Jenis dan Perubahan Bidang Kajian Dalam

Jenis dan Perubahan Bidang Kajian Dalam
Pendidikan Islam
isusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bidang Studi Sejarah Sosial Pendidikan Islam

Disusun oleh:
Pemakalah

Lukman Hakim Ritonga
NIM: 3003163038
Moderator
Jepri Siswanto
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Dja’far Siddik, M.A
Dr. Siti Zubaida, M. Ag

Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan

BAB I
PENDAHULUAN

Makalah Ini Masih Perlu Didiskusiakan
1

Transformasi dalam pendidikan Islam tidak lepas dari perubahan sejarah. Bercerita
mengenai hal pendidikan akan tidak lepas dari sejarah peradaban Islam. Karena dari
peradaban yang berlangsunglah akan menimbulkan transformasi/perubahah berupa awal
berkembang, tumbuh peradaban/kejayaan, bahkan tidak dipungkiri ada yang mengalami
kemunduran. Oleh karena itu, sejarah sangat penting untuk dipelajari, siapa yang tidak
mengenal sejarah, ia akan kehilangan cerminan untuk masa depannya. Bahkan sampai
kehilangan keteladan/panutan. Seperti pepatah sejarah mengatakan: jika ingin melumpuhkan
suatu bangsa, maka jauhkan mereka dari ingatan sejarahnya.
Islam pernah mengalami puncak kejayaan dalam bidang pendidikan Islam. Hal
demikianlah para penikmat ilmu bergerak untuk menggali dan mengulas akan faktor kejayaan
pendidikan Islam. Juga, pemakalah juga berminat untuk mengupas sedikit tentang jenis dan
perubahan bidang kajian khususnya dalam pendidikan Islam.
Seperti terlihat pada masa keemasan pendidikan Islam masa pemerintahan Daulah
Abbasiyah, pendidikan Islam sudah menjadi perhatian yang tinggi bagi pemimpin yakni
dengan adanya lembaga pendidikan sudah mulai berkembang dan proses pengalihan ilmu
pengatahuan juga mulai berkembang.
Lembaga pendidikan Islam untuk pengajaran dan pendidikan pendirian Bait alHikmah oleh al-Ma’mun pada tahun 830 M di kota Bagdad. Dengan adanya lembaga ini

memberikan efek positif dijadikan sebagi pusat pembelajaran, penerjemahan buku karangan
bangsa-bangsa terdahulu seperti buku-buku karya bangsa-bangsa Yunani, Romawi, dan Persia
serta naskah yang ada di kawasan Timur Tengah dan Afrika, seperti Mesopotamia dan Mesir.
Perkembangan pendidikan pada masa Daulah Abbasiyah mengalami kemajuan seiring
dengan tingginya perhatian pada ilmu pengetahuan dan didirikannya lembaga dan lahirnya
tokoh-tokoh yang ahli di berbagai bidang keilmuan. Untuk menghantarkan pembaca pada
pemahaman sistematika jenis dan perubahan bidang kajian dalam pendidikan Islam, penulis
menuangkan pembahasan ini dengan periodisasi dimulai sejak awal datang Islam yang
dibawa oleh Rasulullah saw pada periode Mekkah dan Madinah, lalu dilanjutkan kemasa
khulafa’ al-Rasyidin yang empat (Abu Bakar, Umar Bin Khaththab, Utsman Bin ‘Affan, Dan

2

Ali Bin Abi Thalib). Dilanjutkan dengan masa pemerintahan dinasti Umayyah, kemudian
masa dinasti Abbasiyah.
Makalah ini memberikan ulasan apasajakah jenis dan perubahan yang terjadi dalam
pendidikan Islam sejak awal Islam hadir hingga dimasa Rasulullah saw hadir hingga
wafatnya sampai masa akhir bani Umayyah.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Jenis dan perubahan bidang kajian dalam pendidikan Islam
Pertumbuhan Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang sangat panjang. Pendidikan
Islam berkembang seiring kemunculan Islam itu sendiri. Dalam perspektif pada konteks
masyarakat Arab tempat Islam

lahir, dan pertama kali berkembang, kedatangan Islam

sempurna dengan hasil pendidikan penerapan sistem transformasi, karena pada dasarnya
masyarakat Arab pra-Islam tidak mempunyai sistem pendidikan formal.
Di awal perkembangan Islam pendidikan formal yang sistematis belum terselenggara.
Pendidikan yang berlangsung hanya bersifat informal; pendidikan ini lebih berkaitan dengan

3

upaya-upaya dakwah Islam iah yang dilaksanakan, seperti penyebaran dan penanaman ilmu
agama, dasar-dasar kepercayaan, dan ibadah Islam.1
Sejarah pendidikan Islam itu pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah Islam. Oleh
sebab itu tidak terlepas dari periode-periode yaitu perpindahan dari masa ke masa sejarah
Islam itu sendiri. Dengan demikian, pendidikan Islam yang berlangsung akan mengalami

perubahan- perubahan pada lembaga dan bidang kajian yang berlangsung di dalamnya di
delik pada periodesasi yang dirinci kepada masa-masa Islam berlangsung.
1. Pendidikan Islam pada masa Rasulullah saw
Agar lebih mendalam untuk membahas kajian pendidikan Islam

pada masa

Rasulullah terlebih dahulu diawali dengan pembahasan: apakah Rasulullah seorang pendidik?
menurut konsep pendidikan tugas pendidik itu ada tiga macam, yaitu :pertama, mentransfer
ilmu (transfer of knowledge), kedua, mentransferkan nilai-nilai (transfer of value), ketiga,
mentransferkan keterampilan (transfer skill).2 Rasulullah menyampaikan wahyu yang
berisikan informasi dan ilmu kepada para sahabatnya, beliau juga menamamkan nilai-nilai
yang positif dan baik, seperti nilai-nilai akidah dan akhlak mulia, begitu juga mentranfer
keterampilan dalam bentuk perilaku yang baik berkaitan dengan ibadah maupun akhlak,
dengan demikian Rasulullah patut disebut dengan seorang pendidik. Sejalan apa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah telah sesuai menurut Ahmad dalam bukunya ilmu pendidik
dalam persefektif Islam menyebutkan tugas pendidik adalah mendidik.3
Dapat kita menarik kesimpulan pendidikan Islam bermula ketika Rasulullah saw
menerima wahyu untuk pertama kalinya di gua Hira. Dalam peristiwa ini, Allah swt
“mendidik” Rasulullah saw melalui perantara malaikat Jibril as. Oleh karena itu, patut

ditegaskan bahwa dalam sejarah pendidikan Islam Rasulullah saw merupakan peserta didik
yang pertama sekali mendapat pendidikan Islam .
Setelah menerima wahyu, maka pada gilirannya Rasulullah berkewajiban untuk
menyampaikan wahyu tersebut. Wahyu yang diterima oleh Rasulullah kemudian disampaikan
kepada masyarakat, maka dalam hal ini Rasulullah telah memulai perannya sebagai pendidik.

1 Azyumuardi Azra, Pendidikan Islam : Tradisi ditengah Tantangan Milenium III, Cet Ke I( Jakarta :
2012), H. 2.
2Haidar Putra Daulay Dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah , Cet Ke I
(Jakarta : Kencana, 2013), H. 19.
3Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h.
78.

4

Pendidikan Islam pada masa Rasulullah dapat dibedakan menjadi 2 periode: Periode
Mekkah dan Madinah.
Periode Mekkah
Kondisi masyarakat Arab Mekkah saat itu dari sudut padang sosial adalah terdiri dari
kabilah yang sangat solid dan kuat, sehingga banyak terjadi peperangan antara kabilah demi

memperebutkan wilayah kekuasan. Adapun kondisi keberagaamaan masyarakat Mekkah saat
itu mempunyai kepercayaan yaitu menyembah berhala seperti berhala Latta, Uzza, dan
Manata. Ada juga masyarakat Arab setempat yang beragamakan ash shaibah yang
menyembah bintang-bintang (Zoroaster). 4
Sebagai tempat kelahiran nabi Muhammad saw seyogiyanya latar belakang dan
kondisi masyarakat Arab khususnya Mekkah memahami tentang bagaimana pendidikan yang
dilakukan oleh Rasulullah. Nah, ketika peristiwa besar yang terjadi pada Rasulullah yaitu
turunnya ayat pertama dan diikuti ayat berikutnya, maka dari situlah Rasulullah menetapkan
hatinya untuk melaksanakan dakwah Islamiah.
Sejalan dengan pelaksanaan dakwah Islam Rasulullah dalam tiga tahap maka secara
implisit berlangsung pulalah pendidikan Islam. Maka dari itu Rasulullah menerapkan
pendidikan Islam dengan tiga tahapan, di antaranya :
a. Dilakukan secara rahasia atau sembunyi-sembunyi, pendidikan Islam dilakukan secara
rahasia agar tidak ada tekanan dari Quraisy. Dalam tahapan ini Rasulullah
menyampaikan ajaran Islam kepada keluarga dan teman terdekat.
b. Dilakukan secara semirahasia, pendidikan Islam

yang dilakukan Rasulullah ini

ditujukkan kepada kelompok Abdul Muthalib.

c. Tahapan secara terbuka atau terang-terangan, pendidikan Islam

yang dilakukan

Rasulullah ini menyeru kepada masyarakat Arab khususnya penduduk kota Mekkah
untuk memeluk agama Islam, berdasarkan Q.S. al-Hijr ayat 94:
Artinya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.5
.

Inti implementasi pendidikan dan pengajaran Nabi selama di Mekkah ialah pendidikan

keagamaan mengajarkan ketauhian dan akhlak/ etika serta menganjurkan kepada manusia,
supaya mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuhtumbuhan dan alam semesta seagai anjuran pendidikan ‘aqliyah dan ilmiyah. Melalui

4Hasan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam , Jilid I (Jakarta: Kalam Mulia), h. 89.
5 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kencana, 2008), h. 23.

5


tahapan-tahapan yang dilaksanakan oleh Rasulullah dalam dakwah Islam ialah secara rahasia,
semi rahasia, secara terang-terangan, dan demonstratif.
Jenis bidang kajian yang didalami nabi muhammad saw pada periode ini berfokus
kepada mengajarkan ajaran I’tiqad dan keimanan, yaitu harusnya Allah swt lah yang
disembah bukan berhala yang dilakukan masyarakat Arab saat itu. Proses pendidikan Islam
pertama kali berlangsung di rumah, yaitu di rumah sahabat nabi Muhammad saw tertentu
adalah Dar Arqam sebagai contoh sewaktu Rasulullah berada pada tahap menyampaikan
ajaran Islam dengan rahasia digunakanlah rumah salah satu sahabat sebagai pusat kegiatan
pendidikan Islam, dia adalah Arqam bin Arqam, sejalannya dengan pendekatan pribadi yang
dilakukan oleh Rasulullah. Sehingga beberapa dari mereka masuk Islam diantara Khadijah,
Ali Bin Abi Thalib, Zaid Bin Haritsah, Abu Bakar, Ustman Bin Affan, Zubair Bin Awam,
Sa’ad Bin Abi Waqqas, Thalhah Bin Ubaidillah, Abu Ubaidah Bin Jarrah.
Pembinaan pendidikan Islam pada masa Mekkah disimpulkan meliputi:
a.

Pendidikan Akidah (keimanan) yaitu mengimani bahwasanya Allah swt semata disembah
yang berintikan akidah tauhid (mengesahkan allah swt) tanpa mempersekutukannya
sesuai dengan firman Allah Q.S al-Ikhlas : 1-5 dan Q.S al-Baqarah: 255.

b.


Pendidikan Akhlak yaitu Rasulullah mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik
sesuai dengan ajaran tauhid.6 Sedikit mengenai syari’ah, diperiode Madinah lebih
memantapkan pembinaan syari’ah benar-benar diintensifkan hingga pada suatu masa
disempurnakanlah didikan Islam

dengan turunnya wahyu terakhir Rasulullah. Hal

pendidikan akhlak ini diungkapkan Allah swt dalam Al-Qur’an Al-Karim pada surah AlAhzab ayat 21 berbunyi:7

       
     
   
”Artinya: “sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu sekalian
c. Pendidikan akal yaitu mempelajari dan memperdalam kejadian manusia dari segumpal
darah dan kejadian alam semesta
d.

Pendidikan Jasmani yaitu mementingkan kebersihan.8


6 Fakhrur Rozy Dalimunte, Sejarah Pendidikan Islam: Latar Belakang, Analisis, Pemikirannya,
(Medan : Firma Primbow, 1986), h. 26.
7 Q.S. al-Ahzab/33:21
8Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam ; Dari Zaman Nabi Saw, Khalifah-Khalifah Rasyidin,
Bani Umayyah Dan Abbasiyah Sampai Zaman Mamluks dan Ustmaniyah Turki, (Jakarta: Hidakarya Agung,
1992), h. 67.

6

Periode Madinah
Ditinjau dari geografis, kota Madinah terletak dibagian Utara kota Mekkah,
penduduknya mayoritas berniaga (bercocok tanam, berdagang). Kota Madinah awalnya
bernama Yatsrib. Hijahnya Rasulullah saw dari Mekkah ke Madinah bermula pada
situasi/kondisi Mekkah dan Madinah yang berbeda. Seperti di pembahasan terdahulu
masyarakat Arab Mekkah memiliki kabilah-kabilah yang kuat tidak heran antar kabilah akan
memperebutkan wilayah kekuasaan. Di Mekkah kaum muslimin mendapatkan perlakuan
yang tidak baik dari pihak Quraisy bahkan sampai kepada mendzalimi, memboikot, dan
menyiksa. Latar belakang inilah Rasulullah saw hijrah ke Madinah.
Pendidikan di Madinah tampak berkembang kemajuannya sejak datang dari sejumlah
penduduk Madinah yang berhaji ke Mekkah yaitu aqabah, saat ini Rasulullah berumur 51

tahun. Aqabah pertama berjumlah 12 orang dan aqabah ke dua dengan jumlah 73 orang dari
suku Aus dan Khazraj yang berbait ke pada Rasulullah. Kemudian Musab ibn Umair yang
diperintahkan rasullulah untuk mendidik membaca al-Qur’an, tauhid, ibadah kepada
kelompok yang telah berbaik kepada rasullulah sebagai buktinya isi perjanjian tersebut. 9
Setelah bai’at aqabah kedua berjalan secara sempurna, dengan kondisi di penekanan dari
quraisy di Mekkah terhadap muslim dan Rasulullah, maka akhirnya Rasulullah
memerintahkan untuk berhijrah. Setiba kaum muslim, sahabat Rasulullah, dan Rasulullah tiba
di Madinah, maka langkah awal untuk membangun kondisi masyarakat di Madinah ialah:
membangun mesjid, mempersaudarakan sesama kaum muslim (kaum Anshar dan Muhajirin)
dan Piagam Madinah.10
Mesjid adalah tempat pertama yang dibangun Rasulullah untuk berkumpul dan
bermusyawarah hal kondisi yang sedang dihadapi. Sebelum tiba di Madinah, Rasul sempat
singgah di beberapa tempat dan salah satunya adalah Quba, Quba adalah satu daerah terletak
di wilayah Madinah. Jaraknya kurang lebih lima kilometer dari pusat kota Madinah. Beliau
tinggal di daerah ini selama empat hari, sambil menunggu kedatangan Ali bin Abi Thalib ra
dari Mekkah, bersama rombongan. Sekarang dinamakan dengan Mesjid Quba, Berdiri pada
tahun 1 H (622 M) tujuannya untuk menghindari kekejaman kafir Quraisy Rasulullah saw
bersama Abu Bakar.
Hal ini disebabkan perjuangan Rasulullah saw dalam menegakkan ketauhidan yang
harus dilalui dengan penuh rintangan. Hampir setiap saat kaum kafir Quraisy selalu
9Syaikh Shafiyurahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah Cet 1, ( Jakarta: Gema Insani, 2013), h.
104.
10Ibid, h. 129.

7

mengawasi Nabi Muhammad saw. Ketika kesempatan berhijrah, maka langkah awal yang
harus dilakukan adalah dengan mendirikan mesjid sebagai pusat perjuangan dan dakwah
Islam. Ini pulalah yang dilakukan Rasulullah saw. Lalu, Rasulullah saw berangkat ke
Madinah, setiba di Madinah Rasulullah langsung membangun mendirikan Mesjid Nabawi,
setelah sebelumnya membangun Mesjid Quba sampai akhir menjadi kota Madinah
merupakan pusat segala kegiatan duniawi dan keagamaan termasuk pusat kegiatan
pendidikan dan pembinaan Islam .
Mesjid ini dibangun dengan dasar ketaatan dan ketakwaan Rasulullah saw kepada
Allah swt. “Sesungguhnya Mesjid yang didirikan atas dasar takwa (Mesjid Quba) sejak hari
pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam mesjid itu ada orang-orang
yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih” (Q.S. AtTaubah 9: 108).11 Pada potongan ayat nya berbunyi:

…   
Para sejarawan menyebutkan, tanah yang menjadi lahan pembangunan Mesjid ini
mulanya adalah lapangan milik Kultsum bin Hadam, yang biasa digunakan untuk menjemur
kurma.
Pendidikan pada periode Madinah adalah sebagai lanjutan pendidikan yang
disemarakkan oleh Rasulullah saw di Mekkah. sehingga bidang kajian pada materi/kurikulum
pembelajaran yang dilakukan nabi di Madinah mencakup bidang kajian :
a. Pendidikan tulis dan baca menyangkut dengan al-Qur’an
Nabi Muhammad saw menyampaikan risalahnya sebagai materi pembelajaran yang
disampaikan kepada sahabatnya menyuruh membaca, menghafal, atau menulis. Gerakan
belajar menulis dan membaca telah timbul sebagai suatu realitas turunya wahyu yang pertama
memerintahkan membaca.12 Ayat yang pertama diturunkan dari al-Qur’an mengandung
perintah membaca (iqra), Islam mengawali sebuah perubahan tradisi pengelolaan dari tradisi
lisan (menghafal) menuju tradisi (menulis dan membaca) melalui lembaga kuttab. Berbicara
mengenai istilah kuttab merupakan lembaga pendidikan dasar pada saat sebelum datangnya
Islam yang terfokus pada baca dan tulis, sampai hadirnya agama Islam. Di seputaran Mekkah
dan Madinah, satu satunya lembaga yang secara pure membidangi pendidikan yang
didalamnya diselenggarakan program baca tulis.
Pada mulanya pendidikan kuttab berlangsung di rumah-rumah para guru (mu’alim,
mu’addib) atau disekitar mesjid. Rasul memerintahkan al-Hakam b. Sa’id untuk mengajar di
kuttab, Madinah.13 Menurut Ahmad Syalabi seorang ilmuan pertama yang menjelaskan kuttab
11 Q.S. at-Taubah/9:108.
12Hasan Asari, Menyigkapkan Zaman Keemasaan Islam, Cet Ke III (Bandung: Cita Pustaka Media
Perintis , 2006), h. 6.
13Ali, Al-Mufashshal fi Tarikh Al-‘Arab Qabl Al-Islam, ( Baqhdad : Dar Al-Nahdlah, 1987), h. 292 .

8

menyebutkan terdapat dua jenis kitab dalam sejarah pendidika Islam, pertama kuttab yang
berfungsi mengajarkan tulis-baca dengan teks dasar puisi-puisi dasar Arab, kedua kuttab yang
berfungsi sebagai tempat pengajaran al-Qur’an dan dasar-dasar ajaran Islam. 14 Mengenai
waktu belajar di kuttab, Mahmud yunus menyebutkan dimulai hari Sabtu pagi hingga Kamis
siang sebagai berikut:
a. Materi baca tulis Alqur’an dimulai pada pagi hari sampai dhuhȃ
b. Pelajaran menulis diwaktu dhuha sampai dengan Zuhur
c. Gramatikal Arab, matematika, sejarah dimulai ba’da Zuhur sampai dengan
siang hari.15
Ketika Islam tersebar ke berbagai daerah Jazirah Arab, maka setelah itu sahabat
Rasulullah mengajarkan Islam kepada komunitas masyarakat. Bahwa pendidikan Islam
dengan dakwah Islam ialah tidak menjadi suatu paksaan untuk memeluk agama Islam , sesuai
dengan firman Allah :

        
     
    
       
Artinya :. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam ); Sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.16
b. Pendidikan keagamaan (akidah, ibadah, muamalah, akhlak)
Pada bidang kajian ini lebih menekankan pendidikan akidah, ibadah, muamalah, dan
akhlak. Akidah di periode Madinah sudah mantap, berbeda dengan Pendidikan Ibadah yang
diajarkan Rasulullah mendidik sahabat-sahabat untuk melaksanakan shalat, berjamaaah di
mesjid, puasa, zakat, dan mengerjakan haji. Bidang kajian muamalah adalah suatu sistem
sosial kebutuhan masyarakat untuk mendirikan kehidupan sosial, sebab dasar nilai
pendidikan Islam diletakkan pada Rasulullah di anggap sebagai “Din Wa Daulah” yakni
agama dan negara, contohnya jual beli, pinjam meminjam, jinayah, dan lainnya. Sedang
bidang kajian di pendidika akhlak ada dikenal dengan sebutan ahl suffah yaitu membersihkan
batin dari segala macam-macam penyakit hati. Dan ahl suffah tinggal di mesjid nabi yang
tugasnya beribadah kepada allah swt
14Ahmad Syalabi, History of Muslim Education ( Beirut : Dar Al Kasysyaf, 1954), h. 16.
15 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Mutiara, 1966), h. 15.
16Q.S. Al-Baqarah/ 2: 256

9

c. Pendidikan sosial dan kemasyarakatan
Materi pendidikan sosial Islam pada masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam konstitusi Madinah, yang dalam prakteknya diperinci lebih lanjut dan di
sempurnakan dengan ayat-ayat yang turun Selama periode Madinah. Tujuan pembinaan
adalah secara berangsur-angsur, pokok-pokok pikiran konstitusi Madinah diakui dan berlaku
bukan hanya di Madinah saja, tetapi luas, baik dalam kehidupan Jazirah Arab maupun dalam
kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Membina hubungan antara kaum muslimin dengan persaudaraan di kalangan umat
Islam , khusunya kaum anshar dan muhajirin. Disebutkan bahwa kaum anshar di sebut kaum
penolong, sedangkan kaum muhajirin disebut dengan orang yang berhijrah ke Madinah.17
Sejalan dengan dikatakan oleh Muhammad Hambal Shafwan dalam Intisari Sejarah
Pendidkan Islam , penekanan pendidikan yang diajarkan Rasulullah saw di Madinah:
1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru (pendidikan sosial politik) menuju satu
kesatuan sosial dan politik. Nabi melaksanakan pendidikan sebagai berikut:
a) menyerukan untuk antar suku saling berdamai dan ngikat kuat tali silaturrahmi.
Tidak saling memusuhi
b) Nabi menyarankan kepada kaum Muhajirin agar selalu ingat untuk berusaha dan
bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di
Mekkah dalam memenuhi kebutuhan hidup
c) Menjalin kerja sama dan tolong-menolong dalam membentuk tata kehidupan
masyarakat yang adil dan makmur
d) beribadah seperti menunaikan Sholat Jum’at sebagai media komunikasi seluruh
umat Islam .
2. Pendidikan dan kewarganegaraan
a) Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antar kaum muslimin.
b) Pendidikan kesejahteraan sosial
c) Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat.
3. Pendidikan al-walad dalam Islam. Rasulullah selalu mengingatkan kepada umatnya
antara lain:
a) Agar menjaga diri dan keluarga dari api neraka
b) Agar jangan meninggalkan anak dan keturunan dalam keadaan lemah
c) berdoa agar dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang menyenangkan hati
Adapun bentuk-bentuk pendidikan anak digambarkan dalam surat Luqman ayat 13-19
sebagai berikut; pendidikan tauhid, pendidikan sholat, pendidikan sopan santun dalam
keluarga, pendidikan sopan santun dalam masyarakat, pendidikan kepribadian, pendidikan
Hankam dakwah Islam 18.

17 Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam , (Jakarta: PT Al-Husna Zikra), h. 149 Kaum Anshar Ialah
Penduduk Mekkah yang Datang Ke Madinah, dan Muhajirin Penduduk Pribumi Kota Madinah
18Jurnal Potensia, Pendidikan Islam, Nasrul HS., Transformasi Sebuah Tradisi Intelektual: Asal Usul
dan Perkembangan Pendidikan Pada Masa Awal Sejarah Islam , Vol. 2, No. 2, Desember 2016, h. 231.

10

Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, ia segera mengatakan
dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar pertama, pembangunan mesjid selain dapat
sholat juga sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa
mereka, disamping sebagai tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang
dihadapi. Mesjid pada masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai tempat pemerintahan.
Periode yang berlangsung dilaksanakan Rasulullah pada Mekkah dan Madinah dan
bahkan di luar kota yang ada, adalah periode pembinaan pendidikan Islam.
2. Pendidikan Islam pada masa Khulafâu ar-Râsyidîn
Khulafâu ar-Râsyidîn dikenal dengan pengganti/penerus Rasulullah setelah wafat.
mereka sahabat nabi Muhammad saw yang berjuang menegakkan ajaran Allah swt, mereka
Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Masa pemerintahan khalifah Abu Bakar berlangsung selama 2 tahun (11-13 H)(632634 M), Umar BIN Khaththab memerintah selama 10 tahun (13-23 H)(634-644 M), Utsman
bin Affan memerintah 12 tahun (23-35 H)(644-655 M), Ali bin Abi Thalib memerintah
selama 6 tahun tahun (35-40 H)(655-660 M).19
Perlu kita ketahui, pendidikan yang dilakukan masa Khulafâu ar-Râsyidîn tidak jauh
berbeda dengan masa Rasulullah, pendidikan Islam pada masa Khulafâu ar-Râsyidîn juga
belum terlembaga seperti yang kita rasakan di era dewasa ini, terselenggara tapi belum
terorganisir secara sistematik. Pendidikan Islam

pada masa Khulafâ ar-Râsyidîn masih

mengandalkan mesjid sebagai tempat penyelenggaraan aktivitas pembelajaran. Kurikulum
yang digunakan masih mengadopsi kurikulum yang digunakan oleh Rasulullah.
A. Pendidikan Islam masa khalifah Abu Bakar Ash- Shiddiq
Abu Bakar Ash- Shiddiq bernama asli Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin
Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’aib bin Ghalib Al-Quraisyi AtTaimi.20
Wilayah kekuasaan Islam pada awal pemerintahan khalifah Abu Bakar Ash- Shiddiq
masih di Jazirah Arab dan tidak memfokuskan untuk mengembangkan wilayah kekuasaan.
Demikian, dikarenakan gejolak peristiwa yang di alami pada masa khalifah Abu Bakar AshShiddiq yaitu banyaknya kaum muslimin yang murtad, timbulnya nabi-nabi palsu seperti
Tulayhah dan Musailamah, lalu orang yang muncul sebagai nabi palsu menurut Jamil Ahmad
adalah Aswad Asni, Talha Bani As’ad, Sajah 21 tidak mengamalkan lagi syari’ah yang pernah
19 Sami Abdullah, Atlas Agama Islam , Terj. Fuad Syaifuddin, (Jakarta: Almahira, 2009), h. 167.
20 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Abu Bakar As- Shiddiq, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2013),
H. 22.
21 Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemukan, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), h. 11.

11

Rasulullah perintahkan, seperti; tidak membayar zakat karena mereka beranggapan wafatnya
Muhammad saw (11 H/632 M), akan terlepas seluruhnya yang berkaitan dengan Islam .
Dari sudut kependidikan, Abu Bakar Ash- Shiddiq berusaha untuk mengembangkan
kembali ajaran yang pernah rasul ajarkan kepadanya dan sahabat lainnya. Dipandang dari
bidang kajian materi pelajaran adalah sebagaimana yang pernah Rasulullah lakukan. Yakni:
pendidikan akidah, pendidikan al-Qur’an, keagamaan ibadah, akhlak, sosial, dakwah Islami,
pertahanan Daulah untuk memberantas kejolak yang terjadi di pemerintahannya, banyaknya
bermunculan pemberontak/perusak kota, bahkan yang lebih tragis mempropagandakan
sebagai nabi. Dengan ini, abu bakar ash- shiddiq memerintahkan Khalid bin Walid untuk
mengejar dan mencari agar menyatakan mencabut pernyataan kenabiannya. Alhamdulillah
berhasil.
Institusi yang digunaakan Abu Bakar Ash- Shiddiq dengan para sahabat di mesjid
Nabawi yang ada di kota Madinah.
B. Pendidikan Islam masa khalifah Umar bin Khaththab
Umar bin Khaththab bernama Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul ‘Uzza bin
Rabah bin Qurth bin Razah bin Ady bin Ka’ab bin Luay.22
Di masa pemerintahan Umar bin Khaththab melakukan gelombang skspansi
(perluasan kekuasaan) secara besar- besaran. Wilayah yang jatuh ke wilayah kekuasaan Islam
: Syiria, Mesir, Irak, Persia, Mosul, dll. 23 Ekspansi wilayah besar-besaran, dakwah Islam
semakin berkembang. Semangat berdakwah dan pendidikan di kalangan muslimin cukup
tinggi.
Sebab, perluasan yang sangat pesat itu, daerah Islam yang meluas hingga sampai ke
wilayah Timur menduduki Parsi dan sebelah Barat (Mesir) dan daerah sekitarnya. Barang
tentu banyak pulalah yang mempelajari Islam dari guru- guru yang diangkat oleh Umar bin
Khaththab dan masuk Islam. Perlu bimbingan dan pengajaran diberikan kepada orang yang
muallap. Oleh karena itu, kebutuhan pendidikan dan pengajaran sangat urgen dibentuk,
hingga materi pendidikan dan pengajaran agama bagi mereka yang baru masuk Islam segera
disusun, untuk mencegah simpang siur yang bisa membuat kesalahan mengenai pokok-pokok
akidah dan ibadah.
Institusi yang digunakan masa pemerintahan khalifah Umar bin Khaththab tidak
berbeda dengan apa yang digunakan masa Rasulullah, yaitu mesjid-mesjid, kuttab, dan
tempat-tempat yang pantas diberikan pengajaran. Dimana kekhalifahannya pendidikan kuttab
memainkan perannnya, berkembang dengan bertambahnya bidang kajian yang lebih luas lagi.
22 Imam As- Suyuthi, Tarikh Khulafâ Sejarah Para Penguasa Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.
25.
23 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), h. 37.

12

Seperti disebutkan Ahmad Syalaby materi yang dikaji antara lain tata bahasa Arab, risalah
nubuah, hadits- hadits Rasulullah.24 Bidang kajian yang pokok diberikan kepada masyarakat
mengenai keagamaan. Antara lain; mengkaji kembali Al-Qur’an, akidah, ibadah, syari’ah,
dan pendidikan akhlak (budi pekerti, moral), pertahanan hidup. 25 Sebagaimana yang pernah
Umar bin Khaththab ajarkan kepada penduduk agar memberikan pelajaran menunggang
kuda, memanah, berenang, pepatah-pepatah, syair-syair.
C. Pendidikan Islam masa Utsman bin ‘Affan
Khalifah ke-3 bernama Utsman bin ‘Affan bin Abi Ash bin Umayyah bin Abd Syams
bin Abdul Manaf.26 Masa pemerintahan Utsman tidak jauh berbeda dengan pemerintahan
sebelumnya yaitu Umar bin Khaththab yang memperluas daerah Islam. Utsman juga
memperluas wilayah Islam daratan, bahkan wilayah perairan dengan membentuk armada
angkatan laut. Bermula dari rencana perluasan dakwah Islami ke Afrika, Mesir, Cyprus.
Untuk sampai ke wilayah tersebut harus menyebrangi melalui lautan. Wilayah yang dikuasai
Ustman bin ‘Affan meliputi wilayah Afrika (Barqah Tripli Barat, Bagian Selatan,
Negerinubah), wilayah Asia (negeri Armenia, Tabaristan, Baktaria, Harah, Kabul, Haznah di
Turkistan), wilayah Eropa (pulau Cyiprus).27
Ditinjau dari segi pendidikan Islam yang digagas masih berjalan seperti apa yang
dilakukan oleh khalifah sebelumnya baik dari segi materi dan sarana prasarana. Bidang kajian
meliputi pendidikan agama, berupa pendidikan akidah, ibadah, akhlak, pendidikan al-qur’an.
Perluasan wilayah kekuasaan yang dilakukan, akan mempengaruhi terhadap etnis-etnis lain,
sehingga hubungan antara masyarakat multi-etnis dan multi kultur yang banyak menimbulkan
ada yang akan masuk Islam. Faktor demikianlah yang mendorong para sahabat nabi yang
belajar agama dan pemerintahan sejak awal perkembangan Islam

berinisiatif untuk

membantu mendidik untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama yang berhijrah dari Jazirah Arab.
Seperti pindah ke Syam, Parsi, Irak, dan Mesir.
Namun, persoalan yang terjadi sejak perluasan kekuasaan dan penebaran para sahabat
ke berbagai daerah, muncul berbagai fatwa dan ijtihad hukum yang berbeda antara satu
daerah dengan daerah lainnya, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat daerah. sebab
kota Madinah yang masyarakatnya lebih homogen. Periode ketiga ini merupakan titik awal

24 Shalaby, Ahmad., Sejarah Pendidikan Islam, Pent. Mukhtar Yahya Dkk, (Singapura: Pustaka
Nasional, 1976), h. 54.
25 Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah , Cet Ke I, h. 53.
26 Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2013), h. 16.
27 Philip K Hitti, History of The Arabs, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2010), h. 230.

13

pertumbuhan fiqh sebagai salah salah satu disiplin ilmu dalam Islam dan cikal bakal
munculnya ahli- ahli hadist (ahlul al-hadits).28
Lembaga yang digunakan mesjid, dan memberdayakan khuttab. Terlihat pada
rehabilitasi mesjid Nabawi, yang tampak mulanya bangunan yang sangat kecil dan sederhana.
Dipemerintahan Umar melakukan perluasan, lalu dilanjutkan pada utsman memperluas
kembali bangunan dan memperindah/renovasi dengan ornament-ornamen yang memukau.
D. Pendidikan Islam masa Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib bernama Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim alQuraisyi al-Hasyim. Lahir di kota Mekkah tahun 603 M, 32 tahun setelah kelahiran
Rasulullah atau 10 tahun sebelum Bi’tsah (pengangkatan sebagai rasul).29
Adapun pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, lebih disibukkan dengan urusan
penyelesaian permasalahan dalam negeri, hingga beliau memindahkan pusat pemerintahan
Islam ke Kufah Irak keluar dari Jazirah Arab. Pemindahan pusat pemerintahan ke Kufah itu
disebabkan beberapa faktor:
Pertama: ditinjau dari agama, yaitu sebagai upaya menjaga secara intensif dari
keummiyan ketauhidan Islami karena wilayah ini sentra berkembangnya ajaran Zoroaster
(Majusi) yang telah berakar dalam waktu lama.
Kedua, ditinjau dari geopolitik, karena wilayah Irak atau Mesopotamia merupakan
bagian dari wilayah fertile cressent area (wilayah bulan bingatang yang subur di Timur
Tengah).
Ketiga, ditinjau dari kepentingan niaga, Irak memiliki perlabuhan niaga lebih ramai
dikunjungi para wirausahawan dari negara penghasil rempah-rempah seperti Indonesia dan
sekitarnya. Cina dan India sebagai penghasil tekstil, komoditi. Posisi Madinah lebih kea rah
barat jika ditinjau dari India, Cina, dan Asia Tenggara. Sedangkan posisi Irak lebih ke Timur
dan menghadap ke Teluk Persia dan laut Arabia serta Samudera Persia atau Samudera India
sekarang.30
Latar belakang terjadinya perpecahan antar umat Islam ini berawal dari sebagian umat
Islam yang tidak setuju dalam pengangkatan Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah setelah
Utsman bin ‘Affan wafat. Maka timbul beberapa perlawanan yang mencetusnya peperangan
Perang Jamal datang dari Aisyah, Thalhah, dan Zubeir, dan dapat di lumpuhkan. Penantang
kedua dari Muawiyah bin Abi Sofyan, Gubernur Syam. Akhir peperangan ini melahirkan
Tahkim/arbitrase (perdamaian). Keputusan ini lah mengakibatkan dari sebagian Golongan Ali
yang tidak sepakat dengan keputusan yang diambil Ali hingga sampai kepada perpecahan
umat Islam.
28 Muhammad Hambal Shafwan, Intisari Sejarah Pendidikan Islam, (Solo: Pustaka Arafah, 2014), h.
90.
29 Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, h. 20.
30 Ahmad Mansur S Hambal Shafwan, Intisari Sejarah Pendidikan Islam, (Solo: Pustaka Arafah,
2014), h. 90.

14

Pada masa Ali bin Abi Thalib sangat miris terjadi, umat Islam pecah menjadi tiga
golongan besar:
a. Golongan Ali
b. Golongan Muawiyah
c. Golongan Khawarij31
Gejolak yang dirasakan dimasa pemerintahan Ali bin Abi Thalib tidak serta merta
melupakan kajian keagamaan yang di gaungkan saat itu. Mesjid-mesjid selain menjadi sarana
beribadah, kuttab, rumah-rumah juga menjadi lembaga intrumen penyampaian dakwah Islam
yang dilakukan.
Bidang kajian yang diajarkan ditinjau dari aspek materi pendidikan Islam
memusatkan kepada materi agama, meliputi akidah, ibadah, al-Qur’an, muamalah, jinayah,
hudud, hukum Islam. Seperti pendidikan Islam yang pernah Ali sampaikan sebagai nasehat;
berkata Ali, “janganlah sekali-kali seseorang takut kecuali takut atas dosanya. Janganlah
menggantungkan harapan kecuali kepada tuhannya. Janganlah orang yang tidak berilmu malu
untuk belajar. Janganlah seseorang yang tidak tahu sesuatu malu untuk mengatakan “Allah
a’lam”. Sesungguhnya kedudukan sabar bagi iman laksana kedudukan kepala pada jasad. Jika
kesabaran hilang, maka akan lenyap pula keimanannya, jika kepala hilang maka tidak ada
artinya”.32
E. Pendidikan Islam masa Bani Umayyah
Dinasti Umayyah adalah Muawiyah bin Abi Sofyan. Mengulas singkat sejarah Bani
Umayyah. Setelah wafat Ali bin Abi Thalib, Hasan putra Ali diangkat untuk menggantikan
Ali, tetapi tidak berapa lama kekuasaannya Hasan menyerahkan kekuasaan itu kepada
Muawiyah dengan syarat tertentu. Lalu, Muawiyah terangkatlah menjadi khalifah, seterusnya
di zaman Yazin bin Muawiyah Husein putra Ali juga, terbunuh di Karbala, sehingga
Muawiyah tidak memilki musuh politik. Hingga Bani Umayyah melakukan pembangunan
dan perluasan wilayah. Wilayah Islam pada masa kerajaan ini terbentang dari Andalusia
(Spanyol). Umayyah berkuasa sejak tahun 41 H sampai dengan 132 H. Dengan 14
khalifahnya silih berganti-ganti.
Periode ini dikatakan sebagai masa pertumbuhan dan perkembangan pendidikan
Islam. Masa pemerintahan ini yang berpusat pada kota Damaskus, terjadi yang begitu banyak
perluasan daerah kekuasaan Islam. Ekspansi yang pernah terhenti dimasa Utsman dan Ali
dilanjutkan kembali oleh Bani Umayyah. Dizaman Muawiyah dapat menguasai daerah
Khurasan sampai ke Afghanistan dan Kabul. Ekspansi yang pernah dilakukan Muawiyah ke
Timur dilanjutkan kembali oleh Khalifah Abdul Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi
31 Lihat Haidar Putra Daulay dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah , Cet Ke I, h. 56.
32 Lihat Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa’ “Sejarah Penguasa Islam: Khulafa’ Urrasyidin, Bani
Umayyah, Bani Abbasiyyah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), h. 216.

15

sungai Oxuz dan berhasil menundukkan Balkh sampai Samarkand dan Punjab sampai
Maltan.33
Keberhasilan yang dimililki Bani Umayyah yang sangat luas meliputi wilayah ke
Timur dan Barat. Daerah- daerah tersebut meliputi: Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina,
Jazirah Arab, Irak, sebagian kecil Asia kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan, Uzbekistan, dan
Kirgis di Asia Tengah.34
Tinjauan dari segi pendidikan dan bidang kajian yang dilakukan pada masa Dinasti
Umayyah yang telah berjalan beberapa aktivitas pendidikan yang tumbuh: lembaga yang
digunakan dalam mengkaji ilmu tidak jauh berbeda dengan sebelumnya yang berpusat pada
mesjid dan Kuttab. Seperti terlihat pada pemerintahan Walid bin Abdul Malik yang
mendirikan mesjid Umayyah ditabalkan di Damaskus, dimasa yang sama didirikan mesjid azZaitunah di Tunisia yang dianggap sebagai Universitas tertua di dunia yang masih ada sampai
sekarang. Juga, berdiri mesjid Qairawan di Afrika Utara oleh Uqbah bin Nafi’i. Majelis
sastra, yaitu balai pertemuan yang disiapkan khalifah dihiasi hiasan yang indah, hanya
diperuntukkan bagi sastrawan dan ulama terkemuka. Pendidikan istana, Pendidikan yang
diselenggarakan dan diperuntukkan khusus bagi anak-anak khalifah, para pejabat
pemerintahan.
Kontak yang dilakukan Islam dengan keberbagai wilayah peradaban terutama
peradaban Yunani yang basic nya kaya akan falsafah Yunani dan ilmu pengetahuan lainnya.
Ketika saat itu umat Islam telah menaklukkan daerah tersebut pada abad ke-tujuh, yang
mereka melihat bahwa ada masyarakat yang lebih maju dari peradaban mereka, Menarik
perhatian lebih oleh Islam untuk mengkaji dan mendalami ilmu pengetahuan.
Tumbuhnya dasar-dasar ilmu pengetahuan pada zaman Bani Umayyah dimulai: dasardasar-dasar ilmu pengetahuan bidang kajian yang lebih kompleks seperti naqliyah maupun
‘aqliyah. Dan ilmu ‘aqliyah yaitu: Filsafat, Kedokteran, Ilmu Kimia, dan Astronom. AlKhawarizmi dalam bukunya Mafatihul ‘Ulum meringkas mengenai kurikulum Naqliyah itu
yang terdiri atas mata pelajaran:
1. Ilmu fiqih
2. Ilmu nahwu
3. Ilmu kalam (tauhid)
4. Menulis
5. Ilmu ‘Arudh
6. Sejarah, terutama sejarah Persia, sejarah Islam, sejarah pra-Islam, sejarah Yunani dan
Romawi
7. Ilmu berhitung.

33 Muhammad Hambal Shafwan, Intisari Sejarah Pendidikan Islam, h. 57.
34 Ibid., h. 58.

16

Terlihat pada Al-Kindi seorang filosof Islam pada abad ke-3 H. telah mempelajari
ilmu kedokteran, matematika, filsafat, manthiq, sya’ir, musik, logika. Ibnu Sina yang
mempelajari Al-Qur’an, ilmu-ilmu pengetahuan agama, filsafat, fisika, logika, sya’ir, ilmu
hitung, ilmu ukur, dan matematika. Abu Ali Hasan Ibnu Haitsam hiduo di Mesir pada abad
ke-5 H. mempelajari pula berbagai cabang ilmu pengetahuan, matematika, kedokteran,
filsafat, theology.

F. Pendidikan Islam masa Bani Abbasiyah
Setelah runtuhnya dinasti Umayyah di Damaskus, lalu dilanjutkanlah kekuasaan
Islam oleh dinasti Abbasiyah, kekhalifahan dinasti Abbasiyah adalah keturunan Abbas paman
Nabi Muhammad saw. Dinasti ini berkuasa dimulai dari tahun 132-656 H/ 750-1258 M.
Lebih kurangnya lima setengah abad pusat pemerintahan dikota Baghdad.35
Masa pemerintahan Daulah Abbasiyah merupakan periode kejayaan (puncak
perkembangan) pendidikan Islam dalam berbagai bidang, terutama bidang ilmu pengetahuan.
Pada zaman ini umat Islam telah banyak melakukan kajian kritis tentang ilmu pengetahuan,
yang diwarnai oleh berkembangnya ilmu ’aqli maupun naqli mengalami kemajuan. Sehingga
pada masa pemerintahan ini merupakan zaman kebangkitan dan keemasan umat Islam yang
sangat gemilang.
Jenis pengetahuan yang Berkembang pada Masa Daulah Abbasiyah. Di masa Bani
Abbas perhatian kepada ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani memicu para ilmuan untuk
mendalaminya. Terutama di zaman Harun al-Rasyid dan al-Ma’mun. buku-buku ilmu
pengetahuan dan filsafat didatangkan dari Bizantium dan lalu diiterjemahkan ke dalam
bahasa Arab selama kira-kira satu abad lamanya. Bait al-Hikmah, didirikan al-Ma’mun,
bukan merupakan pusat penerjemahan saja tetapi, juga akademi yang mempunyai
perpustakaan sebagai bahan penelitian ilmiah. Di antara cabang-cabang ilmu pengetahuan
yang diutamakan dalam Bait al-Hikmah ialah ilmu kedokteran, matematika, optika, geografi,
fisika, astronomi, sejarah dan filsafat.36
Salah satu ciri paling menarik dalam pendidikan Islam di masa itu adalah dimana
sistem Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu.37
Bentuk dan jenis pengetahuan yang berkembang di Daulah Abbasiyah sebagai
berikut:
1. Ilmu Astronomi (al-Fazari, Al-Fargani)
2. Ilmu Optika (Abu Ali al-Hasan Ibu al-Haytham)
3. Ilmu Kimia (Jabir Ibnu Hayyan, Abu Bakar Zakaria al-Razi)
35 Murodi, Dkk, Sejarah Kebubayaan Islam, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2003), h. 68.
36 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Cet. Ke-V (Jakarta: UI Press, 2010), h. 65.
37 Badri Yatim, Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Abbasiyah, h. 101-102.

17

4. Ilmu Fisika (Abu Raihan Muhammad al-Baituni)
5. Ilmu Geografi (Abu al-Hasan Ali al-Mas’ud)
6. Ilmu Kedokteran (al-Razi, Ibnu Sina “al-Qanun fi al-Tib”)
7. Ilmu Filsafat (al-FArabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd).38
Dengan kemajuan dimasa keemasan Islam, selain ilmu pengetahuan umum, ilmu
agama juga ikut menjamur pada perkembangannya. Ilmu Tafsir, sejak awal sudah dikenal dua
penafsiran. Pertama, metode tafsir bi al-ma’tsur: interpretasi tradisional dengan mengambil
interpretasi dari nabi Muhammad saw dan para sahabatnya. Kedua, metode tafsir bi al-ra’yi:
pendapat dan pikiran bersumber dari hadits dan ra’yun sahabat. Kedua metode ini
berkembang pada masa dinasti Abbasiyah.
Di periode ini pula ilmu-ilmu keagamaan dalam Islam disusun. Dalam lapangan
penyusunan hadis-hadis Nabi menjadi buku, terkenal dengan nama Bukhari dan Muslim
(abad IX) dalam lapangan fiqhi atau hukum Islam nama-nama Malik Ibn Anas, al-Syafi’i,
Abu Hanifah dan Ahmad Ibn Hambal cukup dikenal (abad VIII dan IX), dalam bidang tafsir
al-Tabari (839-923 M), dalam lapangan sejarah Ibn Hisyam (abad VIII), Ibn Sa’ad (abad IX),
dan lain-lainnya, dalam lapangan ilmu kalam atau teologi Wasil Ibn Ata’, Ibn Huzail, al-Allaf
dan lain-lainnya dari Mu’tazilah, dari ahli sunnah Abu al-Hasan al-Asy’ari dan al-Maturidi
(abad IX dan X) dan dalam lapangan tasawuf atau mistisisme Islam, Zunnun al-Misri, Abu
Yazid al-Bustami, Husain Ibn Mansur al-Hallaj dan sebagainya. Dalam lapangan sastra
terkenal Abu al-Farraj al-Isfahani dengan bukunya Kitab Al-Aghani. Di pertengahan abad X
keluar pula Alfu Lailah Wa Lailah yang disusun oleh al-Jasyiari.39
Bahwa kemajuan pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa dinasti
Abbasiyah memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi perkembangan dan kemajuan
ilmu pengetahuan modern yang telah diletakkan dasar-dasarnya pada masa keemasan Islam.
Perhatian dan minat orang Arab Islam pada masa paling awal tertuju pada bidang ilmu
pengetahuan yang lahir karena keagamaan. Interaksi dengan dunia Kristen di Damaskus
memicu munculnya pemikiran spekulatif teologis yang melahirkan madzhab pemikiran
Murji’ah dan Qadariyah. Untuk mempelajari an mendalami ilmu ketuhanan (teologi)

38 Ibid., h. 66-68.
39 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, h. 68-69.

18

disediakan madrasah yang sudah diakui oleh negara yaitu Madrasah Nizhamiyah, khususnya
untuk mempelajari madzhab Syafi’i dan teologi Asy’ariyah.
Paradigma digunakan dalam memandang sejarah dan motivasi pendirian madrasah:
Madrasah ini selalu diakaitkan dengan Nizham al-Mulk (w.482 H/1092) salah seorang
wazir Dinasti Saljuk sejak 456H/1068 hingga wafatnya. Dengan membangun Madrasah
Nizhamiyah di berbagai kota terutama di Dinasti Saljuk. Karena begitu dominan
pembangunan gedung Madrasah yang dilakukan Nizham al-Mulk menimbulkan perspektif
bahwa dialah yang pertama mendirikan Madrasah. Pendapat ini dibantah oleh Hasan yang
tertulis di karangan Abuddin Nata dalam bukunya sejarah pendidikan Islam mengatakan
dengan mengajukan argumentasi bahwa belakangan sebelum berdirinya Dinasti Saljuk
tersebar sangat luas di Nisyafut. Di bawah naungan Dinasti Samaniyah (204-395 H/8191005) berkembang menjadi salah satu pusat budaya dan pusat pendidikan terbesar di dunia
Islam sepanjang adab ke-4 H/10 M dan telah banyak Madarasah jauh sebelum era Nizham alMulk.40
Kajian yang terdapat pada abad tersebut berdasarkan karya para penulis abad ke-4 H.
antara lain: Ahsan Al-Taqasin Fi Ma’rifat Al-Aqalim karya al-Maqdisi (w.378 H.), Thabaqat
Al-Syafi’iyah Al-Kubra karya al-Subki (w.388 H.) Al-Rasail karya al-Hamdani (w.398 H.).
Namun, madrasah ini kurang begitu eksis mengingat motivasi pendirian madrasah ini
masih bersifat kekeluargaan (ahliyah). Juga, madrasah ini kurang dari campur tangan
penguasa sebagaimana yang dilakukan kepada Madrasah Nizhamiyah.
Lahirnya lembaga formal pendidikan Islam dalam bentuk madrasah adalah merupakan
hasil dari pengembangan dari sisterm pengajaran dan pendidikan pada awalnya berlangsung
di mesjid-mesjid.
a) Madrasah Nizhamiyah
Letak geografis dari Madrasah Nizhamiyah terletak di Baghdad dekat sungai Dijlah
ditengah-tengah pasar Salasah (saq al-salasah).mulai dibangun tahun 457 H./1065 M. selesai
tahun 459 H.41
Madrasah sudah menjadi fenomena sejak abad ke-11-12 (abad 5 H.) ketika dimasa
dinasti Saljuk, Wazirnya bernama Nizham al-Mulk mendirikan Madrasah Nizhamiyah di
Baghdad. Orang yang mempopulerkan nama madrasah dalam dunia pendidikan. Merupakan
40 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam: Pada Periode Klasik dan Pertengahan, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2004), h. 51.
41 Ibid., h. 62.

19

prototype awal bagi lembaga pendidikan Islam, juga dianggap sebagai tonggak baru dalam
penyelenggaraan pendidikan Islam, dan merupakan karakteristik tradisi pendidikan Islam
sebagai suatu lembaga pendidikan resmi/formal dengan sistem asrama, asrama yang
digunakan saat itu adalah Mesjid Khan. Pemerintah/penguasa ikut terlibat didalam
menentukan tujuan, kurikulum, tenaga pengajar, pendanaan, sarana fisik, yang memberikan
inspirasi pada pendirian universitas-universitas modern.
Prioritas di pembahasan ini, hal yang dapat kita ambil pelajaran ialah bagaimana
kurikulum yang dipakai pada madrasah yang sangat berpengarus besar pada dunia Islam.
Sebagaimana yang dijelaskan pada pembahasan terdahulu motivasi pendirian Madrasah
Nizhamiyah adalah sebagai pembinaan dan penyebaran paham Sunni Asy’ary guna untuk
menghadapi paham dari syi’ah---beberapa ajarannya yang cenderung Mu’tajilah.
Ilmu Kalam terutama para paham Asy’ary belajar dan diajarkan secara intensif dan
khusus. Bidang kajian pendidikan Islam yang diajarkan berbentuk materi pelajaran ‘ilmu
syar’iyah. Pada Madrasah Nizhamiyah ini tidak diajarkan tentang ilmu umum. Dikuatkan
dengan guru-guru yang ada pada Madrasah Nizhamiyah ini ialah para ulama syar’iyah. 42
Bahwa pelajaran di madrasah ini berpusat kepada Al-Qur’an (seperti: membaca,
menghafal, menulis, sastra Arab, sirah nabi Muhammad saw dab berhitung). Dengan tidak
melepaskan atau dalam arti menitikberatkan kepada mazhab Syafi’i dan sistem teologi
asy’ariyah.43
A. Al-Azhar di Kairo
Kurikulum yang dipakai pada mulanya Fiqih dan al-Qur’an, dan ilmu agama lainnya.
Namun setelah menjadi universitas, mulai memasukkan ilmu-ilmu umum, seperti kedokteran,
ilmu sejarah, ilmu hitung, logika, dan lain-lain.
Kesimpulannya: al-Azhar merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah dikenal
mengajarkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, baik ilmu agama, seperti Fiqih, Al-Qur’an,
Hadits, Tasawuf, Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, dan Lain-lain. Sedangkan ilmu umum, yang
diajarkan meliputi ilmu kedokteran, matematika, logika, sejarah, dan lain-lain.
Setelah tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan menghancurkan peradaban Baghdad
serta jatuhnya pusat peradaban Islam di Spanyol, menjadikan al-Azhar sebagai tempat
perlindungan para ulama dari kezhaliman tentara Mongol. Itulah awal paroh kedua bagi AlAzhar memasuki aktivitasnya oleh pemerintahan dinasti Al-Ayyubi sampai 17 tahun masa
kekuasaan dinasti Mamalik. Momentum ini menjadikan Al-Azhar masyhur namanya
dikalangan Dunia Islam, secara tidak langsung hal ini ternyata menjadi dorongan bagi
masyarakat Islam untuk belajar di Al-Azhar. Sehingga perlu diakui bahwa Al-Azhar telah
42 Ibid., h. 67.
43 Ibid., h.68.

20

banyak menghasilkan ulama-ulama yang berpengaruh dan banyak menyumbangkan khazanah
pengetahuan Islam sampai sekarang ini.

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan di atas penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sejarah pertumbuhan dan perkembangan pendidikan pada awal sejarah Islam. Penulis
menarik inti pokok kesuksesan pendidikan Islam di awal sejarah Islam yaitu pada masa
Rasulullah saw:
a) Proses pengajaran yang dilakukan Rasulullah dengan sistem face to face langsung
dengan Rasulullah (musyafahah) kemudian setelah itu dengan sistem menuturkan dan
menghafal dan mengajarkan kembali seperti apa diterima dari guru (talaqqi),sistem
ini dinilai sangat teruji dan paling agung diantara sistem pendidikan yang ada pernah
ada di dunia pendidikan. Hal ini menjadi bentuk transformasi ilmu bagi intelektual,
aktivitas pemindahan ilmu dari Rasulullah saw. selanjutnya diajarkan kepada para
sahabat-sahabat dan sahabat kepada para tabi’in, selanjut tabi‟in kepada para tabi’
tabi’in dan seterusnya.
b) Periode pendidikan di awal sejarah Islam dibagi 2 periode: Mekkah dan Madinah.
Pada periode Mekkah, penekanan pendidikan lebih kepada pendidikan tauhid, dalam
teori dan praktek dan pengajaran al-Qur’an. Sedangkan pada periode Madinah lebih
ditujukan pada pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan. Materi pokok
pendidikan ini adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Piagam Madinah
dan juga pengajaran al-Qur’an tetap menjadi prioritas.
2. Era khulafa’ al-Rasyidin pendidikan Islam berkembang ke berbagai wilayah sesuai
dengan perkembangan Islam. Era khulafa’ ar- Rasyidin core masih tetap pendidikan
keagamaan.
3. Zaman dinasti Umayyah disebut dengan masa pertumbuhan pendidikan Islam sudah
mengalami perkembangan yang cukup luas, dari sebelumnya. Seperti ilmu dan filsafat
mulai dipelajari para ilmuan muslim. Akibat dari pergaulan antar bangsa yang semakin
kuat. Islam saat itu menguasa tiga benua besar: Asia,Afrika, Eropa.
21

4. Masa dinasti Abbasiyah desebut dengan puncak keemasan kekuas