(4) Privileges and Immunities
LOGO
Privileges and
Immunities
Masitoh Indriani, SH., LL.M
Department of International Law
Faculty of Law Universitas Airlangga
[email protected]
(c) MI, Maret 2016
Contents
1. Latar Belakang & Teori
2. Landasan Hukum
3. Privileges (Hak-hak Istimewa)
4. Immunities (Kekebalan)
(c) MI, Maret 2016
Latar Belakang
(c) MI, Maret 2016
1) Latar Belakang
a. Asas Hubungan LN à Konsideran UU Hub. LN
(UU 37/99)
ü Kesamaan derajat / kesetaraan
ü Saling menghormati
ü Saling memberikan manfaat
ü Saling tidak mencampuri urusan dalam negeri
masing-masing
b. Diberikan guna menjamin pelaksanaan fungsi
perwakilan secara baik dan sempurna (secara
timbal balik)
c. Prinsip Resiprositas dalam Hub. LN
(c) MI, Maret 2016
Hak-hak istimewa dan kekebalan diberikan untuk :
1. Untuk menjamin pelaksanaan sebaik-baiknya
tugas-tugas resmi,
2. Tidak untuk mencari keuntungan pribadi,
3. Kewajiban semua orang untuk menghormati
hukum dan peraturan,
4. Tidak mencampuri urusan dalam negeri.
(c) MI, Maret 2016
LATAR BELAKANG PEMBERIAN FASILITAS DIPLOMATIK
Kesetaraan kedaulatan
semua Negara (ideologi,
sistem poliCk dan sosial
Perdamaian dan
Keamanan
Internasional
Pemberian
fasilitas diCnjau
dari priviliges dan
immuniCes
TIDAK utuk kepenCngan pribadi
(individual) tetapi untuk
menunjang pelaksanaan fungsi
misi diplomaCk
Tingkat hubungan baik
antar negara
Amandemen dan
Pembukaan UUD 1945
UU No.37 Tahun 1999
HUBUNGAN LUAR NEGERI
Konvensi WINA 1961 & 1963
diraCfikasi dengan
UU No. 1 th 1982
- ProtecCng
- PromoCng
- NegoCaCng
- ReporCng
- RepresenCng
Globalisasi, borderless world, global village
Otonomi Daerah UU
No. 32 tahun 2004
Total Diplomasi
Daerah sbg salah satu komponen penyelenggaraan
hublu. KEMLU mempromosikan potensi daerah
dlm kerangka NKRI
(c) MI, Maret 2016
Teori-teori tentang Pemberian
Kekebalan
1. Teori Extra Territoriality/ Exterritoriality
2. Teori Perwakilan/ Representative Character
3. Teori fungsional/ Functional Necessity
(c) MI, Maret 2016
1. Teori Extra Territoriality/ Exterritoriality
v Teori paling tua (HI klasik)
v Dasar pemikiran : sbg fiksi bahwa perwakilan
(misi) diplomatik merupakan perpanjangan atau
bagian tambahan negara pengirim, karenanya
berada di luar negara penerima.
v Anggapan demikian terlihat pada petugas
perwakilan yang telah mendapat kepercayaan
dan diangkat oleh kekuasaan yang berwenang
di negara pengirim.
(c) MI, Maret 2016
v Teori ini semakin mapan pd abad 18, praktek
kebiasaan internasional mengenai hal ini termasuk
jg harta milik, gedung dan komunikasi para diplomat.
v Untuk menunjukkan totalitas à digunakan istilah
exterritoriality atau extra-territoriality.
v Kelamahan à Dalam beberapa hal masih berguna,
namun secara praktis tidak dapat dipertahankan.
(penolakan dari sarjana2 modern maupun dalam
putusan-putusan pengadilan)
(c) MI, Maret 2016
2. Teori Perwakilan/representative character
v Perwakilan diplomatik merupakan perwakilan
negara yang berdaulat, terikat pada sumpah setia
kpd negara yang mengangkatnya, karenanya bukan
merupakan subjek dari hukum dan yurisdiksi
setempat.
v Karenanya setiap penghinaan atau tindakan yang
tidak menyenangkan sama dg menghina
kehormatan negara yang diwakili.
v Menjadi kewajiban negara penerima untuk
memberikan perlakuan yang pantas.
(c) MI, Maret 2016
3. Teori Fungsional/ Functional Necessity
v Teori yang banyak diterima.
v Sir Gerald Fitzmaurice (reporter khusus ILC):
functional theory tidak saja teori yang paling
memuaskan, ttp jg teori yang paling benar.
v Kekebalan dan keistimewaan diberikan sesuai
dg fungsinya agar dapat melaksanakan
tugasnya secara sempurna.
v Pemberian didasarkan pada ukuran standar
minimum “ne impediatur legato”.
(c) MI, Maret 2016
v Teori ini dianut oleh ILC dan dimasukkan dalam
Konvensi Wina 1961, namun dalam praktek,
negara2 tetap berbeda dalam pemberian
kekebalan dan keistimewaan, terutama
menyangkut ukuran minimum standar.
Bagaimana bila ada perbedaan penafsiran ukuran
minimum standar?
(c) MI, Maret 2016
(c) MI, Maret 2016
Landasan Hukum
(c) MI, Maret 2016
2) Landasan Hukum
1. Keppres No. 51 Tahun
1969 tentang Pengesahan
Convention on the
Privileges and Immunities
of the United Nations
(1946) dan Convention on
the Privileges and
Immunities of Specialized
Agencies (1947). Lembaran
Negara No. 33/1969
2. UU No. 1 Tahun 1982
tentang Ratifikasi Konvensi
Wina 1961 tentang
Hubungan Diplomatik dan
Konvensi Wina 1963
tentang Hubungan Konsuler
3. UU No. 37 Tahun 1999
tentang Hubungan Luar
Negeri
4. UU No. 24 Tahun 2000
tentang Perjanjian
Internasional
5. Host Country Agreement
RI – ASEAN (2012)
6. ASEAN Agreement on
Privileges and Immunities
7. U N C o n v e n t i o n o n
Jurisdictional Immunities of
States and Their Property
2004
8. Hukum dan Kebiasaan
Internasional
(c) MI, Maret 2016
Immunities
(c) MI, Maret 2016
Konvensi Wina 1961
à kekebalan dan keistimewaan perwakilan asing di
suatu negara pd hakekatnya digolongkan dalam 3
kategori :
1. Kekebalan meliputi tidak diganggu gugatnya para
diplomat termasuk tempat tinggal serta miliknya (Article
29, 30 dan 41)
2. Keistimewaan atau kelonggaran yg diberikan kpd para
diplomat à bebas dr kewajiban membayar pajak, bea
cukai, jaminan sosial dan perorangan (Article 33, 34, 35
dan 36)
3. Kekebalan dan keistimewaan yang diberikan termasuk
juga pembebasan dari segala perpajakan dari negara
penerima (Article 22, 23, 24, 26 dan 27)
(c) MI, Maret 2016
Konvensi Wina 1963
v Chapter II : Facilities, Privileges and Immunities
Relating to Consular Posts, Career Consular
Officer and Other Members of a Consular Post
v Section I and II,
v Facilities, Privileges and Immunities relating to:
1. a Consular Post (Article 28 – 39)
2. Career Consular Officers and other members
(Article 40 – 52)
(c) MI, Maret 2016
Convention on Special Mission
v Privileges Including:
1. Person, family members, staff members
2. Accommodation
3. Dues and Taxes
v Article 22 – 30, 32 - 42
v Immunity à Art. 31
(c) MI, Maret 2016
UU Hub. LN à Bab IV
Kekebalan, Hak Istimewa, dan
Pembebasan
Pasal 16 à
Pemberian kekebalan, hak
istimewa, dan pembebasan
dari kewajiban tertentu
kepada perwakilan diplomatik
dan konsuler, misi khusus,
perwakilan Perserikatan
Bangsa-Bangsa, perwakilan
badan-badan khusus
Perserikatan Bangsa-Bangsa,
dan organisasi internasional
lainnya, dilakukan sesuai
dengan peraturan perundangundangan nasional serta
hukum dan kebiasaan
internasional.
PENJELASAN
Pasal 16
Kekebalan, hak istimewa,
dan pembebasan kewajiban
tertentu hanya dapat
diberikan kepada pihak-pihak
yang ditentukan oleh
pernjanjian-perjanjian
internasional yang telah
disahkan oleh Indonesia
atau sesuai dengan
peraturan perundangundangan nasional serta
hukum dan kebiasaan
internasional
(c) MI, Maret 2016
(c) MI, Maret 2016
Privileges
(c) MI, Maret 2016
3) Hak-hak Istimewa (Privileges)
Yang berhak memperoleh:
1. Kantor Perwakilan Diplomatik dan Konsuler
2. Staf Diplomatik / Konsuler
3. Anggota Keluarga Staf Diplomatik / Konsuler yang menjadi
bagian dari rumah tangganya
4. Staf Administrasi dan Teknik
5. Anggota Keluarga Staf Administrasi Teknik yang menjadi bagian
dari rumah tangganya
yang dibuktikan dengan Kartu Identitas / ID Card yang dikeluarkan
oleh Direktorat Fasilitas Diplomatik, Kementerian Luar Negeri.
(c) MI, Maret 2016
Contoh ID Card Perwakilan Diplomat….
Red:
Diplomat
Orange=
Consular
(c) MI, Maret 2016
Blue:
International
Organization
Yellow: Dinas/on
Services/on Duty
(c) MI, Maret 2016
Green: Honorary
Consular/ Konsul
Kehormatan
(c) MI, Maret 2016
Hak-hak Istimewa Yang Diberikan Berupa
Pembebasan à
a. Bea-masuk
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
d. Pajak Penghasilan (PPh)
e. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
f. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(c) MI, Maret 2016
Miscellaneous…
Pengamanan Fisik Korps Diplomatik di Indonesia
Direktorat Fasilitas Diplomatik bekerjasama dengan
Direktorat Pengamanan Obyek Vital (Pam Obvit),
Direktorat Lalu Lintas, Polda Metro Jaya, dalam
penanganan pengawasan dan pengamanan
Perwakilan Diplomatik dan Konsuler, Misi Khusus,
Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Perwakilan
Badan-badan Khusus PBB, dan Organisasi
Internasional di dalam menjalankan fungsinya di
Indonesia.
(c) MI, Maret 2016
4) Immunities (Kekebalan)
KW 1961 Art. 29
“The Person of a diplomatic agent shall be inviolable. He
shall not be liable to any form of arrest or detention. The
receiving state shall treat him due respect and shall take
all appropriate steps to prevent any attack of his person,
freedom and dignity”
KW 1963 Art. 41.1
“Consular officers shall not be liable to arrest or detention
pending trial, except in case of a grave crime and
pursuant to a decision by the competent judicial authority”
(c) MI, Maret 2016
Convention on Special Mission 1969 Art. 29
“The person of the representatives of the
sending State in the Special Mission and of the
members of its diplomatic staff shall be
inviolable. …”
(c) MI, Maret 2016
(c) MI, Maret 2016
Immunity juga menyangkut…
v Surat-surat, dokumen-dokumen, korespondensi
perwakilan dan pejabat
v Kantong diplomatik (diplomatic bag)
v Kurir yang bertugas mengambil kantong diplomatik juga
kebal tetapi hanya sebatas pada tugasnya menjemput
kantong tersebut. Kekebalannya hilang setelah selesai
tugasnya.
(c) MI, Maret 2016
Batasan-batasan????
Duration?
Potential threats???
(c) MI, Maret 2016
Duration
KW 1961 Art. 43
KW 1969 Art. 53
Conv.on Special Mission Art. 43
(c) MI, Maret 2016
E-diplomacy???
Digital diplomacy, also
referred to as e-Diplomacy
has been defined as the use of
the Internet and new
information communication
technologies to help achieve
diplomatic objectives (Fergus
Hanson)
(c) MI, Maret 2016
(c) MI, Maret 2016
LOGO
(c) MI, Maret 2016
Privileges and
Immunities
Masitoh Indriani, SH., LL.M
Department of International Law
Faculty of Law Universitas Airlangga
[email protected]
(c) MI, Maret 2016
Contents
1. Latar Belakang & Teori
2. Landasan Hukum
3. Privileges (Hak-hak Istimewa)
4. Immunities (Kekebalan)
(c) MI, Maret 2016
Latar Belakang
(c) MI, Maret 2016
1) Latar Belakang
a. Asas Hubungan LN à Konsideran UU Hub. LN
(UU 37/99)
ü Kesamaan derajat / kesetaraan
ü Saling menghormati
ü Saling memberikan manfaat
ü Saling tidak mencampuri urusan dalam negeri
masing-masing
b. Diberikan guna menjamin pelaksanaan fungsi
perwakilan secara baik dan sempurna (secara
timbal balik)
c. Prinsip Resiprositas dalam Hub. LN
(c) MI, Maret 2016
Hak-hak istimewa dan kekebalan diberikan untuk :
1. Untuk menjamin pelaksanaan sebaik-baiknya
tugas-tugas resmi,
2. Tidak untuk mencari keuntungan pribadi,
3. Kewajiban semua orang untuk menghormati
hukum dan peraturan,
4. Tidak mencampuri urusan dalam negeri.
(c) MI, Maret 2016
LATAR BELAKANG PEMBERIAN FASILITAS DIPLOMATIK
Kesetaraan kedaulatan
semua Negara (ideologi,
sistem poliCk dan sosial
Perdamaian dan
Keamanan
Internasional
Pemberian
fasilitas diCnjau
dari priviliges dan
immuniCes
TIDAK utuk kepenCngan pribadi
(individual) tetapi untuk
menunjang pelaksanaan fungsi
misi diplomaCk
Tingkat hubungan baik
antar negara
Amandemen dan
Pembukaan UUD 1945
UU No.37 Tahun 1999
HUBUNGAN LUAR NEGERI
Konvensi WINA 1961 & 1963
diraCfikasi dengan
UU No. 1 th 1982
- ProtecCng
- PromoCng
- NegoCaCng
- ReporCng
- RepresenCng
Globalisasi, borderless world, global village
Otonomi Daerah UU
No. 32 tahun 2004
Total Diplomasi
Daerah sbg salah satu komponen penyelenggaraan
hublu. KEMLU mempromosikan potensi daerah
dlm kerangka NKRI
(c) MI, Maret 2016
Teori-teori tentang Pemberian
Kekebalan
1. Teori Extra Territoriality/ Exterritoriality
2. Teori Perwakilan/ Representative Character
3. Teori fungsional/ Functional Necessity
(c) MI, Maret 2016
1. Teori Extra Territoriality/ Exterritoriality
v Teori paling tua (HI klasik)
v Dasar pemikiran : sbg fiksi bahwa perwakilan
(misi) diplomatik merupakan perpanjangan atau
bagian tambahan negara pengirim, karenanya
berada di luar negara penerima.
v Anggapan demikian terlihat pada petugas
perwakilan yang telah mendapat kepercayaan
dan diangkat oleh kekuasaan yang berwenang
di negara pengirim.
(c) MI, Maret 2016
v Teori ini semakin mapan pd abad 18, praktek
kebiasaan internasional mengenai hal ini termasuk
jg harta milik, gedung dan komunikasi para diplomat.
v Untuk menunjukkan totalitas à digunakan istilah
exterritoriality atau extra-territoriality.
v Kelamahan à Dalam beberapa hal masih berguna,
namun secara praktis tidak dapat dipertahankan.
(penolakan dari sarjana2 modern maupun dalam
putusan-putusan pengadilan)
(c) MI, Maret 2016
2. Teori Perwakilan/representative character
v Perwakilan diplomatik merupakan perwakilan
negara yang berdaulat, terikat pada sumpah setia
kpd negara yang mengangkatnya, karenanya bukan
merupakan subjek dari hukum dan yurisdiksi
setempat.
v Karenanya setiap penghinaan atau tindakan yang
tidak menyenangkan sama dg menghina
kehormatan negara yang diwakili.
v Menjadi kewajiban negara penerima untuk
memberikan perlakuan yang pantas.
(c) MI, Maret 2016
3. Teori Fungsional/ Functional Necessity
v Teori yang banyak diterima.
v Sir Gerald Fitzmaurice (reporter khusus ILC):
functional theory tidak saja teori yang paling
memuaskan, ttp jg teori yang paling benar.
v Kekebalan dan keistimewaan diberikan sesuai
dg fungsinya agar dapat melaksanakan
tugasnya secara sempurna.
v Pemberian didasarkan pada ukuran standar
minimum “ne impediatur legato”.
(c) MI, Maret 2016
v Teori ini dianut oleh ILC dan dimasukkan dalam
Konvensi Wina 1961, namun dalam praktek,
negara2 tetap berbeda dalam pemberian
kekebalan dan keistimewaan, terutama
menyangkut ukuran minimum standar.
Bagaimana bila ada perbedaan penafsiran ukuran
minimum standar?
(c) MI, Maret 2016
(c) MI, Maret 2016
Landasan Hukum
(c) MI, Maret 2016
2) Landasan Hukum
1. Keppres No. 51 Tahun
1969 tentang Pengesahan
Convention on the
Privileges and Immunities
of the United Nations
(1946) dan Convention on
the Privileges and
Immunities of Specialized
Agencies (1947). Lembaran
Negara No. 33/1969
2. UU No. 1 Tahun 1982
tentang Ratifikasi Konvensi
Wina 1961 tentang
Hubungan Diplomatik dan
Konvensi Wina 1963
tentang Hubungan Konsuler
3. UU No. 37 Tahun 1999
tentang Hubungan Luar
Negeri
4. UU No. 24 Tahun 2000
tentang Perjanjian
Internasional
5. Host Country Agreement
RI – ASEAN (2012)
6. ASEAN Agreement on
Privileges and Immunities
7. U N C o n v e n t i o n o n
Jurisdictional Immunities of
States and Their Property
2004
8. Hukum dan Kebiasaan
Internasional
(c) MI, Maret 2016
Immunities
(c) MI, Maret 2016
Konvensi Wina 1961
à kekebalan dan keistimewaan perwakilan asing di
suatu negara pd hakekatnya digolongkan dalam 3
kategori :
1. Kekebalan meliputi tidak diganggu gugatnya para
diplomat termasuk tempat tinggal serta miliknya (Article
29, 30 dan 41)
2. Keistimewaan atau kelonggaran yg diberikan kpd para
diplomat à bebas dr kewajiban membayar pajak, bea
cukai, jaminan sosial dan perorangan (Article 33, 34, 35
dan 36)
3. Kekebalan dan keistimewaan yang diberikan termasuk
juga pembebasan dari segala perpajakan dari negara
penerima (Article 22, 23, 24, 26 dan 27)
(c) MI, Maret 2016
Konvensi Wina 1963
v Chapter II : Facilities, Privileges and Immunities
Relating to Consular Posts, Career Consular
Officer and Other Members of a Consular Post
v Section I and II,
v Facilities, Privileges and Immunities relating to:
1. a Consular Post (Article 28 – 39)
2. Career Consular Officers and other members
(Article 40 – 52)
(c) MI, Maret 2016
Convention on Special Mission
v Privileges Including:
1. Person, family members, staff members
2. Accommodation
3. Dues and Taxes
v Article 22 – 30, 32 - 42
v Immunity à Art. 31
(c) MI, Maret 2016
UU Hub. LN à Bab IV
Kekebalan, Hak Istimewa, dan
Pembebasan
Pasal 16 à
Pemberian kekebalan, hak
istimewa, dan pembebasan
dari kewajiban tertentu
kepada perwakilan diplomatik
dan konsuler, misi khusus,
perwakilan Perserikatan
Bangsa-Bangsa, perwakilan
badan-badan khusus
Perserikatan Bangsa-Bangsa,
dan organisasi internasional
lainnya, dilakukan sesuai
dengan peraturan perundangundangan nasional serta
hukum dan kebiasaan
internasional.
PENJELASAN
Pasal 16
Kekebalan, hak istimewa,
dan pembebasan kewajiban
tertentu hanya dapat
diberikan kepada pihak-pihak
yang ditentukan oleh
pernjanjian-perjanjian
internasional yang telah
disahkan oleh Indonesia
atau sesuai dengan
peraturan perundangundangan nasional serta
hukum dan kebiasaan
internasional
(c) MI, Maret 2016
(c) MI, Maret 2016
Privileges
(c) MI, Maret 2016
3) Hak-hak Istimewa (Privileges)
Yang berhak memperoleh:
1. Kantor Perwakilan Diplomatik dan Konsuler
2. Staf Diplomatik / Konsuler
3. Anggota Keluarga Staf Diplomatik / Konsuler yang menjadi
bagian dari rumah tangganya
4. Staf Administrasi dan Teknik
5. Anggota Keluarga Staf Administrasi Teknik yang menjadi bagian
dari rumah tangganya
yang dibuktikan dengan Kartu Identitas / ID Card yang dikeluarkan
oleh Direktorat Fasilitas Diplomatik, Kementerian Luar Negeri.
(c) MI, Maret 2016
Contoh ID Card Perwakilan Diplomat….
Red:
Diplomat
Orange=
Consular
(c) MI, Maret 2016
Blue:
International
Organization
Yellow: Dinas/on
Services/on Duty
(c) MI, Maret 2016
Green: Honorary
Consular/ Konsul
Kehormatan
(c) MI, Maret 2016
Hak-hak Istimewa Yang Diberikan Berupa
Pembebasan à
a. Bea-masuk
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
d. Pajak Penghasilan (PPh)
e. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
f. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(c) MI, Maret 2016
Miscellaneous…
Pengamanan Fisik Korps Diplomatik di Indonesia
Direktorat Fasilitas Diplomatik bekerjasama dengan
Direktorat Pengamanan Obyek Vital (Pam Obvit),
Direktorat Lalu Lintas, Polda Metro Jaya, dalam
penanganan pengawasan dan pengamanan
Perwakilan Diplomatik dan Konsuler, Misi Khusus,
Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Perwakilan
Badan-badan Khusus PBB, dan Organisasi
Internasional di dalam menjalankan fungsinya di
Indonesia.
(c) MI, Maret 2016
4) Immunities (Kekebalan)
KW 1961 Art. 29
“The Person of a diplomatic agent shall be inviolable. He
shall not be liable to any form of arrest or detention. The
receiving state shall treat him due respect and shall take
all appropriate steps to prevent any attack of his person,
freedom and dignity”
KW 1963 Art. 41.1
“Consular officers shall not be liable to arrest or detention
pending trial, except in case of a grave crime and
pursuant to a decision by the competent judicial authority”
(c) MI, Maret 2016
Convention on Special Mission 1969 Art. 29
“The person of the representatives of the
sending State in the Special Mission and of the
members of its diplomatic staff shall be
inviolable. …”
(c) MI, Maret 2016
(c) MI, Maret 2016
Immunity juga menyangkut…
v Surat-surat, dokumen-dokumen, korespondensi
perwakilan dan pejabat
v Kantong diplomatik (diplomatic bag)
v Kurir yang bertugas mengambil kantong diplomatik juga
kebal tetapi hanya sebatas pada tugasnya menjemput
kantong tersebut. Kekebalannya hilang setelah selesai
tugasnya.
(c) MI, Maret 2016
Batasan-batasan????
Duration?
Potential threats???
(c) MI, Maret 2016
Duration
KW 1961 Art. 43
KW 1969 Art. 53
Conv.on Special Mission Art. 43
(c) MI, Maret 2016
E-diplomacy???
Digital diplomacy, also
referred to as e-Diplomacy
has been defined as the use of
the Internet and new
information communication
technologies to help achieve
diplomatic objectives (Fergus
Hanson)
(c) MI, Maret 2016
(c) MI, Maret 2016
LOGO
(c) MI, Maret 2016