erawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering dan paling lama berinteraksi dengan klian

erawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering dan paling lama berinteraksi dengan
klien. Sehingga perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang paling mengetahui
perkembangan kondisi kesehatan klien secara menyeluruh dan bertanggung jawab atas klien.
Sebagai perawat muslim yang baik, kita harus bisa mendampingi dan membantu pasien dalam
kegiatannya. Contohnya ketika makan, minum obat, membersihkn diri, sampai beribadah.
Perawat harus tahu kebutuhan beribadah pasiennya sesuai dengan agama yang dianut pasiennya.
Koenig HG et al. (2001) menyatakan sekitar 64% pasien menghendaki agar para dokter
memberikan terapi psikoreligius dalam bentuk membimbing berdoa dan berdzikir.
Aspek spritual merupakan salah satu aspek yang paling penting yang perlu diperhatikan oleh
perawat, karena itu perawat dituntut harus mampu dalam membingbing pasien melaksanakan
ibadahnya kepada tuhan. Melalui ibadah pasien mendapatkan ketenangan jiwa, pencerahan, dan
rasa nyaman.
Christy (1998) dalam bukunya yang berjudul “Prayer as Medicine” mengungkapkan
pengaruh kegiatan spiritual terhadap kesadaran pasien menjadi lebih tenanga, pasrah, tegar
dan pada akhirnya akan meningkatkan sistem imun tubuh.
Beberapa cara perawat dalam membimbing ibadah pasien, yaitu membimbing berdoa,
mengingatkan waktu solat, membimbing bertayamum, membimbing solat, membimbing
membaca Al-Quran, membimbing berpuasa dan beribadah lainnya.
Sakit Menurut Pandangan Islam
Sakit yang dimaksud dalam tulisan ini adalah sakit fisik. Yaitu suatu keadaan di mana
metabolisme dalam tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya. Namun, walaupun sakit

merupakan satu kondisi yang tidak mengenakkan, sebagai seorang muslim kita tidak perlu
banyak mengeluh, karena terlalu banyak mengeluh merupakan bagian dari godaan syaithan.
Saat Allah menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan tertentu yang menjadi penyebab itu
semua. Tidak mungkin Allah subhanahu wa ta’ala melakukan sesuatu tanpa sebab yang
mendahuluinya atau tanpa hikmah di balik semua itu. Allah pasti menyimpan hikmah di balik
setiap sakit yang kita alami. Karenanya, tidak layak bagi kita untuk banyak mengeluh,
menggerutu, apalagi su’udzhan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Lebih parah lagi, kita sampai
mengutuk taqdir. Na’udzu billah…
Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam pernah menemui Ummu As-Saa’ib, beliau bertanya :
”Kenapa engkau menggigil seperti ini wahai Ummu As-Saa’ib?” Wanita itu menjawab :
“Karena demam wahai Rasulullah, sungguh tidak ada barakahnya sama sekali.” Rasulullah
shallallahu ’alayhi wasallam bersabda : ”Jangan engkau mengecam penyakit demam. Karena
penyakit itu bisa menghapuskan dosa-dosa manusia seperti proses pembakaran menghilangkan
noda pada besi”. (HR. Muslim)
Secara umum, kondisi sakit mempunyai dua sisi rasa. Namun, yang kerap kita rasakan hanya
salah satu sisinya, yakni penderitaan. Sisi lain berapa hikmah dan kenikmatan di balik sakit
sering kali kita lupakan. Padahal, jika kita mau merenungkannya, banyak hikmah yang dapat
dipetik dari sakit yang diderita.
Beberapa hikmah itu adalah sebagai berikut,
• Pertama, secara medis sakit merupakan suatu peringatan (warning) mengenai tingkat kekuatan

tubuh kita. Jika tubuh kita mengalami satu kondisi, kemudian berakibat sakit, hal itu merupakan
peringatan agar kita menghindari kondisi yang sama yang dapat menyebabkan sakit tersebut.

Sakit juga memberi kesempatan kepada kita untuk beristirahat dan berkonsultasi dengan dokter
sehingga penyakit yang ada tidak menjadi lebih parah dan sulit diobati. Tak jarang, sakit yang
dialami mencegah seseorang agar tidak terkena penyakit yang lebih berat lagi.
• Kedua, sakit dapat menjadi penggugur dosa. Penyakit yang diderita seorang hamba menjadi
sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan, termasuk dosa-dosa setiap anggota tubuh.
Rasulullah SAW. bersabda,
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan
menggugurkan bersama dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
• Ketiga, orang yang sakit akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam
kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah SAW.bersabda,
“Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang Muslim, kecuali akan
ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan.” (H.R. Muslim)
• Keempat, sakit dapat menjadi jalan agar kita selalu ingat pada Allah. Dalam kondisi sakit
biasanya orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya, sehingga ia akan bersungguh-sungguh
memohon perlindungan kepada Allah SWT. Zat yang mungkin telah ia lalaikan selama ini.
Kepasrahan ini pula yang menuntunnya untuk bertobat.

• Kelima, sakit bisa menjadi jalan kita untuk membersihkan penyakit batin. Pendapat Ibnu
Qayyim, “Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, ia akan
menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Oleh karena itu,
musibah dalam bentuk apa pun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya, akan
membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar kehidupan
yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi bersih dan suci karena
penyakitnya, martabatnya diangkat dan jiwanya dimuliakan, pahalanya pun berlimpah-limpah
apabila penyakit yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha.“
• Keenam, sakit mendorong kita untuk menjalani hidup lebih sehat, baik sehat secara jasmani
maupun rohani. Sakit membuat orang tahu manfaat sehat. Tidak jarang orang merasakan nikmat
justru ketika sakit. Begitu banyaknikmat Allah yang selama ini lalai ia syukuri. Bagi orang yang
banyak bersyukur dalam sakit, ia akan memperoleh nikmat.
• Ketujuh, secara sosial sakit mengajarkan kepada kita bagaimana merasakan penderitaan orang
lain, seperti halnya puasa yang mendidik kita agar mengetahui bagaimana pedihnya rasa lapar
dan dahaga yang dialami kaum papa. Rasa sakit harusnya melahirkan kepekaan sosial yang lebih
tinggi.
Pada awal pertemuannya dengan pasien, perawat membacakan doa menjenguk orang sakit.

Doa Menjenguk Orang Sakit
*3488 ‫ك ِشفَا ًء لَ يُغَا ِد ُر َسقَ ًما * رواه الترمذى‬

َ ‫ف فَأ َ ْنتَ ال ّشافِي لَ ِشفَآ َء إِلّ ِشفَا ُؤ‬
َ ْ‫ب ْالبَأ‬
ِ ‫اس َوا ْش‬
ِ ‫اللّهُ ّم أَ ْذ ِه‬
ِ ّ‫س َربّ الن‬
Allohumma adzhibil ba’sa robbannaasi wasyfi fa antassyaafi laa syifaa a illa syifaa uka syifaal
laa yughoodiru saqoma.
Artinya :
Ya Alloh semoga engkau menghilangkan penyakit wahai Tuhan manusia, dan berilah
kewarasan, sebab Engkau adalah Dzat yang memberi kewarasan, tiada obat kecuali obat
Engkau yang menghilangkan penyakit.
Keutamaan doa ini adalah wujud pasrah pada Alloh yaitu dengan memuji Alloh untuk
menyembuhkan penyakit, bahwa tiada obat kecuali hanya dengan kekuasaan Alloh.
Seorang muslim diwajibkan untuk menjalankan shalat 5 waktu, bagaimanapun keadaannya.
Termasuk ketika sakit. Bagi mereka yang sakit melakukan ibadah sangat sulit.Dalam hal ini yang
membantu pasien adalah seorang perawat karena sebagaimana ketahui bahwa perawat sebagai
pendamping pasien, perawat sebagai penolong pasien, dan perawat sebagai partner pasien.
Pendek kata, perawat berperan sebagai motivator dan edukator bagi pasien yang ditanganinya.
1. Membimbing pasien ketika tiba waktu solat
Setelah perawat mengkaji agama pasien, yang harus dilakukan adalah menanyakan apakah

pasien kita mampu melakukan ibadahnya . Jadi, tugas kita disini adalah mendampingi pasien
tersebut dan membantu segala keterbatasan fisiknya. Tentu bantuan disini disesuaikan dengan
agama pasien dan bagaimana keadaan pasien sendiri.

Apabila pasien tidak mampu melaksanakan solat dengan berdiri, maka bisa dengan posisi duduk,
jika tidak bisa dalam posisi duduk pasien bisa melakukan dalam posisi berbaring dengan
menghadap ke arah kiblat. Dan untuk pasien yang kondisinya sangat lemah bisa melakukan
solatnya dalam hati.
“Bukanlah menghadap wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi, dan yang mendermakan harta-harta yang dicintai kepada kerabat, anakanak yatim, orang-orang miskin, orang-orang dalam perjalanan, para peminta-minta, dan
(memerdekakan) hamba sahaya, menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan orang-orang
yang menepati janji apabila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan, dan dalam saat peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS.AlBaqarah : 177)

Artinya : Peliharalah semua shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah
(dalam shalatmu) dengan khusyu. (Q.S. Al-Baqarah : 238)
 Pertama, kita menjelaskan fasilitas yang ada di kamar perawatan (nurse call, telepon,
fasilitas kamar mandi, arah kiblat). Lalu tanyakan kepada pasien apakah akan melakukan
sholat.

 Kedua ,mengkaji apakah pasien mampu atau tidak melakukan sholat sendiri. Apabila
pasien tidak dapat melakukan sholat sendiri maka perawat harus bisa membantu
pasien,mulai dari wudhu/tayamumnya (apabila tidak bisa menggunakan air) dan
mempersiapkan peralatan untuk tayamum dan pendampingan saat sholat.





Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati shalat, ketika kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu
hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati untuk jalan
saja, sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam
perjalanan atau sehabis buang air atau berhubungan dengan istri, sedang kamu tidak
mendapat air, maka bertayammumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi
Maha Pengampun”. (QS An-Nisâ: 43)

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka

basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan

kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur”. ( Q.S.Al-Maidah : 6)

Apabila dia mampu melakukan sholat sendiri maka perawat hanya mengarahkan Pasien tersebut
untuk melakukan sholat.
Namun bila ada keterbatasan gerak sehingga pasien tersebut tidak dapat berdiri peran perawat
adalah membantu pasien untuk bersandar pada tembok, jika masih tidak sanggup bersandar maka
perawat mengubah posisi pasien tersebut duduk untuk shalat. Jika pasien masih tidak sanggup
duduk, maka posisi pasien pada saat sholat sambil berbaring menghadap kiblat dengan miring di
sisi kanan dapat dilakukan. Jika tidak mampu untuk menghadap kiblat maka sholatlah sesuai
dengan arah posisinya. jika pasien tidak mampu berbaring, maka sholatlah dengan posisi
terlentang, kedua kakinya diarahkan ke arah kiblat dan kepalanya diangkat sedikit untuk
mengarahkan ke kiblat. Jika kakinya tidak bisa diarahkan ke kiblat maka sholatlah sesuai dengan
posisinya. Jika masih tidak mampu maka jelaskan kepada pasien bahwa diperbolehkan shalat

dengan isyarat,misalnya dengan gerakan kepala, jika kepala tidak bisa maka boleh menggunakan
isyarat mata dengan cara pada saat ruku ataupun sujud dengan kedipan mata.
Untuk itulah perawat wajib memberitahukan hal-hal diatas kepada pasien ataupun keluarga
pasien. Jika pasien tidak dapat berbuat apapun, maka pasien tersebut wajib kita bimbing untuk
bershalat dengan cara pasien tersebut shalat dengan hatinya diniatkan dalam hatinya kalau kita
sedang shalat sambil membayangkan gerakan shalat.
2. Membingbing pasien dalam berpuasa jika memungkinkan
Perawat hendaknya membangunkan waktu sahur dan membimbing niat serta mengingatkan
waktu imsak ,dan mengingatkan pula ketika buka puasa. Namun, itu pun dilakukan jika pasien
memang mampu untuk berpuasa.
Berdasarkan pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi
yang melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya
tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa selain bermanfaat untuk

ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat menyehatkan badan dan dapat membantu
penyembuhan bermacam penyakit.
3. Membimbing dalam berzakat baik itu zakat fitrah maupun zakat mal
Apabila kebetulan pasien dirawat menjelang idul fitri maka perawat sebaikna mengingatkan
pasien atau pihak keluarga untuk mengeluarkan zakat fitrah.
4. Baca kitab suci Al- Quran bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita


Terutama ayat-ayat yang berhubungan dengan orang yang sakit, rahmat allah, karunia, dan kasih
sayangnya supaya sang klien lebih termotivasi untuk sembuh.
Dalam quran disebutkan bahwa Al-quran adalah pelajaran dan obat bagi penyakit batin serta
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Penelitian di Florida, AS ada sebuah
lembaga meneliti tentang menyembuhkan penyakit jiwa melalui pengaruh bacaan Al-quran.
Sampel terdiri dari orang-orang yang mengerti bahasa Al-quran dan yang tidak mengerti,
semuanya non islam dan mengalami gangguan jiwa. Ternyata bagi yang mengerti bacaan ayat
Al-quran dapat memperoleh kesembuhan secara bertahap dan yang tidak mengerti bahasa Alquran juga mengalami kesembuhan secar kurang intensif dibanding yang mengerti bahasa alquran. Dengan membacanya atau mendengarkannya saja sudah bisa dibuktikan betapa besar
daya pengaruh Al-quran bagi manusia yang mengalami gangguan jiwa, apalagi bagi yang sehat
dan dapat berpikir dengan jernih. sudah barang pasti kaalu dikaji dan dilaksanakan semua
ajarannya, dijamin, niscaya akan mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
5. Membimbing pasien berdoa dan berdzikir

“Berdoal
ah
kepada
Tuhanmu

dengan

berendah
diri dan
suara
yang
lembut
(tadlarru’
aa wa
khufyah).
Sesunggu
hnya
Allah
tidak
menyukai
orangorang
yang
melampa
ui batas”
(Q.S. AlA’raaf [7]
: 55)
Perawat harus membimbing pasien untuk selalu berdoa dan berserah diri kepan allah agar diberi

kesembuhan. Perawat juga harus membimbing pasien yang mendekati ajalnya dengan menuntun
mengucapkan lafal laa ilaha illalah. mengantarkan
6. Membimbing untuk bersabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT.
” Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam
menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan
ibunya” .(HR. Hakim)
Abu Hurairoh RA berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda:
” Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan diberi ujian” . (HR.
Bukhari)
Yaitu diuji dengan berbagai cobaan, baik itu sakit maupun selain itu kemudian Allah SWT
memberi pahala dengan jalan itu ia bersabar dan rela (ikhlas).
Selain itu, ajaran Islam seorang muslim dilarang berputus asa atas segala cobaan yang Allah
berikan, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.
(QS. Yusuf: 87)
7. Sebelum pasien pulang, perawat membimbing pasien dan keluarga untuk berdoa
(mensyukuri nikmat sembuh)

‫اللهم اني اسالك فرما قريبا وببرا ممیء ورزقا واسعا والعافیة م ممی البءء واسالك تمام العافیة واسالك دوام العافیة‬
‫واسالك الشكر علي العافیة واسالك الغني ع الناس ولواو ولقال ال لاه العلي العظیم‬
“Wahai Tuhanku, bahwasanya aku memohon kelapangan dalam waktu yang dekat, kesabaran
yang sempurna, rizki yang luas, terhindar dari segala bala. Ya Allah aku memohon kepada
Engkau untuk pandai mensyukuri nikmat sehat yang Engkau limpahkan. Ya Allah aku memohon
kepada Engkau kecukupan dari manusia (tidak memerlukan kepada orang lain). Tak ada daya
dan tak ada tenaga, kekuatan melainkan dengan Allah yang Mahatinggi lagi maha besar.
Orang yang cerdas secara spiritual, ia harus dapat merasakan kehadiran dan peranan Allah
dalam hidupnya. “Spiritual intelligence is the faculty of our non-material dimension- the human
soul,” kata Khalil Khawari. Ia harus sudah menemukan makna hidupnya dan mengalami hidup
yang bermakna. Ia tampak pada orang-orang di sekitarnya sebagai “orang yang berjalan
dengan membawa cahaya.” (Q.S. Al-An’am:122)
Ia tahu ke mana ia harus mengarahkan. Itulah perawat yang harus bisa menjadi cahaya yang
mampu menunjukkan klien nya jalan yang bisa menyelamatkannya tidak hanya urusan sakit di
dunia saja tapi juga untuk akhirat kelak.