PENGARUH INTELEGENSI DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMETAAN KONSEP

(1)

ABSTRAK

PENGARUH INTELEGENSI DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI

PEMETAAN KONSEP

Oleh

I Putu Brama Arya Diputra

Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya yaitu intelegensi dan motivasi. Untuk dapat mengetahui pengaruh intelegensi dan motivasi belajar tersebut, maka diperlukan penelitian agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Adakah pengaruh intelegensi siswa terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep? (2) Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep? Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X di SMAN 5 Metro, sedangkan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X 6 semester genap SMAN 5 Metro yang berjumlah 230 siswa. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling. Variabel penelitian yang digunakan ada tiga jenis, yaitu data intelegensi siswa (X1), data motivasi belajar (X2), dan data hasil belajar fisika siswa (Y).


(2)

I Putu Brama Arya Diputra Teknik Pengumpulan data yang pertama menggunakan teknik dokumentasi untuk mengetahui data intelegensi siswa, yaitu dengan mencatat data yang sudah ada di sekolah. Teknik yang kedua yaitu angket motivasi, digunakan untuk mengetahui motivasi belajar masing-masing siswa berupa kuesioner. Dan teknik pengambilan data yang terakhir yaitu menggunakan metode tes dalam bentuk uji blok dan uji praktek untuk mengetahui data hasil belajar fisika siswa. Data yang sudah diperoleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS 17.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara: (1) intelegensi dengan hasil belajar fisika siswa sebesar 18%, yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,42 termasuk dalam kategori sedang dengan persamaan regresi Y = 32,63 + 0,25X; (2) motivasi dengan hasil belajar fisika siswa sebesar 16% , ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,40 termasuk dalam kategori sedang dengan persamaan regresi Y = 34,05 + 0,37X, dimana konstanta a dan b merupakan koefisien yang signifikan.


(3)

PENGARUH INTELEGENSI DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI

PEMETAAN KONSEP

Oleh

I Putu Brama Arya Diputra

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

Judul Skripsi : PENGARUH INTELEGENSI DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMETAAN KONSEP

Nama Mahasiswa : I Putu Brama Arya Diputra Nomor Pokok Mahasiswa : 0913022009

Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Undang Rosidin, M.Pd. Viyanti, S.Pd. M.Pd.

NIP. 19600301 198503 1 003 NIP 19800330 20051 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Undang Rosidin, M.Pd. ...

Sekretaris : Viyanti, S.Pd. M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Nengah Maharta, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : I Putu Brama Arya Diputra

NPM : 0913022009

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Dusun 02, RT/RW 004/002, Desa Rama Gunawan, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah. Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Mei 2013 Yang Menyatakan,

I Putu Brama Arya Diputra NPM. 0913022009


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahrikan di Kota Bumi, Kabupaten Lampung Utara, pada tanggal 3 April 1991. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara sebagai putra dari pasangan Bapak I Ketut Aryadhana dan Ibu Ni Ketut Aprilinawati. Adapun adik penulis yaitu Ni Made Agusuriyani Diana Putri.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis diantaranya SD Xaverius Metro yang diselesaikan pada tahun 2003, SLTP Xaverius Metro yang diselesaikan pada tahun 2006, dan SMA N 5 Metro yang diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Tahun 2011, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan.


(8)

MOTTO

“Hyang Widhi Be With You Always”

(I Putu Brama Arya Diputra)

“Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan –

kesalahan,

tetapi jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar

tidak terjadi kesalahan lagi.”

(I Putu Brama Arya Diputra)

Jangan ragu dan jangan takut, tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu

(I Putu Brama Arya Diputra)


(9)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, mengucap syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan cinta kasih yang tulus dan mendalam kepada:

1. Teristimewa bapak dan ibu tercinta, dengan ketulusan doa, keringat dan air mata serta kasih sayang tanpa putus, senantiasa memberikan semangat optimis untuk mewujudkan impian dan cita-cita demi keberhasilan dan kebahagiaan penulis

2. Adik Ni Made Agusuriyani Diana Putri, yang selalu memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.

3. Seseorang yang banyak memberikan semangat dan dukungannya, mengajarkan penulis untuk menjadi dewasa dan bijaksana, serta membuat

perubahan-perubahan positif dengan nasehatnya dan mengembalikan semangat juang penulis dengan keyakinan dan kesungguhannya.

4. Para pendidik yang saya hormati, yang telah mengajar dengan penuh kesabaran 5. Almamater tercinta.


(10)

SANWACANA

Om Svastiyastu

Puji syukur atas kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Intelegensi dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa melalui Penerapan Strategi Pemetaan Konsep” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan serta bantuannya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus sebagai Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.


(11)

5. Ibu Viyanti, S.Pd. M.Pd. selaku Pembimbing II atas kesediaannya

memberikan bimbingan, motivasi, semangat, nasehat- nasehat bijak, saran, dan kritiknya selama kuliah dan dalam proses penyusunan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Bapak Drs. Hanwar Priyo Handoko selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Metro atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

8. Ibu Eka Nirwana selaku guru mitra dan murid-murid kelas X.6 SMA Negeri 5 Metro atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung..

9. Sahabat-sahabat tercinta yang tak terlupakan pendidikan fisika angkatan 2009:

“Kenangan itu Ada karena kalian Ada!!!”

10.Kakak tingkat 2008, adik-adik tingkat 2010, adik-adik tingkat 2011, terimakasih atas bantuannya .

11.Rekan PPL SMP Negeri 2 Ketapang: Putu (Sej’09), Rika (Mat’09), Made

(Bio’09), Agatha (Penjas’09), Dodo (Eko’09), Tika (Seni’09), Gusti (Kim’09), Anis (Bindo’09), Debo (Geo’09), Puja(Bio’09).

12.Teman-teman satu atap di kosan Srisedono atas keceriaan yang selalu dihadirkan dalam setiap suasana.

Semoga Ida Shang Hyang Widhi Wasa selalu melindungi dan membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Mei 2013


(12)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Intelegensi ... 6

2. Motivasi ... 9

3. Strategi Pemetaan Konsep ... 11

4. Hasil Belajar ... 13

B. Kerangka Pemiikiran ... 16

C. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar ... 18

2. Hipotesis ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 20

B. Sampel Penelitian ... 20


(13)

xiv

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

1. Teknik Tes ... 21

2. Teknik Dokumentasi ... 21

3. Sakala Angket ... 21

E. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas ... 22

2. Reliabilitas ... 23

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 25

2. Uji Linieritas ... 26

3. Uji Korelasi ... 26

4. Regresi Linier Sederhana ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29

2. Uji Normalitas ... 30

3. Uji Linieritas ... 33

4. Uji Korelasi ... 34

5. Regresi Linier Sederhana ... 36

B. Pembahasan ... 40

1. Pengaruh Intelegensi terhadap Hasil Belajar ... 44

2. Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar ... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Skema Pengujian Pengaruh Variabel Intelegensi dan Motivasi terhadap Hasil Belajar ... 53

2. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 54

3. Angket Motivasi Siswa terhadap Pelajaran Fisika ... 55


(14)

xv

5. LP-1A ... 58

6. LP-1B ... 60

7. LP-02 ... 61

8. Silabus Pembelajaran ... 62

9. RPP pada Materi Cermin ... 63

10.RPP pada Materi Lensa ... 73

11.Buku Siswa 01 ... 80

12.Rubrik Penilaian Untuk Mengamati Kemampuan Siswa dalam Melakukan Praktikum pada Materi Cermin ... 93

13.Rubrik Penilaian Untuk Mengamati Kemampuan Siswa dalam Melakukan Praktikum pada Materi Lensa ... 95

14.LKS: Pemantulan pada Cermin Datar ... 97

15.Kunci Jawaban LKS: Pemantulan pada Cermin Datar ... 101

16.LKS: Pemantulan pada Cermin Cekung ... 105

17.Kunci Jawaban LKS: Pemantulan pada Cermin Cekung ... 110

18.LKS: Pemantulan pada Cermin Cembung ... 116

19.Kunci Jawaban LKS: Pemantulan pada Cermin Cembung ... 121

20.LKS: Bayangan pada Lensa Cembung ... 127

21.Kunci Jawaban LKS: Bayangan pada Lensa Cembung ... 132

22.LKS: Bayangan pada Lensa Cekung ... 136

23.Kunci Jawaban LKS: Bayangan pada Lensa Cekung ... 137

24.Kisi Soal Pembentukan Bayangan pada Cermin ... 144

25.Soal Pembentukan Bayangan pada Cermin ... 147


(15)

xvi

27.Kisi Soal Pembentukan Bayangan pada Lensa ... 155

28.Soal Pembentukan Bayangan pada Lensa ... 159

29.Kunci Jawaban Soal Pembentukan Bayangan pada Lensa ... 163

30.Data Hasil Belajar Siswa ... 169

31.Data Motivasi Belajar Siswa ... 170

32.Data Intelegensi (IQ) Siswa ... 171

33.Data Uji Angket Motivasi Siswa ... 172

34.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 174

35.Uji Normalitas ... 176

36.Uji Linieritas ... 178


(16)

xvii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Skala Alpha Cronbach’s ... 24

3.2 Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi ... 27

4.1 Hasil Uji Reliabilitias ... 29

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 30

4.3 Hasil Uji Linieritas pada Intelegensi Siswa ... 33

4.4 Hasil Uji Linieritas pada Motivasi Belajar ... 34

4.5 Hasil Uji Korelasi pada Intelegensi Siswa ... 34

4.6 Hasil Hitung Koefisien Determinasi Intelegensi Siswa ... 35

4.7 Hasil Uji Korelasi pada Motivasi Belajar ... 35

4.8 Hasil Hitung Koefisien Determinasi Motivasi Belajar ... 36

4.9 Hasil Regresi Linier Sederhana pada Intelegensi Siswa ... 37


(17)

xviii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Model Teoritis ... 16

4.1 Hasil Uji Grafik (Normal P-P Plot) pada Variabel Intelegensi ... 31

4.2 Hasil Uji Grafik (Normal P-P Plot) padaVariabel Hasil Belajar ... 32

4.3 Hasil Uji Grafik (Normal P-P Plot) pada Variabel Motivasi ... 32

4.4 Grafik Persentase Intelegensi Siswa ... 41

4.5 Grafik Persentase Motivasi Belajar Siswa ... 42


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu fisika merupakan bagian dari mata pelajaran yang menuntut siswa untuk berinteraksi langsung dengan sumber belajar, tidak hanya memahami konsep-konsep ilmu pengetahuan saja, namun perlu penggabungan pengalaman melalui serangkaian kegiatan ilmiah sebagai langkah-langkah menuju pemahaman

terhadap konsep dalam suatu pembelajaran. Pelajaran fisika termasuk dalam ilmu pasti, tetapi untuk memberikan pemahaman yang kuat kepada siswa masih cukup sulit.

Sebagai fasilitator siswa dalam proses belajar mengajar baik di kelas maupun di luar kelas, guru perlu pandai memilah dan memilih media yang digunakan dalam pembelajaran. Adanya media pembelajaran dalam mata pelajaran fisika,

diharapkan dapat mendorong peserta didik agar tertarik untuk mempelajari fisika. Berawal dari rasa tertarik itulah, minat belajar peserta didik terhadap pelajaran fisika dapat muncul. Sehingga peserta didik pun dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

Fisika menjadi mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, kebanyakan dari mereka memperoleh hasil belajar yang cukup rendah untuk mata pelajaran ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar pun tidak terlepas dari dalam


(19)

2

maupun luar diri siswa, yaitu tingkat intelegensi dan motivasi belajar yang dimiliki siswa. Perbedaan tingkat intelegensi dan motivasi siswa pun mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, sering ditemukan siswa yang memperoleh hasil belajar sesuai dengan tingkat intelegensi dan motivasinya. Siswa yang memliki tingkat intelegensi dan motivasi yang relatif tinggi, cenderung memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, sedangkan siswa yang tingkat intelegensi dan motivasinya relatif rendah, cenderung memperoleh hasil belajar yang rendah.

Observasi awal menunjukkan pada kegiatan belajar mengajar sehari-hari di kelas banyak ditemukan permasalahan-permasalahan dalam proses belajar mengajar, diantaranya siswa kurang fokus dan termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran yang disampaikan oleh guru, beberapa siswa bahkan asyik dengan kegiatan-kegiatan di luar pelajaran, seperti mengobrol, membaca selain buku fisika, bermain handphone dan sebagainya. Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian besar siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika itu sulit, hanya berisi rumus, dan sukar dipahami sehingga siswa tidak tertarik. Hal ini diduga sebgai penyebab dari rendahnya hasil belajar fisika.

Berdasarkan permasalahan di atas, diduga tingkat intelegensi dan motivasi belajar memberikan pengaruh terhadap hasil belajar, ada tidaknya pengaruh tersebut dapat dilihat pada hasil tes yang telah dilakukan siswa. Kenyataan yang ada bahwa di SMAN 5 Metro belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang serupa. Sekolah tersebut mengadakan tes intelegensi hanya sekedar ingin


(20)

3

mengetahui berapa nilai intelegensi yang dimiliki oleh siswa-siswinya untuk keperluan penjurusan.

Atas dasar inilah penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Intelegensi dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa melalui Penerapan Strategi Pemetaan Konsep ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian adalah: 1. Adakah pengaruh intelegensi siswa terhadap hasil belajar fisika siswa melalui

penerapan strategi pemetaan konsep?

2. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh intelegensi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

2. Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini diantaranya:

1. Menjadi variasi belajar yang menarik bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar.


(21)

4

2. Sebagai masukan bagi para guru fisika dalam melakukan kegiatan

pembelajaran di kelas untuk memperhatikan faktor intelegensi dan motivasi siswa dalam mempelajari fisika sehingga hasil belajar siswa dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal.

3. Sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti yang akan terjun langsung ke lapangan, memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti, serta pengetahuan yang lebih

mendalam terutama pada bidang yang dikaji. E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari salah persepsi terhadap masalah yang dibahas dalam

penelitian ini, dipandang perlu untuk membatasi ruang lingkup penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini, yaitu:

1. Intelegensi atau kecerdasan yaitu tingkat kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan keadaan baru, menganalisis dan memecahkan suatu masalah dengan menggunakan alat berpikir sesuai kemampuan. 2. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang menjadi kekuatan

pada individu yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan seluruh tingkah laku sehingga diharapkan tujuan belajar dapat tercapai.

3. Hasil Belajar adalah bukti kemampuan atau keberhasilan kognitif siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai ketika evaluasi pembelajaran dilakukan.


(22)

5

4. Strategi pemetaan konsep.adalah adalah suatu cara yang dapat digunakan guru untuk membantu siswa mengorganisasikan materi pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antar komponennya.


(23)

II. KERANGKA TEORETIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Secara garis besar, pengertian intelegensi adalah kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Rumusan definisi yang berbeda namun pengertiannya sama dengan definisi di atas, dikemukakan oleh Dalyono (1997: 56) yaitu:

Seseorang yang memiliki intelegensi yang baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang

intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat dalam belajar, sehingga prestasi belajar pun rendah.

Intelegensi berdasarkan pendapat di atas, dapat dipandang sebagai kemampuan atau kecerdasan seseorang dalam memecahkan masalah baik yang memerlukan pengertian maupun penggunaan simbol-simbol, intelegensi juga merupakan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru dan


(24)

7

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan menggunakan akal pikiran. Sehubungan dengan hal itu, Ahmadi (2007: 230) mengatakan:

Orang tua yang berasal dari tingkat sosio ekonomis yang rendah biasanya tidak memperhitungkan faktor-faktor tersebut ketika menentukan jumlah anak. Pengaruh jumlah anak terutama kelihatan pada angka test intelegensi yang kurang dari nornmal. Angka intelegensi yang tinggi lebih sering terdapat di antara anak-anak tunggal atau yang hanya mempunyai satu atau dua saudara. Angka intelegnsi rendah terdapat diantara mereka yang mempunyai empat saudara atau bahkan lebih.

Kutipan Ahmadi menegaskan bahwa intelegensi merupakan kemampuan berpikir yang mengakibatkan adanya hubungan dengan aktivitas yang dihasilkan. Suatu aktivitas dikatakan efisien apabila aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan tepat. Tingkat pencapaian dalam pemecahan suatu masalah pada masing-masing siswa tidak sama karena tingkat intelegensi yang dimiliki berbeda-beda. Oleh sebab itu ada sebutan orang genius, pintar, bodoh dan lain-lain.

Arikunto (2009: 14) mengklasifikasikan tingkat intelegensi (IQ) sebagai berikut: 1% luar biasa, memiliki IQ antara 30-70

5% dungu, meiliki IQ antara 70-80 14% bodoh, memiliki IQ antara 80-90 60% normal, memiliki IQ antara 90-110 14% pandai, memiliki IQ antara 110-120 5% sangat pandai, memiliki IQ antara 120-130 1% genius, memiliki IQ lebih dari 130

Selanjutnya yang dikatakan 1% luar biasa terbagi atas: Idiot, mempunyai IQ antara 0-25

Imbesil, memiliki IQ antara 26-50 Debil, memiliki IQ antara 51-70

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa kebanyakan orang memiliki klasifikasi tingkat intelegensi yang normal, sedikit yang memiliki klasifikasi tingkat intelegensi pandai atau bodoh, dan sedikit sekali yang meiliki tingkat intelegensi sangat pandai ataupun sangat bodoh. Lebih lanjut Slameto (2003: 58) mengatakan:


(25)

8

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai intelegensi yang rendah.

Intelegensi menentukan tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa, artinya bahwa siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi akan memperoleh

kemudahan dalam belajarnya dari pada siswa yang memiliki intelegensi rendah. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Pribadi, yang mana hasilnya adalah ada pengaruh positif antara intelegensi terhadap hasil belajar.

David dalam Arikunto (2009: 12) menyatakan ada 7 aspek yang dapat

dikategorikan sebagai penunjuk tinggi rendahnya intelegensi seseorang, yaitu: a. kemampuan verbal; b. kemampuan mengamati dan rasa ruang;

c. kemampuan gerak kinestis-fisik; d. kemampuan logika; e. kemampuan dalam hubungan intra-personal; f. kemampuan dalam inter-personal; g. kemampuan dalam musik

Lebih lanjut menurut Gardner (2010: 1)

Orang yang kuat dalam intelegensi matematis-logis secara menonjol dapat melakukan tugas memikirkan sitem-sistem yang abstrak, seperti matematika dan filsafat. Mereka juga cocok untuk menjelaskan kenyataan fisis seperti yang terjadi dengan sains. Dengan kekuatan pada pemikiran induktif, mereka dapat dengan mudah melihat dan mengumpulkan gejala-gejala fisi, kemudian merangkumnya dalam suatu kesimpulan ilmiah. Maka, mereka dapat

menemukan suatu hukum ataupun teori dari gejala-gejala fisis yang diteliti. Berdasarkan keseluruhan jenis intelegensi yang ada, intelegensi matematis-logislah yang paling besar pengaruhnya terhadap hasil belajar fisika siswa, hal ini disebabkan karena seseorang yang memiliki kemampuan intelegensi matematis-logis yang tinggi akan dengan mudah melihat dan mengumpulkan gejala-gejala fisis, kemudian merangkumnya dalam suatu kesimpulan ilmiah.


(26)

9

2. Motivasi

Suatu aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi. Perubahan suatu motivasi akan merubah pula wujud, bentuk, dan hasil belajar. Memotivasi siswa

merupakan salah satu langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pengajaran dan pembelajaran. Ada tidaknya motivasi seorang individu untuk belajar sangat berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri. Menurut Arikunto dalam Soemanto (2008: 99), memberikan pengertian motivasi sebagai berikut:

Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik/pelajar yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

Kemudian, Hamalik (2009: 156) mengemukakan:

Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu kegiatan karena ingin mencapai tujuan tertentu dalam hidup dan

kehidupannya. Jadi, guru memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Agar siswa dapat melakukan aktivitas belajar dengan baik maka guru harus melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan


(27)

10

motivasi. Masalah yang dihadapi guru untuk menyelenggarakan pengajaran adalah bagaimana memotivasi atau menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik secara efektif. Keberhasilan suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya penyediaan motivasi/dorongan. Mudjiono (2006: 80) mengatakan:

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar individu. Motivasi tidak pernah dikatakan baik, apabila tujuan yang diinginkan juga tidak baik. Sebagai contoh kalau motif yang timbul untuk suatu perbuatan belajar itu, karena rasa takut akan hukuman, maka faktor-faktor yang kurang enak itu dilibatkan ke dalam situasi belajar akan menyebabkan kegitan belajar tersebut menjadi kurang efektif dan hasilnya kurang permanen/tahan lama, kalau dibandingkan perbuatan belajar yang didukung oleh suatu motif yang menyenangkan.

Dimyati (2006: 84) juga mengatakan:

Motivasi perilaku manusia adalah berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain.motivasi belajar dan bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat, dan perlu dimiliki oleh siswa dan guru.

Hasil belajar akan semu dan tidak tahan lama apabila dalam kegiatan belajar tidak melalui proses dengan didasarkan motif yang baik. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan mendorong mereka melakukan kegiatan belajar dengan skala tinggi dan memperoleh prestasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang motivasinya lebih rendah. Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari yang dikemukakan Sardiman (2011: 83) sebagai berikut:

Ciri-ciri seseorang memiliki motivasi yang tinggi adalah sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas atau dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama; b. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa;


(28)

11

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; d. Lebih senang bekerja sendiri; e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; f. Dapat

mempertahankan pendapatnya; g. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini; h. Senang mencari dan memecahkan masalah.

Motivasi yang tinggi akan menimbulkan semangat dan gairah dalam belajar sehingga timbul keinginan untuk menguasai mata pelajaran fisika. Motivasi belajar dapat ditimbulkan karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Sehubungan dengan hal ini Sardiman (2011: 89-91) mengatakan bahwa ada dua jenis motivasi, yaitu:

a. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar untuk melakukan sesuatu; b. Motivasi

ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.

Motivasi yang timbul dari dalam lebih penting dibandingkan motivasi yang ditimbulkan oleh faktor-faktor dari luar, karena motivasi yang berasal dari diri sendiri akan memberikan pengaruh besar dalam melakukan suatu kegiatan. 3. Strategi Pemetaan Konsep

Konsep merupakan kondisi utama yang diperlukan untuk menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan obyek-obyeknya. Menurut Tony (2005: 4), peta konsep atau peta pembelajaran (mind map) adalah cara termudah untuk menangkap butir-butir pokok informasi yang signifikan, menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Peta konsep juga

merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan


(29)

12

Menurut Awaludin (2008: 81) dalam pendidikan peta konsep dapat diterapkan untuk beberapa tujuan, antara lain:

a. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa; b. Belajar bagaimana belajar; c. Mengungkapkan konsepsi salah; d. Alat evaluasi

Menurut Hamalik (2009: 165), konsep memiliki kegunaan:

Membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas, dan lebih maju. Siswa tidak harus belajar secara konstan, tetapi dapat menggunakan konsep-konsep yang telah dimilikinya.

Konsep sangat diperlukan dalam menguasai kemahiran diskrimasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari sekumpulan stimulus dan obyek-obyeknya.

Penerapan peta konsep dapat memberikan kebebasan bagi setiap siswa dalam usaha memahami materi dan mengembangkan pola pikirnya secara mandiri, serta dapat dijadikan alat ukur mandiri bagi siswa dalam penguasaannya terhadap suatu materi.

Menurut James dalam Sardiman (2011: 163) menyatakan:

Kedominanan atribut menunjuk konsep sebagai atribut. Konsep dominan memiliki atribut yang dominan. Jika atribut yg digunakan nyata, maka lebih mudah menguasai konsep dan jika atribut yg digunakan tidak nyata, maka sulit untuk menguasai suatu konsep

Dorough dan Rye (1997: 374) mengemukakan bahwa penilaian suatu peta konsep dapat dikemukakan dengan parameter-perameter sebagai berikut:

a. Banyaknya konsep relevan yang dikembangkan oleh siswa. b. Banyaknya proposisi yang benar, apakah menunjukkan suatu miskonsepsi atau kesalahan biasa. c. Banyaknya cabang dalam arti siswa memahami jenjang dari konsep-konsep. d. Banyaknya hubungan silang antar konsep-konsep. e. Banyaknya contoh konsep spesifik


(30)

13

Penerapan peta konsep dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Dengan meningkatnya penguasaan konsep secara langsung, berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Pada hakikatnya, strategi pemetaan konsep merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang memberikan kemudahan dalam mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya. Pembelajaran dengan peta konsep memberikan kemudahan dalam memahami satu materi dengan pola dan gaya tersendiri yang dimiliki oleh setiap siswa.

4. Hasil Belajar

Setelah menjalani proses belajar, seorang siswa akan memperoleh hasil dari proses belajar yang telah ia lakukan yang dinamakan hasil belajar. Hasil belajar siswa diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti, tetapi mungkin juga hanya dapat diamati karena perubahan tingkah laku. Hasil belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang hasil belajarnya tinggi dapat dikatakan, bahwa dia telah berhasil dalam belajar. Demikian pula sebaliknya. Sedangkan dalam usaha untuk mencapai suatu hasil belajar dari proses belajar mengajar, seorang siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Fitriyah dalam Herlina (2008: 24) berpendapat:

Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat.

Dapat dikatakan bahwa hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Menurut Sardiman (2011: 50), hasil pengajaran dikatakan benar-benar baik apabila:


(31)

14

Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”. Pengetahuan hasil proses belajar-mengajar itu bagi siswa seoalah-olah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan.

Menurut Bloom dalam Sardiman (2004: 23-24) bahwa ada tiga ranah hasil belajar, yaitu:

a. Kognitif: Knowledge (pengetahuan, ingatan), comperhension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan,

menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (menilai), application

(menerapkan). b. Affective: receiving (sikap menerima), responding (memberi respon), valuing (menilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi). c. Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.

Adapun pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar tersebut bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Bila seorang siswa memperoleh hasil belajar yang tinggi pada suatu pelajaran tertentu maka siswa tersebut bisa dikatakan memiliki penguasaan yang


(32)

15

baik terhadap pelajaran tersebut. Siswa itu juga dikatakan telah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Abdurrahman (1999: 38) menyatakan, “Seorang anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional”.

Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu:

a. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) meliputi kesehatan,

intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan cara belajar. b. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa keberhasilan dari proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka seorang siswa harus bisa mengelola faktor-faktor ini dengan baik, terutama faktor yang berasal dari dalam dirinya.


(33)

16

X1

Y

X2

R1

R2 B. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan satu kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh intelegensi dan motivasi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui strategi pemetaan konsep. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Sebagai variabel bebas adalah tingkat intelegensi (X1) dan motivasi belajar (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa (Y). Dalam hal ini intelegensi akan menentukan kemampuan siswa dalam belajar yang nilainya diperoleh dari test IQ, sedangkan motivasi belajar diperoleh dari angket. Adapun data hasil belajar diperoleh melalui pembelajaran dengan menggunakan strategi pemetaan konsep.

Untuk memperjelas pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh kedua variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara bersamaan, maka model hubungan antara variabel dapat ditampilkan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1. Model toeritis hubungan antara peubah bebas intelegensi (X1), motivasi (X2),


(34)

17

Keteranagan :

X1 = intelegensi siswa X2 = motivasi belajar Y = hasil belajar siswa

R1 = pengaruh intelegensi siswa (X1) terhadap hasil belajar (Y)

R2 = pengaruh motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y)

Penguasaan konsep berhubungan erat dengan kegiatan berpikir. Kemudian dapat diasumsikan bahwa kecepatan dan kemudahan siswa dalam menguasai konsep bergantung pada beberapa hal, diantaranya tingkat kemampuan intelegensi (IQ) dan motivasi belajar siswa.

Tingkat intelegensi dan motivasi yang dimiliki tiap siswa berpengaruh besar terhadap kemajuan belajar dalam situasi apa pun. Tingginya tingkat intelegensi dan motivasi yang dimiliki seorang siswa akan membantunya memperoleh hasil belajar yang tinggi pula. Begitu pun sebaliknya, tingkat intelegensi dan motivasi siswa yang rendah akan berdampak pada perolehan hasil belajar yang rendah pula. Dengan adanya motivasi, setiap siswa diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar sehingga mendapatkan nilai yang maksimal.

Pembelajaran dengan strategi pemetaan konsep menggunakan tahapan-tahapan agar siswa membentuk sendiri pengetahuan dalam dirinya, bukan hasil transfer dari guru. Strategi ini mengasah kemampuan berpikir siswa agar mengalami peningkatan, sehingga apabila strategi ini diaplikasikan dalam pembelajaran fisika di kelas, maka akan membantu meningkatkan penguasaan konsep fisika, baik untuk siswa dengan tingkat intelegensi dan motivasi yang tinggi maupun siswa dengan tingkat intelegensi dan motivasi yang rendah. Pada akhirnya, penguasaan


(35)

18

konsep fisika antara siswa dengan tingkat intelegensi dan motivasinya tinggi dan siswa dengan tingkat intelegensi dan motivasinya rendah adalah sama.

C. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar pada penelititan ini:

a) Semua siswa kelas X semester genap SMA Negeri 5 Metro memperoleh materi pelajaran yang sama.

b) Tingkat intelegensi dari siswa kelas X semester genap berbeda-beda. c) Setiap siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang berbeda-beda.

d) Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar fisika siswa selain variabel yang dikemukakan tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.

2. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini: a) Hipotesis Umum

Intelegensi dan motivasi berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

b) Hipotesis Kerja

Berdasarkan hipotesis umum dapat dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut : 1. H0 : Tidak ada pengaruh intelegensi siswa terhadap hasil belajar fisika

siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

H1 : Ada pengaruh intelegensi siswa terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.


(36)

19

2. H0 : Tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

H1 : Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.


(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5 Metro semester genap tahun pelajaran 2012/2013, yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah sebanyak 230 siswa.

B. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Arikunto, 2010: 183).

Berdasarkan populasi yang terdiri dari 7 kelas, diambil 1 kelas berdasarkan pertimbangan peneliti sebagai sampel. Sampel yang diperoleh adalah kelas X 6 yang terdiri dari 32 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk Pre-Eksperimental Design dengan tipe One-Shot Case Study. Pada desain ini, hanya dilakukan posstes setelah diberikan perlakuan karena pada anggapan dasar telah ditulis


(38)

21

bahwa seluruh siswa yang menjadi objek penelitian memiliki kemampuan relatif sama. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain eksperimen One-Shot Case Study

Keterangan:

X : perlakuan dengan menggunakan strategi pemetaan konsep O : tes penguasaan konsep siswa dan hasil belajar siswa

(Sugiyono, 2009: 110) D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperoleh sebagai berikut: 1. Teknik tes

Tes diberikan kepada siswa dalam bentuk uji blok dan uji praktek. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran fisika.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah suatu cara untuk mendapatkan data dengan cara mencatat data yang telah ada. Teknik ini digunakan untuk mengetahui tingkat intelegensi siswa.

3. Skala Angket

Pada penelitian ini teknik pengambilan data yang digunakan untuk mendapatkan data motivasi yaitu berupa kuisioner (angket). Indikator skala motivasi berprestasi terhadap pelajaran fisika disusun berupa angket skala Likert yang terdiri dari pilihan jawaban berupa (STS TS RR S SS) yang mempunyai bobot angka (5, 4, 3,


(39)

22

2, 1). Angket ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang motivasi belajar siswa terhadap pelajaran fisika. Jumlah pertanyaan/pernyataan disesuaikan dengan aspek yang diukur.

Aspek-aspek yang diukur pada angket motivasi meliputi: motivasi intrinsik (dorongan untuk belajar, waktu belajar, mengerjakan pekerjaan rumah, latihan soal, keaktifan di kelas dan di luar kelas, serta pemahaman konsep), dan motivasi ekstrinsik (pujian/hadiah, persaingan, pengaruh guru, dan fasilitas yang ada). E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti. Jadi, sebelum

diberikan pada sampel yang sebenarnya, soal angket diuji cobakan terlebih dahulu di luar sampel tetapi masih dalam populasi untuk mengetahui tingkat validitas. Untuk menguji validitas angket digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus: r = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n          Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi yang menyatakan validitas

X = Skor butir soal Y = Skor total n = Jumlah sampel

(Arikunto, 2007: 72)


(40)

23

Dengan kriteria pengujian apabila dengan maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila maka alat ukur tersebut tidak valid.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria uji bila Corrected Item – Total Correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construct yang kuat (valid).

2. Reliabilitas

Langkah selanjutnya adalah mencari harga reliabilitas instrument. Perhitungan ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2007: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

r11= n n-1

1-σi2

σt2

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

σi2 = jumlah varians skor tiap-tiap soal

σt2 = varians total n = banyaknya soal

Dimana:

��2=

Xi2−

Xi 2 N

N � �

2= Yi

2 Yi 2 N N

Keterangan:

Xi2 = kuadrat skor total tiap butir soal Xi = skor total tiap butir soal

hitung

r  rtabel  0,05

tabel r  hitung r


(41)

24

Yi2 = kuadrat skor total tiap siswa Yi = skor total tiap siswa

N = banyaknya data

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukurannya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dikatakan reliabel jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang relatif sama.

Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 17.0. Pada program ini digunakan metode Alpha

Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1.

Menurut Sekaran dalam Priyatno (2010: 98), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6. Untuk menentukan besarnya koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Nilai Alpha Cronbach’s

Alpha Cronbach’s Tingkat Kemantapan

0,00 – 0,20 Kurang Reliabel 0,21 – 0,40 Agak Reliabel 0,41 – 0,60 Cukup Reliabel

0,61 - 0,80 Reliabel

0,80 – 1,00 Sangat Reliabel


(42)

25

Setelah angket ini valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan bobot nilai alternatif jawaban yang dipilih.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh adalah data yang berbentuk skala interval. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 untuk menganalisis data maka sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu (1) uji normalitas pada sampel yang digunakan, (2) uji linearitas pada sampel yang digunakan. Setelah kedua uji prasyarat dilakukan, maka tahapan berikutnya adalah uji regresi linear sederhana untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang diperoleh dari sampel yang berasal dari populasi. Pada dasarnya uji normalitas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan menggunakan uji statistik parametik (uji frequence atau descriptive), uji menggunakan statistik nonparametrik (uji kolmogrov

smirnov) dan menggunakan uji grafik. Pada penelitian ini uji normalitas digunakan dengan uji kolmogrov smirnov. Dasar pengambilan keputusan uji normalitas dengan metode kolmogrov smirnov berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai � �. �� 2− � , nilai � yang digunakan adalah 0,05 dengan demikian kriteria uji sebagai berikut: (1) jika nilai sig atau signifikan atau probabilitas < 0,05 maka Ho diterima dengan arti bahwa data tidak

terdistribusi normal; (2) jika nilai sig atau signifikan atau probabilitas > 0,05 maka H1 diterima dengan arti bahwa data terdistribusi normal.


(43)

26

2. Uji Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Test for Linierity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (Linierity) kurang dari 0,05.

` (Priyatno dalam Mahmudah, 2011: 31)

3. Uji Korelasi

Jika data berdistibusi normal, maka untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji Korelasi Product-Moment, dengan menggunakan persamaan berikut ini.

= � � − � �

�2− � 2 �2− � 2

(Sugiyono, 2009: 255) Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan

H1ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt) maka H1

diterima (Sugiyono, 2009: 261).

Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Korelasi

Bivariate jika data berdistribusi normal. Namun jika tidak berdistribusi normal, dapat menggunakan Korelasi Rho Spearman.


(44)

27

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

(Sugiyono, 2009: 257) Melalui analisis korelasi, dapat diketahui bahwa koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, untuk melihat pengaruh dalam bentuk persentase.

4. Regresi Linier Sederhana

Untuk mengetahui adakah pengaruh intelegensi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep, dan adakah pengaruh motivasi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep, digunakan uji Regresi Linear Sederhana. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat kausal variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Persamaan umumnya adalah:

Y = a + b X

Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius. Adapun hipotesis yang telah diuji adalah:


(45)

28

Hipotesis Pertama

O

H : Tidak ada pengaruh intelegensi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

1

H : Ada pengaruh intelegensi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

Hipotesis Kedua

O

H : Tidak ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

1

H : Ada pengaruh motivasisi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

Kriteria pengujian:

HO diterima jika -ttabelthitungttabel

HO ditolak jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel

Berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas:

 Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.


(46)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada pengaruh intelegensi siswa terhadap hasil belajar fisika siswa melalui

penerapan strategi pemetaan konsep.

2. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru fisika, khususnya guru fisika kelas X 6 di SMAN 5 Metro agar dapat menjadikan strategi pemetaan konsep sebagai solusi untuk

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar fisika.

2. Diharapkan ada penelitian selanjutnya yang membahas mengenai faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa.

3. Siswa yang melakukan kegiatan tidak kondusif di dalam kelas, perlu diberikan perhatian dan tindakan lebih lanjut.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1999. Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta: Grafindo. Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonim. 2009. Interaksi Pendidikan. 19 November 2012.

(http://gracelingbm.blogspot.com/2009/05/interaksi-11.html)

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Astuti, Leny. 2009. “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi

Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009”. (Skripsi). Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

Awaludin, Nur. 2008. Motivasi dan Bimbingan dalam Belajar. 19 November 2012.

(http:/udhiexz.wordpress.com/2008/08/13/motivas-dan-bimbingan-dalam-belajar.html).

Azwar, S. 2002. Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiman, Arif. 2007. Panduan Psikotes. Bandung: CV. Pustaka Grafika. Buzan, Tony. 2005. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dorough, and Rye. 1997. Mapping for Understanding. The Science Teacher. (January 1977. p.374)

Fitriyah. 2008. Intelegensi dan IQ. 18 November 2012. (http://www.forumsains.com/index.php)


(48)

Grander. 2010. 8 Macam Intelegensi (Kecerdasan) Menurut Gardner. 20 November 2012. (http://supertoolbar.ask.com/redirect).

Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Tarsito.

Marleni. 2000. “Pengaruh Intelegensi dan Minat Siswa pada Program Pilihan

Kelompok IPA terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA N 3 Bandar

Lampung Kelas XII Cawu I Tahun Pelajaran 1999/2000”. (Skripsi). Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Prabawati, Ari. 2010. Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS 17. Semarang: CV. Andi Offset.

Pribadi, Riza. 2007. “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Belajar terhadap Hasil

Belajar Fisika Materi Pokok Dinamika Partikel Siswa Kelas X Semester 1

SMA N 1Gedong Aji Tahun Pelajaran 2006/2007”. (Skripsi). Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

Sardiman. 20011. Interkasi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Grafindo Persada.


(1)

26

2. Uji Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode

Test for Linierity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (Linierity) kurang dari 0,05.

` (Priyatno dalam Mahmudah, 2011: 31)

3. Uji Korelasi

Jika data berdistibusi normal, maka untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji

Korelasi Product-Moment, dengan menggunakan persamaan berikut ini. = � � − � �

�2− � 2 �2− � 2

(Sugiyono, 2009: 255) Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan

H1ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt) maka H1

diterima (Sugiyono, 2009: 261).

Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Korelasi

Bivariate jika data berdistribusi normal. Namun jika tidak berdistribusi normal, dapat menggunakan Korelasi Rho Spearman.


(2)

27

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

(Sugiyono, 2009: 257) Melalui analisis korelasi, dapat diketahui bahwa koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, untuk melihat pengaruh dalam bentuk persentase.

4. Regresi Linier Sederhana

Untuk mengetahui adakah pengaruh intelegensi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep, dan adakah pengaruh motivasi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep, digunakan uji Regresi Linear Sederhana. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat kausal variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Persamaan umumnya adalah:

Y = a + b X

Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius. Adapun hipotesis yang telah diuji adalah:


(3)

28

Hipotesis Pertama

O

H : Tidak ada pengaruh intelegensi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

1

H : Ada pengaruh intelegensi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

Hipotesis Kedua

O

H : Tidak ada pengaruh motivasi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

1

H : Ada pengaruh motivasisi terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

Kriteria pengujian:

HO diterima jika -ttabelthitungttabel

HO ditolak jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel

Berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas:

 Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.


(4)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada pengaruh intelegensi siswa terhadap hasil belajar fisika siswa melalui

penerapan strategi pemetaan konsep.

2. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika siswa melalui penerapan strategi pemetaan konsep.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru fisika, khususnya guru fisika kelas X 6 di SMAN 5 Metro agar dapat menjadikan strategi pemetaan konsep sebagai solusi untuk

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar fisika.

2. Diharapkan ada penelitian selanjutnya yang membahas mengenai faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa.

3. Siswa yang melakukan kegiatan tidak kondusif di dalam kelas, perlu diberikan perhatian dan tindakan lebih lanjut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1999. Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta: Grafindo. Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonim. 2009. Interaksi Pendidikan. 19 November 2012.

(http://gracelingbm.blogspot.com/2009/05/interaksi-11.html)

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Astuti, Leny. 2009. “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi

Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009”. (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Awaludin, Nur. 2008. Motivasi dan Bimbingan dalam Belajar. 19 November 2012.

(http:/udhiexz.wordpress.com/2008/08/13/motivas-dan-bimbingan-dalam-belajar.html).

Azwar, S. 2002. Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiman, Arif. 2007. Panduan Psikotes. Bandung: CV. Pustaka Grafika. Buzan, Tony. 2005. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RinekaCipta. Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dorough, and Rye. 1997. Mapping for Understanding. The Science Teacher. (January 1977. p.374)

Fitriyah. 2008. Intelegensi dan IQ. 18 November 2012. (http://www.forumsains.com/index.php)


(6)

Grander. 2010. 8 Macam Intelegensi (Kecerdasan) Menurut Gardner. 20 November 2012. (http://supertoolbar.ask.com/redirect).

Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Tarsito.

Marleni. 2000. “Pengaruh Intelegensi dan Minat Siswa pada Program Pilihan

Kelompok IPA terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA N 3 Bandar

Lampung Kelas XII Cawu I Tahun Pelajaran 1999/2000”. (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Prabawati, Ari. 2010. Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS 17.

Semarang: CV. Andi Offset.

Pribadi, Riza. 2007. “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Belajar terhadap Hasil

Belajar Fisika Materi Pokok Dinamika Partikel Siswa Kelas X Semester 1

SMA N 1Gedong Aji Tahun Pelajaran 2006/2007”. (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sardiman. 20011. Interkasi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Grafindo Persada.