Hubungan Pengetahuan Sikap Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pengasah Batu Akik Terhadap Terjadinya Keluhan Kesehatan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1

Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Kerja,

upaya kesehatan kerja sangat penting untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari ganguan kesehatan, serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaannya.
Upaya tersebut salah satunya dibidang industri informal.Tujuan dari
kesehatan kerja untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif, dan
dapat dicapai bila di dukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat
kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk
operasion adalah pencegahan penyakit akibat kerja (Notoatmodjo, 2012).
Sektor Informal didefinisikan sebagai unit-unit usaha yang tidak atau
sedikit sekali menerima proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah. Definisi
ini membuat batasan yang jelas dan tegas: sepanjang bantuan atau fasilitas
pemerintah belum pernah di terima atau dinikmati oleh sebuah unit usaha, maka
unit usaha itu digolongkan kedalam sektor informal (Hidayat 1978).
Pekerja informal merupakan pekerja yang tidak terafiliasi dengan pemberi

kerja tertentu seperti lembaga Negara atau lembaga Swasta. Menurut data Badan
Pusat Statistik per Agustus 2013, jumlah pekerja informal di Indonesia mencapai
66 juta jiwa atau sekitar 59% dari jumlah tenaga kerja 114 juta jiwa
(Hardianyodie, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Kemajuan teknologi di Indonesia saat ini sangat cepat, hal ini dapat dilihat
dari pertumbuhan industri yang mencapai 12% per jam, diikuti dengan pemakaian
berbagai mesin dan peralatan industri, pemakaian bermacam macam bahan kimia
yang menimbulkan bahaya-bahaya lingkungan kerja baik fisik maupun kimia.
Peningkatan kemajuan suatu industri yang menggunakan mesin dan peralatan
mekanik yang serba modern tanpa diikuti dengan peningkatan kondisi kerja akan
menimbulkan dampak yang negative bagi pekerja berupa kecelakan kerja dan
penyakit akibat kerja, sehingga perlu diperhatikan suatu kewaspadaan dan segala
bentuk lapangan, kedisplinan, hubungan kerja yang harmonis, dan kesehatan
pekerjanya (Suma’mur, 2009).
Setiap pekerjaan baik di sektor informal maupun formal, perlu
diperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerjanya. Terdapat peraturanperaturan yang mengharuskan setiap pekerja perlu memperhatikan keselamatan
dan kesehatan kerjanya. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan

kerja ditentukan syarat-syarat keselamatan kerja.
Kewajiban pengurus dan tenaga kerja dalam kaitannya dengan
penggunaan alat pelindung diri diatur dalam pasal 9 dan pasal 12 sub c UndangUndang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Paparan dan risiko yang ada
ditempat kerja tidak selalu dapat dihindari oleh sebagian besar pekerja, hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan pekerja terhadap penggunaan alat
pelindung diri, kurangnya pengertian pekerja terhadap dampak yang dapat
ditimbulkan tanpa menggunakan alat pelindung diri, kurangnya sosiali sasi
penggunaan alat pelindung diri kepada pekerja, perilaku pekerja, tingkat

Universitas Sumatera Utara

pendidikan yang rendah, dan kurangnya pengetahuan akan bahaya yang terpapar
di

tempat kerja. Beberapa kendala pengendalian kecelakan kerja, yaitu

keterbatasan alat pelindung diri, ketidak taatan pekerja, dan kelalaian. Apabila
penggunaan alat pelindung diri pada pekerja tidak dilaksanakan dengan baik akan
meningkatkan prevalensi kecelakan kerja dan menurunkan kualitas kerja dan
hasil kerja pada pekerja. Namun sebaliknya jika penggunaan alat pelindung diri

dilaksanakan dengan baik, maka akan menurunkan prevalensi kecelakan kerja
dan meningkatkan kualitas kerja dan hasil kerja pada pekerja (Diana, 2005).
Menurut Suma’mur P. K (2009) sampai saat ini masih ada tenaga kerja
yang menganggap pemakaian APD mengganggu pekerjaan dan efek pelindungnya
berkurang. Dari hasil penelitian Seno (1991) dikemukakan bahwa perilaku pekerja
berhubungan dengan pemakain Alat Pelindung Diri (APD) sehingga perlu
pembinaan dan penerapan sanksi-sanksi bagi pekerja. Tasbeh (1993) mengatakan
hal inidikarenakan kurangnya training atau latihan kepada tenaga kerja tentang
cara memakai APD yang tepat, sehingga mereka memakai hanya sekedarnya
untuk mematuhi peraturan tanpa tau apakah pemakainnya tepat atau tidak.
Menurut H.W Heinrich (1980) yang dikutip dalam Ikhwan (2004)
mengungkapkan bahwa 80% kecelakaan kerja disebabkan oleh pekerjaan yang
tidak nyaman (unsafe action ) dan hanya 20% disebabkan kondisi yang tidak
nyaman (unsafe condition),sehingga pengendalian harus bertitik tolak dari
perbuatan yang tidak nyaman yang dalam hal ini adalah perilaku tenaga kerja
terhadap penggunaan APD (alat pelindung diri).

Universitas Sumatera Utara

Kegemaran akan batu cincin maupun batu akik sudah pasti tidak pandang

usia, jabatan maupun status. Banyak pengrajin dan seniman batu cincin dadakan,
ada yang hanya ingin mengkoleksi yang sudah jadi dan siap pakai, ada yang
gemar mengkoleksi semata, bahkan ada yang gemar mengkoleksi sekaligus
menjadi pengrajin batu cincin. Bahkan banyak orang sudah menjadikan ini sebuah
profesinya dalam mencari nafkah, mulai dari cari bahan batu cincin sampai
mengasah batu cincin itu sendiri.
Batu akik telah menjadi trend sejak lama dan menghipnotis begitu banyak
orang. Saat ini, batu akik sedang menjadi primadona dan incaran banyak orang.
Selain digunakan sebagai perhiasan, ada juga yang mengincarnya untuk berbisnis,
sehingga orang rela merogoh kantong dalam-dalam untuk mengoleksinya.
Bentuknya yang indah, unik, dan menarik menjadi daya pikat tersendiri. Ketika
telah menjadi batu cincin, tentunya tidak pernah ada batu cincin yang sama persis
bentuk, motif dan tekstur keindahan di dalamnya. Semakin unik, tentu harganya
semakin selangit (Sujatmiko 2014).
Batu akik adalah sebuah hasil karya alam yang alami tanpa alat elektronik
atau alat pabrik yang memakai proses mesin dalam pembuatannya. Prosesnya
yang alami yang awalnya hanya sebuah bongkahan batu besar yang di perkecil
oleh manusia dan di jadikan permata dengan keindahan yang bermacam-macam.
Sedikit membahas awal mulanya batu, semua batu awalnya dari magma, magma
adalah benda cair yang panas yang menjadi lava saat keluar kepermukaan yang di

sebut lahar, lahar adalah lava yang bercampur dengan gas, air, tanah tumbuhan
dan material piroklastik.Lava yang membeku beribu-ribu tahun terurai karena

Universitas Sumatera Utara

kondisi panas, hujan serta aktivitas tumbuhan dan hewan. Itulah yang disebut
siklus batuan, Sama seperti halnya batu akik yang terkena siklus batu hingga
menjadi batu permata yang bermacam-macam dan diberi nama yang berbeda
(Ikhsan Fadil, 2015).
Akan tetapi masalah kesehatan akan kita temui ketika bongkahan batu itu
diubah menjadi batu cincin yang indah. Dimana pada setiap prosesnya mulai dari
pemotongan, pembentukan, penghalusan hingga pengkilatan pekerja akan terkena
paparan debu. Debu berasal dari batuan yang diasah dan akan terhirup sehingga
akan mengakibatkan gangguan pernafasan pada pekerja serta gangguan mata.
Belum lagi suara bising yang dihasilkan oleh mesin pengasah batu akik jika
terpapar cukup lama dan tidak memakai APD akan berpotensi menyebabkan
gangguan pendengaran pada pekerja.
Bahan dan alat yang dipakai untuk membentuk sebuah batu cincin mulai
gerinda tangan, amplas dan gerinda duduk sangat berpotensi akan mengakibatkan
kecelakaan kerja. Alat yang digunakan merupakan benda tajam sehingga apabila

pekerja tidak berhati hati dalam bekerja serta tidak memakai APD yang baik dan
sesuai maka tangan dan jari tangan akan mengalami luka bahkan terpotong.
Serbuk intan yang digunakan dalam proses finishing berpotensi memberikan
gangguan mata karena serbuk akan masuk ke mata.
Hasil survey tahun 2010 di India yang dilakukan oleh PTRC (People’s
Training and Research Center), dari 5000 pemroses dan pengolah batuan (tukang
asah batu) 3/4-nya mengalami silicosis. Hasil penelitian PGPKT Aceh Utara dan
Lhokseumawe pada pengasah batu bahwa tingkat kebisingan saat proses

Universitas Sumatera Utara

pemotongan batu mencapai 107 desibel (dB) sehingga berpotensi akan
mengakibatkan ketulian.
Kecamatan Medan Sunggal adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota
Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Sunggal berbatasan
dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Barat, Medan Baru di Timur, Medan
Selayang di Selatan, dan Medan Helvetia di Utara. Pada tahun 2001, Kecamatan
ini mempunyai penduduk sebesar 103.803 jiwa. Luasnya adalah 15,44 km² dan
kepadatan penduduknya adalah 6.722,99 jiwa/km².
Banyak diantara masyarakat di daerah Medan Sunggal beralih profesi

menjadi pengasah batu akik. Ini dikarenakan banyaknya minat warga yang ingin
memakai batu akik sebagai perhiasan. Namun, sangat disayangkan bahwa banyak
pengasah batu akik yang mengabaikan kesehatan mereka, yaitu dengan mengasah
batu akik tanpa memakai Alat Pelindung Diri, padahal banyak potensi keluhan
kesehatan yang di akibatkan pengasahan batu akik.
1. 2

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan, sikap dalam
penggunaan alat pelindung diri pada pekerja pengasah batu akik terhadap
terjadinya keluhan kesehatan di Kecamatan Medan Sunggal 2015.

Universitas Sumatera Utara

1. 3

Tujuan Penelitian


1. 3. 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dalam penggunaan
alat pelindung diri pada pekerja pengasah batu akik terhadap terjadinya keluhan
kesehatan di Kecamatan Medan Kota Medan 2015.
1. 3. 2. Tujuan Khusus
1.

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan pengasah batu akik terhadap
keluhan kesehatan.

2.

Untuk mengetahui hubungan sikap pengasah batu akik terhadap penggunaan
keluhan kesehatan.

3.

Untuk mengetahui pengunaan APD terhadap terjadinya keluhan kesehatan
pengasah batu akik.


1.4. Manfaat Penelitian
1.

Sebagai bahan masukan bagi pekerja pengasah batu akik tentang
penggunaan APD dan hubungannya terhadap keluhan kesehatan.

2.

Diharapkan dapat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perilaku Kepatuhan Petugas Kesehatan dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap Pencegahan Penularan Penyakit Tuberkulosis Paru di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Yulidin Away Tapaktuan Aceh Selatan pada Tahun 2012

3 64 79

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA Hubungan Pengetahuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Bagian Weaving Di Pt Delta Merlin

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM.

1 5 16

Hubungan Pengetahuan Sikap Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pengasah Batu Akik Terhadap Terjadinya Keluhan Kesehatan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2016

0 0 15

Hubungan Pengetahuan Sikap Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pengasah Batu Akik Terhadap Terjadinya Keluhan Kesehatan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Sikap Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pengasah Batu Akik Terhadap Terjadinya Keluhan Kesehatan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2016

0 1 22

Hubungan Pengetahuan Sikap Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pengasah Batu Akik Terhadap Terjadinya Keluhan Kesehatan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 23

Hubungan Pengetahuan Sikap Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pengasah Batu Akik Terhadap Terjadinya Keluhan Kesehatan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Sikap Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pengasah Batu Akik Terhadap Terjadinya Keluhan Kesehatan di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2016

0 0 10