Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
1. Bola karet
2. Pipet volume 3 ml
3. Erlenmeyer 250 ml
4. Gelas ukur 50 ml
5. Alat titrasi biuret digital
6. Buchner funnel
7. Vaccum pump
8. Oven
9. Setrika
10. Alat pengaduk
11. ELREPHO
12. Seperangkat computer

3.2 Bahan
13. Larutan buffer = 50 ml
14. Potassium Iodine (KI) 10%= 25 ml
15. Natrium Thiosulphate Na 2 SO 4
16. Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) =10 ml


Universitas Sumatera Utara

17. Klorin Dioksida (ClO 2 ) dari D1=1
18. Pulp
19. Air
20. Kertas saring

3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Penentuan konsentrasi ClO 2
1. Dimasukkan 50 ml larutan buffer kedalam erlenmeyer
2. Ditambahkan 25 ml KI 10%
3. Dimasukkan 3 ml clo 2 dari D1 stage
4. Ditambahkan starch indikator [(c 6 H 10 0 5 )N] 1%
5. Dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 hingga larutan berubah warna dari coklat
kehitaman menjadi putih
6. Dicatat volume dari natrium tiosulfat yang terpakai sebagai A
7. Ditambahkan 10 ml asam sulfat 4N
8. Dititrasi dengan 0,1 N natrium tiosulfat hingga larutan berubah warna dari
cokelat kekuning-kuningan menjadi putih

9. Dicatat volume dari Na 2 S yang terpakai sebagai T

3.3.2 Mengukur Brightness
1. Kedalam Bucher funnel dimasukkan kertas saring
2. Diambil pulp secukupnya dari D1, kemudian diletakkan diatas kertas saring di
dalam Buchner Funnel

Universitas Sumatera Utara

3. Ditambahkan air secukupnya sambil diaduk hingga homogen
4. Diambil kertas saring yang baru, kemudian diletakkan diatas larutan homogen
tersebut
5. Dihidupkan vaccum pump untuk menghisap air
6. Diangkat pulp yang dilapisi dengan kertas saring dari dalam Buchner Funne
7. Untuk mempercepat pengeringan maka pulp di setrika terlebih dahulu
8. Dimasukkan pulp yang dilapisi kertas saring ke dalam oven selama lebih
kurang 15 menit pada suhu 105oc
9. Setelah 15 menit pulp diangkat dari oven
10. Dibuka lapisan kertas saring
11. Diletakkan sampel pada brightness meter Elrepho 2000 ke permukaan yang

lebih halus dan rata ditempatkan pada bagian atas
12. Diperoleh secara digital derajat keputihan ( Brightness dari pulp dengan
menggunakan computer)

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data percobaan
Tabel : Data Bulan Januari 2017
NO

ClO 2 D1

ClO 2 flow ClO 2

D1

Total


consumption

FIC

Brightness

Produksi

(kg/ton pulp)

(lpm)

(gpl)

(% ISO)

329 available

1


13.30

327

7.5

85.4

700

2

13.62

327

7.7

86.1


700

3

13.80

322

7.7

87.2

700

4

13.80

356


7.7

87.4

700

5

15.87

399

7.7

87.8

700

4.2 Perhitungan
a. Perhitungan konsentrasi ClO 2

Dari data percobaan melalui praktikum dilaboratorium
diketahui:
A = volume Na 2 S 2 O 3 yang terpakai sesuai titrasi yang pertama
4.78 gram/liter
T = volume Na 2 S 2 O 3 yang terpakai sesuai titrasi yang kedua
18.15 gram/liter

Universitas Sumatera Utara

Clo 2 Gram/liter =

=

=

(�−�) � ����� 2 � �����������
12

�� 2�


2� 3

(18,5−4,78)� 67,5 � 0,1
12

90,2475
12

= 7,5 gram/liter

b. Perhitungan jumlah pemakaian ClO 2 terhadap produksi pulp.
Dimana : Active ClO 2 = 2,63 merupakan ketetapan konstanta
1 hari = 1440 menit
ClO 2 Available = konsentrasi ClO 2
Flow = kecepatan aliran ClO 2

Total pemakaian ClO 2 =

���� �


�����
�����

��1440 �

�����
ℎ���
����
�����

����� �������� �

�����2 available

�� ������ ���2

= 327 liter/menit x 1440 menit/harix 7,5gram/liter
=3.531.600 gram/hari
3.531 .600 ���� /ℎ���


=

1000

Universitas Sumatera Utara

= 3.531.6 kg/hari

=

=

=

3.531 .6 kg /hari x 2,63
����� ��������
3.531 .6�� /ℎ��� � 2,63
700

9288 ,108
700

= 13,3 kg/ton pulp
4.3 Pembahasan
Pada bleaching plant khlorin dioksida digunakan sebagai suatu larutan gas di
dalam air .Reaksi proses dalam air. Reaksi proses pemutihan pada umumnya
terjadi antara klorin dioksida dengan lignin. Lignin dibuat larut dalam air
dengan reaksi oksidasi penghancuran molekul-molekul lignin yang besar.
Khlorin dioksida adalah suatu bahan pemutihan yang memurnikan
pulp dan memberikan brightness yang tinggi tanpa memberikan pengaruh
terhadap sifat-sifat kekuatannya , dosis khlorin dioksida terngantung kepada
kualitas pulp yang masuk dan brighness akhir yang dikehendaki. Tahap
pemutihan dengan khlorin dioksida menghasilkan brightness pulp yang
tinggi.Keuntungan dengan perlakuan ini adalah bahwa khlorin dioksida
menghancurkan lignin tanpa merusak selulosa.
Pada akhir perlakuan dengan khlorin dioksida , sisa khlorin dioksida yang
ada harus ditanggulangi dengan sulphur dioksida atau sodium hidroksida,

Universitas Sumatera Utara

untuk mengurangi kecepatan korosi terhadap alat pencuci dan alat-alat
pendukung lainnya pada tahap khlorin dioksida.
Brightness lebih tinggi dihasilkan pada saat sisa khlorin dioksida
direduksi menjadi khlorin dengan penambahan larutan sulphur , air pada akhir
perlakuan dengan khlorin dioksida.
Tahap khlorin dioksida dengan penambahan sejumlah kecil caustic
diantaranya akan memutihkan pulp menjadi brightness sebesar 88-90%
dengan hampir tidak ada kehilangan kekuatan disertai dengan kondisi-kondisi
yang sesuai pada setiap tahap.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jumlah
pemakaian ClO 2 pada tahap D1 stage proses bleaching, maka tingkat
brightness yang diperoleh akan semakin tinggi. Diperoleh standart derajat
putih yang diinginkan pada D1 stage telah memenuhi standart ISO yaitu
80-88% .
2. Semakin tinggi konsentrasi ClO 2 untuk mengoksidasi lignin, maka akan
semakin tinggi derajat putih yang dicapai. Konsentrasi ClO 2 digunakan pada
D1 stage adalah 7-8 gram/liter.

5.2 Saran
1. Untuk mengurangi beban lingkungan disarankan pemakaian ClO 2 yang
berlebihan dan berpengaruh terhadap emisi lingkungan maka pemakaian ClO 2
harus disesuaikan dengan jumlah lignin dalam pulp.
2. Limbah padat hasil industri pulp harus dinetralkan terlebih dahulu
kemudian dibuang ke lingkungan aman dan nyaman.

Universitas Sumatera Utara