STUDI BIAYA EMISI CO AKIBAT ADANYA RENCANA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MASSAL CEPAT (TREM) DI SURABAYA

  

STUDI BIAYA EMISI CO AKIBAT ADANYA RENCANA

PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MASSAL CEPAT (TREM) DI

SURABAYA

1 2 Fitri Hardiyanti* , Mochammad Choirul Rizal 1,2,3

  Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Kontak Person :

  Fitri Hardiyanti, Mochammad Choirul Rizal *1 2 e-mail: fitridiyanti@gmail.com , mochammadchoirulrizal@yahoo.com

  

Abstrak

Salah satu program pemerintah kota Surabaya dalam rangka memperbaiki sektor transportasi

adalah dengan membangun angkutan massal berupa Trem. Pesatnya perkembangan transportasi

massal juga diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas udara di kota Surabaya, karena adanya

efek emisi kendaraan yang berbahaya dimana salah satunya adalah CO. Disisi lain, rencana

pembangunan transportrasi massal di Surabaya direncanakan menggunakan sebagian jalan sebagai

jalur trem. Hal ini tentunya akan mengurangi kapasitas jalan yang akan berpengaruh terhadap

kecepatan kendaraan dan emisi gas CO yang dihasilkan. Oleh karena itu, topik dalam penelitian ini

adalah mengenai studi biaya emisi CO akibat adanya rencana pembangunan transportasi massal

(Trem) Di Surabaya. Lokasi penelitian ini adalah Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Urip Sumoharjo,

Surabaya. Metode perhitungan jumlah CO berdasarkan kecepatan kendaraan pada kondisi existing dan

pada kondisi rencananya. Berdasarkan perhitungan, jumlah emisi CO di Jalan Urip Sumohardjo pada

tahun rencana pada waktu trem beroperasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan saat trem beroperasi,

yaitu meningkat sebesar 12,86%, dengan peningkatan biaya emisi gas CO sekitar Rp. 258.895.166,05

per tahun. Sedangkan jumlah emisi CO pada kondisi rencana pada waktu sebelum trem beroperasi bila

dibandingkan saat trem beroperasi di Jalan Basuki Rahmat menurun sebesar 26,78% dengan

penurunan biaya emisi gas CO sekitar Rp. 1.016.930.142,65 per tahun.

  Kata kunci : emisi, karbon monoksida, transportasi massal, perpindahan moda

1. Pendahuluan

  Pertumbuhan kendaraan yang semakin meningkat di kota Surabaya, tentunya berdampak pada kelancaran berlalu lintas. Kemacetan di beberapa ruas jalan sudah mulai dirasakan. Salah satunya adalah di ruas Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Urip Sumoharjo yang mana ke dua jalan tersebut merupakan akses ke wilayah CBD kota Surabaya. Dampak dari terjadinya kemacetan salah satunya adalah masalah polusi udara. Dimana sektor transportasi, merupakan penyumbang emisi terbanyak kedua setelah sektor industri. Meningkatnya emisi udara akibat kemacetan lalu lintas, dapat berdampak pula pada kesehatan warga kota Surabaya. Salah satu gas berbahaya yang dihasilkan adalah karbon monoksida (CO).

  Untuk mengatasi kemacetan di kota Surabaya, salah satu solusi yang ditawarkan oleh Pemerintah Kota Surabaya adalah dengan membangun transportasi massal cepat yang salah satunya berupa trem. Sistem transportasi massal ini direncanakan menggunakan tenaga listrik. Jalur trem yang dibangun rencananya adalah untuk memenuhi kebutuhan transportasi untuk koridor utara – selatan, yaitu mulai dari wilayah Perak sampai ke Terminal Joyoboyo.

  Ketika sistem transportasi massal telah dibangun dan berperasi, diharapkan banyak pengguna kendaraan pribadi yang beralih menggunakan transportasi massal, sehingga kemacetan dapat berkurang dan emisi udara juga akan menurun. Dengan demikian kesehatan warga kota Surabaya juga meningkat.

  Pada penelitian sebelumnya telah diperoleh perkiraan prosentase pengguna kedaraan pribadi yang bersedia berpindah menggunakan trem yaitu sebesar 25.43% [1]. Untuk mengetahui tingkat

  

saving perubahan jumlah emisi gas CO akibat pengaruh beroperasinya transportasi massal berupa trem, maka perlu dilakukan perhitungan biaya emisi gas CO pada saat sebelum trem beroperasi dan pada saat jika trem beroperasi.

  Oleh karena itu, dalam penelitian ini topik yang akan dibahas adalah Studi Biaya Emisi CO Akibat Adanya Rencana Pengembangan Transportasi Massal Cepat (Trem) Di Surabaya. Lokasi studi pada penelitian ini hanya dibatasi pada ruas Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Basuki Rahmat. Dimana ruas jalan tersebut termasuk dalam ruas jalan yang akan dilalui oleh rute trem, dan juga termasuk dalam beberapa titik rawan kemacetan di Surabaya. Nantinya dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan selanjutnya yang diterbitkan oleh pemerintah kota Surabaya terkait pembangunan sistem transportasi kota yang berkelanjutan.

  

Gambar 1 Peta Lokasi Studi

2. Metode Penelitian

  Lokasi penelitian yaitu di Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Urip Sumoharjo, Surabaya. Kedua ruas jalan ini memiliki tipe jalan yang berbeda, Jalan Basuki Rahmat merupakan jalan satu arah, sedangkan Jalan Urip Sumoharjo, merupakan jalan dua arah.

  Untuk mengetahui biaya emisi gas CO sektor transportasi, yang harus dilakukan pertama kali adalah menghitung emisi gas CO yang dihasilkan oleh kendaraan, baik pada kondisi eksisting sebelum trem beroperasi, dan pada saat rencana ketika trem beroperasi. Perhitungan jumlah emisi gas CO berdasarkan pada variabel kecepatan kendaraan, dengan menggunakan persamaan berikut [2]. qCO = 867,92 V - 0,8648 (1) dengan V merupakan kecepatan kendaraan pada ruas jalan tertentu (km/jam). Untuk data jumlah kendaraan dan kecepatan kendaraan diperoleh dari data sekunder penelitian sebelumnya [1].

  Setelah memperoleh jumlah emisi gas CO per hari, maka kemudian diproyeksikan menjadi jumlah emisi gas CO dalam setahun. Dari hasil perhitungan jumlah emisi gas CO dalam setahun untuk kondisi eksisting dan kondisi rencana, kemudian dikalikan dengan biaya polusi udara akibat per unit gas CO untuk masing-masing ruas jalan dalam lokasi studi. Adapun perhitungan biaya polusi udara

II- 2 SENTRA 2017

  akibat gas CO menggunakan standar biaya polusi peraturan menteri LH No. 13/2011 dalam JAREE 2 2014 : 98-111, dimana biaya polusi gas CO sebesar Rp. 62 per kg gas CO.

3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

  

Tabel 1 Data Volume Kendaraan

Lokasi Jenis Kendaraan (kendaraan/jam) Arah 1 Arah 2 Sepeda Motor Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Sepeda Motor Kendaraan Ringan Kendaraan Berat

  3 - - -

  3 - - -

  Sore 17065 6185

  4 - - -

  Tahun 2019 Sebelum Trem Beroperasi Pagi 18578 12696

  5 - - -

  Siang 17723 14720

  Sore 21026 6949

  5 - - -

  4 - - -

  Tahun 2019 Jika Trem Beroperasi Pagi 13853 9467

  5 - - -

  Siang 13216 10977

  3 - - -

  Sore 15679 5182

  4 - - - Sumber: Rizal, 2017

  Siang 14384 13101

  Eksisting Pagi 15078 11299

  11% 6% 3% 11% 6% 3%

  8 Siang 8493 4747 17 6100 2254

  Jalan Urip Sumoharjo Eksisting Pagi 8856 3797

  10 6515 1844

  8 Siang 6893 4225 16 4951 2006

  6 Sore 4817 2359 3 11218 3347

  3 Tahun 2019 Sebelum

  Trem Beroperasi Pagi 10911 4266

  11 8027 2072

  6 Sore 5935 2651 3 13822 3761

  Berikut adalah data sekunder untuk volume kendaraan dan kecepatan kendaraan untuk masing- masing ruas jalan.

  3 Tahun 2019 Jika

  Trem Beroperasi

  25.43% 25.43% 0% 25.43% 25.43% 0%

  Pagi 8137 3181

  11 5986 1545

  8 Siang 6333 3540 17 4549 1681

  6 Sore 4426 1977 3 10307 2804

  3 Jalan Basuki Rahmat

  

Tabel 2 Data Kecepatan Kendaraan

Kondisi Kecepatan Kendaraan (km/jam) Arah 1 Arah 2 Sepeda Kendaraan Kendaraan Sepeda Kendaraan Kendaraan Motor Ringan Berat Motor Ringan Berat Jalan Urip Sumoharjo Eksisting Pagi

  9.26

  3.16

  1.32

  13.22

  4.77

  2.05 Siang

  9.21

  3.14

  1.31

  13.57

  4.92

  2.12 Sore

  12.77

  4.58

  1.96

  9.33

  3.19

  1.33 Tahun 2019 Sebelum

  Trem Beroperasi Pagi

  8.31

  2.80

  1.16

  12.15

  4.32

  1.84 Siang

  8.30

  2.80

  1.16

  12.55

  4.48

  1.92 Sore

  11.78

  4.17

  1.77

  8.33

  2.80

  1.16 Tahun 2019 Jika Trem

  Beroperasi Pagi

  5.98

  1.94

  0.79

  9.51

  3.26

  1.36 Siang

  5.97

  1.94

  0.79

  9.89

  3.41

  1.43 Sore

  9.24

  3.15

  1.32

  5.92

  1.92

  0.78 Jalan Basuki Rahmat

  Eksisting Pagi

  4.85 -

  1.56 0.63 - -

  1.36

  0.55 - - Siang

  • 4.30

  7.05

  2.35 0.97 - Sore

  Tahun 2018 Sebelum Trem Beroperasi Pagi

  4.16 1.32 - 0.53 - -

  3.65

  1.14 0.45 - - - Siang

  6.20

  2.04

  0.83 - - - Sore

  Tahun 2018 Jika Trem Beroperasi Pagi

  4.25 - - -

  1.35

  0.54

  3.73

  1.17 0.47 - - - Siang

  6.29

  2.07

  0.85 - - - Sore Sumber : Rizal, 2017

  Dari hasil perhitungan, diperoleh jumlah emisi gas CO untuk masing-masing ruas jalan dan masing-masing kondisi sebagai berikut.

II- 4 SENTRA 2017

  

Tabel 2 Perkiraan Jumlah Emisi CO Masing-masing Kondisi

Kondisi Q = n x q (gr/detik) Arah 1 Arah 2 Sepeda Kendaraan Kendaraan Sepeda Kendaraan Kendaraan Motor Ringan Berat Motor Ringan Berat Jalan Urip Sumoharjo Eksisting

  Pagi 186.8636 338.1455 3.7377 101.0383 115.1263 2.0435 Siang 146.1364 378.2950 6.0146 75.0852 121.9895 1.4896 Sore 76.9855 152.5639 0.7960 235.1604 295.8666 1.1125 Tahun 2018 Sebelum Trem Beroperasi Pagi 252.9257 422.5241 4.4386 133.9653 140.9394 2.3780 Siang 196.9739 470.4500 7.1065 99.0145 148.4328 1.7223 Sore 101.7328 185.9880 0.9220 319.7923 371.6747 1.3286 Tahun 2018 Jika Trem Beroperasi Pagi 250.5956 432.2962 6.1942 123.5124 134.1458 3.0877 Siang 195.2613 481.6011 9.9231 90.7051 140.3524 2.2216 Sore 93.5779 176.4360 1.1926 320.0858 384.5724 1.8762 Jalan Basuki Rahmat Eksisting Pagi 556.3203 1858.4255 - 3.5528 - - Siang 589.7471 2417.5934 2.4037 - - -

  • Sore 455.8109 711.6110 1.9526

  Tahun 2018 Sebelum Trem Beroperasi Pagi

  782.7224 - - - 2413.1871 4.3833

  Siang

  • 836.7673 3165.3089 2.9898

  Sore

  627.9351 905.4986 2.3619 - - -

  Tahun 2018 Jika Trem Beroperasi

  • Pagi 573.5751 1765.6990 4.2975

  Siang

  • 612.1943 2312.2571 2.9266 - -
  • Sore 462.0648 665.3323 2.3254

  Kondisi Total CO (gr/detik) Jalan Urip Sumoharjo Eksisting Pagi 1213.7379 Siang 1182.7016 Sore 1440.1386 Tahun 2019 Sebelum Trem Beroperasi Pagi 1469.1893 Siang 1418.1567 Sore 1744.3029 Tahun 2019 Jika Trem Beroperasi Pagi 1614.6560 Siang 1557.8453 Sore 2054.9993 Jalan Basuki Rahmat Eksisting Pagi 2418.2987 Siang 3009.7441 Sore 1169.3745 Tahun 2019 Sebelum Trem Beroperasi Pagi 3200.2928 Siang 4005.0660 Sore 1535.7955 Tahun 2019 Jika Trem Beroperasi Pagi 2343.5717 Siang 2927.3779 Sore 1129.7225 Lokasi Total Rata-rata CO Total Rata-rata CO per hari per tahun (kg/hari) (kg/tahun) Jl Urip Sumoharjo (6/2 D)

  Eksisting (2017) 73662.30 26886739.47 Sebelum Trem Beroperasi (2019) 88927.66 32458595.65 Setelah Trem Beroperasi (2019) 100368.01 36634324.13

  Jl Basuki Rahmat (5/1 D)

  Eksisting (2017) 126670.41 46234700.30 Sebelum Trem Beroperasi (2019) 167830.16 61258009.12 Setelah Trem Beroperasi (2019) 122892.90 44855910.05

  Sumber: Rizal, 2017

II- 6 SENTRA 2017

  Berdasarkan Tabel 2 di atas diperoleh bahwa jumlah emisi gas CO dalam setahun untuk ruas Jalan Urip Sumoharjo pada saat kondisi jika trem beroperasi meningkat jika dibandingkan dengan pada saat kondisi sebelum trem beroperasi di tahun rencana. Hal ini disebabkan oleh pengurangan kapasitas jalan akibat penggunaan sebagian badan jalan untuk pembangunan jalur trem lebih signifikan dibandingkan dengan pengurangan pengguna kendaraan pribadi yang bersedia berpindah menggunakan trem.

  Sedangkan untuk ruas Jalan Basuki Rahmat, dapat dilihat bahwa jumlah emisi gas CO rata-rata per tahun untuk kondisi setelah trem beroperasi menurun dibandingkan pada saat sebelum trem beroperasi pada tahun rencana.

  Setelah diperoleh jumlah emisi gas CO per tahun untuk masing-masing kondisi dan masing- masing ruas jalan, langkah berikutnya adalah mengalikan dengan biaya emisi gas CO per unitnya, yaitu sebesar Rp. 62 per unit gas CO.

  

Tabel 3 Perhitungan Biaya Polusi Udara Akibat Emisi CO

Lokasi Biaya Polusi Biaya Polusi CO CO Per tahun Per hari (Rp/hari) (Rp/tahun) Jl Urip Sumoharjo (6/2 D)

  Eksisting (2017) 4.567.062,29 1.666.977.846,92 Sebelum Trem Beroperasi (2019) 5.513.514,88 2.012.432.930,28

  Setelah Trem Beroperasi (2019) 6.222.816,70 2.271.328.096,33

  Jl Basuki Rahmat (5/1 D)

  Eksisting (2017) 7.853.565,53 2.866.551.418,42 Sebelum Trem Beroperasi (2019) 10.405.470,04 3.797.996.565,69

  Setelah Trem Beroperasi (2019) 7.619.360,06 2.781.066.423,04 Sumber: Pengolahan Data (2017) Setelah melakukan perhitungan, maka dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan biaya polusi udara akibat gas CO di jalan Urip Sumoharjo adalah sebesar 258.859.166,05 rupiah per tahun. Sedangkan di jalan Basuki Rahmat terjadi penurunan sebesar 1.016.930.142,65 rupiah per tahun.

4. Kesimpulan

  Berdasarkan hasil analisa, jumlah emisi CO di Jalan Urip Sumohardjo pada tahun rencana pada waktu trem beroperasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan saat trem beroperasi, yaitu meningkat sebesar 12,86%, dengan peningkatan biaya emisi gas CO sekitar Rp. 258.895.166,05 per tahun. Sedangkan jumlah emisi CO pada kondisi rencana pada waktu sebelum trem beroperasi bila dibandingkan saat trem beroperasi di Jalan Basuki Rahmat menurun sebesar 26,78% dengan penurunan biaya emisi gas CO sekitar Rp. 1.016.930.142,65 per tahun.

  Untuk ruas Jalan Urip Sumohardjo, jumlah emisi gas CO meningkat pada saat trem beroperasi dikarenakan prosentase perpindahan pengguna kendaraan pribadi ke trem tidak signifikan jika dibandingkan pengurangan kapasitas jalan akibat penggunaan sebagian badan jalan untuk jalur trem.

  Hasil ini dapat menjadi pertimbangan bagi Pemerintah Kota Surabaya dan instansi terkait dalam merumuskan kebijakan untuk dapat membangun sistem transportasi perkotaan yang berkelanjutan.

  Referensi

  [1] Rizal, M.C., (2016). “Studi Rencana Traffic Demand Manajemen Akibat Pembangunan Angkutan Massal Cepat Di Surabaya”. Prosiding, Simposium Internasional, FSTPT ke 19, Oktober, Yogyakarta.

  [2] Sengkey, S.L., Jansen, F., Wallah, S. (2011). “Tingkat Pencemaran Udara CO Akibat Lalu Lintas Dengan Model Prediksi Polusi Udara Skala Mikro”. Jurnal Ilmiah Media Engineering, Vol.1, No.2, Juli 2011, Hal 119-126.

  [3] Bestari, L.R., Hidayat, A., Yani, M. (2014). “Estimasi Nilai Pajak Kendaraan Solar Terkait Kerugian Pencemaran Udara (Studi Kasus: Metro Mini Di Dki Jakarta)”. Jurnal Ekonomi Pertanian, Sumberdaya dan Lingkungan, Vol 2, Oktober 2014, Hal 98-111.