Penentuan Brightness Pulp Pada D0 EoP D1 Dan D2 Stage Di Unit Bleaching Pada Pembuatan Pulp PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber kekayaan alam yang sangat
melimpah salah satunya adalah kayu, maka dituntut kepada Sumber Daya Manusia
yang handal dan berpotensi agar sumber daya alam yang tersedia dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin sehingga laju perkembangan teknologi dapat meningkat pesat
untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia.
Dengan melihat kebutuhan manusia yang terus meningkat, maka pemerintah
didorong untuk membangun industri dengan memakai potensi Sumber Daya Manusia
yang salah satu industrinya adalah Industri Pulp yang berlokasi di Desa Sosor
Ladang, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir.
Kayu merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan pulp.
Secara kimia, kandungan bahan yang terdapat dalam kayu dapat dibagi menjadi 4
bagian yaitu Selulosa, Hemiselulosa, Lignin, dan Ekstraktif ( PT. TPL, 2004).
Secara garis besar, proses pengolahan kayu pada industri ini adalah dimulai
dari persiapan kayu (wood Preparation), pemasakan (digester), pencucian (washing),

Universitas Sumatera Utara


pemutihan (bleaching), serta pembentukan lembaran pulp dengan mesin (pulp
machine).
Untuk menghasilkan pulp dengan kualitas pulp yang baik dan memenuhi
standart, maka pulp diuji dari kecerahan (brightness) nya. Derajat keputihan ini
merupakan proses pemutihan (bleaching) dari pulp tersebut. Prinsip yang mendasari
pemutihan ini adalah dengan mereaksikan lignin dengan bahan pemutih sehingga
diperoleh senyawa yang mudah larut dalam air. Bahan kimia yang digunakan pada
proses pemutihan yaitu Sodium Hidroksida (NaOH), Oksigen (O2), Sodium
Hipoklorit (NaOCl), dan Klorin Dioksida (ClO2).
Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ada beberapa tahap dalam proses pemutihan
pulp, yaitu :
1. Tahap D0 : tahap ini digunakan untuk mengeluarkan lignin dari pulp yang
cenderung menimbulkan warna coklat pada pulp.
2. Tahap EoP : tahap ini merupakan tahap pemurnian dari tahap klorinasi.
3. Tahap D1 : tahap ini digunakan untuk memurnikan pulp tahap 1 dan memberikan
pengaruh terhadap sifat-sifat kekuatannya.
4. Tahap D2 : tahap ini digunaka untuk memurnikan pulp tahap 2 dan meningkatkan
brightness pulp.
Tujuan utama proses pemutihan secara umum yaitu :
1. Memperbaiki brightness (kecerahan) pulp


Universitas Sumatera Utara

2. Memperbaiki kemurnian
3. Degradasi selulosa seminimum mungkin
4. Pengurangan kandungan resin didalam pulp ( Sirait, 2003).
Mengingat begitu pentingnya penentuan brightness untuk mengetahui kualitas
pulp yang dihasilkan, maka penulis merasa tertarik untuk menjadikan masalah ini
sebagai pembahasan dalam Karya Ilmiah dengan judul “ Penentuan Brightness
Pulp Pada D0 EoP D1 DAN D2 Stage di Unit Bleaching Pada Pembuatan Pulp
PT.Toba Pulp Lestari, Tbk – PORSEA”.
1.2. Permasalahan
Adapun yang menjadi titik permasalahan adalah apakah pengaruh bahan
kimia yang dipakai pada tiap tahap-tahap proses pemutihan (bleaching) pulp terhadap
kecerahan (brightness) pulp sehingga dihasilkan pulp yang memenuhi standart ISO
(International Standart Operational).
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemakaian bahan kimia pada tahap-tahap proses
pemutihan (bleaching) terhadap kecerahan (brightness) pulp dan mengetahui standart
derajat kecerahan (brightness) berdasarkan ISO (International Standart Operational)

yang diproduksi oleh PT. Toba Pupl Lestari, Tbk.

Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat
Dapat mengetahui pengaruh pemakaian bahan kimia pada tahap-tahap proses
pemutihan (bleaching) terhadap kecerahan (brightness) pulp dan mengetahui standart
derajat kecerahan (brightness) berdasarkan ISO (International Standart Operational)
yang diproduksi oleh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.

Universitas Sumatera Utara