Rangkain Pengaman penanda dan Penerang

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di era yang semakin moderen seperti sekarang ini

tidak di

pungkiri bahwa jumlah pengguna sepeda semakin meningkat termasu k
di indonesia, meskipun belum ada data konkret mengenai perkembangan
jumlah pengguna sepeda pada saat ini, namun fenomena 2 - 3 tahun
terakhir di lingkungan sekitar menunjukkan booming sepeda.
Sepeda merupakan media transportasi personal yang cukup ideal,
apalagi jika di kaitkan dengan isu lingkungan dan kesehatan. Ada banyak
manfaat yang di peroleh dengan bersepeda. Selain itu risiko kecelakaan
bersepeda lebih ringan jika dibandingkan dengan media transportasi
lainnya sedagkan risiko kehilangan sepeda akan meningkat jika tidak
berhati hati dalam keamanannya.
Namun demikian, ada juga beberapa hal yang akan menyebabkan
meningkatnya risiko kecelakaan bersepeda, salah satunya bersepeda di
malam hari tanpa penerag karena kondisi jalan di indonesia belum semua

nya memiliki penerang.
Pada umumnya sepeda di sekitar tidak memiliki lampu penerang
dan Pengaman, hal seperti ini harus menjadi pertimbangan khusus bagi
pengguna sepeda sendiri karena menyangkut keselamatan dan keamanan
dalam bersepeda. Agar keselamatan dan keamanan beresepeda dapat
terjaga, hal yang harus di miliki sepeda adalah penerang dan pengaman.
Sebelumya, pengguna sepeda menggunakan penerang khusus
dengan sumber tegangan dari dinamo seperti pada sepeda ontel, hal ini
kurang efektif selain harus memutar roda denga kecepatan tinggi untuk
memperoleh energy listriknya, ketika berhentipun lampu juga akan ikut
mati secara otomatis, namun seiring perkembangan zaman banyak
pengguna sepeda yang telah beralih, seperti

memanfaatkan lampu

emergency yang bisa didipasang di kepala dan berwarna putih sebagai

penerang dalam bersepeda, hal ini tentu juga kurang efektif karena sharus

1


bongkar pasang dan masih sangat manual. Sedangkan untuk pengaman
pengendara sepeda biasa nya memanfaatkan gembok kunci untuk
keamanan sepeda, hal itu kurang efektif dalam mengaman sepeda, karena
sangat mudah untuk dibuka dan juga sangat manual.
Dari permasalahan di atas, agar keselamatan dan keamann
bersepeda lebih terjaga, maka penulis berinisiatif untuk membuat
“Rangkain pengaman, Penerang, dan penanda pada Sepeda”. Penulis
akan berinovasi pada rangkain penerang sepeda ontel yang telah ada dan
berinovasi dengan memanfaatkan rangkain kapasitor sebagai delay untuk
mematikan penerang sepeda pada saat sepeda berhenti sehingga bisa
membuat penerang tetap hidup dalam waktu yang di tentukan dan
memanfaat kan LDR sebagai saklar yang akan menghidupkan penerang
ketika keadaan gelap. Dan untuk penerang nya rangkian ini akan
menggunkan LED. Sedangkan untuk pengaman nya penulis berinisiatif
untuk membuat alaram sepeda dengan memanfaatkan sirine dengan
menghububungkannya ke rangkaian penerang dan penanda.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut :
1. Kebanyakan pengendara sepeda belum menggunakan penerang.
2. Kebanyakan sepeda masih belum memiliki pengaman dan penanda.

C. BATASAN MASALAH
Agar perancangan yang dibahas pada matakuliah rancangan inovasi
rangkain elektronika tidak terlalu luas dan menyimpang pada topik yang
ditentukan, maka dalam perancangan ini dibatasi beberapa hal yaitu :
1. Dinamo sebagai trigger (Supplay Tegangan)
2. Pemanfaatan sensor cahaya (LDR) untuk menghidupkan penerang
3. Pemanfaatan kapasitor untuk delay off penerang
4. Pemanfaatan sirine sebagai klakson dan alrm
5. Prinsip kerja transistor

2

D. RUMUSAN MASLAH
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dibuat suatu
perumusan masalah yaitu bagaimana merancang dan membuat Rangkain
Pengaman, penanda, dan Penerang untuk Sepeda.? Dan Apakah rangkain

ini dapat membantu penerangan, pengamanan dan penada bagi pengendara
sepeda ?

E. TUJUAN
1.

Mengurangi risiko kecelakaan bersepeda

2.

Mengatasi pencurian sepeda

3.

Menghidupkan penerang sepeda menggunkan LDR sebagai saklar

4.

Memberikan penundaan padamnya penerang ketika sepeda berhenti


5.

Untuk memenuhui syarat mata kuliah Rekayasa Inovasi dan
Rangkaian Elektronika

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dinamo Sepeda
Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan
Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya
dapat menimbulkan arus listrik. Berdasarkan percobaan, ditunjukkan
bahwa gerakan magnet di dalam kumparan menyebabkan jarum
galvanometer menyimpang.Jika kutub utara magnet digerakkan mendekati
kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan.Jika magnet diam
dalam kumparan, jarum galvanometer tidak menyimpang. Jika kutub utara
magnet digerakkan menjauhi kumparan,jarum galvanometer menyimpang
ke kiri. Penyimpangan jarum galvanometer tersebut menunjukkan bahwa
pada kedua ujung kumparan terdapat arus listrik. Peristiwa timbulnya arus

listrik seperti itulah yang disebut induksi elektromagnetik. Adapun beda
potensial yang timbul pada ujung kumparan disebut gaya gerak listrik
(GGL) induksi.
Terjadinya GGL induksi dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika
kutub utara magnet didekatkan ke kumparan. Jumlah garis gaya yang
masuk kumparan makin banyak. Perubahan jumlah garis gaya itulah yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan jarum galvanometer. Hal yang
sama juga akan terjadi jika magnet digerakkan keluar dari kumparan.
Akan tetapi, arah simpangan jarum galvanometer berlawanan dengan
penyimpangan semula. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
penyebab timbulnya GGL induksi adalah perubahan garis gaya magnet
yang dilingkupi oleh kumparan.
Menurut Faraday, besar ggl induksi pada kedua ujung kumparan
sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi
kumparan. Artinya, makin cepat terjadinya perubahan fluks magnetik,
makin besar ggl induksi yang timbul.Adapun yang dimaksud fluks
nmgnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu
4

bidang. Penggunaan konsep ggl induksi di antaranya digunakan pada

generator dan transformator. Arus listrik dapat terjadi karena perubahan
garis-garis gaya/fluks magnet pada suatu kumparan/lilitan. Menurut
Faraday, perubahan fluks magnet pada suatu kumparan akan menghasilkan
gaya gerak listrik Induksi (GGL Induksi).
Besarnya GGL Induksi ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
ε= - N [dφ/dt]
Dimana :
Ε = ggl Induksi (volt)
N = jumlah lilitan
dφ/dt = Laju perubahan fluks magnet (Wb/s)
Tanda negatif (-) pada Hukum Faraday Tersebut dipakai untuk
menunjukkan arah arus listrik induksi yang sesuai dengan Hukum Lenz
yang menyatakan bahwa arah arus induksi dalam suatu penghantar
menghasilkan medan magnet yang melawan perubahan garis gaya yang
menimbulkannya.

Cara kerja dinamo
Generator atau pembangkit listrik yang sederhana, biasanya
digunakan pada sepeda, mungkin pada saat ini jarang kita menemui sepeda
yang


menggunakan

dynamo

tersebut.

Dinamo

digunakan

untuk

menyalakan lampu. Caranya ialah bagian atas dinamo (bagian yang dapat
berputar) dihubungkan ke roda sepeda. Pada proses itulah terjadi
perubalian energi gerak menjadi energi listrik. Dinamo sepeda intinya
adalah sebuah magnet yang dapat berputar dan sebuah kumparan tetap.bila
roda sepeda di putar dan pada dinamo akan memutar sehingga roda akan
memutar magnet biasanya dinamo dapat menghasilakan tegangangan 6
sampai 12 Volt.

Generator (dinamo) merupakan alat yang prinsip kerjanya
berdasarkan induksi elektromagnetik. Alat ini pertama kali ditemukan oleh
Michael Faraday. Berkebalikan dengan motor listrik, generator adalah

5

mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik
pada generator dapat juga diperoleh dari angin atau air terjun. Berdasarkan
arus yang dihasilkan. Generator dapat dibedakan menjadi dua rnacam,
yaitu generator AC dan generator DC.

Generator AC menghasilkan arus bolak-balik (AC) dan generator
DC menghasilkan arus searah (DC). Baik arus bolak-balik maupun
searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-alat pemanas.Bagian
utama generator AC terdiri atas magnet permanen (tetap), kumparan
(solenoida). cincin geser, dan sikat. Pada generator. perubahan garis gaya
magnet diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam medan
magnet permanen. Karena dihubungkan dengan cincin geser, perputaran
kumparan menimbulkan GGL induksi AC. Oieh karena itu, arus induksi
yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh

menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat.
sebagaimana percobaan Faraday. GGL induksi yang ditimbulkan
oleh generator AC dapat diperbesar dengan cara memperbanyak lilitan
kumparan,

menggunakan

magnet

permanen

yang

lebih

kuat,

mempercepat perputaran kumparan, dan menyisipkan inti besi lunak ke
dalam kumparan. Contoh generator AC yang akan sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari adalah dinamo sepeda. Bagian utama

dinamo sepeda adalah sebuah magnet tetap dan kumparan yang disisipi
besi lunak. Jika magnet tetap diputar, perputaran tersebut menimbulkan
GGL induksi pada kumparan. Jika sebuah lampu pijar (lampu sepeda)
dipasang pada kabel yang menghubungkan kedua ujung kumparan.
lampu tersebut akan dilalui arus induksi AC. Akibatnya, lampu tersebut

6

menyala. Nyala lampu akan makin terang jika perputaran magnet tetap
makin cepat (laju sepeda makin kencang).
Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator AC.
Namun, pada generator DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini
disebabkan cincin yang digunakan pada generator DC berupa cincin
belah.

B. Sensor Cahaya (LDR)
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis
Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada
intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun
pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika
dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent
Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah
intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam
kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya
yang diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai
200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm
(Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.
LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen
Elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam
Rangkaian Elektronika sebagai sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu
Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling, Shutter Kamera, Alarm dan lain
sebagainya.

7

Bentuk dan Simbol LDR

C. Resistor Tetap
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
membatasi arus yang mengalir pada sebuah rangkaian. Resistor memiliki
satuan “ Ohm “ atau dilambangkan dengan “ Ω “.
Resistor Tetap adalah Resistor yang nilai hambatannya tetap dan
tidak dapat diubah – ubah nilainya. Resistor tetap memiliki kemampuan
daya, yang disebut Watt. Besar kecilnya kemampuan Resistor untuk
dilewati arus tergantung dari bahan pembuat Resistor itu sendiri. Resistor
berdaya kecil ( di bawah 2 Watt ) terbuat dari bahan karbon, sedangkan
resistor yang bekerja pada daya besar ( 2 Watt – 50 Watt ) terbuat dari
kawat nikelin.

Gambar Resistor tetap

8

D. Kapasitor
Cara

kerja

kapasitor

dapat

dibedakan

berdasarkan

jenis

kapasitornya,berikut ini ada beberapa macam jenis kapasitor,yaitu
kapasitor keramik,kertas,variable,polister dan kapasitor elektrolit.
Setiap masing-masing kapasitor memiliki fungsi yang sama yaitu
sebagai komponen pasif elektronika yang memiliki fungsi penyimpanan
dan mengatur muatan listrik dengan jangka waktu tertentu terdiri dari dua
konduktor yang sengaja dipisahkan oleh bahan penyekat atau bahan
dielektrik(keeping),kapasitor biasa disebut juga sebagai kondensator.
Kapasitor pertama kali ditemukan oleh michael faraday pada
tahun 1791-1867 oleh karena itu satuan kapasitor dinamakan satuan farad.
Gambar kapasitor

Cara

kerja

kapasitor

variabel

adalah

sebagai

komponen

menyimpan dan mengatur muatan listrik yang terdiri dari dua lempengan
yang sejajar yang salah satu lempengannya adalah dielektrik,yang
memiliki

fungsi

sebagai

kondensator,kapasitor
jenis:variable

membantu

variabel

dapat

capsitor(varco)yang

memperbesar
dibedakan

menggunakan

kapasitansi

menjadi
udara

dua

sebagai

intinya,dan dioda varaktor yang memang pada dasarnya varaktor
merupakan dioda yang sengaja dipasang terbalik yang di dapat mengubah

9

kapasitansiya dengan memberikan tegangan reverse pada ujung bagian
anoda dan katodanya.
Cara kerja kapasitor variabel sesuia dengan namanya yang
variabel,yang

konstruksi

atau

strukturnya

terdiri

dari

beberapa

lempengan dengan bentuk-bentuk setengah lingkaran yang masing –
masing lempengan tersebut diberikan poros sehingga dapat diputar
berhadapan dari lempeng setengah lingkaran tersebut kelempeng
setengah lingkaran lainnya.
Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang
menggunakan membrane oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari
Electrolytic Capacitor adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya.

Dari karakteristik tersebut kita harus berhati – hati di dalam
pemasangannya

pada

rangkaian,

jangan

sampai

terbalik.

Bila

polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “MELEDAK”.
Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply.
Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.
Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan
tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu
daya dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang dipilih harus
memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 = 10 Volt.
kapasitor keramik
Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk
dielektriknya. Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini
dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya digunakan
untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju ke ground. Kapasitor
ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena dapat mengubah
bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia
dengan nilai kapasitor yang sangat kecil dibandingkan dengan kedua
kapasitor diatas.

10

Gambar kapasitor keramik

E. Dioda
Dioda adalah suatu bahan yang dibuat dari bahan yang disebut PN
Junction yaitu suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif (P
type) dan bahan negatif (N type). Apabila kedua bahan tersebut
dipertemukan maka akan menjadi komponen aktif yang disebut Dioda. P
type akan membentuk kaki yang disebut kaki Anoda dan N type akan
membentuk Katoda. Pada dioda, arus listrik hanya akan dapat mengalir
dari anoda ke kutub katoda.
Gambar Dioda

Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja
(forward),sehingga banyak digunakan sebagai digunakan sebagai
komponen penyerah arus.secara sederhana sebuah dioda bisa kita
asumsikan sebuah katup,dimana katup tersebut akan terbuka manakala
air yang mengalir dari belakang katup tersebut akan terbuka manakala
air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan,sedangkan
katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari dpan katup.
Fungsi dioda :
a. Sebagai penyearah,untuk dioda brigde

11

b. Sebagai penstabil tegangan (voltage regulator) untuk
dioda zener
c. Pengamanan /sakering
d. Sebagai

rangkaian

clipper,

yaitu

untuk

memangkas/membuang level sinyal yang ada diatas
atau dibawah level tegangan tertentu
e. Sebagai pengganda tegangan
f. Sebagai indiakator
g. Sebagai sensor panas
h. Sebagai sensor cahaya
i. Serangkaain vco(voltage controolled oscillator),untuk
dioda varactor.

Sifat umum dioda adalah hanya dapat menghantarkan arus
listrik ke satu arah saja. Oleh karena itu bila pemasangan dioda
terbalik maka dioda tidak akan dapat menghantarkan arus listrik.
Prinsip ini biasanya digunakan sebagai pengaman alat elektronika
yaitu untuk menunjukkan benar atau salah penyambungan catu daya.

F. Transistor
Pengertian Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B),
Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya
Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar dari
pada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

12

Bahan dasar pembuatan transistor itu sendiri atara lain Germanium,
Silikon, Galium Arsenide. Sedangkan kemasan dari transistor itu sendiri
biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface Mount, dan ada juga beberapa
transistor yang dikemas dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted
Circuit).
Fungsi Transistor
Fungsi Transistor sangat berpengaruh besar di dalam kinerja
rangkaian elektronika. Karena di dalam sirkuit elektronik, komponen
transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Transistor adalah komponen
semi konduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (B), Colector (C)
dan Emitor (E). Dengan adanya 3 kaki elektroda tersebut, tegangan atau arus
yang mengalir pada satu kaki akan mengatur arus yang lebih besar untuk
melalui 2 terminal lainnya.
Fungsi Transistor Lainnya :




Sebagai penguat amplifier.



Sebagai pengatur stabilitas tegangan.



Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.



Sebagai pemutus dan penyambung (switching)



Sebagai peratas arus



Menguatkan arus dalam rangkaian.
Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi.
Jenis-jenis Transistor
Jenis-Jenis Transistor ada beberapa macam dan bagi orang-orang yang

berkecimpung dalam dunia elektronika mungkin tidak asing lagi ketika
mendengar kata transistor. Tapi bagi orang-orang non-elektro mungkin akan
terasa asing dengan istilah transistor. Transistor dalam pengertian yang sangat
sederhana adalah seperti kran air. Transistor ini adalah sebuah alat
semikonduktor yang bisa digunakan sebagai penguat, sebagai sirkuit
penyambung maupun pemutus, menstabilkan tegangan dan lain sebagainya.

13

Jenis transistor pada umumnya terbagi hanya menjadi dua jenis saja yaitu
jenis transistor bipolar atau dua kutub dan transistor efek medan atau juga
dikenal sebagai Field Effect Transistor (FET). Tiap-tiap dari jenis transistor
ini dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil sebagaimana yang akan
dijelaskan pada paragraf berikutnya.
Transistor yang pertama adalah transistor bipolar atau dwi kutub.
Transistor bipolar termasuk salah satu dari jenis-jenis transistor yang paling
banyak digunakan dalam suatu rangkaian elektronika. Sedangkan pengertian
dari transistor bipolar itu sendiri adalah transistor yang memiliki dua buah
persambungan kutub. Sedangkan jenis transistor bipolar dibagi lagi menjadi
tiga bagian lapisan material semikonduktor yang kemudian membedakan
transistor bipolar kedalam dua jenis yaitu transistor P-N-P (Positif-NegatifPositif) dan transistor N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Masing-masing kaki
dari jenis transistor ini mempunyai nama seperti B yang berarti Basis, K yang
berarti Kolektor serta E yang berarti Emiter. Sedangkan untuk fungsi
transistor bipolar adalah sebagai regulator arus listrik.
Cara Kerja Transistor
Prinsip dasar dari kerja transistor adalah tidak akan ada arus antara
colektor dan emitor apabila pada basis tidak diberi tegangan muka atau bias.
Bias pada basis ini biasanya diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik
yang nantinya hendak dikuatkan, sehingga pada kolektor, sinyal yang di
inputkan pada kaki basis telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik NPN
ataupun PNP memiliki prinsip kerja yang sama.

14

BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
A. Perancangan Rangkain

SIRINE SEBAGAI
KLAKSON

DINAMO

BATERAI

SIRINE SEBAGAI
ALRM

LDR

LAMPU

Keterangan :


Dinamo memegang peranan penting sebagai trigger (pemicu) untuk
rangkaian, dimana ketika dynamo aktif maka sirnine akan ikut aktif yang
akan berfungsi sebagai alram, dynamo juga sebagi supply energy untuk



baterai.



input bagi lampu

Baterai sebagai catu daya untuk mengaktifkan LDR. Dan LDR sebagai

Baterai sebagai catu daya untuk mengaktifkan sirine sebagai klakson

B. Flowchart

15

STAR

Y
Delay Off

Y
Sepeda
Berhenti

T

Y
Sepeda saat
malam

LDR Bekerja

T

Lampu O

T

Delay ON
Sepeda saat
siang

Lampu Off
Y

T
Lampu
On

Switch
On

Klakson On
Y

Klakson
T

Dinamo
Aktif

Alrm On

Y
Alrm Off

END

16

Dari flowchart diatas dijelaskan, alat bekerja dimulai dari start
setelah alat bekerja LDR pada alat akan aktif, saat LDR aktif maka akan
menjadi sensor cahaya bagi rangkain, apabila alat dijalankan pada malam
hari, jika ia maka lampu pada alat akan ON namun jika tidak lampu akn
off. Apabila alat berhenti maka lampu tetap akan hidup (delay off) dan jika
tidak lampu akan mati (delay on). Dan jika alat diginakan pada siang hari
jika ia lampu akan off jika tidak lampu akan on. Jika switch pada alat on
maka klakson akan on namun jika tidak klakson akan off. Jika roda sepeda
bergerak secara otomatis alarm akan bunyi ketika switch on dan jika tidak
alarm akan mati dan alat akn berhenti bekerja.

17

BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Langkah Pengujian Rangkaian
Setelah selesai melakukan perakitan alat, Alat diuji baik dari segi
ketercapaian fungsi maupun manfaat/ketercapaian unsur inovasi. Tujuan
pengujian alat adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan alat
yang dirancang serta membandingkan dengan spesifikasi yang diinginkan.
B. Analisis Data
1. Dinamo (Titik Pengukuran 1)

Tabel 1. Hasil Pengukuran I
No

Titik Pengukuran I
{Tegangan Ac Dinamo (V)}

1

0.8 V

Keadaan
LED
Hidup

Prinsip kerja dinamo adalah merubah energi gerak menjadi
energy listrik. Energy listrik yang dihasilkan oleh dinamo dalam
bentuk Arus bolak balik (AC).
Dalam rangkain yang dibuat ini, Dinamo bertindak sebagai
trigger/pemicu untuk mengaktifkan fungsi rangkaian.
Sebelum masuk ke rangkain, Arus bolak balik yang dihasilkan
dinamo di searahkan oleh dioda bridge menjadi arus searah (DC).
Hasil pengukuran untuk dinamo :

18

Sebagai trigger, dinamo membutuhkan tegangan AC 0.8 volt untuk
mengaktifkan rangkain, indikatornya adalah sirine sebagai alrm dan
LED.
Ketika tegangan dari dinamo mendekati 2 volt maka terang LED
semakin meningkat. Semakin tinggi tegangan yang dihasilkan oleh
diamo maka hidup LED juga semakin terang

2. Baterai (Titik Pengukuran 2)

Tabel 2. Hasil Pengukuran II
Tertulis (V)

Titik Pegukuran II
(V)

10 V

10 V

Baterai merupakan catu daya bagi rangkaian, setelah rangkaian di
hubungkan ke baterai, maka rangkaian akan aktif. Baik LED maupun
sirine keduanya mensuplay energy dari baterai untuk aktif.

3. Kapasitor Sebagai Timer (Titik Pengukuran 3)

19

Tabel 3. Hasil pengukran III
No

Titik Pengukuran III

Keterangan

(Tegangan Kapasitor)
1

>1 v

LED Normal

2

0.5≤V1 v

LED Normal

2

0.5≤V