  d) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata- mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

  e) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

  f) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar-mengajar. Dengan perkataan lain menggunakan alat peraga, hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

3) Syarat dan Kriteria Media Alat Peraga

  Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran harus memenuhi beberapa syarat dan ketentuan. Adapun syarat dan ketentuan alat peraga sebagai berikut:

  a) Tahan Lama

  b) Bentuk dan warnanya menarik

  c) Sederhana dan mudah dikelola

  d) Ukurannya sesuai

  e) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau diagram f) Sesuai dengan konsep matematika

  g) Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya h) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi peserta didik i) Menjadikan peserta didik belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga. Bila mungkin alat peraga

  16

  tersebut bisa berfaedah lipat (banyak)

4) Alat Peraga Garis Singgung Persekutuan dua Lingkaran

  Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran yang terbentuk dari bahan di sekitar kita. Di bawah ini akan dijelaskan bahan dan alat yang digunakan serta langkah-langkah dalam pembuatan alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran.

  a) Bahan dan Alat yang digunakan

  Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan alat peraga garis singgung ini yaitu:  Sterofom  Kardus  Kertas manila (merah, biru, hijau, dan emas)  Gabus  Gunting  Cutter  Penggaris  Jangka  Jarum pentul  Lem kertas

  b) Langkah-langkah Pembuatan

  Langkah-langkah dalam pembuatan alat peraga garis singggung persekutuan dua lingkaran adalah sebagai 16 berikut:

  Erman, Suherman,.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: UPI,

   Membuat dua lingkaran dari sterofom dengan ukuran diameter 20 cm dan 16 cm menggunakan jangka. Kemudian memotong menggunakan cutter.

   Melapisi kedua lingkaran dengan kertas warna emas dan ditempel menggunkan lem.  Memotong kardus dengan ukuran 25 cm x 40 cm.

  Kemudian melapisi dengan kertas warna biru.  Membuat persegi panjang dari gabus dengan ukuran 20 cm sebanyak 2 buah, 30 cm sebanyak 1 buah, 10 cm sebanyak 1 buah, 8 cm sebanyak 2 buah.

   Melapisi persegi panjang yang ukuran 20 cm dengan kertas warna biru, ukuran 30 cm dengan kertas merah, ukuran 10 cm dan 8 cm dengan kertas warna hijau.

   Menempelkan kedua lingkaran di atas kardus.  Menghubungkan pusat lingkaran besar dan lingkaran kecil menggunakan persegi panjang ukuran 30 cm.

   Memasang persegi panjang ukuran 10 cm sebagai jari- jari lingkaran besar, kemudian persegi panjang ukuran 8 cm sebagai jari-jari lingkaran kecil.

   Menghubungkan kedua jari-jari lingkaran menggunakan pesrsegi panjang ukuran 20 cm. Untuk garis singgung persekutuan dalam dihubungkan jari-jari lingkaran besar dengan jari-jari lingkaran kecil sisi-sisi dalam. Untuk garis singgung persekutuan luar dihubungkan jari-jari lingkaran besar denga jari-jari lingkaran kecil sisi luar.

   Untuk garis singgung persekutuan dalam dihubungkan pusat lingkaran kecil dengan perpanjangan jari-jari lingkaran besar sepanjang jari-jari lingkaran kecil dengan persegi panjang ukuran 20 cm. Untuk garis singgung persekutuan luar dihubungkan pusat lingkaran kecil dengan jari-jari lingkaran besar dengan persegi panjang ukuran 20 cm.

  c) Foto Alat Peraga Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran. Gambar 2.1 Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran Gambar 2.2 Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran c.

  

Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Laboratorium

Menggunakan Alat Peraga

  Langkah-langkah pembelajaran metode laboratorium menggunakan alat peraga dalam materi sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran adalah sebagai berikut:

  1) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar. 2) Membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka. 3) Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim. 4) Membagikan bahan percobaan untuk membuat alat peraga kepada setiap kelompok. 5) Membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok. 6) Memberikan waktu 30 menit kepada peserta didik untuk bereksperimen menentukan konsep garis singgung persekutuan dua lingkaran. 7) Guru beserta peserta didik mengulas kembali hasil eksperimen yang telah dilakukan. 8) Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Hasil Belajar

  Menurut Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya.

  17 Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang dimiliki seseorang.

  Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik

  .

  Maka hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan ketrampilan dalam melihat, menganalisis dalam memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja, dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari 17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil, hlm. 22. aktivitas belajar ini mendapatkan penilaian. Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya. Untuk menyediakan informasi tentang baik dan buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi.

  Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand dan Gerald W. Brown sebagaimana dikutip oleh Kunandar bahwa: Evaluation refer to the act or

  process to determining the value of something

  ”. Jadi evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai 18 dari sesuatu.

  Evaluasi hasil belajar dapat bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dasar perlunya diadakan evaluasi setelah pelajaran sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqorah ayat 31 – 33 di bawah ini.

                  18               Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO

                         

  Artinya: 31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda- benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para

  Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda- benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" 32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang

  Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana"

  33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang

  19

  kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" Maksud dari ayat tersebut di atas adalah bahwa setelah adanya proses belajar mengajar sebaiknya guru mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik, evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajarinya.

b. Tes Hasil Belajar

  Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh dari mempelajari bidang itu. Tes hasil belajar tersebut berfungsi untuk mengukur kemampuan yang dicapai seseorang setelah melakukan proses belajar.

  Tes yang peneliti lakukan dalam penelitian ini termasuk ke dalam tes formatif. Tes Formatif, yaitu jenis tes yang diberikan pada akhir program. Tes ini dapat dipergunakan untuk mengetahui penguasaan dalam sutu program sehingga dengan tes formatif ini akan dapat diketahui bahan pelajaran yang sudah dikuasai siswa

  20 dan bahan pelajaran yang dirasa sulit.

  Peneliti mengadakan tes sebanyak dua kali di dalam penelitian ini yaitu pretest dan posttest. Pretest adalah evaluasi yang diadakan sebelum pemberian materi. Tes ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan awal dari peserta didik sebelum diberi materi yang akan diajarkan. Akan tetapi dalam penelitian ini untuk data pretest peneliti mengambil data ulangan materi sebelumnya. Sedangkan, posttest adalah evaluasi yang diadakan setelah pemberian materi pelajaran yang berfungsi untuk melihat tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah di ajarkan.

C. Uraian Materi Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran

1. Garis Singgung Pesekutuan Dalam Dua Lingkaran

  S A R

  A

  P Q r

  rr

  B 20 Gambar. 1

  Mulyati, Diagnosa Kesulitan Belajar, (Semarang: IKIP PGRI Semarang Press, 2010),

  PQ adalah jarak pusat dua lingkaran SQ adalah garis pergeseran AB sejajar keatas sejauh BQ R adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di P r adalah jari-jari yang berpusat di Q ∆ PQS adalah siku-siku di S. dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh √ √

  Karena panjang QS = AB maka rumus panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran tersebut adalah 21

  Contoh: Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing adalah 5 cm dan 4 cm.

  jarak kedua titik pusatnya adalah 15 cm, hitunglah panjang garis singgung persekutuan dalamnya.

  Penyelesaian:

  Diketahui r

  1 = 5 cm, r 2 = 4 cm, dan jarak ke dua pusat lingkaran = 15 cm.

  Garis singgung persekutuan dalamnya adalah √ √

  √

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS PETA KONSEP PADA SUB POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2008/2009

0 11 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MINIATUR PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR DI SDN 1 KUTOARJO KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 55

PAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 42

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 31 213

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII MTs NEGERI KESESI

0 0 73

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONNECTING-ORGANIZING-REFLECTING-EXTENDING (CORE) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN DI SMPN 5 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional

0 0 15

2. Jenis penelitian - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONNECTING-ORGANIZING-REFLECTING-EXTENDING (CORE) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN DI SMPN 5 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 201

0 0 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONNECTING-ORGANIZING-REFLECTING-EXTENDING (CORE) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN DI SMPN 5 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional

0 0 28

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONNECTING-ORGANIZING-REFLECTING-EXTENDING (CORE) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN DI SMPN 5 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional

0 0 8

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELING THE WAY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN JAJAR GENJANG DAN BELAH KETUPAT KELAS VII DI MTs NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 20102011

0 5 150