A. Pendahuluan - PROFESIONASME GURU

  

PROFESIONALISME GURU MADRASAH

DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

PENDIDIKAN

KARANGAN ILMIAH

  DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS MANDIRI DARI MATA KULIAH TEKHNIK PENULISAN KARYA ILMIYAH UNTUK MENDAPATKAN KESEMPURNANAN NILAI DISUSUN OLEH :

DENI RHAMDANI SYARIF

  NIMKO : 08.1.1463.AL.II

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

“KHARISMA"

A. Pendahuluan

  Guru adalah satu diantara faktor pendidikan yang memiliki peranan yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya ‘pemain’ yang paling menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar. Ditangan guru yang memiki kompetensi, fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi, tetapi sebaliknya ditangan guru yang kurang cakap, sarana dan fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat.

  Namun secara tidak sadar, kesejahteraan guru dalam menciptakan kualitas pendidikan jarang di perhatikan. Walaupun guru memiliki kecakapan dalam kegiatan belajar mengajar tetapi jika tidak memperhatikan kebutuhan serta kesejahteraan maka unsur guru dalam menciptakan suasana yang harmonis akan terganggu pula.

  Berangkat dari asumsi tersebut, maka langkah pertama yang dilakukan untuk memperbaki kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki kualitas tenaga pendidiknya terlebih dahulu. Dicanangkanlah program DII untuk guru sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah adalah merupakan bagian guru baik upaya meningkatkan kualitas guru baik untuk program pengadaan penyetaraan.

  Salah satu diantara ciri kemajuan zaman tersebut adalah adanya suatu pekerjaan yang ditangani secara profesionalis,sehingga pekerjaan itu dikerjakan secara sungguh-sungguh dan serius oleh orang yang memilki profesi dibidang tersebut. Pekerjaan guru merupakan pekerjaan profesi, karena itu mesti dikerjakan sesuai dengan tuntutan profeionalis.

  Dibidang keguruan ada tiga persyaratan pokok seseorang itu menjadi tenaga profesional dibidang keguruan. Pertama, memiliki ilmu pengetahuan dibidang yang di ajarnya sesuai dengan kualifikasi di mana dia mengajar. Kedua, memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang keguruan, dan ketiga , memiliki moral akademik.

  Timbul pertanyaan upaya apakah yang dilakukan sehingga guru madrasah dapat menempatkan dirinya sebagai tenaga profesionalis. Untuk itu, tulisan ini akan

B. Tinjauan Pustaka

   Kompetensi Profesional Guru Madrasah Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan. Padanan kata yang berasal dari bahasa Inggris ini cukup banyak, namun yang lebih relevan dengan pembahasaan ini adalah kata proficiency dan ability yang memiliki arti kurang lebioh sama yaitu “kemampuan”. Hanya proficiency lebih sering digunakan orang untuk menyatakan kemampuan yang berperingkat tinggi. Selanjutnya , kata “profesionalisme”yang mengiringi kata kompetensi pada judul diatas dapat dipahami sebagai kualitas dan tindak-tanduk khusus yang merupakan cirri orang professional. Sementara itu, istilah professional aslinya adalah kata profession (pekerjaan) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, professional kurang lebih berarti orang yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesiensi sebagai mata pencaharian. Jadi, kompetensi profesionalisme guru madrasah dapat diartikkan kemampuan dan kewenangan seorang guru madrasah dalam menjalankan profesi keguruagamaannya. Artinya, guru madrasah yang piawai dalam menjalankan profesinya dapat dipandang sebagai guru madrasah yang kompeten dan professional.

   Prestasi Belajar Agama Kata prestasi menurut Arifin (1982 : 2) berasal dari bahasa Belanda yaitu

  

prestatie yang berarti usaha. Pengertian ini diperkuat oleh W.J .S. Poerwadarminto

  dalam kamus Bahasa Indonesia, bahwa prestasi berasal dari kata prestatie (bahasa Belanda) artinya apa yang dihasilkan/dilakukan (1984 : 768). Contoh : seorang siswa belajar dengan usaha yang tinggi kemudian hasil ulangannya termasuk dalam kategori baik, maka hasil yang ditunjukan itulah yang dinamakan prestasi.

  Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Menurut Howard kingsley hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga, yakni :

  1. Keterampilan dan kebiasaan;

  2. Pengetahuan dan pengertian; 3. Sikap dan cita-cita.

C. Tinjauan Teoritis

   Profesionalisme Tenaga Pendidik Profesionalis adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok yang menghasilkan nafkah hidup dan menghendaki suatu keahlian. Ciri-ciri profesionalis adalah :

  1. Memiliki keahlian dibidang tersebut,

  2. Menggunakan waktunya untuk bekerja dalam bidang tersebut, 3. hidup dari pekerjaan tersebut,dan 4. bukan sebagai hobi.

  Menurut Burhanuddin Salam cirri profesi itu adalah : 1) Adanya pengetahuan khusus, 2) Adanya kaidah atau standar moral yang tinggi, 3) Mengabdi kepada kepentingan masyarakat, 4) Ada izin khusus untuk melaksanakan suatu profesi, 5) Biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi. Selain itu masih ada lagi pendapat lain yang menguraikan tentang cirri keprofesian.

  Bila mengacu kepada beberapa penjelasan yang disebutkan, timbul pertanyaan apakah guru merupakan tenaga profesi ? Kami berpendapat bahwa guru harus diberi predikat profesi. Keprofesisan guru dapat dilihat dari ilmu, kemampuan teknis, komitmen ,moral yang tinggi terhadap tugasnya dan juga memilki ilmu teoritis yang pasti. Ilmu pengetahuan ,Kaitannya dengan guru yang profesionalis adalah sang guru tadi memilki ilmu pengetahuan dalam bidang yang diajarkannya, sehingga memungkinkan dia untuk mentranfer ilmu kepada peserta didiknya.

  Kemampuan teknis keguruan, dalam hal ini memilki berbagai keterampilan mengajar, misalnya, persiapan mengajar, proses pembelajaran, sampai kepada evaluasi. Selain itu guru memilki metode khusus dalam menyampaikan pelajaran kepada peserta didiknya. Komitmen moral, berkenaan dengan sikap mental seorang guru , meliputi : Mencintai pekerjaannya, disiplin, objektif, dan lain-lain.

  Rincian-rincian dari tiga sumber pokok tersebut melahirkan kompetensi keguruan, yang meliputi : 1) Mengusai bahan , 2) Mengelola program belajar mengajar , 3) Mengelola kelas ,4) Menggunakan media/sumber ,5) Menguasai landasan-landasan kependidikan ,6) Mengelola intruksi belajar mengajar ,7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

   Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia saat sekarang termasuk Negara yang tergolong tingkat kualitas manusianya yang rendah. Apalagi dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia dalam bidang pendidikan agama. Hal ini dibuktikan Human Development Index (HDI) tahun 2000 berada pada peringkat 109 dari 177 Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam meningkatkan hasil pembelajaran

  Peserta didik (Raw Input)

  Bila pendidikan diibaratkan dengan sebuah pabrik maka pabrik tersebut bila ingin menghasilkan produksi yang berkualitas dimulainya dengan memasok bahan baku yang berkulitas pula, dengan alas an semakin baik bahan bakunya (raw input) akan semakin baik pula kualitas output-nya.

  Dipandang dari sudut peserta didik ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelajar/peserta didik : a. Faktor Intern

  1. Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan,kebugaran tubuh, siswa yang sehat badannya akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang sakit.

  2. Faktor psikologis, di antaranya yang amat berpengaruh adalah intelegensia, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, dan kelelahan. b. Faktor Ekstern

  1. Keluarga Didalam keluarga yang menjadi penanggung jawab adalah orang tua, sikap orang tua di dalam kelurga sangat mempengaruhi hasil belahar peserta didik

  2. Sekolah Sekolah tidak kalah pentingnya di dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik, meliputi guru, sarana, fasilitas, kurikulum,disiplin, lingkungan sekolah, hubungan guru dengan siswa, hubungan sekolah dengan orang tua siswa, dan lain-lain.

  3. Masyarakat Karena peserta didik hidup berkecimpung di tengah-tengah masyarakat, maka lingkungan masyarakat sangat berpengruh bagi peserta didik.

   Sarana dan Fasilitas

  Pengjaran akan lebih sukses lagi apabila peserta didik terlibat secara fisik dan phsikhis. Seorang siswa yang hanya mendengar dari gurunya tentang komputer, sangat jauh bedanya apabila guru dapat memprelihatkan gambar komputer, dan lebih terkesan lagi pengaruhnya apabila siswa tadi melihatnya secara langsung apalagi kalau sudah sampai bisa mengoprasikannya.

  Pendidik (Guru)

  Seperti yang telah diungkapkan terdahulu bahwa guru adalah factor pendidikan yang amat urgen sebab ditangan guru metode, kurikulum, alat pembelajaran lainnya akan hidup dan berperan. Manusia yang mengendalikan senjata itulah yang menentukan bukan senjatanya. Atas asumsi sedemikian itulah maka salah satu yang paling pokok dibenahi dunia pendidikan oleh pemertintah di dalm membenahi dunia pendidikan adalah guru. Predikat guru tidak hanya karena ia memilki gelar akademika saja akan tetapi haruslah memiliki pengalaman di dalam mengajar, mengerti tentang metode mengajar, serta memahami karekteristik anak didik guna mempurmudah did lam proses belajar mengajar. Ada beberapa hal yang perlu direnungkan dalam rangka meningkatkan peran guru. b. Memegang teguh etika profesi keguruan. Kode etik guru,seperti : i. Baerbakti membimbing anak didik seutuhnya; ii. Memilki kemampuan profesinoal; iii. Membina komunikasi, terutama memperoleh informasi tentang anak didik; iv. Menelusuri hubungan dengan orang tua murid untuk kepentingan anak didik; v. Memelihara hubungan baik dengan masyarakat; vi. Berusaha meningkatkan mutu profesinya; vii. Memelihara hubungan antar sesama guru; viii. Membina dan memelihara mutu organisasi professional; dan ix. Melaksanakan sesuatu yang berhubunga dengan ketata-pemerintahan.

  c. Guru berperan sebagai motivator dan dinamisator bagi peserta didik.

   Upaya Pembentukan Guru Madrasah Yang Profesional Guru madrasah adalah guru, karena itu perlakuan umum yang diberlakukan unutk guru juga berlaku untuk guru madrasah, guru yang sukses dan guru yang professional kreteria umumnya sama unutuk seluruh guru, kendatipun tidak menutup kemungkinan adanya spesipikasi guru madrasah. Kepribadian guru yang dapat menjadi suri teladan menjamin keberhasilan memdidik anak, guru yang memahami metode pengajaran dapat menghasilkan keberhasilan pendidikan, dan memusatkan perhatian kepada penampilan yang menggambarkan dia memilki kemampuan. Ada pendapat yang menyatakan bahwa kemampuan guru itu dapat dilihat dari kemampuan mengajarnya dan pendapat yang lain menyatakan bahwa kemampuan seorang guru tidak hanya dilihat dari gelar akademiknya saja, asumsi ini didasrkan kepada “ guru yang baik adalah yang mampu mengajar dengan baik”.

  Berdasarkan ungkapan diatas, maka setidaknya ada tiga kompetensi keguruan yang dikelompokan dalam tiga kelompok besar :

  1. Kelompok penguasaan keilmuan, yakni seorang guru mesti mengusai ilmu yang akan diajarkannya kepada anak didik dengan cukup baik, sesuai dengan tingkat kepada siapa ilmu itu diberikan. Kelompok ini menampilkan seorang guru yang ilmunya,terutama didalam bidang mata pelajaran yang di tempuhnya. Dengan kata yang lebih sederhananya lagi adalah pengusaan bahan pelajaran yang diajarkan dengan baik.

  2. Komponen dasar adalah kemampuan mengkomunikasikan ilmunya, termasuk di dalamnya adalah kemampuan persiapan mengajar, mengelola interaksi belajar mengajar, penguasaan kelas, penguasaan metode mengajar yang tepat untuk mata pelajaran tertentu, kemampuan penggunaan media/sumber, kemampuaan hubungan interpersonal.

  3. Kompetensi moral akademik, seorang guru bukan hanya orang yang bertugas untuk mentransferkan ilmu, tetapi juga orang yang bertugas untuk mengisi mental mereka dengan nilai baik dan luhur mengisi afektifnya. Disini seorang guru / pendidik menjadi panutan bagi peserta didiknya, dalam banyak segi sang guru dapat dijadikan contoh teladan oleh peserta didiknya.

D. PENUTUP

  A. Kesimpulan

  

Salah satu komponen pokok terpenting dari pendidikan adalah guru. Keberhasilan

  pengajaran dan peningkatan kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh guru, karena itulah perhatian tentang guru ini mesti diutamakan bila ingin meningkatkatkan hasil pendidikan. Madrasah adalah lembaga pendidikan yang disetarakan dengan sekolah,madrasah sama dengan sekolah. Berangkat dari alas piker tersebut, maka untuk meningkatkan mutu pendidikan harus berawal dari peningkatan mutu gurunya, dedikasinya serta kecintaan kepada profesinya. Salah satu permasalahan yang dihadapi madrasah adalah masalah guru. Guru di madrasah masih kurang baik dari segi kuantitas dan kualitas serta yang tidak kalah pentingnya lagi adalah kesejahteraan guru madrasah yang jauh dari perhatiaan. Guru madrasah pada prinsipnya sama dengan guru di sekolah umum.

  B. Kritik dan Saran Alhamdulillah karya tulis ilmiyah ini telah dapat penulis selesaikan dengn baik.

  Namun pada penyusunan Karya Ilmiyah ini penulis sebagai manusia biasa yang tidak terlepas dari kekurangan dan kekhilapan yang merupakan hal yang wajar, manakala terdapat hal-hal yang sekiranya kurang sempurna, baik dari segi penulisan dan sistematika penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan akan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing. Walaupun demkian penulis telah mencurahkan segalanya dalam penyusunan karya ilmiyah ini.

  Penyusun,