BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis permintaan deposito berjangka rupiah pada Bank Umum di Sumatera Utara tahun 2010-2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  permasalahan yang dihadapi dalam melakukan pembangunan. Salah satu masalah tersebut adalah kecilnya modal yang dimiliki. Modal sebagai sumber pembiayaan pembangunan bisa berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

  Modal pembangunan yang berasal dari luar negeri mempunyai fungsi sebagai pelengkap dana domestik yang belum memadai untuk membiayai seluruh proses pembangunan di Indonesia. Namun demikian, modal pembangunan yang berasal dari luar negeri sangatlah besar resikonya. Tidak hanya membebani anggaran penerimaan dan belanja negara tiap tahunnya, tetapi biasanya juga disertai campur tangan urusan dalam negeri oleh negara donor. Menciptakan ketergantungan terhadap negara-negara/ lembaga donor, menimbulkan beban hutang yang semakin berat, dan juga turut andil dalam terjadinya krisis nilai tukar dan krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan 1997. Hal ini memuat banyak pihak tidak menyukai sumber modal dari luar negeri. Dengan kata lain sumber modal luar negeri merupakan alternatif terakhir.

  Modal pembangunan yang berasal dari dalam negeri biasanya dihimpun dari dana masyarakat. Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai potensi untuk menghimpun dana masyarakat. Masyarakat akan menyisihkan sebagian dari pendapatannya yang tidak dikonsumsi untuk menabung. Tabungan inilah yang akan dihimpun oleh pihak bank sebagai dana pihak ketiga (DPK). Dimana tabungan ini hanya akan terjadi jika perkembangan ekonomi Indonesia bisa berjalan dengan lancar dan memungkinkan rakyat Indonesia buat menabung. Dana yang dihimpun bank biasanya dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan.

  Indonesia barangkali termasuk salah satu negara yang sampai saat ini belum mempunyai sisitem pengamanan atas dana masyarakat yang disimpan di bank. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan apabila pada saat pemerintah melikuidasi 16 bank swasta, terjadi rush dalam bentuk penarikan uang oleh masyarakat dalam jumlah yang besar di berbagai bank. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat merasa tidak aman kalau terus menyimpan uangnya di bank.

  Masalah keamanan dana yang disimpan di bank baru disadari oleh masyarakat pada saat pemerintah melikuidasi sejumlah bank yang bermasalah. Para nasabah bank yang dilikuidasi ternyata mengalami kesulitan untuk menarik dananya. Atas sara IMF pemerintah diwajibkan untuk memberikan apa yang disebut blanket guarantee, yaitu berupa program penjaminan atas dana masyarakat yang disimpan di bank. Lembaga yang bertugas untuk menjamin dana masyarakat yang di simpan di bank adalah insurance deposit scheme (IDS). IDS adalah suatu skema penjaminan yang disediakan oleh perusahaan asuransi untuk menjamin dana masyarakat yang disimpan di suatu bank. Jadi bentuk penjaminan atas resiko dana masyarakat yang disimpan di bank dilaksanakan dengan menggunakan prinsip asuransi.

  Mekanisme penjaminan tersebut tentunya dilakukan oleh bank terhadap perusahaan asuransi deposito dengan membayar sejumlah premi. Besar kecilnya premi tergantung kepada cakupan pertanggungan yang akan dipikul oleh perusahaan asuransi deposito. Keikutsertaan bank terhadap program penjaminan deposito sudah seharusnya bersikap wajib. Wajib dalam arti semua bank yang beroperasi di Indonesia harus mengasuransikan deposito dari masyarakat. Dengan adanya IDS tersebut maka masyarakat tidak perlu mengkwatirkan dana yang sudah disimpan di bank, karena sudah ada penjaminan asuransi deposito dari bank yang bersangkutan.

  Guna mendukung peningkatan kinerja perbankan, pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan di bidang keuangan. Paket 1 Juni 1983 (PAKJUN ’83) dapat dikatakan sebagai kebijakan liberalisasi perbankan. Bank dapat menentukan tingkat bunga yang dianggap memadai dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain perbedaan tingkat inflasi antar negara, disparitas mata uang domestik dengan mata uang negara lain, perbedaan suku bunga domestik dengan suku bunga internasional, dan perbedaan pendapatan nasional antar negara. Dengan berhasilnya liberalisasi perbankan, maka arus pengalihan Rupiah ke mata uang asing dapat dibendung. Dalam lingkup yang lebih luas, keberhasilan liberalisasi perbankan dipengaruhi oleh sistem dana masyarakat untuk tujuan investasi jangka panjang dan peningkatan ekspor.

  Pada tahun 1988, disusul dengan dikeluarkannya paket Oktober 1988 (PAKTO ’88). Dalam paket ini pada intinya pemerintah menjamin dana masyarakat yang ada di bank secara preventif dan memberi kesempatan yang sama antar bank swasta dan bank pemerintah untuk dapat bersaing dalam menghimpun dana masyarakat. Hasil kebijakan tersebut cukup memuaskan dengan meningkatnya dana deposito, giro, tabungan.

  Sesuai dengan Undang-Undang perbankan no 10 tahun 1998, penghimpunan dana yang berupa simpanan masyarakat yang salah satunya adalah dilakukan oleh Bank Umum. Bentuk simpanan masyarakat tersebut dapat berupa: Giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lain yang dapat dipersamakan.

  Berdasarkan uraian diatas, penghimpunan deposito berjangka terutama deposito dalam rupiah menyimpan dananya, dimana kemampuan ini tercermin dari Pendapatan Nasional. Sebelum masyarakat memutuskan untuk menyimpan dananya pada lembaga perbankan, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu tingkat bunga nasional, nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS. Menurut teori klasik, Tingkat bunga merupakan fungsi dari tabungan. Dimana pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan lebih terdorong untuk menyimpan dananya pada lembaga perbankan.

  Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuaraikan tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

  ”Analisis Permintaan Deposito Berjangka Rupiah Pada Bank Umum di Sumatera Utara Tahun 2010- 2011”.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

  1. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi permintaan deposito berjangka rupiah pada Bank Umum di Sumatera Utara tahun 2010-2011.

  2. Bagaimana besar nilai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan deposito berjangka rupiah pada Bank Umum di Sumatera Utara tahun 2010-2011.

  3. Bagaimana hubungan korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi (Kurs, tingkat suku bunga, laju inflasi) dengan permintaan deposito berjangka rupiah pada Bank Umum di Sumatera Utara tahun 2010-2011.

  1.3 Batasan Masalah

  menyimpang dari sasaran yang ingin dicapai, penulis hanya meneliti analisis Permintaan Deposito Berjangka Rupiah Pada Bank Indonesia di Sumatera Utara Januari 2010

  • – Desember 2011 dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya yaitu KURS, tingkat suku bunga deposito dan laju inflasi. Data kuantitatif yang digunakan adalah data deposito berjangka rupiah pada Bank Umum Januari 2010
  • – Desember 2011, data kurs Januari 2010 – Desember 2011, data tingkat suku bunga deposito Januari
  • – Desember 2011 dan data laju inflasi tahun Januari 2010 – Desember 2011.

  1.4 Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel-variabel yang diteliti terhadap permintaan deposito berjangka rupiah.

  2. Mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti 3.

  Sebagai sarana aplikasi ilmu yang didapat saat perkuliahan

1.4.2 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1.

  Untuk mengetahui pengaruh kurs, tingkat suku bunga dan laju inflasi terhadap deposito berjangka rupiah.

  Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang terikat dan bebas.

  3. Untuk mengetahui jumlah permintaan deposito berjangka di Sumatera Utara.

  4. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai riset dan menganalisis data.

1.5 Metodologi Penelitian 1.

  Penulisan Kepustakaan Penulisan kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan- bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.

  Metode pengumpulan data yang digunakan ialah data sekunder, yaitu data yang diolah diperoleh dari kantor Bank Indonesia Propinsi Sumatera Utara.

  2. Teknik dan Analisa Data Metode yang digunakan adalah dengan metode hitung korelasi dan regresi.

  a.

  Regresi Ganda Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya.

  x x ... x ( n 1 )

  Untuk keperluan analisis, variabel bebas akan dinyatakan dengan

  n 1 , 2 , sedangkan variabel tidak bebas dinyatakan dengan Y.

  Y b b x b x .... b x o 1 1 2 2 n n

  Dengan :

  Y

  = variabel tidak bebas (dependent)

  b ,..., b

  koefisien regresi

  o n x ,..., x

  variabel bebas (independent)

  1 n b ,..., b

  Koefisien-koefisien dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

  o n Y b n b 1 o 1 X b 1 i 2 X ... b 2 i n ni 2 X

  X Y b 1 i i o X b ( 1 i 1 X ) b 1 i 2 X 1 i X ... b 2 i n 2 X 1 i ni

  X X Y b 2 i i o X b 2 i 1 X 1 i X b ( 2 i 2 X ) ... b 2 i n

  X 2 i ni

  X ........

  X Y b ni i o ni X b 1 X 1 i ni X b 2 X 2 i ni n ni X ... b ( X )

  b.

  Kesalahan Standar Estimasi Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya.

  Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus: 2

  ( Y Y ) i S y , 1 , 2 ,..., k n k

1 Dengan: Y i adalah nilai data sebenarnya, Y adalah nilai taksiran.

  i c. Koefisien Korelasi Linier Ganda

  Menguji keberartian regresi linier ganda dimaksudkan untuk meyakinkan apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai sejumlah peubah yang dipelajari. Hipotesa:

  H o : H

  1 : (Minimal ada satu parameter koefisien regresi tidak sama dengan

  nol atau mempengaruhi Y) Dengan : H o diterima jika H o ditolak jika d.

  Koefisien Korelasi Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat digunakan rumus:

  Variabel bebas tidak Y Variabel bebas

  X X dan Y antara korelasi Koefisien r dengan Y Y n

  X X n Y

  X Y X n r i ki yx i i ki ki i ki i ki yx

  : } ) ( }{ ) ( {

  ) )( ( 2 2 2 2

1.6 Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi

  masalah, batasan masalah, metode penelitian dan landasan teori serta sistematika penulisan.

  Dalam bab ini menguraikan teoritis dan analisa tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tugas akhir.

  BAB 3 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat berdirinya Bank Indonesia Sumatera Utara. BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai tentang analisis faktor-faktor yang

  mempengaruhi permintaan deposito berjangka rupiah dengan metode regresi linier berganda dan analisa korelasi untuk melihat hubungan antar variabel.

  Dimana objek penelitiannya adalah permintaan deposito berjangka pada Bank Indonesia di Sumatera Utara tahun 2010-2011.