Laporan Praktikum Osmosis dan Difusi

Laporan Hasil Pengamatan
Difusi, Osmosis, dan Plasmolisis

Disusun oleh :
Kelompok 1
Ahmad Eko Kurniawan (3)
Dany Ramadhan (10)
Martiana Candra Dewi (18)
Rully Wahyu Ariyanti (26)

Kelas XI MIA 7

SMA N 1 Rembang
Tahun Ajaran 2015/2016

Laporan Hasil Pengamatan
1.

2.

Tujuan percobaan

a.

Untuk mengetahui proses difusi

b.

Untuk mengetahui proses osmosis pada sel tumbuhan

c.

Untuk mengetahui plasmolisis pada sel tumbuhan

Dasar Teori
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau
mencapai keadaankesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi
walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
Difusi zat terlarut dari suatu larutan ke dalam larutan lainnya dapat

berlangsung melalui suatu membran tertentu yang permeable untuk zat tersebut.
Permeable dari membran ada tiga jenis, yaitu:
a)

Impermeable ( tidak permeable), dimana air maupun zat terlarut
didalamnya tidak dapat melaluinya.

b)

Permeable, yaitu membran yang dapat dilalui oleh air maupun zat
tertentu yang terlarut didalamnya.

c)

Semi permeable, yaitu membran yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi
tidak dapat dilalui oleh zat terlarut, misalnya membran sitoplasma.
Difusi dari pelarut misalnya air melalui membran yang semi permeable dari

tempat dengan konsentrasi pelarut lebih tinggi ketempat dengan konsentrasi
pelarut lebih rendah disebut osmosis.

Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut,
dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang
konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel
atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput
semipermiabel, ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai
pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan

dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang
berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang
konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
Osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah
(hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane
semi permeable, sehingga didapatkan larutan yang berkonsentrasi seimbang
(isotonis) (Endang Sri Lestari : 2009) sedangkan tekanan turgor adalah tekanan
dari dalam vakuola kepada membran plasma dan dinding sel karena adanya
osmosis air ke dalam vakuola (Betsy Sihombing,dkk : 2009).
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis Jika sel tumbuhan
diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan

kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah.
Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak
akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di
suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan
adanya jarak antara dinding sel dan membran. Tidak ada mekanisme di dalam sel
tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan
air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di
larutan hipotonik (Bambang 2009: 1).
Proses yang sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel
hewan keluar karena peristiwa difusi. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi
ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di
laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan
gula

untuk

menyebabkan

ekosmosis,


seringkali

menggunakan Rhoeo

discolor yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas
(Sarkini 2006: 202).
3. Metodologi percobaan
a. Untuk mengamati Difusi
I.

Alat dan bahan
Alat :
 Gelas beker 100 ml
 Pipet Tetes

 Stopwatch
Bahan :
 Methylen Blue
 Akuades
 Sirup

 Pengaduk
II.

Cara Kerja
Difusi pada Methylen Blue
 Menuangkan akuades dengan volume 100 ml ke gelas beker.
 Menyiapkan stopwatch.
 Meneteskan 10 tetes methylen blue pada akuades menggunakan
pipet tetes.
 Menekan tombol start pada stopwach setelah tetes terakhir
methylen blue.
 Mengaduk dengan pengaduk untuk bagian pertama.
 Membiarkan tetesan methylen blue terlarut dalam akuades tanpa
diaduk untuk bagian kedua.
 Menekan tombol stop pada stopwatch saat methylen blue telah
terlarut dalam akuades.
 Mengamati dan mencatat angka yang tertera dalam stopwatch.
Difusi pada sirup
 Menuangkan akuades dengan volume 100 ml ke gelas beker.
 Menyiapkan stopwatch.

 Meneteskan 10 sirup pada akuades menggunakan pipet tetes.
 Menekan tombol start pada stopwach setelah tetes terakhir
methylen blue.
 Mengaduk dengan pengaduk untuk bagian pertama.
 Membiarkan tetesan sirup terlarut dalam akuades tanpa diaduk
untuk bagian kedua.
 Menekan tombol stop pada stopwatch saat methylen blue telah
terlarut dalam akuades.
 Mengamati dan mencatat angka yang tertera dalam stopwatch.

b. Untuk mengamati Osmosis
I.

Alat dan bahan

Alat
 2 Gelas beker 100 ml
 Neraca
 Pelubang kentang
 Stopwatch

Bahan
 Akuades
 Kentang
 Larutan gula
II.

Cara Kerja
 Melubangi kentang sebanyak 2 buah dan sejajar dengan elubang
kentang.
 Mengeluarkan isi kentang di dalam pelubang kentang.
 Menimbang

massa

kentang

pertama

dan


kedua

dengan

menggunakan neraca.
 Menuangkan akuades sebanyak 100 ml ke dalam gelas beker.
 Menuangkan larutan gula sebanyak 100 ml ke dalam gelas beker.
 Merendam kentang pertama ke dalam akuades.
 Merendam kentang kedua ke dalam larutan gula.
 Menyetel stopwatch selama 10 menit.
 Mengambil kentang setelah 10 menit.
 Mengamati keadaan kentang yang direndam
 Menimbang kembali kentang pertama dan kedua menggunakan
neraca.
 Mencatat hasil timbangan.
c. Untuk mengamati plasmolisis
I.

Alat dan bahan
Alat

 Mikroskop
 Cutter
 Kaca objek
 Kaca penutup
 Pipet tetes
 Kamera

Bahan
 Tanaman adam hawa/ Rhoeo discolor
 Akuades
 Larutan gula 5% dan 30%
II. Cara Kerja
 Manyayat tipis daun adam hawa yang berwarna ungu.
 Meletakkan daun adam hawa yang telah disayat di atas kaca objek.
 Meneteskan akuades dengan pipet tetes di atas sayatan untuk
bagian pertama.
 Meneteskan larutan gula 5% dengan pipet tetes di atas sayatan
untuk bagian kedua dan 30% untuk bagian ketiga.
 Tutup dengan gelas penutup.
 Melakukan pengamatan perubahan sitoplasma sel menggunakan

mikroskop.
 Memotret hasil pengamatan dengan kamera.
4. Hasil Pengamatan
a. Difusi
Durasi waktu difusi pada larutan methylen blue dan sirup.
No.

Bahan

Adukan (detik)

Tanpa Adukan

351,6
1224,6

(detik)
1765,2
2166

1
Methylen Blue
2
Sirup
b. Osmosis

Massa kentang sebelum dan sesudah perlakuan.
No.
Bahan
1
Akuades
2
Larutan gula
c. Plasmolisis

Sebelum (g)
2,25
2,5

Sesudah (g)
2,35
1,9

Keadaan
Membesar
Mengecil

Gambar sel setelah ditetesi akuades
Keterangan
Sel-sel yang warna ungu terlihat lebih banyak dan jelas dibanding dengan kloroplas
yang berwarna hijau
Terlihat jelas.
Dinding sel keadaannya normal.

Gambar sel setelah ditetesi larutan gula 5%
Keterangan

 Sel-sel yang warna hijau atau kloroplas terlihat lebih banyak dan jelas daripada
sel yang berwarna ungu.
 Agak transparan.
 Dinding sel mengkerut.
Gambar sel setelah ditetesi larutan gula 30%
Keterangan

 Sel-sel yang warna hijau atau kloroplas terlihat lebih banyak dan sangat jelas
daripada sel yang berwarna ungu.
 Terlihat transparan.
 Dinding sel sangat mengkerut.

5. Pembahasan
a. Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah tanpa melalui selaput membran.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu: Ukuran
partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi. Ketebalan membran.
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi. Luas suatu area.
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya. Jarak. Semakin
besar

jarak

antara

dua

konsentrasi,

semakin

lambat

kecepatan

difusinya. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk
bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Densitas (keadatan) medium. Semakin kental maka akan semakin lama.
Kemampuan menghantarkan listrik. Larutan elektrolit lebih cepat difusinya
daripada larutan non-elektrolit.
Dari percobaan didapatkan bahwa methylen blue yang diaduk larut dalam
akuades membutuhkan waktu 5,86 s dan tanpa adukan yaitu 29,42 s.
Methylen blue yang diaduk larut dalam akuades lebih cepat daripada tanpa
diaduk. Hal ini disebakan oleh pengadukan memberikan energi methylen blue
untuk bergerak lebih cepat.
Dari percobaan pula didapat bahwa sirup yang diaduk larut dalam
akuades membutuhkan waktu 20,41 s dan tanpa adukan yaitu 36,10 s. Sirup
yang diaduk larut dalam akuades lebih cepat daripada tanpa diaduk. Hal ini
disebabkan oleh pengadukan memberikan energi sirup untuk bergerak lebih
cepat.
Waktu yang digunakan oleh Methylen blue untuk larut dalam akuades
lebih cepat daripada sirup. Hal ini dikarenakan densitas (kepadatan) molekul
methylen blue lebih rendah daripada sirup.
b. Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan air dari larutan yang berkonsentrasi
rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui
membran semi permeabel, sehingga didapatkan larutan yang berkonsentrasi
seimbang (isotonis). Sedangkan tekanan turgor adalah tekanan dari dalam
vakuola kepada membran plasma dan dinding sel karena adanya osmosis air
ke dalam vakuola.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa setelah kentang direndam di
larutan akuades mengalami perubahan massa dari 2,25 g menjadi 2,35 g. Ini
berarti bahwa kentang membesar. Hal ini terjadi karena adanya osmosis air
dari akuades (hipotonis) ke dalam sel (hipertonis) dan sel mengalami
peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi lebih keras dan kaku.
Sedangkan kentang yang direndam di larutan gula mengalami penurunan
massa dari 2,5 g menjadi 1,9 g dan strukturnya lebih lembek. Hal ini terjadi
karena adanya osmosis air dari dalam sel (hipotonis) menuju keluar ke larutan
gula (hipertonis) sehingga sel kehilangan tekanan turgornya.
Osmosis dapat terjadi karena pengaruh faktor-faktor berikut :
 Konsentrasi air dan zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar sel.
Osmosis akan terjadi dari zat yang berkonsentrasi pelarut tinggi dan
konsentrasi zat terlarutnya rendah menuju zat yang berkonsentrasi pelarut
rendah dan konsentrasi zat terlarutnya tinggi.
 Ketebalan membran. Makin tipis membran, makin cepat proses difusi
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energy untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula osmosisnya.
Setelah melakukan pengamatan difusi dan osmosis, dapat diketahui bahwa
terdapat perbedaan pada kedua proses, yakni Osmosis adalah proses perpindahan
atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya
tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau
membran selektif permeabel atau semi permeabel. Sedangkan Difusi merupakan
peristiwa perpindahan molekul zat berkonsentrasi tinggi menuju ke konsentrasi
rendah tanpa melalui membrane atau melalui membrane permeable.
c. Plasmolisis
Pada pengamatan kali ini digunakan epidermis bawah daun adam hawa
atau Rhoeo discolor yang memiliki pigmen warna ungu, hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah proses pengamatan. Juga digunakan akuades, larutan
gula 5% dan 30% yang berperan sebagai larutan hipertonis terhadap sel.
Setelah ditetesi akuades sel-sel yang bewarna ungu terlihat lebih banyak
dan jelas dibandingkan kloroplas yang berwarna hijau. Hal ini terjadi karena
pada saat normal, pigmen antosianin berada pada vakuola tumbuhan yang
cukup besar, sedangkan kloroplas cenderung tersebar mengambang pada

sitoplasma. Setelah diteteskan larutan gula 5% terjadilah keadaan yang
bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya. Sel-sel berwarna ungu
terlihat lebih sedikit, dan kloroplas lebih jelas terlihat. Hal ini terjadi karena
pada saat sel ditempatkan pada larutan yang hipertonis terhadapnya, maka air
keluar dari vakuola sehingga membran sitoplasma akan mengkerut begitu
pula sitoplasma, dinding sel, dan secara otomatis juga menciutkan ukuran
vakuola. Sehingga pigmen antosianin di dalam vakuola tidak terlalu jelas
terlihat. Menjadi lebih transparan. Saat sitoplasma mengkerut, kloroplas yang
tersebar di dalam sitoplasma akan merapat sehingga bisa terlihat lebih jelas.
Setelah daun adam hawa ditetesi larutan gula 30%, keadaannya hampir mirip
dengan setelah ditetesi larutan gula 5%, tetapi dinding sel daun adam hawa
lebih mengkerut, warna kloroplasnya semakin banyak hingga hasil
pengamatan terlihat lebih transparan dibandingkan dengan larutan gula 5%.
Dalam pengamatan, apabila konsentrasi zat perendam semakin tinggi,
maka akan terjadi proses osmosis dan akhirnya makin banyak sel yang
terplasmolisis. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi plasmolisis
adalah konsentarasi zat perendam. Jadi semakin banyak yang terplasmolisis.
6. Kesimpulan dan Saran
a.

Kesimpulan
 Difusi dan osmosis merupakan transpor pasif zat. Selain difusi dan
osmosis juga ada difusi terfasilitasi yang juga merupakan transpor pasif
 Difusi yang terjadi pada percobaan diatas, dilihat berdasarkan Mr dari
masing masing bahan serta dilihat dari kecepatan pergerakan suatu
molekul.
 Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi adalah ukuran partikel,
densitas medium, luas area, suhu, dan kemampuan menghantar listrik
pada molekul (larutan elekrolit atau non elektrolit).
 Faktor yang mempengaruhi kecepatan osmosis adalah konsentrasi air dan
zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar sel, ketebalan membrane, dan
suhu.
 Semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka akan semakin berantakan
susunan dinding selnya dan semakin cepat plasmolisisnya.

b. Saran

 Sebaiknya siapkan alat dan bahan yang akan di butuhkan terlebih dahulu,
agar praktik dapat berjalan dengan baik
 Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti
 Kepada pengamat di sarankan agar lebih teliti , tekun , ulet dan sabar .
Memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi sehingga dapat menumbuhkan
jiwa kritis pada pengamat.
 Dalam Proses pengamatan , focus diatur sebaik baiknya sehingga dapat
menimbulkan gambar yang konkret dalam penelitian
7. Daftar Pustaka
a.

http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2011/11/difusi-osmosis-danplasmolisis.html

b. http://irwinseptian.blogspot.com/2011/10/penuntun-praktikum-biologi-

umum-untuk.html
c.

https://medicine74.wordpress.com/difusi-osmosis-plasmolisis/

d. https://www.academia.edu/6479092/Diffusion_osmosis_plasmolisis