Krisis Ekonomi Intervensi Negara dan Sta (1)
Krisis Ekonomi, Intervensi Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
dalam Kerangka Nasionalisme Ekonomi
PERDANA WAHYU SANTOSA
Direktur Riset Ekonomi dan Keuangan, Sabang Merauke Circle
Setiabudi Building II, 6th Floor, Suite 605,Jl. HR. Rasuna Said Kav. 62, Kuningan, Jakarta 12920
Wakil Dekan FE Universitas YARSI, Jakarta dan staf pengajar di Program DMB IPB, Program MM dan DMB
Universitas Padjadjaran serta MBA SBM ITB.
Email: [email protected]
Krisis demi krisis telah kita lalui, banyak hikmah
yang berbeda dibandingkan pada saat krisis keuangan
sekaligus trauma yang didapat dari terutama, dua
1997. Jadi kombinasi ketiga factor utama tersebutlah
krisis terakhir yaitu Krisis Keuangan Asia tahun
yang membuat perekonomian nasional lebih kokoh
1997/1998 dan Krisis Ekonomi Global yang dipicu
menahan krisis keuangan 2008 tersebut. Argumen-
oleh kasus subprime mortgage tahun 2008. Krisis
argumen tersebut tentunya dapat dipahami dengan
2008
mudah, misalnya factor kesehatan dan kehatian-
memiliki
perekonomian
skala
dunia
dan
yang
dampak
jauh
kerusakan
lebih
kuat
hatian sektor perbankan dan lembaga keuangan saat
dibandingkan krisis Asia 1998. Selain itu, krisis 2008
ini sudah jauh lebih baik, meskipun masih belum
juga telah membawa dampak lanjutan terhadap
ideal. Saat 1997, perbankan nasional memberikan
fluktuasi nilai tukar (currency) dan permasalahan
kredit dalam jumlah besar-besaran dengan kurang
fiskal akut di AS dan Uni Eropa. Namun faktanya,
hati-hati sehingga memicu non-performing loans
krisis global 2008 tersebut justru memberikan
(NPL) yang lebih tinggi dibandingkan saat ini.
dampak yang minimal, dibandingkan krisis keuangan
Jumlah utang yang menggelembung dengan NPL
Asia 1997 yang menimbulkan kerusakan serius bagi
tinggi akan meningkatkan risiko krisis.
perekonomian nasional serta memicu krisis sosial-
Akar dan sumber krisis keuangan 1997
politik skala nasional. Mengapa perekonomian
sejatinya
Indonesia saat ini relative lebih stabil dan kuat
perekonomian dan tidak sehatnya perbankan nasional
terhadap krisis global 2008 dibandingkan dengan
1997 yang terpicu oleh efek getok-tular (contagious
krisis keuangan 1997? Apakah ekonomi kita sudah
effect) dari krisis di Thailand. Kondisi perekonomian
memiliki fundamental yang kokoh? Apakah industri
yang kurang kondusif saat itu membuat Indonesia
jasa keuangan kita sudah memiliki stabilitas sistem
dengan mudah terseret pusaran krisis yang sangat
keuangan yang lebih baik?
merusak. Sedangkan krisis keuangan global 2008
Para ekonom dan analis keuangan telah
melontarkan
berbagai
komentar
profesionalnya
berasal
dari
kelemahan
fundamental
boleh disebut “murni eksternal” yang diakibatkan
oleh
penggelembungan
utang
(credit
bubble)
berbasis argumen dan analisis canggihnya. Sebagian
property berkualitas rendah (subprime mortgage) di
besar
perekonomian
AS yang kemudian menyeret investment banker
nasional lebih kebal terhadap krisis keuangan global
dunia seperti Lehman Brother, Bear & Stearn, JP
2008 karena faktor-faktor seperti kesehatan dan
Morgan, Goldman Sachs dan lainnya hingga AIG
stabilitas sektor keuangan, jenis dan sumber krisis
terpuruk. Untuk mengatasi krisis 2008 dilakukan
serta pengambilan kebijakan (policy) pemerintah
berbagai stimulus dan bailout dalam jumlah sangat
menilai
bahwa
penyebab
besar yang kemudian justru memicu masalah fiskal
keuangan 2008 berada di AS dan Uni Eropa.
AS.
Kebijakan pemerintah adalah menjaga likuiditas dan
Krisis fiskal terus merembet ke kawasan Uni
Eropa, beberapa anggota UE terindikasi mengalami
menurunkan bunga acuan (BI rate) sehingga sektor
riil lebih terjaga dari dampak krisis 2008 tersebut.
masalah dengan utang dan defisit yang cukup parah
Secara psikologis sektor perbankan dan
seperti Portugal, Irlandia, Italia, Yunani dan Spanyol
lembaga keuangan Indonesia masih trauma atas krisis
(PIIGS). Kabar terakhir,peringkat utang Perancispun
keuangan 1997 lalu sehingga tingkat kesehatan
sudah
perbankan, NPL serta risiko credit bubble telah
diturunkan
menjadi
Aa
dan
indikasi
melambatnya kegiatan ekonomi di Jerman dan
menjadi
Belanda. Resesi susulan ini disebabkan oleh paket-
perkembangan sektor financial dalam sepuluh tahun
paket penghematan anggaran dilakukan pada saat
terakhir menunjukkan tren meningkatnya kesehatan
perekonomian terus melambat serta tidak adanya
perbankan nasional (NPL semakin rendah) namun
bantuan yang sungguh-sungguh dari negara Eropa
fungsi intermediasinya masih lemah (terlihat dari
utara. Para ekonom memperkirakan akan terjadi
rendahnya loan-to deposit ratio-LDR). Selama ini,
“tubrukan
menyeret
kebijakan penting yang dilakukan pemerintah adalah
perekonomian global kepada “double dip recession ”.
penguatan secara finansial yang dikenal sebagai
Apabila hal ini terjadi, diyakini pemulihan krisis
Stabilitas
fiskal UE akan semakin sulit dan membutuhkan
implementasi SSK tersebut lebih fokus untuk
waktu jauh lebih lama.
menghindari terjadinya krisis ekonomi kembali.
finansial”
Selanjutnya
yang
jika
akan
ditinjau
dari
aspek
Maka
fokus
utama
Sistem
kebijakan
regulator.
Keuangan
tersebut
Pengamatan
(SSK).
memicu
Namun
masalah
kebijakan yang diambil pemerintah dan Bank
intermediasi
Indonesia pada krisis keuangan 1997 dengan 2008
menyebabkan LDR rendah dan dana pihak ketiga
terlihat perbedaan yang sangat menyolok. Pada 1997
sebagian besar hanya berlabuh di pasar uang dan
pemerintah, berdasarkan resep dari IMF, mengambil
pasar modal. Hal ini tentu bukan kondisi yang
kebijakan uang ketat (tight money policy) yang
diharapkan oleh pemerintah maupun pelaku bisnis
mengakibatkan bunga pinjaman komersial meroket
(peminjam) karena jika dibiarkan akan menjadi
tajam dengan ekspektasi menahan modal keluar
penghambat laju pertumbuhan ekonomi.
sistem
finansial
nasional
yang
(capital flight). Namun akibatnya sangat jauh dari
Pada krisis global 2008, tercatat hanya
harapan dalam keadaan panik dan terjadi social rush
sektor pasar financial yang terpukul signifikan yang
kebijakan ini justru langsung menghantam sektor riil
mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa
sehingga memicu kredit macet (default) besar-
Efek Indonesia (BEI) langsung merosot tajam sekitar
besaran. Maka selanjutnya risiko bisnis meningkat
52%
tajam dan mendorong capital flight lebih kencang
waktu,kepercayaan investor
lagi. Untuk krisis global 2008, tampaknya pemerintah
angsur IHSG kembali bertenaga bahkan menembus
dalam posisi yang lebih tenang dan nyaman karena
level psikologis 4000 pada Oktober 2012 lalu.
fundamental
sektor
Kebijakan pemerintah pada saat itu hingga kini
finansialnya lebih baik. Selain itu, episentrum krisis
dinilai jitu karena selain mampu mengembalikan
ekonomi
dan
kesehatan
dari
level
2800an.
Seiring
dengan
pulih dan berangsur-
kepercayaan investor pada sektor perbankan dan
ditumbuhkan agar perekonomian nasional lebih
pasar modal dari ancaman risiko sistemik sekaligus
kompetitif di pasar domestik dan berdaya saing di
member ruang bagi sektor riil untuk bertahan.
luar negeri. Mungkin bentuk ideal nasionalisme
Perekonomian nasional dapat tumbuh di atas rerata
ekonomi nasional masih dalam “pencarian” dan
pertumbuhan ekonomi global dan stabil. Pada 2008,
perdebatan para ekonom, ahli keuangan, birokrat
PDB dapat bertumbuh hingga 6,1% sementara
hingga
negara-negara maju mengalami pertumbuhan negatif.
nasionalisme ekonomi tersebut dapat diklasifikasikan
Hanya pada 2009 pertumbuhan Indonesia menurun
ke dalam kajian Ekonomi Politik. Hal lainnya,
menjadi 4,4% dan dalam dua tahun terakhir terus
tahapan masyarakat dalam proses pembangunan
bertumbuh dengan stabil di atas 6 persen. Hal ini
ekonomi merupakan sebuah transformasi masyarakat
mengindikasikan berbagai kebijakan pemerintah baik
tradisional menuju masyarakat modern merupakan
fiskal maupun moneter yang tepat.
proses multidimensional yang kompleks. Proses
akademisi.
Namun
yang
jelas
aspek
Dengan kinerja ekonomi yang baik tersebut,
pembentukan nasionalisme ekonomi tentu akan
perekonomian nasional sering mendapat berbagai
memerlukan perubahan orientasi ekonomi, politik
pujian baik dari lembaga keuangan dunia seperti
dan struktur sosial menjadi lebih bermartabat dan
World Bank, IMF, ADB dan lainnya serta berbagai
diyakini akan menuju ke arah yang lebih baik untuk
pihak penting lainnya. Bahkan Indonesia diprediksi
mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
oleh Morgan Stanley (2009) akan menjadi salah satu
Sikap ekonomi politik Indonesia dari krisis ke krisis
kekuatan ekonomi dunia yang baru bersama Brazil,
yang dijelaskan secara sederhana di atas menujukkan
Rusia, India dan China (BRIC) dan
McKinsey
bahwa kita mampu berubah menjadi lebih baik
Global juga menyatakan sanjungan atas stabilitas
merupakan modal utama untuk tinggal landas
pertumbuhan PDB dan meramalkan Indonesia akan
berlandaskan nasionalisme ekonomi yang membumi.
menjadi negara besar pada 2030. Kita boleh saja
berbangga atas pujian dan prediksi tersebut, namun
Krisis Neo-Liberal: Sebuah Renungan Kritis
yang lebih penting lagi adalah membenahi berbagai
Banyak pandangan menyatakan bahwa krisis dan
struktur ekonomi yang masih berdaya saing rendah
resesi ekonomi global saat ini dipicu oleh kegagalan
dan miskin inovasi. Bebagai kebijakan pemerintah
paham
tentu ditunggu oleh pelaku ekonomi agar daya saing
diimplementasikan secara intensif sejak 1980an.
perekonomian dan inovasi lebih baik lagi sehingga
Secara teoritis, ekonomi (neo)liberal menawarkan
produk dan jasa yang ditawarkan memiliki nilai
berbagai
kompetitif yang tinggi. Selain itu, diperlukan
pertumbuhan ekonomi modern. Ada tiga aspek yang
berbagai
menjadi
kebijakan
mendasar
terkait
dengan
ekonomi
keunggulan
keunggulan
neo-liberal
yang
yang
menjadi
ekonomi
mulai
kekuatan
liberal
yaitu
perdagangan luar negeri, investasi asing dan proteksi
mendorong pelaku ekonomi untuk kreatif, inovatif
strategik untuk melindungi sektor-sektor penting.
dan
Kerangka kebijakan ekonomi dan keuangan
berjiwa
keriwausahaan
(entrepreneurship)
sehingga memiliki keberanian dalam mengambil
nasional di masa depan seyogyanya dipayungi oleh
keputusan
berisiko
dan
cenderung
membuat
aspek “nasionalisme ekonomi”. Hal ini penting
terobosan inovatif. Teori ini juga sangat menekankan
konsep efisiensi, efektivitas, produktivitas dan clean
kini masih menjerat sebagian besar negara maju
& good governance baik di tingkat individu
seperti AS dan sebagian Uni Eropa. Sistem keuangan
(household),
hingga
modern yang selama ini begitu perkasa mengalami
pemerintahan/negara (country). Untuk mendapatkan
kebangkrutan bersama jatuhnya Lehman Brothers, JP
hasil yang optimal dari aliran ekonomi neo-liberal ini
Morgan,
diperlukan “persaingan pasar bebas” yang mampu
kejayaan sebuah sistem finansial tersebut tampaknya
mendorong peningkatan kualitas dan value of chain
perlu dikaji ulang secara fundamental. Salah satu
sehingga memberikan nilai tambah maksimal. Paham
akar permasalahan yang menjadi penyebab runtuhnya
liberal ini juga memberikan dukungan penuh pada
perekonomian AS dan sistem keuangan global adalah
aspek ilmiah, riset & pengembangan dan kemajuan
proses ketidakseimbangan (imbalances). Implikasi
ilmu dan teknologi yang memungkinkan terciptanya
dari imbalances tentunya sangat rumit.Morgan
berbagai temuan dan inovasi terbaru. Keunggulan
Stanley (2007) melaporkan bahwa telah terjadi
lainnya adalah terjaminnya kebebasan, kemajemukan
pemisahan (decoupling) yang semakin menganga
dan penegakan hukum untuk tercapainya demokrasi
antara kelompok negara maju (terutama AS) dengan
politik dan pertumbuhan ekonomiyang berkualitas.
negara-negara berkembang (terutama China). AS dan
perusahaan
(corporate)
Goldman
Sach
dan lainnya.
Simbol
Struktur ekonomi liberal ternyata tidak
kelompok negara maju lainnya dinilai meningkatkan
selalu dapat diimplementasikan dengan mudah dan
konsumsinya yang begaian besar dibiayai oleh utang.
memberikan hasil yang diharapkan karena memiliki
Dengan kata lain konsumsi saat ini dibebankan
berbagai kelemahan. Beberapa kelemahannya adalah
kemudian hari sehingga ketergantungannya atas
potensi
menggunakan
utang semakin lama semakin besar. Di sisi lain,
pendekatan linear, penyeragaman dan homogensisasi
China dan sebagian negara berkembang justru
dalam rekayasa sosial, ekonomi maupun politik.
semakin
Dengan demikian teori ini akan mengabaikan nilai-
dikonsumsi oleh negara-negara maju tersebut. Maka
nilai historis struktural dan historis kultural di negara
akan terjadi imbalances yang semakin besar karena di
sedang berkembang (emerging market). Beberapa
satu pihak uang konsumsi banyak beredar (sejatinya
riset juga menujukkan bahwa teori neo-liberal dapat
utang) dan di pihak lain justru melakukan saving atas
merusak nilai tradisional dan kearifan lokal (local
hasil produksinya.
dan
kecenderungannya
meningkatkan
produksinya
untuk
wisdom), semangat kebersamaan dan solidaritas
Dari mana munculnya utang tidak produktif
sosial bahkan tatanan agama. Prinsip kerjasama
tersebut? Diduga berasal dari sistem perbankan
berbasis hubungan sosial dan spiritual juga dihormati
bayangan
oleh ekonomi liberal namun tidak substansial. Selain
engineering yang menciptakan berbagai produk
itu, ekonomi liberal juga cenderung over optimistic
inovatif
dalam memprediksi perekonomian masa depan
derivatif. Praktik semacam ini sangat merugikan
sehingga sering terjadi hasil-hasil yang tidak sesuai
sektor riil karena fungsi utama perbankan sebagai
ekspektasi (under expectation ).
lembaga
(shadow
banking )
dan
financial
finansial yang pada umumnya produk
intermediasi
bergeser
menjadi
sarana
Konsep neoliberal kerap dituding sebagai
investasi yang mengarah kepada spekulasi di pasar
biang keladi krisis ekonomi global 2008 yang hingga
finansial global. Mekanisme perbankan seperti ini
juga
menimbulkan
masalah
lain,
yaitu
banjir
seluas-luasnya untuk terjadinga berbagai macam
likuiditas pada saat ini dengan segunung kewajiban di
penggelembungan (bubble) aset melalui berbagai
masa depan karena kebijakan moneter yang longgar
produk derivatif tersebut. Penggelembungan nilai
(easy money). Selain produk keuangan, pasar global
kelolaan hingga sangat besar yaitu sekitar USD450
juga memperdagang-kan komoditas berbasis futures
trilliun dan bandingkan dengan nilai total ekonomi
trading dalam nilai yang sangat besar. Singkatnya,
global yang hanya USD30 triliun dan ekonomi AS
sistem keuangan neoliberal ini memberikan ruang
yang berukuran USD10 triliun.
Aliran neoliberal meyakini bahwa inovasi di
oleh sektor riil namun sektor rumah tangga. Kondisi
pasar finansial melalui sistem shadow banking
ini membuat rakyat AS terbuai dalam gelimang high
merupakan
ekonomi
cost living berbasis utang dalam berbagai bentuk
sehingga regulasi yang berlebihan dapat merusak
inovatifnya. Kondisi pasar keuangan khususnya debt
struktur perekonomian As dan global. Sistem
market yang terus menggelembung, akhirnya pecah
peredaran uang juga tidak perlu diregulasi secara
pada September 2008 lalu dan mengakibatkan
berlebih dan bebas interbvensi negara agar bersifat
kekacauan dan keruntuhan sistem keuangan global
netral sehingga mekanisme pasar dapat bekerja
(beyond expectation ). Pasar finansial yang begitu
dengan optimal. Pemahaman ini dikenal berasal dari
besar dan megah, tiba-tiba runtuh begitu saja
Kaum Monetaris yang diotaki oleh Milton Friedman
sekalipun ekonomi AS saat itu cukup bagus. Pasar
(1912-2006)
Alan
bebas yang panik berperan besar menciptakan
Greenspan selama menjadi chairman The Fed. Maka
keguncangan stabilitas sistem keuangan global dan
terjadilah pertumbuhan ekonomi AS yang sangat
mendorongnya menjadi kolaps (freefall) seketika.
cepat namun memicu melonjaknya proporsi utang.
Sebuah renungan bagi kita semua.
pilar
dan
utama
pertumbuhan
dimplementasikan
oleh
Proporsi utang yang meningkat tajam justru “salah
arah”, karena sebagian besar utang tidak dinikmati
Dengan demikian sebagian besar pengendali
Stabilitas Sistem Keuangan
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) nasional saat ini
SSK berada pada OJK yang membuat regulasi dan
dan ke depan berada di bawah kendali Kementerian
pengawasan hingga aksi penindakannya. Penting bagi
Keuangan,
Bank Indonesia
OJK untuk mengambil hikmah krisis keuangan
Keuangan
(OJK).
dan Otoritas Jasa
Jasa
khususnya 2008 lalu yang pemulihannya hingga kini
Keuangan (OJK) berdasarkan motivasi ekonomi-
belum jelas arahnya. Konsep neo-liberal yang sudah
politik,
kualitas
mengakar dalam sistem keuangan AS dan global
microprudential seperti: aspek regulasi, pengawasan,
mungkin perlu dipertimbangkan pengendaliannya
manajemen risiko serta penindakan. Ruang lingkup
agar tidak menimbulkan kerentanan baik karena
OJK mencakup industri perbankan, pasar modal dan
faktor eksternal maupun internal. Kelonggoran yang
industri keuangan non bank (IKNB). OJK akan
dinikmati oleh sistem neoliberal global telah terbukti
berperan dalam menentukan arah, termasuk strategi
tidak selalu menciptakan pasar yang netral namun
di dalam penguatan struktur perekonomian sebagai
justru
upaya mendukung pertumbuhan, pemerataan dan
penggelembungan ekonomi. Tugas utama OJK
stabilitas sistem keuangan nasional. Selain itu OJK
adalah mengawasi sistem pasar finansial dalam hal
juga memberikan unsur edukasi finansial dan
ini BEI agar tidak terjadi penggelembungan aset dan
perlindungan bagi konsumen. Direncanakan OJK
utang. Selain itu, regulasi terhadap produk finansial
akan mengawasi sekitar 3.681 lembaga keuangan
harus diperkuat namun tetap memberikan ruang
bank, pasar modal, INKB warisan BI dan Bapepam-
inovasi yang memadai agar pasar dapat terus
LK. Nilai aset yang dikelola juga mencapai sekitar
berkembang mengikuti dinamika keuangan global.
dalam
Pembentukan
rangka
Otoritas
memperbaiki
Rp8000 triliun yang hampir setara dengan PDB. Ini
merupakan cakupan (span of control) dan beban
(load) kerja, yang menuntut ke hati-hatian serta
dengan kerumitan yang luarbiasa.
membentuk
distorsi-distorsi
dan
Dalam krisis keuangan 2008 lalu, salah satu
kompleks.Gambar
di
atas,
menurut
Deloitte
penyebabnya adalah terjadinya praktik shadow
memperlihatkan pertumbuhan shadow banking di AS
banking yang berlebih yang meliputi money market
yang dramatis sejak tahun 2004sampai peak level
funds, mutual funds, hedge funds, pension funds
tahun 2008 dengan nilai USD20,74 triliun dan
hingga exchange traded funds (ETF). Di AS selama
kemudian ambruk hingga kisaran USD9,53 triliun.
ini sistem perbankan bayangan ini berkembang pesat
Besaran shadow banking tersebut belum termasuk
dan menumbuh suburkan produk-produk derivatif
kelolaan hedge funds.
melalui
prosesengineering
yang
sangat
Dalam sistem perbankan konvensional,
membekas tergambar dari pemantauan NPL yang
pada umumnya nasabah menabungkan uangnya
rendah dan kebijakan anti credit bubble. Terlihat
melalui institusi perbankan seperti commercial
hasil pengawasan BI tersebut telah berhasil dengan
banking, saving instituion dan credit unions. Dana
baik, namun jika ditelaah rendahnya loan-to-
Pihak
perbankan
deposit ratio (LDR) perbankan nasional tersebut
didistribusikan dalam bentuk kredit komersial
menujukkan rendahnya penyaluran kredit ke sektor
(commercial loans) dan/atau kredit konsumsi
riil (produktif). Ini dampak negatif dari sikap
(consumer loans). Berbeda dengan itu, shadow
pruden yang berlebihan. Sebagian besar DPK
banking
untuk
diparkir di pasar uang dan pasar modal,seharusnya
investasi di pasar finasial melalui produk-produk
digunakan untuk menopang pertumbuhan bisnis.
derivatif yang canggih dan variatif. Macam ragam
Rendahnya fungsi intermediasi tersebut seharusnya
produk derivatif tersebut meliputi namun tidak
segera ditangani oleh otoritas BI atau OJK ke
terbatas pada Asset Backed Securities (ABS),
depan
Resedential Mortgage Backed Security (RMBS),
penghambat pembangunan secara keseluruhan.
Commercial Mortgage Backed Securities (CMBS),
Situasi tersebut diperparah dengan tingginya bunga
Collateralized Debt Obligations (CDOs), Credit
kredit (cost of funds) yang disalurkan perbankan
Ketiga
tersebut,
menggunakan
Default
Swap
oleh
DPK
(CDS),
tersebut
Structured
Investment
Vehicles (SIVs).
karena
jika
dibiarkan
akan
menjadi
karena tingkat efisiensi mereka yang masih rendah
sehingga menggunakan spread tinggi. Perbankan
Indonesia tidak terkena dampak serius dari
cenderung menggenjot kredit konsumsi dan kartu
pecahnya gelembung derivatif tersebut karena
kredit yang tidak produktif yang menyebabkan
pasar finasial kita masih “tradisional” yang belum
masyarakat kita menjadi masyarakat pengutang.
mengenal
produk-produk
derivatif
canggih
tersebut. Sehingga, dengan dukungan indikator
Konklusi
fundamental yang baik dan pertumbuhan ekonomi
Sebagai
yang stabil, IHSG terus berada dalam tren positif.
nasional, regulator harus mampu meningkatkan
Namun, produk-produk finasial yang inovatif
efektivitas
tersebut, dalam perkembangan pasar finansial ke
menjalankan fungsi intermediasi agar agen-agen
depan
sehingga
produksi dapat bertumbuh lebih baik lagi. Selain
dibutuhkan regulasi yang longgar namun tetap
itu, aksesibilitas terhadap sumber pendanaan baik
terkendali. OJK harus memiliki wawasan yang
perbankan, pasar modal maupun LK harus dibuka
cukup terhadap berbagai produk finansial “hybrid”
selebar dan semudah mungkin namun tetap dalam
atau istilahnya “abu-abu”. Kasus Antaboga di Bank
konteks kehatia-hatian yang wajar dan pantas. OJK
Century lalu juga terindikasi peranan produk hybrid
harus mampu meningkatkan daya saing industri
ini. Sebaiknya OJK harus terus mengklasifikasikan
keuangan sekaligus perekonomian nasional melalui
setiap produk keuangan agar jelas statusnya
langkah-langkah
sehinga efektivitas pengawasannya menjadi lebih
Peningkatan daya saing melalui sektor keuangan
baik.
adalah melalui financial market sophistication .
tampaknya
akan
teradopsi
perwujudan
dan
nasionalisme
efisiensi
yang
sektor
strategik
dan
ekonomi
keuangan
terukur.
Pengawasan terhadap perbankan nasional
Artinya kecanggihan pasar finansial baik dari segi
oleh BI terpantau semakin baik, walau masih jauh
mekanisne, IT dan instrumen investasinya yang
dari sempurna. Efek traumadua krisis keuangan
dikombinasikan
terakhir 1997 dan 2008 lalu tampaknya masih
microstructure yang tepat agar tercipta pasar modal
dengan
konsep
market
yang lebih efisien. Tampaknya, jika melihat
perlakuakn beberapa negara tetangga terhadap
perbankan yang berkspansi di sana, sudah saatnya
regulator
mulai
mengeluarkan
dan
merevisi
peraturan-peraturan investasi asing di bidang
keuangan.
Economy, McGraw-Hill, New York.
Prasetyantoko, A. (2010), Ponzi Ekonomi: Prospek
Indonesia di Tengah Instabilitas Global,
Gramedia, Jakarta.
Raharjo, M. Dawam (2011), Nalar Ekonomi Politik
Perekonomian nasional merupakan bagian
tak terpisahkan dengan sistem keuangan global
yang
Minsky, Hyman P (2008) Stabilizing an Unstable
cenderung
Santosa, Perdana Wahyu (2012), Seleksi Pimpinan
Namun, sekalipun prinsip liberal menawarkan
OJK dalam Pusaran Ekonomi Politik,
berbagai keunggulan dalam industri keuangan yang
Paper Seminar Nasional, Jakarta.
canggih
ini,
namun
paham
Bogor.
liberal.
semakin
menerapkan
Indonesia , Institut Pertanian Bogor Press,
pasar
bebas
Stigliz, Joseph E. (2010) Freefall: Freemarkets and
seyogyanya tidak dibiarkan sebebas-bebasnya.
the Sinking of the World Economy,
Penerapan sistem ekonomi liberal harus dalam
Penguin Books, UK.
payung nasionalisme dan sesuai dengan struktur
sosial, politik dan ekonomi tradisional serta nilainilai lokal dan agama. Untuk itu, sekalipun
merupakan bagian dari sistem ekonomi liberal,
Indonesia harus tetap melakukan intervensi yang
wajar agar potensi negatif dari liberalisme tersebut
dapat diminimalisisas sekecil mungkin. Dalam hal
ini,
mungkin
konsep
state-liberalism
dapat
dipertimbangkan kembali.
Referensi
American Banker Association (2012) Shadow
Banking System Cut by Half, Deloitte
Report, Dodd-Frank Tacker, US
Damanhuri, Didin. S (2010), Ekonomi Politik dan
Pembangunan: Teori, Kritik, dan Solusi
bagi Indonesia
dan Negara
Sedang
Berkembang, Institut Pertanian Bogor
Press, Bogor.
International
Monetary
Fund
(2009)
Global
Financial Stability Report: Responding
to the Financial Crisis and Measuring
Systematic Risk, IMF, Washington DC.
Krugman, Paul (2009) reprinted 1999, The Return
of Depression Economics, WW Norton &
Company, Inc., US
Zandi, Mark (2008) Financial Shock, Financial
Times Press, US.
dalam Kerangka Nasionalisme Ekonomi
PERDANA WAHYU SANTOSA
Direktur Riset Ekonomi dan Keuangan, Sabang Merauke Circle
Setiabudi Building II, 6th Floor, Suite 605,Jl. HR. Rasuna Said Kav. 62, Kuningan, Jakarta 12920
Wakil Dekan FE Universitas YARSI, Jakarta dan staf pengajar di Program DMB IPB, Program MM dan DMB
Universitas Padjadjaran serta MBA SBM ITB.
Email: [email protected]
Krisis demi krisis telah kita lalui, banyak hikmah
yang berbeda dibandingkan pada saat krisis keuangan
sekaligus trauma yang didapat dari terutama, dua
1997. Jadi kombinasi ketiga factor utama tersebutlah
krisis terakhir yaitu Krisis Keuangan Asia tahun
yang membuat perekonomian nasional lebih kokoh
1997/1998 dan Krisis Ekonomi Global yang dipicu
menahan krisis keuangan 2008 tersebut. Argumen-
oleh kasus subprime mortgage tahun 2008. Krisis
argumen tersebut tentunya dapat dipahami dengan
2008
mudah, misalnya factor kesehatan dan kehatian-
memiliki
perekonomian
skala
dunia
dan
yang
dampak
jauh
kerusakan
lebih
kuat
hatian sektor perbankan dan lembaga keuangan saat
dibandingkan krisis Asia 1998. Selain itu, krisis 2008
ini sudah jauh lebih baik, meskipun masih belum
juga telah membawa dampak lanjutan terhadap
ideal. Saat 1997, perbankan nasional memberikan
fluktuasi nilai tukar (currency) dan permasalahan
kredit dalam jumlah besar-besaran dengan kurang
fiskal akut di AS dan Uni Eropa. Namun faktanya,
hati-hati sehingga memicu non-performing loans
krisis global 2008 tersebut justru memberikan
(NPL) yang lebih tinggi dibandingkan saat ini.
dampak yang minimal, dibandingkan krisis keuangan
Jumlah utang yang menggelembung dengan NPL
Asia 1997 yang menimbulkan kerusakan serius bagi
tinggi akan meningkatkan risiko krisis.
perekonomian nasional serta memicu krisis sosial-
Akar dan sumber krisis keuangan 1997
politik skala nasional. Mengapa perekonomian
sejatinya
Indonesia saat ini relative lebih stabil dan kuat
perekonomian dan tidak sehatnya perbankan nasional
terhadap krisis global 2008 dibandingkan dengan
1997 yang terpicu oleh efek getok-tular (contagious
krisis keuangan 1997? Apakah ekonomi kita sudah
effect) dari krisis di Thailand. Kondisi perekonomian
memiliki fundamental yang kokoh? Apakah industri
yang kurang kondusif saat itu membuat Indonesia
jasa keuangan kita sudah memiliki stabilitas sistem
dengan mudah terseret pusaran krisis yang sangat
keuangan yang lebih baik?
merusak. Sedangkan krisis keuangan global 2008
Para ekonom dan analis keuangan telah
melontarkan
berbagai
komentar
profesionalnya
berasal
dari
kelemahan
fundamental
boleh disebut “murni eksternal” yang diakibatkan
oleh
penggelembungan
utang
(credit
bubble)
berbasis argumen dan analisis canggihnya. Sebagian
property berkualitas rendah (subprime mortgage) di
besar
perekonomian
AS yang kemudian menyeret investment banker
nasional lebih kebal terhadap krisis keuangan global
dunia seperti Lehman Brother, Bear & Stearn, JP
2008 karena faktor-faktor seperti kesehatan dan
Morgan, Goldman Sachs dan lainnya hingga AIG
stabilitas sektor keuangan, jenis dan sumber krisis
terpuruk. Untuk mengatasi krisis 2008 dilakukan
serta pengambilan kebijakan (policy) pemerintah
berbagai stimulus dan bailout dalam jumlah sangat
menilai
bahwa
penyebab
besar yang kemudian justru memicu masalah fiskal
keuangan 2008 berada di AS dan Uni Eropa.
AS.
Kebijakan pemerintah adalah menjaga likuiditas dan
Krisis fiskal terus merembet ke kawasan Uni
Eropa, beberapa anggota UE terindikasi mengalami
menurunkan bunga acuan (BI rate) sehingga sektor
riil lebih terjaga dari dampak krisis 2008 tersebut.
masalah dengan utang dan defisit yang cukup parah
Secara psikologis sektor perbankan dan
seperti Portugal, Irlandia, Italia, Yunani dan Spanyol
lembaga keuangan Indonesia masih trauma atas krisis
(PIIGS). Kabar terakhir,peringkat utang Perancispun
keuangan 1997 lalu sehingga tingkat kesehatan
sudah
perbankan, NPL serta risiko credit bubble telah
diturunkan
menjadi
Aa
dan
indikasi
melambatnya kegiatan ekonomi di Jerman dan
menjadi
Belanda. Resesi susulan ini disebabkan oleh paket-
perkembangan sektor financial dalam sepuluh tahun
paket penghematan anggaran dilakukan pada saat
terakhir menunjukkan tren meningkatnya kesehatan
perekonomian terus melambat serta tidak adanya
perbankan nasional (NPL semakin rendah) namun
bantuan yang sungguh-sungguh dari negara Eropa
fungsi intermediasinya masih lemah (terlihat dari
utara. Para ekonom memperkirakan akan terjadi
rendahnya loan-to deposit ratio-LDR). Selama ini,
“tubrukan
menyeret
kebijakan penting yang dilakukan pemerintah adalah
perekonomian global kepada “double dip recession ”.
penguatan secara finansial yang dikenal sebagai
Apabila hal ini terjadi, diyakini pemulihan krisis
Stabilitas
fiskal UE akan semakin sulit dan membutuhkan
implementasi SSK tersebut lebih fokus untuk
waktu jauh lebih lama.
menghindari terjadinya krisis ekonomi kembali.
finansial”
Selanjutnya
yang
jika
akan
ditinjau
dari
aspek
Maka
fokus
utama
Sistem
kebijakan
regulator.
Keuangan
tersebut
Pengamatan
(SSK).
memicu
Namun
masalah
kebijakan yang diambil pemerintah dan Bank
intermediasi
Indonesia pada krisis keuangan 1997 dengan 2008
menyebabkan LDR rendah dan dana pihak ketiga
terlihat perbedaan yang sangat menyolok. Pada 1997
sebagian besar hanya berlabuh di pasar uang dan
pemerintah, berdasarkan resep dari IMF, mengambil
pasar modal. Hal ini tentu bukan kondisi yang
kebijakan uang ketat (tight money policy) yang
diharapkan oleh pemerintah maupun pelaku bisnis
mengakibatkan bunga pinjaman komersial meroket
(peminjam) karena jika dibiarkan akan menjadi
tajam dengan ekspektasi menahan modal keluar
penghambat laju pertumbuhan ekonomi.
sistem
finansial
nasional
yang
(capital flight). Namun akibatnya sangat jauh dari
Pada krisis global 2008, tercatat hanya
harapan dalam keadaan panik dan terjadi social rush
sektor pasar financial yang terpukul signifikan yang
kebijakan ini justru langsung menghantam sektor riil
mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa
sehingga memicu kredit macet (default) besar-
Efek Indonesia (BEI) langsung merosot tajam sekitar
besaran. Maka selanjutnya risiko bisnis meningkat
52%
tajam dan mendorong capital flight lebih kencang
waktu,kepercayaan investor
lagi. Untuk krisis global 2008, tampaknya pemerintah
angsur IHSG kembali bertenaga bahkan menembus
dalam posisi yang lebih tenang dan nyaman karena
level psikologis 4000 pada Oktober 2012 lalu.
fundamental
sektor
Kebijakan pemerintah pada saat itu hingga kini
finansialnya lebih baik. Selain itu, episentrum krisis
dinilai jitu karena selain mampu mengembalikan
ekonomi
dan
kesehatan
dari
level
2800an.
Seiring
dengan
pulih dan berangsur-
kepercayaan investor pada sektor perbankan dan
ditumbuhkan agar perekonomian nasional lebih
pasar modal dari ancaman risiko sistemik sekaligus
kompetitif di pasar domestik dan berdaya saing di
member ruang bagi sektor riil untuk bertahan.
luar negeri. Mungkin bentuk ideal nasionalisme
Perekonomian nasional dapat tumbuh di atas rerata
ekonomi nasional masih dalam “pencarian” dan
pertumbuhan ekonomi global dan stabil. Pada 2008,
perdebatan para ekonom, ahli keuangan, birokrat
PDB dapat bertumbuh hingga 6,1% sementara
hingga
negara-negara maju mengalami pertumbuhan negatif.
nasionalisme ekonomi tersebut dapat diklasifikasikan
Hanya pada 2009 pertumbuhan Indonesia menurun
ke dalam kajian Ekonomi Politik. Hal lainnya,
menjadi 4,4% dan dalam dua tahun terakhir terus
tahapan masyarakat dalam proses pembangunan
bertumbuh dengan stabil di atas 6 persen. Hal ini
ekonomi merupakan sebuah transformasi masyarakat
mengindikasikan berbagai kebijakan pemerintah baik
tradisional menuju masyarakat modern merupakan
fiskal maupun moneter yang tepat.
proses multidimensional yang kompleks. Proses
akademisi.
Namun
yang
jelas
aspek
Dengan kinerja ekonomi yang baik tersebut,
pembentukan nasionalisme ekonomi tentu akan
perekonomian nasional sering mendapat berbagai
memerlukan perubahan orientasi ekonomi, politik
pujian baik dari lembaga keuangan dunia seperti
dan struktur sosial menjadi lebih bermartabat dan
World Bank, IMF, ADB dan lainnya serta berbagai
diyakini akan menuju ke arah yang lebih baik untuk
pihak penting lainnya. Bahkan Indonesia diprediksi
mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
oleh Morgan Stanley (2009) akan menjadi salah satu
Sikap ekonomi politik Indonesia dari krisis ke krisis
kekuatan ekonomi dunia yang baru bersama Brazil,
yang dijelaskan secara sederhana di atas menujukkan
Rusia, India dan China (BRIC) dan
McKinsey
bahwa kita mampu berubah menjadi lebih baik
Global juga menyatakan sanjungan atas stabilitas
merupakan modal utama untuk tinggal landas
pertumbuhan PDB dan meramalkan Indonesia akan
berlandaskan nasionalisme ekonomi yang membumi.
menjadi negara besar pada 2030. Kita boleh saja
berbangga atas pujian dan prediksi tersebut, namun
Krisis Neo-Liberal: Sebuah Renungan Kritis
yang lebih penting lagi adalah membenahi berbagai
Banyak pandangan menyatakan bahwa krisis dan
struktur ekonomi yang masih berdaya saing rendah
resesi ekonomi global saat ini dipicu oleh kegagalan
dan miskin inovasi. Bebagai kebijakan pemerintah
paham
tentu ditunggu oleh pelaku ekonomi agar daya saing
diimplementasikan secara intensif sejak 1980an.
perekonomian dan inovasi lebih baik lagi sehingga
Secara teoritis, ekonomi (neo)liberal menawarkan
produk dan jasa yang ditawarkan memiliki nilai
berbagai
kompetitif yang tinggi. Selain itu, diperlukan
pertumbuhan ekonomi modern. Ada tiga aspek yang
berbagai
menjadi
kebijakan
mendasar
terkait
dengan
ekonomi
keunggulan
keunggulan
neo-liberal
yang
yang
menjadi
ekonomi
mulai
kekuatan
liberal
yaitu
perdagangan luar negeri, investasi asing dan proteksi
mendorong pelaku ekonomi untuk kreatif, inovatif
strategik untuk melindungi sektor-sektor penting.
dan
Kerangka kebijakan ekonomi dan keuangan
berjiwa
keriwausahaan
(entrepreneurship)
sehingga memiliki keberanian dalam mengambil
nasional di masa depan seyogyanya dipayungi oleh
keputusan
berisiko
dan
cenderung
membuat
aspek “nasionalisme ekonomi”. Hal ini penting
terobosan inovatif. Teori ini juga sangat menekankan
konsep efisiensi, efektivitas, produktivitas dan clean
kini masih menjerat sebagian besar negara maju
& good governance baik di tingkat individu
seperti AS dan sebagian Uni Eropa. Sistem keuangan
(household),
hingga
modern yang selama ini begitu perkasa mengalami
pemerintahan/negara (country). Untuk mendapatkan
kebangkrutan bersama jatuhnya Lehman Brothers, JP
hasil yang optimal dari aliran ekonomi neo-liberal ini
Morgan,
diperlukan “persaingan pasar bebas” yang mampu
kejayaan sebuah sistem finansial tersebut tampaknya
mendorong peningkatan kualitas dan value of chain
perlu dikaji ulang secara fundamental. Salah satu
sehingga memberikan nilai tambah maksimal. Paham
akar permasalahan yang menjadi penyebab runtuhnya
liberal ini juga memberikan dukungan penuh pada
perekonomian AS dan sistem keuangan global adalah
aspek ilmiah, riset & pengembangan dan kemajuan
proses ketidakseimbangan (imbalances). Implikasi
ilmu dan teknologi yang memungkinkan terciptanya
dari imbalances tentunya sangat rumit.Morgan
berbagai temuan dan inovasi terbaru. Keunggulan
Stanley (2007) melaporkan bahwa telah terjadi
lainnya adalah terjaminnya kebebasan, kemajemukan
pemisahan (decoupling) yang semakin menganga
dan penegakan hukum untuk tercapainya demokrasi
antara kelompok negara maju (terutama AS) dengan
politik dan pertumbuhan ekonomiyang berkualitas.
negara-negara berkembang (terutama China). AS dan
perusahaan
(corporate)
Goldman
Sach
dan lainnya.
Simbol
Struktur ekonomi liberal ternyata tidak
kelompok negara maju lainnya dinilai meningkatkan
selalu dapat diimplementasikan dengan mudah dan
konsumsinya yang begaian besar dibiayai oleh utang.
memberikan hasil yang diharapkan karena memiliki
Dengan kata lain konsumsi saat ini dibebankan
berbagai kelemahan. Beberapa kelemahannya adalah
kemudian hari sehingga ketergantungannya atas
potensi
menggunakan
utang semakin lama semakin besar. Di sisi lain,
pendekatan linear, penyeragaman dan homogensisasi
China dan sebagian negara berkembang justru
dalam rekayasa sosial, ekonomi maupun politik.
semakin
Dengan demikian teori ini akan mengabaikan nilai-
dikonsumsi oleh negara-negara maju tersebut. Maka
nilai historis struktural dan historis kultural di negara
akan terjadi imbalances yang semakin besar karena di
sedang berkembang (emerging market). Beberapa
satu pihak uang konsumsi banyak beredar (sejatinya
riset juga menujukkan bahwa teori neo-liberal dapat
utang) dan di pihak lain justru melakukan saving atas
merusak nilai tradisional dan kearifan lokal (local
hasil produksinya.
dan
kecenderungannya
meningkatkan
produksinya
untuk
wisdom), semangat kebersamaan dan solidaritas
Dari mana munculnya utang tidak produktif
sosial bahkan tatanan agama. Prinsip kerjasama
tersebut? Diduga berasal dari sistem perbankan
berbasis hubungan sosial dan spiritual juga dihormati
bayangan
oleh ekonomi liberal namun tidak substansial. Selain
engineering yang menciptakan berbagai produk
itu, ekonomi liberal juga cenderung over optimistic
inovatif
dalam memprediksi perekonomian masa depan
derivatif. Praktik semacam ini sangat merugikan
sehingga sering terjadi hasil-hasil yang tidak sesuai
sektor riil karena fungsi utama perbankan sebagai
ekspektasi (under expectation ).
lembaga
(shadow
banking )
dan
financial
finansial yang pada umumnya produk
intermediasi
bergeser
menjadi
sarana
Konsep neoliberal kerap dituding sebagai
investasi yang mengarah kepada spekulasi di pasar
biang keladi krisis ekonomi global 2008 yang hingga
finansial global. Mekanisme perbankan seperti ini
juga
menimbulkan
masalah
lain,
yaitu
banjir
seluas-luasnya untuk terjadinga berbagai macam
likuiditas pada saat ini dengan segunung kewajiban di
penggelembungan (bubble) aset melalui berbagai
masa depan karena kebijakan moneter yang longgar
produk derivatif tersebut. Penggelembungan nilai
(easy money). Selain produk keuangan, pasar global
kelolaan hingga sangat besar yaitu sekitar USD450
juga memperdagang-kan komoditas berbasis futures
trilliun dan bandingkan dengan nilai total ekonomi
trading dalam nilai yang sangat besar. Singkatnya,
global yang hanya USD30 triliun dan ekonomi AS
sistem keuangan neoliberal ini memberikan ruang
yang berukuran USD10 triliun.
Aliran neoliberal meyakini bahwa inovasi di
oleh sektor riil namun sektor rumah tangga. Kondisi
pasar finansial melalui sistem shadow banking
ini membuat rakyat AS terbuai dalam gelimang high
merupakan
ekonomi
cost living berbasis utang dalam berbagai bentuk
sehingga regulasi yang berlebihan dapat merusak
inovatifnya. Kondisi pasar keuangan khususnya debt
struktur perekonomian As dan global. Sistem
market yang terus menggelembung, akhirnya pecah
peredaran uang juga tidak perlu diregulasi secara
pada September 2008 lalu dan mengakibatkan
berlebih dan bebas interbvensi negara agar bersifat
kekacauan dan keruntuhan sistem keuangan global
netral sehingga mekanisme pasar dapat bekerja
(beyond expectation ). Pasar finansial yang begitu
dengan optimal. Pemahaman ini dikenal berasal dari
besar dan megah, tiba-tiba runtuh begitu saja
Kaum Monetaris yang diotaki oleh Milton Friedman
sekalipun ekonomi AS saat itu cukup bagus. Pasar
(1912-2006)
Alan
bebas yang panik berperan besar menciptakan
Greenspan selama menjadi chairman The Fed. Maka
keguncangan stabilitas sistem keuangan global dan
terjadilah pertumbuhan ekonomi AS yang sangat
mendorongnya menjadi kolaps (freefall) seketika.
cepat namun memicu melonjaknya proporsi utang.
Sebuah renungan bagi kita semua.
pilar
dan
utama
pertumbuhan
dimplementasikan
oleh
Proporsi utang yang meningkat tajam justru “salah
arah”, karena sebagian besar utang tidak dinikmati
Dengan demikian sebagian besar pengendali
Stabilitas Sistem Keuangan
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) nasional saat ini
SSK berada pada OJK yang membuat regulasi dan
dan ke depan berada di bawah kendali Kementerian
pengawasan hingga aksi penindakannya. Penting bagi
Keuangan,
Bank Indonesia
OJK untuk mengambil hikmah krisis keuangan
Keuangan
(OJK).
dan Otoritas Jasa
Jasa
khususnya 2008 lalu yang pemulihannya hingga kini
Keuangan (OJK) berdasarkan motivasi ekonomi-
belum jelas arahnya. Konsep neo-liberal yang sudah
politik,
kualitas
mengakar dalam sistem keuangan AS dan global
microprudential seperti: aspek regulasi, pengawasan,
mungkin perlu dipertimbangkan pengendaliannya
manajemen risiko serta penindakan. Ruang lingkup
agar tidak menimbulkan kerentanan baik karena
OJK mencakup industri perbankan, pasar modal dan
faktor eksternal maupun internal. Kelonggoran yang
industri keuangan non bank (IKNB). OJK akan
dinikmati oleh sistem neoliberal global telah terbukti
berperan dalam menentukan arah, termasuk strategi
tidak selalu menciptakan pasar yang netral namun
di dalam penguatan struktur perekonomian sebagai
justru
upaya mendukung pertumbuhan, pemerataan dan
penggelembungan ekonomi. Tugas utama OJK
stabilitas sistem keuangan nasional. Selain itu OJK
adalah mengawasi sistem pasar finansial dalam hal
juga memberikan unsur edukasi finansial dan
ini BEI agar tidak terjadi penggelembungan aset dan
perlindungan bagi konsumen. Direncanakan OJK
utang. Selain itu, regulasi terhadap produk finansial
akan mengawasi sekitar 3.681 lembaga keuangan
harus diperkuat namun tetap memberikan ruang
bank, pasar modal, INKB warisan BI dan Bapepam-
inovasi yang memadai agar pasar dapat terus
LK. Nilai aset yang dikelola juga mencapai sekitar
berkembang mengikuti dinamika keuangan global.
dalam
Pembentukan
rangka
Otoritas
memperbaiki
Rp8000 triliun yang hampir setara dengan PDB. Ini
merupakan cakupan (span of control) dan beban
(load) kerja, yang menuntut ke hati-hatian serta
dengan kerumitan yang luarbiasa.
membentuk
distorsi-distorsi
dan
Dalam krisis keuangan 2008 lalu, salah satu
kompleks.Gambar
di
atas,
menurut
Deloitte
penyebabnya adalah terjadinya praktik shadow
memperlihatkan pertumbuhan shadow banking di AS
banking yang berlebih yang meliputi money market
yang dramatis sejak tahun 2004sampai peak level
funds, mutual funds, hedge funds, pension funds
tahun 2008 dengan nilai USD20,74 triliun dan
hingga exchange traded funds (ETF). Di AS selama
kemudian ambruk hingga kisaran USD9,53 triliun.
ini sistem perbankan bayangan ini berkembang pesat
Besaran shadow banking tersebut belum termasuk
dan menumbuh suburkan produk-produk derivatif
kelolaan hedge funds.
melalui
prosesengineering
yang
sangat
Dalam sistem perbankan konvensional,
membekas tergambar dari pemantauan NPL yang
pada umumnya nasabah menabungkan uangnya
rendah dan kebijakan anti credit bubble. Terlihat
melalui institusi perbankan seperti commercial
hasil pengawasan BI tersebut telah berhasil dengan
banking, saving instituion dan credit unions. Dana
baik, namun jika ditelaah rendahnya loan-to-
Pihak
perbankan
deposit ratio (LDR) perbankan nasional tersebut
didistribusikan dalam bentuk kredit komersial
menujukkan rendahnya penyaluran kredit ke sektor
(commercial loans) dan/atau kredit konsumsi
riil (produktif). Ini dampak negatif dari sikap
(consumer loans). Berbeda dengan itu, shadow
pruden yang berlebihan. Sebagian besar DPK
banking
untuk
diparkir di pasar uang dan pasar modal,seharusnya
investasi di pasar finasial melalui produk-produk
digunakan untuk menopang pertumbuhan bisnis.
derivatif yang canggih dan variatif. Macam ragam
Rendahnya fungsi intermediasi tersebut seharusnya
produk derivatif tersebut meliputi namun tidak
segera ditangani oleh otoritas BI atau OJK ke
terbatas pada Asset Backed Securities (ABS),
depan
Resedential Mortgage Backed Security (RMBS),
penghambat pembangunan secara keseluruhan.
Commercial Mortgage Backed Securities (CMBS),
Situasi tersebut diperparah dengan tingginya bunga
Collateralized Debt Obligations (CDOs), Credit
kredit (cost of funds) yang disalurkan perbankan
Ketiga
tersebut,
menggunakan
Default
Swap
oleh
DPK
(CDS),
tersebut
Structured
Investment
Vehicles (SIVs).
karena
jika
dibiarkan
akan
menjadi
karena tingkat efisiensi mereka yang masih rendah
sehingga menggunakan spread tinggi. Perbankan
Indonesia tidak terkena dampak serius dari
cenderung menggenjot kredit konsumsi dan kartu
pecahnya gelembung derivatif tersebut karena
kredit yang tidak produktif yang menyebabkan
pasar finasial kita masih “tradisional” yang belum
masyarakat kita menjadi masyarakat pengutang.
mengenal
produk-produk
derivatif
canggih
tersebut. Sehingga, dengan dukungan indikator
Konklusi
fundamental yang baik dan pertumbuhan ekonomi
Sebagai
yang stabil, IHSG terus berada dalam tren positif.
nasional, regulator harus mampu meningkatkan
Namun, produk-produk finasial yang inovatif
efektivitas
tersebut, dalam perkembangan pasar finansial ke
menjalankan fungsi intermediasi agar agen-agen
depan
sehingga
produksi dapat bertumbuh lebih baik lagi. Selain
dibutuhkan regulasi yang longgar namun tetap
itu, aksesibilitas terhadap sumber pendanaan baik
terkendali. OJK harus memiliki wawasan yang
perbankan, pasar modal maupun LK harus dibuka
cukup terhadap berbagai produk finansial “hybrid”
selebar dan semudah mungkin namun tetap dalam
atau istilahnya “abu-abu”. Kasus Antaboga di Bank
konteks kehatia-hatian yang wajar dan pantas. OJK
Century lalu juga terindikasi peranan produk hybrid
harus mampu meningkatkan daya saing industri
ini. Sebaiknya OJK harus terus mengklasifikasikan
keuangan sekaligus perekonomian nasional melalui
setiap produk keuangan agar jelas statusnya
langkah-langkah
sehinga efektivitas pengawasannya menjadi lebih
Peningkatan daya saing melalui sektor keuangan
baik.
adalah melalui financial market sophistication .
tampaknya
akan
teradopsi
perwujudan
dan
nasionalisme
efisiensi
yang
sektor
strategik
dan
ekonomi
keuangan
terukur.
Pengawasan terhadap perbankan nasional
Artinya kecanggihan pasar finansial baik dari segi
oleh BI terpantau semakin baik, walau masih jauh
mekanisne, IT dan instrumen investasinya yang
dari sempurna. Efek traumadua krisis keuangan
dikombinasikan
terakhir 1997 dan 2008 lalu tampaknya masih
microstructure yang tepat agar tercipta pasar modal
dengan
konsep
market
yang lebih efisien. Tampaknya, jika melihat
perlakuakn beberapa negara tetangga terhadap
perbankan yang berkspansi di sana, sudah saatnya
regulator
mulai
mengeluarkan
dan
merevisi
peraturan-peraturan investasi asing di bidang
keuangan.
Economy, McGraw-Hill, New York.
Prasetyantoko, A. (2010), Ponzi Ekonomi: Prospek
Indonesia di Tengah Instabilitas Global,
Gramedia, Jakarta.
Raharjo, M. Dawam (2011), Nalar Ekonomi Politik
Perekonomian nasional merupakan bagian
tak terpisahkan dengan sistem keuangan global
yang
Minsky, Hyman P (2008) Stabilizing an Unstable
cenderung
Santosa, Perdana Wahyu (2012), Seleksi Pimpinan
Namun, sekalipun prinsip liberal menawarkan
OJK dalam Pusaran Ekonomi Politik,
berbagai keunggulan dalam industri keuangan yang
Paper Seminar Nasional, Jakarta.
canggih
ini,
namun
paham
Bogor.
liberal.
semakin
menerapkan
Indonesia , Institut Pertanian Bogor Press,
pasar
bebas
Stigliz, Joseph E. (2010) Freefall: Freemarkets and
seyogyanya tidak dibiarkan sebebas-bebasnya.
the Sinking of the World Economy,
Penerapan sistem ekonomi liberal harus dalam
Penguin Books, UK.
payung nasionalisme dan sesuai dengan struktur
sosial, politik dan ekonomi tradisional serta nilainilai lokal dan agama. Untuk itu, sekalipun
merupakan bagian dari sistem ekonomi liberal,
Indonesia harus tetap melakukan intervensi yang
wajar agar potensi negatif dari liberalisme tersebut
dapat diminimalisisas sekecil mungkin. Dalam hal
ini,
mungkin
konsep
state-liberalism
dapat
dipertimbangkan kembali.
Referensi
American Banker Association (2012) Shadow
Banking System Cut by Half, Deloitte
Report, Dodd-Frank Tacker, US
Damanhuri, Didin. S (2010), Ekonomi Politik dan
Pembangunan: Teori, Kritik, dan Solusi
bagi Indonesia
dan Negara
Sedang
Berkembang, Institut Pertanian Bogor
Press, Bogor.
International
Monetary
Fund
(2009)
Global
Financial Stability Report: Responding
to the Financial Crisis and Measuring
Systematic Risk, IMF, Washington DC.
Krugman, Paul (2009) reprinted 1999, The Return
of Depression Economics, WW Norton &
Company, Inc., US
Zandi, Mark (2008) Financial Shock, Financial
Times Press, US.