FISIKA SISWA MELALUI PEMILIHAN STRATEGI BELAJAR BERVARIASI PADA SISWA KELAS 2.2 SMU NEGERI 12 PADANG

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS-AS11

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
CC

FISIKA SISWA MELALUI PEMILIHAN STRATEGI
BELAJAR BERVARIASI PADA SISWA KELAS 2.2
SMU NEGERI 12 PADANG

ITERIMA TGL. :

s-/O
-mf
fl4.d

1, K

N9.lRVEKTIRIS

:


j%LRSIFIKC.SI

Oleh :
M. Hernandar, S.Pd
Dra. Nailil Husna, M.Si

-

Penelitian ini dibiayai oleh :
Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Dirjen Dikti
Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerja (SPK)
No.8473/0301 ISPK-Part /PGSM/2001
Tanggal 23 Maret 2001

LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2001

I


-I
L

PERSONALLA PENELITIAN

Ketua : M. Hernandar, S.Pd
Anggota : Dra. Nailil Husna, M.Si

PENGANTAR
Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalam ha1 ini,
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen uctzk me!z!c~km
penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya, baik yang secara langsung dibiayai
oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan atau bekerja
sama dengan instansi terkait.
Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang bekerjasama
dengan Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah (PGSM) Dirjen Dikti telah melakukan
penelitian Tindakan Kelas-ASD, berdasarkan Surat Perjanj ian Kontrak Nomor : 84731030 1ISPKPart/PGSM/2001 tanggal 23 Maret 2001.
Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pereviu usul dan laporan penelitian yang
dilakukan secara "blind reviewing', keinudian diseminarkan di tingkat nasional untuk tujuan
diseminasi.

Karni menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai
permasalahan pembangunan, antara lain di bidang pendidikan. Dengan selesainya penelitian ini,
maka Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang mengajukan rumusan program dalam
rangka peningkatan hasil belajar. Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai
bahan masukan bagi instansi terkait dalam rangka penyusunan kebijakan pengelolaan pendidikan
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, kami sampaikan terima kasih kepada
Pimpinan Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah (PGSM) Dirjen Dikti yang telah
memberikan dana untuk pelaksanaan penelitian ini. Kami yakin tanpa dedikasi dan kerjasama
yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak dapat diselesaikan sebagai mana yang diharapkan.
Semoga kerjasama yang baik ini dapat dilanjutkan untuk masa datang.
Terima kasih.

,*"-\Padang
30 Agustus 2001
-. - . Ibtua Lembaga Penelitian
/

1'


i"8rsitas N@eri Padang,

DAFTAR IS1
Halaman
Kata Pengantar
DaRar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Abstrak
BAB. I

PENDAHULUAN
I. 1
1.2
1.3
1.4
1.5

Masalah Dan Latar Belakang Masalah
Tindakan Yang Dipilih

Tujuan Penelitian
Lingkup Penelitian
Signifikansi Hasil Penelitian

BAB. I1 PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN
2.1 Setting Penelitian
2.2 Prosedur Penelitian
2.2.1 Gambaran Umum Penelitian
2.2.2 Rincian Prosedur Penelitian

BAB. I11 HASlL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3 . 1 Diskripsi Data dan Hasil Analisis Data

3.2 Pembahasan
BAB. IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
4.2 Saran-saran
Daftar Pustaka
Lampiran


DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 . Perbandingan Tingkat Aktivitas Siswa Tiap Siklus

26

Tabel 2. Persepsi Siswa Dari Hasil Angket Terbuka

28

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I . Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Kegiatan
Pembelajaran di Kelas
Lampiran 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Kegiatan
Latihan Terbimbing
Lampiran 3 . Nilai Kuis Siswa Tiap Pertemuan Pada Siklus
Pertama
Lampiran 4. Data Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran
di Kelas Pada Siklus Pertama
Lampiran 5. Data Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Latihan

Terbimbing Pada Siklus Pertama
Lampiran 6. Nilai Kuis Siswa Tiap Pertemuan Pada Siklus Kedua
Lampiran 7. Data Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran
di Kelas Pada Siklus Kedua
Lampiran 8. Data Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Latihan
Terbimbing Pada Siklus Kedua
Lampiran 9. Nilai Akhir Siswa Tiap Siklus
Lampiran 10. Angket Terbuka
Lampiran 1 1 . Strategi Pembelajaran Fisika
Lampiran 12. Kurikulum Vitae Tim Peneliti

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Penelitian ini dilaksanakan secara
kolaboratif antara seorang guru fisika SMUN 12 Padang dengan seorang dosen
fisika FMIPA UNP Padang. Penelitian dijalankan dalam dua siklus, dengan
subjek penelitian adalah siswa kelas 2.2 SMUN 12 Padang tahun peiajaran
200012001 cawu 3 sebanyak 43 orang. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan
(planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation) dan refleksi

(reflection). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan Strategi Belajar
Bervariasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Kebiasaan
siswa bermain-maid bercanda di kelas menurun dengan tajam sekitar 193,35%.
Aktivitas siswa selama kegiatan latihan terbimbing dalam ha1 yartisipasi dalam
pemecahan masalah, disiplin kerja dan motivasi/gairah kerja meningkat masingmasing 105,65%, 94,67% dan 66,69%. Kegiatan resume dan kuis setiap minggu
dipersepsi positif oleh siswa. Hasil kuis rata-rata meningkat dari 50,21 menjadi
54,38, hasil belajar akhir siklus kedua meningkat sebesar 38,46% dari 34,35
menjadi 47,56. Walau hasil ini masih jauh dari yang diharapkan namun sudah
menunjukkan peningkatan yang berarti

ABSTRACT

The aim of this classroom action research is to improve student,^ activities
and physical learning outcome. This research was collaboratively conducted by a
teacher of SMUN 12 Padang and a lecturer of physics department FMIPA UNP
Padang. This research was carried out in two cycle, with subject were student of
class 2.2 -of SMUN 12 Padang in academic year 200012001 on the third months
containing 43 persons. Every cycle consisted of planning, action, observation and
reflection. The research finding showed that choosen of Variatif Learning
Strategies could improve student's activities and learning outcome. The bad

behavior (playing in the classs) decrease sharply about 193,35%. Student
activities in guided exercise such as partisipation on the problem solving, work
discipline and motivation increase each 105,65%, 94,6% and 66,69%. Resume
and quiz aktivities every week percept positifly. Quiz average and learning
outcome each increase from 50,21 to 54,38 and 34,37 to 47,56. (increasing about
3 8,46%)

BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Masalah dan Latar Balakang Masalah
Perkembangan kualitas pendidikan diharapkan dapat dipacu seiring
dengan perkembangan sains dan teknologi. Peningkatan mutu pembelajaran

MIPA perlu mendapat perhatian lebih serius, karena MIPA pada umumnya, Fisika
khususnya merupakan ilmu dasar sebagai kunci teknologi canggih. Oleh karena
itu pemahaman terhadap Fisika perlu terus ditingkatkan guna mengejar
ketertinggalan kita dari negara-negara lain yang telah maju.
Minat dan motivasi siswa untuk mempelajari Fisika perlu dibangkitkan.
Untuk


itu

maka Fisika hams dijadikan pelajaran

yang

menarik

dan

menyenangkan. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan yang dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Guru
tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa, tetapi yang lebih utama
adalah bagaimana usaha guru agar dapat mernbelajarkan siswa secara optimal
dengan niemanfaatkan berbagai sumber belajar. Membelajarkan siswa artinya
mengkondisikan lingkungan belajar dan cara belajar yang lebih efisien, efektif dan
produktif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Siswa dimotivasi untuk menemukan sendiri atau bekerja sama dengan
teman dalaln mencari solusi berbagai permasalahan yang dihadapi dalam belajar.
Hal ini akan membuat siswa menjadi mandiri, punya inisiatif untuk selalu ingin

tahu, ingin mencoba menemukan berbagai alternatif jawaban yang mungkin,
melalui sumber-sumber yang ada di sekitarnya, baik berupa buku sumber, teman

dan sumber belajar lainnya. Jadi peran guru sebagai fasilitator dan motivator
benar-benar dapat diujudkan.
Guru hendaknya dapat menuntun siswa menjadi suatu individu yang
disiplin, penuh percaya diri.dan bertanggung jawab. Setiap tugas yang diberikan
dapat selesaikan siswa secara bertanggung jawab dengan pemahaman yang baik.
Dalam setiap pembelajaran guru hams lebih banyak melibatkan siswa
untuk berpartisipasi aktif secara langsung baik fisik maupun mental. Menurut
Herman Hudoyo (1989,h.149) bahwa: "suatu ciri khas dalam pembelajaran
modern adalah siswa aktif berpartisipasi sehingga melibatkan intelektual dan
emosional siswa dalam proses belajar". Jika siswa terlibat langsung dalam
kegiatan belajar secara intelektual dan emosional, ha1 itu akan memberikan
kontribusi yang besar terhadap tingkat pemahaman siswa yang akan tergambar
dari hasil belajar yang dapat diraih siswa. Sesuai dengan pendapat Gazali
(1982,h.45) menyatakan bahwa: 'Wasil belajar akan tinggi dan lama diingat
apabila anak didik mengalami sendiri dan ikut serta aktif dalam proses belajar
mengajar". Pendapat ini memperlihatkan bahwa siswa memiliki potensi yang
dapat dikembangkan, dan jika tersedia wadah yang baik memungkinkan siswa
untuk mengembangkan potensi tersebut, siswa akan tumbuh dan berkembang
dengan baik yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang tinggi.
Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, maka kegiatan belajar siswa
pun hams dioptimalkan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dari kedua
aliran teori belajar baik behavior.istik maupun kognitrJ sama-sama berpendapat
bahwa proses belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah

laku siswa.

Kedua aliran ini menekankan pentingnya aktivitas siswa dalam belajar, yang
meliputi aspek aktivitas mental (emosional-intelektual-sosial) dan aktivitas
motorik (gerak fisik), keduanya saling terkait tak dapat dipisah begitu saja. Sesuai
dengan pendapat Nana Sudjana (1991,h.3) bahwa:
Aktivitas
belajar siswa mencakup dua aspek yang tidak
terpisahkan, yakni aktivitas mental (emosional-intelektual-sosial)
dan aktivitas motorik (gerak fisik). Kedua aspek tersebut
berkaitan satu sama lain, saling mengisi dan menentukan. Oleh
sebab itu keliru bila kita berpendapat bahwa optimalnya cara
belajar siswa aktif dilihat dari gerakan motorik dan atau kegiatan
mental semata.
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa dalam suatu proses
pembelajaran guru hams menggunakan suatu strategi pembelajaran yang dapat
menghimpun aspek-aspek tersebut dalam suatu kegiatan pembelajaran yang
terintegrasif terpadu melalui kegiatan-kegiatan

nyata yang hams dilaksanakan

siswa dalam proses pembelajarannya.
Bila dicermati proses pembelajaran yang berlangsung pada siswa kelas 2.2
di SMU Negeri 12 Padang, ternyata aktivitas belajar Fisika siswa sangat rendah
sekali. Hasil belajar yang dicapai siswa juga belum memuaskan, sehingga perlu
diupayakan suatu solusi dari permasalahan yang ada. Dengan meramu beberapa
metode pembelajaran yang menggunakan seperangkat kegiatan menjadi suatu
strategi yang tepat dan bervariasi, dapat digunakan dalam proses pembelajaran
Fisika pada siswa kelas 2.2. SMU Negeri 12 Padang.

Berdasarkan

pengalaman penulis selama ini, ada kecenderungan dalam

proses pembelajaran Fisika siswa masih sangat tergantung sekali pada guru. Siswa
memandang bahwa seolah-olah guru merupakan satu-satunya sumber belajar,
tanpa guru sama sekali siswa tidak dapat belajar.
Siswa belum memanfaatkan sumber belajar lain secara optimal, seperti
pemanfaatan buku sumber milik pribadi ataupun yang ada di perpustakaan,
penggunaan

media

pembelajaran

yang

membantu

dalam

meningkatkan

pemahaman siswa dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena kurangnya
minat baca pada diri siswa, rendahnya aktivitas belajar siswa yang disebabkan
juga karena sikap dan kebiasaan belajar siswa yang kurang baik. Kebiasaan
mengulangi/mempelajari kembali pelajaran yang telah disajikan guru hanya pada
saat masa ulanganlujian sudah mendekat, sehingga materi yang sudah menumpuk
diupayakan mencerna dan memahami kembali dan waktu yang relatif singkat. Hal
ini jelas akan menyulitkan siswa, dan mustahil siswa dapat memahami kembali
dengan

sempurna

dalam

tempo

yang

singkat.

Disamping

itu

masih

membudayanya kebiasaan menyalin/memfotocopi tugas (PR) teman tanpa
memperdulikan apakah tugas itu dipahami atau tidak, yang penting tugas itu dapat
dikumpulkan kepada guru pada waktu yang telah ditetapkan.
Kekurangaktivan siswa tc:rlihat selama proses pembelajaran di kelas
dengan guru. Hampir tidak muncul interaksi yang multi arah selama
pembelajaran. Siswa seakan-akan hanya sebagai pendengar yang baik saja,
sehingga tingkat partisipasi sisw.a dalam proses pembelajaran di kelas juga sangat
kurang sekali. Hal ini antara lain disebabkan karena kurangnya kesiapan siswa

dalam mengikuti pembelajaran di kelas dengan guru. Siswa belum terbiasa untuk
membaca terlebih dahulu materi yang akan disajikan guru dalam kelas nantinya,
sehingga apa yang disampaikan guru dirasakan oleh siswa "sesuatu yang baru"
dan siswa tidak punya kemampuan untuk membahasnya karena tidak punya bekal
yang memadai untuk keperluan itu.
Selain itu karena Fisika merupakan ilmu yang membahas tentang gejalagejala fisis di alam, maka dalam mempelajari Fisika tidak terlepas dari kegiatan
perhitungan dalam menyelesaikan persoalan fisis baik secara kualitatif, lebih-lebih
lagi secara kuantitatif. Dalam ha1 mencoba menyelesaikan persoalan Fisika
terlihat bahwa siswa lebih banyak bersifat menlrngp saja dari guru. Jika telah
selesai dikerjakan guru barulah siswa menyalin ke dalam buku catatan mereka,
bahkan kadang-kadang menyalin itu tanpa diikuti dengan pengertian dan
pemahaman tentang apa yang dicatat tersebut. Kurang sekali keinginan siswa
untuk mengupayakan sendiri terlebih dahulu sebelum dikerjakan guru. Dan secara
umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang berlangsung selama ini bersifat
monoton, pasif dan tidak variatif Jika semua gejala ini dibiarkan berlarut-larut
akan dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan proses
pemahaman siswa dan pada akhinya akan berakibat pada rendahnya hasil belajar
siswa. Untuk itu perlu dicarikan jalan keluarnya, agar aktivitas belajar siswa
meningkat, dan hasil belajar juga memuaskan. Oleh sebab itu perlu dikembangkan
suatu rancangan pembelajaran yang lebih bermutu sehingga setiap siswa terlibat
secara aktif dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran untuk memahami ksnsepkonsep fisis yang ada pada mata pelajaran Fisika di kelas 2.2 SMU Negeri 12

Padang dengan menggunakan strategi pembelajaran yang lebih menarik, tidak
monoton yang dapat menghilangkan kejenuhan dan kebosanan siswa melalui
strategi belajar bervariasi.
1.2 Tindakan Yang Dipilih

Berdasarkan pada fenomena yang berkembang dan kondisi jelek yang ada
pada siswa kelas 2.2 SMUN 12 Padang dapat direncanakan beberapa tindakan
pembelajaran yang dapat diupayakan untuk mengatasi persoalan yang ada.
Seperangkat tindakan ini terintegrasi dalam segenap proses pembelajaran di kelas
oleh guru, sehingga merupakan suatu strategi belajar yang bervariasi yang
dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Salah satu alternatif cara yang dapat ditempuh adalah dengan
melaksanakan suatu strategi pembelajaran yang dapat mernberdayakan potensi
siswa secara optimal. Suatu rancangan kegiatan pembelajaran yang terdiri atas:
kegiatan penyusunan ringkasan materi pelajaran yang akan dibahas guru pada
pembelajaran di kelas, pelaksanaan tes kecil (kuis) sekitar 15 menit di awal
pembelajaran, dilanjutkan dengan penyajian materi pelajaran oleh guru dengan
menggunakan metoda yang bervariasi antara ceramah dan tanya-jawab, dan
latihan terbimbing dalam rangka aplikasi konsep fisis dalam menyelesaikan
persoalan- persoalan Fisika.
Untuk melatih siswa agar terbiasa belajar di rumah tentang materi yang
sudah dan yang akan dipelajari, maka kepada siswa perlu diberikan tugas.
Dengan mengerjakan tugas penyusunan ringkasan materi pelajaran yang akarl
disajikan guru diharapkan siswa telah mempersiapkan diri untuk mengikuti

pembelajaran di kelas dengan guru nantinya. Siswa diharapkan telah memiliki
bekal awal dalam memulai pembelajaran, walau belum sempurna dan tuntas
dipahami maka pada kesempatan pembelajaran di

kelaslah siswa dapat

mengklarifikasi segenap apa yang telah diperolehnya dari hasil membaca dan
menyusun ringkasan di rumah menjadi lebih jelas dan pemahaman menjadi lebih
baik. Begitu pula tugas menyusun ringkasan ini akan memberikan kontribusi pada
kemampuan siswa dalam mengikuti tes kecil (kuis) yang diadakan di awal
pembelajaran. Karena kuis memuat kandungan 70% materi pelajaran yang telah
dibahas dan 30% materi bani yang akan dibahas guru pada proses pembelajaran di
kelas saat itu, disamping itu juga kegiatan ini dapat melatih dan membangkitkan
minat baca siswa.
Selanjutnya, supaya kebiasaan jelek siswa dalam menumpuk mempelajari
kembali materi yang telah disajikan guru dapat diatasi, dan untuk merangsang
siswa mengulang memahami konsep dan prinsip-prinsip

Fisika yang telah

disajikan guru pada pertemuan yang lalu, maka sebelum tatap muka dimulai,
terlebih dahulu diawali dengan kuis, dimana materi yang diujikan 70% materi
yang sudah dibahas dan 30% materi yang akan dibahas pada pertemuan kali itu.
Agar aktivitas belajar siswa selama pembelajaran di kelas dengan guru
dapat ditingkatkan, maka guru dalam menyijikan lnateri pelajaran menggunakan
metoda yang bervariasi antara ceramah dan tanya-jawab. Diharapkan akan tercipta
proses pembelajaran yang interaktif multiarah baik antara sesama siswa, siswa
dengan guru ataupun dengan sumber belaj lr lainnya seperti dengan buku sumber
atau media pembelajaran yang digunakan

dan sebagainya. Siswa diberi

kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan,

pendapathde atau menjawab

pertanyaan yang muncul dari guru atau dari siswa lainnya.
Kebiasaan siswa menunggu pekerjaan guru saja dalam menyelesaikan
persoalan Fisika dapat dikurangi dengan jalan siswa diberi kesempatan mencoba
sendiri terlebih dahulu melakukannya dengan arahan dan bimbingan dari guru
dalam bentuk latihan terbimbing. Selama

kegiatan latihan terbimbing guru

berjalan mendekati setiap siswa yang membutuhkan bantuan dalam upaya untuk
mencoba mencari solusi permasalahan yang dihadapi.
1.3 Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui apakah aktivitas belajar fisika siswa kelas 2.2 SMU Negeri
12 Padang dapat ditingkatkan melalui pemilihan Strategi Belajar Bervariasi

yakni dengan urutan kegiatan: Penyusunan ringkasan di rumah sebelum
pembelajaran dimulai, teskecil ( h i s ) di awal pembelajaran di kelas dengan

guru, penyajian materi pelajaran oleh guru dengan metode yang bervariasi
antara ceramah dan tanya-jawab, serta iatihan terbimbing
b. Untuk mengetahui apakah hasil belajar fisika siswa kelas 2.2 SMU Negeri 12
Padang dapat ditingkatkan melalui pemilihan Strategi Belajar Bervariasi
c. Untuk mengungkapkan, apakah aktivitas dan hasil belajar fisika siswa efektif
ditingkatkan dengan pemilihan Strategi Belajar Bervariasi.

1.4 Lingkup Penelitian
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa tindakan pembelajaran
yang dipilih dilaksanakan hanya pada kelas 2.2 S W Negeri 12 Padang. Hal ini
sesuai dengan kondisi yang ditemukan pada kelas tersebut, dan melalui

perenungan

awal

peneliti

merencanakan alternatif yang

kiranya

dapat

menyelesaikan permasalahan yang ada pada siswa di kelas 2.2 itu.
Adapun batas-batas tindakan yang diambil adalah sebagai berikut:
a. Strategi Belajar Bervariasi dalam pembelajaran Fisika yang direncanakan
berintikan pada upaya mengoptimalkan aktivitas dan tingkat partisipasi siswa
dalam segenap aspek pembelajaran Fisika, baik yang dapat dilakukan di rumah
lebih-lebih lagi yang dilaksanakan di kelas di bawah bimbingan guru.
b. Dalam strategi Belajar Bervariasi yang dipilih terdiri atas seperangkat tindakan.
Tindakan itu teujud dalam kegiatan: penyumnan ringkasan (resume) di rumah
tentang materi yang akan dibahas guru di kelas pada pertemuan tertentu sesuai
dengan topik dan jadwal yang telah ditentukan; Tes kecil (k~ris)di awal
pembelajaran di kelas dengan guru pada setiap minggu secara rutin dan
teratur; Dilanjutkan dengan penyajian materi pelajaran oleh guru dengan
metode yang bervariasi antara ceramah dan tanya-jawab; serta latihan

terbimbing dalam rangka mengaplikasikan konsep-konsep yang sudah di dapat
dengan jalan menyelesaikan persoalan fisika secara kuantitatif.
1.5 Signifikansi Hasil Penelitian

Dengan selesainya penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini akan
memiliki signifikan pada berbagai pihak ,antara lain :
a. Bagi siswa:
Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pelajaran Fisika.
Meningkatkan aktivitas belajar serta rnembudayakan
teratur dan terarah di kalangan siswa.

belajar kontinu,

Memupuk sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan membangkitkan
minat baca siswa.
Membimbing siswa membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab
dan penuh percaya diri.
Menbina rasa cinta siswa terhadap pelajaran fisika, tidak jenuh dan bosan
dalarn mempelajari fisika.

b. Bagi peneliti dan kolega/ rekan guru yang seprofesi
Menjadi masukan khususnya bagi peneliti sendiri dan bagi teman-teman

guru mata pelajaran Fisika lain dalam rangka memperbaiki proses
pembelajaran Fisika dan pengelolaan materi ajar Fisika di SMU.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi sekolah untuk mengambil
suatu kebijakan dalam menggunakan Strategi Belajar Bervariasi pada mata
pelajaran lainnya dengan modifikasi sesuai karakteristik dan kebutuhan
masing-masing.
d. Bagi LPTK
Menjadi masukan dalam ha1 mengambil kebijakan di LPTK dalam
merancang kurikulum bidang studi IPA di S W pada umumnya dan
Fisika

khususnya

yang

berorientasi

pada

belajar

variatif.

BAB II.
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN
2.1 Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMU Negeri 12
Padang. Waktu penyelenggaraan penelitian sekitar tiga bulan, sejak bulan April
sampai dengan Juni 200 1 pada Catur Wulan 111tahun pelajaran 20001200 1. Yang
menjadi subjek dalam
sebanyak 43 orang

penelitian adalah siswa kelas 2.2 SMUN 12 Padang

.

2.2 Prosedur Penelitian
2.2.1 Gambaran Umum Penelitian
Seperti diketahui bahwa penelitian tindakan keias bersifat partisipatori dan
kolaboratif, yang secara khas dilakukan karena ada kepedulian bersama terhadap
keadaan yang perlu ditingkatkan. Kepedulian itu dideskripsikan dalam situasi
tertentu dengan menjajagi apa yang dipikirkan orang lain dan berusaha mencari
solusi yang dapat dilakukan untuk mengubah situasi.
Ada empat mas pokok dalam penelitian tindakan kelas, maka prosedur
penelitian ini meliputi keempat azas pokok itu yakni: menyusun rencana tindakan
(Planning), melaksanakan tindakan (Action), mengamati pengaruh tindakan
(Ob.~ervation)dan melakukan refleksi (Reflection).
Sesuai dengan azas tersebut maka penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam dua siklus, yang pada masing-masing siklus memuat keempat

azas pokok tersebut.

Jadi penelitian tindakan kelas ini mengikuti prosedur

tersebut pada kedua siklus penelitian sesuai dengan tindakan yang dipilih.

2.2.2 Rincian Prosedur Penelitian

a) Persiapan Tindakan
Sebelum penelitian dilaksanakan maka perlu dilakukan beberapa
persiapan terhadap tindakan yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
Mengkaji kurikulum mata pelajaran Fisika kelas 2 SMU Cawu I11 yang
tertuang dalam GBPP guna mempersiapkan materi pembelajaran
Memilih

buku

ajarlbuku

paket yang

akan

digunakan

dalanl

pembelajaran baik sebagai buku sumber wajib maupun anjuran,
terutama sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas menyusun
ringkasan (resume), karena banyak sekali jenis buku-buku pelajaran
fisika SMU yang beredar di pasaran.
Membuat penjelasan tentang kegiatan pembelajaran

yang akan

dilaksanakan dalam pembelajaran Fisika beserta segala ketentuan yang
akan

digunakan

selama

berlangsung

pernbelajaran,

meliputi:

penyusunan resume, tes kecil (kuis), pembelajaran dengan guru dengan
metoda variasi ceramah dan tanya jawab dan latihan terbimbing.
Mempersiapkan segala perlengkapan pembelajaran, alat mengumpul
data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian, seperti perangkat
soal h i s , permasalahan pada kegiatan latihan terbimbing, lembar
observasi, angket terbuka dan lain-lain.

b) Implementasi Tindakan.
Berdasarkan rencana dan persiapan tindakan yang telah disusun, maka
tindakan-tindakan yang direncanakan akan diimplementasikan. Untuk jelasnya

masing-masing tindakan yang akan dijalankan dalam strategi belajar bervariasi
dalam pembelajaran fisika dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menyusun Ringkasan (resume)

Penyusunan ringkasan (resume) bertujuan mengaktifkan siswa untuk
mempersiapkan diri mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan tatap
muka dengan guru. Sebagaimana diutarakan Mursiah (1987,h.49) bahwa:
"Pemberian tugas membuat resume Iringkasan merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan dalam usaha untuk meningkatkan aktivitas anak dalam belajar".
Dengan membuat ringkasan berarti siswa telah membaca terlebih dahulu materi
yang akan disampaikan guru, sehingga siswa telah memiliki bekal pengetahuan
awal untuk mengikuti

penyampaian pelajaran oleh guru. Jika siswa telah

memiliki pengetahuan awal tentang materi yang akan dibahas tentu ha1 ini dapat
membantu siswa memahami penjelasan guru dengan mudah. Siswa dapat
menghubungkan informasi yang diterima dari hasil bacaannya menjadi struktur
tertentu sesuai dengan pengembangan daya fikirnya dan dapat menuangkan
informasi itu dengan kata-kata sendiri, akhirnya mampu mengkaitkan dengan
penjelasan guru dalam pembelajaran di kelas. Bila siswa telah mengaktifkan
dirinya secara fisik maupun mental tentu siswa akan lebih berhasil, sesuai
pendapat RT.Suharti Citrobroto ( ! 989,h. 16 ):
Dalam mempelajari sesuatu jangan hanya mendengarkan saja,
tetapi cobalah membuat skema, ringkasadresume dan sebagainya.
Karena dengan demikian tidak hanya telinga yang bekerja tapi
mata dan tanganpun !!kut bekerja, belajar menggunakan mata,
telinga, dan tangan letih berhasil dari hanya menggunakan mata
dan telinga saja.

Jadi dalam proses pembelajaran siswa dituntut berpartisipasi secara aktif.
Ini akan memberi motivasi dan arah terhadap tujuan yang akan dicapai sehingga
siswa terdorong untuk belajar secara optimal mengerahkan segenap potensi yang
dimilikinya.
Walaupun siswa telah menyusun resume sebagai bukti bahwa siswa telah
membaca materi yang akan disajikan guru, belum tentu semua konsep dapat
dipahami dengan sempurna, oleh sebab itu diharapkan dalam proses pembelajaran
di kelas siswa aktif mengajukan pertanyaan sebatas yang belum mereka pahami,
dan sebaliknya bila muncul pertanyaan dari guru atau dari teman, siswa akan
berpartisipasi aktif pula untuk menjawab, karena mereka telah memiliki
pengetahuan dari proses penyusunan resume yang telah mereka lakukan. Dengan
demikian akan tercipta ikiim belajar yang dinamis dan interaktif dengan
melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
2. Melaksanakan Tes kecil (kuis)
Kebiasaan belajar mandiri (independent study) di kalangan siswa perlu
digalakkan. Tingkat kemandirian siswa yang memiliki motivasi belajar yang
tinggi biasanya juga akan tinggi. Untuk siswa yang tidak bermotivasi tinggi, guru
dapat menugaskan siswa mengerjakan

soal, mempersiapkan

diri untuk

menghadapi tes kecil dan sebagainya dalam meningkatkan usaha belajar.
Menurut Slameto (1988,h.75): "Sukses hanya tercapai berkat k e j a keras".
Pernyataan ini mengandung makna bahwa tingkat usaha belajar akan mewarnai
tingkat pemahaman seseorang.

Pernyataan lain dikemukakan Slameto (1988,h.27) berbunyi : "konsep
yang mantap dan jelas yang telah ada dalam struktur kognitif akan memudahkan
dalam belajar". Hal ini menuntut agar siswa sebelum mengikuti pembelajaran
telah memiliki konsep-konsep dasar dari materi yang akan diikuti, dan dapat
mempersiapkan diri untuk mengikuti tes kecil (kuis) pada awal tatap muka
berikutnya. Menurut Nasution (1977,h. 155): "Siswa akan lebih giat belajar
apabila tahu akan diadakan tes dalam waktu yang singkat. Ulangan perminggu
atau sekali dua minggu lebih merangsang siswa untuk belajar dengan giat dan
tentu hams diberi tahu terlebih dahulu". Dari pendapat di atas terlihat bahwa tes
merupakan suatu alat yang berperan untuk memotivasi siswa untuk belajar
Untuk meningkatkan motivasi siswa dan mengukur pengetahuan tentang
apa yang telah mereka dapatkan dari hasil menyusun ringkasan maka diadakan tes
kecil (kuis). Kepada siswa disampaikan bahwa hasil kuis yang dilaksanakan
setiap minggu sebelum penyajian materi oleh guru, akan memiliki kontribusi
terhadap nilai hasil akhir siswa. Jadi tes dan nilai dapat dijadikan sebagai salah
satu cara untuk membangkitkan motivasi siswa, sesuai pendapat Slameto(1988,
ha1 179) bahwa :
Tes dan nilai dapat dijadikan suatu kekuatan untuk nlemotivasi
siswa dalam belajar. Siswa belajar bahwa ada keuntungan yang
diasosiasikan dengan nilai yang tertinggi, dengan dem kian
meinberikan tes dan nilai mempunyai efek dalam memotivasi
siswa untuk belajar .
Setiap siswa berkesempatan untuk

dapat memanfaatk:an tes dengan

sebalk-baiknya untuk memperoleh nilai yang baik. Siswa akan menyadari bahwa
5 x 1 akan lebih baik hasilnya dari pada 1 x 5. Hal iIni didukung oleh pendapat

Agus Sujanto (198 1,h.52) bahwa: "Ulangan yang dijalankan beberapa kali
meskipun sebentar akan berhasil lebih baik dari pada ulangan itu dijalankan dalam
waktu lama, tetapi hanya satu atau dua kali".
Ulangan yang dijalankan berupa tes kecil (kuis) yang kandungannya 70%
materi yang sudah dipelajari dan 30% materi yang akan dipelajari. Kuis ini
diberikan kepada siswa sebelum proses pembelajaran dimulai dalam waktu sekitar
15 menit. Soal yang diberikan telah dipersiapkan sedemikian rupa sebelumnya.

Hasil kuis dikembalikan kepada siswa dengan tujuan agar siswa mengetahui
secara langsung peningkatan hasil belajarnya setiap minggu. Hasil kuis dapat
dipakai sebagai cemeti bagi siswa untuk mempersiapkan diri dalam kuis
berikutnya.
3. Proses Penyajisn pelajaran oleh guru

Setelah kuis selesai dilaksanakan kepada siswa diberikan kesempatan
untuk bertanya

tentang hal-ha1 yang dirasa perlu menyangkut permasalahan

materi dalam kuis maupun berkenaan dengan konsep fisis lainnya. Selanjutnya
guru menyajikan materi pelajaran dengan cara memenggal konsep-konsep atas
beberapa penggalan sesuai RP dan SP yang telah disusun. Pada setiap penggalan
siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kegiatan belajar
yang

interaktif

melalui per-gajuan beberapa pertanyaan

atau menanggapi

penjelasan guru.
Dalam setiap pembelsljaran variasi metode perlu diciptakan karena setiap
individu memiliki cara yang berbeda untuk menyerap mateli pelajaran. Sesuai
pendapat Imansyah Alipandie (1984,h. 115): "Guru hams mampu mengadakan

korelasi dan kombinasi antara metode yang satu dengan metode lainnya sehingga
pelajaran dapat berlangsung dengan baik dan lebih dikuasai".
perlu merancang

Untuk itu guru

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode yang

bervariasi, misalnya penyajian materi pelajaran dipenggal menjadi beberapa
penggalan. Setiap selesai satu penggalan yang disajikan dengan metode ceramah
selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ataupun
menanggapi uraian guru, dan kepada siswa lain diberi peluang untuk mencoba
menjawab terlebih dahulu pertanyaan temannya sebelum guru nantinya yang akan
memberikan penekanan atau penegasan atau klarifikasi terhadap permasalahan
yang ditanyakan (dikenal dengan metode ceramah yang diiringi dengan tanyajawab).
Menjelang

akhir

pembela-jaran guru

menyediakan

waktu

untuk

mengaplikasikan konsep yang telah diperoleh siswa dengan mengerjakan soalsoal latihan yang telah dipersiapkan dalam bentuk kegiatan latihan terbimbing.
4. Latihan terbimbing

Untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap teori dan konsep-konsep
yang diberikan guru selanjutnya kegiatan pembelajaran ditutup dengan latihan
menyelesaikan soal yang telah dipersiapkan oleh guru dalam bentuk lembaran
kerja yang dirancang berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Menurut Pasaribu (1983,h.40): "Cara belajar yang efektif ialah

cara belajar

berbuat sendiri, maksudnya siswa terlibat langsung dalam mencapai tujuan
pengajaran". Hal ini didukung oleh pendapat Roestiyah (1989. h.37) yaitu : 'mi
dalam belajar anak hams mengalami aktivitas mental, misalnya anak dapat

mengembangkan

kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis,

kemampuan menganalisis, dan kemampuan menerapkan pengetahuan". Dari
kutipan-kutipan

di atas jelas memperlihatkan bahwa betapa pentingnya

keterlibatan mental siswa secara langsung dalam mencapai tujuan, seperti yang
terjadi di dalam kegiatan latihan penyelesaian soal. Dengan latihan terbimbing ini
siswa dibina untuk mulai belajar mandiri

sebagaimana diungkapkan Tjipto

Utomo dkk (1 985,h.203) bahwa:
Tiap
maha/siswa dalam kelompok (kelas) secara mandiri
menyelesaikan suatu tugas atau soal dengan diaktifkan dan
dibimbing oleh dosenlguru yang bersangkutan. Latihan terbimbing
bertujuan supaya mahalsiswa dapat melatih diri secara aktif.
Perhatian khusus dosenlguru diarahkan terhadap proses belajar
atau proses penyelesaian soal. Kesalahan-kesalahan segera
dikoreksi dan dicegah untuk selanjutnya.
Dengan latihan terbimbing diharapkan siswa dapat beraktivitas dengan
lancar di bawah bimbingan guru, langsung mendapat pengalaman dalam proses
penyelesaian soal, tahu tentang kesalahan yang diperbuat dan mencegah timbul di
masa yang akan datang, dan pada akhirnya siswa memiliki pemahaman yang
sempurna karena telah terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran,
sehingga budaya menunggu penyelesaian guru dapat diantisipasi

c) Pemantauan dan Evaluasi.
Tindakan- tindakan yang telah dipilih dan dilaksanakan akan dipa ?tau
melalui kegiatan observasi atau pengamatan langsung. Selanjutnya dari hasil
observasi

itu akan dilakukan refleksi

atau evaluasi terhadap kebaikan dan

kelemahan tindakan untuk perbaikan tindakan pada siklus berikutnya.

Dari hasil pemantauan atau observasi terhadap tindakan akan terkumpul
data dengan menggunakan alat pengumpul data yang ditetapkan, dan selanjutnya
akan dilakukan pengolahan data dengan teknis dan analisis data yang dipilih.
Adapun data dan pengumpul data serta teknis dan analisis data yang digunakan
dapat diuraikan beikut:
1. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Ada tiga jenis data yang diperlukan dari siswa yaitu: aktivifa.~
siswa, hasil
belajar .riswa dan persepsi/ tanggapail siswa terhadap strategi belaj ar bervariasi

yang dijalankan. Aktivitas siswa meliputi aktivitas selama proses pembelajaran
dengan guru dan aktivitas pada kegiatan latihan terbimbing di kelas. Sedangkan
hasil belajar siswa meliputi hasil kuis setiap minggu dan hasil ujian akhir setiap
siklus. Dan persepsil tanggapan siswa berguna untuk penyempurnaan tindakan
berikutnya. Masing-masing teknik dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengamatan langsung

Dalam mencapai

tujuan penelitian berbagai upaya dilakukan dalam

rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan melibatkan siswa
lebih banyak dalam setiap kegiatan belajar, sehingga siswa memiliki pengalaman
pribadi yang akan membangun pengertian dan pemahaman tentang materi
pelajaran. Dengan melakukan aktivitas dalam kegiatan belajar interaktif
diharapkan siswa dapat mengerahkan dan memberdayakan segenap potensi yang
dimilikinya. Siswa akan memperoleh pemahaman lebih baik yang ditunjukkan
oleh hasil belajar yang baik pula. Siswa melaksanakan penibelajaran yang lebih
menarik, tidak cepat bosan dan jenuh serta lebih variatif dan inovatif.

Aktivitas siswa dalam mengikuti penyajian pelajaran oleh guru di kelas
dan aktivitas dalam latihan terbimbing diamati melalui pengarnatan langsung
sesuai dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan meliputi :
Interaksi antar siswa berupa tanya jawab yang terjadi di kala penyajian
guru di kelas.
Interaksi siswa dengan guru terlihat dari kualitas dan kuantitas
pertanyaan serta menj awab pertanyaan guru.
Interaksi siswa dengan buku sumber, buku catatan atau media
pembelajaran lain yang digunakan dalam rangka menyelesaikan
permasalahan latihan
Interaksi dan partisipasi siswa dalam melakukan kegiatan latihan
terbimbing dalam rangka penyelesaian persoalan

fisika secara

kuantitatif.
Poin-poin tersebut dikembangkan atas beberapa aktivitas yang diamati
sesuai dengan yang dimuat dalam lembar observasi.(Lampiran 1, dan 2). Selain
ada aktivitas belajar positif, juga diamati aktivitas belajar negatif

Peningkatan

kualitas pembelajaran dapat dicapai jika terdapat peningkatan aktivitas positip dan
penurunan aktivitas negatip.
Aktivitas dalam pembelajaran di kelas dengan guru, meliputi interaksi
siswa dengan guru, interaksi dengan teman dan buku
jumlah siswa yang melakukan aktivitas positip berupa :
e

Mengajukan pertanyaan kepada guru
Menjawab pertanyaan dari guru atau teman

sumber tampak dari

Memberi pendapat /komentar tentang jawaban teman atau guru
Interaksi dengan teman di dekat tempat duduk
Interaksi dengan buku sumber
Mencatat penjelasan guru
Aktivitas negatip siswa meliputi:
Siswa yang datang terlambat
Tidak memperhatikan penjelasan guru
Bermain-maidbercanda dalam kelas
Mengantukl melamun
Keluar-masuk kelas
Sedangkan ha1 yang diamati pada latihan terbimbing, seperti :
Partisipasi dalam pemecahan masalah
Tanggung jawab pengerjaan tugas
Disiplin kerja
Motivasil gairah kerja dl1
b. Angket Terbuka

Angkat terbuka dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang
pendapat dai 1 komentar atau tanggapan siswa terhadap kegiatan dalam strategi
pembelajaran yang dipilih, demi perbaikan kualitas pembeiajaran di masa yang
akan datang. Angket terbuka menggali pendapatkomentar dan saran dari siswa
tentang pc:laksanaan kegiatan pembelajaran yang mereka jalani, meliputi :
Pelaksanaan h i s , Penyajian materi pelajaran di kelas oleh guru, Pelaksanaan

latihan terbimbing dan Penyusunan resume tentang materi yang akan dibahas
dalam pembelajaran di kelas. Karena bersifat terbuka para siswa tidak perlu
mencantumkan nama dalam pengisian angket tersebut, sehingga siswa bebas
mengemukakan segala sesuatu tanpa terasa ada tekanan atau takut dimarahi guru
bila yang disampaikan menyangkut sisi negatipnya.
c. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar merupakan tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus,
bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tindakan yang dilakukan dalam proses
pembelajaran memberi dampak positip terhadap peningkatan kemampuan belajar
siswa yang tergambar dari nilai yang dapat diraih siswa

.

2. Teknik Analisis Data

Secara umum data dan informasi yang diperoleh dalam pengamatan
terhadap aktivitas belajar siswa

meliputi data kuantitatif aktivitas siswa,

tanggapan dan saran siswa, dan skor kuis pada tiap siklus serta hasil tes akhir tiap
siklus.
Teknik analisis tiap kelompok data adalah sebagai berikut :
a. Data Aktivitas siswa
Aktivitas siswa pada pembelajaran di kelas dengan guru, dan latihan
terbimbing di kelas dianalisis dengan cara mentabulasi data dan menyatakan
dalam prosentase peningkatan atau penurunan aktivitas
Selanjutnya menghitung

rata-rata

presentase aktivitas

siswa tersebut.

setiap aspek

dan

menyatakan kriteria keaktifan siswa; Menurut Ngalim Punvanto (1 99 1, h. 102)

Kegiatan siswa dinilai berhasil jika lebih dari 65% siswa
melaksanakan kegiatan tersebut, dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut :
85% - 1 0 0 %
76% - 84 %
60% - 75%
55% - 59%
< 54%

Sangat bai k
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Kurang sekali

Sedangkan kriteria untuk aktivitas riegatif berlaku sebaliknya.
Berdasarkan hasil itu akan diperoleh gambaran tingkatan aktivitas siswa
dalam setiap aspek pada pembelajaran di kelas dengan guru, dan latihan
terbimbing.
b. Informasi/tanggapan serta saran perbaikan oleh siswa

Informasil tanggapan siswa terhadap kegiatan yang dilaksanakan serta
saran-saran perbaikan dari siswa dapat diperoleh dari angket terbuka yang
dibagikan kepada siswa seperti yang termuat pada lampiran 10.

c. Nilai Siswa
Nilai siswa dibedakan atas nilai tes kecil (kuis) setiap minggu dan nilai
hasil belajar pada akhir setiap siklus. Skor kuis perminggu atau perpertemuan
ditabulasi dan dihitung rata-ratanya untuk setiap siswa dan rata-rata kelas untuk
tiap kali kuis, sehingga dapat diperbandingkan peningkatan rata-rata kelas untuk
setiap kali h i s (Lampiran 3 dan 6). Nilai hasil belajar siswa pada akhir siklus
pertama dan kedua nantinya dinyatakan dalam satu tabel, sehingga langsung
tampak perbandingan keduanya dan dapat ditarik kesimpulan tejadi tidaknya
peningkatan hasil belajar siswa antara siklus pertama dan kedua.(Lampiran 9)

d) .Analisis dan Refleksi
Data aktivitas siswa pada setiap permbelajaran di kelas dengar, gwx,dar,
latihan terbimbing, dianalisis dengan cara mentabulasi dan diprosentasekan, lalu
dihitung rata-rata kelas selanjutnya diinterpretasikan dengan mengelompokkannya
sesuai kategori yang dipilih untuk mengetahui tinggi, rendah, atau sedang - sedang
saja aktivitas siswa.
Sedangkan data tentang tanggapan atau sikap siswa dalam menghadapi
setiap h i s , pembelajaran di kelas dengan guru, latihan terbimbing dan
penyerahan tugas ringkasan digunakan untuk mengetahui secara umum apakah
siswa tertarik atau tidak selama mengikuti pembelajaran. Data hasil kuis setiap
minggu dan hasil ujian akhir siklus pertama sebagai cermin untuk memperbaiki
tindakan pada siklus kedua.

BAB IN.
HAS= PENELITIAN DAN PEMBAEtASAN
Sesuai dengan jumlah siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, maka
hasil penelitian meliputi kedua siklus tersebut.
3.1 Deskripsi Data dan Hasil Analisis Data

Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I1 bahwa data yang
dikumpulkan pada tiap siklus meliputi: data aktivitas siswa dalam kegiatan
selama proses pembelajaran dengan guru di kelas dan kegiatan latihan
terbimbing. Data ini diperoleh dengan menggunakan lembar observasi melalui
pengamatan langsung pada saat setiap kegiatan berlangsung. Data tentang
tanggapanl persepsi siswa terhadap strategi belajar bervariasi

dalam

pembelajaran yang dilaksanakan hanya pada akhir siklus pertama saja, dan
data hasil belajar siswa meliputi data hasil kuis siswa tiap minggu dan hasil
ujian akhir pada setiap siklus yang dilaksanakan.

a. Hasil Analisis Data Aktivitas Siswa
Berdasarkan rata-rata prosentase aktivitas siswa setiap pertemuan pada
siklus pertama ( lampiran 4 dan 5), dan siklus kedua ( lampiran 7 dan 8) dapat
diketahui tingkat aktivitas siswa dalam setiap aspek yang diamati pada kegiatan
pembelajaran di kelas dan kegiatan latihan terbimbing. Dengan data tersebut
diketahui perbandingan tingkat aktivitas siswa pada siklus pertama dan kedua,
sehingga dapat diketahui terjadi tidaknya peningkatan baik dalam perbaikan

kualitas proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diraih oleh siswa.
Seperti tarnpak pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Perbandingan Tingkat Aktivitas Siswa Tiap Siklus.
Siklus TI

Siklus I
Aktivitas Siswa yang diamati Rerata

Kategori

(%I

Rerata

Kategori

(%I

Pembelajaran di Kelas

I:

,

Mengajukan pertanyaan

2,85

Kurang sekali

13,92

Menjawab pertanyaan
guru1 teman
Memberi pendapatl
berkomentar
Interaksi dengan teman di
dekat
Interaksi dengan buku
sumber
Mencatat penjelasan guru

1 13 9

Kurang sekali

14,58

0,47

Kunng sckali

3,2 1

12,37

Kurallg sekali

24,59

80,Ol

Baik

82,93

72,83

Cukup balk

82,36

Baik

Siswa datang terlambat

7,69

Salgat balk

5,78

Sagat balk

Tidak memperhatikan
penjelasan guru
Bermain-mainlbercanda
di kelas
Mengantuk/melamun

12,51

Sangat baik

11,44

Sangat baik

14,ll

Sangat balk

4,8 1

Sangat baik

11,57

Sangatbaik

8,23

Sangatbaik

Keluar masuk kelas

10,08

Sangat balk

5,773

Sangat baik

Kurang sekali

80,43

Cukup baik

Cukupba

68,4f

Cukupbaik

Pada Latihan Terbinlbing
39,11

I I

Kurang sekali
Kurmg sekali
Kunng sckali
Kur;;iekali

Partisipasi dalam
pemecahan masalah
Tanggung jawab
pengerjaaan tugas
Disiplin kerja

45,98

Kurang sekali

89,5 1

Sangat baik

Motivasit gairah kerja

5 1,78

Kurang sekali

86,3 1

Sangat baik

61,81

b. Persepsil tanggapan tentang Kegiatan dan Saran
Persepsi siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
temjud dalam bentuk tanggapan tentang hal-ha1 positif dan negatip dari
kegiatan serta saran perbaikan kegiatan pembelajaran yang dijalani siswa. Hal
ini diperoleh melalui penyebaran angket terbuka kepada siswa. Dari 40 lembar
angket yang disebarkan hanya 3 lembar (7,5%) saja dari siswa yang kurang
setuju dengan adanyz tindakan seperti menyusun resume dan pelaksanaan kuis,
dengan alasan yang tidak jelas, sisanya menyatakan setuju dan memberikan
pendapat dan saran seperti tampak pada tabel 2 halaman berikut ini

28

Tabel 2. Persepsi Siswa Dari Hasil Angket Terbuka

HAL POSITIP

KEGIATAN
1. Tes kecil

(Ku i s)

2. Penyajian

materi oleh
guru di kelas

.

HAL NEGATIP

SARAN

Baik sekali untuk memotivasi
belajar siswa
Siswa dipicu untuk mencicil
belajar dengan teratur & kontinu
Siswa dapat berlatih konsentrasi
mendengar

Masih ada siswa saling
kerjasama dalam kuis
Kurang jujur 1 menyontek

Diteruskan sehingga menjadi
rutinitas, bahkan juga untuk mata
pelajaran lain
Tidak diberikan secara lisan,
tetapi tertulis
Bentuk soal tidak objektif saja,
perlu ditambah dengan essay
sederhana

Cukup jelas
Kesempatan bertanya banyak
Terdapat keterbukaan
Tejalin kedekatan hubungan
antara guru-siswa

Kandungan materi terlalu
padat
Penyajian kurang rinci dan
terlalu ringkas
Penyajian guru agak tergesagesa
Suasana belajar agak serius,
siswa takut bicara

Guru perlu mengulang sejenak
materi yang lalu sebelum memulai
materi baru.
Guru diharapkan menj elaskan
konsep-konsep esensial, dan
menuliskan dengan teratur di
papan tulis
Guru menciptakan suasana lebih
kondusif, menyenangkan dan
sedikit santai

3. Latihan
Terbimbing

Terjalin interaksi dan
kekompakan sesama siswa
Dapat tercipta suasana saling
memberi dan menerima
Siswa punya kesempatan berlatih
mengeluarkan idel pendapat
Terbentuk sikap saling
menghargai dan menghormati
orang lain

4. Pembuatan
ringkasan /
rangkuman

Baik sekali, melatih siswa
mempersiapkan diri untuk
mengikuti pembelajaran di kelas
Sangat berkontribusi terhadap
kuis dan diskusi

Waktu terasa terlalu singkat
Bimbingan guru lebih
diintensifkan
Sebaiknya bekerja dalam
kelompok

Kurang ketrampilan menyusun
dengan kalimat sendiri
Hasil tugas resume hampir
seragam, siswa cendrung
menyalin hasil kerja teman saja

Sebelum memulai kegiatan
guru memberikan informasi
secukupnya untuk setiap
masalah yang dibahas
Perpanjang waktu latihan
terbimbing

Guru memberikan petunjuk
kiat ampuh menyusun
ringkasan.

c. Nilai Siswa
Nilai siswa yang mengikuti kuis pada setiap awal pertemuan dan ujian
akhir pada siklus pertama dan kedua dapat dilihat pada lampiran 3, 6 dan 9.
Dari analisis tersebut diperoleh bahwa hasil rata-rata h i s siswa dari rninggu ke
minggu mengalami perubahan mulai dari kuis pertama 48,84 sampai kuis
kelima 51,67 dengan nilai rata-rata kelas untuk kuis pada siklus pertama ini
50,21. Walau terjadi penurunan pada beberapa pertemuan, namun secara

keseluruhan terjadi peningkatan.

Sedangkan hasil rata-rata tes akhir siswa

pada siklus pertama adalah 34,35. Nilai ini sangat memprihatinkan dan masih
jauh dari yang diharapkan.
Disisi lain hasil h i s rata-rata siswa pada siklus kedua yang terlaksana
selama tiga kali menunjukkan peningkatan dari tiap pertemuan, masing-masing
48,02, 52,18 dan 62,93. Berarti nilai rata-rata h i s siswa secara klasikal pada
siklus kedua 54,38. Namun nilai rata-rata kelas pada akhir siklus kedua 47,56..
Sesungguhnya nilai ini masih belum memuaskan, namun demikian ha1 ini
sudah memperlihatkan kenaikan yang cukup berarti dibanding nilai rata-rata
kelas pada ujian akhir siklus pertama, yakni mengalami peningkatan sebesar
38,46 %. Demikian juga halnya jika dibandingkan nilai rata-rata kelas untuk
kuis pada siklus kedua menunjukkan peningkatan sebesar 8,3 1%.
3.2 Pembahasan

Berdasarkan

pernantauan melalui observasilpengamatan langsung

terhadap aktivitas siswa baik pada kegiatan proses pembelajaran

di

kelas,

maupun selama berlangsung kegiatan latihan terbimbing untuk setiap siklus,
dapat dilakukan refleksi atau evaluasi .
Dari analisis data aktivitas siswa ditemukan beberapa hal:
1. Tingkat aktivitas siswa selama proses pembelajaran dalam mengajukan
pertanyaan,

menjawab

pertanyaan

gudteman,

memberi

pendapatl

berkomentar dan interaksi dengan teman di dekat duduk pada kedua siklus
termasuk kategori kurang sekali. Namun secara kuantitatif mengalami
peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua. Sedangkan

tingkat

aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan buku sumber pada kedua siklus
sudah baik. Di sisi lain aktivitas siswa dalam mencatat penjelasan guru
mengalami peningkatan dari kategori c~rkupbaik menjadi baik. Aktivitas
negatif siswa dari kedua siklus mengalami penurunan yang cukup berarti.
Secara kuantitatif terjadi penurunan prosentase bahkan melebihi 100%
seperti pada aktivitas bermainlbercanda di kelas berkurang dari 14,11%
menjadi 4,81 %. Berarti dalam penelitian ini sudah diperoleh adanya
perbaikan kualitas sesuai dengan karakterisitik PTK yang berorientasi pada
proses, sungguhpun

bila dimasukkan ke dalam kategori yang dipakai

masih dalam kategori kurang sekali.
Bila dibandingkan dengan suasana pembelajaran yang berlangsung
selama ini sudah mengalami perkembangan yang memadai. Sudah mulai
tumbuh dan berkembang adaya siswa yang mau bertanya, menjawab,
berpendapat dan berinteraksi dengan ternan di dekat duduk. Suasana kelas
sudah cukup kondusif untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran

yang melibat lebih banyak siswa yang ikut ambil bagian, berpartisipasi
aktif dalam segenap aspek kegiatan belajar. Keterlibatan secara mental
maupun secara fisik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana
Sudjana (1991) aktivitas fisik dan mental keduanya saling terkait dan tak
dapat dipisahkan saling mengisi dan menentukan. Hal ini juga didukung
oleh Pasaribu(l983) bahwa cara belajar yang efetif adalah cara belajar
berbuat sendiri, maksudnya siswa terlibat langsung dalam pencapaian
tujuan pen