Kata Kunci : Model Pembelajaran, Media Portofolio, Hasil Belajar Pendahuluan - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

  

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DENGAN

MEDIA PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL

BELAJAR SISWA SMA

  oleh :

  

Iwan Kartiwa

  Guru Mata Pelajar PPKn SMA Negeri Rancakalong, Sumedang

  

ABSTRAK

  Misi PPKn dengan paradigma baru adalah mengembangkan pendidikan demokrasi yang secara psiko-pedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok warga negara yang demokratis, meliputi; civic intellegence atau kecerdasan warga negara, civic

  

responsibility atau tanggungjawab warga negara dan civic participation atau partisipasi warga

  negara. Model pembelajaran kooperatiof two stay two stray dengan media portofolio adalah suatu model pembelajaran yang diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dinamis, multiarah, dan dapat mengikat makna pembelajaran secara lebih luas dan mendalam. Melalui model pembelajaran ini terbukti proses dan hasil pembelajaran telah berlangsung secara positif dan konstruktif. Terbukti dengan analisis hasil belajarnya dengan menngunakan perbandingan nilai mean terdapat perbedaan signifikan yaitu: 1,63 dan dengan menggunakan pengukuran korelasi produck moment ternyata proses yang baik dapat meningkatkan hasil belajar yaitu denngan hasil korelasi cukup tinggi dengan interpretasi r = 0,66.

  Kata Kunci : Model Pembelajaran, Media Portofolio, Hasil Belajar Pendahuluan

  Pasca reformasi dan perubahan kurikulum telah menuntut mata pelajaran (mapel) PPKn segera berbenah dan mengubah dirinya sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Apabila tidak dilakukan hal itu akan menyebabkan mapel PPKn hanya menjadi sebuah mata ajar yang stagnan dan terjebak pada pengetahuan moral saja (moral knowledge). Pengetahuan moral yang tidak dibarengi dengan proses internalisasi yang baik tidak akan bertahan lama dan hanya berdampak sesaat saja. Hal tersebut hanya berlangsung di ruang kelas dan paling jauh di lingkungan sekolah. Setelah itu siswa kembali menjadi pribadi yang teralinasi dari pendidikan nilai yang baru saja diajarkan oleh gurunya tersebut.

  Oleh karena itu mapel PPKn saat ini harus segera mengubah paradigma pembelajarannya menjadi lebih unggul dan konstuktif. Misi PPKn dengan paradigma barunya adalah mengembangkan pendidikan demokrasi yang secara psiko-pedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok warga negara yang demokratis, meliputi;

  

civic intellegence atau kecerdasan warga negara, civic responsibility atau tanggungjawab warga

  negara dan civic participation atau partisipasi warga negara (Winataputra, dkk, 2010: 1.2) Dengan kata lain kecerdasan warga negara demokratis perlu dikembangkan bukan hanya pada kecerdasan rasional saja melainkan juga perlu dikembangkan kecerdasan spriritual, emosional dan sosialnya.

  Hal di atas sangat relevan dengan misi dan tujuan kurikulum 2013. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang standar nasional pendidikan. Dalam hal ini pada Pasal 77 ayat (1), Pasal 77C ayat (1) dan Pasal 77K ayat (2), ayat (4) dan ayat (5) diatur tentang tingkat komptensi dan ruang lingkup materi yang didalamnya tercantum apa yang disebut dengan kompetesi initi. Kompetensi inti ini merupakan kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup untuk setiap muatan kurikulum. Pada kompetensi Inti inilah tampak jelas ranah yang ingin dicapai yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan (Kemendikbud, 2014 : 19).

  Untuk mencapai kompetensi inti seperti yang disampaikan di atas bukanlah pekerjaan atau tugas mudah bagi semua kalangan pendidik, termasuk bagi guru mapel PPKn SMA. Dalam hal ini tentunya diperlukan komitmen, cara pandang dan perubahan signifikan dalam rangkaian aktivitas pendidikan khususnya dalam proses KBM (kegiatan belajar mengajar).

  Selama ini para pendidik, termasuk guru-guru PPKn, diyakini masih terbiasa meyajikan proses pembelajaran pola lama yang bersifat itu-itu saja sehingga serba monoton, membelenggu ruang gerak, kebebasan dan kreatifitas siswa. Rutinitas pembelajaran masih didominasi oleh

  

teacher center dimana guru terus menerus menjadi pusat kegiatan belajar. Proses transfer

knowledge (pemindahan pengetahuan) terus berlangsung dengan aktivitas satu arah yaitu dari

  guru kepada peserta didik. Model pembelajaran ceramah dan monolog guru masih menjadi ciri utama dalam proses keseharian pembelajaran yang berlangsung, tidak terkecuali terjadi pada jenjang SMA dan sedejarat.

  Kondisi dominasi guru dalam pembelajaran sangatlah dipegaruhi oleh dua faktor penting baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal dapat berasal dari rendahnya komitmen terhadap perubahan dan inoivasi pembelajaran, keterbatasan wawasan dan pengetahuan serta menurunnya motivasi diri akibat hal-hal tertentu. Sementara faktor eksternal dapat disebabkan oleh rendahnya dukungan dari atasan, kurangnya fasilitas pembelajaran atau terbatasnya akses informasi dan teknologi.

  Akibat dari proses pembelajaran yang serba teacher learning center dan bersifat monoton itu maka hasil dan tujuan pembelajaran menjadi tidak optimal. Dalam diri peserta didik sering ditemukan keluh-kesah dan ketidaknyamanan dalam belajar. Lebih jauh tidak ada lagi minat dan motivasi dalam belajar. Akhirnya kegiatan belajar hanya sekedar menggugurkan kewajiban dan penuh dengan keterpaksaan. Menjadi tidak aneh kalau kemudian hasil evaluasi belajarpun rendah dan kurang dari batas KKM (kriteria ketuntasan minimal).

  Situasi di atas berlaku umum, dirasakan baik di sekolah-sekolah kota ataupun yang ada di pelosok daerah. Termasuk didalamnya disadari betul hal tersebut juga terjadi di SMA dimana pemulis bertugas, yaitu SMAN Rancakalong Sumedang. Minat dan motivasi siswa yang rendah terhadap pembelajaran PPKn serta hasil evaluasi yang cenderung terus menurun menunjukan ada sesuatu yang salah dalam kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung selama ini.

  Untuk itulah diperlukan kesadaran dan niat yang tulus serta motivasi untuk mengubah paradigma pembelajaran yang lebih baik, terarah, penuh dengan daya kreasi, inovasi, menantang dan menyenangkan. Intinya perlu ada nuansa pembelajaran yang lebih bermakna (meaningfull learning) dan serba menyenangkan (enjofull learning).

  Salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu mengatasi persoalan klasik proses pembelajaran di atas adalah model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat atau enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Model pembelajaran ini sangat membantu siswa dalam menghadapi pelajaran di kelas, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif siswa tidak merasakan bosan karena ada unsur permainnya. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang mengelompokan siswa berdasarkan prinsip heterogenitas baik dari sisi kemampuan akademik,jenis kelamin dan ras (Yuliandini, 2012: 3).

  Adapun varian atau turunan model pembelajaran kooperatif learning yang ingin diterapkan dalam kesempatan ini adalah pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu atau Two Stay

  Two Stray dengan menggunkan media portofolio yang sudah dibuat oleh siswa.

  Metode Analisis Data

  Menurut Moleong (2007: 280) analisis data merupakan proses mengorganisasikan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi kemudian diproses melalui pencatatan, pengetikan dan penyuntingan selanjutnnya dianalisis secara kualitatif.

  Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008: 243) mengemukakan bahwa “aktivitas dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

  Aktivitas dalam analisis data tersebut meliputi:

  1. Teknik reduksi data (data reduction) Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang sudah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum dan mengklarifikasi sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah peningkatan proses dan hasil belajar siswa SMA dalam pelajaran PPKn.

  2. Teknik display atau penyajian data (data display) Penyajian data berupa teks naratif, matrik, grafik, untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian tertemtu dan kemudian dilakukan klasifikasi. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti. Penyajian data dalam penelitian ini lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

  3. Teknik kesimpulan dan verification (conclution drawing/verification) Langkah ketiga ialah upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian (Sugiyono, 2008: 345)

  Hasil Penelitian

  Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMAN Rancakalong Kelas XI.IPA.1 Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. SK (standar kompetensi) yang disajikan dalam kegiatan PTK ini adalah “Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional.

  Adapun KD (kompetensi dasar) akan dipelajari bersama adalah “Mengkaji peranan organisasi internasional (PBB, ASEAN, KAA dan GNB). Dalam meningkatkan hubungan internasional”. Dalam PTK ini diaplikasikan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan media portofolio. Kombinasi model pembelajaran ini diharapkan akan mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa SMA khususnya dalam mata pelajaran PPKn.

  Kondisi awal sebelum model pembelajaran ini diterapkan secara umum dapat dikatakan situasi belajar dan hasil belajar kurang optimal. Penilaian ini didasarkan atas hasil evaluasi KD sebelumnya dan observasi awal (pra-observasi) untuk melihat situasi dan kondisi kelas dalam pelaksanaan KBM. Evaluasi KD sebelumnya yakni mengenai “menganalisis fungsi perwakilan diplomatik” terbukti hasilnya kurang memuaskan. Dari jumlah 20 orang siswa, sebelum remidial test dilakukan, hanya satu pertiganya (5 orang siswa) yang memperoleh nilai di atas KKM. Sisany masih dibawah KKM. Ada kecenderungan kelas tersebut terlalu menganggap enteng/mudah pelajaran ini.

  Akibat terlalu menganggap enteng pelajaran tersebut dalam proses belajar siswa pun tampak terlihat tidak berlangsung optimal. Selain itu terjadi kesenjangan cukup mencolok antara siswa yang pintar dan aktif dengan siswa yang tertinggal dan serba pasif. Gambaran umum kondisi siswa yang terjadi pada kelas XI.IPA.1 sebelum tindakan dilakukan adalah sebagai berikut :

  1. Aspek Proses Pada aspek proses pengecekan dan pengamatan secara umum dilakukan atas tiga hal penting yaitu minat, perhatian dan partisipasi. Dalam hal minat,perhatian dan partisipasi kelas XI.IPA.1 memiliki kecenderung :

  a) Kurang memiliki minat mengikuti pelajaran tersebut

  b) Menganggap mudah pelajaran tersebut

  c) Menganggap tidak penting, karena bukan pelajaran inti/jurusan

  d) Tingkat perhatian dan partisipasi terhadap pelajaran terus menurun

  e) Dominasi beberapa siswa pintar, nilai di atas 80

  2. Aspek Produk/Hasil Produk atau hasil belajar yang dijadikan dasar untuk melakukan tindakan adalah evaluasi KD sebelumnya yaitu “menganalisis fungsi perwakilan diplomatik”. Pada evaluasi KD tersebut, dari jumlah 20 orang siswa, 15 orang siswa sebelum dilakukan remidial test nilainya masih dibawah KKM.

  PELAKSANAAN SIKLUS I

  Siklus satu dilaksanakan setelah melihat kondisi awal, kemudian dilakukan langkah-langkah berikut ini :

  Perencanaan

  Peneliti dibantu oleh co-reserch (rekan sejawat) melakukan persiapan sebagai berikut : 1) Mengkondisikan fasilitas pembelajaran 2) Menyiapkan Materi dan Lembar Kerja Siswa 3) Menyiapkan dokumentasi (catatan dan alat rekam)

  Rencana Kegiatan Pembelajaran

  1) Pendahuluan (15 menit)

  a) Apersepsi Guru mempersiapkan kelas untuk kegiatan pembelajaran. Guru menjajaki daya ingat siswa tentang materi sebelumnya: “fungsi perwakilan diplomatik di luar negeri” dan menghubungkannya dengan materi baru: “mengkaji peranan organisasi internasional dalam meningkatkan hubungan internasional” b) Motivasi

  Siswa menjawab beberapa pertanyaan penjajakan seputar organisasi internasional

  2) Kegiatan Inti (60 Menit) Eksplorasi

  a. Siswa memperhatikan peta konsep dan tayangan slide power point yang disampaikan guru di depan kelas.

  b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai keberadaan organisasi internasional mulai dari PBB, Asean, KAA dan GNB.

  c. Guru membagi empat kelompok untuk membahas lebih lanjut mengenai keempat organisasi internasional tersebut. Tugas mencari sejarah, struktur organisasi, azaz, tujuan dan kontribusi keempat organisasi tersebut. Elaborasi

  a. Siswa mengkaji dan membuktikan kebenaran dan kesesuaian penjelasan guru dengan sumber belajar yang mereka gunakan. Konfirmasi a. Siswa menyampaikan hasil pekerjaan kelompoknya.

  b. Guru memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, dan isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.

  c. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber belajar.

  d. Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. 3) Kegiatan Akhir (15 Menit)

  a. Refleksi Guru mengadakan post-test tentang organisasi internasional

  b. Penilaian Guru memberi penilaian terhadap hasil kerja siswa secara kelompok

  c. Penugasan Siswa diberi tugas individu untuk mencari keberadaan organisasi internasional lainnya.

  Pelaksanaan Tindakan

  Siswa dimotivasi agar lebih serius dan fokus pada pembelajaran. Siswa diminta terlibat penuh secara kognitif, afektif dan psikomotorik dalam rangkaian proses belajar. Tahap awal siswa harus menyimak sajian informasi yang disampaikan guru melalui slide power point di depan kelas. Selanjutnya mereka harus bekerja secara kelompok untuk mengkaji tugas tentang keberadaan empat organisasi internasional. Pembagian kelompok bersifat acak melalui teknik jigsaw.

  [ Hasil Observasi Dari hasil pengamatan diperoleh gambaran bahwa situasi belajar masih belum efektif.

  Kerjasama dalam kelompok masih belum berkembang dengan baik. Dalam hal ini masih berlangsung dominasi peran dan pengetahuan dari beberapa siswa. Sementara siswa lainnya cenderung pasif. Selain itu dari empat kelompok yang antusiasme yang tinggi belum menyebar secara merata, hanya ada satu kelompok yang dominan dan bergairah tinggi baik dalam pengerjaan tugas maupun dalam presentasi di muka kelas. Kelompok tersebut adalah kelompok I (satu) yang membahas PBB. Kondisi itu terjadi disebabkan mereka memiliki akses sumber belajar yang lebih variatif, salah satunya mereka memiliki kemudahan dalam akses internet. Tiga kelompok lainnya yaitu kelompok 2,3 dan 4, proses belajar dan diskusi khususnya tidak terlalu efektif disebabkan keterbatasan sumber belajar. Setelah ditanyakan pulsa alat komunikasi mereka habis atau lelet (lambat koneksi) sehingga sulit mengakses internet. Itu artinya mereka mengalami hambatan dalam mengakses sumber belajar.

  Refleksi

  Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

  Keberhasilan

  1. Guru mulai dapat mengkondisikan siswa agar memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar

  2. Guru dapat menstimulus siswa dengan objek tayangan slide power point sehingga lebih menarik perhatian siswa

  3. Siswa relatif tertantang untuk bekerjasama dalam kelompoknya (walaupun belum semua kelompok) sehingga rangkaian pembelajaran dapat berlangsung dengan cukup lancar.

  Kekurangan

  1. Guru belum secara optimal dapat menggali potensi peserta didik (kecerdasan mutidimensi)

  2. Guru belum dapat menanggani secara mendalam beberapa perilaku berlebihan siswa (siswa yang bernama AH.Simatupang, Edrifian, Reni, Nova & Ayuning seringkali terlalu banyak bicara, terlalu banyak komentar yang tidak perlu dan tidak relevan dengan materi pelajaran sehingga sering ditanggapi berlebihan oleh siswa lainnya)

  3. Dominasi individu (beberapa siswa) dalam rangkaian perbelajaran masih terus berlangsung (atas nama Desy, Ressy, Alian, dan Nova)

  4. Siswa cenderung pasif masih belum dapat ditangani dan difasilitasi secara optimal (atas nama Agi, Lida, Rega, & Nuryati)

  5. Dominasi kelompok I (tugas PBB) terhadap tiga kelompok lainnya masih belum dapat ditengahi

  6. Sumber belajar masih serba terbatas salah satunya akses internet tidak dapat diakses oleh semua kelompok.

  Untuk mengatasi kelemahan –kelemahan yang timbul pada siklus satu, maka perlu diadakan siklus II yaitu dengan mengadakan perbaikan sebagai berikut:

  1. Guru mencari dan mencoba model pembelajaran yang lebih mampu menggali multikecerdasan siswa.

  2. Guru mengarahkan secara positif siswa yang berperilaku berlebihan (over) dengan berbagai upaya misalnya dicoba untuk berperan sebagai tamu/duta pada rencana kegitan model pembelajaran kooperatif two stay two stray.

  3. Siswa yang mendominasi dalam proses KBM diminta untuk membantu teman- temannya yang masih belum memahami materi pelajaran dalam minimal kelompoknya masing-masing.

  4. Siswa dengan kategori pasif didorong dan difasilitasi agar lebih berani dan tertantang dalam mengikuti proses pembelajaran..

  5. Kelompok yang mendominasi diminta berbagi tips dan kemampuan dalam mencari dan mengolah sumber belajar.

  6. Sumber belajar yang lebih variatif, termasuk akses internet gratis mendesak disediakan pihak sekolah.

  PELAKSANAAN SIKLUS II Perencanaan

  1) Mengembangkan materi sesuai dengan apa yang dipelajari siswa dalam kelompok 2) Menekankan kepada siswa bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan 3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin 4) Memberikan penjelasan tentang benar salahnya jawaban dari suatu pertanyaan

  5. Selanjutnya para anggota kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka

  4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temua mereka dari kelompok lain

  3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka (duta kelompok lain)

  2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok (Duta/jubir) akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke ketiga kelompok lainnya.

  1. Dalam tahap ini secara berkelompok siswa menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dengan mengerjakan lembar kegiatannya. Selain itu siswa juga bertugas mempelajari materi yang telah dipersiapkan oleh guru. Mereka bekerja bersama-sama, saling membantu, berdiskusi untuk memperlajari materi atau menyelesaikan tugas belajarrnya

  Kegiatan Kelompok

  Dalam penyajian materi diawali dengan pendahuluan dan menjelaskan garis besar materi. Dalam menyajikan materi pelajaran guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  Perencanaan pada siklus II secara umum tidak jauh berbeda dengan persiapan pada siklus I. Slide power point digunakan tidak lagi untuk menyampaikan materi awal, melainkan untuk mempertegas fungsi struktur kelompok, tugas kelompok dan mengenalkan model pembelajaran kooperatif two stay to stray. Fungsi struktur kelompok terbagi 2 bagian penting yaitu dua orang tinggal (khususnya bertugas sebagai ketua dan wakil ketua atau sekretaris, berfungsi memimpin teman-temannya menerima tamu/duta lain yang berkunjung ke kelompoknya). Dua siswa menjadi tamu atau duta (khususnya bertugas menerima informasi dari kelompok yang dikunjungi).

  Penyajian Materi

  Guru dalam tahap ini mempersiapkan materi pengajaran termasuk lembar kerja siswa, soal, kuis serta metode pengajaran. Pembagian kelompok dilihat dari hasil uji kompetensi sebelumnya. Satu kelompok terdiri siswa dengan beragam kemampuan

  Stay Two Stray dengan tahapan sebagai berikut: Persiapan

  Pada siklus II ini akan dicobakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Two

  Rencana Kegiatan Pembelajaran

  Kelas dibagi menjadi 4 kelompok yang membahas 4 organisasi internasional yaitu PBB, ASEAN, KAA dan GNB. Tugas setiap kelompok sama yaitu mencari dan menemukan 5 hal penting dari setiap organisasi internasional tersebut. Kelima hal itu adalah sejarah, struktur organisasi, azaz, tujuan dan kontribusi organisasi internasional. kemudian temuan kelompok itu disebarkan melalui tamu/duta yang datang.

  6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas dan kelompok lain menanggapinya.

  

GAMBAR ALUR AKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN

TWO STAY TO STRAY dengan Media Portofolio

Kel.2 Kel.1 ASEAN PBB Kel.4 Kel.3 GNB KAA

  Waktu kunjungan dan perpindahan TAMU (stray) selama 15 menit Sumber; Muslihudin & Interpretasi pribadi

  Pelaksanaan Tindakan

  Siswa terus diberi motivasi dan kesadaran pentingnya belajar efektif, menantang dan menyenangkan. Guru menjelaskan, membimbing, mengarahkan, dan memfasilitasi model pembelajaran two stay two stray. Guru menegaskan ulang fungsi struktur kelompok (dua tinggal dan dua tamu) dan tiap-tiap tugas kelompok. Kel. I (membahas PBB), Kel.2 (ASEAN), Kel. 3 (KAA) dan Kel.4 (GNB).

  Hasil Observasi

  Beberapa temuan pada hasil pengamatan siklus I, pada siklus 2 ini ada yang masih berlangsung, ada pula yang berkurang dan tidak nampak lagi. Sejumlah temuan hasil pengamatan pada siklus 2 ini setelah dicobakan model pembelajaran two stay two stray antara lain ditemukan : a) Situasi belajar lebih menantang dan menyenangkan

  b) Kerjasama kelompok jauh lebih positif , interaktif dan konstruktif

  c) Dominasi individu dan kelompok jauh lebih menurun

  d) Pemahaman siswa terhadap materi lebih baik dan meningkat

  e) Transfer dan sharing informasi terhadap kelompok lain melalui tamu/duta masih kaku dan berorientasi pada buku sumber (hanya membacakan saja dari buku sumber)

  f) Sumber belajar masih terbatas dan monoton

  Refleksi

  Setelah melaksanakan siklus II terjadi perubahan dan peningkatan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Pada siklus II ini selanjutnya dapat dipetakan sejumlah hal yang menjadi keberhasilan dan kegagalan yaitu :

  Keberhasilan :

  1. Guru berhasil menemukan model pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan materi dan karakteristik siswa kelas XI.IPA.1

  2. Hampir seluruh siswa merasa tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran sesuai dengan peran, fungsi dan kemampuannya masing-masing

  Kegagalan :

  1. Siswa terlalu berorientasi pada satu sumber belajar dan belum ada kreativitas untuk mengeksplorasi dari sumber lainnya.

  2. Sharing pengetahuan antar kelompok masih terbatas dan tidak mendalam karena keterbatasan sumber yang dimiliki, sehingga cenderung monoton dan minim kreatifitas. Atas dasar hal itulah diperlukan sejumlah upaya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus II tersebut, meliputi: 1) Guru memotivasi siswa untuk lebih kreatif dalam mencari dan melengkapi sumber belajar yang relevan. 2) Guru menginstuksikan siswa untuk melengkapi tugas kelompok pada siklus II dalam bentuk portofolio (kumpulan karya siswa mengenai organisasi internasional masing- masing). 3) Portofolio karya siswa dikemas selengkap dan semenarik mungkin dilengkapi dengan sajian deskripsi, diagram, foto dokumentasi, gambar, aksesoris dan foto selfie setiap anggota kelompok.

  PELAKSANAAN SIKLUS III Perencanaan

  Perencanaan pada siklus III secara umum tidak berbeda dengan siklus II, hanya saja ada pemanfaatan media portofolio untuk lebih memberikan pemahaman dan membuka ruang kreatifitas siswa dalam memahami materi. Portofolio masing-masing siswa telah siap untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Guru memeriksa hasil portofolio setiap kelompok dan memberikan penilaian.

  Rencana Kegiatan Pembelajaran Rencana kegiatan pembelajaran siklus III tidak mengalami perubahan yang signifikan.

  Akan tetapi pada siklus III ini telah digunakan portofolio sebagai media pembelajaran dalam pelaksanaan model pembelajaran Two Stay Two Stray.

  Pelaksanaan Tindakan Guru terus memotivasi dan mengkondisikan siswa agar lebih bersemangat dalam belajar.

  Guru menginstruksikan setiap anggota kelompok yang berperan sebagai pihak yang tinggal (stay) agar menyampaikan tugasnya dengan menggunakan media portofolio yang telah mereka buat sebelumnya di rumah dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Demikian pula halnya anggota kelompok yang berperan sebagai tamu (stray) juga harus belajar dan memperhatikan materi pelajaran terfokus pada portofolio yang dibuat kelompok yang dikunjunginya. Setelah itu mereka diwajibkan untuk menyampaikannya kembali kepada anggota kelompok lainnya. Perputaran atau perpindahan tamu (stray) berlangsung dalam waktu 15 menit. Setiap kelompok kemudian mempresentasikan laporan kelompoknya.

  Hasil Observasi

  Setelah dicobakan model pembelajaran two stay two stray dengan media portofolio pada siklus III, diperoleh sejumlah temuan yaitu : a) Siswa lebih menikmati suasana belajar

  b) Kreatifitas dan potensi siswa bisa lebih banyak tergali

  c) Siswa mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar

  d) Tercipta kondisi belajar yang enjoffull dan meaningfull learning

  e) Belajar jauh lebih efektif dengan pemanfaatan media portofolio

  f) Pemahaman siswa terhadap materi lebih baik dan meningkat

  Refleksi

  Penggabungan model pembelajaran two stay two stray dengan media portofolio telah memberikan nuansa baru dalam pembelajaran. Ada peningkatan signifikan dalam proses dan hasil belajar. Dengan demikian penerapan model pembelajaran ini telah memiliki ssejumlah kontribusi positif untuk perbaikan pembelajaran, antara lain :

  1. Guru tidak lagi menjadi pusat sumber belajar

  2. Siswa telah menjadi subjek pembelajaran

  3. Interaksi dan kerjasama antarsiswa dalam pembelajaran sudah terkonstruksi dengan baik dan siswa dapat menikmatinya.

  4. Pemahaman siswa terhadap materi jauh lebih baik dari sebelumnya.

  Pembahasan

  Peningkatan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran two stay two stray dengan

  

media portofolio ini, dimulai dari kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru dengan

  penyusunan program, penyajian program sampai dengan penilaian hasil belajar terhadap siswa SMAN Rancakalong kelas XI IPA 1 semester Genap pada mata pelajaran PPKn. Sebagai persiapan data awal perolehan hasil belajar dapat mengambil 2 jenis data yaitu :

  1. Data perolehan hasil belajar pada ulangan harian I tanpa penggunaan model pembelajaran two stay two stray.

  2. Data perolehan proses dan hasil belajar ulangan harian II dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray dengan media portofolio.Data hasil belajarnya adalah sebagai berikut. Peningkatan proses dan hasil belajar, sebagai hasil indikatornya adalah meningkatnya efektivitas dan efisiensi proses belajar siswa yang dapat diketahui dari meningkatnya minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan maka untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar dapat dilakukan dengan jalan.

  Penelitian ini didesain sebagai penelitian eksperimen, yaitu dengan.jalan membandingkan perolehan hasil belajar pada ulangan harian 1 tanpa perlakuan model pembelajaran two stay two stray dengan kelas yang sama pada ulangan harian II dengan perlakuan model pembelajaran two stay two stray dengan media portofolio. Analisis dan interpretasinya adalah sebagai berikut.

  Interpretasi Hasil Analisis

  Berdasarkan hasil perbandingan terhadap responden pada ulangan harian I (UH1) dengan tanpa model pembelajaran two stay two stray dengan perolehan hasil belajar pada ulangan harian II (UH II) dengan perlakuan model pembelajaran two stay two stray dapat diinterpretasikan bahwa : a. Adanya peningkatan yang signifikan. antara perolehan hasil belajar pada ulangan harian I dengan perolehan hasil belajar pada ulangan harian II. Terbukti adanya peningkatan nilai mean 1,63 (lihat Tabel 4.3). Setelah dilakssakan model pembelajaran two stay two stray dengan media portofolio denngan melihat hasil belajar UH II dan UH III terbukti ada peningkatan nilai mean 0,5.

  b. Dengan peningkatan proses yang baik, dapat meningkatkan hasil belajar siswa terbukti dengan nilai proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar selisih 3 dengan nilai proses belajar yang rendah yaitu nilai 5 selisih pencapaiannya adalah 0 atau tetap (lihat Tabel 4.4).

  )

  Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 01,000 sampai dengan 0,200

  Tabel Interpretasi Nilai r Besarnya nilai v Interpretasi

  R = 0,66

  ଶହ ඥሺଷ଼ǡଵ଻ሻ

  =

  ଶହ ඥሺଵସହ଻ሻ

  =

  ଶହ ඥሺସ଻ ௫ ଷଵሻ

  =

  ) ሺσ௬ మ

  Analisis data hasil belajar dengan menggunakan korelasi produk momen dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada kolerasinya antara pencapaian proses belajar yang baik dengan peningkatan hasil belajarnya. “Korelasi Produk Moment digunakan misalnya: untuk menentukan antara 2 gejala interval…..” (Suharsini, : 1998:225).

  σ௫௬ ඥ(σ௫ మ

  Rumus rxy =

  = 7,126 (y-y) = y = 7

  ଶ଼ହ ସ଴

  Y =

  = 7,26 (x-x) = x = 7

  ଶଽଵ ସ଴

  X = perolehan nilai proses belajar Y = perolehan nilai proses belajar (U-H2) X =

  Keterangan :

  Tertinggi Cukup Tinggi Agak Tinggi Rendah Sangat rendah (tidak berkorelasi)

  Analisis dan Interpretasi Data Berdasarkan analisis data korelasi produk momen diperoleh hasil korelasi = 0,66.

  Dengan melihat tabel interpretasi di atas menunjukkan bahwa dengan proses pembelajaran yang baik mempunyai tingkat korelasi yang cukup tinggi terhadap perolehan hasil belajar siswa. Untuk Interpretasi data selanjutnya setelah digunakan model pembelajaran two stay two stray dengan media portofolio diperoleh korelasi produk moment dengan hasil korelasi = 0,71. Setelah melihat tabel interpretasi di atas terbukti bahwa dengan proses pembelajaran yang baik mempunyai tingkat korelasi signifikan terhadap perolehan hasil belajar siswa. Dalam hal ini tingkat korelasi menunjukan =0,71 yang berarti interpretasi cukup tinggi.

  Pada saat proses pembelajaran berlangsung sebagai implementasi dari model pembelajaran two stay two stray yang dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembelajaran (RP) sebagai indikatornya adalah peningkatan proses dan hasil belajar, maka tindakan yang dilakukan guru adalah menginventarisir permasalahan yang timbul pada kegiatan tatap muka dan menentukan tindakan yang akan dilakukan. Hasil penelitian dan tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan pada penelitian ini Dapat disimpulkan bahwa:

  1. Model pembelajaran two stay two stray dengan media potofolio dapat meningkatkan partisifasi aktif siswa.

  2. Model pembelajaran two stay two stray dengan media potofolio dapat mengembangkan daya nalar, sikap saling menghargai, saling bekerja sama dan sikap demokratis.

  3. Model pembelajaran two stay two stray dengan media potofolio dapat meningkatkan prestasi belajar.

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan mulai dari penyusunan program, penyajian sampai dengan teknik penilaian program dalam penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa :

  1. Aplikasi Model pembelajaran two stay two stray dengan media portofolio dapat dilakukan dalam berbagai mata pelajaran, termasuk PPKn. Untuk melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dengan media portofolio ini guru harus menyiapkan tiga tahapan penting yaitu persiapan, penyajian materi, kegiatan kelompok dan penugasan pembuatan karya portofolio.

  2. Model pembelajaran two stay two stray dengan media portofolio memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. Walaupun demikian model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran agar pembelajaran dapat berlangsung dengan nuansa yang lebih menantang dan menyenangkan serta lebih menghargai kecerdasan multidimensi peserta didik, serta kreatifitas yang mereka miliki.

  3. Berdasarkan laporan penilaian proses dan hasil belajar dari implementasi Model pembelajaran two stay two stray dengan media portofolio mata pelajaran PPKn terdapat peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini dapat diketahui dari perbandingan nilai menunjukkan peningkatan 1,63, dan perolehan hasil belajarnya,terdapat korelasi

  mean

  yang cukup tinggi terhadap perolehan hasil belajarnya, dengan menunjukkan hasil korelasi 0,66.

  Daftar Pustaka

  Aqib, Zainal. 2003. Karya Tulis Ilmiah bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya

  Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: Genesindo

  Budimansyah, Dasim. 2009. Inovasi Pembelajaran; Project Citizen. Bandung: Pusat Studi PKn Universitas Pendidikan Indonesia Depdiknas (2009). Model-Model Pembelajaran yang

  Efektif. Slide Power Point. Tidak diterbitkan. Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran PPKn SMA/SMK.

  Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang Kelas.

  Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Muslihudin, dkk. 2012. Revolusi Mengajar; Panduan Praktis Seorang Guru untuk Mendisain

  Pembelajaran dan Penelitian. Bandung: HPD Pres

  Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning (Analisis Pembelajaran IPS). Jakarta: PT. Bumi Aksara

  Sumarni, Nani. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Departemen Pendidikan Nasional. Tidak ditertibkan. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Taniredja, Tukiran, et.al. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Cv. Alfabeta Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstuktivistik. Jakarta:

  Prestasi Pustakan Winataputra, Udin. 2009. Paradigma Baru PKn SD. Jakarta: UT Pers Yuliandini, Resti Elda.2012. Peranan Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Mata Pelajaran PKn di SMPN 9 Bandung.

  Bandung: UPI (tidak diterbitkan)

Dokumen yang terkait

29 ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA oleh : Ulfa Nadra Fakultas Ekonomi Universitas Al Azhar Medan ABSTRACT - ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA

0 0 9

Kata Kunci : Pemilihan Kepala Daerah, Dinasti Politik, Penyimpangan Pendahuluan - TAFSIR POLITIK: GEJALA DEMOKRASI VERSUS DINASTI PADA PILKADA SERENTAK 2015

0 0 12

Kata Kunci: Keaksaraan Fungsional, life skill, perempuan Pendahuluan - PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN AKRET BERBASIS LIFE SKILL PADA PEREMPUAN PEDESAAN

0 0 8

Kata Kunci : persepsi, masyarakat, Pemilu2014, demokrasi. Pendahuluan - PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PENYELENGGARAAN PEMILU

0 0 8

Kata kunci: Model Pembelajaran, Keaktifan Siswa, Berfikir Kritis Pendahuluan - MODEL PEMBELAJARAN PEMBENTUKAN KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

0 0 8

MODEL PROJECT CITIZEN DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 2 10

Kata kunci : kurikulum 2013, holistik, komprehensif, kontekstual Pendahuluan - KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMP DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA RUMPUN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN NORMATIF

0 0 10

Kata Kunci : Pendidikan Politik, Partisipasi Masyarakat, Pendahuluan - TARBIYAH ISLAMIYAH SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN POLITIK DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

0 0 7

Kata kunci: keaktifan dalam OSIS, kemandirian belajar, tanggung jawab sosial Pendahuluan - DAMPAK KEAKTIFAN DALAM ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

0 0 10

Kata kunci : Penilaian, Kinerja Mata Pelajaran PPKn, Tanggungjawab Warga Negara Pendahuluan - KONTRIBUSI PENILAIAN KINERJA MATA PELAJARAN PPKn DALAM MENUMBUHKAN TANGGUNGJAWAB WARGA NEGARA

0 0 15