Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kurikulum Katekisasi Sidi Jemaat GMIT Kaisarea BTN Kolhua ditinjau dari Perspektif Pedagogi Pembebasan Paulo Freire T2 752014019 BAB IV

BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada babbab sebelumnya, maka pada bab yang terakhir ini penulis akan memaparkan kesimpulan
yang berisi temuan-temuan mengenai kurikulum katekisasi sidi Jemaat GMIT Kaisarea
BTN Kolhua ditinjau dari perspektif Pedagogi Pembebasan Paulo Freire. Selanjutnya,
Pada bagian kedua akan dipaparkan saran-saran dan bagian ketiga berisi rekomendasi
sebagai signifikansi penelitian yang telah dilakukan.
4.1 Kesimpulan
1) Dalam penentuan tujuan pengajaran katekisasi sidi, setiap pengajar Katekisasi Sidi
Jemaat GMIT Kaisarea BTN Kolhua memiliki pemahaman yang berbeda-beda akan
tujuan pengajaran katekisasi sidi. Pada umumnya para pengajar cenderung
menganggap dan menjadikan katekisasi sebagai sarana penerusan sejarah dan tradisi
Gereja guna melindungi dan mempertahankan jemaat dari pengaruh luar. Tujuan
pengajaran katekisasi sidi Jemaat GMIT Kaisarea belum dibuat secara tertulis
sehingga setiap pengajar menjalankan tugas pengajaran katekisasi sidi dengan tujuan
yang berbeda-beda.
2) Materi atau isi pengajaran katekisasi sidi di Jemaat GMIT Kaisarea seputar sejarah,
kitab-kitab, dogma, aturan-aturan gereja merupakan materi warisan yang masih
dipertahankan hingga sekarang tanpa ada pembaharuan. Pemilihan materi
pengajaran tambahan tidak didasarkan pada analisa konteks budaya, sosial, sejarah
maupun kebutuhan dari katekumen melainkan merupakan hasil kesepatakan dan

keputusan dari pengajar sendiri.

87

3) Dalam proses belajar mengajar, latar belakang pengajar cenderung memengaruhi
metode pengajaran yang digunakan. Pengajar yang sebagian besar merupakan guru
sekolah, menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi seperti yang
biasa mereka gunakan di sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar ini hubungan
antara pengajar dan katekumen adalah subjek dan objek, di mana katekumen tidak
memilki kedudukan yang setara dengan pengajar. Pengajar menjadi pusat dari proses
pengajaran dan katekumen menjadi objek pasif yang bertugas untuk menerima,
mencatat dan menghafalkan pengajaran.
4) Model evaluasi yang digunakan oleh pengajar katekisasi sidi Jemaat GMIT Kaisarea
BTN Kolhua adalah ujian yang secara tidak langsung telah membentuk katekumen
menjadi sekeda penghafal yang lambat laun bisa membuat jemaat kehilangan
kesadaran kritis mereka. Melalui model evaluasi ini, pengajar mengukur
keberhasilan pengajaran dari kemampuan katekumen menjawab pertanyaanpertanyaan dalam ujian.
4.2 Saran – Saran
Berdasarkan temuan-temuan di atas, Penulis memberikan saran bagi
pelaksanaan Katekisasi Sidi sebagai berikut:

1. Sinode GMIT perlu menyadari tugas dan tanggung jawabnya dalam mengawasi
dan mengontrol pengajaran di jemaat-jemaat GMIT. Sumber daya manusia di tiap
jemaat tentu berbeda-beda, sehingga Sinode tidak bisa menyerahkan penyusunan
kurikulum katekisasi sidi ke tangan masing-masing jemaat. Sinode perlu
menjalankan fungsi controling terhadap pelaksanaan katekisasi di tiap jemaat agar
setiap jemaat memiliki kualitas pengajaran yang setara. Dengan demikian, sinode
tidak “lepas tangan” terhadap pelaksanaan pengajaran di tiap jemaatnya.

88

2. Untuk dapat memberikan suatu pengajaran yang bersifat kontekstual, perlu ada
pembaharuan kurikulum yang digunakan. Gereja tidak bisa lagi menggunakan
materi-materi warisan yang sudah tidak sesuai dengan konteks sekarang. Materi
yang disampaikan harus selalu diperbaharui guna menyesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik dan perkembangan zaman. Pembaharuan ini dapat membuat
pengajaran katekisasi menjadi tepat sasaran sehingga memberi kontribusi bagi
perkembangan iman jemaat.
3. Untuk dapat melaksanakan suatu pendidikan yang efektif dan membebaskan,
Pengajar perlu menggunakan metode belajar yang lebih memanusiakan manusia
dengan memberi kebebasan kepada peserta didik untuk berdialog, berefleksi dan

mengkritisi pengajaran yang diberikan. Pengajar perlu untuk meninggalkan model
pengajaran yang hanya mewariskan dan menabung pengetahuan ke dalam diri
katekumen. Jika katekumen diberi kebebasan untuk merefleksikan iman percaya
mereka, maka pada akhirnya mereka akan sampai pada kesadaran tertinggi dalam
kehidupan manusia.
4. Untuk menilai keberhasilan suatu pendidikan agama Kristen, tidak bisa diukur
hanya melalui kemampuan naradidik menulis kembali pengajaran yang pernah
diberikan. Untuk itu, Pengajar perlu untuk memerhatikan model evaluasi
pembelajaran yang dipakai. Pengajar harus menyadari bahwa keberhasilan
pengajaran katekisasi tidak ditentukan oleh kemampuan katekumen dalam
menjawab berbagai macam soal dalam ujian. Keberhasilan katekisasi dapat dilihat
dari kualitas hidup katekumen, dari perubahan-perubahan sikap yang mereka
alami. Memang akan lebih mudah untuk mengevaluasi proses belajar secara
kuantitatif tetapi gereja perlu untuk mengingat bahwa kualitas iman dan hidup
jemaat tidak dapat diukur secara matematis.

89

4.3 Rekomendasi
Setiap penelitian tentu memiliki kekurangan dikarenakan keterbatasan waktu,

lokasi, informan, dan faktor lainnya. Karenanya, penulis menyadari bahwa penelitian ini
jauh dari kesempurnaan dan juga memiliki banyak keterbatasan. Untuk itu, guna
memperdalam

analisa

terhadap

teori

pedagogi

pembebasan

ini,

penulis

merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian
ini dengan menganalisa efektifitas penerapan metode hadap masalah Paulo Freire

terhadap pertumbuhan iman peserta Katekisasi Sidi.

90

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Katekisasi Pranikah (Pelaksanaan Katekisasi Pranikah dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Keluarga Kristen di Jemaat GMIT Kota Kupang)

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alienasi Atau Pembebasan?: Studi Mengenai Perspektif GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan terhadap Pembangunan Gedung Ibadah T2 752015027 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alienasi Atau Pembebasan?: Studi Mengenai Perspektif GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan terhadap Pembangunan Gedung Ibadah T2 752015027 BAB IV

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alienasi Atau Pembebasan?: Studi Mengenai Perspektif GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan terhadap Pembangunan Gedung Ibadah T2 752015027 BAB II

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alienasi Atau Pembebasan?: Studi Mengenai Perspektif GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan terhadap Pembangunan Gedung Ibadah T2 752015027 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Kegiatan Sekolah Minggu di GMIT Kamengtakali Ditinjau dari Perspektif Pendidikan Pembebasan Paulo Friere

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kurikulum Katekisasi Sidi Jemaat GMIT Kaisarea BTN Kolhua ditinjau dari Perspektif Pedagogi Pembebasan Paulo Freire T2 752014019 BAB I

0 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kurikulum Katekisasi Sidi Jemaat GMIT Kaisarea BTN Kolhua ditinjau dari Perspektif Pedagogi Pembebasan Paulo Freire T2 752014019 BAB II

0 9 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kurikulum Katekisasi Sidi Jemaat GMIT Kaisarea BTN Kolhua ditinjau dari Perspektif Pedagogi Pembebasan Paulo Freire

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi tentang Metode Pengajaran Katekisasi bagi Katekumen di Jemaat GMIT Syalom Sakteo

0 3 36