EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELING THE WAY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN JAJAR GENJANG DAN BELAH KETUPAT KELAS VII DI MTs NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 20102011

  

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE

LEARNING TIPE MODELING THE WAY DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA

SUB POKOK BAHASAN JAJAR GENJANG DAN BELAH

KETUPAT KELAS VII DI MTs NU 07 PATEBON KENDAL

TAHUN AJARAN 2010/2011

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

  Ilmu Pendidikan Matematika Oleh:

  

ACHMAD SYAIFUL MA’ARIF

  NIM: 073511002

FAKULTAS TARBIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

  : Achmad Syaiful Ma’arif NIM : 073511002 Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

  Semarang, 30 November 2011 Saya yang menyatakan Achmad Syaiful Ma’arif NIM : 073511002

KEMENTERIAN AGAMA

  

Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185

  PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Active Learning Tipe Modeling

  the Way dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Sub

  Pokok Bahasan Jajar Genjang dan Belah Ketupat Kelas VII di MTs NU 07 Patebon Kendal Tahun Ajaran 2010/2011

  Nama : Achmad Syaiful Ma’arif

  NIM : 073511002 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika.

  Semarang, 20 Desember2011

  

NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 November 2011

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang

  Assalamu’alaikum wr. wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE

LEARNING TIPE MODELING THE WAY DALAM

  MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN JAJAR GENJANG DAN BELAH KETUPAT KELAS VII DI MTs NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011

  Nama : Achmad Syaiful Ma’arif

  NIM : 073511002 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.

  Wassalamu’alaikum wr. wb.

  Pembimbing I Lulu Choirun Nisa, S.Si., M.Pd NIP. 1981072 020031 2 2002

  

NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 November 2011

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

  IAIN Walisongo di Semarang

  Assalamu’alaikum wr. wb.

  Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE

LEARNING TIPE MODELING THE WAY DALAM

  MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN JAJAR GENJANG DAN BELAH KETUPAT KELAS VII DI MTs NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011

  Nama : Achmad Syaiful Ma’arif

  NIM : 073511002 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.

  Wassalamu’alaikum wr. wb.

  Drs. H. Shodiq, M.Ag. NIP. 19681205 199403 1 003

  

ABSTRAK

  Judul : efektivitas model pembelajaran active learning tipe modeling

  the way dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan jajar genjang dan belah ketupat kelas VII di MTs NU 07 Patebon Kendal tahun ajaran 2010/2011 .

  Penulis : Achmad Syaif ul Ma’arif NIM : 073511002 Skripsi ini membahas efektivitas model pembelajaran active learning tipe

  

modeling the way pada jajar genjang dan belah ketupat. Pada penelitian ini,

  bertujuan untuk menguji atau membuktikan keefektifan model pembelajaran

  

active learning tipe modeling the way pada peserta didik kelas VII di MTs NU 07

Patebon dalam pokok bahasan jajar genjang dan belah ketupat.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental berdesain “Posttest-Only Control Design”, dilaksanakan pada kelas

  VII di MTs NU 07 Patebon Kendal. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling, sedangkan untuk menentukan kelas mana yang menjadi kelas kontrol maupun eksperimen menggunakan teknik

  

random assignment. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII B

  sebagai kelas kontrol dengan jumlah 38 anak, dan kelas VII C sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 38 anak. Sedangkan yang menjadi kelas uji coba adalah kelas VII A dengan jumlah 36 anak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, observasi, dan tes. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama peserta didik kelas VII di MTs NU 07 tahun ajaran 2010/2011 Patebon. Metode observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam pembelajaran active

  

learnig tipe modelling the way pada sub pokok bahasan jajar genjang dan belah

  ketupat pada peserta didik kelas VII MTs NU 07 Patebon Kendal. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada sub pokok bahasan jajar genjang dan belah ketupat. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran active learning tipe modeling the way sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional.

  Hasil penelitian ini sebagai berikut: pada uji normalitas kelompok

  2

  2

  eksperimen diperoleh  hitung = 6,399 dan kelompok kontrol diperoleh  hitung =

  2

  5,82. Dengan

  tabel

  α = 5% dan dk = 6 - 3 = 3 dari distribusi chi kuadrat didapat 

  2

  2 = 7,81 sehingga < disimpulkan data tersebut berdistribusi normal.

   hitung  tabel Uji homogenitas antar kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan dengan uji kesamaan 2 varian, diperoleh F hitung = 1,57 sedangkan F tabel = 1,77 dengan

  α = 5%, dan dk pembilang = 34-1 = 33 dan dk penyebut = 36-1 = 35, maka F hitung < F tabel . Artinya kedua kelompok homogen. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis uji t pihak kanan, diperoleh t

  • hitung = 5,512. Dengan α = 5% dan dk = n

  1 Karena t hitung > t tabel berarti H

  1 diterima yang artinya rata

  • –rata hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran active learning tipe modeling

  

the way lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik menggunakan metode

  konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata lebih tinggi yaitu 72,36 sedangkan kelas kontrol mendapat nilai rata-rata lebih rendah yaitu 59,41. Hal ini berarti model pembelajaran active learning tipe modeling the way meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII MTs NU 07 Patebon.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya. Terlebih kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

  Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad saw, Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.

  Dengan penuh rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan skripsi ini, terutama kepada: 1.

  Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, DR. Suja’i, M.Ag.

  2. Dosen pembimbing Lulu Choirun Nisa, S.Si., M.Pd dan Drs. H. Shodiq, M.Ag, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.

  3. Kepala Sekolah MTs NU 07 Patebon, Mukhlis, S.Ag yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MTs NU 07 Patebon.

  4. Guru pengampu bidang studi matematika MTs NU 07 Patebon Ibu Rosidah yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses penelitian.

  5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

  6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah memberikan layanan yang baik bagi penulis.

  7. Kedua orang tua serta kerabat yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita,

  8. Segenap teman-teman seperjuangan dari TM A angkatan 2007 yang saya sayangi.

  9. Teman-teman yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

  Semarang, 24 November 2011 Penulis Achmad Syaiful Ma’arif NIM : 073511002

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii PENGESAHAN ............................................................................................. iii NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv ABSTRAK ..................................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................. x

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................

  1 B. Pembatasan Masalah ........................................................

  5 C. Rumusan Istilah.............................................................. ..

  5 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................

  6 BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka .................................................................

  8 B. Kerangka Teoritik ............................................................

  9 1. Belajar dan Pembelajaran ...........................................

  9 a. Pengertian Belajar ..................................................

  9 b. Pembelajaran Matematika ......................................

  11 c. Teori-teori Belajar ..................................................

  12 2. Hasil Belajar ...............................................................

  14 a. Pengertian Hasil Belajar ........................................

  14 b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ....

  17 3. Model Pembelajaran Active Learning ........................

  22 4. Active Learning tipe Modeling the Way .....................

  23 5. Uraian Materi ..............................................................

  25

  6. Penerapan Active Learning tipe Modeling the Way

  ketupat.........................................................................

  28 C. Rumusan Hipotesis ..........................................................

  29 BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ............................................................

  30 B. Jenis Penelitian .................................................................

  30 C. Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................

  30 D. Variabel Penelitian ...........................................................

  31 E. Desain Penelitian ..............................................................

  31 F. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........

  32 G. Teknik Pengumpulan Data ...............................................

  33 H. Prosedur Penelitian...........................................................

  35 I. Analisis Data ....................................................................

  38 1. Analisis Instrumen Pengumpulan data .......................

  38 2. Analisis Data ...............................................................

  42 3. Analisis Uji Hipotesis .................................................

  45 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................

  48 B. Analisis Data ...................................................................

  48 1. Analisis Instrumen Pengumpulan data .......................

  48 2. Analisis Data ..............................................................

  52 3. Analisis Uji Hipotesis ................................................

  53 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................

  54 D. Keterbatasan Penelitian ....................................................

  55 BAB V : PENUTUP A. Simpulan ..........................................................................

  56 B. Saran .................................................................................

  57 C. Penutup .............................................................................

  57 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL

  DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan modernisasi sekarang ini yang terus

  berkembang, terjadi perubahan-perubahan yang begitu cepat dan pesat, baik masyarakat ataupun ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perubahan tersebut menyebabkan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sebuah proses pendidikan. Karena adanya perubahan tersebut, pendidikan harus bisa bersifat terbuka dan dinamis. Pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan sekarang, seyogyanya pendidikan sudah berorientasi ke masa depan. Itu sebabnya pendidikan sangat penting bagi suatu bangsa. Pendidikan dianggap sebagai investasi yang berharga. Investasi yang dimaksud adalah investasi dalam pembangunan, pengembangan, serta peningkatan SDM (sumber daya manusia). SDM yang berkualitas akan membangun bangsa yang maju dan bermartabat. Sehingga banyak yang menjadikan pendidikan sebagai tolok ukur kemajuan suatu bangsa.

  Pembelajaran adalah aktivitas dalam pendidikan. Proses pembelajaran sebagai pendidikan secara formal melibatkan dua komponen yakni guru dan peserta didik. Keduanya saling berinteraksi aktif dalam mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Sebagai guru, diantara kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah dapat mengoptimalisasikan kemampuan perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Sementara peserta didik juga harus dapat merespon secara aktif apa yang telah disampaikan oleh guru.

  Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar sangat tergantung dari guru. Guru merupakan komponen yang memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap peserta didik. Guru dituntut memiliki sebuah langkah-langkah dalam pelaksanaan proses pembelajaran seperti kematangan perencanaan dan strategi dalam menjalankan tugasnya. Guru kepada peserta didik dan interaksi yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Interaksi peserta didik tidak terbatas pada seorang guru saja sebagai sumber belajar. Guru harus kreatif dalam menciptakan sumber belajar yang terdapat di sekeliling peserta didik dengan maksimal. Dengan cara demikian diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai.

  Matematika adalah mata pelajaran yang sangat penting dalam pendidikan. Pelaksanaannya berjenjang mulai dari sekolah tingkat dasar, menengah hingga tingkat perguruan tinggi. Satu materi dengan materi yang lain saling berhubungan sehingga diperlukan pemahaman materi sebelumnya untuk dapat membangun pemahaman materi yang baru. Segi empat merupakan materi matematika yang tergolong dalam geometri. Materi segi empat termasuk dalam kurikulum KTSP pada jenjang SMP/MTs kelas VII semester genap. Materi segi empat terbagi mejadi sub pokok bahasan di antaranya jajargenjang dan belah ketupat. Materi ini sering kali dijumpai oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga materi ini tergolong materi yang mudah diterima.

  Akan tetapi ini berbeda dengan yang terjadi di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal. Menurut informasi guru matematika kelas VII, banyak peserta didik yang kurang memahami dan kesulitan mempelajari materi segi empat. Peserta didik hanya menghafalkan rumus-rumus yang diberikan oleh guru tanpa mengetahui bagaimana rumus tersebut diperoleh. Menghafalkan rumus bukanlah cara yang baik dalam belajar. Rumus-rumus yang diperoleh akan tertupi, apabila peserta didik mendapatkan rumus-rumus yang baru yang sifatnya berbeda dari rumus- rumus sebelumnya. Sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan yang lain, mereka cenderung tidak dapat menyelesaikannya. Selain pemahaman peserta didik yang kurang, ternyata dalam proses pembelajaran guru sering menggunakan pembelajaran konvensional. Tentu saja ini mengakibatkan verbalisme dan pembelajaran hanya terpusat pada satu sumber belajar. Ruang gerak peserta didik menjadi terbatas karena tidak dapat bereksplorasi dalam belajar. Ini diperparah dengan keadaan peserta didik menyampaikan pendapat, dan juga tukar pikiran dengan sesama teman pun jarang dilakukan. Kondisi ini yang menimbulkan hasil belajar mereka kurang dari yang diharapkan karena rasa jenuh dalam pembelajaran dan rasa malas pada diri peserta didik. Mereka menjadi peserta didik yang pasif sehingga tidak mengherankan kalau hasil belajar peserta didik di MTs NU 07 Patebon khususnya di mata pelajaran matematika nilainya di bawah KKM yakni 60.

  Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran active learning tipe modeling the way. Model pembelajaran ini termasuk dalam metode pembelajaran aktif dimana menekankan peserta didik untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam model pembelajaran ini sumber belajar tidak terbatas pada guru seorang, tetapi sesama peserta didik juga dapat menjadi sumber belajar. Model pembelajaran active learning tipe modeling the way juga melatih peserta didik dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Tidak hanya akan membantu peserta didik dalam memahami konsep tetapi juga melatih peserta didik untuk dapat berkomunikasi baik dengan guru dan juga dengan sesama temannya. Dengan penerapan model ini, peserta didik diharapkan terlepas dari rasa kejenuhan yang selama ini dialaminya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik MTs NU 07 Patebon di mata pelajaran matematika.

  Melihat dari permasalahan di atas peneliti akan mengangkat judul “EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE

MODELING THE WAY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

  PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN JAJAR GENJANG DAN BELAH KETUPAT KELAS VII DI MTs NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011”.

  Untuk memperjelas dan menghindari adanya kesalahpahaman dalam menginterpretasikan judul di atas, maka perlu ditegaskan istilah-istilah yang termuat dalam judul tersebut.

  Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya,

  1

  (pengaruhnya, akibatnya, kesannya). Sehingga Efektivitas diartikan adanya kesesuaian antara yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang

  2

  akan dicapai. Dalam penelitian ini yang dimaksud efektif adalah jika rata- rata hasil belajar peserta didik pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran active learning tipe modeling the way lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar pada kelas yang diajar dengan metode konvensional.

  Pembelajaran aktif (active learning) adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran.

  Model pembelajaran modeling the way merupakan strategi yang

  menggunakan model pembelajaran aktif (active learning). Strategi ini

  memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktikkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Peserta didik diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan. Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu.

  Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta

  3 didik setelah ia menerima pengalaman belajar.

  Materi jajar genjang dan belah ketupat merupakan salah satu sub pokok bahasan materi segi empat pada mata pelajaran matematika yang diajarkan kepada peserta didik di MTs NU 07 Patebon semester genap.

  Jadi penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Active

  Learning Tipe Modeling The Way dalam Meningkatkan Hasil Belajar

  Matematika Peserta Didik pada Sub Pokok Bahasan Jajar Genjang dan

  1 Wjs. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2006), Cet.3, hlm. 311.

  2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 82.

  Belah Ketupat Kelas VII di MTs NU 07 Patebon Kendal Tahun Ajaran 2010/2011

  ”, berarti dalam penelitian akan diterapkan model pembelajaran model pembelajaran active learning tipe modeling the way agar hasil belajar matematika peserta didik pada sub pokok bahasan jajar genjang dan belah ketupat dapat ditingkatkan dengan cara mengubah model pengajarannya.

  B. Pembatasan Masalah

  Mengingat luasnya cangkupan matematika dan banyaknya permasalahan dalam pemecahan masalah matematika, maka peneliti akan membatasi permasalahan sebagai berikut:

  1. Peserta didik yang menjadi objek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII MTs NU 07 Patebon tahun ajaran 2010/2011.

  2. Materi yang diajarkan adalah materi jajar genjang dan belah ketupat..

  3. Hasil belajar peserta didik adalah hasil belajar dengan model pembelajaran active learning tipe modeling the way.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran active learning tipe

  modeling the way efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik

  kelas VII MTs NU 07 Patebon Kendal pada sub pokok bahasan jajar genjang dan belah ketupat?

  D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji atau membuktikan keefektifan model pembelajaran active learning tipe modeling the way pada peserta didik kelas VII pada sub pokok bahasan jajar genjang dan belah ketupat kelas VII di MTs NU 07 Patebon Kendal tahun ajaran 2010/2011.

  Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Guru a. Guru mendapatkan inovasi pembelajaran.

  b. Guru dapat meningkatkan kreativitas dalam pengembangan materi.

  c. Guru juga memperoleh suatu variasi pembelajaran terhadap materi Matematika, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan dalam pemahaman konsep peserta didik.

  d. Membantu guru berkembang secara profesional.

  2. Bagi Peserta Didik

  a. Terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat menangkap pengetahuannya.

  b. Meningkatkan motivasi dan daya tarik peserta didik terhadap pelajaran Matematika.

  c. Peserta didik diharapkan dapat lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran Matematika.

  d. Menumbuhkan kemampuan kerjasama dan keterampilan berpikir peserta didik.

  e. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran matematika.

  3. Bagi Peneliti

  a. Sebagai referensi bagi peneliti untuk melaksanakan pembelajaran matematika ketika terjun ke lapangan, sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat menumbuhkan suasana yang menyenangkan.

  b. Peneliti memperoleh pengalaman langsung bagaimana memilih pembelajaran yang tepat khususnya dalam melaksanakan model pembelajaran active learning tipe modeling the way, sehingga dimungkinkan kelak ketika terjun ke lapangan mempunyai wawasan dan pengalaman.

  c. Peneliti akan mempunyai dasar-dasar kemampuan mengajar dan diperoleh suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik.

  d. Mengetahui efektivitas model pembelajaran active learning tipe modeling the way .

  4. Bagi Lembaga Pendidikan

  a. Memberikan sumbangan positif tentang salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

  b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.

  c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang alternatif model-model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.

BAB II MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELING THE WAY A. Kajian Pustaka

  1. Penelitian Cokro Pranolo (4101404037) tahun 2008 dari Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang dengan judul

  “Efektivitas model Active

  Learning terhadap prestasi belajar Matematika pokok bahasan himpunan

  pada peserta didik kelas VII semester II SMP Negeri 10 Kota Tegal tahun = 3,206

  pelajaran 2007/2008”. Hasil penelitian menunjukkan kemudian dengan uji t dua pihak dengan

  α = 5% dengan dk = 80, peluang

  = 1,99. Karena

  • – = 1

  α = 1 – 0,25 = 0,975 maka diperoleh

  maka pembelajaran active learning efektif dalam meningkatkan prestasi belajar matematika kelas VII di sekolah tersebut.

  2. Peneliti Mujiyah (3107025) tahun 2008 dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul “Implementasi pembelajaran aktif (Active Learning) dengan metode Inquiry untuk meningkatkan aktifitas kinerja ilmiah dan hasil belajar Kimia materi pokok asam, basa, dan garam peserta didik kelas VII MTs Zumrotul Wildan Ngabul Tahunan Jepara tahun pelajaran 2008/2009”. Penelitian ini merupakan PTK. Hasil penelitian siklus I aktivitas kinerja ilmiah dan hasil belajar peserta mencapai 40,43%. Pada siklus II meningkat menjadi 61,70% dan pada siklus III menjadi 85,11%. Peningkatan persentase tersebut menyebabkan meningkatnya aktivitas kinerja ilmiah dan hasil belajar peserta didik materi pembelajaran asam, basa, dan garam.

  Dari hasil penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran active learning tetapi dalam materi berbeda dan juga menggunakan tipe yang berbeda yakni modeling the way. Peneliti akan menerapkannya dalam materi jajar genjang dan belah ketupat pada peserta didik kelas VII MTs NU 07 Patebon.

B. Kerangka Teoritik

  1. Belajar dan Pembelajaran

  a. Pengertian Belajar Hampir tiap hari kita mendengar kata belajar dalam kehidupan sehari-hari. Belajar sering dikaitkan dengan membaca buku, mengerjakan tugas atau mengumpulkan informasi tentang pelajaran. Belajar merupakan aktivitas setiap orang dan berlangsung seumur hidup sehingga belajar merupakan sebuah proses yang kompleks.

  Islam menganjurkan umatnya untuk belajar atau mencari ilmu di dunia ini. Dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 Allah berfirman:

                          

  Artinya:

  bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

  menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia)

  4

  dengan pena, Dia mangajarkan manusia apa yang tidak diketahui ”. (QS. Al-Alaq/96: 1-5).

  Dari Al- Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1-5 bahwa Allah memerintahkan manusia untuk membaca (mempelajari, meneliti, dan sebagainya) apa yang telah diciptakanNya yaitu Al-

  Qur’an dan alam semesta. Tujuan membaca dan mendalaminya adalah untuk memperoleh hasil yang diridhoi-Nya, yaitu ilmu atau sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Manusia diberikan oleh Allah Shubhanahu

  Wata’ala akal dan pikiran. Akal dan pikiran itulah yang digunakan

  manusia untuk belajar. Namun pengertian akan belajar memiliki sudut pandang yang berbeda. Di sini akan dipaparkan pengertian belajar menurut beberapa ahli. Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

  5 pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

  Clifford T. Morgan mengungkapkan: “Learning is any relatively

  permanent change in behavior that is a result of past experience

  ” Bagi Morgan, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

  6

  merupakan hasil pengalaman yang lalu. Belajar menurut Wittig adalah “any relatively permanent change in an organism’s behaviora

  repertoire that occurs as a result of experience

  ”. Sedangkan belajar menurut Brindley adalah “Learning consists of acquiring a body of

  7 knowledge Belajar adalah perolehan sekumpulan pengetahuan.

  .” Dari pengertian-pengertian tersebut terdapat kata yakni change atau perubahan yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi

  8

  sopan. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan yang ditampakkan dalam peningkatan kecakapan pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan lain, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, dimana perubahan tersebut relatif menetap dan berlangsung secara terus menerus.

  5 Slameto, Belajar dan Faktor

  • – Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm.2.

  6 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm.33.

  7 Jack C. Richards and Charles Lockhart, Reflective Teaching in Second

Language Classrooms,(New York: Cambridge University Press, 1996), hlm. 35 b. Pembelajaran Matematika Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut “instructus” atau “intruere yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara

  9 bermakna melalui pembelajaran.

  Dalam pengertian lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan peserta, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan peserta serta antara

  10

  peserta didik dengan peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dari pengertian- pengertian tersebut, maka pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dengan sengaja dilakukan dengan menciptakan berbagai kondisi yang diarahkan untuk mencapai tujuan, yaitu tujuan kurikulum pendidikan.

  Menurut Mas’ud matematika ialah ilmu yang mempelajari atau mengkaji tentang cara menghitung atau mengukur sesuatu dengan

  11

  angka simbol atau jumlah. Dari pengertian tersebut, bisa dikatakan matematika memiliki sifat yang abstrak, penuh dengan rumus-rumus, dan menuntut untuk berpikir logis dalam setiap permasalahan. Pemahaman akan materi matematika bertahap, karena sifatnya antara materi sebelum dengan sesudahnya saling berkaitan satu sama lain. Informasi atau pengetahuan baru dapat dibangun dari pengalaman dan informasi sebelumnya.

  9 Bambang Warsito, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta), Cet. I, hlm. 265.

  10 Ervan Adi Nugroh

  o, “Pengaruh Multimedia (CD Pembelajaran dan Lembar Kegiatan Peserta Didik) untuk Meningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Dimensi Tiga Pada Peserta Didik Kelas X SMA 1 Boja Tahun

  Pelajaran 2008/2009 ”, Skripsi (Semarang: Progam S1 Universitas Negeri Semarang, 2009), hlm. 18.

  Jadi pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang menitikberatkan pada matematika. Dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu berlatih untuk belajar mandiri atau bekerjasama dalam kelompok, bersikap kritis, dan kreatif logis dan sistematis serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  c. Teori-Teori Belajar 1) Teori belajar konstruktivisme

  Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan

  12

  merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Dalam pembelajaran

  active learning tipe modeling the way, peserta didik diajak untuk

  bereksperimen untuk menemukan sendiri konsep dalam materi jajar genjang dan belah ketupat. Guru berperan sebagai fasilitator dan menciptakan iklim yang kondusif. 2) Teori Belajar Bruner

  Teori belajar penemuan Bruner disebut juga discovery . Bruner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai

  learning

  dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar

  13 bermakna.

  Dalam teori belajar ini, Bruner mendasarkan atas dua asumsi, pertama adalah perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif, artinya orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif. Perubahan terjadi pada diri individu dan lingkungannya. Kedua, seseorang mengkonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk

  14

  dengan informasi yang telah dimilikinya. Melalui teori ini, peserta didik untuk belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar mereka memperoleh pengalaman dengan melakukan eksperimen-eksperimen yang menjadikan peserta didik menemukan prinsip itu sendiri. Hal ini sejalan dengan model pembelajaran active learning tipe modelling the way yang memberi kesempatan peserta didik dalam mempraktikkan dan mengembangkan keterampilan di dalam kelas. 3) Teori Belajar Ausubel

  Inti teori ini adalah mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Hal ini diperkuat dengan pendapat Dahar (1988) yang mengatakan bahwa belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep- konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang diketahui peserta didik. Dengan demikian akan terjadi belajar bermakna apabila konsep atau informasi baru dikaitkan dengan

  15

  konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif peserta didik. Dari keterangan di atas, konsep awal yang dimiliki peserta didik erat kaitannya dengan konsep yang akan dipelajari.

14 Dwijanto,

  “Pembelajaran Kreatif, Efektif, Menyenangkan”, Seminar

  

Nasional : Penerapan Model-model Pembelajaran Inovatif untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Matematika , (Semarang: IAIN Walisongo, 19 Juli 2009),

  2. Hasil Belajar

  a. Pengertian hasil belajar Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

  16 pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

  Kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang itu diperoleh dari hasil belajar, seperti firman Allah dalam surat Al- Ankabut ayat 43 yang berbunyi:

  

           

  Artinya: “dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang

  17

  berilmu.” (Q.S. al-Ankabut/29: 46) Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom secara garis besar

  18

  membaginya menjadi tiga ranah yaitu: 1) Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yaitu: a) Pengetahuan (knowledge)

  Pada tahap ini menuntut peserta didik untuk mampu mengingat berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya.

  b) Pemahaman Pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri.

  c) Penerapan

  16 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 2, hlm. 5.

  17 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Jum’anatul ’Ali-Art, 2004), hlm. 401.

  Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

  d) Analisis Analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa, atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.

  e) Sintesis Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

  f) Evaluasi Evaluasi merupakan tingkat tertinggi yang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk, atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.

  2) Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek,

  19

  yaitu: a) Receiving/attending (menerima).

  Receiving maksudnya kepekaan dalam menerima rangsangan

  (stimulasi) dari luar yang datang kepada peserta didik dalam bentuk masalah, gejala, situasi, dan lain-lain.

  b) Responding (tanggapan) Tanggapan merupakan reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang daari luar. Pada peringkat ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus tetapi juga bereaksi terhadap fenomena yang ada. Hasil belajar pada peringkat ini yaitu menekankan diperolehnya respon, keinginan memberi respon atau kepuasan dalam memberi respon.

  c) Valuing (menilai)

  Valuing berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala

  atau stimulus. Di dalamnya termasuk kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

  d) Organization (organisasi) Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang dimilikinya. Hasil belajar pada peringkat ini yaitu berupa koseptualisai nilai atau organisasi sistem nilai.

  e) Characterization (karakterisasi) nilai.

  Karakteristik nilai merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki peserta didik, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. 3) Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik,

  20

  yaitu:

  a) Gerakan reflek adalah respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir.

  b) Keterampilan pada gerakan dasar.

  c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, auditif, dan motoris.

  d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN STRATEGI ACCELERATED LEARNING SUB POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN LIMAS PADA SISWA SMA NEGERI 1 ARJASA KELAS X SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2004/2005

0 12 15

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN STRATEGI ACCELERATED LEARNING SUB POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN LIMAS PADA SISWA SMA NEGERI 1 ARJASA KELAS X SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2004/2005

0 11 15

ENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SEMESTER GASAL SMP NEGERI 2 WULUHAN JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012

0 7 19

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH BERBASIS PETA KONSEP PADA SUB POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIA SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2008/2009

0 11 18

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIIB SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/

0 9 19

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATEMATIKA KELAS IV SDN LABUHAN RATU IX TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 55

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK ASAM-BASA

0 14 53

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

0 4 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS IV SDN 29 SUNGAI LIMAU

0 1 10