DISEMINASI POMPA PENGOLAHAN AIR BERSIH UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL MA'ARIF KARANG AMPEL - INDRAMAYU

  Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017

  ISSN (Cetak) 2527-6042 eISSN (Online) 2527-6050

DISEMINASI POMPA PENGOLAHAN AIR BERSIH UNTUK

MENINGKATKAN AKTIFITAS SANTRI DI PONDOK PESANTREN

  

DARUL MA'ARIF

KARANG AMPEL - INDRAMAYU

  • *1
  • 2

    3 4 Emin Haris , Dedi Suwandi , Yusup Nurohmat , Wardika 1,2,3,4

      Politeknik Negeri Indramayu Kontak person:

      Emin Haris e-mail: eminharis@gmail.com

      

    Abstrak

    Pondok Pesantren Darul Ma’arif didirikan oleh Yayasan Darul Ma’arif dikarenakan

    berkembangnya pendidikan di bawah naungan Yayasan Darul Ma’arif mulai dari TK, SD, SMP, SMA,

      

    SMK, MA hingga Perguruan Tinggi yang sangat pesat sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah

    siswa serta meluasnya daerah asal siswa yang menuntut ilmu di lingkungan pendidikan Kampus Hijau,

    Kaplongan Kab. Indramayu sehingga dituntut untuk disediakannya asrama guna menampung siswa

    yang berasal dari luar daerah.Selain berguna untuk memfasilitasi siswa yang ingin memperdalam

    agama Islam secara intensif khususnya ahlussunnah wal jama’ah melalui sistem pendidikan, Pondok

    Pesantren yang merupakan kombinasi antara sistem shalaf dan kholaf, yaitu yang memadukan sistem

    pendidikan berbasis salaf dan modern; dengan tetap mempelajari kitab-kitab kuning, namun juga

    mempelajari bahasa Arab dan Inggris serta mempelajari ilmu umum.Pada saat sekarang ini , kebutuhan

    akan air merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi 650 Santri yang mondok di pesantren.

    Air bersih adalah air baku yang telah diolah sehingga memenuhi standar kesehatan dari Departemen

    Kesehatan. Untuk mendapatkan air bersih yang layak dan aman untuk dikonsumsi oleh manusia, atau

    juga dari sumber mata air yang masih murni pada saat sekarang ini sulit ditemui. Perlu adanya suatu

    proses dari air baku menjadi air yang layak untuk digunakan atau dikonsumsi melalui pengolahan yang

    bertujuan untuk memperbaiki kualitas air, Memang terdapat suatu perusahaan yang bergerak pada

    bidang pengolahan air, baik yang dikelola oleh swasta ataupun pemerintah yaitu PDAM,akan tetapi

    pasokan air bersih dari PDAM daerah indramayu belum bisa mencukupi kebutuhan air bersih di

    Pesantren darul ma’arif kaplongan karang ampel indramayu dan juga biaya untuk air bersih dari PDAM

    cukup tinggi, sehingga inovasi pengolahan air bersih sangat di perlukan,pomp existing adalah type

    pompa sentrifugal merk niagara dengan penggerak mesin diesel kapasitas 20 liter/detik dengan

    konsumsi BBM jenis solar 2,5 liter/jam sehingga perlu adanya efisiensi dari penggerak pompa yang

    menggunakan BBM dengan penggerak pompa motor listrik dengan kapasitas 10 Hp dengan biaya

    energi yang lebih murah.

      Kata Kunci: Pompa, air bersih, filtrasi

    1. Pendahuluan

      Pondok Pesantren Darul Ma’arif didirikan oleh Yayasan Darul Ma’arif dikarenakan berkembangnya pendidikan di bawah naungan Yayasan Darul Ma’arif mulai dari TK, SD, SMP, SMA, SMK, MA hingga Perguruan Tinggi yang sangat pesat sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah siswa serta meluasnya daerah asal siswa yang menuntut ilmu di lingkungan pendidikan Kampus Hijau, Kaplongan Kab. Indramayu sehingga dituntut untuk disediakannya asrama guna menampung siswa yang berasal dari luar daerah.

      Selain berguna untuk memfasilitasi siswa yang ingin memperdalam agama Islam secara intensif khususnya ahlussunnah wal jama’ah melalui sistem pendidikan, Pondok Pesantren yang merupakan kombinasi antara sistem shalaf dan kholaf, yaitu yang memadukan sistem pendidikan berbasis salaf dan modern; dengan tetap mempelajari kitab-kitab kuning, namun juga mempelajari bahasa Arab dan Inggris serta mempelajari ilmu umum.

      Pada saat sekarang ini , kebutuhan akan air merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi 650 Santri yang mondok di pesantren. Air bersih adalah air baku yang telah diolah sehingga memenuhi standar kesehatan dari Departemen Kesehatan. Untuk mendapatkan air bersih yang ISSN (Cetak) 2527-6042 eISSN (Online) 2527-6050

      Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017

      layak dan aman untuk dikonsumsi oleh manusia, atau juga dari sumber mata air yang masih murni pada saat sekarang ini sulit ditemui. Perlu adanya suatu proses dari air baku menjadi air yang layak untuk digunakan atau dikonsumsi melalui pengolahan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas air.

      Memang terdapat suatu perusahaan yang bergerak pada bidang pengolahan air, baik yang dikelola oleh swasta ataupun pemerintah. PDAM adalah salah satu perusahaan pengolahan air yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, sumber air PDAM di Jawa lebih banyak mengandung padatan tersuspensi dan koloid yang relatif lebih mudah diolah dengan teknologi koagulasi, flokulasi, sedimentasi dll. akan tetapi pasokan air bersih dari PDAM daerah indramayu belum bisa mencukupi kebutuhan air bersih di Pesantren darul ma’arif kaplongan karang ampel indramayu dan juga biaya untuk air bersih dari PDAM akan membebani Yayasan Pondok Pesantren Darul Ma’arif Kaplongan .

      Maka dari harapan tersebut penulis bermaksud untuk menjabarkan diseminasi produk teknologi ke masyarakat ini dengan menuangkan ide, keinginan dan kesungguhan untuk memilih konsentrasi pada bidang konstruksi mesin filtrasi air (Water Treatment). Berdasarkan pertimbangan–pertimbangan itulah penulis tertarik untuk membuat “Diseminasi Pengolahan Air Bersih Untuk Meningkatkan Aktifitas Santri Di Pondok Pesantren Darul Ma’arif Karang Ampel - Indramayu ” sebagai pokok bahasan dalam ini. Beberapa proses dalam filtrasi menggunakan kontak antara media-media yang berupa pasir silika, karbon aktif, manganese greend sand,.dan lain-lain. Filtrasi ini merupakan salah satu metode-metode yang dipakai untuk proses penjernihan air.

    2.Metode Penelitian

    2.1 Pihak yang Terlibat dan Partisipasi

      Pada pelaksanaan diseminasi kali ini, tujuan utamanya adalah untuk dapat menerapkan teknologi yang telah dirancang untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyakarat. Pada pelaksanaannya akan melibatkan berbagai pihak terkait. Tabel 2.1 menunjukkan pihak-pihak yang terlibat beserta perannya.

    Tabel 2.1 Pihak yang terlibat dan perannya

      No Pihak yang terlibat Peran

      1 Tim Pelaksana dari Polindra

    • Melakukan perancangan alat
    • Melakukan pembuatan alat
    • Menyusun mekanisme penggunaan alat
    • Melakukan sosialisasi dan pelatihan penggunaan alat
    • Mengukur dampak penggunaan alat
    • Melakukan analisa, interpreasi dan kesimpulan

      2 Yayasan Darul Ma’arif

    • Memilih pekerja yang akan mengoperasikan dan merawat alat
    • Mendampingi sosialisasi dan pelatihan penggunaan alat
    • Melakukan pendampingan saat penggunaan alat
    • Memantau penggunaan dan menerima masukan dari pekerja operator
    • 3 Santri Pesantren
    • Mengikuti sosialisasi dan pelatihan penggunaan alat
    • Membantu melaksanakan perawatan alat dalam proses pengolahan air bersih Memberikan masukan terhadap alat pengolahan air bersih yang digunakan

    2.2 Tahapan Penerapan Teknologi

      Tahapan penerapan diseminasi dimulai dari identifikasi kebutuhan sampai dengan penggunaan teknologi oleh masyarakat. Identifikasi kebutuhan santri, perancangan alat, pembuatan sampai dengna uji coba alat selanjutnya pada bagian ini akan dijelaskan mengenai proses pendampingan operasional dan diseminasi teknologi ke masyarakat.

      Proses pendampingan kepada pekerja operator pengolahan air bersih yang menggunakan alat yang didiseminasikan akan dilakukan oleh Yayasan Darul Ma’arif . Proses pendampingan diarahkan

      Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017

      ISSN (Cetak) 2527-6042 eISSN (Online) 2527-6050

      pada memantau ketepatan penggunaan alat oleh pekerja dan kinerja dari alat. Kinerja yang dimaksud adalah kemampuan menyelesaikan masalah keluhan fisik dan meningkatkan produktivitas. Sedangkan pihak santri akan berperan dalam membantu marawat pengolah air bersih. Pemantauan penggunaan alat pada masa diseminasi adalah selama 2 bulan. Selanjutnya pekerja akan bekerja secara normal dengan menggunakan alat yang telah diberikan.

      2.3 Uraian Prosedur Dimesinasi

      Melalui program diseminasi ini, diharapkan dapat dihasilkan Gambar 1 menampilkan secara detail alur pelaksanaan diseminasi produk teknologi ke masyarakat. Kegiatan diawali dengan penyempurnaan alat dan pembuatan ala yang akan diberikan kepada Yayasan Darul Ma’arif.

      Pemilihan pekerja yang akan mengoperasikan dan melakssanakan perawatan akan dilakukan melalui mekanisme sosialisasi Berdasarkan hasil pemantauan penggunaan alat, selanjutnya dilakukan pengukuran dampak alat terhadap pekerja sebagai pengguna. Analisa dan intepretasi dilakukan untuk terhadap penguuran dampak yang ada. pada tahap akhir diambil kesimpulan serta saran terkait pelaksanaan diseminasi yang telah dilakukan.

      2.4 Evaluasi Pelaksanaan dan Keberlanjutan Program

      Proses evaluasi pelaksanaan program diperlukan untuk mendapatkan hasil penerapan saat ini dan perbaikan di masa yang akan datang. Proses evaluasi akan melibatkan tim pelaksana diseminasi, ketua Yayasan Darul Ma’arif, pekerja operator dan santri pesantren. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan memberikan dampak positif sesuai dengan perencanaan. Selain itu juga untuk mengidentifikasi kesulitan yang ditemukan di lapangan. Keberlanjutan program diharapkan dapat dipantau dan ditingkatkan oleh Yayasan Darul Ma’arif

      Mulai Penyempurnaan

      Selesai

      

    Gambar 1. Prosedur Diseminasi Teknologi ke Masyarakat

      Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017

      ISSN (Cetak) 2527-6042 eISSN (Online) 2527-6050

    3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

      3.1 Sumber Air/AirBaku

      Air kotor atau limbah domestik sendiri terdiri atas dua jenis yaitu dalam bentuk grey water yaitu air buangan dari kamar mandi, cuci, dan dapur, sedangkan air buangan manusianya (tinja) disebut sebagai black water.Jumlah air kotor yang dihasilkan oleh setiap orang adalah sebesar 70% dari pemakaian air bersih yang mana dari air bersih yang digunakan oleh kita hanya 30% terserap oleh tubuh, sisanya adalah sebagai air limbah, baik dalam bentuk black water maupun dalam bentuk grey water.

      Air kotor ini harus diperlakukan sebagai mana mestinya karena apabila dibuang begitu saja akan berdampak lagi kepada kita yang membuangnya, misalnya penyebaran bibit penyakit (bakteri, virus, dan sebagainya) melalui proses pencemaran sumber-sumber air yang dikonsumsi oleh kita sehingga menjadi sumber penyakit dilingkungan kita. Tetapi apabila diperlakukan dengan baik. Air kotor tersebut akan memberikan manfaat untuk lingkungan kita juga Adapun indikator pencemaran terhadap lingkungan akibat air kotor yang tidak ditangani, antara lain : Pada sumber air/air bersih :

      Bakteri E.Colli, yang berasal dari kotoran manusia juga kotoran hewan

       Perubahan kualitas air (fisika/kimia)

       Pada lingkungan :

       Kandungan bakteri E.Colli tinggi

       Terjadinya bau akibat pembusukan

       Biota air mati

       Tumbuh gulma dengan pesat Sebaiknya air kotor disalurkan melalui sistem perpipaan sehingga air kotor tersebut tidak tersebar dan mencemari kemana-mana yang kemudian kita perlakukan dengan baik, yaitu melalui pengolahan, baik pengolahan sendiri skala rumah dengan sistem ekoteknologi yang pada saat ini banyak dikembangkan, yaitu dengan manggunakan tanaman air yang dapat menjadi estetika halaman atau lingkungan kita ataupun disalurkan ke sistem pengolahan terpusat untuk diolah menjadi air yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan di lingkungan.

      Unsur penting dalam pengelolaan kualitas air adalah siklus hidrologi. Oleh sebab itu, prinsip dan pengertian siklus hidrologi harus dapat dipahami oleh manusia, sehingga-ketersediaan kualitas air yang memenuhi syarat ada sepanjang hayat.

      Untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas air, maka perlu dilakukan suatu pengolahan buangan, sehingga buangan tersebut dapat dibuang ke badan air terdekat(sungai, danau, rawa, laut) atau ke lingkungan sampai dapat melakukan asimiliasi ilmiah. Pengolahan buangan dapat dilakukan baik secara fisik, (penyaringan, sedimentasi, flotasi, membran filter) kimia (pertukaran ion, desinfeksi) maupun biologis (proses lumpur aktif, trickling filter, anaerobic digestion, lagoon) yang mana sangat bergantung dari karakteristik buangannya

      Terdapat standart atau baku mutu yang menjadi patokan atau pegangan bagi ahli lingkungan untuk limbah yang dapat dibuang. Parameter – parameter kontaminan yang penting, meliputi unsur fisik (warna, bau, solid), kimia (organik, inorganik, gas) dan biologis (virus, protista, binatang, tanaman).

      Dua hal yang sangat penting adalah : bagaimana penanganan penyediaan air minum dan bagaimana penanganan buangan cairnya, karena hal tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas air. Pengelolaan yang terpadu sangat dibutuhkan dan juga diperlukan, sehingga diharapkan tidak terjadi perubahankualitas air yang diakibatkan oleh aktivitas manusia secara drastis.

      3.2 Warna Air

      Air yang ada di rawa-rawa biasanya berwarna sehingga tidak layak dimanfaatkan secara langsung sebelum diolah untuk keperluan domestik dan industri. Penyebab warnanya adalah pelapukan (dekomposisi) zat organik seperti daun, kayu, binatang mati dan lain-lain. Asam humat yang berasal dari dekomposisi lignin inilah penyebab warna air, selain besi dalam wujud ferric humat. Secara umum dapat dikatakan, penyebab warna air ialah kation Ca, Mg, Fe, Mn. Oksida besi ini menyebabkan air berwarna kemerahan, oksida mangan menyebabkan air berwarna coklat

      Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017

      ISSN (Cetak) 2527-6042 eISSN (Online) 2527-6050

      kehitaman. Berkaitan dengan warna tersebut, jenisnya dapat dibedakan menjadi dua. Yang pertama disebut warna asli (true color), disebabkan oleh materi organik berukuran koloid dan terlarut (dissolved solid). Contohnya air gambut. Dari hasil penelitian diketahui bahwa warna air gambut di Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi dapat dihilangkan dengan kombinasi koagulan alum sulfat, besi sulfat (ion trivalent) atau PAC dengan tanah liat setempat. Yang kedua ialah warna palsu (apparent color). Jenis ini disebabkan oleh zat tersuspensi dan zat terendapkan (coarse solid, partikel kasar) dan dapat dihilangkan dengan proses sentrifugasi, sedimentasi dan filtrasi.

      Secara alamiah air permukaan selalu kelihatan berwarna walaupun sebenarnya tidak berwarna. Pada saat hujan misalnya, sungai kelihatan berwarna coklat kemerahan karena mengandung suspensi lempung (red clay). Warna air permukaan juga dapat disebabkan oleh air limbah industri seperti pada proses dyeing di pabrik tekstil dan pulping di pabrik kertas, pertambangan/mining, refining/kilang minyak, industri makanan-minuman dan kimia. Dye wastes atau dye stuff adalah penyebab warna yang sangat tinggi. Bubur kayu (pulping wood) juga menghasilkan turunan (derivative) lignin yang tahan terhadap pengolahan biologi (biological treatment seperti activated sludge).

      Air yang berwarna karena pembusukan zat organik di rawa tidaklah beracun atau tidak berbahaya. Dampaknya hanya pada estetika yang tidak bisa diterima oleh masyarakat karena mereka lebih menyukai air yang tidak berwarna (colorless, non-colored water). Warna alami air ini kuning-kecoklatan (yellow- brownish) seperti air seni (urine) sehingga tidak disukai oleh masyarakat.

    3.3 Perancangan filter Konvensional

      Jenis penyaringan konvensional adalah embrio bagi PDAM - PDAM seluruh Indonesia dalam menerapkan teknologi pengolahan air dengan skala besar, banyak media yang dapat dimanfaatkan dari alat yang kaya ini. Pada mulanya nenek moyang kita sering menggunakan media-media seperti :

    • Biji Kelor, Biji Asam • Batu Krikil • Pasir • Arang •

      Ijuk

    • Dll

      Dengan dua jenis mesh pasir tadi maka, apabila ada flock yang tidak tersaring pada mesh pertama maka hal tersebut akan ditanggulangi oleh mesh yang kedua, jadi setelah melalui kedua mesh pasir tadi diharapkan air baku tidak lagi mengandung flock-flock melayang (suspensi).

    3.4 Sumber Air Baku

      air sebagai bahan baku harus benar-benar yang berkualitas baik dari secara fisika kimia serta kapasitasnya cukup atau berlebih sesuai dengan kapasitas output yang diharapkan. Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah: a.

      Air hujan Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.

      b.

      Air Permukaan tanah (surface water) Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar. Air permukaan yang layak dapat diketahui dengan data yang berkaitan dikumpulkan secara in-situ, yakni dari suatu kegiatan survey lapangan berupa : penelusuran sungai-sungai, tempat-tempat penampungan air, seperti waduk, danau, atau empang Jumlah santri yang terus meningkat setiap tahun maka perlu peningkatan suplay air bersih, berikut tabel jumlah santri setiap tahunnya.

      Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2017

      ISSN (Cetak) 2527-6042 eISSN (Online) 2527-6050

      

    Gambar 2. Jumlah santri setiap tahunnya

      Sedangkan kapasitas Pompa air tidak mengalami peningkatan yang signifikan dengan penggunaan pompa ebara 2 inchi penggerak mesin diesel Kubota kapasitas 5,5 Hp dan laju aliran air 200 liter/menit sedangkan kebutuhan santri setiap tahun meningkat maka dibutuhkan jumlah pasokan air bersih yang harus ditingkatkan sehingga aktifitas santri tidak terganggu menurut data dari Kementrian PU bahwa kebutuhan air bersih manusia perhari 144 Liter dan dari angka tersebut 65 Liter digunakan untuk mandi

      

    Gambar 3. Kebutuhan air santri per hari

      Maka dengan persoalan tersebut diatas perlu adanya penggantian pompa air bersih dan sistem pengolahan air bersih bagi santri dengan menggunakan diseminasi pompa, penggantian pompa Ebara kapasitas 3 Inchi dengan penggerak Motor Listrik 10 Hp dapat menghasilkan air 600 Liter/menit

    4.Kesimpulan

      Dengan peningkatan sistem filtrasi air bersih dan pengingkatan kapasitas pompa maka kebutuhan air untuk santri di Pondok Pesantren darul Maarif Kaplongan karang ampel Indramayu dapat teratasi dan juga aktifitas santri dalam kegiatan berlajar mengajar dapat terbantu karena pasokan air menjadi lebih baik, dan dengan peningkatan bak penampung air bersih sehingga cadangan air bersih di Pesantren bisa terscukupi dengan baik

      Referensi:

      [1] Putri Arawitha.2013 "Analisa perhitungan kebutuhan air bersih dan Air kotor" [2 Untung, Onny. 2011. Menjernihkan Air Kotor. Niaga Swadaya : Jakarta. [3 Sutrisno, Totok,dkk. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta : Jakarta [4] Badan Pusat Statistik Kota Pematang Siantar. 2012. Pematang Siantar Dalam Angka, Pematang Siantar. [5] Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik

      Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Jakarta

      [6] Malianda, Wuritesa. 2012, Analisis Tingkat Pelayanan pada Reservoir PDAM Tirtasari, USU, Medan