Perbanyakan Vegetatif Raru (Cotylelobium melanoxylon) Melalui Stek Pucuk Chapter III V

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakanpada Juni 2016 sampai Desember 2016. Rangkaian
kegiatan mulai dari pengambilan anakan Raru

di Sibolga,

persiapan

bahan,pemeliharaan dan pengamatan yang dilakukan di rumah kaca, Fakultas
Pertanian (FP), Universitas Sumatera Utara.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Raru, dengan kondisi
baik, yang diperoleh dari cabutan alam di Sibolga. Dithane M-45, alkohol 70%,
Zeolit, Topsoil (100%) dantopsoil : pasir (1:0 v/V & 1:1 v/v) digunakan sebagai
media tanam, Rootone F.
Alat yang digunakan adalah lempengan kuali, sungkup propagasi, potray
tempat penanaman stek, gunting stek, ember plastik digunakan untuk merendam
stek, sendok untuk mengaduk larutan dithane M-45, termometer untuk mengukur
suhu dalam persemaian, sprayer untuk menyiram tanaman, paranet 50% untuk

menaungi tanaman, penggaris untuk mengukur panjang akar stek, timbangan
analitik untuk menimbang berat dithane yang digunakan, alat tulis menulis, label
untuk memberi tanda pada setiap perlakuan, catok untuk mengaduk media tanam
dan kamera untuk mengambil gambar.

Universitas Sumatera Utara

Metode Penelitian
Persiapan bahan stek
Persiapan bahan stek dilakukan dengan mengambil anakan Raru yang
berasal dari Sibolga, Selanjutnya bibit dipilih berdasarkankriteria sehat dari hama
& penyakit, batang kokoh dan daunnya segar.
Persiapan media tanam
Media yang digunakan adalah topsoil (100%) dan topsoil pasirdengan
perbandingan (1:1). Sebelum digunakan semua media disterilisasi dengan cara
menggongseng selama 20-30 menit pada suhu 99 0C di atas lempengan kuali dan
disemprotkan larutan dithane M-45 dengan takaran 1 g/liter guna menghindari
tanaman terkontaminasi oleh fungi .
Pembuatan stek
Pembuatan stek Raru dilakukan dengan menggunakan gunting stek tajam

dan higenis bertujuan menghindari pembusukan pangkal stek. Pemotongan pucuk
Raru (untuk menjadi bahan stek dilakukan dengan cara pemotongan diantara
nodul (dua ruas daun). Daun-daun dari bahan stek yang telah diambil dari
tanaman induk kemudian dipotong menurut ukuran daun, bagian pangkal stek
dipotong miring (45 derajat) dan permukaan bagian atas diusahakan rata dan licin.
Hal ini dimaksudkan untuk memperbesar permukaan penyerapan air dan memberi
kesempatan pertumbuhan akar yang seimbang. Setelah stek dipotong masukan

Universitas Sumatera Utara

kedalam air bersih untuk membersikan debu atau serangga yang menempel pada
daun dan batang stek yang kita potong.

Penanaman Stek
Bahan stek yang telah diasiapkan pada tahap sebelumnya sebagian diberi
perlakuaan Rootone F pasta dengan konsentrasi 1gr/100 stek. Penanaman Stek
ditanam pada media yang telah disiapkan terlebih dahulu dan disusun dengan
acakan yang telah dibuat secara lengkap. Dibuat lubang agar penanaman stek
tidak mengalami kerusakan akibat gesekan dengan tanah dan stek ditanam secara
vertikal kemudian ditekan dengan menggunakan dua jari untuk memadatkan agar

stek tidak bergoyang akibat kucuran air saat penyiraman. Untuk selanjutnya
diletakkan pada sungkup propagasi selanjutnya ditutup dan diletakkan pada rumah
kaca konvensional.
Pemeliharaan
Penyiraman tanaman dilakukan secara periodik. Periodisitas penyiraman
disesuaikan dengan umur bibit stek yaitu 2 kali seminggu sampai dengan stek
berumur 2 minggu, 1 kali seminggu untuk stek umur 3 dan 4 minggu, dan 1 kali
sebulan untuk stek yang berumur lebih 1 bulan.Penyiraman sungkup propagasi
dilakukan 2 hari sekali pada siang hari guna menjaga suhu didalam sungkup
propagasi. Apabila cuaca terlalu panas, penyiraman dilakukan secara maksimum
agar kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu
dingin, maka penyiraman dapat dikontrol agarsungkup propagasi dan media tidak
terlalu lembab. Sanitasi tanaman gulma dan rumput liar yang tumbuh dalam

Universitas Sumatera Utara

poltray harus dibersihkan dengan cara dicabut dengan menggunakan tangan.
setiap hari daun yang gugur dan yang mati dikeluarkan dari sungkup propagasi
dan di buang untuk menghindari perkembangan jamur.
Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah:
a) Pengamatan Persentase Hidup
Pengamatan persentase yang hidup dapat dilakukan pada akhir penelitian
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
% hidup =

Σ stek yang hidup
∑ semua stek

x100%

b) Pengamatan Persentase Stek Berakar
Pengamatan persentase yang berakar dapat dilakukan pada akhir penelitian
dengan mengunakan rumus sebagai berikut :
% stek berakar =

Σ stek yang berakar
∑ semua stek

x100%


c) Pengamatan Jumlah Akar Primer

Pengamatan jumlah akar dilakukan dengan cara menghitung jumlah akar
utama pada akhir pengamatan penelitian
d) Pengamatan jumlah akar sekunder
Pengamatan jumlah akar dilakukan dengan cara menghitung jumlah
cabang akar yang keluar dari akar utama pada akhir pengamatan penelitian
e) Pengamatan Panjang Akar primer
Pengamatan Panjang akar diukur dengan penggaris dilakukan pada akhir
penelitian, yaitu dengan cara diukur dari ujung akar pada akar yang terpanjang.
f) Pengamatan Panjang Akar sekunder

Universitas Sumatera Utara

Pengamatan panjang akar sekunder diukur dengan penggaris dilakukan
pada akhir penelitian, yaitu dengan cara diukur dari percabagan akar terpanjang
yang berasal dari akar utama.
g) Analisis histologi akar
Sampel akar diambil dari stek pucuk Raru yang sudah berakar, dipotong

dengan menggunakan cutter, dicuci dengan air mengalir hingga bersih dari
sedimen. Bagian akar yang akan diamati diambil sekitar 1-1,5 cm dari ujung akar.
Masing-masing diambil 3 potongan dari 2 untuk setiap perlakuan. Setiap sampel
diawetkan dalam alkohol 70%. Akar yang akan dijadikan sampel diambil dari
bagian akar yang tumbuh dari stek pucuk. Selanjutnya akar dipotong tipis dan
didokumentasikan menggunakan kamera dengan perbesaran 10x dan diamati
bagian-bagiannya.
Analisis Data
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) Faktorial untuk 2 faktor yang diulang sebanyak 10 kali. Faktor pertama
(Faktor A) adalah media tanam yang digunakan; terdiri dari: 2 jenis yaitutopsoil
dan pasir dengan perbandingan 1:0 v/v (A1) 1:1 v/v (A2). Faktor kedua (Faktor B)
adalah penggunaan ZPT yang terdiri dari penambahan Rootone F (B1) dan tanpa
Rootone F (B2). Sehingga jumlah stek yang ditanam adalah 2 x 2 x 10 = 40stek.
Model umum rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yijk = μ + Ai +Bj + ABij + Єijk
keterangan :
i
= 1 dan 2, j= 1 dan 2, K=1 - 10
Yijk = pengamatan pada perlakuan ke-I dan perlakuan ke-j dan

ulangan ke-k

Universitas Sumatera Utara

Μ = rataan umum
Ai= pengaruh faktor media tanam pada taraf ke-i
Bi = pengaruh faktorZPT pada taraf ke-j
ABij = interaksi antara faktor A dengan faktor B
Єijk= pengaruh galat pada faktor media taraf ke-i, Faktor ZPT
taraf ke-j dan ulangan ke-k
Pengolahan data menggunakan software statistik. Adapun parameter yang diuji
adalah :
1. Menentukan formulasi hipotesis
-

Hipotesis interaksi
H0 : Interaksi media dan perlakuanZPT tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan semai.
H1 : Interaksi media dan perlakuanZPT berpengaruh terhadap pertumbuhan
semai.


-

Hipotesis faktor media
H0 : Media tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan semai
H1 : Media berpengaruh terhadap pertumbuhan semai

-

Hipotesis faktor ZPT
H0 : ZPT tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan semai
H1 : ZPT berpengaruh terhadap pertumbuhan semai

2. Menentukan taraf nyata pada selang kepercayaan 95%
3. Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima (H1 ditolak) apabila P > 0,05
H1 diterima (H0 ditolak) apabila P < 0,05
4. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak.


Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapat menunjukan bahwa pertumbuhan tanaman Raru
memberikan hasil yang berbeda-beda hal tersebut dikarenakan perlakuan media
dan ZPT. Terlihat bahwa perlakuan media tanam tanh dan tanpa ZPT menunjukan
hasil pertumbuhan yang terbaik. Sedangkan, perlakuan pasir-tanah dan
penambahan ZPT memberikan pertumbuhan yang kurang baikBerikut merupakan
gambar hasil pertumbuhan tanaman Raru 12 MST.

(A)

(C)

(B)

(D)

Gambar 1. Pertumbuhan tanaman Raru 12 MST dengan berbagai perlakuan

Ket: A. (A1B1): perlakuan tanah tanpa ZPT,
B. (A1B2): perlakuan tanah dengan ZPT,
C. (A2B1): perlakuan pasir-tanah tanpa ZPT,
D. (A2B2): perlakuan pasir-tanah dengan ZPT.

Universitas Sumatera Utara

Rekapitulasi sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan yang
diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan stek
pucuk Raru baik dari persentase hidup, persentase berakar, jumlah akar primer,
jumlah akar sekunder, panjang akar primer, panjang akar sekunder, maupun tinggi
pucuk tanaman.
Tabel 1. Rekapitulasi Sidik Ragam Stek Pucuk RaruUmur 12 MST.
Variabel
Perlakuan
Media
ZPT
Media X ZPT
Jumlah akar primer
0,796tn

0,098tn
0,446tn
Jumlah akar sekunder
0,291tn
0,796tn
0,614tn
Panjang akar primer
0,617tn
0,446tn
0,709tn
Panjang akar sekunder
0,599tn
0,837tn
0,438tn
Ket: * = berpengaruh nyata, tn = tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% .

Pada perlakuan

Rootone F ditemukan adanya sisa Rootone F tidak

terserap secara sempurna oleh tanaman. Hal tersebut terlihat dari masih
terdapatnya sisa Rootone F di batang yang tidak larut dan tidak terserap oleh
tanaman. Selain itu, secara alami tanaman memiliki hormon endogen yang di
ekspresikan lebih baik dibandingkan hormon eksogen. Hal tersebut kemungkinan
menyebabkan perlakuan ZPT yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang
nyata pada semua parameter yang diamati. Menurut (Jaenicke dan Beniest, 2002),
tanaman mempunyai kemampuan untuk menghasilkan hormon (endogen) yang
berbeda-beda. Keseimbangan hormon pada tanaman menentukan keberhasilan
pertumbuhan tanaman jika hormon endogen telah tepenuhi maka hormon eksogen
tidak terlalu terlihat peranannya.
Pada perlakuan media tidak ditemukan pengaruh yang nyata pada semua
parameter yang diamati. Hal tersebut dikarenakan perlakuan media yang
digunakan tidak menunjukan variasi yang cukup signifikan yakni hanya perlakuan
berupa tanah dan tanah dengan pasir. Romdiana (2001) menyatakan bahwa

Universitas Sumatera Utara

peranan media hanya berfungsi sebagai penegak tubuh stek dan pensuplai
air saja. Peranannya sebagai penyedia bahan makanan (hara) bagi tanaman sangat
kecil.
Persentase hidup
Persentase hidup merupakan perbandingan antara jumlah stek yang hidup
dengan jumlah stek yang ditanam. Berdasarkan Gambar 1, persentase hidup
paling tinggi terdapat pada perlakuan media tanam tanah dan tanpa Rootone F
(A1B1) dan media tanam tanah dan pasir dengan tanpa perlakuanZPT (A2B1)
yaitu sebesar 90%. Sedangkan nilai persentase hidup terendah adalah pada
perlakuan media tanam tanah dan ZPT yaitu sebesar 70%. Namun, hasil pengujian
statistik menunjukanpersentase hidup tidak berpengaruh nyata terhadap semua
perlakuan yang diberikan.

Persentase hidup (%)

100

90

90
80

80

70

60
40
20
0
A1B1

A1B2

A2B1
Perlakuan

A2B2

Gambar 1. Histogram persentase hidup stek pucuk Raru

Persentase hidup yang rendah terlihat pada perlakuan media tanam tanah
dengan penambahan ZPT. Dengan adanya perlakuanZPT, tanaman memberikan
respon yang kurang baik. Hasil yang serupa juga ditunjukkan pada penelitian
Rayan (2011) yang melaporkan bahwa persentase stek hidup pada stek pucuk
banggeris (Koompassia excelsa Becc. Taub.) dengan perlakuan ZPT menunjukkan

Universitas Sumatera Utara

hasil tidak berbeda nyata. Hal tersebut dikarenakan berkurangnya senyawa fenolik
yang bersifat kofaktor auksin dalam proses inisiasi akar. Senyawa fenolik
berperan sebagai kofaktor dari berbagai factor aktifnya hormon endogen di dalam
tanaman sehingga senyawa fenolik berperan untuk aktifasi berbagai hormon dan
enzim untuk memacu pertumbuhan tanaman.Hal ini sesuai dengan pernyataan
Jaenicke dan Beniest (2002)tidak semua tanaman memerlukan hormon auksin
untuk perakaran. Keseimbangan hormon tanaman pada stek akan membantu
tanaman untuk membentuk sel-sel baru, pembentukan akar primer, menginisiasi
pembentukan

akar,

memperpanjang

akar,

mengeraskan

dan

selanjutnya

membentuk perakaran stek.
Persentase berakar
Persentase stek berakar merupakan perbandingan antara jumlah stek yang
berakar dengan jumlah seluruh yang ditanam. Persentase berakar stek yang paling
tinggi adalah pada perlakuan media tanam tanah dan tanpa Rootone F (A1B1)
dengan nilai sebesar 90%. Sedangkan perlakuan dengan nilai persentase berakar
yang paling rendah adalah pada perlakuan media tanam tanah dan perlakuanZPT
(A1B2) dangan nilai sebesar 50%. Namun, dari uji statistik yang dilakukan
parameter persentase berakar tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang
diberikan.

Universitas Sumatera Utara

Persentase berakar

100

90

80

80

70

60

50

40
20
0
A1B1

A1B2

Perlakuan

A2B1

A2B2

Gambar 2. Histogram persentase berakar stek pucuk Raru.

Pada Gambar 2 terlihat

bahwa pertumbuhan stek yang paling tinggi

diperoleh pada perlakuan media tanam tanah tanpa ZPT (A1B1) dan tanah dan
pasir tanpa ZPT (A2B1). Sementara itu perlakuan berupa tanah dengan
perlakuanZPT menunjukan respon hidup dan persentase berakar yang paling
rendah. Hasil serupa dilaporkan oleh Basir (2008) media tanam tanah memberikan
pengaruh terbaik untuk pertumbuhan stek ulin dengan perlakuan 75mg ZPT.
Menurut Jaenicke dan Beniest (2002) faktor yang mempengaruhi perakaran stek
ialah media perakaran, kelembaban, hormon tanaman, luas daun, cahaya dan
temperatur dan sanitasi tanaman.
Jumlah akar primer
Pengaruh media tanam dan perlakuanZPT terhadap pertumbuhan stek
pucuk Raru berdasarkan data jumlah akar primer yang disajikan pada Gambar
3.Jumlah akar primer terbanyak diperoleh pada perlakuan media tanam tanah
dengan pasir dan tanpa ZPT (A2B1) yaitu 3 buah. Sedangkan jumlah akar primer
paling sedikit diperoleh pada perlakuan media tanam tanah dengan pasir dan ZPT
(A2B2) sebanyak 1. Namun, dari uji statistik yang dilakukan parameter jumlah
akar primer tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah akar primer

5

3,0

4
3

2,0

2,0

2

1,0

1
0
A1B1

A1B2

Perlakuan

A2B1

A2B2

Gambar 3. Histogramjumlah akar primer stek pucuk Rarudengan perlakuan media tanam
dan ZPT.

Jumlah akar primer suatu tanaman dipengaruhi oleh media tanam yang
digunakan. Pada Gambar 3 terlihat bahwa perlakuan media tanah - pasir dan tanpa
perlakuanZPT memberikan respon yang baik pada jumlah akar. Indah (2015)
melaporkan bahwa media tanam tanah dan pasir dengan tambahan kompos
berpengaruh nyata terhadap jumlah akar primer tanaman Gempol(Nauclea
orientalis L.) dengan perlakuanZPT 20 ppm.Media tanah dan pasir bersifat lebih
poros dibandingkan dengan media berupa hanya tanah tanpa campuran pasir.
Pada tanah yang lebih poros membuat pergerakan akar untuk berkembang
didalam media semakin mudah. Tanah yang lebih poros dapat meningkatkan
aerasi dalam tanah. Selain itu tanah yang lebih poros menyebabkan pergerakan air
menjadi lebih mudah sehingga akar akan lebih mudah menyerap air. Air yang
diserap oleh tanaman akan dimanfaatkan oleh tanaman untuk fotosintesis yang
sejanjutnya energi dari proses fotosintesis akan di translokasikan ke dalam akar
untuk pertumbuhan akar tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jaenicke dan
Beniest

(2002)porositas dan kapasitas menampung air

merupakan dua

karakteristik yang saling berhubungan. Media memerlukan kapasitas untuk
menampung air yang cukup. Namun, tidak terlalu banyak untuk perkembangan

Universitas Sumatera Utara

tanaman dan pertumbuhan akar. Hal tersebut karna media memerlukan porositas
yang cukup zona perakaran akar tidak akan terbentuk dengan baik dan akar akan
mati apabila dalam kondisinya terlalu banyak air (tergenang) dan terdapat sedikit
oksigen. Sementara itu, peran ZPT tidak terlalu berpengaruh terhadap jumlah akar
primer yang dihasilkan dikarenakan dosis dari ZPT cenderung kurang tepat.
Jumlah akar sekunder
Histogram hasil pengamatan jumlah akar sekunder disajikan pada Gambar
4. Jumlah akar sekunder terbanyak diperoleh pada

perlakuan yang terbaik

dihasilkan oleh perlakuan media tanam tanah-pasir dan ZPT (A1B2) yaitu 41,
sementara jumlah akar sekunder paling sedikit diperoleh pada perlakuan media
tanam tanah-pasir dengan tanpa ZPT (A2B2) yaitu sejumlah 17 buah. Namun,
dari uji statistik yang dilakukan parameter jumlah akar sekunder tidak
berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan.

Jumlah akar sekunder

60
50

41
30

40

21
17

30
20
10
0
A1B1

A1B2

A2B1
Perlakuan

A2B2

Gambar 4. Histogramjumlah akar sekunder stek pucuk Raru dengan perlakuan media
tanam dan ZPT.

Akar sekunder berperan sebagai bagian akar yang mengambil unsur hara
dan air bagi pertumbuhan tanaman. Pada Gambar 4 terlihat bahwa media tanah
dengan pemberianZPTmenghasilkan jumlah akar sekunder yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Indah (2015) melaporkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

dengan perlakuanZPT 20ppm memberikan pengaruh yang nyata bagi jumlah akar
sekunder stek pucuk tanaman Gempol. Hal diduga disebabkanZPT yang diberikan
mampu menstimulus pembentukan akar sekunder. Kebutuhan ZPT terhadap
pertumbuhan akar sekender lebih rendah sehingga peranan ZPT dapat terlihat
jelas oleh pertumbuhan akar sekunder. Sementara itu, peranan media tanah dapat
meningkatkan pembentukan akar sekunder diduga karena tanah lebih banyak
mengandung unsur hara sehingga akar sekunder lebih muda terbentuk. Epstein
(1972) menyatakan bahwatanah adalah lapisan mineral yang berhubungan
langsung dengan tanaman. Tanaman akan menggunakan mineral yang berasal dari
tanah tersebut untuk memenuhi kebutuhanya.
Panjang akar primer
Pengaruh media tanam dan perlakuanZPTRootone F terhadap panjang
akar primer disajikan pada Gambar 5. Akar primer terpanjang dihasilkan oleh
perlakuan media tanam tanah dengan perlakuanZPT (A1B2) yaitu 6,4 cm.
Sedangkan, perlakuan media tanam tanah dengan pasir dan tanpa ZPT (A2B1)
menghasilkan akar primer terpendek yaitu 3,2 cm. Namun, dari uji statistik yang
dilakukan parameter panjang akar primer tidak berpengaruh nyata terhadap

Panjang akar primer (cm)

perlakuan yang diberikan.
8
7
6
5
4
3
2
1
0

6,4

6,1

5,4
3,2

A1B1

A1B2

A2B1

A2B2

Perlakuan

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5. Histogrampanjang akar primer stek pucuk Raru dengan perlakuan media
tanam dan ZPT.

Menurut Rochimi (2008) terbentuknya perakaran pada stek dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya yaitu jenis ZPT, dosis ZPT, dan jenis media
yang digunakan. Berdasarkan data panjang akar primer yang dihasilkan,
komposisi media tanam berupa tanah dan ZPT menunjukan data yang lebih baik
dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Susilowati (2010) eksperimen
perlakuanZPT pada stek pucuk tanaman pasak bumi memberikan pengaruh yang
nyata terhadap panjang akar primer. Penambahan ZPT mampu merangsang
pertumbuhan jaringan kalus yang terbentuk pada stek tanaman.
Tanah merupakan media tumbuh yang berperan untuk menyediakan unsur
hara untuk pertumbuhan tanaman. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan
nutrisi yang diberikan untuk merangsang pertumbuhan akar. Persediaan makanan
yang dibutuhkan tanaman terdiri dari karbonhidrat dan nitrogen yang berasal dari
fotosintesis yang terjadi di daun oleh karena itu tunas yang tumbuh dan berubah
menjadi daun akan berperan penting dalam menentukan pertumbuhan dan
perkembangan akar dari stek tersebut. Proses pembentukan akar yang cepat juga
akan menyebabkan adanya penyerapan unsur hara menuju daun sehingga proses
fotosintesis akan berlangsung dengan baik. Bahan makanan yang dihasilkan dari
fotosintesis tersebut juga akan digunakan tanaman untuk melakukan proses
metabolisme serta menumbuhkan organ-organ tanaman yang lain sehingga
membentuk tanaman yang sempurna.
Panjang akar sekunder

Universitas Sumatera Utara

Pengaruh media tanam dan perlakuanZPTRootone F terhadap panjang
akar sekunder Raru disajikan pada Gambar 6.Akar sekunder terpanjang dihasilkan
oleh perlakuan media tanam tanah-pasir dan tanpa ZPT (A2B1) yaitu 3,2 cm.
Sedangkan, akar sekunder terpendek dihasilkan oleh perlakuan media tanam tanah
dengan tanpaZPT (A1B2) yaitu 0,28 cm. Namun, dari uji statistik yang dilakukan
parameter jumlah akar sekunder tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang
diberikan.

Panjang akar sekunder
(cm)

0,7
0,48

0,6
0,5

0,37

0,33

0,28

0,4
0,3
0,2
0,1
0,0
A1B1

A1B2

A2B1

A2B2

Perlakuan

Gambar 6. Histogrampanjang akar sekunder stek pucuk Raru dengan perlakuan media
tanam dan ZPT.

Pada pertumbuhan panjang akar sekunder terlihat bahwa komposisi media
tanam tanah dan pasir dengan ZPT menunjukan hasil yang lebih baik. Indah
(2015) melaporkan media campuran tanah, pasir dan kompos memberikan
pengaruh yang nyata terhadap panjang akar sekunder stek pucuk tanaman
Gampol. Hal tersebut berbanding terbalik dengan panjang akar primer yang
dihasilkan. Pertumbuhan tanaman terutama perkembangan akar sangat ditentukan
oleh komposisi media yang digunakan perlakuan media berupa tanah dan pasir
menyebabkan perkembangan akar sekunder akan lebih mudah karena campuran
berupa tanah dan pasir akan membuat porositas tanah menjadi lebih tinggi
sehingga akar akan lebih mudah masuk kedalam media.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Saijo (2012), pasir merupakan jenis media yang cocok untuk
pertumbuhan stek dikarenakan memiliki tekstur dan aerasi yang baik walaupun
tidak memiliki kandungan unsur hara yang tinggi namun apabila pasir tersebut
ditambahkan kompos atau pupuk kandang dapat memenuhi kebutuhan unsur hara
untuk stek. Akar sekunder merupakan akar halus yang berperan dalam menyerap
unsur hara. unsur hara yang terkandung didalam media tanah dan pasir hanya
sedikit sehingga merangsang akar sekunder untuk tumbuh dan berkembang
mencari unsur hara.
Histologi akar
Pengamatan histologi akar dilakukan dengan penyayatan pada bagian akar
yang bertujuan untuk menggambarkan proses pembentukan akar Pemotongan
pada akar dilakukan secara melintang sehingga terlihat jaringan-jaringan pada
akar dan proses yang menginisiasi pembentukan akar seperti terlihat pada
Gambar7.

ep

Universitas Sumatera Utara

kr

ka

na

Gambar 7. Penampang melintang akar stek Raru dengan perbesaran 10x
Ket: ep: epidermis, kr: korteks, ka: kambium, na: akar adventif

Proses terbentuknya akar dimulai ketika tanaman membentuk kalus
terlebih dahulu. Kalus merupakan suatu kumpulan sel amorphous yang terjadi dari
sel-sel yang membelah diri secara terus menerus. Kalus dapat diperoleh dari
bagian tanaman seperti daun, batang dan akar (Moega,1991). Berdasarkan hasil
penyayatan yang dilakukan proses pembentukan akar pada stek raru dimualai dari
perkembangan sel-sel pada kambium.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Media tanah memberikan persentase hidup, persentase berakar, jumlah
akar sekunder, panjang akar primer yang lebih baik dari pada media tanah-pasir.

Universitas Sumatera Utara

Sementara untuk jumlah akar primer dan panjang akar sekunder memberikan hasil
yang lebih baik dari pada media tanah.
Perakaran

stek

raru tumbuh

dan

berkembang

melalui

jaringan

maristematik kambium, walaupun demikian pertumbuhan dan perkembangan stek
raru dapat juga berasal dari kalus dan dari ujung batang secara spontan.
Saran
Keberhasilan perbanyakan tanaman Raru secara vegetatif melalui stek
pucuk disarankan menggunakan media tanam yang lebih bertvariasi dengan
penambahan dosis ZPT yang sesuai. Dosis ZPT sangat menentukan pertumbuhan
akar maupun pucuk pada stek Raru.

Universitas Sumatera Utara