Forum Diskusi
PUSAT HUMAS KEMENDAG
PAKET
SEPTEMBER
DEREGULASI
Deregulasi kebijakan pemerintah untuk
mengurangi atau meniadakan aturan
administratif yang mengekang kebebasan
gerak modal, barang dan jasa.
JUMLAH
REGULASI
2
15
32
10
7
11
10
PAKET
PAKET
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
EKONOMI
EKONOMI
2015
2015
DEBIROKRATISASI
Debirokratisasi adalah kebijakan pemerintah
untuk mengurangi atau meniadakan peran
institusi, kemeterian, lembaga, atau unit-unit
pemerintahan yang dinilai menghambat
pergerakan terbitnya regulasi.
WAKTU
Akhir September
2015
~ Akhir Oktober
PUSAT HUMAS KEMENDAG
2
3
6
1
1
2
28
2
2
KEMENTERIAN/
LEMBAGA
Kementerian Perekonomian
Kementerian Perindustrian
Kementerian Perdagangan
Kementerian Keuangan
Kementerian Pertanian
Kementerian ESDM
Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Kementerian Agraria
dan Tata Ruang
Kementerian Lingkungan
dan Kehutanan
Kementerian Ketenagakerjaan
Kementerian Perhubungan
Kementerian PUPR
Kementerian Kesehatan
Kementerian Pariwisata
Kementerian KUKM
BKPM
BPOM
TOTAL:
134
REGULASI
REKAPITULASI
DEREGULASI
BERDASARKAN K/L
Kementerian Perekonomian
Kementerian Perindustrian
Kementerian Perdagangan
Kementerian Keuangan
Kementerian Pertanian
Kementerian ESDM
Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Kementerian Agraria
dan Tata Ruang
Kementerian Lingkungan
dan Kehutanan
Kementerian Ketenagakerjaan
Kementerian Perhubungan
Kementerian PUPR
Kementerian Kesehatan
Kementerian Pariwisata
Kementerian KUKM
BKPM
BPOM
Total Regulasi
PUSAT HUMAS KEMENDAG
2
15
32
10
7
11
10
2
3
6
1
1
2
28
2
2
134
PAKET
SEPTEMBER
1.
2.
3.
4.
1. Permendag 39
Tahun 2009
2. Permendag No
45/M-DAG/PER/6/2015
PAKET
PAKET
DEREGULASI
DEREGULASI
KEMENDAG
KEMENDAG
2015
2015
3. Perdirjen Dagri No.
4/2015 yang melaksanakan Permendag No.6/MDAG/PER/1/2015
4. Permendag No. 27
Tahun 2012
PAKET
PAKET
DEBIROKRATISASI
DEBIROKRATISASI
KEMENDAG
KEMENDAG
2015
2015
TOTAL:
5. Surat Edaran Mendag
No. 1310/M-Dag/
SD/12/2014 dan
Permendag No.70 tahun
2013
8
6. Permendag No
75/M-DAG/PER/ 12/2013
24
REGULASI
7. Permendag No. 61/2004
8. Permendag
No. 11/M-DAG/PER/3/
2010 jo. Permendag
No.35/M-DAG/PER/5/2012
PUSAT HUMAS KEMENDAG
TOTAL:
REGULASI
Permendag No. 97/M-DAG/PER/12/2014
Permendag No. 19/M-DAG/PER/3/2014
Permendag No. 47/M-DAG/PER/7/2012
Permendag Nomor 63 Tahun 2015 Jo.
No. 78 Tahun 2014
5. Permendag No 61/M-DAG/PER/9/2013
6. Permendag No. 54 Tahun 2015
7. Permendag No.19/M-DAG/PER/5/2008/
Jo. Kepmenperindag No.
527/MPP/KEP/9/2004.
8. Permendag No. 52/M-DAG/PER/7/2015
9. Permendag No. 41/2011
10. Permendag No. 08/2012
11. Permendag No. 55 /M-DAG/PER/9/2014
12. Permendag No. 4/2014
13. Permendag No. 14/M-DAG/PER/3/2007
14. Permendag No. 67/M-DAG/PER/11/2013
jo Permendag No.10/M-DAG/PER/1/2014
15. Permendag No. 19/M-DAG/PER/3/2014
16. Permendag No. 16/M-DAG/PER/4/2013
17. Permendag No. 528/MPP/7/2002
18. Permendag No. 53/M-DAG/PER/7/2015
19. Permendag No.73/M-DAG/PER/10/2014
20. Permendag No. 02/M-DAG/PER/1/2012
jo.Permendag No.37/M-DAG/PER/7/2014
21. Permendag No. 03/M-DAG/PER/1/2015
22. Permendag No. 40/M-DAG/PER/7/2014
tentang Perubahan Atas Permendag No
03/M-DAG/PER/1/2012
23. Permendag No. 15/M-DAG/PER/3/2007
24. Permendag No. 58/2012 ttg Ketentuan
Impor Garam; Permenperin No. 134/2014
PAKET
PAKET
PAKET
PAKET
DEBIROKRATISASI
DEBIROKRATISASI
DEREGULASI
DEREGULASI
2015
2015
Jumlah total
perizinan di
Kemendag sebanyak
169 PERIZINAN
TEROBOSAN
MANDAT PAKET I:
32 Peraturan
Dideregulasi &
Didebirokratisasi
yang memangkas
60 PERIZINAN (35,5%)
PROGRESS:
Telah diselesaikan
19 PERATURAN
dengan memangkas
35 PERIZINAN
8
REGULASI
5
3
REGULASI
24
REGULASI
TELAH
SELESAI
DALAM PROSES
PENYELESAIAN
REGULASI
Tentang:
1. Impor Ban
1. Impor Limbah
(dicabut)
Non B3
2. Angka Pengenal 2. Perdagangan
Importir / API
Minol
(disederhanakan) 3. Impor Barang
3. Perdagangan
Modal Bukan
Gula Antar Pulau
Baru
(dimudahkan)
4. Impor Cakram
Optik (dicabut)
5. Perizinan Toko
Modern
TELAH
SELESAI
DALAM PROSES
PENYELESAIAN
Tentang:
1. Impor STTP (dicabut)
2. SNI Wajib (SPB dihapus)
3. Label Berbahasa
Indonesia (SKPLBI dihapus)
4. Impor Hortikultura
5. Impor Cengkeh (dicabut)
6. Impor Barang Berbasis Sistem
Pendingin (penyederhanaan
ketentuan)
7. Impor Bahan Perusak
Ozon (penyederhanaan
ketentuan)
8. Impor Produk Tertentu
(Kosmetik) - (penyederhanaan
ketentuan)
9. Impor TPT
(penyederhanaan ketentuan)
10. Impor Tekstil Motif Batik
(penyederhanaan ketentuan)
11. Impor Produk Tertentu
(penyederhanaan ketentuan)
1. Ekspor Impor Beras
(tanpa LS untuk Ekspor)
2. Ekspor Precursor
Non Farmasi
3. Impor Gula
4. Impor Besi Baja
5. Ekspor Barang Tambang
Hasil Pemurnian
6. Ekspor Impor Beras
(tanpa Rekomendasi
Kemenperin untuk
Impor)
7. Impor Mutiara
8. Ekspor Impor Migas
9. Impor Printer Fotocopy
Warna
10. Impor Garam
13. Ekspor CPO
PAKET KEBIJAKAN
EKONOMI TAHAP I
10
REGULASI
Tentang:
12. Ekspor Kayu
DI BIDANG PERDAGANGAN
2015
PUSAT HUMAS KEMENDAG
TOTAL:
14
REGULASI
Tentang:
2015
2015
35,5%
PERIZINAN
TOTAL:
TOTAL
PERIZINAN
DI KEMENDAG
PERDAGANGAN
PERDAGANGAN
KEMENDAG
MEMANGKAS
PERDAGANGAN
PERDAGANGAN
14. Impor Produk Kehutanan
Sosialisasi Peraturan Menteri Perdagangan RI
Ruang Lingkup
Ruang
Lingkup
PERMENDAG
API Umum (API-U)
API Produsen (API-P)
*Setiap importir hanya
dapat memiliki 1 (satu)
jenis API
BKPM
Dirjen Daglu
Kepala Dinas Provinsi
(Perdagangan) atau
Instansi Penyelenggara
PTSP
Kepala Badan
Pengusahaan
No. 70/M-DAG/PER/9/2015
JE N IS
API
ANGKA
PENGENAL
IMPORTIR
KEWENANGAN
PENERBITAN
KEWAJIBAN
SA NK S I
MEKANISME
PENGAWASAN
Pendaftaran ulang di instansi
penerbit setiap 5 (lima) tahun
sejak tanggal penerbitan
Laporan realisasi impor
setiap 3 (tiga) bulan
Pembekuan API
Pencabutan API
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Post Audit
Melaporkan perubahan
terkait data API paling lama
30 (tiga puluh) hari sejak
perubahan
Pokok Perubahan
API
PERMENDAG
No. 27/M-DAG/PER/9/2012
Pembatasan
untuk API-U
Pembatasan
untuk API-P
Produsen
Importir
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Pokok
Perubahan
BEFORE
ANGKA
PENGENAL
IMPORTIR
AFTER
PERMENDAG
No. 70/M-DAG/PER/9/2015
Section pada API-U
Untuk API-U yang lebih dari 1
section melampirkan surat
keterangan bukti Hubungan
Istimewa yang ditandasahkan
oleh perwakilan RI
Tidak ada section
pada API-U
API-P dapat mengimpor barang
industri tertentu sepanjang
diperlukan untuk pengembangan
usaha dan investasinya.
Barang industri tertentu yang
diimpor dapat diperdagangkan
dan/atau dipindahtangankan
kepada pihak lain untuk tujuan
tes pasar dan/atau sebagai
barang komplementer.
API-P hanya dapat mengimpor
barang untuk dipergunakan
sendiri sebagai barang modal,
bahan baku, bahan penolong,
dan/atau bahan untuk
mendukung proses produksi.
Untuk API-P dengan
melampirkan rekomendasi dari
instansi teknis pembina di
tingkat pusat.
Tidak ada
produsen importir
Sanksi
Pengawasan
& Sanksi
PERMENDAG
No. 70/2015 Pasal 28
DIBEKUKAN JIKA:
TIDAK
MELAKSANAKAN
PENDAFTARAN
ULANG
Pengawasan
PERMENDAG
No. 70/2015 Pasal 28
1. Pengawasan terhadap pemilik API dilakukan
dengan cara penilaian kepatuhan (post
audit) terhadap:
Kebenaran laporan realisasi impor;
Kesesuaian antara barang yang diimpor
dengan data yang tercantum dalam
dokumen API dan peruntukkannya;
Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait
di bidang impor.
2. Penilaian kepatuhan (post audit) dilakukan
secara berkala dan secara sewaktu-waktu.
3. Penilaian kepatuhan (post audit) dilaksanakan
secara berkoordinasi dengan instansi penerbit
API dan Ditjen Bea dan Cukai.
4. Dalam rangka pelaksanaan penilaian
kepatuhan (post audit), Dirjen Daglu dapat
membentuk Tim Terpadu Pengawasan API.
PUSAT HUMAS KEMENDAG
TIDAK
MELAKSANAKAN
KEWAJIBAN
MELAPORKAN
REALISASI IMPOR
TIDAK
MELAKSANAKAN
KEWAJIBAN
MELAPORKAN
PERUBAHAN
DATA PADA API
DICABUT JIKA:
API
ANGKA
PENGENAL
IMPORTIR
Mengalami
pembekuan API
sebanyak 2 (dua) kali;
Tidak melaksanakan
kewajiban
pendaftaran ulang
paling lambat 30
(tiga puluh) hari sejak
tanggal pembekuan;
Tidak melaksanakan
kewajiban pelaporan
realisasi impor atau
tidak melaksanakan
kewajiban pelaporan
perubahan data
paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak
tanggal pembekuan;
Menyampaikan
informasi/data yang tidak
benar dalam dokumen
permohonan API;
Tidak bertanggungjawab
atas barang yang diimpor;
Melanggar ketentuan
peraturan perundangan
yang berlaku di bidang
impor;
Menyalahgunakan dokumen
impor dan surat-surat yang
berkaitan dengan impor;
Dinyatakan bersalah oleh
pengadilan atas tindak
pidana yang berkaitan
dengan penyalahgunaan API
dan telah berkekuatan
hukum tetap.
Pokok Perubahan
PERMENDAG
No. 16/2013
BEFORE
IMPOR
PRODUK
Pokok
Perubahan
AFTER
HORTIKULTURA
PERMENDAG
71/M-DAG/PER/10/2015
Menggunakan IP (Importir Produsen) Produk
Hortikultura dan Importir Terdaftar (IT)
Produk Hortikultura serta verifikasi teknis
impor di pelabuhan muat
Menggunakan PI (Persetujuan
Impor) dan verifikasi teknis impor
di pelabuhan muat
Pengajuan Persetujuan Impor melampirkan:
IP: IUI /izin usaha lain yang setara; API-P; TDP; NPWP;
RIPH (IP); Bukti Penguasaan gudang/alat transportasi
sesuai karakter produk
IT: IUI atau izin usaha lain yang setara; API-P; TDP; NPWP;
Bukti kepemilikan gudang atau alat transportasi sesuai
karakter produk; Kontrak 3 distributor (IT); Pengalaman
sebagai distributor; Surat Pernyataan
Penyederhanaan syarat pengajuan
Persetujuan Impor melampirkan:
Konsumsi langsung: API-U; Bukti kepemilikan
gudang/alat transportasi sesuai karakter
produk; Kontrak 3 distributor; Pengalaman
sebagai distributor; RIPH
Produsen: API-P; Bukti Penguasaan gudang/
alat transportasi sesuai karakter produk; RIPH
Kewajiban
Pencantuman Label Berbahasa Indonesia
Tidak ada
Pelaksanaan
Verifikasi
Pemeriksaan termasuk pemeriksaan
atas kewajiban Label
Tidak ada
Masa berlaku
Untuk API-P masa berlaku PI Disesuaikan
dengan masa berlaku Rekomendasi
Berlaku selama 6 bulan
8 (delapan) hari kerja terhitung
sejak permohonan diterima
2 (dua) hari kerja terhitung
sejak permohonan diterima
secara lengkap dan benar
Instrumen
Perizinan
Persyaratan
Masa Pengajuan
Permohonan Izin
Impor
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Pokok Perubahan
PERMENDAG
03/M-DAG/PER/1/2012
Instrumen
Perizinan
Persyaratan
Impor
Ketentuan
Verifikasi
Pelabuhan
Tujuan
IP BPO (API-P)
IT BPO (API-U)
BEFORE
PI BPO
Verifikasi
IMPOR
BAHAN
PERUSAK
LAPISAN
OZON
Pokok
Perubahan
AFTER
PUSAT HUMAS KEMENDAG
83/M-DAG-PER/10/2015
PI BPO
Verifikasi
IUI (untuk API-P), SIUP (untuk API-U)
API, NPWP dan TDP
Rekom Kemenperin
Rekom KLHK
Rekom Kementan (khusus metil bromida)
Rencana Produksi (IP)
Rencana Distribusi (IT)
API
Rekomendasi KLHK
SK Kementan (untuk Metil Bromida)
Rencana distribusi selama 1 tahun
(untuk API-U)
Rencana kebutuhan produksi selama
1 tahun (untuk API-P)
Setiap Impor BPO oleh API-U dan API-P
Setiap Impor BPO oleh API
¤ Tanjung Priok, Jakarta
¤ Merak, Cilegon
¤ Belawan, Medan
¤ Tanjung. Emas, Semarang
¤ Tanjung Perak, Surabaya
¤ Soekarno Hatta, Makasar
¤ Batu Ampar, Batam
Tidak ada
perubahan
(khusus untuk perusahaan pemilik API-P)
Sanksi untuk
Importir
PERMENDAG
Pencabutan IP BPO atau IT BPO
Pembekuan PI BPO
Pencabutan PI BPO
Pokok Perubahan
PERMENDAG
55/M-DAG/PER/9/2014
Instrumen
Perizinan
Persyaratan
Impor
Ketentuan
Verifikasi
Pelabuhan
Tujuan
Sanksi untuk
Importir
BEFORE
IMPOR
BARANG
BERBASIS
SISTEM
PENDINGIN
(BBSP)
AFTER
IT BPO
Verifikasi
Verifikasi
API
LS
IUI, API, TDP dan NPWP
Rekomendasi KLH
Rekomendasi Perindustrian
Surat pernyataan menyatakan barang yang
diimpor tidak menggunakan refrigeran HCFC 22
PERMENDAG
84/M-DAG-PER/10/2015
Setiap Impor BBSP PO
Tidak ada perubahan
¤ Pelabuhan Darat: Cikarang Dry Port di Bekasi;
¤ Pelabuhan Laut: Belawan di Medan, Tanjung Priok
di Jakarta, Merak di Cilegon, Tanjung Mas di
Semarang, Tanjung Perak di Surabaya, Soekarno
Hatta di Makasar, Batu Ampar di Batam.
¤ Pelabuhan Udara: Seluruh Pelabuhan Udara
Internasional
Tidak ada perubahan
¤ Pencabutan IT, apabila:
a. Data yang tidak benar untuk persyaratan IT
b. Tidak menyampaikan laporan sebanyak 2 kali
c. Mengimpor BBSP tidak sesuai yang tercantum
dalam dokumen impor BBSP
d. Dinyatakan bersalah pada putusan pengadilan
yang berkaitan penyalahgunaan BBSP
¤ BBSP yang diimpor tidak sesuai dengan ketentuan
harus dire-ekspor/ dimusnahkan atas biaya importir
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Pokok
Perubahan
¤ Penangguhan Impor BBSP berikutnya
¤ Pencabutan API atau sanksi lain
berdasarkan ketentuan peraturan
perundangan
¤ BBSP yang diimpor tidak sesuai dengan
ketentuan harus dire-ekspor/
dimusnahkan atas biaya importir
Pokok Perubahan
PERMENDAG
No. 52/2015
BEFORE
IMPOR
TEKSTIL&
PRODUK
TEKSTIL
Pokok
Perubahan
AFTER
PERMENDAG
85/M-DAG/PER/10/2015
Instrumen
Perizinan
Menggunakan IP (Importir Produsen) TPT dan
verifikasi teknis impor di pelabuhan muat
Menggunakan PI (Persetujuan Impor) TPT dan
verifikasi teknis impor di pelabuhan muat
Persyaratan
Impor
Perusahaan melampirkan:
IUI atau izin usaha lain yang setara; API-P;
NPWP; NIK
Penyederhanaan syarat, sehingga perusahaan
melampirkan: IUI atau izin usaha lain yang
setara API-P; Rencana impor selama 1 tahun
Rekomendasi
Kementerian Perindustrian
Tidak Ada
Keterangan dalam
Persetujuan Impor
Memuat informasi: Pos Tarif/HS; Jenis; Volume;
Pelabuhan tujuan impor; Masa berlaku
Memuat informasi: Pos Tarif/HS; Jenis;
Volume; Negara asal dan pelabuhan muat;
Pelabuhan tujuan impor; Masa berlaku
Volume yang
dapat diimpor
Menyesuaikan Rekomendasi dari
Kementerian Perindustrian
Tidak boleh lebih dari kapasitas produksi
perusahaan yang tercantum pada IUI atau
izin usaha lain
Masa berlaku
Disesuaikan dengan masa berlaku Rekomendasi
Berlaku selama 1 tahun
Masa Penerbitan
Izin Impor
5 (lima) hari kerja terhitung sejak permohonan
diterima secara lengkap dan benar
2 (dua) hari kerja terhitung sejak permohonan
diterima secara lengkap dan benar
Memuat informasi:
Nama dan alamat importir;
Jenis dan jumlah barang;
Pos Tarif/HS dan uraian barang;
Negara asal dan pelabuhan muat;
Waktu pengapalan; dan
Pelabuhan tujuan
Memuat informasi:
Nama dan alamat importir;
Jenis dan jumlah barang;
Pos Tarif/HS dan uraian barang;
Spesifikasi barang;
Negara asal dan pelabuhan muat;
Waktu pengapalan; dan
Pelabuhan tujuan
Verifikasi atau
Penelusuran Teknis
Impor (VPTI) oleh
Surveyor
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Pokok Perubahan
PERMENDAG
53/2015
Pokok
Perubahan
IMPOR
TEKSTIL &
PRODUK TEKSTIL
BEFORE
TEKSTIL BATIK
& MOTIF
AFTER
BATIK
PERMENDAG
86/M-DAG/PER/10/2015
Menggunakan:
¤ IT (Importir Terdaftar) Batik dan Motif Batik
¤ PI (Persetujuan Impor) Batik dan Motif Batik
¤ Verifikasi teknis di pelabuhan muat
Menggunakan:
¤ PI (Persetujuan Impor) Batik
dan Motif Batik
¤ Verifikasi teknis di pelabuhan muat
Perusahaan melampirkan:
¤ IT Batik dan Motif Batik
¤ API-P
¤ NPWP
¤ NIK
Perusahaan melampirkan:
¤ Penyederhanaan dengan
menggunakan API-P atau API-U saja.
¤ Rencana impor selama 1 tahun
Pelabuhan
Tujuan
Kementerian Perindustrian dan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Tidak Ada
Informasi pada
barang dan/atau
kemasan dalam
Bahasa Indonesia
Pelabuhan laut: Belawan di Medan, Tj. Perak di
Surabaya, dan Soekarno Hatta di Makassar
Pelabuhan udara: Soekarno Hatta di Tangerang
Tidak Berubah
Diberlakukan
Tidak diberlakukan
Memuat informasi:
¤ Pos Tarif/HS
¤ Jenis
¤ Volume
¤ Pelabuhan tujuan impor
¤ Masa berlaku
Memuat informasi:
¤ Pos Tarif/HS,
¤ Jenis,
¤ Volume
¤ Negara asal dan pelabuhan muat
¤ Pelabuhan tujuan impor
Dirjen Daglu
Koordinator Pelaksana UPTP I
Instrumen
Perizinan
Persyaratan
Impor
Rekomendasi
Keterangan dalam
Persetujuan Impor
Penerbit
perizinan
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Pokok Perubahan
PERMENDAG
83/2012
Pokok
Perubahan
IMPOR
BEFORE
PRODUK
AFTER
TERTENTU
PERMENDAG
87/M-DAG/PER/10/2015
Instrumen
Perizinan
IT-Produk Tertentu dan verifikasi atau
penelusuran teknis impor
Verifikasi atau penelusuran
teknis impor saja
Persyaratan
Impor
API, TDP, NPWP, NIK, NPIK, Rencana Impor
API-U
Pelabuhan laut : Belawan di Medan, Tj. Priok di Jakarta,
Tj. Emas di Semarang, Tj. Perak di Surabaya, Soekarno
Hatta di Makassar, Dumai di Dumai, Jayapura di
Jayapura, Tarakan di Tarakan, Krueng Geukuh di Aceh
Utara, Bitung di Bitung.
Pelabuhan darat : Cikarang Dry Port di Bekasi
Pelabuhan udara : Kualanamu di Deli Serdang,
Soekarno Hatta di Tangerang, Ahmad Yani di Semarang,
Juanda di Surabaya, dan Hasanuddin di Makasar.
Tidak ada
perubahan
Berlaku untuk semua produk.
Tidak berlaku untuk produk kosmetik.
Pelabuhan
Tujuan
Ketentuan
Verifikasi
Importir Produk Tertentu yang tidak menyampaikan
Sanksi
Impor
oleh API-P
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Diberikan kepada pemilik
IT-Produk Tertentu dengan
mencabut IT.
laporan sebanyak 2 (dua) kali dikenai sanksi pembekuan
Angka Pengenal Importir Umum (API-U)
Importir Produk Tertentu yang melakukan impor
Produk Tertentu tidak sesuai dengan pelabuhan tujuan
impor atau tidak dilengkapi dengan LS dikenai sanksi
pencabutan Angka Pengenal Importir (API).
Diperbolehkan
mengimpor semua
produk barang jadi
Hanya dapat mengimpor Produk
Tertentu untuk barang modal, bahan
baku, dan/atau bahan penolong.
Pokok Perubahan
Pokok
Perubahan
EKSPOR
PERMENDAG
NO.97/M-DAG/PER/12/2014
BEFORE
PRODUK
INDUSTRI
AFTER
KEHUTANAN
Instrumen
Perizinan
Persyaratan
Impor
Rekomendasi
SPE Kayu Ulin
Dokumen
Ekspor
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Menggunakan ETPIK bagi Perusahaan
Industri Kehutanan dan ETPIK Npn-Produsen
bagi Perusahaan Perdagangan di bidang
ekspor Produk Industri Kehutanan
PERMENDAG
89/M-DAG/PER/10/2015
Tidak ada
Perusahaan melampirkan:
¤ ETPIK (IUI/TDI, TDP, NPWP, fotokopi akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya, fotokopi surat
pengesahan berbadan hukum dari instansi
berwenang, rekomendasi dari instansi teknis di
daerah yang membina bidang industri kehutanan
Perusahaan melampirkan:
¤ ETPIK Non-Produsen (SIUP, TDP, NPWP, fotokopi akta
pendirian perusahaan beserta perubahannya,
fotokopi surat pengesahan berbadan hukum dari
instansi berwenang, fotokopi surat perjanjian
kerjasama dengan industri PIK skala kecil bukan
pemilik ETPIK, rekomendasi dari Dinas setempat.
¤ SIUP dan TDP
untuk Perusahaan
Perdagangan di
Bidang Ekspor
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tidak ada
IKM pemilik ETPIK wajib
menyampaikan Deklarasi
Ekspor ((DE) sebagai
dokumen pelengkap pabean
Produk Industri Kehutanan yang termasuk dalam
Kelompok B tanpa dilengkapi dengan Dokumen
V-Legal tetapi harus disertai dengan dokumen yang
dapat membuktikan bahwa bahan bakunya berasal
dari kayu yang diperoleh dari penyedia bahan baku
yang sudah memiliki S-LK atau sesuai dengan
ketentuan penatausahaan hasil hutan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
¤ TDI/IUI dan TDP untuk
Produk Industri
Kehutanan
Pokok Perubahan
Pokok
Perubahan
VERIFIKASI
PERMENDAG
54/M-DAG/PER/7/2015
BEFORE
EKSPOR
KELAPA SAWIT
CPO & PRODUK
TURUNAN
Pemeriksaan
Bersama Surveyor
Tidak Ada
dan DJBC
Verifikasi Fisik
(Uji Kuantitatif)
Laporan
Surveyor sebagai
Output dari
Verifikasi Ekspor
Pengecualian
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
AFTER
PERMENDAG
54/M-DAG/PER/7/2015
Menambah ketentuan bahwa Surveyor dapat
melakukan kegiatan verifikasi fisik terhadap
jumlah barang dan jenis barang pada waktu
dan tempat yang sama dengan pemeriksaan
fisik dalam rangka pelayanan yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan (Pasal 10).
Penegasan bahwa Parameter Uji Kuantitatif
(Lampiran II) dalam menetapkan Spesifikasi Teknis
harus terpenuhi secara keseluruhan [Pasal 6 ayat (4)].
¤ Menambah ketentuan bahwa Laporan Surveyor (LS)
harus memuat pernyataan kebenaran atas hasil
verifikasi atau penelusuran teknis dan menjadi
tanggung jawab penuh Surveyor [Pasal 8 ayat (2)].
¤ Menambah ketentuan bahwa dalam hal Laporan
Surveyor (LS) belum dapat diterbitkan, Surveyor dapat
menerbitkan surat keterangan untuk penyampaian
pemberitahuan pabean ekspor dan surat pernyataan
untuk pemasukan sebagian peti kemas ke dalam
kawasan pabean [Pasal 8 ayat (3), (4), (5)].
Menambah ketentuan bahwa Peraturan Menteri ini
tidak berlaku terhadap ekspor Kelapa Sawit, Crude
Palm Oil (CPO), dan produk turunannya yang
merupakan barang contoh, bahan penelitian, dan
barang keperluan pameran di luar negeri (Pasal 13A).
Pokok Perubahan
PERMENDAG
No.14/MDAG/PER/7/2007
Pokok
Perubahan
PENGAWASAN
BARANG
BEFORE
SNI
AFTER
PERMENDAG
No. 72/M-DAG/PER/9/2015
WA JI B
Mekanisme
Pengawasan
Pra Pasar
Waktu
Layanan
Sanksi
Kewajiban
Pedagang
Post Audit
¤ Pengawasan pra pasar terhadap produk impor melalui
SPB yang terdapat NPB didalamnya.
¤ SPB wajib dimiliki oleh importir pada setiap kali impor barang
melalui angkutan laut, darat atau udara (transaksional).
¤ Pengawasan pra pasar terhadap produk impor melalui NPB.
¤ SPB dihapuskan, diganti dengan pencantuman
NPB pada dokumen PIB (non transaksional).
¤ NPB berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.
¤ NPB wajib dimiliki oleh importir produk SNI yang diberlakukan
wajib dan berlaku sesuai dengan masa berlaku SPPT-SNI.
¤ SPB yang telah diterbitkan akan diteruskan secara online ke
portal Indonesia National Single Window (INSW).
¤ NPB yang telah diterbitkan akan diteruskan secara online
ke portal Indonesia National Single Window (INSW).
¤ Waktu Penerbitan NPB maksimal 5 (lima) hari kerja
sejak permohonan diterima lengkap dan benar.
¤ Waktu Penerbitan NPB maksimal 3 (tiga) hari kerja
sejak permohonan diterima lengkap dan benar.
¤ Waktu Penerbitan Surat Penolakan NPB maksimal
3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.
¤ Waktu Penerbitan Surat Penolakan NPB maksimal
2 (dua) hari kerja sejak permohonan diterima.
¤ Barang impor yang diberlakukan SNI secara wajib tidak
dapat memasuki wilayah pabean jika tidak dilengkapi SPB.
¤ Barang impor SNI wajib yang berada di kawasan Pabean
wajib di re-ekspor atau dimusnahkan apabila permohonan
SPB ditolak atau tidak memiliki SPPT-SNI.
¤ Tidak terdapat aturan kewajiban
Pedagang untuk mengetahui asal usul
barang dan identitas pemasok.
¤ Tidak terdapat aturan tentang uji
petik/ post audit terhadap barang
SNI wajib.
PUSAT HUMAS KEMENDAG
¤ Barang impor yang diberlakukan SNI secara wajib tidak
dapat memasuki wilayah pabean jika tidak dilengkapi NPB.
¤ Apabila ditemukan barang impor yang tidak sesuai
SNI maka NPB akan dibekukan sampai pelaku usaha
menyampaikan hasil perbaikan.
¤ Barang impor SNI wajib yang berada di kawasan
Pabean wajib di re-ekspor atau dimusnahkan apabila
tidak memiliki NPB.
¤ Pelaku Usaha yang memperdagangkan barang
wajib mengetahui identitas pemasok Barang
yang diperdagangkan.
¤ Identitas minimal yang harus dimiliki antara lain nama
dan alamat lengkap produsen, importir, distributor,
subdistributor, atau pemasok.
¤ Ditjen SPK secara berkala atau sewaktu akan melakukan
uji petik barang SNI wajib di tempat penyimpanan
barang atau gudang Pelaku Usaha (Post Audit).
¤ Uji petik dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh
dan/atau Petugas Pengawas.
Pokok Perubahan
Pokok
Perubahan
KEWAJIBAN
PENCANTUMAN
PERMENDAG
No. 67 Tahun 2013 jo. No. 10 Th. 2014
BEFORE
LABEL
BAHASA
AFTER
PERMENDAG
No. 73 Tahun 2015
INDONESIA
Waktu
Pencantuman
Dokumen
Perijinan
Jenis Barang
yang Dikenakan
Kewajiban
Sistem
Pendanaan
¤ Pada saat barang memasuki daerah pabean Indonesia
telah berlabel dalam bahasa Indonesia.
¤ Pada saat barang diperdagangkan di pasar dalam
negeri wajib berlabel dalam bahasa Indonesia.
¤ Pelaku usaha diwajibkan mengurus SKPLBI/SPKPLBI dan
menjadi dokumen kepabeanan (LARTAS).
¤ SKPLBI/SPKPLBI dihapus, pengawasan
dilakukan di pasar atau di tempat
penyimpanan barang (post audit).
¤ Jenis barang yang dikenakan kewajiban
pencantuman label berjumlah 127 jenis barang
dengan 908 Nomor HS.
Pencantuman label bersifat pemanen berupa:
¤ Embos atau tercetak pada kemasan; atau
¤ Label yang secara utuh melekat pada kemasan
(tidak berupa stiker yang dilekatkan sebagai
tambahan informasi diatas label).
Informasi
Alamat Pelaku
Usaha
Informasi alamat pelaku
usaha minimal kota.
PUSAT HUMAS KEMENDAG
¤ Jenis barang yang dikenakan kewajiban pencantuman label
berjumlah 124 jenis barang dengan 884 Nomor HS.
¤ Jenis barang yang dikurangi: Handuk saniter; Karung goni dan
Pemanggang roti (toaster) digabung dengan tungku (oven)
Pencantuman label
pada barang dan/atau
kemasan dapat berupa :
1. Embos atau tercetak;
2. Ditempel atau
melekat secara utuh;
3. Disertakan atau
dimasukkan ke
dalam barang
dan/atau kemasan.
Sistem penandaan pada
beberapa barang dan/atau
kemasan diubah menyesuaikan
kondisi/ karakteristik barang,
antara lain:
1. Untuk barang yang wajib SNI,
penandaan menyesuaikan
dengan ketentuan SNI;
2. Untuk TPT, jika tidak memiliki
kemasan, informasi dapat
disertakan pada barang.
Informasi alamat pelaku usaha harus alamat
lengkap. Informasi dapat disertakan atau
dimasukkan pada barang dan/atau kemasan.
Pokok Perubahan
Pokok
Perubahan
KEWAJIBAN
PENCANTUMAN
PERMENDAG
No. 67 Tahun 2013 jo. No. 10 Th. 2014
BEFORE
LABEL
BAHASA
AFTER
PERMENDAG
No. 73 Tahun 2015
INDONESIA
Pengecualian
Pemberlakuan
Pengecualian pemberlakuan ketentuan
pencantuman label terhadap:
¤ barang yang dijual dalam
bentuk curah dan dikemas
secara langsung di hadapan
konsumen; atau
¤ barang yang diimpor
merupakan:
f.
a. bahan baku dan/atau bahan
penolong lain yang
digunakan dalam proses
produksi;
b. barang impor sementara;
c. barang yang diimpor
kembali;
d. barang untuk keperluan
penelitian dan
pengembangan ilmu
¤
pengetahuan;
e. barang hibah, hadiah, atau
pemberian untuk keperluan
ibadah umum, amal, sosial,
Sasaran
Pemberlakuan
Sanksi
g.
h.
i.
j.
k.
kebudayaan, pendidikan,
atau untuk kepentingan
penanggulangan bencana alam;
barang contoh yang tidak
untuk diperdagangkan;
barang kiriman;
barang penumpang, awak sarana
pengangkut, dan pelintas batas
barang pindahan;
barang perwakilan negara asing
beserta para pejabatnya yang
bertugas di Indonesia;
barang untuk keperluan instansi
pemerintah/lembaga negara
lainnya yang diimpor sendiri oleh
instansi/lembaga tersebut.
Barang yang diproduksi di dalam
negeri sebagai bahan baku dan/atau
bahan penolong yang digunakan
dalam proses produksi
Indonesia diberlakukan bagi Importir atau Produsen.
PUSAT HUMAS KEMENDAG
¤ Sanksi pidana:
a. Jika tidak
mencantumkan Label,
selain terkena sanksi
adminstratif, juga
dikenakan sanksi
b. Pencabutan SIUP/API/izin usaha
pidana sesuai UU 8/99
lain oleh pejabat berwenang.
tentang PK.
¤ Barang yang dijual
dalam bentuk
curah dan dikemas
secara langsung di
hadapan
konsumen; atau
“Pedagang
Pengumpul
adalah setiap orang
perseorangan atau badan
usaha yang mempunyai
kegiatan usaha melakukan
pengumpulan hasil
produksi usaha mikro
dan usaha kecil untuk
diperdagangkan”
¤ Barang yang
diproduksi Pelaku
Usaha Mikro dan
Pelaku Usaha Kecil.
¤ Kewajiban mencantumkan Label dalam bahasa
Indonesia selain bagi Importir atau Produsen
juga diwajibkan bagi Pedagang Pengumpul, jika
diperdagangkan dengan mencantumkan merk
milik Pedagang Pengumpul.
¤ Kewajiban mencantumkan Label dalam bahasa
¤ Sanksi administratif:
Pengecualian
pemberlakuan
ketentuan
pencantuman label
terhadap :
¤ Sanksi administratif:
a. Penarikan barang dari
peredaran dan dilarang
memperdagangkan barang
tersebut.
¤ Sanksi pidana:
a. Penarikan barang dari
peredaran dan dilarang
memperdagangkan barang
tersebut.
LABEL
BAHASA
INDONESIA
b. Pencabutan perijinan di bidang
perdagangan/izin usaha lain
oleh pejabat berwenang.
a. Jika tidak
mencantumkan Label,
selain terkena sanksi
adminstratif, juga
dikenakan sanksi
pidana sesuai UU 8/99
tentang PK.
PAKET
SEPTEMBER
DEREGULASI
Deregulasi kebijakan pemerintah untuk
mengurangi atau meniadakan aturan
administratif yang mengekang kebebasan
gerak modal, barang dan jasa.
JUMLAH
REGULASI
2
15
32
10
7
11
10
PAKET
PAKET
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
EKONOMI
EKONOMI
2015
2015
DEBIROKRATISASI
Debirokratisasi adalah kebijakan pemerintah
untuk mengurangi atau meniadakan peran
institusi, kemeterian, lembaga, atau unit-unit
pemerintahan yang dinilai menghambat
pergerakan terbitnya regulasi.
WAKTU
Akhir September
2015
~ Akhir Oktober
PUSAT HUMAS KEMENDAG
2
3
6
1
1
2
28
2
2
KEMENTERIAN/
LEMBAGA
Kementerian Perekonomian
Kementerian Perindustrian
Kementerian Perdagangan
Kementerian Keuangan
Kementerian Pertanian
Kementerian ESDM
Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Kementerian Agraria
dan Tata Ruang
Kementerian Lingkungan
dan Kehutanan
Kementerian Ketenagakerjaan
Kementerian Perhubungan
Kementerian PUPR
Kementerian Kesehatan
Kementerian Pariwisata
Kementerian KUKM
BKPM
BPOM
TOTAL:
134
REGULASI
REKAPITULASI
DEREGULASI
BERDASARKAN K/L
Kementerian Perekonomian
Kementerian Perindustrian
Kementerian Perdagangan
Kementerian Keuangan
Kementerian Pertanian
Kementerian ESDM
Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Kementerian Agraria
dan Tata Ruang
Kementerian Lingkungan
dan Kehutanan
Kementerian Ketenagakerjaan
Kementerian Perhubungan
Kementerian PUPR
Kementerian Kesehatan
Kementerian Pariwisata
Kementerian KUKM
BKPM
BPOM
Total Regulasi
PUSAT HUMAS KEMENDAG
2
15
32
10
7
11
10
2
3
6
1
1
2
28
2
2
134
PAKET
SEPTEMBER
1.
2.
3.
4.
1. Permendag 39
Tahun 2009
2. Permendag No
45/M-DAG/PER/6/2015
PAKET
PAKET
DEREGULASI
DEREGULASI
KEMENDAG
KEMENDAG
2015
2015
3. Perdirjen Dagri No.
4/2015 yang melaksanakan Permendag No.6/MDAG/PER/1/2015
4. Permendag No. 27
Tahun 2012
PAKET
PAKET
DEBIROKRATISASI
DEBIROKRATISASI
KEMENDAG
KEMENDAG
2015
2015
TOTAL:
5. Surat Edaran Mendag
No. 1310/M-Dag/
SD/12/2014 dan
Permendag No.70 tahun
2013
8
6. Permendag No
75/M-DAG/PER/ 12/2013
24
REGULASI
7. Permendag No. 61/2004
8. Permendag
No. 11/M-DAG/PER/3/
2010 jo. Permendag
No.35/M-DAG/PER/5/2012
PUSAT HUMAS KEMENDAG
TOTAL:
REGULASI
Permendag No. 97/M-DAG/PER/12/2014
Permendag No. 19/M-DAG/PER/3/2014
Permendag No. 47/M-DAG/PER/7/2012
Permendag Nomor 63 Tahun 2015 Jo.
No. 78 Tahun 2014
5. Permendag No 61/M-DAG/PER/9/2013
6. Permendag No. 54 Tahun 2015
7. Permendag No.19/M-DAG/PER/5/2008/
Jo. Kepmenperindag No.
527/MPP/KEP/9/2004.
8. Permendag No. 52/M-DAG/PER/7/2015
9. Permendag No. 41/2011
10. Permendag No. 08/2012
11. Permendag No. 55 /M-DAG/PER/9/2014
12. Permendag No. 4/2014
13. Permendag No. 14/M-DAG/PER/3/2007
14. Permendag No. 67/M-DAG/PER/11/2013
jo Permendag No.10/M-DAG/PER/1/2014
15. Permendag No. 19/M-DAG/PER/3/2014
16. Permendag No. 16/M-DAG/PER/4/2013
17. Permendag No. 528/MPP/7/2002
18. Permendag No. 53/M-DAG/PER/7/2015
19. Permendag No.73/M-DAG/PER/10/2014
20. Permendag No. 02/M-DAG/PER/1/2012
jo.Permendag No.37/M-DAG/PER/7/2014
21. Permendag No. 03/M-DAG/PER/1/2015
22. Permendag No. 40/M-DAG/PER/7/2014
tentang Perubahan Atas Permendag No
03/M-DAG/PER/1/2012
23. Permendag No. 15/M-DAG/PER/3/2007
24. Permendag No. 58/2012 ttg Ketentuan
Impor Garam; Permenperin No. 134/2014
PAKET
PAKET
PAKET
PAKET
DEBIROKRATISASI
DEBIROKRATISASI
DEREGULASI
DEREGULASI
2015
2015
Jumlah total
perizinan di
Kemendag sebanyak
169 PERIZINAN
TEROBOSAN
MANDAT PAKET I:
32 Peraturan
Dideregulasi &
Didebirokratisasi
yang memangkas
60 PERIZINAN (35,5%)
PROGRESS:
Telah diselesaikan
19 PERATURAN
dengan memangkas
35 PERIZINAN
8
REGULASI
5
3
REGULASI
24
REGULASI
TELAH
SELESAI
DALAM PROSES
PENYELESAIAN
REGULASI
Tentang:
1. Impor Ban
1. Impor Limbah
(dicabut)
Non B3
2. Angka Pengenal 2. Perdagangan
Importir / API
Minol
(disederhanakan) 3. Impor Barang
3. Perdagangan
Modal Bukan
Gula Antar Pulau
Baru
(dimudahkan)
4. Impor Cakram
Optik (dicabut)
5. Perizinan Toko
Modern
TELAH
SELESAI
DALAM PROSES
PENYELESAIAN
Tentang:
1. Impor STTP (dicabut)
2. SNI Wajib (SPB dihapus)
3. Label Berbahasa
Indonesia (SKPLBI dihapus)
4. Impor Hortikultura
5. Impor Cengkeh (dicabut)
6. Impor Barang Berbasis Sistem
Pendingin (penyederhanaan
ketentuan)
7. Impor Bahan Perusak
Ozon (penyederhanaan
ketentuan)
8. Impor Produk Tertentu
(Kosmetik) - (penyederhanaan
ketentuan)
9. Impor TPT
(penyederhanaan ketentuan)
10. Impor Tekstil Motif Batik
(penyederhanaan ketentuan)
11. Impor Produk Tertentu
(penyederhanaan ketentuan)
1. Ekspor Impor Beras
(tanpa LS untuk Ekspor)
2. Ekspor Precursor
Non Farmasi
3. Impor Gula
4. Impor Besi Baja
5. Ekspor Barang Tambang
Hasil Pemurnian
6. Ekspor Impor Beras
(tanpa Rekomendasi
Kemenperin untuk
Impor)
7. Impor Mutiara
8. Ekspor Impor Migas
9. Impor Printer Fotocopy
Warna
10. Impor Garam
13. Ekspor CPO
PAKET KEBIJAKAN
EKONOMI TAHAP I
10
REGULASI
Tentang:
12. Ekspor Kayu
DI BIDANG PERDAGANGAN
2015
PUSAT HUMAS KEMENDAG
TOTAL:
14
REGULASI
Tentang:
2015
2015
35,5%
PERIZINAN
TOTAL:
TOTAL
PERIZINAN
DI KEMENDAG
PERDAGANGAN
PERDAGANGAN
KEMENDAG
MEMANGKAS
PERDAGANGAN
PERDAGANGAN
14. Impor Produk Kehutanan
Sosialisasi Peraturan Menteri Perdagangan RI
Ruang Lingkup
Ruang
Lingkup
PERMENDAG
API Umum (API-U)
API Produsen (API-P)
*Setiap importir hanya
dapat memiliki 1 (satu)
jenis API
BKPM
Dirjen Daglu
Kepala Dinas Provinsi
(Perdagangan) atau
Instansi Penyelenggara
PTSP
Kepala Badan
Pengusahaan
No. 70/M-DAG/PER/9/2015
JE N IS
API
ANGKA
PENGENAL
IMPORTIR
KEWENANGAN
PENERBITAN
KEWAJIBAN
SA NK S I
MEKANISME
PENGAWASAN
Pendaftaran ulang di instansi
penerbit setiap 5 (lima) tahun
sejak tanggal penerbitan
Laporan realisasi impor
setiap 3 (tiga) bulan
Pembekuan API
Pencabutan API
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Post Audit
Melaporkan perubahan
terkait data API paling lama
30 (tiga puluh) hari sejak
perubahan
Pokok Perubahan
API
PERMENDAG
No. 27/M-DAG/PER/9/2012
Pembatasan
untuk API-U
Pembatasan
untuk API-P
Produsen
Importir
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Pokok
Perubahan
BEFORE
ANGKA
PENGENAL
IMPORTIR
AFTER
PERMENDAG
No. 70/M-DAG/PER/9/2015
Section pada API-U
Untuk API-U yang lebih dari 1
section melampirkan surat
keterangan bukti Hubungan
Istimewa yang ditandasahkan
oleh perwakilan RI
Tidak ada section
pada API-U
API-P dapat mengimpor barang
industri tertentu sepanjang
diperlukan untuk pengembangan
usaha dan investasinya.
Barang industri tertentu yang
diimpor dapat diperdagangkan
dan/atau dipindahtangankan
kepada pihak lain untuk tujuan
tes pasar dan/atau sebagai
barang komplementer.
API-P hanya dapat mengimpor
barang untuk dipergunakan
sendiri sebagai barang modal,
bahan baku, bahan penolong,
dan/atau bahan untuk
mendukung proses produksi.
Untuk API-P dengan
melampirkan rekomendasi dari
instansi teknis pembina di
tingkat pusat.
Tidak ada
produsen importir
Sanksi
Pengawasan
& Sanksi
PERMENDAG
No. 70/2015 Pasal 28
DIBEKUKAN JIKA:
TIDAK
MELAKSANAKAN
PENDAFTARAN
ULANG
Pengawasan
PERMENDAG
No. 70/2015 Pasal 28
1. Pengawasan terhadap pemilik API dilakukan
dengan cara penilaian kepatuhan (post
audit) terhadap:
Kebenaran laporan realisasi impor;
Kesesuaian antara barang yang diimpor
dengan data yang tercantum dalam
dokumen API dan peruntukkannya;
Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait
di bidang impor.
2. Penilaian kepatuhan (post audit) dilakukan
secara berkala dan secara sewaktu-waktu.
3. Penilaian kepatuhan (post audit) dilaksanakan
secara berkoordinasi dengan instansi penerbit
API dan Ditjen Bea dan Cukai.
4. Dalam rangka pelaksanaan penilaian
kepatuhan (post audit), Dirjen Daglu dapat
membentuk Tim Terpadu Pengawasan API.
PUSAT HUMAS KEMENDAG
TIDAK
MELAKSANAKAN
KEWAJIBAN
MELAPORKAN
REALISASI IMPOR
TIDAK
MELAKSANAKAN
KEWAJIBAN
MELAPORKAN
PERUBAHAN
DATA PADA API
DICABUT JIKA:
API
ANGKA
PENGENAL
IMPORTIR
Mengalami
pembekuan API
sebanyak 2 (dua) kali;
Tidak melaksanakan
kewajiban
pendaftaran ulang
paling lambat 30
(tiga puluh) hari sejak
tanggal pembekuan;
Tidak melaksanakan
kewajiban pelaporan
realisasi impor atau
tidak melaksanakan
kewajiban pelaporan
perubahan data
paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak
tanggal pembekuan;
Menyampaikan
informasi/data yang tidak
benar dalam dokumen
permohonan API;
Tidak bertanggungjawab
atas barang yang diimpor;
Melanggar ketentuan
peraturan perundangan
yang berlaku di bidang
impor;
Menyalahgunakan dokumen
impor dan surat-surat yang
berkaitan dengan impor;
Dinyatakan bersalah oleh
pengadilan atas tindak
pidana yang berkaitan
dengan penyalahgunaan API
dan telah berkekuatan
hukum tetap.
Pokok Perubahan
PERMENDAG
No. 16/2013
BEFORE
IMPOR
PRODUK
Pokok
Perubahan
AFTER
HORTIKULTURA
PERMENDAG
71/M-DAG/PER/10/2015
Menggunakan IP (Importir Produsen) Produk
Hortikultura dan Importir Terdaftar (IT)
Produk Hortikultura serta verifikasi teknis
impor di pelabuhan muat
Menggunakan PI (Persetujuan
Impor) dan verifikasi teknis impor
di pelabuhan muat
Pengajuan Persetujuan Impor melampirkan:
IP: IUI /izin usaha lain yang setara; API-P; TDP; NPWP;
RIPH (IP); Bukti Penguasaan gudang/alat transportasi
sesuai karakter produk
IT: IUI atau izin usaha lain yang setara; API-P; TDP; NPWP;
Bukti kepemilikan gudang atau alat transportasi sesuai
karakter produk; Kontrak 3 distributor (IT); Pengalaman
sebagai distributor; Surat Pernyataan
Penyederhanaan syarat pengajuan
Persetujuan Impor melampirkan:
Konsumsi langsung: API-U; Bukti kepemilikan
gudang/alat transportasi sesuai karakter
produk; Kontrak 3 distributor; Pengalaman
sebagai distributor; RIPH
Produsen: API-P; Bukti Penguasaan gudang/
alat transportasi sesuai karakter produk; RIPH
Kewajiban
Pencantuman Label Berbahasa Indonesia
Tidak ada
Pelaksanaan
Verifikasi
Pemeriksaan termasuk pemeriksaan
atas kewajiban Label
Tidak ada
Masa berlaku
Untuk API-P masa berlaku PI Disesuaikan
dengan masa berlaku Rekomendasi
Berlaku selama 6 bulan
8 (delapan) hari kerja terhitung
sejak permohonan diterima
2 (dua) hari kerja terhitung
sejak permohonan diterima
secara lengkap dan benar
Instrumen
Perizinan
Persyaratan
Masa Pengajuan
Permohonan Izin
Impor
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Pokok Perubahan
PERMENDAG
03/M-DAG/PER/1/2012
Instrumen
Perizinan
Persyaratan
Impor
Ketentuan
Verifikasi
Pelabuhan
Tujuan
IP BPO (API-P)
IT BPO (API-U)
BEFORE
PI BPO
Verifikasi
IMPOR
BAHAN
PERUSAK
LAPISAN
OZON
Pokok
Perubahan
AFTER
PUSAT HUMAS KEMENDAG
83/M-DAG-PER/10/2015
PI BPO
Verifikasi
IUI (untuk API-P), SIUP (untuk API-U)
API, NPWP dan TDP
Rekom Kemenperin
Rekom KLHK
Rekom Kementan (khusus metil bromida)
Rencana Produksi (IP)
Rencana Distribusi (IT)
API
Rekomendasi KLHK
SK Kementan (untuk Metil Bromida)
Rencana distribusi selama 1 tahun
(untuk API-U)
Rencana kebutuhan produksi selama
1 tahun (untuk API-P)
Setiap Impor BPO oleh API-U dan API-P
Setiap Impor BPO oleh API
¤ Tanjung Priok, Jakarta
¤ Merak, Cilegon
¤ Belawan, Medan
¤ Tanjung. Emas, Semarang
¤ Tanjung Perak, Surabaya
¤ Soekarno Hatta, Makasar
¤ Batu Ampar, Batam
Tidak ada
perubahan
(khusus untuk perusahaan pemilik API-P)
Sanksi untuk
Importir
PERMENDAG
Pencabutan IP BPO atau IT BPO
Pembekuan PI BPO
Pencabutan PI BPO
Pokok Perubahan
PERMENDAG
55/M-DAG/PER/9/2014
Instrumen
Perizinan
Persyaratan
Impor
Ketentuan
Verifikasi
Pelabuhan
Tujuan
Sanksi untuk
Importir
BEFORE
IMPOR
BARANG
BERBASIS
SISTEM
PENDINGIN
(BBSP)
AFTER
IT BPO
Verifikasi
Verifikasi
API
LS
IUI, API, TDP dan NPWP
Rekomendasi KLH
Rekomendasi Perindustrian
Surat pernyataan menyatakan barang yang
diimpor tidak menggunakan refrigeran HCFC 22
PERMENDAG
84/M-DAG-PER/10/2015
Setiap Impor BBSP PO
Tidak ada perubahan
¤ Pelabuhan Darat: Cikarang Dry Port di Bekasi;
¤ Pelabuhan Laut: Belawan di Medan, Tanjung Priok
di Jakarta, Merak di Cilegon, Tanjung Mas di
Semarang, Tanjung Perak di Surabaya, Soekarno
Hatta di Makasar, Batu Ampar di Batam.
¤ Pelabuhan Udara: Seluruh Pelabuhan Udara
Internasional
Tidak ada perubahan
¤ Pencabutan IT, apabila:
a. Data yang tidak benar untuk persyaratan IT
b. Tidak menyampaikan laporan sebanyak 2 kali
c. Mengimpor BBSP tidak sesuai yang tercantum
dalam dokumen impor BBSP
d. Dinyatakan bersalah pada putusan pengadilan
yang berkaitan penyalahgunaan BBSP
¤ BBSP yang diimpor tidak sesuai dengan ketentuan
harus dire-ekspor/ dimusnahkan atas biaya importir
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Pokok
Perubahan
¤ Penangguhan Impor BBSP berikutnya
¤ Pencabutan API atau sanksi lain
berdasarkan ketentuan peraturan
perundangan
¤ BBSP yang diimpor tidak sesuai dengan
ketentuan harus dire-ekspor/
dimusnahkan atas biaya importir
Pokok Perubahan
PERMENDAG
No. 52/2015
BEFORE
IMPOR
TEKSTIL&
PRODUK
TEKSTIL
Pokok
Perubahan
AFTER
PERMENDAG
85/M-DAG/PER/10/2015
Instrumen
Perizinan
Menggunakan IP (Importir Produsen) TPT dan
verifikasi teknis impor di pelabuhan muat
Menggunakan PI (Persetujuan Impor) TPT dan
verifikasi teknis impor di pelabuhan muat
Persyaratan
Impor
Perusahaan melampirkan:
IUI atau izin usaha lain yang setara; API-P;
NPWP; NIK
Penyederhanaan syarat, sehingga perusahaan
melampirkan: IUI atau izin usaha lain yang
setara API-P; Rencana impor selama 1 tahun
Rekomendasi
Kementerian Perindustrian
Tidak Ada
Keterangan dalam
Persetujuan Impor
Memuat informasi: Pos Tarif/HS; Jenis; Volume;
Pelabuhan tujuan impor; Masa berlaku
Memuat informasi: Pos Tarif/HS; Jenis;
Volume; Negara asal dan pelabuhan muat;
Pelabuhan tujuan impor; Masa berlaku
Volume yang
dapat diimpor
Menyesuaikan Rekomendasi dari
Kementerian Perindustrian
Tidak boleh lebih dari kapasitas produksi
perusahaan yang tercantum pada IUI atau
izin usaha lain
Masa berlaku
Disesuaikan dengan masa berlaku Rekomendasi
Berlaku selama 1 tahun
Masa Penerbitan
Izin Impor
5 (lima) hari kerja terhitung sejak permohonan
diterima secara lengkap dan benar
2 (dua) hari kerja terhitung sejak permohonan
diterima secara lengkap dan benar
Memuat informasi:
Nama dan alamat importir;
Jenis dan jumlah barang;
Pos Tarif/HS dan uraian barang;
Negara asal dan pelabuhan muat;
Waktu pengapalan; dan
Pelabuhan tujuan
Memuat informasi:
Nama dan alamat importir;
Jenis dan jumlah barang;
Pos Tarif/HS dan uraian barang;
Spesifikasi barang;
Negara asal dan pelabuhan muat;
Waktu pengapalan; dan
Pelabuhan tujuan
Verifikasi atau
Penelusuran Teknis
Impor (VPTI) oleh
Surveyor
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Pokok Perubahan
PERMENDAG
53/2015
Pokok
Perubahan
IMPOR
TEKSTIL &
PRODUK TEKSTIL
BEFORE
TEKSTIL BATIK
& MOTIF
AFTER
BATIK
PERMENDAG
86/M-DAG/PER/10/2015
Menggunakan:
¤ IT (Importir Terdaftar) Batik dan Motif Batik
¤ PI (Persetujuan Impor) Batik dan Motif Batik
¤ Verifikasi teknis di pelabuhan muat
Menggunakan:
¤ PI (Persetujuan Impor) Batik
dan Motif Batik
¤ Verifikasi teknis di pelabuhan muat
Perusahaan melampirkan:
¤ IT Batik dan Motif Batik
¤ API-P
¤ NPWP
¤ NIK
Perusahaan melampirkan:
¤ Penyederhanaan dengan
menggunakan API-P atau API-U saja.
¤ Rencana impor selama 1 tahun
Pelabuhan
Tujuan
Kementerian Perindustrian dan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Tidak Ada
Informasi pada
barang dan/atau
kemasan dalam
Bahasa Indonesia
Pelabuhan laut: Belawan di Medan, Tj. Perak di
Surabaya, dan Soekarno Hatta di Makassar
Pelabuhan udara: Soekarno Hatta di Tangerang
Tidak Berubah
Diberlakukan
Tidak diberlakukan
Memuat informasi:
¤ Pos Tarif/HS
¤ Jenis
¤ Volume
¤ Pelabuhan tujuan impor
¤ Masa berlaku
Memuat informasi:
¤ Pos Tarif/HS,
¤ Jenis,
¤ Volume
¤ Negara asal dan pelabuhan muat
¤ Pelabuhan tujuan impor
Dirjen Daglu
Koordinator Pelaksana UPTP I
Instrumen
Perizinan
Persyaratan
Impor
Rekomendasi
Keterangan dalam
Persetujuan Impor
Penerbit
perizinan
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Pokok Perubahan
PERMENDAG
83/2012
Pokok
Perubahan
IMPOR
BEFORE
PRODUK
AFTER
TERTENTU
PERMENDAG
87/M-DAG/PER/10/2015
Instrumen
Perizinan
IT-Produk Tertentu dan verifikasi atau
penelusuran teknis impor
Verifikasi atau penelusuran
teknis impor saja
Persyaratan
Impor
API, TDP, NPWP, NIK, NPIK, Rencana Impor
API-U
Pelabuhan laut : Belawan di Medan, Tj. Priok di Jakarta,
Tj. Emas di Semarang, Tj. Perak di Surabaya, Soekarno
Hatta di Makassar, Dumai di Dumai, Jayapura di
Jayapura, Tarakan di Tarakan, Krueng Geukuh di Aceh
Utara, Bitung di Bitung.
Pelabuhan darat : Cikarang Dry Port di Bekasi
Pelabuhan udara : Kualanamu di Deli Serdang,
Soekarno Hatta di Tangerang, Ahmad Yani di Semarang,
Juanda di Surabaya, dan Hasanuddin di Makasar.
Tidak ada
perubahan
Berlaku untuk semua produk.
Tidak berlaku untuk produk kosmetik.
Pelabuhan
Tujuan
Ketentuan
Verifikasi
Importir Produk Tertentu yang tidak menyampaikan
Sanksi
Impor
oleh API-P
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Diberikan kepada pemilik
IT-Produk Tertentu dengan
mencabut IT.
laporan sebanyak 2 (dua) kali dikenai sanksi pembekuan
Angka Pengenal Importir Umum (API-U)
Importir Produk Tertentu yang melakukan impor
Produk Tertentu tidak sesuai dengan pelabuhan tujuan
impor atau tidak dilengkapi dengan LS dikenai sanksi
pencabutan Angka Pengenal Importir (API).
Diperbolehkan
mengimpor semua
produk barang jadi
Hanya dapat mengimpor Produk
Tertentu untuk barang modal, bahan
baku, dan/atau bahan penolong.
Pokok Perubahan
Pokok
Perubahan
EKSPOR
PERMENDAG
NO.97/M-DAG/PER/12/2014
BEFORE
PRODUK
INDUSTRI
AFTER
KEHUTANAN
Instrumen
Perizinan
Persyaratan
Impor
Rekomendasi
SPE Kayu Ulin
Dokumen
Ekspor
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Menggunakan ETPIK bagi Perusahaan
Industri Kehutanan dan ETPIK Npn-Produsen
bagi Perusahaan Perdagangan di bidang
ekspor Produk Industri Kehutanan
PERMENDAG
89/M-DAG/PER/10/2015
Tidak ada
Perusahaan melampirkan:
¤ ETPIK (IUI/TDI, TDP, NPWP, fotokopi akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya, fotokopi surat
pengesahan berbadan hukum dari instansi
berwenang, rekomendasi dari instansi teknis di
daerah yang membina bidang industri kehutanan
Perusahaan melampirkan:
¤ ETPIK Non-Produsen (SIUP, TDP, NPWP, fotokopi akta
pendirian perusahaan beserta perubahannya,
fotokopi surat pengesahan berbadan hukum dari
instansi berwenang, fotokopi surat perjanjian
kerjasama dengan industri PIK skala kecil bukan
pemilik ETPIK, rekomendasi dari Dinas setempat.
¤ SIUP dan TDP
untuk Perusahaan
Perdagangan di
Bidang Ekspor
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tidak ada
IKM pemilik ETPIK wajib
menyampaikan Deklarasi
Ekspor ((DE) sebagai
dokumen pelengkap pabean
Produk Industri Kehutanan yang termasuk dalam
Kelompok B tanpa dilengkapi dengan Dokumen
V-Legal tetapi harus disertai dengan dokumen yang
dapat membuktikan bahwa bahan bakunya berasal
dari kayu yang diperoleh dari penyedia bahan baku
yang sudah memiliki S-LK atau sesuai dengan
ketentuan penatausahaan hasil hutan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
¤ TDI/IUI dan TDP untuk
Produk Industri
Kehutanan
Pokok Perubahan
Pokok
Perubahan
VERIFIKASI
PERMENDAG
54/M-DAG/PER/7/2015
BEFORE
EKSPOR
KELAPA SAWIT
CPO & PRODUK
TURUNAN
Pemeriksaan
Bersama Surveyor
Tidak Ada
dan DJBC
Verifikasi Fisik
(Uji Kuantitatif)
Laporan
Surveyor sebagai
Output dari
Verifikasi Ekspor
Pengecualian
PUSAT HUMAS KEMENDAG
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
AFTER
PERMENDAG
54/M-DAG/PER/7/2015
Menambah ketentuan bahwa Surveyor dapat
melakukan kegiatan verifikasi fisik terhadap
jumlah barang dan jenis barang pada waktu
dan tempat yang sama dengan pemeriksaan
fisik dalam rangka pelayanan yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan (Pasal 10).
Penegasan bahwa Parameter Uji Kuantitatif
(Lampiran II) dalam menetapkan Spesifikasi Teknis
harus terpenuhi secara keseluruhan [Pasal 6 ayat (4)].
¤ Menambah ketentuan bahwa Laporan Surveyor (LS)
harus memuat pernyataan kebenaran atas hasil
verifikasi atau penelusuran teknis dan menjadi
tanggung jawab penuh Surveyor [Pasal 8 ayat (2)].
¤ Menambah ketentuan bahwa dalam hal Laporan
Surveyor (LS) belum dapat diterbitkan, Surveyor dapat
menerbitkan surat keterangan untuk penyampaian
pemberitahuan pabean ekspor dan surat pernyataan
untuk pemasukan sebagian peti kemas ke dalam
kawasan pabean [Pasal 8 ayat (3), (4), (5)].
Menambah ketentuan bahwa Peraturan Menteri ini
tidak berlaku terhadap ekspor Kelapa Sawit, Crude
Palm Oil (CPO), dan produk turunannya yang
merupakan barang contoh, bahan penelitian, dan
barang keperluan pameran di luar negeri (Pasal 13A).
Pokok Perubahan
PERMENDAG
No.14/MDAG/PER/7/2007
Pokok
Perubahan
PENGAWASAN
BARANG
BEFORE
SNI
AFTER
PERMENDAG
No. 72/M-DAG/PER/9/2015
WA JI B
Mekanisme
Pengawasan
Pra Pasar
Waktu
Layanan
Sanksi
Kewajiban
Pedagang
Post Audit
¤ Pengawasan pra pasar terhadap produk impor melalui
SPB yang terdapat NPB didalamnya.
¤ SPB wajib dimiliki oleh importir pada setiap kali impor barang
melalui angkutan laut, darat atau udara (transaksional).
¤ Pengawasan pra pasar terhadap produk impor melalui NPB.
¤ SPB dihapuskan, diganti dengan pencantuman
NPB pada dokumen PIB (non transaksional).
¤ NPB berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.
¤ NPB wajib dimiliki oleh importir produk SNI yang diberlakukan
wajib dan berlaku sesuai dengan masa berlaku SPPT-SNI.
¤ SPB yang telah diterbitkan akan diteruskan secara online ke
portal Indonesia National Single Window (INSW).
¤ NPB yang telah diterbitkan akan diteruskan secara online
ke portal Indonesia National Single Window (INSW).
¤ Waktu Penerbitan NPB maksimal 5 (lima) hari kerja
sejak permohonan diterima lengkap dan benar.
¤ Waktu Penerbitan NPB maksimal 3 (tiga) hari kerja
sejak permohonan diterima lengkap dan benar.
¤ Waktu Penerbitan Surat Penolakan NPB maksimal
3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima.
¤ Waktu Penerbitan Surat Penolakan NPB maksimal
2 (dua) hari kerja sejak permohonan diterima.
¤ Barang impor yang diberlakukan SNI secara wajib tidak
dapat memasuki wilayah pabean jika tidak dilengkapi SPB.
¤ Barang impor SNI wajib yang berada di kawasan Pabean
wajib di re-ekspor atau dimusnahkan apabila permohonan
SPB ditolak atau tidak memiliki SPPT-SNI.
¤ Tidak terdapat aturan kewajiban
Pedagang untuk mengetahui asal usul
barang dan identitas pemasok.
¤ Tidak terdapat aturan tentang uji
petik/ post audit terhadap barang
SNI wajib.
PUSAT HUMAS KEMENDAG
¤ Barang impor yang diberlakukan SNI secara wajib tidak
dapat memasuki wilayah pabean jika tidak dilengkapi NPB.
¤ Apabila ditemukan barang impor yang tidak sesuai
SNI maka NPB akan dibekukan sampai pelaku usaha
menyampaikan hasil perbaikan.
¤ Barang impor SNI wajib yang berada di kawasan
Pabean wajib di re-ekspor atau dimusnahkan apabila
tidak memiliki NPB.
¤ Pelaku Usaha yang memperdagangkan barang
wajib mengetahui identitas pemasok Barang
yang diperdagangkan.
¤ Identitas minimal yang harus dimiliki antara lain nama
dan alamat lengkap produsen, importir, distributor,
subdistributor, atau pemasok.
¤ Ditjen SPK secara berkala atau sewaktu akan melakukan
uji petik barang SNI wajib di tempat penyimpanan
barang atau gudang Pelaku Usaha (Post Audit).
¤ Uji petik dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh
dan/atau Petugas Pengawas.
Pokok Perubahan
Pokok
Perubahan
KEWAJIBAN
PENCANTUMAN
PERMENDAG
No. 67 Tahun 2013 jo. No. 10 Th. 2014
BEFORE
LABEL
BAHASA
AFTER
PERMENDAG
No. 73 Tahun 2015
INDONESIA
Waktu
Pencantuman
Dokumen
Perijinan
Jenis Barang
yang Dikenakan
Kewajiban
Sistem
Pendanaan
¤ Pada saat barang memasuki daerah pabean Indonesia
telah berlabel dalam bahasa Indonesia.
¤ Pada saat barang diperdagangkan di pasar dalam
negeri wajib berlabel dalam bahasa Indonesia.
¤ Pelaku usaha diwajibkan mengurus SKPLBI/SPKPLBI dan
menjadi dokumen kepabeanan (LARTAS).
¤ SKPLBI/SPKPLBI dihapus, pengawasan
dilakukan di pasar atau di tempat
penyimpanan barang (post audit).
¤ Jenis barang yang dikenakan kewajiban
pencantuman label berjumlah 127 jenis barang
dengan 908 Nomor HS.
Pencantuman label bersifat pemanen berupa:
¤ Embos atau tercetak pada kemasan; atau
¤ Label yang secara utuh melekat pada kemasan
(tidak berupa stiker yang dilekatkan sebagai
tambahan informasi diatas label).
Informasi
Alamat Pelaku
Usaha
Informasi alamat pelaku
usaha minimal kota.
PUSAT HUMAS KEMENDAG
¤ Jenis barang yang dikenakan kewajiban pencantuman label
berjumlah 124 jenis barang dengan 884 Nomor HS.
¤ Jenis barang yang dikurangi: Handuk saniter; Karung goni dan
Pemanggang roti (toaster) digabung dengan tungku (oven)
Pencantuman label
pada barang dan/atau
kemasan dapat berupa :
1. Embos atau tercetak;
2. Ditempel atau
melekat secara utuh;
3. Disertakan atau
dimasukkan ke
dalam barang
dan/atau kemasan.
Sistem penandaan pada
beberapa barang dan/atau
kemasan diubah menyesuaikan
kondisi/ karakteristik barang,
antara lain:
1. Untuk barang yang wajib SNI,
penandaan menyesuaikan
dengan ketentuan SNI;
2. Untuk TPT, jika tidak memiliki
kemasan, informasi dapat
disertakan pada barang.
Informasi alamat pelaku usaha harus alamat
lengkap. Informasi dapat disertakan atau
dimasukkan pada barang dan/atau kemasan.
Pokok Perubahan
Pokok
Perubahan
KEWAJIBAN
PENCANTUMAN
PERMENDAG
No. 67 Tahun 2013 jo. No. 10 Th. 2014
BEFORE
LABEL
BAHASA
AFTER
PERMENDAG
No. 73 Tahun 2015
INDONESIA
Pengecualian
Pemberlakuan
Pengecualian pemberlakuan ketentuan
pencantuman label terhadap:
¤ barang yang dijual dalam
bentuk curah dan dikemas
secara langsung di hadapan
konsumen; atau
¤ barang yang diimpor
merupakan:
f.
a. bahan baku dan/atau bahan
penolong lain yang
digunakan dalam proses
produksi;
b. barang impor sementara;
c. barang yang diimpor
kembali;
d. barang untuk keperluan
penelitian dan
pengembangan ilmu
¤
pengetahuan;
e. barang hibah, hadiah, atau
pemberian untuk keperluan
ibadah umum, amal, sosial,
Sasaran
Pemberlakuan
Sanksi
g.
h.
i.
j.
k.
kebudayaan, pendidikan,
atau untuk kepentingan
penanggulangan bencana alam;
barang contoh yang tidak
untuk diperdagangkan;
barang kiriman;
barang penumpang, awak sarana
pengangkut, dan pelintas batas
barang pindahan;
barang perwakilan negara asing
beserta para pejabatnya yang
bertugas di Indonesia;
barang untuk keperluan instansi
pemerintah/lembaga negara
lainnya yang diimpor sendiri oleh
instansi/lembaga tersebut.
Barang yang diproduksi di dalam
negeri sebagai bahan baku dan/atau
bahan penolong yang digunakan
dalam proses produksi
Indonesia diberlakukan bagi Importir atau Produsen.
PUSAT HUMAS KEMENDAG
¤ Sanksi pidana:
a. Jika tidak
mencantumkan Label,
selain terkena sanksi
adminstratif, juga
dikenakan sanksi
b. Pencabutan SIUP/API/izin usaha
pidana sesuai UU 8/99
lain oleh pejabat berwenang.
tentang PK.
¤ Barang yang dijual
dalam bentuk
curah dan dikemas
secara langsung di
hadapan
konsumen; atau
“Pedagang
Pengumpul
adalah setiap orang
perseorangan atau badan
usaha yang mempunyai
kegiatan usaha melakukan
pengumpulan hasil
produksi usaha mikro
dan usaha kecil untuk
diperdagangkan”
¤ Barang yang
diproduksi Pelaku
Usaha Mikro dan
Pelaku Usaha Kecil.
¤ Kewajiban mencantumkan Label dalam bahasa
Indonesia selain bagi Importir atau Produsen
juga diwajibkan bagi Pedagang Pengumpul, jika
diperdagangkan dengan mencantumkan merk
milik Pedagang Pengumpul.
¤ Kewajiban mencantumkan Label dalam bahasa
¤ Sanksi administratif:
Pengecualian
pemberlakuan
ketentuan
pencantuman label
terhadap :
¤ Sanksi administratif:
a. Penarikan barang dari
peredaran dan dilarang
memperdagangkan barang
tersebut.
¤ Sanksi pidana:
a. Penarikan barang dari
peredaran dan dilarang
memperdagangkan barang
tersebut.
LABEL
BAHASA
INDONESIA
b. Pencabutan perijinan di bidang
perdagangan/izin usaha lain
oleh pejabat berwenang.
a. Jika tidak
mencantumkan Label,
selain terkena sanksi
adminstratif, juga
dikenakan sanksi
pidana sesuai UU 8/99
tentang PK.