populasi dan teknik sampling dan pen

Tugas KELOMPOK
KATA PENGANTAR
Teriring do’a dan restu atas kehadirat Allah swt dan karuniannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini meskipun masih memiliki banyak kekurangan,
Sesungguhnya maha besar Allah dengan segala kesempurnaanya. Maha suci allah yang
telah mengutus seorang rasul yang guna menyempurnakan akhlakul karimah.
Maka shalawat dan salam atas junjungan nabi besar Muhammad SAW kami harturkan
kepada beliau yang telah menyeru kepada yang merasa ummat beliau untuk menuntut
ilmu. Beliau juga merupakan revolusioner sejati, dimana beliau merubah peradaban yang
penuh dengan kejahiliaan menuju peradabaan yang mahiriah,diantaranya menuntut ilmu.
Di dalam makalah inipun mungkin ada hal-hal yang perlu direvisi atau diperbaiki.
Sekiranya terdapat kekurangan, diharapkan para pembaca untuk memberikan saran yang
bersifat membangun untuk kelangsungan penyempurnaan makalah selanjutnya informasi
yang diperolehnya.Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian
adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa
data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang
peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek
penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut.
Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk
memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu
kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.

Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak .DR.Sumaryono yang telah
memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan tersebut
mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiin

PENYUSUN

1

POPULASI DAN TEHNIK SAMPLING
Pendahuluan

I.

Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu
secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian
merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga
diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas
masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat
dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang
pikiran atau kesadaran seseorang.

Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan
data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk
memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti
itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat
diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat
menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas
pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan
taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias.
Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan
peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti
juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya
dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti
akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian
dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai
populasi dan sampel.
II.


Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apakah yang dimaksud dengan populasi ?
Apakah yang dimaksud dengan sampel?
Apakah yang dimaksud dengan teknik sampling?
Bagamaimanakah cara untuk menentukan ukuran sampel?
2

III.

Tujuan Pembuatan Makalah.
1. Menguraikan pengertian populasi dan jenis-jenisnya
2. Menguraikan pengertian sampel
3. Memaparkan teknik sampling
4. Menjelaskan cara untuk menentukan ukuran sampel


IV.

Pembahasan.

A. Populasi
1. Pengertian Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 secara
umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi adalah:
a.

Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan

diinginkan.
b. Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau
objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang
telah ditetapkan.
c.


Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu yang

memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.
d. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan.2
2. Jenis-Jenis Populasi
Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

2

1 Sugiyono : “Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif dan R&D,Alfabeta 2015 Bandung.
Yusuf, Muri. A. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press

3

a.

Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas


sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah
yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di pantai.
Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam
sifat berikut ini
a.) Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki
sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
Misalnya seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia
cukup mengambil setetes darah saja.
b. ) Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-unsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batasbatasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.3

B. Sampel
1. Pengertian Sampel
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti.
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut
a.


Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas

dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah
mewakili populasi.
b. Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari
suatu hal yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili keseluruhan.
c.

Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling is taking any portion of a

population or universe as representative of that population or universe.

3 Ibid hal 2

4

d. Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan hati-hati
sehingga dengan melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat karakteristik
total populasi4.
2. Ciri-Ciri Sampel yang Baik

Berangkat dari berbagi pendapat yang telah diutarakan di atas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri sampel yang baik adalah:
a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan
benar.
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili
keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan
sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara
statistik.
3. Alasan Sampling
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel :
a.

Ukuran populasi

Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya
tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama
sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga
dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak praktis
untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar

diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b.

Masalah biaya

Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –
lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling
ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
c.

Masalah waktu

Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan

4 Suharsimi ari kunto: “manajemen penelitian’Rineka cipta Jakarta 2015.

5


kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih
cepat.
d.

Percobaan yang sifatnya merusak

Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin
mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus
dilakukan hanya pada sampel.
e.

Masalah ketelitian

Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat
dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan,
pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian
terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya.
Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan

ketelitian dalam suatu penelitian.
f.

Masalah ekonomis

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan
dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah
dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain
penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian
populasi5
4.

Keuntungan Penggunaan Sampel
Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel, yaitu
a.

Biaya menjadi berkurang

b. Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data
c.

Lebih akurat

d. Lebih luas ruang cakupan penelitian
5. Teknik Sampling
5 Sudjana , Metodologi penelitian , 2002:161
6

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada
dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non
Probability

sampling. Probability

sampling

meliputi,simple

random,

proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area
random. Non Probability sampling meliputisampling sistematis, sampling kuota,
sampling

aksidental,

purposive

sampling,

sampling

jenuh dan snowball

sampling (Sugiyono, 2012:81).
a.

Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilih untuk menjadi
anggota sampel. Teknik ini meliputi:
1) Simple Random Sampling
Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
salam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
2) Proportionate Stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
3) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila
populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
4) Cluster Sampling (Area Sampling)
Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk suatu
Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang
akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan
daerah populasi yang telah ditetapkan.
Tempat sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap,
yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, tahap berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.

b. Nonprobability Sampling
7

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik sampel ini meliputi:
1) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota
populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua anggota itu diberi nomot
urut yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan
tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
2) Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai
contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jimalah
sampel yang ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data belum didasarkan
pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena
belum memenuhi kuota yang ditentukan.
3) Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4) Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melakukan penlitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih
cocok digunakan pada penelitian kualitatif.
5) Sampling Jenuh
8

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang
relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6) Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding
yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama
dipilih satu atau dua orang tetapi dengan dua orang ini belim merasa lengkap
terhadap data yang diberikan maka peneliti mencari orang yang lebih tahu
dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya.
Penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball.6
6. Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian
itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka
jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000
orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Beberapa pertimbangan lain yang selalu jadi perhatian dalam menentukan ukuran
sampel adalah
a.

Faktor ketelitian, mencakup:

1) Seberapa jauh taraf kepercayaan yang diinginkan dalam penelitian itu.
2) Berapa besarkah kekeliruan yang dapat diterima antara yang ditaksir dan
penaksir.
6 Sugiyono : “Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif dan R&D,Alfabeta 2015 Bandung.

9

b. Teknik analis yang digunakan
Hal ini perlu mendaoat perhatian karena tiap rumus yang akan dipakai selalu
mempersyratakan kondisi tertentu sebelum dapat digunakan. Seperti data harus
normal, linear atau homogen. Andaikata tidak memenuhi persyaratan tersebut
peneliti terpaksa menggunakan rumus non parametrik.
Salah satu rumus yang dapat digunakan dalam menentukan ukuran sampel adalah:
Keterangan:
N = Ukuran sampel
z

= standar skor pada tingkat kepercayaan yang diinginkan

e

= proporsisi kesalahan sampling

p

= proporsisi perkiraan kasus dalam populasi

Resco dalam buku research Methods For Business (1982: 253)memberikan saransaran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
a.

Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah anrata 30 sampai dengan
500.

b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya pria-wanita, pegawai negeriswasta dan lain-lain) maka jumlah sampel setiap kategori minimal 30.
c.

Bila dalam penlitian akan melakukan anlisis dengan multivariate (korelasi
atau regresi ganda misalnya) maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali
dari jumlah variabel yang diteliti, misalnya variabel pebelitiannya ada 5
(independen+dependen) maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50

d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masngmasing antara 10 s/d 207.
C.

Rancangan Penelitian

1.

Pengertian Rancangan Penelitian
Ketika kita akan melakukan penelitian, terlebih dahulu kita sebagai peneliti
harus mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian. Mulai

7 Ibid hal 16

10

dari membuat perencanaan, merencanakan kerja sama dan memahami macammacam etika penelitian. Menurut Margono, (2010:100) Rancangan itu adalah alur
kegiatan peneliti dalam memecahkan masalah . Disusun secara matang dan
cermat sehingga nantinya akan sangat membantu peneliti maupun orang yang
membaca hasil penelitiannya dalam memahami masalah serta cara mengatasinya.
Rancangan penelitian dapat juga dikatakan sebagai skema atau bagan karena
rencana itu membuat atau memuat peta kegiatan yang akan kita laksanakan dan
digunakan sebagai petunjuk. Rancangan juga mengingatkan kita untuk melakukan
ini, jangan melakukan yang itu, hati-hati dalam melakukan ini, ini tidak penting
dan seterusnya. Ini merupakan sebuah petunjuk dan pedoman seorang peneliti
dalam menyelesaikan penelitiannya dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
2.

Jenis-Jenis Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian kuantitatif terdiri atas dua, yaitu desain eksperimen dan desain
non-eksperimen.
a.

Desain Eksperimen

1)

Pre-Experimental Design

Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen
sesungguhnya. Mengapa? Karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variable dependen.
a)

One-Shot Case Study

Paada desain ini, peneliti memberikan perlakuan (treatment) terhadap sekelompok
subyek tertentu, kemudian dilakukan pengukuram terhadap variable dependen
Adapun bagan dari one-shot case study
adalah sebagai berikut
X = Treatment yang diberikan
X

O

(Variabel Independen)
O = Observasi (Variabel ependen)

Penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu tidak mempunyai control sehingga tidak
bisa dilakukan komparasi. Peneliian ini tidak bisa mengantarkan kia sampai pada
11

kesimpulan penelitian yang bisa dipertahankan. Desain seperti ini mungkin berguna
untuk menjajaki masalah-masalah penelitian atau untuk mengembangkan gagasan
atau alat-alat tertentu.
b)

One Group Pretest-Postest Design

Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretest-posttest design,
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui dengan
lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan.
X = Treatment yang diberikan
O1

X

O2

O1 = Nilai pretest

O2 = Nilai posttest
Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa
ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis
(tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat
mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika
dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian.
Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun. Sedangkan
keuntungannya adalah pretest memberi landasan komparasi sebelum dans esudah
perlakuan
c)

Intact Group Comparison/Static Group Comparison

Pada desain ini menggunakan satu kelompok untuk penelitian yang dibagi menjadi
dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah
untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan).
Adapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut.
X = Treatment yang diberikan
O1 O1 = Hasil pengukuran setengah
X

kelompok yang diberi perlakuan
O2 O2 = Hasil pengukuran setengah
kelompok
perlakuan
12

yang

tidak

diberi

Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak
variabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal
penelitian menjadi rendah.
2)

True Experimental

Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul) karena dalam desain ini,
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan
penelitian) menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa sampel
yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control sampel
dipilihsecara random.
a)

Pretest-Only Control Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random(R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak.

R
R

X

O2
O4

Kelompok yang diberikan perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok
yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan
adalah (O1:O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh perlakuan dianalisis
dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan
antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh
secara signifikan.
b)

Pretest-Posttest Control Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi
pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai kelompok eksperimen
tidak berbeda secara signifikan.
13

3)

R

O1

R

O3

X

O2
O4

Factorial Design

Desain factorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan (variable independen) terhadap hasil (variable dependen).
R

O1

R

O3

R

O5

R

O7

X
X

Y1

O2

Y1

O4

Y2

O6

Y2

O8

Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random kemudian diberi pretest.
Kelompok yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap
kelompok memperoleh nilai pretest yang sama.
4)

Quasi Experimental Design
Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true xperimental design,
yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak
digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol
atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan
eksperimen yang sesungguhnya. Walaupun demikian desain ini lebih baik ari preexperimental design. Quasi experimental design, dugunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk
penelitian
14

a)

Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan tidak dapat dipilih secara random.

Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum
diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbedabeda, berarti tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten.
Setelah kondisi tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan.

O1

X

O3
b)

O2
O4

Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya

pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih
secara random.
b.

Desain Non-Eksperimen
1)

Desain Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendiskripsikan atau

menggambarakan fakta-fakta mengenai populasi secara sistematis dan akurat.
Dalam penelitian deskriptif, fakta-fakta hasil penelitian disajikan apa adanya.
Hasil

penelitian

deskriptif

sering

digunakan,

atau

dilanjutkan

dengan

dilakukannya penelitian analitik. Desain penelitian deskriptif dibedakan menjadi
dua, yaitu desain penelitian studi kasus dan desain penelitian survai
a)

Desain Penelitian Studi Kasus
Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup

pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misalnya satu pasien, keluarga,
kelompok, komunitas, atau institusi. Karakteristik studi kasus adalah subjek
yang diteliti sedikit tetapi aspek-aspek yang diteliti banyak.
15

b)

Desain Penelitian Survai
Survai adalah suatu desain penelitian yang digunakan untuk

menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan
hubungan antar variable dalam suatu populasi. Karakteristik dari penelitian
survai adalah bahwa subjek yang diteliti banyak atau sangat banyak,
sedangkan aspek yang diteliti sangat terbatas.
2)

Desain Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih
faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Hubungan korelatif mengacu pada
kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain
dan dengan demikian dalam rancangan korelasional peneliti melibatkan paling
tidak dua variabel. Jika variabel yang diteliti ada dua, maka masing-masing
merupakan variabel bebas dan variabel terikat. Bila variabel yang diteliti lebih
dari dua, maka dua atau lebih variabel sebagai variabel bebas atau prediktor dan
satu variabel sebagai variabel terikat atau kriterium.

3)

Desain Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian kausal-komparatif difokuskan untuk membandingkan variable
bebas dari beberapa kelompok subjek yang mendapat pengaruh yang berbeda dari
variabel bebas. Pengaruh variabel bebas terhadap variable terikat terjadi bukan
karena perlakuan dari peneliti melainkan telah berlangsung sebelum penelitian
dilakukan. Desain penelitian kausal-komparatif dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu desain penelitian kohort dan desain penelitian kasus control
a)

Desain Penelitian Kohort
Pendekatan yang dipakai pada desain penelitian kohort adalah

pendekatan waktu secara longitudinal atau time period approach. Sehingga
penelitian ini disebut juga penelitian prospektif.
b)

Desain Penelitian Kasus Kontrol

16

Desain penelitian kasus kontrol merupakan kebalikan dari desain
penelitian kohort, dimana peneliti melakukan pengukuran pada variabel
terikat terlebih dahulu. Sedangkan variabel bebas dteliti secara retrospektif
untuk menentukan ada tidaknya pengaruh pada variabel terikat.
4)

Desain Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan atau action research merupakan penelitian yang bertujuan
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan
untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia
actual yang lain
Penelitian tindakan mempunyai ciri-ciri:
a)

praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja

b)

menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan
perkembangan-perkembangan baru

c)

fleksibel dan adaptatif

d)

memiliki kekurangan dalam hal ketertiban ilmiah.

Secara skematis desain penelitian tindakan dapat divisualisasikan sebagai berikut.
a)

Observasi Lapangan
Teknik observasi lapangan menawarkan metodelogi pendekatan yang

sangat umum untuk meneliti tingkah laku. Dalam tipe penelian observasi
lapangan ini, peneliti membuat observasi ini dalam setting yang alami
(lapangan) dengan jangka waktu yang luas. Observasi lapangan umumnya
digunakan dalam antropologi. Para antropolog hidup dengan kelompok
dengan budaya yang lain dan kemudian menulis laporan termasuk hasil
observasinya dan interpretasi dari observasi ini.
b)

Studi Kasus
Kasus memberikan gambaran tentang individu. Tergantung pada tujuan

dari penyelidikan, kasus ini MAV studi menyajikan sejarah individu. gejala,
karakteristik perilaku, reaksi terhadap situasi tertentu, atau tanggapan terhadap
pengobatan. Biasanya, sebuah studi kasus disajikan ketika seorang individu
memiliki kondisi yang sangat jarang atau tidak biasa.

17

Studi kasus menyediakan deskripsi secara individual. Tergantung pada
tujuan dari investigasi, studi kasus mungkin menunjukkan sejarah individu,
gejala, karakteristik tingkah laku, reaksi terhadap situasi tertentu, atau respon
terhadap pengobatan. Studi kasus ditunjukkan ketika individu berada pada
kondisi yang sangat jarang atau tidak biasa.
c)

Survey
Survey

digunakan

untuk

memperoleh

deskripsi

akurat

dari

karakteristik sebuah kelompok individu (disebut juga populasi). Ketika tehnik
sampel ilmiah digunakan, hasil survey dapat diinterpretasikan sebagai sebuah
gambaran yang akurat dari pendapat seluruh populasi. Studi kasus adalah
berharga dalam informasi kepada kita tentang kondisi yang jarang atau tidak
biasa

dan

dengan

demikian

tidak

mudah

dipelajari

dalam

cara

lain. Mengevaluasi hasil survei, adalah sangat penting untuk memeriksa
bagaimana tanggapan diperoleh dan apa populasi diteliti. Organisasiorganisasi jajak pendapat utama biasanya menaruh perhatian besar untuk
mendapatkan sampel yang representatif dari orang dewasa dalam masyarakat
kita. Namun, survei-survei lainnya, seperti yang dipublikasikan di sebuah
majalah tertentu, memiliki generalisasi terbatas karena hasil didasarkan pada
orang yang membaca majalah dan cukup tertarik untuk menyelesaikan dan
surat dalam kuesioner.
d)

Arsip Penelitian
Data arsip merujuk pada informasi yang ada. Peneliti tidak benarbenar mengumpulkan data asli. Sebaliknya ia menganalisis data yang ada,
seperti statistik yang merupakan bagian dari catatan publik, laporan dari
antropolog, atau isi dari surat kepada editor.Arsip data yang sering
digunakan dalam penyelidikan variabel sejarah dan dalam lintas budaya
penelitian. Penggunaan

data

arsip

memungkinkan

peneliti

untuk

mempelajari pertanyaan-pertanyaan menarik yang tidak dapat dipelajari
dengan cara lain. Data arsip memberikan suplemen berharga untuk metode
data lebih tradisional koleksi. Setidaknya ada dua masalah utama dengan
menggunakan data arsip, namun. Pertama, catatan sejarah yang diinginkan
18

mungkin sulit diperoleh, karena sering catatan telah hilang atau
hancur. Kedua, kita tidak pernah benar-benar yakin terhadap ketepatan
informasi yang dikumpulkan oleh orang lain.

V.

Penutup.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu
kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut.
Selain itu, membuat rancangan penelitian juga merupakan langkah penting
dalam melakukan penelitian. Rancangan penelitian dapat dikatakan sebagai
skema atau bagan karena rencana itu membuat atau memuat peta kegiatan yang
akan kita laksanakan dan digunakan sebagai petunjuk. Dalam penelitian
kuantitatif,rancangan penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen

VI.

Sumber bahan
http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitianeksperimen_farida.pdf
19

http://kaptenunismuh.blogspot.com/2015/10/tugas-ke-iii-makalah-rancangan.html
http://www.academia.edu/6423952/Copy_tugas_RANCANGAN_PENELITIAN
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Yusuf, Muri. A. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press
www.academia.edu/6423952/Copy_tugas_RANCANGAN_PENELITIAN

20