PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PREZI UNTUK
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PREZI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOSMETIKA SISWA KELAS X
TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 10 MEDAN
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Seminar Proposal Penelitian
Dalam Penyusunan Skripsi
Oleh
YUSTIKA SARI
NIM: 5122144012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan salah satu factor dalam meningkatkan potensi belajar
dan kualitas sumber daya produktif. Proses belajar pada dasarnya merupakan inti
dari proses pendidikan secara keseluruhan. Kelancaran proses pendidikan
ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga
pendidik, kurikulum, sarana pembelajaran dan model pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam proses
pendidikan. Menurut Daryanto dan Muljo Rahardjo (2012: 30) pembelajaran
merupakan
suatu
proses
interaksi
antara
komponen-komponen
sistem
pembelajaran. Sebuah pembelajaran yang baik terjadi ketika prosesnya terjadi
komunikasi edukatif yang baik antara peserta didik dengan pendidik maupun antar
peserta didik itu sendiri yang didalamnya ditunjang oleh unsur-unsur
pembelajaran antara lain tujuan, materi pelajaran, sarana, dan prasana, situasi dan
kondisi belajar, model pembelajaran, lingkungan belajar, metode pembelajaran
serta evaluasi.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis lembaga
pendidikan formal sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi.SMK ini
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan tertentu
untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk
melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi.SMK sebagai lembaga
pendidikan memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda menyesuaikan dengan
lapangan kerja yang ada, dan di SMK para siswa dididik dan dilatih keterampilan
agar profesional dalam bidang keahliannya masing-masing.
SMK Negeri 10 Medan merupakan sebuah lembaga pendidikan dan
pelatihan untuk tingkat menengah kejuruan.terdiri dari beberapa tingkat kejuruan
yaitu Tata Boga, Tata Busana, Multimedia serta Tata Kecantikan. Pada kelas X
untuk jurusan kecantikan terdapat salah satu mata pelajaran yang berkaitan
dengan jurusan produktif yaitu kosmetika.
Pelajaran kosmetika adalah salah satu mata pelajaran yang ada di jurusan
tata kecantikan. Pembelajaran
kosmetika merupakan pembelajaran inti dari
semua pembelajaran yang ada didalam tata kecantikan. Yang akan menjadi modal
seorang tata rias untuk menjalankan keahliannya dibidang kecantikan. Dalam
pembelajaran kosmetika peserta didik dituntut untuk dapat menjelaskan tujuan
penggunaan dan fungsi kosmetika, serta mampu membedakan setiap jenis-jenis
kosmetika. Dengan standart kompetensi memahami kosmetika kecantikan dengan
kompetensi dasar mendeskripsikan produk kosmetik dan membedakan fungsi
berbagai produk kecantikan kulit.
Kosmetika merupakan kebutuhan yang penting peranannya dalam bidang
kecantikan dan kesehatan serta keindahan tubuh manusia, untuk itu sangat
diperlukannya pengetahuan dan kehati-hatian dalam penggunaannya pada tubuh.
Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tentang Persyaratan
Teknis Kosmetika (2011:2) menjelaskan bahwa: Bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi, membrane mukosa
mulut terutama untuk
dan/atau
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan,
memperbaiki badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik.
Dimana lulusan SMK tata rias diharapkan mampu mengenal dengan baik
berbagai macam kosmetika yang ada sehingga menjadi profesional dalam bidang
tata rias. Kosmetika merupakan mata pelajaran dasar untuk semua mata pelajaran
yang ada di program studi tata kecantikan.Oleh karena itu, pemahaman siswa
dalam mata pelajaran kosmetika sangat penting. Mata pelajaran kosmetika
dikembangkan melalui kemampuan berfikir analitis, induktif, dan deduktif untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran lainnya dalam
program studi tata kecantikan, menurut Harymawan, (1993) Tata rias adalah seni
menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan
memberikan dandanan atau perubahan pada seseorang dengan suasana yang
sesuai dan wajar. Oleh sebab itu, pada proses belajar kosmetika tidak hanya
sekedar menghafal atau berupa hafalan saja, tetapi memerlukan kemampuan
berpikir yang lebih tinggi. Hal tersebut sangat penting untuk dilakukan guna
mempersiapkan siswa menjadi siap pakai di dunia kerja dalam bidang tata rias
yaitu menjadi make up artist atau penata rias.
Sekarang ini telah banyak produk kosmetika yang beredar di pasaran dengan
berbagai macam merek dan bentuk. Muliyawan (2013:38-39)
menyatakan
bahwa : Ditemukan banyak bahan berbahaya dalam produk-produk kosmetik yang
dijual di pasaran. Bahan berbahaya umumnya ditemukan pada jenis kosmetik
pemutih, anti-aging, dan beberapa kosmetik riasan. Beberapa bahan yang sudah
dilarang penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada
produk kosmetik diantaranya yaitu merkuri, hidrokinon, asam retinoat, zat warna
merah K.3 (CI 15585), merah K.10 (Rhodamin B), jingga K.I (CL12075). Bahan
berbahaya ini dapat menyebabkan iritasi, alergi, penyumbatan fisik di pori-pori,
keracunan lokal atau sistemik bahkan berpengaruh pada sistem jaringan dan
organ-organ penting lainnya”.
Setiap tahunnya, selalu ada di temukan kasus-kasus kosmetik-kosmetik
yang masih mengandung bahan berbahaya dan illegal.
Tabel 1.1 Kasus-Kasus Kosmetika Ilegal Dan Berbahaya
No
1
Tahun
2013
Kasus
Sumber
Bpom Medan Sita Obat http//m.merdeka.com/peristiwa/bbpomTradisional Dan Kosmetik medan-sita-obat-tradisional-dan-kosmetik-
2
2014
Ilegal Rp. 1 M
Bpom Gerebek
ilegal-rp-1-m.html
Industri http//harian.analisadaily.com/mobile/headline
Rumahan Kosmetik Ilegal
3
2015
kosmetik-ilegal/45385/2014/07/08
16 Kosmetik Ilegal Di Sita http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/re
Bpom Medan
4
2016
/news/bpom-gerebek-industri-rumahan-
Puluhan
Kosmetik
ad/2015/9/05/184756/16-kosmetik-ilegal-
Ribu
Dan
disita-bpom-medan/
Produk http://m.tribunnews.com/regional/2016/05/04
Obat /puluhan-ribu-produk-kosmetik-dan-obat-
Tradisional Ilegal Disita
tradisional-ilegal-disita
Melihat begitu banyaknya kasus-kasus kosmetik ilegal dan berbahaya
setiap tahunnya, hal ini perlu perhatian khusus dalam menanamkan pengetahuan
yang mendalam
mengenai ilmu kosmetika, sebab semua perempuan pasti
berhubungan dengan kosmetika setiap harinya. Terlebih seorang yang ahli
dibidang kecantikan, sangat diperlukan pengetahuan yang mendalam ilmu
kosmetika, sebab tanpa pengetahuan, seorang ahli kecantikan tentu tidak akan
mampu menyelamatkan dirinya sendiri akan tetapi juga tidak dapat dipercaya oleh
klien, dan keselamatan seorang klien adalah hal yang paling utama mengingat
begitu banyaknya dampak kosmetika bagi tubuh. Untuk itu sangat perlu
meminimalisir penggunaan kosmetika yang mengandung zat kimia berbahaya
yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tradisional.
Tidak hanya seorang ahli kecantikan, setiap wanita sangat perlu mengerti
tentang kosmetik.tidak hanya kosmetika modern, tradisional juga penting
diketahui mengingat kosmetika tradisional sangat aman dan sangat bermanfaat
kesehatan dan kecantikan kulit.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru dan
siswa SMK Negeri 10 Medan kelas X Tata Kecantikan, cenderung terlihat kurang
bersemangat dalam mengikuti pelajaran, guru sudah mengajarkan dengan baik
yaitu dengan menjelaskan menggunakan metode ceramah serta diiringi tanya
jawab.Selain itu, dari hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi
pembelajaran kosmetika di SMK Negeri 10 Medan memperlihatkan proses
pembelajaran yang masih bersifat teacher centered, dan menggunakan strategi
belajar konvensional sehingga siswa menjadi pasif dan partisipasi siswa di dalam
proses pembelajaran kurang maksimal. kelas X program tata kecantikan pada
mata pelajaran Kosmetika masih kurang memenuhi standart kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Hal ini dapat dilihat pada data dokumentasi yang diperoleh, bahwa hasil
belajar siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK Negeri 10 Medan dalam mata
pelajaran Dasar Kecantikan Kulit adalah sebagai berikut: Nilai Sub Sumatif tahun
2015/2016 yang berjumlah 32 orang rata-rata masih relatif cukup dimana siswa
yang mendapat nilai A (90-100) berjumlah 2 orang (6.3 %), yang mendapat nilai
B (80-89) berjumlah 6 orang (18.7%), yang mendapat nilai C (75-79) berjumlah 7
orang (20 %)dan yang mendapat nilai D (kurang dari 75) berjumlah 15 orang
(46.9%). Dari data yang diperoleh , maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata –
rata siswa selama satu tahun terahir tergolong masih kurang.Standart ketuntasan
yang diterapkan pihak sekolah SMK Negeri 8 adalah 75. Masih ada beberapa
siswa yang memperoleh nilai dibawah standart ketuntasan minimal.
Dengan memperhatikan kondisi belajar di atas dan mengingat mata
pelajaran kosmetika merupakan
mata pelajaran dasar dari ilmu kecantikan,
peneliti merasa perlu adanya perbaikan dari proses pembelajaran di kelas,
mengingat tujuan kompetensi belum tercapai, adapun tujuan kompetensi keahlian
di SMK N 10 Medan yakni menyiapkan tamatan untuk menghasilkan tenaga kerja
terampil yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai sikap yang terintegrasi
dalam kecakapan kerja dalam bidang keahlian tata kecantikan rambut, serta
mampu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta tuntutan dunia kerja, dilandasi oleh kekuatan Iman dan Taqwa kepada Tuhan
yang Maha Esa. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan menerapkan media pembelajaran yang tepat, yang berorientasi pada siswa
dan menarik minat belajar siswa.
Media dapat digunakan untuk membangkitkan gairah dalam pembelajaran,
memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan
kemampuannya.Media juga dapat meningkatkan pengetahuan, serta dapat
memberikan fleksibilitas dalam penyampaian pesan. .Media juga dapat berfungsi
sebagai alat komunikasi dan sarana pemecahan masalah.
Media pembelajaran dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada
siswa baik berupa alat, orang maupun bahan ajar. Selain itu media pembelajaran
dapat merangsang siswa agar lebih efektif. Media pembelajaran akan
memudahkan siswa menerima atau mengingat materi yang telah disampaikan.
Manfaat lain yaitu memudahkan guru dalam menyampaikan materi, karena dapat
ditujukan langsung kepada siswa, suatu bukti kongkrit berupa suara maupun
gambar gerak karena media pembelajaran berhubungan langsung dengan indra
penglihatan dan pendengaran. Oleh karena itu, maka penggunaan media
pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar. Ketepatan dalam memilih
media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar sangat
besar pengaruhnya terhadap efektifitas tercapainya tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Keberadaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan
dalam penyampaian pesan pembelajaran, mempunyai retensi (daya ingat) yang
lama, dan memudahkan dalam pemahaman.
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
media pembelajaran menjadi sangat bervariatif.Salah satunya adalah penggunaan
software Prezi sebagai salah satu media pembelajaran inovatif berbasis tehnologi
informasi dan komunikasi.Pembelajaran menggunakan software prezi ini
merupakan terobosan baru dalam pembelajaran.Dimana software prezi ini
merupakan sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk presentasi berbasis
internet.Selain untuk presentasi, prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual.Prezi menjadi unggul
karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI) yang
memungkinkan pengguna prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan
media presentasi mereka.Pada prezi, teks, gambar, video, dan media presentasi
lainnya ditempatkan di atas kanvas presentasi dan dapat dikelompokkan ke dalam
bingkai-bingkai yang telah disediakan.
Software prezi ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran
inovatif.Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan laptop yang telah terinstall software prezi, dikombinasikan dengan LCD dan perangkat audio.Arah
inovasi ini adalah agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuarikan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Media
PembelajaranPrezi
UntukMeningkatkan Hasil Belajar Kosmetika Siswa
Tata Kecantikan Kelas X SMK Negeri 10 Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan siswa mengenai kosmetika yang masih kurang
2. Pengetahuan siswa dalam mengenal jenis-jenis kosmetika masih kurang
3. Pengetahuan siswa mengenai bahan dasar kosmetika masih kurang
4. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran kosmetika pada siswa kelas X
Tata Kecantikan SMK Negeri 10 medan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di
atas, serta mengingat keterbatasan penulis, maka perlu dilakukan pembatan
masalah dalam penelitian ini yaitu sebagi berikut:
1. Materi pelajaran yaitu kosmetika tradsional, meliputi kompetensi dasar “
penggolongan, kegunaan, dan bahan dasar kosmetika tradisional;”.
2. Media pembelajaran yang akan dilakukan adalah media pembelajaran
prezi, yang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pada materi
yang telah diajarkan.
3. Hasil belajar yang diukur pada penelitian adalah hasil belajar kognitif.
4. Objek penelitian adalah siswa kelas x tata kecantikan smk negeri 10
medan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar kosmetika tadisional siswa kelas x tata
kecantikan SMK Negeri 10 medan yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional?
2. Bagaimanakah hasil belajar kosmetika tradisionsl siswa kelas x tata
kecantikan SMK Negeri 10 medan yang diajarkan dengan menggunakan
media pembelajaran prezi?
3. Bagaimanakah pengaruh hasil belajar kosmetika tradisional siswa kelas x
tata kecantika SMK Negeri 10 medan yang diajarkan menggunakan media
pembelajaran prezi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar kosmetika siswa kelas x tata kecantikan
kulit SMK Negeri 10 medan yang diajarkan dengan model pembelajaran
konvensional.
2. Untuk mengetahui hasil belajar kosmetika siswa kelas x tata kecantikan
kulit SMK Negeri 10 medan yang diajarkan menggunakan media
pembelajaran prezi.
3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan media pembelajaran prezi terhadap
hasil belajar kosmetika siswa kelas x tata kecantikan kulit SMK Negeri 10
medan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi, masukan dan pembelajaran dalam hal karya
ilmiah bagi peneliti dalam meneliti pengaruh penerapan media
pembelajaran prezi terhadap hasil belajar kosmetika siswa kelas x tata
kecantikan kulit SMK Negeri 10 medan.
2. Sebagai bahan dan sumber pengetahuan bagi mahasiswa pkk khususnya
program studi tata rias universitas negeri medan untuk lebih memahami
tentang media pembelajaran prezi.
3. Sebagai bahan informasi bagi siswa khususnya pembelajaran kosmetika
dengan menggunakan media prezi.
4. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi guru bidang studi produktif
dan pihak sekolah untuk menggunakan media pembelajaran prezi guna
meningkatkan hasil belajar siswa dan proses belajar mengajar dapat
berjalan lebih baik.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOSMETIKA SISWA KELAS X
TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 10 MEDAN
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Seminar Proposal Penelitian
Dalam Penyusunan Skripsi
Oleh
YUSTIKA SARI
NIM: 5122144012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan salah satu factor dalam meningkatkan potensi belajar
dan kualitas sumber daya produktif. Proses belajar pada dasarnya merupakan inti
dari proses pendidikan secara keseluruhan. Kelancaran proses pendidikan
ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga
pendidik, kurikulum, sarana pembelajaran dan model pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam proses
pendidikan. Menurut Daryanto dan Muljo Rahardjo (2012: 30) pembelajaran
merupakan
suatu
proses
interaksi
antara
komponen-komponen
sistem
pembelajaran. Sebuah pembelajaran yang baik terjadi ketika prosesnya terjadi
komunikasi edukatif yang baik antara peserta didik dengan pendidik maupun antar
peserta didik itu sendiri yang didalamnya ditunjang oleh unsur-unsur
pembelajaran antara lain tujuan, materi pelajaran, sarana, dan prasana, situasi dan
kondisi belajar, model pembelajaran, lingkungan belajar, metode pembelajaran
serta evaluasi.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis lembaga
pendidikan formal sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi.SMK ini
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan tertentu
untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk
melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi.SMK sebagai lembaga
pendidikan memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda menyesuaikan dengan
lapangan kerja yang ada, dan di SMK para siswa dididik dan dilatih keterampilan
agar profesional dalam bidang keahliannya masing-masing.
SMK Negeri 10 Medan merupakan sebuah lembaga pendidikan dan
pelatihan untuk tingkat menengah kejuruan.terdiri dari beberapa tingkat kejuruan
yaitu Tata Boga, Tata Busana, Multimedia serta Tata Kecantikan. Pada kelas X
untuk jurusan kecantikan terdapat salah satu mata pelajaran yang berkaitan
dengan jurusan produktif yaitu kosmetika.
Pelajaran kosmetika adalah salah satu mata pelajaran yang ada di jurusan
tata kecantikan. Pembelajaran
kosmetika merupakan pembelajaran inti dari
semua pembelajaran yang ada didalam tata kecantikan. Yang akan menjadi modal
seorang tata rias untuk menjalankan keahliannya dibidang kecantikan. Dalam
pembelajaran kosmetika peserta didik dituntut untuk dapat menjelaskan tujuan
penggunaan dan fungsi kosmetika, serta mampu membedakan setiap jenis-jenis
kosmetika. Dengan standart kompetensi memahami kosmetika kecantikan dengan
kompetensi dasar mendeskripsikan produk kosmetik dan membedakan fungsi
berbagai produk kecantikan kulit.
Kosmetika merupakan kebutuhan yang penting peranannya dalam bidang
kecantikan dan kesehatan serta keindahan tubuh manusia, untuk itu sangat
diperlukannya pengetahuan dan kehati-hatian dalam penggunaannya pada tubuh.
Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tentang Persyaratan
Teknis Kosmetika (2011:2) menjelaskan bahwa: Bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi, membrane mukosa
mulut terutama untuk
dan/atau
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan,
memperbaiki badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik.
Dimana lulusan SMK tata rias diharapkan mampu mengenal dengan baik
berbagai macam kosmetika yang ada sehingga menjadi profesional dalam bidang
tata rias. Kosmetika merupakan mata pelajaran dasar untuk semua mata pelajaran
yang ada di program studi tata kecantikan.Oleh karena itu, pemahaman siswa
dalam mata pelajaran kosmetika sangat penting. Mata pelajaran kosmetika
dikembangkan melalui kemampuan berfikir analitis, induktif, dan deduktif untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran lainnya dalam
program studi tata kecantikan, menurut Harymawan, (1993) Tata rias adalah seni
menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan
memberikan dandanan atau perubahan pada seseorang dengan suasana yang
sesuai dan wajar. Oleh sebab itu, pada proses belajar kosmetika tidak hanya
sekedar menghafal atau berupa hafalan saja, tetapi memerlukan kemampuan
berpikir yang lebih tinggi. Hal tersebut sangat penting untuk dilakukan guna
mempersiapkan siswa menjadi siap pakai di dunia kerja dalam bidang tata rias
yaitu menjadi make up artist atau penata rias.
Sekarang ini telah banyak produk kosmetika yang beredar di pasaran dengan
berbagai macam merek dan bentuk. Muliyawan (2013:38-39)
menyatakan
bahwa : Ditemukan banyak bahan berbahaya dalam produk-produk kosmetik yang
dijual di pasaran. Bahan berbahaya umumnya ditemukan pada jenis kosmetik
pemutih, anti-aging, dan beberapa kosmetik riasan. Beberapa bahan yang sudah
dilarang penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada
produk kosmetik diantaranya yaitu merkuri, hidrokinon, asam retinoat, zat warna
merah K.3 (CI 15585), merah K.10 (Rhodamin B), jingga K.I (CL12075). Bahan
berbahaya ini dapat menyebabkan iritasi, alergi, penyumbatan fisik di pori-pori,
keracunan lokal atau sistemik bahkan berpengaruh pada sistem jaringan dan
organ-organ penting lainnya”.
Setiap tahunnya, selalu ada di temukan kasus-kasus kosmetik-kosmetik
yang masih mengandung bahan berbahaya dan illegal.
Tabel 1.1 Kasus-Kasus Kosmetika Ilegal Dan Berbahaya
No
1
Tahun
2013
Kasus
Sumber
Bpom Medan Sita Obat http//m.merdeka.com/peristiwa/bbpomTradisional Dan Kosmetik medan-sita-obat-tradisional-dan-kosmetik-
2
2014
Ilegal Rp. 1 M
Bpom Gerebek
ilegal-rp-1-m.html
Industri http//harian.analisadaily.com/mobile/headline
Rumahan Kosmetik Ilegal
3
2015
kosmetik-ilegal/45385/2014/07/08
16 Kosmetik Ilegal Di Sita http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/re
Bpom Medan
4
2016
/news/bpom-gerebek-industri-rumahan-
Puluhan
Kosmetik
ad/2015/9/05/184756/16-kosmetik-ilegal-
Ribu
Dan
disita-bpom-medan/
Produk http://m.tribunnews.com/regional/2016/05/04
Obat /puluhan-ribu-produk-kosmetik-dan-obat-
Tradisional Ilegal Disita
tradisional-ilegal-disita
Melihat begitu banyaknya kasus-kasus kosmetik ilegal dan berbahaya
setiap tahunnya, hal ini perlu perhatian khusus dalam menanamkan pengetahuan
yang mendalam
mengenai ilmu kosmetika, sebab semua perempuan pasti
berhubungan dengan kosmetika setiap harinya. Terlebih seorang yang ahli
dibidang kecantikan, sangat diperlukan pengetahuan yang mendalam ilmu
kosmetika, sebab tanpa pengetahuan, seorang ahli kecantikan tentu tidak akan
mampu menyelamatkan dirinya sendiri akan tetapi juga tidak dapat dipercaya oleh
klien, dan keselamatan seorang klien adalah hal yang paling utama mengingat
begitu banyaknya dampak kosmetika bagi tubuh. Untuk itu sangat perlu
meminimalisir penggunaan kosmetika yang mengandung zat kimia berbahaya
yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tradisional.
Tidak hanya seorang ahli kecantikan, setiap wanita sangat perlu mengerti
tentang kosmetik.tidak hanya kosmetika modern, tradisional juga penting
diketahui mengingat kosmetika tradisional sangat aman dan sangat bermanfaat
kesehatan dan kecantikan kulit.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru dan
siswa SMK Negeri 10 Medan kelas X Tata Kecantikan, cenderung terlihat kurang
bersemangat dalam mengikuti pelajaran, guru sudah mengajarkan dengan baik
yaitu dengan menjelaskan menggunakan metode ceramah serta diiringi tanya
jawab.Selain itu, dari hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi
pembelajaran kosmetika di SMK Negeri 10 Medan memperlihatkan proses
pembelajaran yang masih bersifat teacher centered, dan menggunakan strategi
belajar konvensional sehingga siswa menjadi pasif dan partisipasi siswa di dalam
proses pembelajaran kurang maksimal. kelas X program tata kecantikan pada
mata pelajaran Kosmetika masih kurang memenuhi standart kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Hal ini dapat dilihat pada data dokumentasi yang diperoleh, bahwa hasil
belajar siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK Negeri 10 Medan dalam mata
pelajaran Dasar Kecantikan Kulit adalah sebagai berikut: Nilai Sub Sumatif tahun
2015/2016 yang berjumlah 32 orang rata-rata masih relatif cukup dimana siswa
yang mendapat nilai A (90-100) berjumlah 2 orang (6.3 %), yang mendapat nilai
B (80-89) berjumlah 6 orang (18.7%), yang mendapat nilai C (75-79) berjumlah 7
orang (20 %)dan yang mendapat nilai D (kurang dari 75) berjumlah 15 orang
(46.9%). Dari data yang diperoleh , maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata –
rata siswa selama satu tahun terahir tergolong masih kurang.Standart ketuntasan
yang diterapkan pihak sekolah SMK Negeri 8 adalah 75. Masih ada beberapa
siswa yang memperoleh nilai dibawah standart ketuntasan minimal.
Dengan memperhatikan kondisi belajar di atas dan mengingat mata
pelajaran kosmetika merupakan
mata pelajaran dasar dari ilmu kecantikan,
peneliti merasa perlu adanya perbaikan dari proses pembelajaran di kelas,
mengingat tujuan kompetensi belum tercapai, adapun tujuan kompetensi keahlian
di SMK N 10 Medan yakni menyiapkan tamatan untuk menghasilkan tenaga kerja
terampil yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai sikap yang terintegrasi
dalam kecakapan kerja dalam bidang keahlian tata kecantikan rambut, serta
mampu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta tuntutan dunia kerja, dilandasi oleh kekuatan Iman dan Taqwa kepada Tuhan
yang Maha Esa. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan menerapkan media pembelajaran yang tepat, yang berorientasi pada siswa
dan menarik minat belajar siswa.
Media dapat digunakan untuk membangkitkan gairah dalam pembelajaran,
memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan
kemampuannya.Media juga dapat meningkatkan pengetahuan, serta dapat
memberikan fleksibilitas dalam penyampaian pesan. .Media juga dapat berfungsi
sebagai alat komunikasi dan sarana pemecahan masalah.
Media pembelajaran dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada
siswa baik berupa alat, orang maupun bahan ajar. Selain itu media pembelajaran
dapat merangsang siswa agar lebih efektif. Media pembelajaran akan
memudahkan siswa menerima atau mengingat materi yang telah disampaikan.
Manfaat lain yaitu memudahkan guru dalam menyampaikan materi, karena dapat
ditujukan langsung kepada siswa, suatu bukti kongkrit berupa suara maupun
gambar gerak karena media pembelajaran berhubungan langsung dengan indra
penglihatan dan pendengaran. Oleh karena itu, maka penggunaan media
pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar. Ketepatan dalam memilih
media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar sangat
besar pengaruhnya terhadap efektifitas tercapainya tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Keberadaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan
dalam penyampaian pesan pembelajaran, mempunyai retensi (daya ingat) yang
lama, dan memudahkan dalam pemahaman.
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
media pembelajaran menjadi sangat bervariatif.Salah satunya adalah penggunaan
software Prezi sebagai salah satu media pembelajaran inovatif berbasis tehnologi
informasi dan komunikasi.Pembelajaran menggunakan software prezi ini
merupakan terobosan baru dalam pembelajaran.Dimana software prezi ini
merupakan sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk presentasi berbasis
internet.Selain untuk presentasi, prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual.Prezi menjadi unggul
karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI) yang
memungkinkan pengguna prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan
media presentasi mereka.Pada prezi, teks, gambar, video, dan media presentasi
lainnya ditempatkan di atas kanvas presentasi dan dapat dikelompokkan ke dalam
bingkai-bingkai yang telah disediakan.
Software prezi ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran
inovatif.Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan laptop yang telah terinstall software prezi, dikombinasikan dengan LCD dan perangkat audio.Arah
inovasi ini adalah agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuarikan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Media
PembelajaranPrezi
UntukMeningkatkan Hasil Belajar Kosmetika Siswa
Tata Kecantikan Kelas X SMK Negeri 10 Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan siswa mengenai kosmetika yang masih kurang
2. Pengetahuan siswa dalam mengenal jenis-jenis kosmetika masih kurang
3. Pengetahuan siswa mengenai bahan dasar kosmetika masih kurang
4. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran kosmetika pada siswa kelas X
Tata Kecantikan SMK Negeri 10 medan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di
atas, serta mengingat keterbatasan penulis, maka perlu dilakukan pembatan
masalah dalam penelitian ini yaitu sebagi berikut:
1. Materi pelajaran yaitu kosmetika tradsional, meliputi kompetensi dasar “
penggolongan, kegunaan, dan bahan dasar kosmetika tradisional;”.
2. Media pembelajaran yang akan dilakukan adalah media pembelajaran
prezi, yang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pada materi
yang telah diajarkan.
3. Hasil belajar yang diukur pada penelitian adalah hasil belajar kognitif.
4. Objek penelitian adalah siswa kelas x tata kecantikan smk negeri 10
medan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar kosmetika tadisional siswa kelas x tata
kecantikan SMK Negeri 10 medan yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional?
2. Bagaimanakah hasil belajar kosmetika tradisionsl siswa kelas x tata
kecantikan SMK Negeri 10 medan yang diajarkan dengan menggunakan
media pembelajaran prezi?
3. Bagaimanakah pengaruh hasil belajar kosmetika tradisional siswa kelas x
tata kecantika SMK Negeri 10 medan yang diajarkan menggunakan media
pembelajaran prezi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar kosmetika siswa kelas x tata kecantikan
kulit SMK Negeri 10 medan yang diajarkan dengan model pembelajaran
konvensional.
2. Untuk mengetahui hasil belajar kosmetika siswa kelas x tata kecantikan
kulit SMK Negeri 10 medan yang diajarkan menggunakan media
pembelajaran prezi.
3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan media pembelajaran prezi terhadap
hasil belajar kosmetika siswa kelas x tata kecantikan kulit SMK Negeri 10
medan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi, masukan dan pembelajaran dalam hal karya
ilmiah bagi peneliti dalam meneliti pengaruh penerapan media
pembelajaran prezi terhadap hasil belajar kosmetika siswa kelas x tata
kecantikan kulit SMK Negeri 10 medan.
2. Sebagai bahan dan sumber pengetahuan bagi mahasiswa pkk khususnya
program studi tata rias universitas negeri medan untuk lebih memahami
tentang media pembelajaran prezi.
3. Sebagai bahan informasi bagi siswa khususnya pembelajaran kosmetika
dengan menggunakan media prezi.
4. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi guru bidang studi produktif
dan pihak sekolah untuk menggunakan media pembelajaran prezi guna
meningkatkan hasil belajar siswa dan proses belajar mengajar dapat
berjalan lebih baik.