Analisis permintaan deposito berjangka rupiah pada Bank Umum di Sumatera Utara tahun 2010-2011

(1)

ANALISIS PERMINTAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH PADA BANK UMUM DI SUMATERA UTARA TAHUN 2010-2011

TUGAS AKHIR

LUKMAN RITONGA 102407087

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

ANALISIS PERMINTAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH PADA BANK UMUM DI SUMATERA UTARA TAHUN 2010-2011

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

LUKMAN RITONGA 102407087

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS PERMINTAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH PADA BANK UMUM DI SUMATERA UTARA TAHUN 2010-2011

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : LUKMAN RITONGA

NIM : 102407087

Program Studi : D3 STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juli 2013

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Open Darnius, M.Sc. NIP. 19620901 198803 1 002 NIP.19641014 199103 1 004


(4)

PERNYATAAN

ANALISIS PERMINTAAN DEPOSITO BERJANGKA PADA BANK UMUM DI SUMATERA UTARA TAHUN 2010-2011

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

LUKMAN RITONGA 102407087


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang,dengan limpah karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis permintaan deposito berjangka rupiah pada Bank Umum di Sumatera Utara tahun 2010-2011.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs.Open Darnius ,M.Sc. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Drs.faigiziduhu Bu’ulolo ,M.Si dan Bapak Drs.Suwarno Ariswoyo ,M.Si selaku ketua dan sekretaris program studi D3 Statistika FMIPA USU,Bapak Prof.Dr.Tulus ,M.Si.Phd dan Ibu Dra.Mardiningsih ,M.Si selaku ketua dan sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan,Bapak Dr.Sutarman ,M.S.c selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Ayahanda Alm Ir.Lumban Ritonga, Ibu Darmalina Lubis dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang di perlukan Semoga Tuhan Yang maha Esa akan membalasnya.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Tujuan dan Manfaat 6

1.4.1 Tujuan Penelitian 6

1.4.2 Manfaat Penelitian 6

1.5 Metodelogi Penelitian 7

1.6 Sistematika Penulisan 10

BAB 2 LANDASAN TEORI 12

2.1 Pengertian Analisis Regresi dan Korelasi 12

2.1.1 Analisis Korelasi 12

2.1.2 Analisis Regresi 12

2.2 Analisis Regresi Linier 13

2.2.1 Regresi Linier Sederhana 13

2.2.2 Regresi Linier Berganda 14


(7)

2.4 Koefisien Determinasi 18

2.5 Koefisien Korelasi 19

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BANK INDONESIA 23

3.1 Sejarah Bank Indonesia 23

3.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas Kantor 26

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 35

4.1 Pengolahan Data 35

4.2 Analisis Regresi Linier Berganda 37

4.3 Uji Regresi Linier Berganda 40

4.3.1 Uji F (Simultan) 40

4.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 42

4.4.1 Uji Normalitas 42

4.4.2 Koefisien Korelasi Antara Deposito Berjangka (Y) dengan

4.5 Analisis Korelasi 44

4.5.1 Perhitungan Koefisien antar Variabel 44 4.6 Uji Koefisien Determinasi 48

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 50

6.1 Kesimpulan 50

6.2 Saran 51

Daftar Pustaka Lampiran


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi 20 Tabel 4.1 Data Kurs, Suku Bunga, Laju Inflasi, dan Deposito

Berjangka di Sumatera Utara Berdasarkan Tahun 2010 35

Tabel 4.2 Koefisien Regresi 38

Tabel 4.3 Anova 41

Tabel 4.4 Korelasi 45


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Excel 57

Gambar 5.2 Tampilan Jendela dalam Excel 57 Gambar 5.3 Tampilan Jendela Variable dalam Excel 58 Gambar 5.4 Tampilan Jendela Hasil Perkalian Variabel 59 Gambar 5.5 Tampilan Jendela Hasil Output dalam Excel 59


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang membangun, memiliki banyak permasalahan yang dihadapi dalam melakukan pembangunan. Salah satu masalah tersebut adalah kecilnya modal yang dimiliki. Modal sebagai sumber pembiayaan pembangunan bisa berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Modal pembangunan yang berasal dari luar negeri mempunyai fungsi sebagai pelengkap dana domestik yang belum memadai untuk membiayai seluruh proses pembangunan di Indonesia. Namun demikian, modal pembangunan yang berasal dari luar negeri sangatlah besar resikonya. Tidak hanya membebani anggaran penerimaan dan belanja negara tiap tahunnya, tetapi biasanya juga disertai campur tangan urusan dalam negeri oleh negara donor. Menciptakan ketergantungan terhadap negara-negara/ lembaga donor, menimbulkan beban hutang yang semakin berat, dan juga turut andil dalam terjadinya krisis nilai tukar dan krisis ekonomi di


(11)

Indonesia sejak pertengahan 1997. Hal ini memuat banyak pihak tidak menyukai sumber modal dari luar negeri. Dengan kata lain sumber modal luar negeri merupakan alternatif terakhir.

Modal pembangunan yang berasal dari dalam negeri biasanya dihimpun dari dana masyarakat. Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai potensi untuk menghimpun dana masyarakat. Masyarakat akan menyisihkan sebagian dari pendapatannya yang tidak dikonsumsi untuk menabung. Tabungan inilah yang akan dihimpun oleh pihak bank sebagai dana pihak ketiga (DPK). Dimana tabungan ini hanya akan terjadi jika perkembangan ekonomi Indonesia bisa berjalan dengan lancar dan memungkinkan rakyat Indonesia buat menabung. Dana yang dihimpun bank biasanya dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan.

Indonesia barangkali termasuk salah satu negara yang sampai saat ini belum mempunyai sisitem pengamanan atas dana masyarakat yang disimpan di bank. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan apabila pada saat pemerintah melikuidasi 16 bank swasta, terjadi rush dalam bentuk penarikan uang oleh masyarakat dalam jumlah yang besar di berbagai bank. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat merasa tidak aman kalau terus menyimpan uangnya di bank.

Masalah keamanan dana yang disimpan di bank baru disadari oleh masyarakat pada saat pemerintah melikuidasi sejumlah bank yang bermasalah. Para nasabah bank yang dilikuidasi ternyata mengalami kesulitan untuk menarik dananya. Atas sara IMF pemerintah diwajibkan untuk memberikan apa yang disebut blanket guarantee, yaitu berupa program penjaminan atas dana masyarakat yang disimpan di bank. Lembaga yang bertugas untuk menjamin dana masyarakat yang di simpan di bank adalah insurance deposit scheme (IDS). IDS adalah suatu


(12)

yang disimpan di suatu bank. Jadi bentuk penjaminan atas resiko dana masyarakat yang disimpan di bank dilaksanakan dengan menggunakan prinsip asuransi.

Mekanisme penjaminan tersebut tentunya dilakukan oleh bank terhadap perusahaan asuransi deposito dengan membayar sejumlah premi. Besar kecilnya premi tergantung kepada cakupan pertanggungan yang akan dipikul oleh perusahaan asuransi deposito. Keikutsertaan bank terhadap program penjaminan deposito sudah seharusnya bersikap wajib. Wajib dalam arti semua bank yang beroperasi di Indonesia harus mengasuransikan deposito dari masyarakat. Dengan adanya IDS tersebut maka masyarakat tidak perlu mengkwatirkan dana yang sudah disimpan di bank, karena sudah ada penjaminan asuransi deposito dari bank yang bersangkutan.

Guna mendukung peningkatan kinerja perbankan, pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan di bidang keuangan. Paket 1 Juni 1983 (PAKJUN ’83) dapat dikatakan sebagai kebijakan liberalisasi perbankan. Bank dapat menentukan tingkat bunga yang dianggap memadai dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain perbedaan tingkat inflasi antar negara, disparitas mata uang domestik dengan mata uang negara lain, perbedaan suku bunga domestik dengan suku bunga internasional, dan perbedaan pendapatan nasional antar negara. Dengan berhasilnya liberalisasi perbankan, maka arus pengalihan Rupiah ke mata uang asing dapat dibendung. Dalam lingkup yang lebih luas, keberhasilan liberalisasi perbankan dipengaruhi oleh sistem dana masyarakat untuk tujuan investasi jangka panjang dan peningkatan ekspor.

Pada tahun 1988, disusul dengan dikeluarkannya paket Oktober 1988 (PAKTO ’88). Dalam paket ini pada intinya pemerintah menjamin dana masyarakat yang ada di bank secara preventif


(13)

dan memberi kesempatan yang sama antar bank swasta dan bank pemerintah untuk dapat bersaing dalam menghimpun dana masyarakat. Hasil kebijakan tersebut cukup memuaskan dengan meningkatnya dana deposito, giro, tabungan.

Sesuai dengan Undang-Undang perbankan no 10 tahun 1998, penghimpunan dana yang berupa simpanan masyarakat yang salah satunya adalah dilakukan oleh Bank Umum. Bentuk simpanan masyarakat tersebut dapat berupa: Giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lain yang dapat dipersamakan.

Berdasarkan uraian diatas, penghimpunan deposito berjangka terutama deposito dalam rupiah oleh bank umum, pada awalnya sangat bergantung pada kemampuan masyarakat dalam menyimpan dananya, dimana kemampuan ini tercermin dari Pendapatan Nasional. Sebelum masyarakat memutuskan untuk menyimpan dananya pada lembaga perbankan, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu tingkat bunga nasional, nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS. Menurut teori klasik, Tingkat bunga merupakan fungsi dari tabungan. Dimana pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan lebih terdorong untuk menyimpan dananya pada lembaga perbankan.

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuaraikan tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Analisis Permintaan Deposito Berjangka Rupiah Pada Bank Umum di Sumatera Utara Tahun 2010-2011”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:


(14)

1. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi permintaan deposito berjangka rupiah pada Bank Umum di Sumatera Utara tahun 2010-2011.

2. Bagaimana besar nilai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan deposito berjangka rupiah pada Bank Umum di Sumatera Utara tahun 2010-2011.

3. Bagaimana hubungan korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi (Kurs, tingkat suku bunga, laju inflasi) dengan permintaan deposito berjangka rupiah pada Bank Umum di Sumatera Utara tahun 2010-2011.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberikan kejelasan dan memberikan kemudahan penelitian ini agar tidak jauh menyimpang dari sasaran yang ingin dicapai, penulis hanya meneliti analisis Permintaan Deposito Berjangka Rupiah Pada Bank Indonesia di Sumatera Utara Januari 2010 – Desember 2011 dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya yaitu KURS, tingkat suku bunga deposito dan laju inflasi. Data kuantitatif yang digunakan adalah data deposito berjangka rupiah pada Bank Umum Januari 2010 – Desember 2011, data kurs Januari 2010 – Desember 2011, data tingkat suku bunga deposito Januari 2010 – Desember 2011 dan data laju inflasi tahun Januari 2010 – Desember 2011.

1.4 Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan Penelitian


(15)

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel-variabel yang diteliti terhadap permintaan deposito berjangka rupiah.

2. Mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti

3. Sebagai sarana aplikasi ilmu yang didapat saat perkuliahan

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh kurs, tingkat suku bunga dan laju inflasi terhadap deposito berjangka rupiah.

2. Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang terikat dan bebas.

3. Untuk mengetahui jumlah permintaan deposito berjangka di Sumatera Utara.

4. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai riset dan menganalisis data.

1.5 Metodologi Penelitian

1. Penulisan Kepustakaan

Penulisan kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.


(16)

Metode pengumpulan data yang digunakan ialah data sekunder, yaitu data yang diolah diperoleh dari kantor Bank Indonesia Propinsi Sumatera Utara.

2. Teknik dan Analisa Data

Metode yang digunakan adalah dengan metode hitung korelasi dan regresi. a. Regresi Ganda

Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya. Untuk keperluan analisis, variabel bebas akan dinyatakan dengan

x

1,

x

2,

...

x

n

(

n

1

)

sedangkan variabel tidak bebas dinyatakan dengan Y.

n n

o bx b x b x

b

Y 1 1 2 2 ....

Dengan :

Y = variabel tidak bebas (dependent)

n o

b

b

,...,

koefisien regresi

n

x

x

1

,...,

variabel bebas (independent)

Koefisien-koefisien

b

o

,...,

b

ndapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

) ( ... ... ... ) ( ... ) ( ... 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 ni n ni i ni i ni o i ni ni i n i i i i o i i ni i n i i i i o i i ni n i i o X b X X b X X b X b Y X X X b X b X X b X b Y X X X b X X b X b X b Y X X b X b X b n b Y


(17)

b. Kesalahan Standar Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya.

Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus:

1 ) ( 2 ,..., 2 , 1 , k n Y Y

Sy k i

Dengan: Yi adalah nilai data sebenarnya, Yi adalah nilai taksiran. c. Koefisien Korelasi Linier Ganda

Menguji keberartian regresi linier ganda dimaksudkan untuk meyakinkan apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai sejumlah peubah yang dipelajari.

Hipotesa: Ho :

H1 : (Minimal ada satu parameter koefisien regresi tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y)

Dengan : Ho diterima jika Ho ditolak jika d. Koefisien Korelasi


(18)

Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat digunakan rumus:

bebas tidak Variabel Y bebas Variabel X X dan Y antara korelasi Koefisien r dengan Y Y n X X n Y X Y X n r i ki yx i i ki ki i ki i ki yx : } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2


(19)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi masalah, batasan masalah, metode penelitian dan landasan teori serta sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menguraikan teoritis dan analisa tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tugas akhir.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat berdirinya Bank Indonesia Sumatera Utara.

BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan deposito berjangka rupiah dengan metode regresi linier berganda dan analisa korelasi untuk melihat hubungan antar variabel.


(20)

Dimana objek penelitiannya adalah permintaan deposito berjangka pada Bank Indonesia di Sumatera Utara tahun 2010-2011.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini membahas tentang yang digunakan dalam analisis data serta cara penggunaan dari software.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan serta saran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat dari pengamatan.


(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisis Regresi dan Korelasi

2.1.1 Analisis Korelasi

Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat hubungan Y dan X dalam bentuk angka. Semakin nyata hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini dinamakan koefisien korelasi.

2.1.2 Analisis Regresi

Analisis Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan fungsi linier (garis lurus). Tujuan pokok penentuan metode ini adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari satu variabel (Y) dalam hubungannya dengan variabel yang lain (X).


(22)

Analisis regresi linier digunakan untuk peramalan, dimana dalam model terdapat variabel bebas X dan variabel tak bebas Y. Regresi linier yaitu menentukan satu persaman dan garis yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel takbebas, yang merupakan persamaan penduga yang berguna untuk menaksir/meramalkan variabel takbebas. Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, analisis ini terdiri dari dua bentuk, yaitu :

1. Analisi Regresi Sederhana (simple analisis regresi) 2. Analisi Regresi Berganda (multiple analisis regresi)

2.2.1 Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi sederhana adalah proses mengestimasi (menaksir) sebuah fungsi

hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X). Dalam suatu persamaan regresi besarnya nilai variabel dependen adalah tergantung pada nilai variabel lainnya.

Persamaan regresi linier sederhana Y terhadap X adalah :

Sedangkan model penduganya adalah :

Dengan :

X = variabel bebas (independen) = variabel terikat (dependen)

a = penduga bagi intersep (α)


(23)

Nilai α dan β adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistik sampel. Komponen sisaan/kesalahan ( =galat) menunjukkan :

1. Pengaruh dari variabel yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi karena berbagai pertimbangan.

2. Penetapan persamaan yang tidak sempurna.

3. Kesalahan pengukuran dalam pengumpulan dan pemrosesan data.

2.2.2 Regresi Linier Berganda

Regresi berganda adalah bentuk hubungan atau pengaruh dari dua atau lebih variabel babas X dengan variabel terikat Y. persamaan regresi linier berganda dari Y terhadap X yaitu :

+ + … + +

Sedangkan model penduganya :

Dengan :

= variabel tak bebas (dependent) α, = koefisien regresi

= Variabel bebas (independen)

Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linear berganda satu variabel terikat (variable

dependent) dan tiga variabel bebas (variable independent). Bentuk umum persamaan regresi


(24)

Dengan:

= Deposito Berjangka Rupiah

X1 = Kurs

X2 = Tingkat Suku Bunga

X3 = Laju Inflasi

= Variabel-variabel sisa yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian

Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan metode kuadrat terkecil,untuk meminimumkan nilai digunakan rumus :

– =

Sedangkan model penduganya : - =

- (

Fungsi tujuan meminimumkan error

= 2 ( - (

= 2 ( - (

= 2 ( - (

= 2 ( - (

Untuk mendapatkan persamaan dari rumus-rumus diatas,perlu dicari turunannya yaitu : (


(25)

… persamaan 1

(

… persamaan 2

(

… persamaan 3

(

… persamaan 4

Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, diperoleh empat persamaan oleh empat variabel yang terbentuk:


(26)

Dengan b0, b1, b2, b3 adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan. Untuk

menghitung nilai dan .

2.3 Kesalahan Standard Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi

(standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan

persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus :

Dengan :

Yi = nilai data sebenarnya Ŷ = nilai taksiran

2.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linear berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel terikat (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas (X)


(27)

yang ada dalam model persamaan regresi linear berganda secara bersama – sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus ,yaitu:

Dengan :

JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi

Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing – masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang bersifat nyata).

2.5 Koefisien Korelasi

Nilai koefisien (r) digunakan untuk mengukur kuat tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. Semakin besar nilai r maka semakin kuat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. Demikian juga apabila semakin kecil nilai r, berarti hubungannya semakin lemah pula.

Dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel – variabel tersebut. Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel – variabel tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data


(28)

kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat digunakan rumus:

Dengan:

ryx = Koefisien korelasi antara Y dan X Xki = Variabel bebas

Yi = Variabel terikat

Nilai r selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis :

-1 r +1. Untuk r = +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y, sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara X dan Y, sedangkan r = 0, berarti tidak ada korelasi antara X dan Y.

Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh penurunan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut:


(29)

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi

R Interpretasi

0 Tidak ada korelasi

0,01 – 0,20 Sangat rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Agak Rendah

0,61 – 0,80 Cukup

0,81 – 0,99 Tinggi

1 Sangat tinggi (korelasi sempurna)

Sumber : Hartono, M.Pd Statistik untuk penelitian

Keterangan:

r = koefisien korelasi

+ = menunjukkan korelasi positif − = menunjukkan korelasi negatif

0 = menunjukkan tidak adanya korelasi (korelasi nihil)

Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis: 1. Korelasi Positif

Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.


(30)

Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya.

Dalam hal ini penulis menggunakan empat variabel dalam penelitiannya, untuk hubungan empat variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Koefisien Korelasi antara Y dan X1

b. Koefisien Korelasi antara Y dan X2

c. Koefisien Korelasi antara Y dan X3

d. Koefisien Korelasi antara X1 dan X2


(31)

(32)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT BANK INDONESIA

3.1 Sejarah Bank Indonesia

Bank Sentaral Republik Indonesia yaitu suatu lembaga Negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu Negara, merumuskan dan melaksananakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort

yang bertujuan mencapai dan memelihara kestabilan niai rupiah.

Titik balik berdirinya Bank Indonesia sebagai Bank Sentral setelah terjadinya konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949 yang diadakan di Den Haag memutuskan De Javasche Bank

sebagai Bank Sentral. De Javasche Bank adalah sebuah bank Belanda yang pada masa colonial di beri tugas oleh pemerintah Belanda sebagai sirulasi (Bank of Issuing Money) di Hindia Belanda.

Keputusan KMB ini dikatakan sebagai titik balik berdirinya bank sentral karena sejak tahun 1946 di Indonesia telah pula berdiri Bank Negara Indonesia yang dimaksudkan sebagai bank sentral. Bank Negara Indonesia yang semula akan dijadikan sebagai bank sirkulasi dan bank sentral, justru diberi tugas sebagai bank pembangunan. Hal ini dinilai oleh sebagian kalangan sebagai kebutuhan dari Negara baru mereka, di satu pihak Negara membutuhkan


(33)

sebuah bank sirkulasi dan bank sentral yang bertugas memelihara stabilitas moneter dan di lain pihak membutuhkan bank yang bertugas untuk membiayai pembangunan.

Kesepakatan terhadap penunjukan De Javasche Bank sebagai bank sentral antara pemerintah Belanda dengan pemerintah Indonesia tidak terjadi begitu saja. Selain landasan politik, landasan lain menunjukkan bahwasannya De Javasche Bank telah beroperasi dan berfungsi sebagai bank sirkulasi di Indonesa sejak tahun 1828. Dapat dikatakan bahwa De

Javasche Bank merupakan bank komersial yang sekaligus berfungsi sebagai bank sirkulasi

tertua di Asia Tenggara.

Pendirian De Javasche Bank pada dasarnya dimaksudkan oleh pemerintah Belanda sebagai perpanjangan tangan dari De Nederland Bank guna memperoleh tugas sebagai bank sirkulasi dan membiayai perusahaan-perusahaan Belanda yang beroprasi di Hindia Belanda. De

Javasche Bank diberi hak monopoli dalam mengeluarkan uang kertas dan berfungsi sebagai

bank sirkulasi. Di sisi lain bank ini juga bergerak di bidang komersial dengan menerima simpanan dan menyalurkan kredit.

.

Berdasarkan penetapan Presiden No.17 Tahun 1965, Bank Indonesia bersama-sama dengan Bank Koperasi Tani dan Nelayan dileburkan dengan nama Bank Negara Indonesia yang terbagi kedalam beberapa unit. Bank tersebut menjalankan usahanya masing-masing dengan nama BNI Unit I, Unit II, Unit III, dan Unit IV. Bank Negara Indonesia Unit I berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum.

Sesuai dengan TAP MPRS No. XIII/MPRS/0966, Pemerintah akan menyediakan 8 RUU di bidang perbankan yang terdiri dari RUU Pokok Perbankan, RUU Bank Sentral, dan RUU Pendirian Enam Bank Pemerintah.


(34)

Adapun kedelapan RUU tersebut adalah :

1. UU No.14 Tahun 1967 tentang Poko-pokok Perbankan.

2. UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral Menggantikan BNI Unit I.

3. UU No.17 Tahun 1968 tentang Bank Dagang Negara menggantikan BNI Unit III. 4. UU No.18 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BDN.

5. UU No.19 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BNI Unit IV. 6. UU No.20 Tahun 1968 tentang Bank Tabungan Negara menggantikan BNI Unit V. 7. UU No.21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia menggantikan BNI Unit II

(Rural).

8. UU No.22 Tahun 1968 tentang Bank Ekspor Impor menggantikan BNI Unit II (ekspor-impor).

Dengan lahirnya UU itu, maka secara otomatis mengubur “Bank Tunggal” sekaligus meneguhkan keberadaan Bank Indonesia sebagai bank sentral hingga kini. Dengan lahirnya UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dapat dikatakan sebagai tonggak harapan terhadap kemandirian bank sentral di Indonesia.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh) atau semula bernama Kantor Cabang Medan mulai dibuka pada tanggal 30 Juli 1907 bersamaan dengan Kantor Cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura yang masing-masing dibuka pada tanggal 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908. Kantor Bank Indonesia Medan merupakan kantor cabang De Javache Bank yang ke-11.


(35)

Kantor Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran.Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas system keungan untuk pembangunan nasioanal jangka panjang yang berkesinambungan merupakan misi dan merupakan tanggungjawab besar yang harus diemban oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).

3.2 Struktur Organisassi dan Deskripsi Tugas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh)

Secara structural, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh) dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan dengan kualifikasi pegawai G VIII. Dalam menjalankan tugasnya Kepala Perwakilan Bank Indonesia dibantu oleh seorang Deputi (G VIII) yang mengkoordinir divisi-divisi yng ada pada Kantor Bank Indonesia Kelas I, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh) tediri dari 4 divisi yang terdiri atas beberapa seksi/kelompok (dapat dilihat di lampiran), yaitu:

1. Divisi Ekonomi Moneter

a. Tim Pemberdayaan Sektor Rill dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

1) Melakukan identifikasi hasil-hasil penelitian/ kesepakatan/program yang potensial dalam pengembangan sector rill dan atau melaksanakan identifikasi permasalahan secara spesifik yang terjadi pada komoditi/industry/bidang usaha tertentu.


(36)

3) Melaksanakan program pemberdayaan sector rill yang ditetapkan.

4) Melakukan kordinasi dengan stakeholders daerah untuk memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kedapa perbankan dan BDSP dalam rangka pemberdayaan sector rill dan UMKM.

5) Memberikan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis penelitian serta memfasilitasi proses intermediasi dan perbankan dalam rangka pemberdayaan sector rill/UMKM.

b. Tim Kajian Ekonomi

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Kajian Ekonomi Ragional yang mencakup assemen makro ekonomi daerah dan perkiraan perkembangan ekonomi dan harga.

2) Melakukan penelitian ekkonomi daerah yang berbasisi kajian lapangan dan studi kepustakaan.

3) Melahirkan kajian ad hoc atas inisiatif Kantor Perwakitan Bank Indoneia Wilayah IX (Sumut & Aceh) ataupun kerjasama dengan kantor pusat atau stakeholders daerah.

4) Menyusun rekomendasi kebijakan perekonomian daerah kepada PEMDA dan

stakeholders lainnya yang didasari oleh hasil penelitian.

5) Menyusun dan melaksanakan program komunikasi dan hasil-hasil kajian ekonomi dan penelitian daerah.

c. Tim Statistik dan Survei

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

1) Menerima, menverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menata usahakan dan memberikan bantuan teknis laporan bank dan non bank.


(37)

2) Mengumpulkan dan menyusun data/ informasi ekonomi, keuangan perbankan dan demografi di wilayah kerja.

3) Melakukan kegiatan survey untuk kepentingan kantor pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).

4) Melakukan kegiatan Liaison dalam rangka pengumpulan data dan informasi dari pelaku ekonomi (perusahaan, lembaga riset, pemerintah, perbankan dan asosiasi).

5) Mengelola dan mengembangkan database informasi perekonomian daerah.

2. Divisi Sistem Pembayaran

a. Unit Distribusi Uang dan Layanan Kas

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

1) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/monitoring kebutuhan uang untuk kebutuhan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh) setempat dan lain yang berada di wilayah kerjanya (dalam hal ini berperan sebagai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh) sebagai Kantor Depot Kas).

2) Melakukan pengelolahan khazanah yaitu penyiapan dan pengembalian modal kerja, pengelolaan persediaan kas (termasuk Kas Besar Titipan DPU), pemeriksaan fisik uang, pengelolaan barang/surat-surat berharga serta penguncian dan pengamanan khazanah. 3) Melakukan tindak lanjut atas:

Temuan selisih lebih/kurang hasil hitung ulang yang disebabkan karena selisih jumlah, perbedaan pecahan dan uang palsu.


(38)

Laporan terkait dengan uang dansistem pengedaran uang.

4) Mensosialisasi ciri-ciri keaslian uang dan cara memperlakukan uang.

5) Melakukan administrasi kegiatan operasional kas, pengaturan tugas kasir & anngaran operasional kas.

b. Unit Pengolahan Uang

Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut :

1) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban hitung ulang manual uang kertas.

2) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban hitung ulang manual uang logam.

3) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban hitung ulang manual – MSUK.

4) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban pemusnahan UK dan MRUK.

5) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban peleburan uang.

c. Unit Layanan Nasabah

Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut:

1) Settlement Transfer melalui BI-RTGS untuk kepentingan pengeluaran Pemerintah (atas


(39)

2) Penatausahaan rekening nasabah (termasuk pemerintah daerah dan lembaga lain terkait dengan tugas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).

3) Settlement penerimaan pajak dan penerimaan lainnya dari bank ke rekening pemeritah

dan rekening lainnya.

4) Penatausahaan Cek/Bilyet Giro (BG) Bank Indonesia.

5) Pengiriman DKE melalui SKN-BI untuk kepentingan pengeluaran pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.

6) Menganalisa perilaku dan perkembangan SP Non Tunai di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh):

Tata Usaha Money Remittance Kajian Perilaku SP Non Tunai

d. Unit Penyelenggara Kliring

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut: 1) Penyelenggaraan Kliring lokal (Warkat Debet). 2) Pengelolaan Data Keuangan Elektronik (DKE).

3) Pengelolaan dan penatausahaan data penarik cek/BG kosong. 4) Penerbitan daftar hitam lokal.

5) Monitoring Penyelenggaraan Kliring Lokal Non BI. 6) Perhitungan dan pembebanan biaya proses pilah.

7) Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).


(40)

9) Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta kliring sehubungan dengan SKN-BI.

3. Divisi Manajement Intern a. Unit Sumber Daya Manusia

Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut :

1) Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan peneriamaan, penempatan, pengembangan, pembinaan dan pemutusan hubungan kerja dengan pegawai termaksud THOS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Mengelola data kepegawaian.

3) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan pegawai sesuai dengan kewenangan.

4) Melakukan kegiatan yang terkait dengan fungsi koordinasi terhadap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh) di wilayah kerjanya.

b. Unit Logistik

Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut :

1) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap realisasi program kerja dan anggaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut & Aceh).

2) Menatausahakan dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa.

3) Melaksanankana pemeliharaan gedung, inventarisasi kantor, rumah dinas serta saranan lainnya.

4) Melaksanakan penghapusan barang-barang inventaris dan kendaraan.


(41)

c. Unit Sekretariat Pengamanan Protokol (SPP)

Adapun tugas-tugas pokoknya sebagai berikut:

1) Memfasilitasi kebutuhan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan proses hukum.

2) Melaksanakan dan menatausahakan kegiatan pengamanan gedung kantor, tata tertib kantor, pengiriman dan penjemputan uang, kas keliling, rumah dinas serta sarana lainnya. 3) Menatausahakan surat, warkat masuk maupun keluar dan dokumen lainnya termasuk

mengelola sentral khazanah arsip.

4) Merencanakan dan melaksanankan pelatihan yang berkaitan dengan tugas pengamanan. 5) Melaksanakan pengamanana dan tindakan penanggulangan ancaman serta gangguan

kamtib terhadap personil materil, acara kedinasan, social kepegawaian dalam keadaan normal dan darurat, termasuk karena dampak bencana alam.

4. Bidang-Bidang Kerja/Job Description

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut&Aceh)merupakan perpanjangan tangan dari kantor pusat dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Adapun tugsa pokok yang harus dilaksanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wliayah IX (Sumut & Aceh) sebagai berikut:

1. Memberikan masukan kepada kantor pusat tentang kondisi ekonomi dan keuangan daerah wilayah kerjanya.

2. Melaksanakan kegiatan operasionalnya sistem pembayaran tunai dan atau non tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi wilayah kerjanya.


(42)

4. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi daerah yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan kajian yang akurat.

5. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung terlaksananya fungsi-fungsi utama.


(43)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengolahan Data

Data yang diambil dari Kantor Bank Indonesia Propinsi Sumatera Utara adalah data Kurs (ribu), tingkat suku bunga (%), laju inflasi (%), dan deposito berjangka rupiah (Juta) di Propinsi Sumatera Utara pada bulan Januari 2010 sampai Juni 2012.

Tabel 4.1 Data Kurs, Tingkat Suku Bunga, Laju Inflasi, dan Deposito Berjangka Rupiah di Propinsi Sumatera Utara Pada Januari 2010 – Juni 2012

No Bulan

Kurs (Ribu)

Tingkat Suku Bunga

(%)

Laju Inflasi (%)

Deposito Berjangka Rupiah (juta)

1 Januari 9,31 6,36 4,12 40,92


(44)

4 April 8,96 6,26 4,92 40,69

5 Mei 9,13 6,26 4,93 40,69

6 Juni 9,03 6,16 6,93 42,36

7 Juli 8,90 6,15 7,83 42,07

8 Agustus 8,99 6,23 6,45 41,20

9 September 8,87 6,26 5,04 43,99

10 Oktober 8,88 6,14 5,19 44,79

11 Nopember 8,96 6,16 6,74 44,21

12 Desember 8,94 6,27 8 45,68

13 Januari 9,01 6,33 8,6 45,68

14 Februari 8,77 6,31 7,8 45,87

15 Maret 8,66 6,41 7,38 45,51

16 April 8,53 6,41 6,45 46,07

17 Mei 8,49 6,39 5,91 47,25

18 Juni 8,55 6,41 4,96 46,76

19 Juli 8,46 6,44 3,86 48,30

20 Agustus 8,53 6,43 5,4 48,02

21 September 8,77 6,45 6,87 48,68

22 Oktober 8,79 6,46 5,78 49,26

23 Nopember 9,12 6,25 4,88 50,50

24 Desember 9,02 6,14 3,67 52,48

25 Januari 9,02 6,08 3,43 51,49


(45)

27 Maret 9,04 5,57 3,86 52,46

28 April 9,11 5,33 4,97 52,23

29 Mei 9,03 5,25 5,27 51,94

30 Juni 8,99 5,26 5,52 50,99

Sumber: Bank Indonesia Propinsi Sumatera Utara

Untuk keperluan pengolahan data maka didefinisikan variable-variabel sebagai berikut:

Y : Deposito Berjangka Rupiah (Juta)

X1 : Kurs (Ribu)

X2 : Tingkat Suku Bunga (%)

X3 : Laju Inflasi (%)

4.2 Analisis Regresi Linier Berganda


(46)

n = 30 X32

= 991,564

Y = 1395,104 X Y1 = 12425,8

1

X = 267,297 X Y2 = 8555,544

2

X = 184,41 X Y3 = 7709,801

3

X = 166,99 X X1 2 = 1642,1332

2

Y = 65350,8 X X1 3 = 1485,845

2 1

X = 2383,05423 X X2 3 = 1030,37

2 2

X = 1137,06

Persamaan regresi linier berganda Y atas , ,… akan ditaksir oleh :

= α + + +…+ + I . Penaksir untuk persamaan regresi linier berganda untuk tiga


(47)

Tabel 4.2

Koefesien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 173,025 31,564 5,482 ,000

X1 -8,657 2,827 -,482 -3,063 ,005

x2 -7,372 1,857 -,632 -3,971 ,001

x3 -,742 ,409 -,268 -1,814 ,081

a. Dependent Variable: y

Dari hasil pemrosesan data menggunakan SPSS diperoleh koefesien regresi sebagai berikut: = 173,025

= -8,657

= -7,372

= -0,742


(48)

Berdasarkan hasil regresi diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu kurs ( ),tingkat suku bunga ( ),laju inflasi ( ) terhadap deposito berjangka rupiah sebagai berikut:

Kurs, tingkat suku bunga, laju inflasi berpengaruh negatif terhadap deposito berjangka rupiah. Hal ini ditunjukan oleh koefesien regresi jumlah penduduk yaitu sebesar -8,657, -7,372 dan -0,742.

Setelah diperoleh persamaan regresi berganda,langkah selanjutnya adalah menghitung kesalahan baku.Untuk menghitung kesalahan baku ini diperlukan harga

yang diperoleh dari persamaan regresi diatas untuk , , .

Nilai jumlah masing-masing variabel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

∑Y = 1395,104

∑Ŷ = 1395,447

∑Y-Ŷ = 0,02 4

= 249,0600127

Maka kekeliruan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Dengan k = 3, n = 30, dan Y Yˆ 2= 249,0600127


(49)

Ini berarti rata-rata tingkat penjualan produk asuransi yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata hasil jumlah permintaan deposito berjangka rupiah yang diperkirakan sebesar 3,079.

4.3 Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesa dalam regersi linier berganda perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan penarikan kesimpulan.

4.3.1 Uji F (Simultan)

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefesien regresi secara bersama-sama terhadap variabel independen.Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:


(50)

Tabel 4.3

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 227,409 3 75,803 7,980 ,001a

Residual 246,992 26 9,500

Total 474,401 29

a. Predictors: (Constant), x3, X1, x2

b. Dependent Variable: y

1. Menentukan formulasi hipotesis

Ho :

H1 : (Minimal ada satu parameter koefisien regresi tidak sama dengan nol atau

mempengaruhi Y)


(51)

Ho ditolak jika

2. Mencari nilai Ftabel dari Tabel Distribusi F

Dengan taraf nyata α = 0,05 dan nilai Ftabel dengan dk pembilang (v1) = k = 3 dan dk

penyebut (v2) = n – k – 1 = 33 – 3 – 1 = 29, maka di peroleh

3. Menentukan kriteria pengujian diterima bila

ditolak bila

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa nilai

. Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan linier berganda Y atas X1, X2, dan X3 bersifat nyata yang berarti Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu kurs, tingkat suku bunga, laju inflasi terhadap variabel terikat yaitu deposito berjangka rupiah.

4.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik


(52)

Uji ini merupakan pengujian terhadap normalitas kesalahan pengganggu/error digunakan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal.Asumsi kenormalan dapat diperiksa dengan

1. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas,data dapat dilihat dengan kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus,salah satu diantaranya adalah mean,mode dan median pada tempat yang sama. Jika ketiga terdensi sentral tersebut tidak terletak pada satu tempat maka berarti kurva tersebut mereng ke kiri atau ke kanan.

Histogramnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal.Hal ini ditunjukan oleh distribusi data tersebut mereng ke kiri mereng ke kanan.

2.Pendekatan Grafik


(53)

yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari keduanya berbentuk linier (dapat di dekati oleh garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual penyebar normal. Seringkali ditemui bahwa ujung-ujung plot pada pp plot agak menyimpang dari garis lurus.Bila pola-pola titik yang terletak selain diujujng-ujung plot masih berbentuk linier,meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus,kita dapat mengatakan bahwa data (dalam hal ini residual) adalah menyebar normal.

PP plotnya dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.5

4.5 Analisis Korelasi


(54)

Dari perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.4

Correlations


(55)

Pearson Correlation y 1,000 -,156 -,499 -,330

X1 -,156 1,000 -,423 -,217

x2 -,499 -,423 1,000 ,264

x3 -,330 -,217 ,264 1,000

Sig. (1-tailed) y . ,205 ,002 ,037

X1 ,205 . ,010 ,124

x2 ,002 ,010 . ,079

x3 ,037 ,124 ,079 .

N y 30 30 30 30

X1 30 30 30 30

x2 30 30 30 30

x3 30 30 30 30

Penafsiran hasil analisis korelasi antara variabel jumlah penduduk,jumlah penghasilan,biaya promosi terhadap tingkat penjualan adalah sebagai berikut:

1.Korelasi antara deposito berjangka dan kurs

Koefisien korelasi antara tingkat penjualan produk asuransi (Y) dan jumlah penduduk (X1) adalah -0,156 yang menunjukkan korelasi yang sangat lemah dengan arah negatif. Hal ini berarti jika permintaan deposito berjangka menurun maka kurs meningkat dan sebaliknya jika pemintaan deposito berjangka meningkat maka kurs akan menurun.


(56)

Nilai koefisien korelasi -0,449 menunjukkan korelasi agak lemah dan tidak searah (korelasi negatif) artinya jika permintaan deposito berjangka menurun maka suku bunga meningkat dan sebaliknya jika pemintaan deposito berjangka meningkat maka suku bunga akan menurun.

.

3.Korelasi antara deposito berjangka dan laju inflasi

Koefisien korelasi antara Tingkat penjualan asuransi (Y) dan Biaya promosi (X3) adalah -0,330 yang menunjukkan korelasi lemah dengan arah negatif (korelasi negatif). Hal ini berarti jika permintaan deposito berjangka menurun maka laju inflasi meningkat dan sebaliknya jika pemintaan deposito berjangka meningkat maka laju inflasi akan menurun.

4.Korelasi antara kurs dengan tingkat suku bunga

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi antara jumlah penduduk (X1) dengan jumlah penghasilan (X2) adalah -0,423 menunjukkan korelasi cukup lemah dan tidak searah (korelasi negatif). Artinya jika kurs menurun maka suku bunga meningkat dan sebaliknya jika pemintaan kurs meningkat maka suku bunga menurun.

5.Korelasi antara kurs dengan laju inflasi

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi antara jumlah penduduk (X1) dengan biaya promosi (X3) adalah -0,217 menunjukkan korelasi lemah dan tidak searah (korelasi negatif). Artinya jika kurs menurun maka suku bunga meningkat dan sebaliknya jika pemintaan kurs meningkat maka suku bunga menurun.


(57)

6.Korelasi antara tingkat suku bunga dengan laju inflasi

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi antara jumlah penghasilan (X2) dengan biaya promosi (X3) adalah 0,264 menunjukkan korelasi lemah dan searah (korelasi positif). Artinya jika suku bunga meningkat maka laju inflasi menurun, dan sebaliknya jika suku bunga menurun maka laju inflasi meningkat.

Kemudian untuk mencari hubungan antara tiga variabel bebas ( )secara simultan dengan variabel terikat (Y).Dengan menggunakan SPSS kita peroleh sebagai berikut:

Tabel 4.5

Bedasarkanperhitungan nilai diatas diperoleh nilai korelasi antara variabel kurs,tingkat suku bunga,laju inflasi terhadap deposito berjangka rupiah secara simultan dan signifikan adalah 0,692 yang berarti bahwa sekitar 69,2% permintaan deposito berjangka dapat ditentukan oleh kurs,tingkat suku bunga,dan laju inflasi melalui hubungan regresi linier berganda sedangkan sisanya 30.8% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,692a ,479 ,419 3,08216

a. Predictors: (Constant), x3, X1, x2


(58)

4.6Uji koefesien Determinasi

Koefesien determinasi adalah digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama dan mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen diamna nilai berkisar antara 1(0≤ ≤1).Semakinbesar nilai ,maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen.Sebaliknya jika kecil,maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.Koefesien determinasi dapat melihat dari kuadrat korelasi berganda antara

, , ,terhadap Y.

Dari table 4.7 diperoleh bahwa besarnya R square adalah 0,479,maka: Koefesien Determinasi (KD) = x 100%

=0,479 x 100% =47,9%

Maksudnay bahwa pengaruh kurs, suku bunga dan laju inflasi terhadap deposito berjangka rupiah secara gabungan adalah 47,9% sedangkan sisanya adalah sebesar 52,1% dipengaruhi oleh factor lain.Dengan kata lain,variabilitas permintaan deposito yang dapat diterangkan oleh

variabel kurs, suku bunga, dan laju inflasi adalah sebesar 48,5% sedangkan pengaruh sebesar 52,1% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar model ini.


(59)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan rumus yang ada maka diperoleh nilai-nilai koefisien regresinya yaitu : b0 = 173,025 , b1 = -8,657 , b2 = -7,372 , b3 = -0,742 , sehingga persamaan linear berganda yang didapat adalah :

= 173,025 – 8,657 – 7,372 - 0,742

2. Pada uji linier berganda dengan taraf nyata 0.05, dk pembilang = 3, dk penyebut = 26, . Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan linier berganda Y atas X1, X2, dan X3 bersifat nyata yang berarti Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu kurs, tingkat suku bunga, laju inflasi terhadap variabel terikat yaitu deposito berjangka rupiah.

3. koefisien determinasi 0,692 yang berarti bahwa sekitar 69,2% permintaan deposito berjangka dapat ditentukan oleh kurs,tingkat suku bunga,dan laju inflasi melalui


(60)

hubungan regresi linier berganda sedangkan sisanya 30.8% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

4. Pada analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas, korelasi yang agak lemah terjadi antara permintaan deposito berjangka (Y) dengan suku bunga (X2) yaitu sebesar

-0,449.

6.2 Saran

Melihat hubungan yang agak lemah antara deposito berjangka dan suku bunga, maka disarankan agar pihak pemerintah dan Bank Indonesia khususnya untuk Propinsi Sumatera Utara selalu berusaha menstabilkan tingkat suku bunga agar masyarakat lebih berkeinginan untuk depositokan berjangka uang mereka agar masyarakat mempunyai tabungan masa depan dan lebih rajin untuk menabung . Untuk selanjutnya metode analisa statistik dapat digunakan sebagai acuan bagi perusahaan.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Edisi ke-2. Yoyakarta : BPFE Dermawan, Indra, S.E. 1992 Pengantar Uang dan Perbankan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Fabozzi, J. Frank, Modigliani, Franco, Ferri G. Michael. 1999. Pasar dan Lembaga Keuangan.

Djakman, Chaerul S.E. Jakarta : Salemba Empat

Kasmir, S.E., MM. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito

Pandapotan Sianipar. 2007. Cara Mudah Menguasai Excel. Jakarta : PT Elex Media Komputindo


(1)

Nilai koefisien korelasi -0,449 menunjukkan korelasi agak lemah dan tidak searah (korelasi negatif) artinya jika permintaan deposito berjangka menurun maka suku bunga meningkat dan sebaliknya jika pemintaan deposito berjangka meningkat maka suku bunga akan menurun.

.

3.Korelasi antara deposito berjangka dan laju inflasi

Koefisien korelasi antara Tingkat penjualan asuransi (Y) dan Biaya promosi (X3) adalah -0,330 yang menunjukkan korelasi lemah dengan arah negatif (korelasi negatif). Hal ini berarti jika permintaan deposito berjangka menurun maka laju inflasi meningkat dan sebaliknya jika pemintaan deposito berjangka meningkat maka laju inflasi akan menurun.

4.Korelasi antara kurs dengan tingkat suku bunga

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi antara jumlah penduduk (X1) dengan jumlah penghasilan (X2) adalah -0,423 menunjukkan korelasi cukup lemah dan tidak searah (korelasi negatif). Artinya jika kurs menurun maka suku bunga meningkat dan sebaliknya jika pemintaan kurs meningkat maka suku bunga menurun.

5.Korelasi antara kurs dengan laju inflasi

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi antara jumlah penduduk (X1) dengan biaya promosi (X3) adalah -0,217 menunjukkan korelasi lemah dan tidak searah (korelasi negatif). Artinya jika kurs menurun maka suku bunga meningkat dan sebaliknya jika pemintaan kurs meningkat maka suku bunga menurun.


(2)

6.Korelasi antara tingkat suku bunga dengan laju inflasi

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi antara jumlah penghasilan (X2) dengan biaya promosi (X3) adalah 0,264 menunjukkan korelasi lemah dan searah (korelasi positif). Artinya jika suku bunga meningkat maka laju inflasi menurun, dan sebaliknya jika suku bunga menurun maka laju inflasi meningkat.

Kemudian untuk mencari hubungan antara tiga variabel bebas ( )secara simultan dengan variabel terikat (Y).Dengan menggunakan SPSS kita peroleh sebagai berikut:

Tabel 4.5

Bedasarkanperhitungan nilai diatas diperoleh nilai korelasi antara variabel kurs,tingkat suku bunga,laju inflasi terhadap deposito berjangka rupiah secara simultan dan signifikan adalah 0,692 yang berarti bahwa sekitar 69,2% permintaan deposito berjangka dapat ditentukan oleh

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,692a ,479 ,419 3,08216

a. Predictors: (Constant), x3, X1, x2 b. Dependent Variable: y


(3)

4.6Uji koefesien Determinasi

Koefesien determinasi adalah digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama dan mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen

diamna nilai berkisar antara 1(0≤ ≤1).Semakinbesar nilai ,maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen.Sebaliknya jika kecil,maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.Koefesien determinasi dapat melihat dari kuadrat korelasi berganda antara

, , ,terhadap Y.

Dari table 4.7 diperoleh bahwa besarnya R square adalah 0,479,maka: Koefesien Determinasi (KD) = x 100%

=0,479 x 100% =47,9%

Maksudnay bahwa pengaruh kurs, suku bunga dan laju inflasi terhadap deposito berjangka rupiah secara gabungan adalah 47,9% sedangkan sisanya adalah sebesar 52,1% dipengaruhi oleh factor lain.Dengan kata lain,variabilitas permintaan deposito yang dapat diterangkan oleh

variabel kurs, suku bunga, dan laju inflasi adalah sebesar 48,5% sedangkan pengaruh sebesar 52,1% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar model ini.


(4)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan rumus yang ada maka diperoleh nilai-nilai koefisien regresinya yaitu : b0 = 173,025 , b1 = -8,657 , b2 = -7,372 , b3 = -0,742 , sehingga persamaan linear berganda yang didapat adalah :

= 173,025 – 8,657 – 7,372 - 0,742

2. Pada uji linier berganda dengan taraf nyata 0.05, dk pembilang = 3, dk penyebut = 26, . Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan linier berganda Y atas X1, X2, dan X3 bersifat nyata yang berarti Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu kurs, tingkat suku bunga, laju inflasi terhadap variabel terikat yaitu deposito berjangka rupiah.


(5)

hubungan regresi linier berganda sedangkan sisanya 30.8% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.

4. Pada analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas, korelasi yang agak

lemah terjadi antara permintaan deposito berjangka (Y) dengan suku bunga (X2) yaitu sebesar

-0,449.

6.2 Saran

Melihat hubungan yang agak lemah antara deposito berjangka dan suku bunga, maka disarankan agar pihak pemerintah dan Bank Indonesia khususnya untuk Propinsi Sumatera Utara selalu berusaha menstabilkan tingkat suku bunga agar masyarakat lebih berkeinginan untuk depositokan berjangka uang mereka agar masyarakat mempunyai tabungan masa depan dan lebih rajin untuk menabung . Untuk selanjutnya metode analisa statistik dapat digunakan sebagai acuan bagi perusahaan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Edisi ke-2. Yoyakarta : BPFE Dermawan, Indra, S.E. 1992 Pengantar Uang dan Perbankan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Fabozzi, J. Frank, Modigliani, Franco, Ferri G. Michael. 1999. Pasar dan Lembaga Keuangan.

Djakman, Chaerul S.E. Jakarta : Salemba Empat

Kasmir, S.E., MM. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito

Pandapotan Sianipar. 2007. Cara Mudah Menguasai Excel. Jakarta : PT Elex Media Komputindo