Jurnal Ilmiah Analisis Teknis Sudut Mata
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
Analisis Teknis Sudut Mata Pisau
Terhadap Proses PencacahanTandan Kosong Sawit
Aidil Zamri(1)
Safril(2)
Staf pengajar Jurusan Mesin Politeknik Negeri Padang
ABSTRACT
Bunch empy falm (TKS) is dust of fabrics palm oil, need handle seriussely, because of total relatif big and
every year increase. This research objective is structures identification and phisic character TKS force analysis
and sfecific cut energy and technic evaluation mchine of counter TKS with use meansurenment cutter specement.
Structur identifition with eah sample are 15 spcies, weight 1,0 kg – 8,2.
0
0
0
0
0
0
Cutting proces used variate edge angle (ANE) 25 , 30 ,35 , shear angle (SA) 0 , 15 , 30 , and abligue angle
0
0
0
(ANO) 20 , 30 , 40 , Result of strukture identification TKS are 35,80 % bucnh 57,40 % sipkelet, and 6,80 not yet
breaking loctly bucnh an center 73,9 % midel 78,8 %, and 17,66 %. Result of measurenment specific force cutting
(GPS) and energi cutting (EPS) minimum bucnh 38,51 N/cm2 and 0,3 N/cm2 , on spikelet minimum GPS 135
N/cm2, minimum EPS 0,989 N/cm2, with used ANE 250, ANO 00, and SA 0o
I.
PENDAHULUAN
dengan baik dapat
1.1. Latar Belakang
negatif
Selama ini tandan kosong sawit (TKS)
bagi
menimbulkan dampak
lingkungan,
pemanfaatan limbah tandan kosong sawit (
merupakan limbah buangan dari pabrik minyak
TKS ) masih terbatas.
sawit yang tersedia dalam jumlah banyak dan
Limbah
belum
dimanfaatkan.
Sementara
itu
laju
sedangkan
ini
biasanya
dibakar
atau
diangkut ke kebun untuk digunakan sebagai
perkembangan areal tanaman kelapa sawit di
mulsa
Indonesia
menjadi limbah yang memiliki nilai tambah perlu
meningkat dengan pesat pada
Pemanfaatan
limbah
kelapa
sawit
beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 1997,
dilakukan,
di Indonesia terdapat tanaman kelapa sawit
merupakan limbah padat pabrik minyak kelapa
seluas 2.133.400 ha dimana tanaman yang
sawit. Sebagai limbah lignoselulosa serat yang
telah
limbah
terkandung pada tandan kosong sawit dapat
2,2 juta ton bobot
diuraikan secara mekanis atau semi kimia.
dewasa
akan
menghasilkan
tandan kosong sawit sek
dimana
tandan
kosong
sawit
kering dan diperkirakan pada tahun 2000 akan
Proses
mencapai 2,8 juta ton bobot kering (Seminar
penyediaan serat yang harus segera digiling
Nasional
di
menjadi pulp kertas dengan kandungan lignin
Sumatera Barat ada beberapa perusahaan
rendah. Sedangkan proses mekanis dapat
pengolah
di
digunakan untuk menghasilkan serat yang
antaranya PTP.VI dengan kapasitas 60 ton per
dapat dimanfaatkan secara langsung oleh
jam, PT.Bakri PP dengan kapasitas 60 ton per
industri panel kayu, atau diolah menjadi kertas.
jam sedangkan
PT.Agrowiratama dengan
1.2. Tujuan Penelitian
kapasitas 30 ton
per jam (Dinas Pertanian
MAPEKI,
tandan
1998).
buah
Sedangkan
segar
(TBS)
semi
kimia
lebih
sesuai
untuk
Tujuan umum dari penelitian ini adalah
Tanaman Pangan dan Perkebunan, Propinsi
melakukan
Sumatera Barat, 2002) dan sekitar 20 – 25 %
terhadap mesin pencacah tandan kosong sawit.
dari tandan buah segar (TBS) yang diolah oleh
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini
industri merupakan tandan kosong sawit ( TKS
adalah sebagai berikut :
). Jumlah tandan kosong sawit yang makin
1.
lama makin bertambah jika tidak dikelola
evaluasi
teknis
dan
ekonomis
Melakukan identifikasi struktur dan sifat
fisik tandan kosong sawit.
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
2.
Mengkaji gaya dan energi pemotongan
ISSN : 1858-3709
Tabel 2.1. Perkebunan kelapa sawit di
spesifik untuk tandan kosong sawit.
Sumatera Barat.
1.3. Manfaat Penelitian
No
Manfaat Penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut
1.
Dari
kajian
ini
akan
dihasilkan
pengetahuan tentang gaya potong spesifik
dan energi potong spesifik dari limbah
tandan kosong sawit.
2.
PBS
1.
Pasaman
2.
Sawahlunto
Sijunjung
3.
Agam
14.618
4.
Solok
21.015
5.
Pesisir
Selatan
6.437
6.
50 Kota
965
Jumlah
86.985
Dari kajian akan dihasilkan pengetahuan
tentang sudut mata pisau, parameter
rekayasa, sudut potong, sudut geser, dan
kondisi
operasi
optimum
yang
dapat
dipergunakan untuk memotong tandan
Luas Kebun ( ha )
Kabupaten
Kemitraaan
43.960
PR
Jumlah
20.402
25.000
89.362
70.138
6.678
76.816
3.863
7.100
25.581
253
21.268
9.292
21.136
5.407
965
99.810
48.323 235.118
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Perkebunan Propinsi Sumatera Barat,
2002
kosong sawit secara mekanis.
Untuk mengolah tandan buah segar ( TBS )
dari kelapa sawit memerlukan investasi yang
II. TINJAUAN PUSTAKA
sangat besar, di Sumatera Barat khususnya
2.1 Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong
Sawit
pada saat ini
terdapat sembilan (9) pabrik
kelapa sawit yang tersebar di Kabupaten
Selama tujuh tahun terakhir, luas areal
tanaman kelapa sawit di Indonesia
telah
meningkat hampir dua kali lipat dari 1.126.000
ha pada tahun 1990 menjadi 2.133.400 ha
pada tahun 1997 (Statistik Indonesia, 1997).
Pada tahun 200 menjadi 2,5 juta ha luas areal
Pasaman, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung,
Kabupaten
Kabupaten
Kota. Nama pabrik beserta kapasitas produksi
kelapa sawit yang ada sekitar Sumatera Barat
ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel.2.2 Pabrik kelapa sawit di Sumatera
Barat
yang optimal dan berproduksi tinggi serta
No Kabupaten
Nama PKS
Di Sumatera Barat luas perkebunan kelapa
sawit meliputi
86.985 ha
99.810 ha
235.118 ha yang terdiri dari
1.
Pasaman
perkebunan besar swasta (PBS),
kemitraan
dan 48.323 ha
perkebunan rakyat ( PR ) yang secara rinci
dapat dilihat pada
Solok,
Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten 50
tanaman kelapa sawit meningkat pada kondisi
berkelanjutan di Indonesia.
Agam,
2.
Tabel 2.1.
3.
4.
PT. Bakri. PP
60
360.000
PTP VI
60
360.000
PT.Agrowiratama
30
180.000
75
450.000
SWL/Sijun PT.TKA
jung
PT.SAK
Agam
Solok
Kapasitas TBS Yang
dapat diolah
PKS
(Ton/jam) ( Ton /jam)
60
360.000
PT.Incasi Raya
45
270.000
PT.Mutiara Agam
30
180.000
PT. AMP
80
480.000
PT.TSS
30
180.000
440
2.820.000
Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Perkebunan Propinsi Sumatera Barat,
2002
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
Total produksi sampai tahun 2003 diperkirakan
untuk gaya patah papan serat yakni antara 90
mencapai 4.702.360 ton tandan buah segar (
sampai 150 kg/cm2 (Hadi et al., 2000).
Sifat fisik dan mekanis papan serat dari
TBS ).
Dari data Tabel 2.1 terlihat bahwa sebagian
besar tandan buah segar ( TBS ) yang
dihasilkan
oleh
perkebunan
besar
kelapa sawit yang dibangun dengan kemitraan
(Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan
Perkebunan, Propinsi Sumatera Barat tahun
Kelapa
sawit
dewasa
akan
menghasilkan tandan buah segar sampai 25
ton/ha. Sekitar 20 - 25 % dari berat tandan
kelapa sawit yang dipanen merupakan limbah
padat tandan kosong sawit
tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan
No Parameter
1. Kerapatan, kg/m3
2. Kadar air, %
3. Pengembangan tebal, %
4. Daya serap air, %
5. Keteguhan tekan, kg/cm2
6. Keteguhan patah, kg/cm2
Sumber : Hadi et al., (2000)
Pemanfaatan tandan kosong sawit ( TKS ) di
Sumatera Barat khususnya sampai saat ini
setelah
melewati
proses
sterilisasi dan perontokan, tandan kosong sawit
Selain itu juga terdapat beberapa usaha
untuk menggunakan tandan kosong sawit
(TKS) sebagai bahan baku pembuatan pulp
yang
biasanya
hanya
dibakar
incinerator dan abunya sebagai pupuk kalium,
bahan bakar boiler, bahan baku
kompos
(Purboyo Guritno et al., 1998) namun biaya
transportasi dari pabrik ke kebun dan proses
penyebarannya
di kebun masih cukup tinggi
Indonesia pada tahun 1990 mencapai 1.7 juta
ton, sedangkan kebutuhan rata – rata kertas
6,3 kg/orang (Departemen Perindustrian 1990).
Kapasitas pulp dan kimia kayu dunia
Untuk
meningkatkan
nilai
tambah
dari
tandan kosong sawit tersebut, telah dilakukan
kajian
untuk
memanfaatkan
dihasilkan dengan proses
tahun 1996 mencapai 182,7 juta ton pulp dan
kontribusi pulp Benua Asia mencapai 9,4 juta
ton.
Sementara
serat
yang
semi kimia
sebagai bahan baku papan serat dan pulp
kertas. Hasil kajian tersebut menunjukkan
bahwa keteguhan patah rata-rata dari papan
2
cukup tinggi yakni 125,37 kg/cm , gaya ini
masih dalam kisaran yang biasanya dianjurkan
itu
kapasitas
nasional
mencapai 4,3 juta ton atau sekitar 12 % dari
produksi
dunia
Z.Poeloengan
(TKS)
dapat
(Erwinsyah,
1998).
menunjukkan
sehingga dinilai tidak ekonomis.
proses soda
(Nurhidayati, 1986). Industri pulp dan kertas di
ini akan dikeluarkan dari pabrik sebagai limbah
buangan
Rata-Rata
1020,00
12,82
1,56
37,81
55,28
125,37
dengan menggunakan
dampak negatif bagi lingkungan.
terbatas,
Tabel 2.3. Sifat Fisik dan Mekanis Papan Serat
dari TKS
( TKS ). Jumlah
tandan kosong sawit yang melimpah ini jika
masih
Tabel 2.3.
swasta
(PBS), perkebunan rakyat (PR) dan kebun
2002.
tandan kosong sawit (TKS) ini ditunjukkan pada
Kajian
Purboyo,
selanjutnya
bahwa tandan kosong sawit
dicampurkan
dengan
pinus
merkusi untuk digunakan sebagai bahan baku
pembuatan
pulp
kertas.
Pulp
yang
dibuat dari campuran 30 % tandan kosong
sawit, ternyata mempunyai sifat fisik yang sama
dengan pulp yang dibuat dari
100 % pinus
(Purboyo et al., 1994).
Gambar 2.3 menunjukkan limbah padat
tandan kosong sawit (TKS ).
Hadi et al., (2000) juga melakukan kajian
untuk merekayasa proses dan mesin untuk
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
menghasilkan pulp semi kimia dari tandan
kecepatan potong, bahan pisau potong, desain
kosong
pisau potong, sudut mata pisau, cara operasi,
sawit.
Proses
tersebut
dilakukan
dengan mencacah tandan menjadi serpihan,
dan sifat bahan pertanian yang dipotong.
memasak serpihan tandan dengan NaOH
Pisau potong dibuat seteliti mungkin
selama 4 jam, mengurai dan mencuci serpihan
sesuai
tandan
kelonggaran
kosong sawit
menjadi serat,
dan
dengan
sudut
antara
yang
pisau
diinginkan,
yang
akan
menggiling serat menjadi pulp. Tandan kosong
memotong
sawit ( TKS ) sebagai limbah padat yang
landasan perlu dibuat dengan memakai rumus :
mengandung lignoselulosa memiliki prospek
us = c . w. √ τp, dimana (us) kelonggaran, (c)
yang baik untuk digunakan sebagai bahan baku
faktor kerja, (w) ketebalan yang dipotong, (τp)
produk berbasis serat seperti pulp, kertas dan
tegangan
produk panel. Pada Tabel 2.4 memperlihatkan
1976).Besarnya gaya dan energi pemotongan
sifat fisik dan parameter yang diukur serat dari
tandan
tandan kosong sawit.
dengan mengecilkan sudut mata pisau dan
Tabel. 2.4. Sifat fisik dan marfologi serat tandan
kosong sawit (TKS )
sudut potong horizontal, atau menambah sudut
No
Parameter
TKS Bagian
TKS Bagian
Pangkal
Ujung
tandan
kosong
potong
kosong
potong tegaknya
Hadi
sawit
et
(Donalson
sawit
dengan
dapat
al.,
dikurangi
(Hadi et al., 1994).
(1997)
mengkaji
penggunaan
mesin pencacah untuk memotong berbagai
1.
Panjang serat (mm)
bahan pertanian batang sagu dan batang
- minimum
0,63
- maksimum
0,81
jagung. Mesin pencacah menggunakan pisau
- merata
1,20
yang diputar melalui tenaga dari motor bakar.
2.
Diameter ( D ) (μm)
15,0
3.
114,34
Hasil kajian menunjukkan bahwa putaran pisau
Diameter lumen (l) (μm)
6,99
pada
4.
Tebal dinding (W) (μm)
3,68
pengumpanan bahan dengan kapasitas 750
5.
Bilangan Runkel (2w/l)
6.
Kelangsingan (L/D)
7.
Kelemasan (l/D)
8.
Kadar serat (%)
pisau gergaji bulat, dan mesin pencacah
9.
Kadar bukan serat (%)
tersebut tentu saja dapat dijadikan dasar
proses
pemotongan,
pisau
tandan sawit. Pemotongan memerlukan gaya
dan energi potong yang lebih besar dari
tandan
kosong
sawit.
Erwinsyah, Purboyo, Z. Poeleongan,
(1998) mengkaji tentang perajangan tandan
kosong sawit untuk menjadi serpih (chip)
dengan mengunakan mesin perajang (chipper)
dirancang berdasarkan alat pemotong tandan
sawit dengan sistem gunting .
Beberapa hasil kajian pemotongan terhadap
bahan pertanian diketahui bahwa gaya dan
potong
memotong
bahan
dengan
kosong sawit.
untuk membuang (memisahkan) sebagian dari
energi
dan
pengembangan komponen pemotong tandan
potong bergerak relatif terhadap tandan sawit
potong
rpm
panjang sekitar 22 cm. Hasil kajian dengan
2.2 Pemotongan Tandan Sawit
kekuatan
750-800
kg/jam akan menghasilkan serpihan
Sumber: Erwinsyah et al., ( 1998 )
Dalam
kecepatan
yang
diperlukan
akan
dipengaruhi
untuk
oleh
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
Penelitian
ini
telah
mulai
Penelitian ini melalui beberapa tahapan
November 2001 sampai Januari 2002. Lokasi
yaitu : 1) identifikasi struktur dan sifat fisik
untuk pengambilan tandan kosong sawit (TKS)
tandan kosong sawit (TKS), 2) gaya dan energi
dipilih PTPN VI Kabupaten Agam. Untuk
untuk
analisis kandungan air dari tandan kosong
dengan sudut mata pisau, sudut geser, sudut
sawit dilakukan pada Laboratorium Teknologi
pengguntingan
Pertanian
masingnya 3 (tiga) variasi, dan 3) uji teknis
Universitas
dilakukan
ISSN : 1858-3709
Andalas
Padang,
sedangkan pembuatan pisau potong tandan
kosong
sawit
dilakukan
di
pemotongan
yang
tandan
kosong
bervariasi
sawit
masing
–
mesin pencacah tandan kosong sawit .
Laboratorium
Teknologi Mekanik Politeknik Unand. Pengujian
3.3.1. Identifikasi Struktur dan Sifat Fisik
gaya potong spikelet dan tangkai tandan
Tandan Kosong sawit
kosong
Laboratorium
Pada awal penelitian ini akan dilakukan
material Politeknik Universitas Andalas, serta
identifikasi struktur, sifat fisik dari tandan
pengujian kapasitas mesin dilakukan di
kosong sawit (TKS) yang relevan dengan
sawit
dilakukan
di
PT.
AMI.
pengembangan proses pencacahan tandan
3.2. Bahan dan Alat
kosong sawit.
Bahan baku yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tandan kosong
Struktur Tandan dan Serat
sawit
Kajian
awal
akan
dilakukan
untuk
(TKS) yang diambil dari PTP N VI Kabupaten
menentukan struktur bahan tandan, dengan
Agam, dengan variasi berat TKS sebanyak 15
cara mengetahui komponen penyusun tandan
buah.
kosong sawit. Untuk itu,
Alat yang digunakan adalah test rig
digunakan 15 buah
sampel tandan kosong sawit (TKS) dari kelapa
untuk uji pemotong tandan kosong sawit,
sawit tenera
sedangkan pisau pemotong tandan kosong
tandan. Setiap tandan kosong sawit kemudian
sawit dibuat dari baja konstruksi
diurai
(St. 37).
dengan berat 1,0 – 8,2 kg per
berdasarkan
komponennya
(tangkai,
Untuk proses pembuatan pisau pemotong
cabang, buah ikutan, dan kelopak). Persentase
tandan kosong sawit (TKS) digunakan mesin
berat setiap komponen kemudian dihitung
milling, mesin
berdasarkan berat
surface grinding (gerinda
total tandan.
permukaan), mesin bubut, mesin bor, palu,
Sifat fisik tandan kosong sawit yang
kikir, jangka sorong, cutter (Pisau potong),
pahat
bubut,
peralatan untuk
digunakan
ragum,
mengukur
micrometer
dan
akan dikaji adalah bentuk, ukuran, berat
sudut dari pisau
volume, akan dilakukan dengan menggunakan
jangka
digital
sorong
serta
busur
digunakan
derajat.
Mesin pencacah tandan kosong sawit
(TKS) yang telah dikembangkan
sampel tandan kosong sawit. Hasil kajian dapat
oleh Hadi
(2001). Serta alat– alat laboratorium lainya
untuk
menentukan
hubungan
volume dengan berat total tandan
kosong
sawit.
3.3.2. Gaya dan Energi Untuk Pemotongan
yang bisa digunakan.
Tandan Kosong Sawit (TKS)
3.3. Metode dan Prosedur Penelitian
Kajian akan dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dari sudut mata pisau, sudut geser,
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
dan sudut pemotongan terhadap gaya potong
tengah, dan bagian ujung . Alat uji diatur untuk
dan energi potong spesifik dari tandan kosong
mendeteksi gaya-gaya pemotongan terhadap
sawit.
tandan kosong sawit.
Proses pemotong tandan kosong sawit
Dalam penelitian ini, tandan kosong
(TKS) dipengaruhi oleh beberapa parameter
sawit (TKS) dijepit dengan menggunakan dua
seperti
bentuk pisau, sudut potong, sudut
plat penjepit yang bisa diatur sedemikian rupa.
geser, sudut mata pisau, dan jenis material
Untuk mencegah terjadinya lenturan (defleksi),
yang digunakan sebagai bahan pisau potong,
jarak antara mata pisau dengan potongan
sangat mempengaruhi besarnya gaya potong
sampel tandan kosong sawit diatur sekecil
spesifik dan
energi potong spesifik yang
mungkin. Pada posisi horizontal dari sampel
dibutuhkan untuk memotong tandan kosong
dialas sebuah papan dengan ketebalan 2
sawit.
yang
centimeter, supaya mata pisau tidak cepat
digunakan tersebut dapat diketahui secara
tumpul bila terjadi kontak langsung pada waktu
lengkap dengan menggunakan Compressive-
pemotongan, selanjutnya pisau diatur dengan
tensile machine.
0
0
sudut pemotongan (shear angle) 0 , 15 dan
Efek
-
efek
dari
parameter
Alat uji Compressive-tensile machine ini
30O. Sudut mata pisau dibuat dengan
O
O
variasi
O
dilengkapi dengan suatu alat bantu yang dapat
(angle knife edge) 25 , 30
digunakan sebagai penjepit model pisau potong
vertikal dari pisau yang terpasang pada penjepit
yang akan diteliti. Penjepit yang digunakan
divariasikan dengan sudut
merupakan
pemegang
pisau
potong
O
O
geser
(oblique
O
angle) 20 , 30 dan 40 kecepatan pisau turun
dihubungkan dengan kepala lintang alat uji
memotong spikelet
Compressive-tensile
machine
mm/menit.
ditunjukkan
lampiran
sebagaimana
dan 35 . Posisi
dan tangkai diatur 100
Dalam
Pengaruh-pengaruh dari sudut potong
operasionalnya alat ini digerakkan oleh suatu
mata pisau (ANE), sudut geser (ANO), sudut
motor induksi, dengan bantuan perlengkapan
pengguntingan (SA), dan kematangan sampel,
hidrolik dan taransmisi, pemegang pisau akan
pada posisi pengamatan terhadap gaya potong
bergerak secara translasi
ke arah vertikal.
dan energi potong spesifik dilakukan dengan
Selama proses pengujian terhadap tangkai
mengambil tiga kali pengulangan pada masing-
tandan kosong sawit dan spikelet tandan
masing sampel. Sampel dari tiap kali penelitian
kosong sawit, mata pisau diberi beban aksial
diambil dari tandan kosong sawit yang berbeda-
(ke arah bawah), sehingga menimbulkan bekas
beda
pada
1.
pemotongan pada sampel tandan kosong sawit
Hasil dari kajian akan digunakan untuk
(TKS), selanjutnya bekas dari pemotongan
menduga total tenaga poton
diukur
pencacah
kedalamannya
beserta
lebar
tandan
kosong
dari
sawit
mesin
dan
pemotongan. Sedangkan gaya potong dapat
mengidentifikasi parameter desain sudut pisau
dibaca langsung pada Compressive-tensile
yang optimum.
machine. Dalam penelitian ini, diambil sampel
dari beberapa tangkai dan spikelet tandan
kosong sawit yang berbeda-beda. Pengambilan
data divariasikan dari bagian pangkal, bagian
Sudut-sudut
dari
pisau
yang
digunakan ditunjukkan pada Gambar 3.1.
akan
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
Bahan baku yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tandan kosong sawit (TKS)
yang diambil dari PTP N VI Kabupaten Agam,
Pisau
dengan variasi berat TKS sebanyak 15 buah.
Alat yang digunakan adalah test rig
untuk uji pemotong tandan kosong sawit,
sedangkan pisau pemotong tandan kosong
Sudut geser
sawit dibuat dari
Sudut pemotongan
baja konstruksi
(St. 37).
Untuk proses pembuatan pisau pemotong
tandan kosong sawit (TKS) digunakan mesin
Sudut mata pisau
milling,
mesin
surface
grinding
(gerinda
permukaan), mesin bubut, mesin bor, palu,
Gambar 3.1 Sudut mata pisau, sudut geser,
dan sudut pemotongan
Untuk itu akan dibangun test rig yang
diperlukan
untuk
menggerakkan
pisau
pemotong sesuai dengan kondisi operasi yang
diinginkan. Test rig mempunyai pemegang
kikir, jangka sorong, cutter (Pisau potong),
pahat
potong
spesifik
ditentukan dengan cara membagi besar gaya
potong dengan luas bidang potong. Sedangkan
energi potong spesifik dihitung sebagai energi
Pengujian pemotongan dilakukan pada
bagian – bagian sampel yang berbeda – beda
yaitu pada pangkal, tengah, ujung tangkai dan
spikelet, dilakukan dengan perlakuan sama
setiap variasi sudut tiga kali ulangan. Setelah
didapat gaya potong minimum dari variasi sudut
mata pisau (ANE), sudut geser (ANO) dan
sudut pemotongan (SA) yang telah dilakukan
terhadap tangkai tandan kosong sawit (TKS)
spikelet
selanjutnya
pisau
tersebut
dipasangkan pada mesin pencacah tandan
kosong sawit yang telah dikembangkan Hadi
(2001)
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Bahan dan Alat
sorong
dan
digunakan
micrometer
digital
serta
busur
derajat.
4.2. Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini melalui beberapa tahapan
tandan kosong sawit (TKS), 2) gaya dan energi
untuk
pemotongan
tandan
kosong
sawit
dengan sudut mata pisau, sudut geser, sudut
pengguntingan
yang
bervariasi
masing
–
masingnya 3 (tiga) variasi, dan 3) uji teknis
per unit area mata pemotongan.
dan
jangka
yaitu : 1) identifikasi struktur dan sifat fisik
tandan kosong sawit (Lampiran 2).
gaya
ragum,
peralatan untuk mengukur sudut dari pisau
pisau untuk memotong spikelet dan tangkai
Selanjutnya
bubut,
mesin pencacah tandan kosong sawit.
4.2.1. Identifikasi Struktur dan Sifat Fisik
Tandan Kosong sawit
Pada awal penelitian ini akan dilakukan
identifikasi struktur, sifat fisik dari tandan
kosong sawit (TKS ) yang relevan dengan
pengembangan proses pencacahan tandan
kosong sawit.
Struktur Tandan dan Serat
Kajian
awal
akan
dilakukan
untuk
menentukan struktur bahan tandan, dengan
cara mengetahui komponen penyusun tandan
kosong sawit. Untuk itu, digunakan 15 buah
sampel tandan kosong sawit (TKS) dari kelapa
sawit tenera dengan berat 1,0 – 8,2 kg per
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
tandan. Setiap tandan kosong sawit kemudian
hidrolik dan taransmisi, pemegang pisau akan
diurai
(tangkai,
bergerak secara translasi ke arah vertikal.
cabang, buah ikutan, dan kelopak). Persentase
Selama proses pengujian terhadap tangkai
berat setiap komponen kemudian dihitung
tandan kosong sawit dan spikelet tandan
berdasarkan berat total tandan.
kosong sawit, mata pisau diberi beban aksial
berdasarkan
komponennya
Sifat fisik tandan kosong sawit yang
(ke arah bawah), sehingga menimbulkan bekas
akan dikaji adalah bentuk, ukuran, berat
pemotongan pada sampel tandan kosong sawit
volume, akan dilakukan dengan menggunakan
(TKS), selanjutnya bekas dari pemotongan
sampel tandan kosong sawit. Hasil kajian dapat
diukur
digunakan
hubungan
pemotongan. Sedangkan gaya potong dapat
volume dengan berat total tandan kosong sawit.
dibaca langsung pada Compressive-tensile
4.2.2. Gaya dan Energi Untuk Pemotongan
machine. Dalam penelitian ini, diambil sampel
untuk
menentukan
kedalamannya
beserta
lebar
Tandan Kosong Sawit (TKS)
dari beberapa tangkai dan spikelet tandan
Kajian akan dilakukan untuk mengetahui
kosong sawit yang berbeda-beda.
pengaruh dari sudut mata pisau, sudut geser,
Pengambilan
data
divariasikan
dari
dan sudut pemotongan terhadap gaya potong
bagian pangkal, bagian tengah, dan bagian
dan energi potong
ujung. Alat uji diatur untuk mendeteksi gaya-
spesifik
dari
tandan
kosong sawit.
gaya pemotongan terhadap tandan kosong
Proses pemotong tandan kosong sawit
sawit.
(TKS) dipengaruhi oleh beberapa parameter
Dalam penelitian ini, tandan kosong
seperti bentuk pisau, sudut potong, sudut
sawit (TKS) dijepit dengan menggunakan dua
geser, sudut mata pisau, dan jenis material
plat penjepit yang bisa diatur sedemikian rupa.
yang digunakan sebagai bahan pisau potong,
Untuk mencegah terjadinya lenturan (defleksi),
sangat mempengaruhi besarnya gaya potong
jarak antara mata pisau dengan potongan
spesifik dan energi potong spesifik yang
sampel tandan kosong sawit diatur sekecil
dibutuhkan untuk memotong tandan kosong
mungkin. Pada posisi horizontal dari sampel
sawit.
yang
dialas sebuah papan dengan ketebalan 2
digunakan tersebut dapat diketahui secara
centimeter, supaya mata pisau tidak cepat
lengkap dengan menggunakan Compressive-
tumpul bila terjadi kontak langsung pada waktu
tensile machine.
pemotongan, selanjutnya pisau diatur dengan
Efek
-
efek
dari
parameter
Alat uji Compressive-tensile machine ini
0
0
sudut pemotongan (shear angle) 0 , 15 dan
dilengkapi dengan suatu alat bantu yang dapat
30O. Sudut mata pisau dibuat dengan variasi
digunakan sebagai penjepit model pisau potong
(angle knife edge) 25 O, 30
yang akan diteliti. Penjepit yang digunakan
vertikal dari pisau yang terpasang pada penjepit
merupakan
divariasikan
pemegang
pisau
potong
O
dengan
O
O
sudut
dan 35O. Posisi
geser
(oblique
O
dihubungkan dengan kepala lintang alat uji
angle) 20 , 30 dan 40 kecepatan pisau turun
Compressive-tensile
machine
memotong spikelet dan tangkai diatur 100
ditunjukkan
lampiran
pada
sebagaimana
1.
Dalam
mm/menit.
operasionalnya alat ini digerakkan oleh suatu
Pengaruh-pengaruh dari sudut potong
motor induksi, dengan bantuan perlengkapan
mata pisau (ANE), sudut geser (ANO), sudut
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
pengguntingan (SA), dan kematangan sampel,
ISSN : 1858-3709
Hasil pengamatan terhadap presentase
pada posisi pengamatan terhadap gaya potong
komponen tangkai, spikelet, dan
dan energi potong spesifik dilakukan dengan
dari tandan kosong sawit dapat lihat
mengambil tiga kali pengulangan pada masing-
Tabel 5.1, Tabel 5.2 dan Tabel 5.3
masing sampel. Sampel dari tiap kali penelitian
Tabel 5.1 Penguraian komponen TKS
diambil dari tandan kosong sawit yang berbeda-
No
bedaUntuk itu akan dibangun test rig yang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
diperlukan
untuk
menggerakkan
pisau
pemotong sesuai dengan kondisi operasi yang
diinginkan. Test rig mempunyai pemegang
pisau untuk memotong spikelet dan tangkai
tandan kosong sawit (Lampiran 2).
Selanjutnya
gaya
potong
spesifik
ditentukan dengan cara membagi besar gaya
potong dengan luas bidang potong. Sedangkan
Spikelet
(%)
51,65
70,40
52,56
52,20
53,76
57,52
57,26
54,20
56,04
57,14
55,05
66,99
58,70
58,25
59,49
data
–
pada
Buah
(%)
3,30
1,60
2,56
3,85
3,23
11,50
6,45
7,63
7,33
7,14
11,31
5,98
6,52
7,77
15,19
data
hasil
pengukuran terhadap struktur tandan kosong
per unit area mata pemotongan.
sawit (TKS) Pada Tabel 5.1, dan 5.2
Pengujian pemotongan dilakukan pada
bagian –bagian sampel yang berbeda–beda
yaitu pada pangkal, tengah, ujung tangkai dan
dilakukan
Tangkai
(%)
45,05
28,00
44,87
43,96
43,01
30,97
36,29
38,17
36,63
35,71
33,64
27,03
34,78
33,98
25,32
Berdasarkan
energi potong spesifik dihitung sebagai energi
spikelet,
Berat Sampel
( kg )
1,0
1,4
1,6
1,9
2,0
2,3
2,5
2,6
2,7
2,8
3,3
4,2
4,8
5,2
8,2
buah
dengan
perlakuan
sama setiap variasi sudut tiga kali ulangan.
terlihat bahwa persentase rata – rata tangkai,
spikelet, dan buah tidak rontok dari tandan
kosong sawit masing – masing adalah 35,8%,
57,40% dan 6,80%.
Pada Tabel 5.2 ditunjukkan persentase
Setelah didapat gaya potong minimum dari
variasi sudut mata pisau (ANE), sudut geser
(ANO) dan sudut pemotongan (SA) yang telah
dilakukan terhadap tangkai tandan kosong
kandungan maksimum dan minimum struktur
tandan kosong sawit yang terdiri dari tangkai,
spikelet dan buah serta standar deviasi.
sawit (TKS) dan spikelet.
Tabel 5.2 Persentasi struktur TKS
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada
bab
ini
akan
disajikan
hasil
No
Parameter
Min
Maks
Ratarata
Sd
pengukuran dan pembahasan. Penyajian hasil
1
Kandungan Tangkai, % 25,32
45,05 35,80
6,390
pengukuran
2
Kandungan Spikelet, % 51,65
70,40 57,40
5,250
3
Kandungan Buah, %
15,70 6,80
3,730
dan
pembahasan
disajikan
merujuk kembali kepada tujuan penelitian yang
meliputi identifikasi struktur dan sifat fisik dari
tandan
kosong
sawit,
gaya
dan
energi
pemotongan untuk tandan kosong sawit (TKS),
evaluasi teknis prototipe dengan menggunakan
parameter pisau pemotong yang sudah diuji.
5.1. Identifikasi Struktur dan Sifat Tandan
kosong sawit (TKS )
1,60
Catatan: Jumlah sampel untuk identifikasi sifat
fisik tandan kosong sawit adalah
15
buah; sedangkan untuk penentuan
persentase komponen TKS digunakan
sampel sebanyak 5 buah .
Dari
Tabel
5.2
diketahui
bahwa
persentase berat tangkai minimum adalah
25,32% dari berat tandan, sedangkan berat
tangkai minimum adalah 45,05% dari berat
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
tandan kosong sawit. Berat rata – rata tangkai
w
A
dari setiap tandan kosong sawit 35,80%
sedangkan standar deviasi dari pengukuran
berat yang dilakukan terhadap
15 sampel
h
tangkai tandan kosong sawit adalah 6,390%.
A
Untuk penelitian terhadap komponen spikelet
diketahui bahwa presentase berat minimum
l
Potongan A-A
Gambar 5.1. Dimensi yang diukur dari TKS
adalah 51,65% dari berat tandan kosong sawit,
Dari dimensi yang diamati diatas dapat
sedangkan berat spikelet maksimum adalah
buatkan
70,40% dari berat tandan kosong sawit. Berat
dilakukansebagai berikut
rata – rata dari setiap spikelet pada tandan
kosong sawit
adalah 57,40% sedangkan
5,250%.
Demikian
juga
penelitian
yang
dilakukan terhadap komponen buah diketahui
persentase berat buah minimum adalah 1,60%
dari berat tandan kosong sawit yang diambil
sebagai sampel.
Sedangkan
berat
buah
maksimum
adalah 15,70% dari berat tandan, dan berat
rata-rata buah dari setiap tandan kosong sawit
adalah 6,80%, sedangkan standar deviasai dari
pengukuran berat yang dilakukan terhadap 15
hasil
pengukuran
yang
Tabel 5.3. Hasil Pengukuran terhadap dimensi
TKS
standar deviasi dari pengukuran berat yang
dilakukan terhadap 15 sampel spikelet adalah
tabel
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Berat
Sampel
Kg
1,0
1,4
1,6
1,9
2,0
2,3
2,5
2,6
2,7
2,8
3,3
4,2
4,8
5,2
8,2
Panjang
(l) cm
30,00
31,00
40,00
38,00
33,00
42,00
36,00
44,00
54,00
42,00
41,00
45,00
40,00
46,00
57,00
Berdasarkan
Tinggi Lebar
(h) cm (w) cm GAD
13,00 17,00 18,79
13,00 23,00 21,01
14,00 29,00 25,32
15,00 25,00 24,24
18,00 27,00 25,22
19,00 28,00 28,17
18,00 23,00 24,61
17,00 25,00 26,54
20,00 28,00 31,15
19,00 35,00 30,34
20,00 34,00 30,32
21,00 28,00 29,80
24,00 34,00 31,96
22,00 40,00 34,34
24,00 37,00 36,99
data
–
data
Sphericity
0,63
0,68
0,63
0,64
0,76
0,67
0,68
0,60
0,58
0,72
0,74
0,66
0,80
0,75
0,65
hasil
sampel buah yang masih tersisa pada tandan
pengukuran terhadap tandan kosong sawit,
adalah 3,735%.
sebagaimana di tunjukkan pada Tabel 5.3 di
Untuk mengidentifikasi struktur tandan
atas diketahui bahwa, geometris dari tandan
kosong sawit (TKS), maka pada beberapa
kosong
bagian
mendekati geometris elip
dari
pengukuran.
sampel
penelitian
Bagian-bagian
dilakukan
yang
diukur
tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1
terdiri dari panjang tandan (l), lebar bagian
tandan yang diamati (w) dan tinggi tandan (h).
Sedangkan
lengkap
dari
hasil pengukuran secara
beberapa
ditunjukkan pada Tabel 5.3.
sampel
penelitian
sawit
tidak
bulat
simetris
atau
tetapi
oval,
dengan harga keovalan yang bervariasi antara
0,58 – 0,75.
Selanjutnya
harga-harga
minimum,
maksimum dan rata - rata serta standar deviasi
dari pengukuran terhadap dimensi tandan
kosong sawit dan sifat-sifat fisik dari beberapa
sampel penelitian terhadap tandan kosong
sawit ( TKS ) ditunjukkan pada Tabel 5.4.
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
y = 1,0322x – 19,6662 r = 0,94
kosong
dijadikan objek penelitian
sawit
yang
mempunyai berat
antara 1,0 sampai 8,2 kg. Sedangkan ukuran
yang dinyatakan sebagai panjang, lebar, dan
tebal rata–rata berdasarkan hasil penelitian
masing–masing
28,87
cm,
persentase
dan
adalah
tinggi
rata-rata
:
41,27
18,47
cm.
kandungan
cm,
Untuk
regresi
yang
menghubungkan geometric mean diameter
dengan berat tandan kosong sawit (TKS)
ditunjukkan pada Gambar 4.2
40.0
y = 1.0322x + 19.662
R2 = 0.885
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
tandan,
8.
2
tandan
garis
4.
8
Sampel
dan
3.
3
Catatan: Jumlah sampel untuk identifikasi sifat
fisik Tandan kosong sawit adalah 15
buah; sedangkan untuk penentuan
persentase komponen TKS digunakan
sampel sebanyak 5 buah
Data
2.
7
4,870
0,060
2.
5
27,92
0,68
36,90
0,79
x = Berat tandan kosong sawit , kg
2.
0
18,80
0,57
( 5.3 )
Dimana : y = Geometric mean diameter, cm
1.
6
6
Parameter
Berat (Kg)
Panjang, cm
Lebar, cm
Tinggi, cm
Geometric Mean
Diameter
Sphericity
Standar
deviasi
1,860
7,540
6,120
3,580
1.
0
No
1
2
3
4
5
Ratarata
3,10
41,27
28,87
18,47
Geometric Mean Diameter
Tabel 5.4 Sifat fisik dan komponen TKS
Minim Maksim
um
um
1,00
8,20
30,00
57,00
17,00
40,00
13,00
24,00
ISSN : 1858-3709
Berat TKS (kg)
spikelet, dan buah masing– masing adalah:
35,80%, 57,40%, dan 6,80%.
Sphericity
dipilih
sebagai
parameter
Gambar 5.2 Hubungan antara berat dengan
geometric mean diameter tandan kosong sawit
(TKS).
yang menyatakan bentuk tandan kosong sawit.
Parameter tersebut menunjukan bentuk relatif
Dari kajian ini diketahui bahwa sphericity
tandan terhadap benda bulat. Hadi (2001)
Sphericity dapat ditentukan dengan persamaan
(Geometric
mean
untuk
mendapatkan
geometric mean diameter digunakan
rumus
Geometric mean diameter = (panjang *lebar*
1/3
potong spesifik
yang
dibutuhkan
dan energi potong spesifik
untuk
mencacah
tandan
Didasarkan
pada formula dasar untuk
menentukan luas penampang busur benda
(5.2)
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian,
hubungan antara berat dan geometric mean
diameter
penampang tandan (A), sphericity salah satu
kosong sawit.
sebagai berikut :
tebal)
adalah
parameter yang sangat mempengaruhi gaya
diameter)/panjang (5.1)
Sedangkan
sawit
0,68. Dengan demikian untuk menentukan luas
sebagai berikut :
Sphericity=
rata - rata dari tandan kosong
(GMD)
dari
beberapa
sampel
penelitian tandan kosong sawit (TKS ) dapat
diperoleh persamaan yang merepresentasikan
hubungan satu sama lainnya, sebagai berikut :
berbentuk
lonjong
atau ellips, seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
60.00
w
d
Panjang TKS (cm)
y =1.2464x + 31.295
R2 =0.5458
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
Gambar.5.3 Luas penampang busur elips
0.00
1.0
1.6
2.0
2.5
2.7
3.3
4.8
8.2
Berat TKS ( kg)
Untuk bentuk geometrik tandan kosong
sawit (TKS) dengan koefisien pengali diambil
harga sphericty atau kebulatan rata - rata dari
tandan kosong sawit yaitu 0,68.
Gambar 5.4 Hubungan antara berat TKS
dengan panjang TKS
Dari
A = 0,68 w. d
( 4.4 )
Dari hasil pengukuran terhadap tandan
kosong sawit (TKS) dengan parameter yang
tandan
kosong
sawit
yang
regresi
(4.3)
dan
persamaan regresi (4.5) tersebut di atas
koefisien korelasi r untuk kedua
didapat
persamaan tersebut adalah 0,74.
diukur panjang, lebar, dan tebal dari sampel 5
buah
persamaan
Tandan kosong sawit (TKS) terdiri dari
diukur
tangkai, spikelet, dan buah ikutan serta yang
mempunyai pengaruh terhadap harga sphericty
tidak terontok di pabrik pengolahan sawit, dapat
atau kebulatan tandan kosong sawit.
digambarkan
Berdasarkan hasil penelitian, hubungan
antara berat tandan kosong sawit
(TKS)
dan panjang tandan kosong sawit (TKS)
diperoleh persamaan sebagai berikut:
yang telah dilakukan terhadap masing-masing
sampel.
Komposisi
komponen
y = 1,246x – 31,295
berdasarkan hasil penelitian
tersebut
dari
adalah
masing-masing
sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar berikut :
r = 0,74 (4.5)
di mana: y = panjang tandan kosong sawit, cm
x = berat tandan kosong sawit, kg
7%
36%
57%
Data dan garis regresi yang menunjukkan
hubungan
antara
kedua
variabel
tersebut
Gambar 5.4
Kandungan tangkai, %
Kandungan Spikelet, %
Kandungan Buah, %
Gambar 5.5 Diagram persentase komponen
tandan kosong sawit
Dalam identifikasi struktur dan sifat
tandan kosong sawit, dilakukan juga pengujian
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
kadar air. Kadar air dapat didefinisikan dengan
yang terdapat pada spikelet tidaklah
dua cara, yaitu basis basah dan basis kering.
juga untuk berat tandan kosong sawit yang
Kadar air basis basah (w wb ) dihitung dengan
berbeda. Metode pengujian yang
persamaan sebagai berikut:
untuk mengetahui kadar air pada tandan
W wb =
berat basah – berat kering
100 %
sama,
dilakukan
kosong sawit adalah dengan memotong tangkai
x
masing-masing
(4.6)
bagian
berat basah
menjadi
pangkal
tiga
(basal),
bagian
bagian
yaitu
tengah
(equatorial) dan bagian ujung (apical). Tabel
sedangkan, kadar air basis kering (w dk ) dihitung
5.5 dan Tabel 5.6 menunjukkan kadar air
dengan persamaan sebagai berikut:
berbagai posisi untuk masing – masing, tangkai
W dk =
berat basah – berat kering
100 %
dan spikelet.
x
(4.7)
berat kering
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
sampel tandan kosong sawit, kandungan air
atau kadar air yang terdapat pada tandan yang
sama, baik yang terdapat pada tangkai maupun
Tabel 5.5 Data analisa kadar air pada tangkai TKS
Br.
No
Region
cawan
(gram)
Br.
Br.Keri
Basah
ng
Bahan Bahan
(gram) (gram)
+ Br.C
+ Br.C
(gram)
(gram)
W wb
W dk
(%)
(%)
1 Basal
14.1598 6.0612 1.3447 20.2210 15.5045 77.814 350.74
2 Equatorial
13.7879 6.3605 1.1865 20.1484 14.9744 81.345 436.07
3 Apical
13.8629 4.6015 1.8321 18.4644 15.6950 60.184 151.15
1 Basal
13.5772 4.3567 1.4065 17.9339 14.9837 67.716 209.75
2 Equatorial
13.2818 5.7184 1.4551 19.0002 14.7369 74.554 292.99
3 Apical
13.7271 3.8349 1.9679 17.5620 15.6950 48.684 94.872
1 Basal
14.1432 5.6015 1.3322 19.7447 15.4754 76.217 320.46
2 Equatorial
13.8629 5.3567 1.0346 19.2196 14.8975 80.685 417.75
3 Apical
13.7735 4.3605 1.5835 18.1340 15.3570 63.685 175.37
Berdasarkan
analisa
data
hasil
penelitian pada tangkai tandan kosong sawit,
kadar air terbanyak terdapat pada bagian
pangkal,
B.Basah Br.Kering
sedangkan
kadar
air
terendah
terdapat pada bagian ujung. Hal ini disebabkan
pada pangkal tangkai tandan kosong sawit
susunan serat sangat padat dan rapat.
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
Kadar air basis basah (gram)
Br. cawan
(gram)
Region
Br.Basah Br.Kering +
Br.C
+B.C
(gram)
(gram)
Br. Basah Br. Kering
Bahan
Bahan
(gram)
(gram)
2,0
1,8
1,6
1,4
W wb
(%)
5
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
W dk
(%)
Kadar air basis kering (gram)
10
Tabel 5.6 Data analisa kadar air pada spikelet
TKS
No
ISSN : 1858-3709
1 Basal
3.4425
0.7666
0.6090
4.2091
4.0515
20.5583 25.8785
2 Equatorial
2.9426
1.4390
1.1829
4.3816
4.1255
17.7971 21.6502
3 Apical
4.2146
1.8208
1.5254
6.0354
5.7400
016.2236
1 Basal
2.9506
1.1284
0.8986
4.0790
3.8492
Basal
Equatorial
20.3651
25.5731
2 Equatorial
3.6506
1.3779
1.1334
5.0285
4.7840
Region
17.7444 21.5723
3 Apical
4.0292
1.7332
1.4490
5.7624
5.4782
16.3974 19.6135
1 Basal
4.0871
1.0324
0.8272
5.1195
2 Equatorial
2.9569
1.1680
0.9496
4.1249
Gambar 5. 6 Hubungan posisi pengujian
4.9143
19.8760 24.8066
dengan kadar air
a.
Basis
basah
spikelet
3.9065
18.6986
22.9992
3 Apical
3.2314
1.6582
1.3204
4.8896
4.5518
Apical
b. Basis
kering spikelet
20.3715 25.5832
c.
Catatan : Berat cawan (Br.C)
0,2
0,0
19.3654
Basis basah tangkai
d. Basis kering tangkai
Berdasarkan
Tabel
5.6
analisa
penelitian pada spikelet tandan kosong sawit,
kadar air terbanyak terdapat pada bagian
pangkal,
sedangkan
kadar
terdapat pada bagian ujung.
air
5.2. Gaya dan Energi Potong Spesifik Tandan
Kosong Sawit
Hasil pengukuran terhadap gaya potong
terendah
Dapat diambil
spesifik
basah maupun berat kering dari sampel.
Mengingat besarnya harga perbedaan berat
masing-masing
bagian
pada
tangkai
dan
spikelet yang tidak terlalu signifikan, maka
perbedaan ini dianggap tidak mempengaruhi
gaya potong dan energi potong spesifik yang
dibutuhkan untuk mencacah tandan kosong
sawit (TKS).
Sedangkan hubungan satu sama lain
antara bagian (region) dari spikelet dan tangkai
tandan kosong sawit terhadap berat kering dan
berat basah dapat direpresentasikan dengan
Gambar. 5.6
dan
energi
potong
spesifik (EPS) dari tandan kosong sawit
kesimpulan berdasarkan berat masing-masing
bagian dari tangkai dan spikelet, baik berat
(GPS)
ditunjukkan pada Tabel 5.7, 5.8, 5.9, 5.10, 5.11,
5.12,5.13, 5.14, 5.15, 5.17, 5.18, 5.19, 5.20,
5.21, dan 5.22. Besarnya gaya potong dan
energi potong spesifik yang dimuat dalam tabeltabel tersebut merupakan harga rata-rata pada
masing masing sampel dengan kondisi sudut
mata
pisau,
pengguntingan
sudut
yang
geser
dan
sudut
berbeda-beda.
Untuk
menentukan harga gaya potong spesifik, P
yang dibutuhkan untuk memotong tandan
kosong sawit digunakan persamaan, P = F/A,
di
mana F adalah gaya potong maksimum
yang dibutuhkan dalam Newton dan A adalah
luas permukaan yang menerima gaya yang
2
diberikan oleh pisau dalam (mm ). Harga luas
penampang A, dengan idealisasi penampang
tandan kosong sawit (TKS) berbentuk bulat
lonjong
(elips)
Gambar
5.3
seperti
dapat
ditunjukkan
ditentukan
pada
dengan
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
Persamaan 5.4, A = 0,68 . w. d ; di mana (w)
adalah lebar rata-rata tandan kosong sawit
Gambar 5.7 Simbol-simbol pengukuran pada
sampel tandan kosong sawit
(diperoleh dari hasil pengukuran) dalam (mm),
dan d adalah kedalaman perpindahan mata
5.2.1 Pengaruh dari Sudut Mata Pisau
pisau (displacement) dalam (mm). Sedangkan
0,68
koefisien
dalam
merepresentasikan
persamaan
tingkat
Sudut mata pisau merupakan salah satu
ini
parameter yang sangat mempengaruhi harga
kebulatan
gaya potong dan energi potong spesifik yang
(sphericity) dari penampang tandan kosong
dibutuhkan untuk mencacah tandan kosong
sawit, sebagaimana telah dijelaskan dalam
sawit (TKS).
uraian sebelumnya. Cara pengujian terhadap
Pada
sampel spikelet dan tangkai tandan kosong
5.7
dan
Tabel
5.8
ditunjukkan data dan analisa hasil penelitian,
sawit seperti Gambar 5.7.
yang menunjukkan pengaruh yang ditimbulkan
oleh sudut mata pisau terhadap gaya potong
d
w
w
Tabel
w
w
w
dan energi potong untuk tiga variasi sudut mata
s1
s
s
pisau yang digunakan yaitu, 250 , 300 dan 350.
Tabel 5.7 Pengaruh sudut mata pisau terhadap gaya dan energi potong spesifik pada tangkai tandan
kosong sawit
F
No ANE ANO SA
1
2
3
0
0
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
35
s1
s2
s3
0
w1
mm mm mm mm
w2
w3
d
GPS
A
2
EPS
2
N/cm
Nm/cm
2
mm
mm
mm
mm
mm
55
259,6
152,0
69,67
9,0
1558,0
38,511
0,3466
800 400 305 220 155
259,2
187,0
131,75
10
1728,3
46,287
0,4629
950 300 205 120
259,6
152,0
69,67
7
1211,8
78,397
0.5488
600 300 205 120
0
0
30
N
0
l
55
Tabel 5.8 Pengaruh sudut mata pisau terhadap gaya dan energi potong spesifik pada spikelet tandan
kosong sawit
F
No ANE ANO SA
0
0
30
0
0
35
0
1
25
2
3
s1
s2
s3
w1
w2
w3
d
GPS
A
2
Eps
2
2
Nm/cm
1,804
N/cm
mm
mm
mm mm mm mm mm mm
mm
0
550 110
40
35
35
6,36 8,18 5,45 8,0
407,3 135,04
0
650 135
50
40
45
8,52 8,22 5,11 7,0
459,8 141,38 0,9897
0
900 125
50
50
25
8,00 5,23 4,00 9,0
612,0 147,05 1,3235
0
0
0
0
0
0
N
l
yang
adalah 0,3466 Nm/cm2 yaitu pada sudut mata
ditunjukkan pada Tabel 5.7 dan Tabel 5.8 untuk
pisau 250. Sedangkan pada spikelet, gaya
tiga
potong spesifik terkecil adalah 135,045 N/cm2,
Berdasarkan
variasi
mempergunakan
data
-
data
pemotongan
dengan
tiga variasi sudut mata
potong diketahui bahwa pada tangkai, gaya
2
sedangkan
energi
potong
spesifik
terkecil
2
adalah 1,0804 Nm/cm yaitu pada sudut mata
potong spesifik terkecil adalah 38,51 N/cm ,
pisau 250. Sedangkan berdasarkan penelitian
sedangkan
yang telah dilakukan oleh (Hadi dan Zoehadi,
energi
potong
spesifik
terkecil
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
1993) terhadap tandan buah segar (TBS)
200 , 250, 300, 350 dan 400 ditunjukkan pada
didapat GPS dan EPS pada range sudut 150,
Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Pengaruh sudut mata pisau terhadap gaya potong dan energi potong spesifik pada tandan
buah segar (TBS) dan tandan kosong sawit.
Tangkai
.Sudut
Mata Pisau
TBS
EPS
TKS
GPS
2
Spikelet
2
N/cm
EPS
TBS
GPS
Nm/cm
2
2
N/cm
EPS
TKS
GPS
Nm/cm
2
EPS
2
Derjat
Nm/cm
N/cm
15
0.55
90
2.75
310
20
0.60
80
1.90
260
Nm/cm
GPS
2
2
N/cm
25
0.70
70
0.35
38.51
2.70
340
1.08
135
30
1.35
140
0.46
46.29
3.85
450
0.99
141
35
1.25
130
0.55
78.40
3.20
380
1.32
147
40
1.55
155
4.50
465
Gaya potong dan energi potong spesifik
% dan energi potong spesifik yang dibutuhkan
mempunyai harga minimum pada sudut mata
spikelet tandan buah segar rata – rata lebih
0
pisau 20 . Pada tangkai tandan buah segar
tinggi 59,2 %.
Adanya perbedaan harga –
2
harga gaya potong terendah adalah 80 N/cm
harga gaya potong spesifik dan energi potong
dan energi potong spesifik terkecil adalah 0,60
spesifik antara tandan buah segar dan tandan
2
Nm/cm . Sebaliknya gaya potong dan energi
kosong sawit, disebabkan tandan buah segar
0
(TBS) masih menyatu dengan batang sehingga
potong spesifik yang tertinggi pada sudut 40
2
2
yaitu 155 N/cm dan 1,55 Nm/cm . Pada spikelet
kandungan air dan serat – serat
tandan buah segar, gaya potong terendah
tandan dan tangkai masih dalam kondisi segar
2
adalah 260 N/cm dan energi potong spesifik
penyusun
dan kuat.
2
terkecil adalah 1,90 Nm/cm . Sedangkan gaya
Secara grafis, pengaruh dari sudut
potong dan energi potong spesifik yang tertinggi
mata pisau terhadap gaya dan energi spesifik
0
pada sudut 40 yaitu
2
465 N/cm dan 4,50
2
Nm/cm .
yang dibutuhkan untuk pemotongan tandan
kosong sawit ditunjukkan pada Gambar 4.8.
Bila dibandingkan antara gaya potong
150,
140,
dan energi potong spesifik terendah yang
dibutuhkan pada tandan kosong sawit dengan
120,
tandan buah segar (TBS), gaya potong spesifik
100,
Selanjutnya
gaya
potong
spesifik
yang
dibutuhkan pada spikelet tandan buah segar
rata – rata lebih tinggi 57,8%. Kemudin energi
potong spesifik yang dibutuhkan
10
90,
80,
8
70,
60,
6
50,
40,
4
30,
20,
2
10,
0,
tandan buah segar rata – rata lebih tinggi 62,5
0
2
tangkai
3
3
Sudut Mata Pisau
GPS
EPS
EPS
GPS
EPS
segar rata – rata lebih tinggi 51,86 %.
12
110,
.GPS (Nm/cm2)
yang dibutuhkan pada tangkai tandan buah
14
130
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
Secara grafis, hubungan antara sudut
lama untuk beroperasi di bawah pengaruh
mata pisau dengan gaya potong spesifik dan
tandan kosong sawit. Sebaliknya, dengan sudut
energi potong spesifik tanadan buah segar
mata
(TBS) dan kosong sawit ditunjukkan pada
direkomendasikan akan membutuhkan gaya
Gambar 5.9.
dan energi potong spesifik yang lebih besar.
pisau yang
lebih
besar
dari
yang
Konsekuensinya dibutuhkan daya yang besar,
500
5.00
450
4.50
400
4.00
350
3.50
300
3.00
250
2.50
200
2.00
150
1.50
100
1.00
50
0.50
0
VI.KESIMPULAN DAN SARAN
EPS (Nm/cm2)
GPS (N/cm2)
sehingga biaya akan lebih besar.
5
10
15
20
25
30
35
40
1. Gaya potong maksimal pada pemotongan
tangkai
tandan
sebesar
0.00
0
6.1. Kesimpulan
kosong
sawit
2
78,397
didapat
dengan
N/cm
45
menggunakan
Sudut Mata Pisau
GPS-TBS Tangkai
GPS-TKS Tangkai
GPS-TBS Spikelet
EPS-TKS Spikelet
GPS-TKS Spikelet
EPS-TBS Tangkai
EPS-TKS Tangkai
EPS-TBS Spikelet
sudut
mata
pisau
35,
terlihat bahwa gaya potong terkcil untuk
tangkai tandan kosong sawit terletak pada
sudut mata pisau 25 sebsar 38,511 N/cm2,
Gambar 5.9 Pengaruh dari sudut mata pisau
terhadap gaya potong dan energi potong
spesifik pada tandan buah segar (TBS) dan
tandan kosong
sawit
gaya potong spesifik dan energi potong
spesifik akan menajdi kecil dan besar pada
kedua sudut mata pisau tersebut, dengan
.
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini,
maka
direkomendasikan untuk menggunakan jenis
mata pisau dengan sudut mata pisau 250.
Sedangkan
berdasarkan
penelitian
yang
pernah dilakukan oleh (Hadi dan Zoehadi,
1993)
sehingga juga mempengaruhi terhadap
terhadap tandan buah segar (TBS),
lebar
pemotongan
yang ebrbeda-beda,
dengan memperkecil sudut mata pisau
dapat menghemat 40,8% gaya potong.
Untuk pemotongan spikelet dengan cara
yang sama variansi sudut mata pisau
didapat gaya potong terkecil pada sudut
gaya dan energi potong spesifik mempunyai
25 sebsar 135 N/cm2, dan yang terbesar
harga minimum pada sudut mata potong (ANE)
sudut
200. Seperti halnya pada tandan buah segar,
sedangkan gaya potong spesifik dan energi
berdasarkan
potong spesifik juga mempengaruhi oleh
kosong
hasil
sawit,
penelitian
sebenarnya
pada
tandan
tidaklah
ada
kedua
35
sebsar
sudut
147,059
mata
sudut
pisau,
dengan
perbedaan yang terlalu signifikan terhadap
memperkecil
gaya dan energi potong spesifik baik pada
menghemat 12%. Gaya potong tangkai
pisau potong dengan sudut mata potong 250,
tandan kosong sawit dapat dikurangi 48%
300 maupun 350. Dengan harga sudut mata
dari gaya potong spesifik yang spikelet.
pisau yang lebih rendah, akan diperoleh gaya
Perbedaan gaya potong danenergi potong
dan energi potong spesifik yang lebih rendah,
spesifik ayng dibutuhkan untuk memotong
akan tetapi sangat terkendala pada umur pisau
tandan
di mana diperkirakan akan tidak tahan terlalu
dibandingkan
kosong
mata
N/cm2,
sawit
untuk
pisau
lebih
dapat
kecil
memotong
jika
tandan
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
kosong sawit lebih kecil jika dibadingkan
2. Memberikan penyuluhan yang elbih intensif
dengan gaya dan energi potong spesifik
tentang pentingnya memanfaatkan limbah
yang dibutuhkan untuk memotong tandan
tandan kosong saw
ISSN : 1858-3709
Analisis Teknis Sudut Mata Pisau
Terhadap Proses PencacahanTandan Kosong Sawit
Aidil Zamri(1)
Safril(2)
Staf pengajar Jurusan Mesin Politeknik Negeri Padang
ABSTRACT
Bunch empy falm (TKS) is dust of fabrics palm oil, need handle seriussely, because of total relatif big and
every year increase. This research objective is structures identification and phisic character TKS force analysis
and sfecific cut energy and technic evaluation mchine of counter TKS with use meansurenment cutter specement.
Structur identifition with eah sample are 15 spcies, weight 1,0 kg – 8,2.
0
0
0
0
0
0
Cutting proces used variate edge angle (ANE) 25 , 30 ,35 , shear angle (SA) 0 , 15 , 30 , and abligue angle
0
0
0
(ANO) 20 , 30 , 40 , Result of strukture identification TKS are 35,80 % bucnh 57,40 % sipkelet, and 6,80 not yet
breaking loctly bucnh an center 73,9 % midel 78,8 %, and 17,66 %. Result of measurenment specific force cutting
(GPS) and energi cutting (EPS) minimum bucnh 38,51 N/cm2 and 0,3 N/cm2 , on spikelet minimum GPS 135
N/cm2, minimum EPS 0,989 N/cm2, with used ANE 250, ANO 00, and SA 0o
I.
PENDAHULUAN
dengan baik dapat
1.1. Latar Belakang
negatif
Selama ini tandan kosong sawit (TKS)
bagi
menimbulkan dampak
lingkungan,
pemanfaatan limbah tandan kosong sawit (
merupakan limbah buangan dari pabrik minyak
TKS ) masih terbatas.
sawit yang tersedia dalam jumlah banyak dan
Limbah
belum
dimanfaatkan.
Sementara
itu
laju
sedangkan
ini
biasanya
dibakar
atau
diangkut ke kebun untuk digunakan sebagai
perkembangan areal tanaman kelapa sawit di
mulsa
Indonesia
menjadi limbah yang memiliki nilai tambah perlu
meningkat dengan pesat pada
Pemanfaatan
limbah
kelapa
sawit
beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 1997,
dilakukan,
di Indonesia terdapat tanaman kelapa sawit
merupakan limbah padat pabrik minyak kelapa
seluas 2.133.400 ha dimana tanaman yang
sawit. Sebagai limbah lignoselulosa serat yang
telah
limbah
terkandung pada tandan kosong sawit dapat
2,2 juta ton bobot
diuraikan secara mekanis atau semi kimia.
dewasa
akan
menghasilkan
tandan kosong sawit sek
dimana
tandan
kosong
sawit
kering dan diperkirakan pada tahun 2000 akan
Proses
mencapai 2,8 juta ton bobot kering (Seminar
penyediaan serat yang harus segera digiling
Nasional
di
menjadi pulp kertas dengan kandungan lignin
Sumatera Barat ada beberapa perusahaan
rendah. Sedangkan proses mekanis dapat
pengolah
di
digunakan untuk menghasilkan serat yang
antaranya PTP.VI dengan kapasitas 60 ton per
dapat dimanfaatkan secara langsung oleh
jam, PT.Bakri PP dengan kapasitas 60 ton per
industri panel kayu, atau diolah menjadi kertas.
jam sedangkan
PT.Agrowiratama dengan
1.2. Tujuan Penelitian
kapasitas 30 ton
per jam (Dinas Pertanian
MAPEKI,
tandan
1998).
buah
Sedangkan
segar
(TBS)
semi
kimia
lebih
sesuai
untuk
Tujuan umum dari penelitian ini adalah
Tanaman Pangan dan Perkebunan, Propinsi
melakukan
Sumatera Barat, 2002) dan sekitar 20 – 25 %
terhadap mesin pencacah tandan kosong sawit.
dari tandan buah segar (TBS) yang diolah oleh
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini
industri merupakan tandan kosong sawit ( TKS
adalah sebagai berikut :
). Jumlah tandan kosong sawit yang makin
1.
lama makin bertambah jika tidak dikelola
evaluasi
teknis
dan
ekonomis
Melakukan identifikasi struktur dan sifat
fisik tandan kosong sawit.
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
2.
Mengkaji gaya dan energi pemotongan
ISSN : 1858-3709
Tabel 2.1. Perkebunan kelapa sawit di
spesifik untuk tandan kosong sawit.
Sumatera Barat.
1.3. Manfaat Penelitian
No
Manfaat Penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut
1.
Dari
kajian
ini
akan
dihasilkan
pengetahuan tentang gaya potong spesifik
dan energi potong spesifik dari limbah
tandan kosong sawit.
2.
PBS
1.
Pasaman
2.
Sawahlunto
Sijunjung
3.
Agam
14.618
4.
Solok
21.015
5.
Pesisir
Selatan
6.437
6.
50 Kota
965
Jumlah
86.985
Dari kajian akan dihasilkan pengetahuan
tentang sudut mata pisau, parameter
rekayasa, sudut potong, sudut geser, dan
kondisi
operasi
optimum
yang
dapat
dipergunakan untuk memotong tandan
Luas Kebun ( ha )
Kabupaten
Kemitraaan
43.960
PR
Jumlah
20.402
25.000
89.362
70.138
6.678
76.816
3.863
7.100
25.581
253
21.268
9.292
21.136
5.407
965
99.810
48.323 235.118
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Perkebunan Propinsi Sumatera Barat,
2002
kosong sawit secara mekanis.
Untuk mengolah tandan buah segar ( TBS )
dari kelapa sawit memerlukan investasi yang
II. TINJAUAN PUSTAKA
sangat besar, di Sumatera Barat khususnya
2.1 Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong
Sawit
pada saat ini
terdapat sembilan (9) pabrik
kelapa sawit yang tersebar di Kabupaten
Selama tujuh tahun terakhir, luas areal
tanaman kelapa sawit di Indonesia
telah
meningkat hampir dua kali lipat dari 1.126.000
ha pada tahun 1990 menjadi 2.133.400 ha
pada tahun 1997 (Statistik Indonesia, 1997).
Pada tahun 200 menjadi 2,5 juta ha luas areal
Pasaman, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung,
Kabupaten
Kabupaten
Kota. Nama pabrik beserta kapasitas produksi
kelapa sawit yang ada sekitar Sumatera Barat
ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel.2.2 Pabrik kelapa sawit di Sumatera
Barat
yang optimal dan berproduksi tinggi serta
No Kabupaten
Nama PKS
Di Sumatera Barat luas perkebunan kelapa
sawit meliputi
86.985 ha
99.810 ha
235.118 ha yang terdiri dari
1.
Pasaman
perkebunan besar swasta (PBS),
kemitraan
dan 48.323 ha
perkebunan rakyat ( PR ) yang secara rinci
dapat dilihat pada
Solok,
Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten 50
tanaman kelapa sawit meningkat pada kondisi
berkelanjutan di Indonesia.
Agam,
2.
Tabel 2.1.
3.
4.
PT. Bakri. PP
60
360.000
PTP VI
60
360.000
PT.Agrowiratama
30
180.000
75
450.000
SWL/Sijun PT.TKA
jung
PT.SAK
Agam
Solok
Kapasitas TBS Yang
dapat diolah
PKS
(Ton/jam) ( Ton /jam)
60
360.000
PT.Incasi Raya
45
270.000
PT.Mutiara Agam
30
180.000
PT. AMP
80
480.000
PT.TSS
30
180.000
440
2.820.000
Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Perkebunan Propinsi Sumatera Barat,
2002
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
Total produksi sampai tahun 2003 diperkirakan
untuk gaya patah papan serat yakni antara 90
mencapai 4.702.360 ton tandan buah segar (
sampai 150 kg/cm2 (Hadi et al., 2000).
Sifat fisik dan mekanis papan serat dari
TBS ).
Dari data Tabel 2.1 terlihat bahwa sebagian
besar tandan buah segar ( TBS ) yang
dihasilkan
oleh
perkebunan
besar
kelapa sawit yang dibangun dengan kemitraan
(Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan
Perkebunan, Propinsi Sumatera Barat tahun
Kelapa
sawit
dewasa
akan
menghasilkan tandan buah segar sampai 25
ton/ha. Sekitar 20 - 25 % dari berat tandan
kelapa sawit yang dipanen merupakan limbah
padat tandan kosong sawit
tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan
No Parameter
1. Kerapatan, kg/m3
2. Kadar air, %
3. Pengembangan tebal, %
4. Daya serap air, %
5. Keteguhan tekan, kg/cm2
6. Keteguhan patah, kg/cm2
Sumber : Hadi et al., (2000)
Pemanfaatan tandan kosong sawit ( TKS ) di
Sumatera Barat khususnya sampai saat ini
setelah
melewati
proses
sterilisasi dan perontokan, tandan kosong sawit
Selain itu juga terdapat beberapa usaha
untuk menggunakan tandan kosong sawit
(TKS) sebagai bahan baku pembuatan pulp
yang
biasanya
hanya
dibakar
incinerator dan abunya sebagai pupuk kalium,
bahan bakar boiler, bahan baku
kompos
(Purboyo Guritno et al., 1998) namun biaya
transportasi dari pabrik ke kebun dan proses
penyebarannya
di kebun masih cukup tinggi
Indonesia pada tahun 1990 mencapai 1.7 juta
ton, sedangkan kebutuhan rata – rata kertas
6,3 kg/orang (Departemen Perindustrian 1990).
Kapasitas pulp dan kimia kayu dunia
Untuk
meningkatkan
nilai
tambah
dari
tandan kosong sawit tersebut, telah dilakukan
kajian
untuk
memanfaatkan
dihasilkan dengan proses
tahun 1996 mencapai 182,7 juta ton pulp dan
kontribusi pulp Benua Asia mencapai 9,4 juta
ton.
Sementara
serat
yang
semi kimia
sebagai bahan baku papan serat dan pulp
kertas. Hasil kajian tersebut menunjukkan
bahwa keteguhan patah rata-rata dari papan
2
cukup tinggi yakni 125,37 kg/cm , gaya ini
masih dalam kisaran yang biasanya dianjurkan
itu
kapasitas
nasional
mencapai 4,3 juta ton atau sekitar 12 % dari
produksi
dunia
Z.Poeloengan
(TKS)
dapat
(Erwinsyah,
1998).
menunjukkan
sehingga dinilai tidak ekonomis.
proses soda
(Nurhidayati, 1986). Industri pulp dan kertas di
ini akan dikeluarkan dari pabrik sebagai limbah
buangan
Rata-Rata
1020,00
12,82
1,56
37,81
55,28
125,37
dengan menggunakan
dampak negatif bagi lingkungan.
terbatas,
Tabel 2.3. Sifat Fisik dan Mekanis Papan Serat
dari TKS
( TKS ). Jumlah
tandan kosong sawit yang melimpah ini jika
masih
Tabel 2.3.
swasta
(PBS), perkebunan rakyat (PR) dan kebun
2002.
tandan kosong sawit (TKS) ini ditunjukkan pada
Kajian
Purboyo,
selanjutnya
bahwa tandan kosong sawit
dicampurkan
dengan
pinus
merkusi untuk digunakan sebagai bahan baku
pembuatan
pulp
kertas.
Pulp
yang
dibuat dari campuran 30 % tandan kosong
sawit, ternyata mempunyai sifat fisik yang sama
dengan pulp yang dibuat dari
100 % pinus
(Purboyo et al., 1994).
Gambar 2.3 menunjukkan limbah padat
tandan kosong sawit (TKS ).
Hadi et al., (2000) juga melakukan kajian
untuk merekayasa proses dan mesin untuk
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
menghasilkan pulp semi kimia dari tandan
kecepatan potong, bahan pisau potong, desain
kosong
pisau potong, sudut mata pisau, cara operasi,
sawit.
Proses
tersebut
dilakukan
dengan mencacah tandan menjadi serpihan,
dan sifat bahan pertanian yang dipotong.
memasak serpihan tandan dengan NaOH
Pisau potong dibuat seteliti mungkin
selama 4 jam, mengurai dan mencuci serpihan
sesuai
tandan
kelonggaran
kosong sawit
menjadi serat,
dan
dengan
sudut
antara
yang
pisau
diinginkan,
yang
akan
menggiling serat menjadi pulp. Tandan kosong
memotong
sawit ( TKS ) sebagai limbah padat yang
landasan perlu dibuat dengan memakai rumus :
mengandung lignoselulosa memiliki prospek
us = c . w. √ τp, dimana (us) kelonggaran, (c)
yang baik untuk digunakan sebagai bahan baku
faktor kerja, (w) ketebalan yang dipotong, (τp)
produk berbasis serat seperti pulp, kertas dan
tegangan
produk panel. Pada Tabel 2.4 memperlihatkan
1976).Besarnya gaya dan energi pemotongan
sifat fisik dan parameter yang diukur serat dari
tandan
tandan kosong sawit.
dengan mengecilkan sudut mata pisau dan
Tabel. 2.4. Sifat fisik dan marfologi serat tandan
kosong sawit (TKS )
sudut potong horizontal, atau menambah sudut
No
Parameter
TKS Bagian
TKS Bagian
Pangkal
Ujung
tandan
kosong
potong
kosong
potong tegaknya
Hadi
sawit
et
(Donalson
sawit
dengan
dapat
al.,
dikurangi
(Hadi et al., 1994).
(1997)
mengkaji
penggunaan
mesin pencacah untuk memotong berbagai
1.
Panjang serat (mm)
bahan pertanian batang sagu dan batang
- minimum
0,63
- maksimum
0,81
jagung. Mesin pencacah menggunakan pisau
- merata
1,20
yang diputar melalui tenaga dari motor bakar.
2.
Diameter ( D ) (μm)
15,0
3.
114,34
Hasil kajian menunjukkan bahwa putaran pisau
Diameter lumen (l) (μm)
6,99
pada
4.
Tebal dinding (W) (μm)
3,68
pengumpanan bahan dengan kapasitas 750
5.
Bilangan Runkel (2w/l)
6.
Kelangsingan (L/D)
7.
Kelemasan (l/D)
8.
Kadar serat (%)
pisau gergaji bulat, dan mesin pencacah
9.
Kadar bukan serat (%)
tersebut tentu saja dapat dijadikan dasar
proses
pemotongan,
pisau
tandan sawit. Pemotongan memerlukan gaya
dan energi potong yang lebih besar dari
tandan
kosong
sawit.
Erwinsyah, Purboyo, Z. Poeleongan,
(1998) mengkaji tentang perajangan tandan
kosong sawit untuk menjadi serpih (chip)
dengan mengunakan mesin perajang (chipper)
dirancang berdasarkan alat pemotong tandan
sawit dengan sistem gunting .
Beberapa hasil kajian pemotongan terhadap
bahan pertanian diketahui bahwa gaya dan
potong
memotong
bahan
dengan
kosong sawit.
untuk membuang (memisahkan) sebagian dari
energi
dan
pengembangan komponen pemotong tandan
potong bergerak relatif terhadap tandan sawit
potong
rpm
panjang sekitar 22 cm. Hasil kajian dengan
2.2 Pemotongan Tandan Sawit
kekuatan
750-800
kg/jam akan menghasilkan serpihan
Sumber: Erwinsyah et al., ( 1998 )
Dalam
kecepatan
yang
diperlukan
akan
dipengaruhi
untuk
oleh
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
Penelitian
ini
telah
mulai
Penelitian ini melalui beberapa tahapan
November 2001 sampai Januari 2002. Lokasi
yaitu : 1) identifikasi struktur dan sifat fisik
untuk pengambilan tandan kosong sawit (TKS)
tandan kosong sawit (TKS), 2) gaya dan energi
dipilih PTPN VI Kabupaten Agam. Untuk
untuk
analisis kandungan air dari tandan kosong
dengan sudut mata pisau, sudut geser, sudut
sawit dilakukan pada Laboratorium Teknologi
pengguntingan
Pertanian
masingnya 3 (tiga) variasi, dan 3) uji teknis
Universitas
dilakukan
ISSN : 1858-3709
Andalas
Padang,
sedangkan pembuatan pisau potong tandan
kosong
sawit
dilakukan
di
pemotongan
yang
tandan
kosong
bervariasi
sawit
masing
–
mesin pencacah tandan kosong sawit .
Laboratorium
Teknologi Mekanik Politeknik Unand. Pengujian
3.3.1. Identifikasi Struktur dan Sifat Fisik
gaya potong spikelet dan tangkai tandan
Tandan Kosong sawit
kosong
Laboratorium
Pada awal penelitian ini akan dilakukan
material Politeknik Universitas Andalas, serta
identifikasi struktur, sifat fisik dari tandan
pengujian kapasitas mesin dilakukan di
kosong sawit (TKS) yang relevan dengan
sawit
dilakukan
di
PT.
AMI.
pengembangan proses pencacahan tandan
3.2. Bahan dan Alat
kosong sawit.
Bahan baku yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tandan kosong
Struktur Tandan dan Serat
sawit
Kajian
awal
akan
dilakukan
untuk
(TKS) yang diambil dari PTP N VI Kabupaten
menentukan struktur bahan tandan, dengan
Agam, dengan variasi berat TKS sebanyak 15
cara mengetahui komponen penyusun tandan
buah.
kosong sawit. Untuk itu,
Alat yang digunakan adalah test rig
digunakan 15 buah
sampel tandan kosong sawit (TKS) dari kelapa
untuk uji pemotong tandan kosong sawit,
sawit tenera
sedangkan pisau pemotong tandan kosong
tandan. Setiap tandan kosong sawit kemudian
sawit dibuat dari baja konstruksi
diurai
(St. 37).
dengan berat 1,0 – 8,2 kg per
berdasarkan
komponennya
(tangkai,
Untuk proses pembuatan pisau pemotong
cabang, buah ikutan, dan kelopak). Persentase
tandan kosong sawit (TKS) digunakan mesin
berat setiap komponen kemudian dihitung
milling, mesin
berdasarkan berat
surface grinding (gerinda
total tandan.
permukaan), mesin bubut, mesin bor, palu,
Sifat fisik tandan kosong sawit yang
kikir, jangka sorong, cutter (Pisau potong),
pahat
bubut,
peralatan untuk
digunakan
ragum,
mengukur
micrometer
dan
akan dikaji adalah bentuk, ukuran, berat
sudut dari pisau
volume, akan dilakukan dengan menggunakan
jangka
digital
sorong
serta
busur
digunakan
derajat.
Mesin pencacah tandan kosong sawit
(TKS) yang telah dikembangkan
sampel tandan kosong sawit. Hasil kajian dapat
oleh Hadi
(2001). Serta alat– alat laboratorium lainya
untuk
menentukan
hubungan
volume dengan berat total tandan
kosong
sawit.
3.3.2. Gaya dan Energi Untuk Pemotongan
yang bisa digunakan.
Tandan Kosong Sawit (TKS)
3.3. Metode dan Prosedur Penelitian
Kajian akan dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dari sudut mata pisau, sudut geser,
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
dan sudut pemotongan terhadap gaya potong
tengah, dan bagian ujung . Alat uji diatur untuk
dan energi potong spesifik dari tandan kosong
mendeteksi gaya-gaya pemotongan terhadap
sawit.
tandan kosong sawit.
Proses pemotong tandan kosong sawit
Dalam penelitian ini, tandan kosong
(TKS) dipengaruhi oleh beberapa parameter
sawit (TKS) dijepit dengan menggunakan dua
seperti
bentuk pisau, sudut potong, sudut
plat penjepit yang bisa diatur sedemikian rupa.
geser, sudut mata pisau, dan jenis material
Untuk mencegah terjadinya lenturan (defleksi),
yang digunakan sebagai bahan pisau potong,
jarak antara mata pisau dengan potongan
sangat mempengaruhi besarnya gaya potong
sampel tandan kosong sawit diatur sekecil
spesifik dan
energi potong spesifik yang
mungkin. Pada posisi horizontal dari sampel
dibutuhkan untuk memotong tandan kosong
dialas sebuah papan dengan ketebalan 2
sawit.
yang
centimeter, supaya mata pisau tidak cepat
digunakan tersebut dapat diketahui secara
tumpul bila terjadi kontak langsung pada waktu
lengkap dengan menggunakan Compressive-
pemotongan, selanjutnya pisau diatur dengan
tensile machine.
0
0
sudut pemotongan (shear angle) 0 , 15 dan
Efek
-
efek
dari
parameter
Alat uji Compressive-tensile machine ini
30O. Sudut mata pisau dibuat dengan
O
O
variasi
O
dilengkapi dengan suatu alat bantu yang dapat
(angle knife edge) 25 , 30
digunakan sebagai penjepit model pisau potong
vertikal dari pisau yang terpasang pada penjepit
yang akan diteliti. Penjepit yang digunakan
divariasikan dengan sudut
merupakan
pemegang
pisau
potong
O
O
geser
(oblique
O
angle) 20 , 30 dan 40 kecepatan pisau turun
dihubungkan dengan kepala lintang alat uji
memotong spikelet
Compressive-tensile
machine
mm/menit.
ditunjukkan
lampiran
sebagaimana
dan 35 . Posisi
dan tangkai diatur 100
Dalam
Pengaruh-pengaruh dari sudut potong
operasionalnya alat ini digerakkan oleh suatu
mata pisau (ANE), sudut geser (ANO), sudut
motor induksi, dengan bantuan perlengkapan
pengguntingan (SA), dan kematangan sampel,
hidrolik dan taransmisi, pemegang pisau akan
pada posisi pengamatan terhadap gaya potong
bergerak secara translasi
ke arah vertikal.
dan energi potong spesifik dilakukan dengan
Selama proses pengujian terhadap tangkai
mengambil tiga kali pengulangan pada masing-
tandan kosong sawit dan spikelet tandan
masing sampel. Sampel dari tiap kali penelitian
kosong sawit, mata pisau diberi beban aksial
diambil dari tandan kosong sawit yang berbeda-
(ke arah bawah), sehingga menimbulkan bekas
beda
pada
1.
pemotongan pada sampel tandan kosong sawit
Hasil dari kajian akan digunakan untuk
(TKS), selanjutnya bekas dari pemotongan
menduga total tenaga poton
diukur
pencacah
kedalamannya
beserta
lebar
tandan
kosong
dari
sawit
mesin
dan
pemotongan. Sedangkan gaya potong dapat
mengidentifikasi parameter desain sudut pisau
dibaca langsung pada Compressive-tensile
yang optimum.
machine. Dalam penelitian ini, diambil sampel
dari beberapa tangkai dan spikelet tandan
kosong sawit yang berbeda-beda. Pengambilan
data divariasikan dari bagian pangkal, bagian
Sudut-sudut
dari
pisau
yang
digunakan ditunjukkan pada Gambar 3.1.
akan
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
Bahan baku yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tandan kosong sawit (TKS)
yang diambil dari PTP N VI Kabupaten Agam,
Pisau
dengan variasi berat TKS sebanyak 15 buah.
Alat yang digunakan adalah test rig
untuk uji pemotong tandan kosong sawit,
sedangkan pisau pemotong tandan kosong
Sudut geser
sawit dibuat dari
Sudut pemotongan
baja konstruksi
(St. 37).
Untuk proses pembuatan pisau pemotong
tandan kosong sawit (TKS) digunakan mesin
Sudut mata pisau
milling,
mesin
surface
grinding
(gerinda
permukaan), mesin bubut, mesin bor, palu,
Gambar 3.1 Sudut mata pisau, sudut geser,
dan sudut pemotongan
Untuk itu akan dibangun test rig yang
diperlukan
untuk
menggerakkan
pisau
pemotong sesuai dengan kondisi operasi yang
diinginkan. Test rig mempunyai pemegang
kikir, jangka sorong, cutter (Pisau potong),
pahat
potong
spesifik
ditentukan dengan cara membagi besar gaya
potong dengan luas bidang potong. Sedangkan
energi potong spesifik dihitung sebagai energi
Pengujian pemotongan dilakukan pada
bagian – bagian sampel yang berbeda – beda
yaitu pada pangkal, tengah, ujung tangkai dan
spikelet, dilakukan dengan perlakuan sama
setiap variasi sudut tiga kali ulangan. Setelah
didapat gaya potong minimum dari variasi sudut
mata pisau (ANE), sudut geser (ANO) dan
sudut pemotongan (SA) yang telah dilakukan
terhadap tangkai tandan kosong sawit (TKS)
spikelet
selanjutnya
pisau
tersebut
dipasangkan pada mesin pencacah tandan
kosong sawit yang telah dikembangkan Hadi
(2001)
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Bahan dan Alat
sorong
dan
digunakan
micrometer
digital
serta
busur
derajat.
4.2. Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini melalui beberapa tahapan
tandan kosong sawit (TKS), 2) gaya dan energi
untuk
pemotongan
tandan
kosong
sawit
dengan sudut mata pisau, sudut geser, sudut
pengguntingan
yang
bervariasi
masing
–
masingnya 3 (tiga) variasi, dan 3) uji teknis
per unit area mata pemotongan.
dan
jangka
yaitu : 1) identifikasi struktur dan sifat fisik
tandan kosong sawit (Lampiran 2).
gaya
ragum,
peralatan untuk mengukur sudut dari pisau
pisau untuk memotong spikelet dan tangkai
Selanjutnya
bubut,
mesin pencacah tandan kosong sawit.
4.2.1. Identifikasi Struktur dan Sifat Fisik
Tandan Kosong sawit
Pada awal penelitian ini akan dilakukan
identifikasi struktur, sifat fisik dari tandan
kosong sawit (TKS ) yang relevan dengan
pengembangan proses pencacahan tandan
kosong sawit.
Struktur Tandan dan Serat
Kajian
awal
akan
dilakukan
untuk
menentukan struktur bahan tandan, dengan
cara mengetahui komponen penyusun tandan
kosong sawit. Untuk itu, digunakan 15 buah
sampel tandan kosong sawit (TKS) dari kelapa
sawit tenera dengan berat 1,0 – 8,2 kg per
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
tandan. Setiap tandan kosong sawit kemudian
hidrolik dan taransmisi, pemegang pisau akan
diurai
(tangkai,
bergerak secara translasi ke arah vertikal.
cabang, buah ikutan, dan kelopak). Persentase
Selama proses pengujian terhadap tangkai
berat setiap komponen kemudian dihitung
tandan kosong sawit dan spikelet tandan
berdasarkan berat total tandan.
kosong sawit, mata pisau diberi beban aksial
berdasarkan
komponennya
Sifat fisik tandan kosong sawit yang
(ke arah bawah), sehingga menimbulkan bekas
akan dikaji adalah bentuk, ukuran, berat
pemotongan pada sampel tandan kosong sawit
volume, akan dilakukan dengan menggunakan
(TKS), selanjutnya bekas dari pemotongan
sampel tandan kosong sawit. Hasil kajian dapat
diukur
digunakan
hubungan
pemotongan. Sedangkan gaya potong dapat
volume dengan berat total tandan kosong sawit.
dibaca langsung pada Compressive-tensile
4.2.2. Gaya dan Energi Untuk Pemotongan
machine. Dalam penelitian ini, diambil sampel
untuk
menentukan
kedalamannya
beserta
lebar
Tandan Kosong Sawit (TKS)
dari beberapa tangkai dan spikelet tandan
Kajian akan dilakukan untuk mengetahui
kosong sawit yang berbeda-beda.
pengaruh dari sudut mata pisau, sudut geser,
Pengambilan
data
divariasikan
dari
dan sudut pemotongan terhadap gaya potong
bagian pangkal, bagian tengah, dan bagian
dan energi potong
ujung. Alat uji diatur untuk mendeteksi gaya-
spesifik
dari
tandan
kosong sawit.
gaya pemotongan terhadap tandan kosong
Proses pemotong tandan kosong sawit
sawit.
(TKS) dipengaruhi oleh beberapa parameter
Dalam penelitian ini, tandan kosong
seperti bentuk pisau, sudut potong, sudut
sawit (TKS) dijepit dengan menggunakan dua
geser, sudut mata pisau, dan jenis material
plat penjepit yang bisa diatur sedemikian rupa.
yang digunakan sebagai bahan pisau potong,
Untuk mencegah terjadinya lenturan (defleksi),
sangat mempengaruhi besarnya gaya potong
jarak antara mata pisau dengan potongan
spesifik dan energi potong spesifik yang
sampel tandan kosong sawit diatur sekecil
dibutuhkan untuk memotong tandan kosong
mungkin. Pada posisi horizontal dari sampel
sawit.
yang
dialas sebuah papan dengan ketebalan 2
digunakan tersebut dapat diketahui secara
centimeter, supaya mata pisau tidak cepat
lengkap dengan menggunakan Compressive-
tumpul bila terjadi kontak langsung pada waktu
tensile machine.
pemotongan, selanjutnya pisau diatur dengan
Efek
-
efek
dari
parameter
Alat uji Compressive-tensile machine ini
0
0
sudut pemotongan (shear angle) 0 , 15 dan
dilengkapi dengan suatu alat bantu yang dapat
30O. Sudut mata pisau dibuat dengan variasi
digunakan sebagai penjepit model pisau potong
(angle knife edge) 25 O, 30
yang akan diteliti. Penjepit yang digunakan
vertikal dari pisau yang terpasang pada penjepit
merupakan
divariasikan
pemegang
pisau
potong
O
dengan
O
O
sudut
dan 35O. Posisi
geser
(oblique
O
dihubungkan dengan kepala lintang alat uji
angle) 20 , 30 dan 40 kecepatan pisau turun
Compressive-tensile
machine
memotong spikelet dan tangkai diatur 100
ditunjukkan
lampiran
pada
sebagaimana
1.
Dalam
mm/menit.
operasionalnya alat ini digerakkan oleh suatu
Pengaruh-pengaruh dari sudut potong
motor induksi, dengan bantuan perlengkapan
mata pisau (ANE), sudut geser (ANO), sudut
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
pengguntingan (SA), dan kematangan sampel,
ISSN : 1858-3709
Hasil pengamatan terhadap presentase
pada posisi pengamatan terhadap gaya potong
komponen tangkai, spikelet, dan
dan energi potong spesifik dilakukan dengan
dari tandan kosong sawit dapat lihat
mengambil tiga kali pengulangan pada masing-
Tabel 5.1, Tabel 5.2 dan Tabel 5.3
masing sampel. Sampel dari tiap kali penelitian
Tabel 5.1 Penguraian komponen TKS
diambil dari tandan kosong sawit yang berbeda-
No
bedaUntuk itu akan dibangun test rig yang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
diperlukan
untuk
menggerakkan
pisau
pemotong sesuai dengan kondisi operasi yang
diinginkan. Test rig mempunyai pemegang
pisau untuk memotong spikelet dan tangkai
tandan kosong sawit (Lampiran 2).
Selanjutnya
gaya
potong
spesifik
ditentukan dengan cara membagi besar gaya
potong dengan luas bidang potong. Sedangkan
Spikelet
(%)
51,65
70,40
52,56
52,20
53,76
57,52
57,26
54,20
56,04
57,14
55,05
66,99
58,70
58,25
59,49
data
–
pada
Buah
(%)
3,30
1,60
2,56
3,85
3,23
11,50
6,45
7,63
7,33
7,14
11,31
5,98
6,52
7,77
15,19
data
hasil
pengukuran terhadap struktur tandan kosong
per unit area mata pemotongan.
sawit (TKS) Pada Tabel 5.1, dan 5.2
Pengujian pemotongan dilakukan pada
bagian –bagian sampel yang berbeda–beda
yaitu pada pangkal, tengah, ujung tangkai dan
dilakukan
Tangkai
(%)
45,05
28,00
44,87
43,96
43,01
30,97
36,29
38,17
36,63
35,71
33,64
27,03
34,78
33,98
25,32
Berdasarkan
energi potong spesifik dihitung sebagai energi
spikelet,
Berat Sampel
( kg )
1,0
1,4
1,6
1,9
2,0
2,3
2,5
2,6
2,7
2,8
3,3
4,2
4,8
5,2
8,2
buah
dengan
perlakuan
sama setiap variasi sudut tiga kali ulangan.
terlihat bahwa persentase rata – rata tangkai,
spikelet, dan buah tidak rontok dari tandan
kosong sawit masing – masing adalah 35,8%,
57,40% dan 6,80%.
Pada Tabel 5.2 ditunjukkan persentase
Setelah didapat gaya potong minimum dari
variasi sudut mata pisau (ANE), sudut geser
(ANO) dan sudut pemotongan (SA) yang telah
dilakukan terhadap tangkai tandan kosong
kandungan maksimum dan minimum struktur
tandan kosong sawit yang terdiri dari tangkai,
spikelet dan buah serta standar deviasi.
sawit (TKS) dan spikelet.
Tabel 5.2 Persentasi struktur TKS
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada
bab
ini
akan
disajikan
hasil
No
Parameter
Min
Maks
Ratarata
Sd
pengukuran dan pembahasan. Penyajian hasil
1
Kandungan Tangkai, % 25,32
45,05 35,80
6,390
pengukuran
2
Kandungan Spikelet, % 51,65
70,40 57,40
5,250
3
Kandungan Buah, %
15,70 6,80
3,730
dan
pembahasan
disajikan
merujuk kembali kepada tujuan penelitian yang
meliputi identifikasi struktur dan sifat fisik dari
tandan
kosong
sawit,
gaya
dan
energi
pemotongan untuk tandan kosong sawit (TKS),
evaluasi teknis prototipe dengan menggunakan
parameter pisau pemotong yang sudah diuji.
5.1. Identifikasi Struktur dan Sifat Tandan
kosong sawit (TKS )
1,60
Catatan: Jumlah sampel untuk identifikasi sifat
fisik tandan kosong sawit adalah
15
buah; sedangkan untuk penentuan
persentase komponen TKS digunakan
sampel sebanyak 5 buah .
Dari
Tabel
5.2
diketahui
bahwa
persentase berat tangkai minimum adalah
25,32% dari berat tandan, sedangkan berat
tangkai minimum adalah 45,05% dari berat
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
tandan kosong sawit. Berat rata – rata tangkai
w
A
dari setiap tandan kosong sawit 35,80%
sedangkan standar deviasi dari pengukuran
berat yang dilakukan terhadap
15 sampel
h
tangkai tandan kosong sawit adalah 6,390%.
A
Untuk penelitian terhadap komponen spikelet
diketahui bahwa presentase berat minimum
l
Potongan A-A
Gambar 5.1. Dimensi yang diukur dari TKS
adalah 51,65% dari berat tandan kosong sawit,
Dari dimensi yang diamati diatas dapat
sedangkan berat spikelet maksimum adalah
buatkan
70,40% dari berat tandan kosong sawit. Berat
dilakukansebagai berikut
rata – rata dari setiap spikelet pada tandan
kosong sawit
adalah 57,40% sedangkan
5,250%.
Demikian
juga
penelitian
yang
dilakukan terhadap komponen buah diketahui
persentase berat buah minimum adalah 1,60%
dari berat tandan kosong sawit yang diambil
sebagai sampel.
Sedangkan
berat
buah
maksimum
adalah 15,70% dari berat tandan, dan berat
rata-rata buah dari setiap tandan kosong sawit
adalah 6,80%, sedangkan standar deviasai dari
pengukuran berat yang dilakukan terhadap 15
hasil
pengukuran
yang
Tabel 5.3. Hasil Pengukuran terhadap dimensi
TKS
standar deviasi dari pengukuran berat yang
dilakukan terhadap 15 sampel spikelet adalah
tabel
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Berat
Sampel
Kg
1,0
1,4
1,6
1,9
2,0
2,3
2,5
2,6
2,7
2,8
3,3
4,2
4,8
5,2
8,2
Panjang
(l) cm
30,00
31,00
40,00
38,00
33,00
42,00
36,00
44,00
54,00
42,00
41,00
45,00
40,00
46,00
57,00
Berdasarkan
Tinggi Lebar
(h) cm (w) cm GAD
13,00 17,00 18,79
13,00 23,00 21,01
14,00 29,00 25,32
15,00 25,00 24,24
18,00 27,00 25,22
19,00 28,00 28,17
18,00 23,00 24,61
17,00 25,00 26,54
20,00 28,00 31,15
19,00 35,00 30,34
20,00 34,00 30,32
21,00 28,00 29,80
24,00 34,00 31,96
22,00 40,00 34,34
24,00 37,00 36,99
data
–
data
Sphericity
0,63
0,68
0,63
0,64
0,76
0,67
0,68
0,60
0,58
0,72
0,74
0,66
0,80
0,75
0,65
hasil
sampel buah yang masih tersisa pada tandan
pengukuran terhadap tandan kosong sawit,
adalah 3,735%.
sebagaimana di tunjukkan pada Tabel 5.3 di
Untuk mengidentifikasi struktur tandan
atas diketahui bahwa, geometris dari tandan
kosong sawit (TKS), maka pada beberapa
kosong
bagian
mendekati geometris elip
dari
pengukuran.
sampel
penelitian
Bagian-bagian
dilakukan
yang
diukur
tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1
terdiri dari panjang tandan (l), lebar bagian
tandan yang diamati (w) dan tinggi tandan (h).
Sedangkan
lengkap
dari
hasil pengukuran secara
beberapa
ditunjukkan pada Tabel 5.3.
sampel
penelitian
sawit
tidak
bulat
simetris
atau
tetapi
oval,
dengan harga keovalan yang bervariasi antara
0,58 – 0,75.
Selanjutnya
harga-harga
minimum,
maksimum dan rata - rata serta standar deviasi
dari pengukuran terhadap dimensi tandan
kosong sawit dan sifat-sifat fisik dari beberapa
sampel penelitian terhadap tandan kosong
sawit ( TKS ) ditunjukkan pada Tabel 5.4.
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
y = 1,0322x – 19,6662 r = 0,94
kosong
dijadikan objek penelitian
sawit
yang
mempunyai berat
antara 1,0 sampai 8,2 kg. Sedangkan ukuran
yang dinyatakan sebagai panjang, lebar, dan
tebal rata–rata berdasarkan hasil penelitian
masing–masing
28,87
cm,
persentase
dan
adalah
tinggi
rata-rata
:
41,27
18,47
cm.
kandungan
cm,
Untuk
regresi
yang
menghubungkan geometric mean diameter
dengan berat tandan kosong sawit (TKS)
ditunjukkan pada Gambar 4.2
40.0
y = 1.0322x + 19.662
R2 = 0.885
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
tandan,
8.
2
tandan
garis
4.
8
Sampel
dan
3.
3
Catatan: Jumlah sampel untuk identifikasi sifat
fisik Tandan kosong sawit adalah 15
buah; sedangkan untuk penentuan
persentase komponen TKS digunakan
sampel sebanyak 5 buah
Data
2.
7
4,870
0,060
2.
5
27,92
0,68
36,90
0,79
x = Berat tandan kosong sawit , kg
2.
0
18,80
0,57
( 5.3 )
Dimana : y = Geometric mean diameter, cm
1.
6
6
Parameter
Berat (Kg)
Panjang, cm
Lebar, cm
Tinggi, cm
Geometric Mean
Diameter
Sphericity
Standar
deviasi
1,860
7,540
6,120
3,580
1.
0
No
1
2
3
4
5
Ratarata
3,10
41,27
28,87
18,47
Geometric Mean Diameter
Tabel 5.4 Sifat fisik dan komponen TKS
Minim Maksim
um
um
1,00
8,20
30,00
57,00
17,00
40,00
13,00
24,00
ISSN : 1858-3709
Berat TKS (kg)
spikelet, dan buah masing– masing adalah:
35,80%, 57,40%, dan 6,80%.
Sphericity
dipilih
sebagai
parameter
Gambar 5.2 Hubungan antara berat dengan
geometric mean diameter tandan kosong sawit
(TKS).
yang menyatakan bentuk tandan kosong sawit.
Parameter tersebut menunjukan bentuk relatif
Dari kajian ini diketahui bahwa sphericity
tandan terhadap benda bulat. Hadi (2001)
Sphericity dapat ditentukan dengan persamaan
(Geometric
mean
untuk
mendapatkan
geometric mean diameter digunakan
rumus
Geometric mean diameter = (panjang *lebar*
1/3
potong spesifik
yang
dibutuhkan
dan energi potong spesifik
untuk
mencacah
tandan
Didasarkan
pada formula dasar untuk
menentukan luas penampang busur benda
(5.2)
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian,
hubungan antara berat dan geometric mean
diameter
penampang tandan (A), sphericity salah satu
kosong sawit.
sebagai berikut :
tebal)
adalah
parameter yang sangat mempengaruhi gaya
diameter)/panjang (5.1)
Sedangkan
sawit
0,68. Dengan demikian untuk menentukan luas
sebagai berikut :
Sphericity=
rata - rata dari tandan kosong
(GMD)
dari
beberapa
sampel
penelitian tandan kosong sawit (TKS ) dapat
diperoleh persamaan yang merepresentasikan
hubungan satu sama lainnya, sebagai berikut :
berbentuk
lonjong
atau ellips, seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
60.00
w
d
Panjang TKS (cm)
y =1.2464x + 31.295
R2 =0.5458
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
Gambar.5.3 Luas penampang busur elips
0.00
1.0
1.6
2.0
2.5
2.7
3.3
4.8
8.2
Berat TKS ( kg)
Untuk bentuk geometrik tandan kosong
sawit (TKS) dengan koefisien pengali diambil
harga sphericty atau kebulatan rata - rata dari
tandan kosong sawit yaitu 0,68.
Gambar 5.4 Hubungan antara berat TKS
dengan panjang TKS
Dari
A = 0,68 w. d
( 4.4 )
Dari hasil pengukuran terhadap tandan
kosong sawit (TKS) dengan parameter yang
tandan
kosong
sawit
yang
regresi
(4.3)
dan
persamaan regresi (4.5) tersebut di atas
koefisien korelasi r untuk kedua
didapat
persamaan tersebut adalah 0,74.
diukur panjang, lebar, dan tebal dari sampel 5
buah
persamaan
Tandan kosong sawit (TKS) terdiri dari
diukur
tangkai, spikelet, dan buah ikutan serta yang
mempunyai pengaruh terhadap harga sphericty
tidak terontok di pabrik pengolahan sawit, dapat
atau kebulatan tandan kosong sawit.
digambarkan
Berdasarkan hasil penelitian, hubungan
antara berat tandan kosong sawit
(TKS)
dan panjang tandan kosong sawit (TKS)
diperoleh persamaan sebagai berikut:
yang telah dilakukan terhadap masing-masing
sampel.
Komposisi
komponen
y = 1,246x – 31,295
berdasarkan hasil penelitian
tersebut
dari
adalah
masing-masing
sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar berikut :
r = 0,74 (4.5)
di mana: y = panjang tandan kosong sawit, cm
x = berat tandan kosong sawit, kg
7%
36%
57%
Data dan garis regresi yang menunjukkan
hubungan
antara
kedua
variabel
tersebut
Gambar 5.4
Kandungan tangkai, %
Kandungan Spikelet, %
Kandungan Buah, %
Gambar 5.5 Diagram persentase komponen
tandan kosong sawit
Dalam identifikasi struktur dan sifat
tandan kosong sawit, dilakukan juga pengujian
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
kadar air. Kadar air dapat didefinisikan dengan
yang terdapat pada spikelet tidaklah
dua cara, yaitu basis basah dan basis kering.
juga untuk berat tandan kosong sawit yang
Kadar air basis basah (w wb ) dihitung dengan
berbeda. Metode pengujian yang
persamaan sebagai berikut:
untuk mengetahui kadar air pada tandan
W wb =
berat basah – berat kering
100 %
sama,
dilakukan
kosong sawit adalah dengan memotong tangkai
x
masing-masing
(4.6)
bagian
berat basah
menjadi
pangkal
tiga
(basal),
bagian
bagian
yaitu
tengah
(equatorial) dan bagian ujung (apical). Tabel
sedangkan, kadar air basis kering (w dk ) dihitung
5.5 dan Tabel 5.6 menunjukkan kadar air
dengan persamaan sebagai berikut:
berbagai posisi untuk masing – masing, tangkai
W dk =
berat basah – berat kering
100 %
dan spikelet.
x
(4.7)
berat kering
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
sampel tandan kosong sawit, kandungan air
atau kadar air yang terdapat pada tandan yang
sama, baik yang terdapat pada tangkai maupun
Tabel 5.5 Data analisa kadar air pada tangkai TKS
Br.
No
Region
cawan
(gram)
Br.
Br.Keri
Basah
ng
Bahan Bahan
(gram) (gram)
+ Br.C
+ Br.C
(gram)
(gram)
W wb
W dk
(%)
(%)
1 Basal
14.1598 6.0612 1.3447 20.2210 15.5045 77.814 350.74
2 Equatorial
13.7879 6.3605 1.1865 20.1484 14.9744 81.345 436.07
3 Apical
13.8629 4.6015 1.8321 18.4644 15.6950 60.184 151.15
1 Basal
13.5772 4.3567 1.4065 17.9339 14.9837 67.716 209.75
2 Equatorial
13.2818 5.7184 1.4551 19.0002 14.7369 74.554 292.99
3 Apical
13.7271 3.8349 1.9679 17.5620 15.6950 48.684 94.872
1 Basal
14.1432 5.6015 1.3322 19.7447 15.4754 76.217 320.46
2 Equatorial
13.8629 5.3567 1.0346 19.2196 14.8975 80.685 417.75
3 Apical
13.7735 4.3605 1.5835 18.1340 15.3570 63.685 175.37
Berdasarkan
analisa
data
hasil
penelitian pada tangkai tandan kosong sawit,
kadar air terbanyak terdapat pada bagian
pangkal,
B.Basah Br.Kering
sedangkan
kadar
air
terendah
terdapat pada bagian ujung. Hal ini disebabkan
pada pangkal tangkai tandan kosong sawit
susunan serat sangat padat dan rapat.
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
Kadar air basis basah (gram)
Br. cawan
(gram)
Region
Br.Basah Br.Kering +
Br.C
+B.C
(gram)
(gram)
Br. Basah Br. Kering
Bahan
Bahan
(gram)
(gram)
2,0
1,8
1,6
1,4
W wb
(%)
5
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
W dk
(%)
Kadar air basis kering (gram)
10
Tabel 5.6 Data analisa kadar air pada spikelet
TKS
No
ISSN : 1858-3709
1 Basal
3.4425
0.7666
0.6090
4.2091
4.0515
20.5583 25.8785
2 Equatorial
2.9426
1.4390
1.1829
4.3816
4.1255
17.7971 21.6502
3 Apical
4.2146
1.8208
1.5254
6.0354
5.7400
016.2236
1 Basal
2.9506
1.1284
0.8986
4.0790
3.8492
Basal
Equatorial
20.3651
25.5731
2 Equatorial
3.6506
1.3779
1.1334
5.0285
4.7840
Region
17.7444 21.5723
3 Apical
4.0292
1.7332
1.4490
5.7624
5.4782
16.3974 19.6135
1 Basal
4.0871
1.0324
0.8272
5.1195
2 Equatorial
2.9569
1.1680
0.9496
4.1249
Gambar 5. 6 Hubungan posisi pengujian
4.9143
19.8760 24.8066
dengan kadar air
a.
Basis
basah
spikelet
3.9065
18.6986
22.9992
3 Apical
3.2314
1.6582
1.3204
4.8896
4.5518
Apical
b. Basis
kering spikelet
20.3715 25.5832
c.
Catatan : Berat cawan (Br.C)
0,2
0,0
19.3654
Basis basah tangkai
d. Basis kering tangkai
Berdasarkan
Tabel
5.6
analisa
penelitian pada spikelet tandan kosong sawit,
kadar air terbanyak terdapat pada bagian
pangkal,
sedangkan
kadar
terdapat pada bagian ujung.
air
5.2. Gaya dan Energi Potong Spesifik Tandan
Kosong Sawit
Hasil pengukuran terhadap gaya potong
terendah
Dapat diambil
spesifik
basah maupun berat kering dari sampel.
Mengingat besarnya harga perbedaan berat
masing-masing
bagian
pada
tangkai
dan
spikelet yang tidak terlalu signifikan, maka
perbedaan ini dianggap tidak mempengaruhi
gaya potong dan energi potong spesifik yang
dibutuhkan untuk mencacah tandan kosong
sawit (TKS).
Sedangkan hubungan satu sama lain
antara bagian (region) dari spikelet dan tangkai
tandan kosong sawit terhadap berat kering dan
berat basah dapat direpresentasikan dengan
Gambar. 5.6
dan
energi
potong
spesifik (EPS) dari tandan kosong sawit
kesimpulan berdasarkan berat masing-masing
bagian dari tangkai dan spikelet, baik berat
(GPS)
ditunjukkan pada Tabel 5.7, 5.8, 5.9, 5.10, 5.11,
5.12,5.13, 5.14, 5.15, 5.17, 5.18, 5.19, 5.20,
5.21, dan 5.22. Besarnya gaya potong dan
energi potong spesifik yang dimuat dalam tabeltabel tersebut merupakan harga rata-rata pada
masing masing sampel dengan kondisi sudut
mata
pisau,
pengguntingan
sudut
yang
geser
dan
sudut
berbeda-beda.
Untuk
menentukan harga gaya potong spesifik, P
yang dibutuhkan untuk memotong tandan
kosong sawit digunakan persamaan, P = F/A,
di
mana F adalah gaya potong maksimum
yang dibutuhkan dalam Newton dan A adalah
luas permukaan yang menerima gaya yang
2
diberikan oleh pisau dalam (mm ). Harga luas
penampang A, dengan idealisasi penampang
tandan kosong sawit (TKS) berbentuk bulat
lonjong
(elips)
Gambar
5.3
seperti
dapat
ditunjukkan
ditentukan
pada
dengan
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
Persamaan 5.4, A = 0,68 . w. d ; di mana (w)
adalah lebar rata-rata tandan kosong sawit
Gambar 5.7 Simbol-simbol pengukuran pada
sampel tandan kosong sawit
(diperoleh dari hasil pengukuran) dalam (mm),
dan d adalah kedalaman perpindahan mata
5.2.1 Pengaruh dari Sudut Mata Pisau
pisau (displacement) dalam (mm). Sedangkan
0,68
koefisien
dalam
merepresentasikan
persamaan
tingkat
Sudut mata pisau merupakan salah satu
ini
parameter yang sangat mempengaruhi harga
kebulatan
gaya potong dan energi potong spesifik yang
(sphericity) dari penampang tandan kosong
dibutuhkan untuk mencacah tandan kosong
sawit, sebagaimana telah dijelaskan dalam
sawit (TKS).
uraian sebelumnya. Cara pengujian terhadap
Pada
sampel spikelet dan tangkai tandan kosong
5.7
dan
Tabel
5.8
ditunjukkan data dan analisa hasil penelitian,
sawit seperti Gambar 5.7.
yang menunjukkan pengaruh yang ditimbulkan
oleh sudut mata pisau terhadap gaya potong
d
w
w
Tabel
w
w
w
dan energi potong untuk tiga variasi sudut mata
s1
s
s
pisau yang digunakan yaitu, 250 , 300 dan 350.
Tabel 5.7 Pengaruh sudut mata pisau terhadap gaya dan energi potong spesifik pada tangkai tandan
kosong sawit
F
No ANE ANO SA
1
2
3
0
0
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
35
s1
s2
s3
0
w1
mm mm mm mm
w2
w3
d
GPS
A
2
EPS
2
N/cm
Nm/cm
2
mm
mm
mm
mm
mm
55
259,6
152,0
69,67
9,0
1558,0
38,511
0,3466
800 400 305 220 155
259,2
187,0
131,75
10
1728,3
46,287
0,4629
950 300 205 120
259,6
152,0
69,67
7
1211,8
78,397
0.5488
600 300 205 120
0
0
30
N
0
l
55
Tabel 5.8 Pengaruh sudut mata pisau terhadap gaya dan energi potong spesifik pada spikelet tandan
kosong sawit
F
No ANE ANO SA
0
0
30
0
0
35
0
1
25
2
3
s1
s2
s3
w1
w2
w3
d
GPS
A
2
Eps
2
2
Nm/cm
1,804
N/cm
mm
mm
mm mm mm mm mm mm
mm
0
550 110
40
35
35
6,36 8,18 5,45 8,0
407,3 135,04
0
650 135
50
40
45
8,52 8,22 5,11 7,0
459,8 141,38 0,9897
0
900 125
50
50
25
8,00 5,23 4,00 9,0
612,0 147,05 1,3235
0
0
0
0
0
0
N
l
yang
adalah 0,3466 Nm/cm2 yaitu pada sudut mata
ditunjukkan pada Tabel 5.7 dan Tabel 5.8 untuk
pisau 250. Sedangkan pada spikelet, gaya
tiga
potong spesifik terkecil adalah 135,045 N/cm2,
Berdasarkan
variasi
mempergunakan
data
-
data
pemotongan
dengan
tiga variasi sudut mata
potong diketahui bahwa pada tangkai, gaya
2
sedangkan
energi
potong
spesifik
terkecil
2
adalah 1,0804 Nm/cm yaitu pada sudut mata
potong spesifik terkecil adalah 38,51 N/cm ,
pisau 250. Sedangkan berdasarkan penelitian
sedangkan
yang telah dilakukan oleh (Hadi dan Zoehadi,
energi
potong
spesifik
terkecil
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
1993) terhadap tandan buah segar (TBS)
200 , 250, 300, 350 dan 400 ditunjukkan pada
didapat GPS dan EPS pada range sudut 150,
Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Pengaruh sudut mata pisau terhadap gaya potong dan energi potong spesifik pada tandan
buah segar (TBS) dan tandan kosong sawit.
Tangkai
.Sudut
Mata Pisau
TBS
EPS
TKS
GPS
2
Spikelet
2
N/cm
EPS
TBS
GPS
Nm/cm
2
2
N/cm
EPS
TKS
GPS
Nm/cm
2
EPS
2
Derjat
Nm/cm
N/cm
15
0.55
90
2.75
310
20
0.60
80
1.90
260
Nm/cm
GPS
2
2
N/cm
25
0.70
70
0.35
38.51
2.70
340
1.08
135
30
1.35
140
0.46
46.29
3.85
450
0.99
141
35
1.25
130
0.55
78.40
3.20
380
1.32
147
40
1.55
155
4.50
465
Gaya potong dan energi potong spesifik
% dan energi potong spesifik yang dibutuhkan
mempunyai harga minimum pada sudut mata
spikelet tandan buah segar rata – rata lebih
0
pisau 20 . Pada tangkai tandan buah segar
tinggi 59,2 %.
Adanya perbedaan harga –
2
harga gaya potong terendah adalah 80 N/cm
harga gaya potong spesifik dan energi potong
dan energi potong spesifik terkecil adalah 0,60
spesifik antara tandan buah segar dan tandan
2
Nm/cm . Sebaliknya gaya potong dan energi
kosong sawit, disebabkan tandan buah segar
0
(TBS) masih menyatu dengan batang sehingga
potong spesifik yang tertinggi pada sudut 40
2
2
yaitu 155 N/cm dan 1,55 Nm/cm . Pada spikelet
kandungan air dan serat – serat
tandan buah segar, gaya potong terendah
tandan dan tangkai masih dalam kondisi segar
2
adalah 260 N/cm dan energi potong spesifik
penyusun
dan kuat.
2
terkecil adalah 1,90 Nm/cm . Sedangkan gaya
Secara grafis, pengaruh dari sudut
potong dan energi potong spesifik yang tertinggi
mata pisau terhadap gaya dan energi spesifik
0
pada sudut 40 yaitu
2
465 N/cm dan 4,50
2
Nm/cm .
yang dibutuhkan untuk pemotongan tandan
kosong sawit ditunjukkan pada Gambar 4.8.
Bila dibandingkan antara gaya potong
150,
140,
dan energi potong spesifik terendah yang
dibutuhkan pada tandan kosong sawit dengan
120,
tandan buah segar (TBS), gaya potong spesifik
100,
Selanjutnya
gaya
potong
spesifik
yang
dibutuhkan pada spikelet tandan buah segar
rata – rata lebih tinggi 57,8%. Kemudin energi
potong spesifik yang dibutuhkan
10
90,
80,
8
70,
60,
6
50,
40,
4
30,
20,
2
10,
0,
tandan buah segar rata – rata lebih tinggi 62,5
0
2
tangkai
3
3
Sudut Mata Pisau
GPS
EPS
EPS
GPS
EPS
segar rata – rata lebih tinggi 51,86 %.
12
110,
.GPS (Nm/cm2)
yang dibutuhkan pada tangkai tandan buah
14
130
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
Secara grafis, hubungan antara sudut
lama untuk beroperasi di bawah pengaruh
mata pisau dengan gaya potong spesifik dan
tandan kosong sawit. Sebaliknya, dengan sudut
energi potong spesifik tanadan buah segar
mata
(TBS) dan kosong sawit ditunjukkan pada
direkomendasikan akan membutuhkan gaya
Gambar 5.9.
dan energi potong spesifik yang lebih besar.
pisau yang
lebih
besar
dari
yang
Konsekuensinya dibutuhkan daya yang besar,
500
5.00
450
4.50
400
4.00
350
3.50
300
3.00
250
2.50
200
2.00
150
1.50
100
1.00
50
0.50
0
VI.KESIMPULAN DAN SARAN
EPS (Nm/cm2)
GPS (N/cm2)
sehingga biaya akan lebih besar.
5
10
15
20
25
30
35
40
1. Gaya potong maksimal pada pemotongan
tangkai
tandan
sebesar
0.00
0
6.1. Kesimpulan
kosong
sawit
2
78,397
didapat
dengan
N/cm
45
menggunakan
Sudut Mata Pisau
GPS-TBS Tangkai
GPS-TKS Tangkai
GPS-TBS Spikelet
EPS-TKS Spikelet
GPS-TKS Spikelet
EPS-TBS Tangkai
EPS-TKS Tangkai
EPS-TBS Spikelet
sudut
mata
pisau
35,
terlihat bahwa gaya potong terkcil untuk
tangkai tandan kosong sawit terletak pada
sudut mata pisau 25 sebsar 38,511 N/cm2,
Gambar 5.9 Pengaruh dari sudut mata pisau
terhadap gaya potong dan energi potong
spesifik pada tandan buah segar (TBS) dan
tandan kosong
sawit
gaya potong spesifik dan energi potong
spesifik akan menajdi kecil dan besar pada
kedua sudut mata pisau tersebut, dengan
.
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini,
maka
direkomendasikan untuk menggunakan jenis
mata pisau dengan sudut mata pisau 250.
Sedangkan
berdasarkan
penelitian
yang
pernah dilakukan oleh (Hadi dan Zoehadi,
1993)
sehingga juga mempengaruhi terhadap
terhadap tandan buah segar (TBS),
lebar
pemotongan
yang ebrbeda-beda,
dengan memperkecil sudut mata pisau
dapat menghemat 40,8% gaya potong.
Untuk pemotongan spikelet dengan cara
yang sama variansi sudut mata pisau
didapat gaya potong terkecil pada sudut
gaya dan energi potong spesifik mempunyai
25 sebsar 135 N/cm2, dan yang terbesar
harga minimum pada sudut mata potong (ANE)
sudut
200. Seperti halnya pada tandan buah segar,
sedangkan gaya potong spesifik dan energi
berdasarkan
potong spesifik juga mempengaruhi oleh
kosong
hasil
sawit,
penelitian
sebenarnya
pada
tandan
tidaklah
ada
kedua
35
sebsar
sudut
147,059
mata
sudut
pisau,
dengan
perbedaan yang terlalu signifikan terhadap
memperkecil
gaya dan energi potong spesifik baik pada
menghemat 12%. Gaya potong tangkai
pisau potong dengan sudut mata potong 250,
tandan kosong sawit dapat dikurangi 48%
300 maupun 350. Dengan harga sudut mata
dari gaya potong spesifik yang spikelet.
pisau yang lebih rendah, akan diperoleh gaya
Perbedaan gaya potong danenergi potong
dan energi potong spesifik yang lebih rendah,
spesifik ayng dibutuhkan untuk memotong
akan tetapi sangat terkendala pada umur pisau
tandan
di mana diperkirakan akan tidak tahan terlalu
dibandingkan
kosong
mata
N/cm2,
sawit
untuk
pisau
lebih
dapat
kecil
memotong
jika
tandan
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume 2, Nomor 1, Oktober 2006
ISSN : 1858-3709
kosong sawit lebih kecil jika dibadingkan
2. Memberikan penyuluhan yang elbih intensif
dengan gaya dan energi potong spesifik
tentang pentingnya memanfaatkan limbah
yang dibutuhkan untuk memotong tandan
tandan kosong saw