Contoh Laporan Prakerin Akuntansi Mengel

Contoh Laporan Prakerin Akuntansi
(Mengelola PPh dan PPN di Kantor
Pelayanan Pajak)
LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
MENGELOLA PPh DAN PPn
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
TANJUNG KARANG BANDAR LAMPUNG

Disusun Oleh :
Kelompok Prakerin DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
Tingkat II Program Keahlian Akuntansi

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

SMK PGRI PASIR SAKTI
Terakreditasi B
2013


LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
MENGELOLA PPh DAN PPn
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG BANDAR
LAMPUNG

Oleh :
FATHUR RO’UF

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

SMK PGRI PASIR SAKTI
Terakreditasi B

2013

LEMBAR PERSETUJUAN


Laporan Praktik Kerja Industri ini telah diperiksa oleh pembimbing praktik dan pembimbing
sekolah dan siap untuk diujikan.

Pasir Sakti, Maret 2013
Pembimbing Sekolah,

WAHYU EKA SUMARYATI,S.Pd

Pembimbing Praktik,

TIONAR SITANGGANG
NIP. 19601114 198503 2 001

Mengetahui,
Kepala SMK PGRI Pasir Sakti

AGUS SUGIHARTO,S.Pd M.Si.
NIP. 19740531 200003 1 001

LEMBAR PENGESAHAN


Laporan Praktik Kerja Industri ini telah diuji dan disyahkan oleh Tim Penguji pada :
Hari

:

Tanggal

:

Penguji I

Penguji II

Mengetahui,
Kepala SMK PGRI Pasir Sakti

AGUS SUGIHARTO,S.Pd M.Si.
NIP. 19740531 200003 1 001


MOTTO

 Jadikan kegagalan pemicu semangat untuk meraih kesuksesan, karena kegagalan adalah
keberhasilan yang tertunda

 Orang yang siap menghadapi kegagalan adalah orang yang siap meraih kesuksesan

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segenap kemampuan dan ikhlas hati, laporan hasil Praktik Kerja Industri (Prakerin)
ini kami persembahkan kepada :

1. Bapak Agus Sugiharto,S.Pd M.Si, selaku kepala SMK PGRI Pasir Sakti

2. Bapak Prio Saptono, selaku kepala kantor KPP Pratama Tanjung Karang yang telah
menerima kami dengan baik
3. Ibu Wahyu Eka Sumaryati,S.Pd, selaku pembimbing sekolah
4. Ibu Tionar Sitanggung, selaku pembimbing praktik KPP Pratama Tanjung Karang
5. Seluruh karyawan beserta staf KPP Pratama Tanjung Karang
6. Seluruh dewan guru dan staf SMK PGRI Pasir Sakti

7. Kedua orang tua kami yang telah merestui kami dalam melaksanakan kegiatan Prakerin.
8. Teman – teman yang selalu mendukung untuk pencapaian yang lebih baik
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri ini.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil praktik kerja industri ini.
Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabiallah Muhammad
SAW, keluarga serta para sahabat dalam seluruh umatnya. Amin.
Kami sadar bahwa laporan hasil praktik kerja industri ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
pembaca sekalian demi mencapai kesempurnaan dari laporan kami ini.

Selanjutnya kami berharap semoga Laporan Hasil Praktik Kerja Industri ini dapat berguna
bagi kami khususnya dan bagi pembaca sekalian pada umumnya.
Pasir Sakti, Maret 2013

Penyusun

DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iii
HALAMAN MOTTO..................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................v
KATA PENGANTAR..................................................................................vi
DAFTAR ISI...............................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Prakerin...........................................................................1
1.2 Tujuan Prakerin.........................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum........................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus.......................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup Prakerin...........................................................................3

1.4 Tujuan Penulisan Laporan Prakerin..........................................................4
1.5 Metode Penulisan Laporan.......................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Akuntansi................................................................................6
2.2 Mengelola Bukti Transaksi.......................................................................7
2.3 Mengelola Buku Jurnal...........................................................................10
2.4 Mengelola Buku Besar...........................................................................12
2.5 Laporan Keuangan..................................................................................13
2.5.1 Ikhtisar R/L..........................................................................................13
2.5.2 Perubahan Modal.................................................................................14
2.5.3 Neraca..................................................................................................14
2.6 Jurnal Penutup........................................................................................14
2.7 Pengertian Pajak.....................................................................................15
2.8 Pengertian PPh........................................................................................17
2.9 Pengertian PPn........................................................................................17

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat (Tempat Prakerin).........................................................18
3.2 Bagian Dalam Kantor Pelayanan Pajak..................................................18
3.3 Lokasi Perusahaan..................................................................................20
3.4 Sistem Manajemen Perusahaan..............................................................21
3.5 Jenis – Jenis Pajak..................................................................................23
3.6 Macam – Macam PPh.............................................................................24

3.7 Struktur Organisasi.................................................................................28
3.8 Siklus Akutansi Perusahaan....................................................................29
3.9 Kegiatan (Selama Melaksanakan Prakerin)...........................................29

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.............................................................................................32
4.2 Saran.......................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Prakerin
Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai mana tercantum dalam
undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional (Penjelasan Pasal
15), dijelaskan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dengan
demikian tamatan yang dihasilkan harus memiliki kompetensi (kemampuan) sesuai dengan

kebutuhan / permintaan masyarakat dan dunia kerja.
Disadari bahwa pelaksanaan pendidikan dan latihan (diklat) di sekolah pada kenyataanya
belum dapat memberikan kompetensi/kemampuan kepada siswa sebagaimana dipersyaratkan
oleh dunia usaha/dunia industri, tetapi baru dapat memberikan kemampuan dasar, oleh karena
itu sebagai upaya meningkatkan kesesuaian mutu lulusan SMK dengan kemampuan kerja dan
sikap professional sesuai dengan persyaratan lapangan kerja, maka dalam penyelenggaraan
pendidikan diterapkan model Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah pelaksanaan pendidikan yang melibatkan dunia
usaha / dunia industri (DU/DI) serta asosiasi profesi mulai dari proses penerimaan siswa,
proses pendidikan dan latihan (diklat), pengujian dan sertifikasi dilaksanakan sejalan dengan
apa yang telah dilaksanakan di dunia usaha / dunia industri.
Semangat PPN adalah Pajak atas setiap *pertambahan nilai* yang diberikan atas suatu
barang. Perusahaan harus bayar additional Rp.1 atas penjualan barang dengan DPP Rp. 110,-

adalah karena perusahaan dianggap memberikan nilai tambah terhadap barang yang di jual,
yang bukan beban perusahaan. transaksi PPN ini adanya di Balance Sheet (Neraca) dan
bukan di Profit & Loss (Laba Rugi).
Sementara PPh 29 (Badan) adalah pajak atas tambahan kemampuan konsumsi yang diperoleh
oleh perusahaan atas penjualan barang tersebut, singkatnya pajak atas keuntungan penjualan
produk. Karena perusahaan, pemerintah mengharuskan untuk membayar sejumlah pajak ke

negara. Kalau yang ini adanya di profit & loss (Laporan Laba Rugi).

1.2 Tujuan Prakerin
Tujuan yang dicapai dalam penyelenggaraan prakerin melalui Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) dapat dikelompokkan ke dalam dua tujuan yaitu :
1.2.1

Tujuan Umum
Tujuan umum penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (Prakerin) antara lain :

a.

Untuk membekali peserta prakerin mengembangkan kepribadian, potensi akademik, dan
dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif,adaptif dan
produktif

b. Menghasilkan tenaga kerja yang memilik keahlian professional yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan
c.


Meningkatkan efiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas

d. Membiasakan siswa dengan membekali pengalaman yang ada di luar sekolah.

1.2.2

Tujuan Khusus
Tujuan khusus menyelenggarakan Praktik Kerja Industri (Prakerin)

a.

untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha

b. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profosional yang di perlukan siswa untuk memasuki
dunia usaha.
c.

Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas terhadap siswa sebagai persiapan dalam
menghadapi atau memasuki dunia usaha yag sesungguhnya.

d. Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan pada tempat
dimana siswa melaksanakan Praktek Kerja industri ( PRAKERIN )

1.3 Ruang Lingkup
Dalam suatu perusahaan atau kantor memiliki kondisi lingkungan yang berbeda, kondisi
lingkungan yang baik mencerminkan kepribadian pegawai yang baik. Adapun kondisi
lingkungan tempat kerja yang baik memiliki ciri – ciri / kriteria sebagai berikut :
1. Peralatan dan fasilitas kantor yang memadai
Setiap perusahaan atau kantor pasti menyediakan peralatan dan fasilitas kantor yang
memadai, dan berguna bagi setiap karyawan dan bermanfaat bagi orang lain.
2. Terdapat ventilasi udara
Setiap perusahaan atau kantor pasti memiliki ventilasi udara, agar menimbulkan kenyamanan
bagi karyawan karena dapat menyejukkan setiap ruangan
3. Tempat kerja (ruangan) teratur
Tempat kerja (ruangan) teratur dimana tempat kerja itu setiap pagi cleaning service, selalu
membersihkan tempat setiap pegawai, dan tempat pegawai itu selalu tertata dengan rapi

1.4 Tujuan Penulisan Laporan Prakerin
Laporan adalah suatu keterangan tertulis yang disampaikan oleh seseorang kepada atasan
atau sebuah tim/kelompok yang membentuknya yang merupakan akibat dari pelaksanaan
pekerjaanya.
Berikut tujuan dari penulisan laporan :
1. Peserta prakerin dapat belajar pada lini produksi, sehingga memiliki kompetensi sesuai
dengan kegiatan usaha yang dilaksnakan DU/DI
2. Terjalin hubungan kerja sama dalam hal penyelenggaraan kerja sama usaha, uji kompetensi
dan sertifikasi peserta didik
3. Mampu memahami dasar pendidikan

4. Mampu memahami tujuan pendidikan
5. Mengetahui bagaimana prosedur susunan dalam pembuatan laporan

1.5 Metode Penulisan Laporan
Penulisan laporan yang baik harus ditunjang dengan data yang valid, actual dan factual.
Dalam pengumpulan data metode yang kami gunakan diantaranya :
1. Metode interview (Wawancara)
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya langsung atau wawancara kepada
pihak – pihak yang berhubungan dengan dunia kerja yang dijalani diantaranya, masyarakat
sekitar, pimpinan perusahaan, staf atau karyawan kantor. Metode ini dilakukan karena metode
ini merupakan cara yang efektif dalam pengumpulan data secara baik dan akurat
2. Metode observasi (pengamatan secara langsung)
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara
sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Banyaknya periode observasi yang perlu
dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data
yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil
observasi itu akan digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut,
maka hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang
relatif sama.
3. Metode study pustaka
Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan mempelajari buku – buku yang berhubungan
dengan penyusunan dan penulisan laporan. buku – buku yang dipelajari akan menambah
pengetahuan tentang dunia usaha dan dunia industri.
Dalam hal ini kami ingi mambahas tentang PPh dan PPN.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Akuntansi
Pada abad ke-14, para pedagang dari Genoa mulai mengadakan pencatatan secara sederhana.
Namun setelah terbitnya buku berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Pro Portioni et
Proportionality dari Lucas Paciolo, pada tahun 1949 pembukuan mulai dilakukan secara
sitematis dengan menggunakan sistem perpasangan dan sistem pembukuan inilah yang
menjadi cikal bakal lahirnya Akuntansi (Accounting).
Pengertian Akuntansi
Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the process of identifying,
measuring, and communicating economic information to permit information judgment and
decision by users of the information. Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur,

dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan
keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Sedangkan menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), Accounting
is the art of recording, classifying and summarizing in a significant manner and terms of
money, transaction and events which are, in part at least, of finacial character, and
interpreting the result there of. Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan
yang tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
yang setidak-tidaknya bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya.
Berdasarkan kedua defenisi akuntansi diatas, dapat disimpulkan pengertian akuntansi sebagai
berikut:
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
informasi ekonomi keuangan. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan
berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan Setelah
mengenal secara jelas defenisi Akuntansi menurut AAA dan AICPA, pelajari pula materi
tentang siklus akuntansi yang menguraikan perbedaan antara siklus akuntansi perusahaan
dagang dan siklus akuntansi perusahaan jasa.
2.2 Mengelola Bukti Transaksi
a. Pengertian Bukti Transaksi
Traksaksi adalah situasi atau kejadian yang melibatkan unsur lingkungan dan mempengaruhi
posisi keuangan. Setiap transaksi harus dibuatkan keterangan tertulis seperti faktur atau nota
penjualan atau kwitansi dan disebut dengan Bukti Transaksi. Dalam akuntansi suatu transaksi
diukur dengan satuan mata uang. Oleh sebab itu transaksi-transaksi yang bernilai uang saja
yang dicatat dalam akuntansi. Jadi yang dimaksud transaksi dalam akuntansi dalam arti yang
spesifik yaitu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan. Karena hal tersebut yang
disebut dokumen transaksi dalam akuntansi adalah dokumen transaksi yang mempengaruhi
posisi keuangan. Ini adalah satu perbedaan sistem informasi akuntansi dengan sistem
informasi manajemen, dimana transaksi dalam sistem informasi manajemen adalah semua
kejadian yang melibatkan unser lingkungan baik yang berpengaruh maupun tidak
berpengaruh terhadap posisi keuangan.
Pada perusahaan besar yang transaksinya dalam jumlah besar terutama pada transaksi
pembelian, perlu dilakukan pengawasan, pemeriksaan baik terahadap kwantitas maupun

kwalitas. Untuk setiap pembelian dibuatkan surat permintaan pembelian (Purchase Request)
selanjutnya Order pembelian (Purchase Order). Sampai disini belum ada transaksi yang
mempengaruhi posisi keuangan dengan demikian dua dokumen tersebut tersebut adalah
dokumen akuntansi yang tidak termasuk dalam bukti transaksi. Dokumen tersebut berfungsi
hanya sebagai dikumen referensi.
Dalam proses penerimaan barang/jasa dibuatkan “Surat Bukti Penerimaan” atau apapun nama
nya sesuai dengan barang atau jasa yang diterima bisa juga “Berita Acara Penerimaan” yang
memuat informasi tentang kwantitas dan kwalitas serta menunjukan identifikasi dokumen
pengantar supplier dan identifikasi dokument pembelian. Surat bukti penerimaan menunjukan
pengaruhnya terhadap posisi keuangan, yaitu penambahan terhadap aset atau biaya. Surat
bukti penerimaan ini adalah dokumen akuntansi yang tergolong bukti transaksi.
Hal yang spesifik dalam membuat bukti transaksi adalah bahwa setiap membuat bukti
transaksi dengan sistem komputer, pada saat itu data tersimpan dalam sistem komputer. Data
yang tersimpan tersebut selanjutnya diolah oleh sistem komputer menjadi informasi yang
berguna. Tidak demikian halnya dengan sistem akuntansi manual dimana data dicatat secara
berulangkali dari bukti transaksi sehingga menimbulkan kesan bahwa akuntansi itu sulit dan
membuat jenuh.
b. Macam-Macam Bukti Pencatatan
1. Bukti Transaksi Intern
Bukti transaksi intern adalah bukti transaksi yang khusus di buat oleh intern dan dibuat untuk
intern perusahaan. Yang termasuk bukti intern sebagai berikut:
 Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, seperti
pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengeluaranpengeluaran yang lainnya. Untuk lebih memahami
Memo adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang ada di
lingkungan perusahaan
 Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara cash atau
secara tunai.

2. Bukti Transaksi Ekstern
Bukti ekstern adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pihak di luar
perusahaan. Misalnya, bukti pengeluaran kas, faktur pembelian / penjualan dan pembayaran
upah
Berikut contoh bukti ekstern.
 Cek
Adalah surat perintah kepada bank sebesar jumlah yang tercantum dalam cek tersebut kepada
seseorang atau orang yang membawa cek tersebut. Cek dibuat oleh pihak yang mempunyai
simpanan di bank dan pengeluaran cek ditujukan kepada orang yang dikehendakinya.
Transaksi pembelian ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam penjualan.
Transaksi pembelian barang dapat dilakukan dengan 2 cara pembayaran yaitu: pembelian
tunai dan pembelian kredit. Bukti transaksi yang diperlukan untuk pembelian tunai maupun
kredit hampir sama perbedaannya hanya pada pembelian tunai pembeli menerima 2 bukti
transaksi dari penjual yaitu nota kontan dan kuitansi sedangkan pada pembelian kredit
pembeli hanya menerima faktur saja dari pihak penjual. Administrasi lain yang diperlukan
selain itu antara lain bukti permintaan, surat pesanan, penerimaan barang dan kartu
persediaan
 Nota Kontan
Nota kontan adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh
pedagang dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar
untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual
 Kwitansi
Adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh penerima uang dan
diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut.
 Nota Kredit
Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan langganannya yang
disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya

sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima
barangnya.
 Faktur
Adalah bukti pembelian atau penjualan barang secara kredit yang dibuat oleh pihak penjual
dan diberikan kepada pihak pembeli.
2.3 Mengelola Buku Jurnal
a. Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Umum
Dalam akuntansi pencatatan transaksi ke dalam jurnal pada dasarnya adalah mencatat
pengaruh keuangan akibat terjadinya transaksi. Dengan kata lain mencatat perubahan pada
saldo akun-akun buku besar dengan cara mendebet atau mengkredit akun-akun yang terkait.
Oleh karena itu pencatatan suatu transaksi dalam jurnal adalah mencatat akun mana yang
harus di debet dan akun mana yang harus di kredit sebagai akibat transaksi yang
bersangkutan.
b. Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Khusus
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus pada dasarnya sama dengan pencatatan transaksi
dalam jurnal umum yang telah dibahas di atas. Langkah pertama kita harus mampu
menentukan akun mana yang harus di debet dan akun mana yang harus di kredit dengan
tepat. Perbedaan terletak pada teknis pencatatan, sehubungan dengan bentuk dan fungsi buku
jurnal khusus yang berbeda.
c. Mencatat transaksi ke dalam Jurnal Penjualan
Buku jurnal penjualan berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi penjualan barang
dagangan atau jasa dengan pembayaran kredit. Sumber pencatatan dalam buku tersebut
adalah faktur penjualan. Bentuk buku jurnal penjualan biasanya disesuaikan dengan data
mengenai penjualan yang diperlukan
d. Pencatatan transaksi ke dalam Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal Penerimaan kas (cash receipts journal) berfungsi sebagai tempat mencatat semua
transaksi penerimaan kas (all collections of cash). Oleh karena itu sumber pencatatan dalam
buku jurnal tersebut pada umumnya terdiri dari kuitansi (lembar dua atau copy) dan copy

nota kontan. Dalam praktek sering dijumpai bukti transaksi kas yang khusus disediakan oleh
perusahaan sendiri, baik untuk penerimaan maupun untuk pengeluaran kas. Sementara
kuitansi dan bukti-bukti lainnya dijadikan sebagai bukti pendukung.
Bentuk atau kolom-kolom yang disediakan dalam jurnal penerimaan kas disesuaikan dengan
jenis dan volume transaksi yang biasa terjadi dalam perusahaan. Misalnya pada perusahaan
yang sering melakukan transaksi penjualan tunai, dalam jurnal penerimaan kas harus
disediakan kolom khusus untuk akun Penjualan. Sementara akun-akun tempat mencatat
transaksi yang jarang terjadi, cukup dicatat di dalam kolom serba-serbi
e. Pencatatan transaksi ke dalam Jurnal Umum
Dalam hal digunakan jurnal khusus seperti telah di bahas di atas, jurnal umum (general
journal) juga berfungsi khusus yaitu sebagai tempat mencatat transaksi-transaksi yang tidak
bisa dicatat ke dalam jurnal pembelian, penjualan, penerimaan kas dan jurnal pengeluaran
kas. Transaksi-transaksi yang dicatat ke dalam jurnal umum antara lain:
1. Retur pembelian dan retur penjualan yang berasal dari transaksi pembelian atau penjualan
kredit.
2. Retur pembelian dan retur penjualan yang berasal dari pembelian atau penjualan tunai, dalam
hal harga barang yang dikembalikan diperlakukan sebagai uang muka (advance payment)
3. Koreksi kesalahan pencatatan yang dilakukan dalam buku jurnal
4. Penyesuaian saldo akun-akun buku besar umum pada akhir periode, untuk kepentingan
penyusunan laporan keuangan
5. Penutupan akun-akun buku besar yang sifatnya sementara seperti akun-akun penghasilan,
beban, ikhtisar laba rugi dan prive. Biasa dilakukan pada penutupan buku akhir periode
akuntansi.
6. Pengembalian saldo akun-akun neraca yang berfungsi sebagai akun perantara yang muncul
dari pos penyesuaian ke dalam akun asalnya (reversing entries)
2.4 Mengelola Buku Besar
Merupakan buku yang berisi kumpulan akun-akun yang saling berhubungan yang
menggambarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan harta, utang dan modal. Akun buku
besar digolongkan sebagai berikut.

a. Akun Nominal (nominal account)
Akun nominal adalah akun yang saldonya akan berakhir dalam satu periode dan
pelaporannya berbentuk laporan laba. Jenis akun nominal yaitu akun pendapatan dan akun
beban.
Buku besar memiliki peranan penting dalam siklus akuntansi, terutama dalam proses
penggolongan (classifying). Secara garis besar buku besar berfungsi sebagai berikut.
1. Untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat dalam jurnal
2. Sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan dan mengetahui jumlah atau keadaan
rekening yang telah terjadi
3. Sebagai dasar penggolongan transaksi yang telah dicatat dalam jurnal
4. Sebagai data dan sumber informasi untuk menyusun laporan keuangan
b. Akun permanen (real account)
Akun permanen adalah akun yang saldonya akan berlanjut dari satu periode ke periode
berikutnya dan pelaporannya dalam bentuk neraca. Jenis akun riil yaitu akun aktiva, akun
kewajiban dan akun ekuitas.
Bentuk Akun Buku Besar
1. Bentuk T sederhana
2. Bentuk dua kolom (skontro)
3. Bentuk stafel tiga kolom
4. Bentuk stafel empat kolom
Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger)
Adalah kumpulan akun-akun yang berfungsi memberikan rincian kepada akun buku besar,
terdiri dari Buku besar pembantu piutang (Account Receivable Subsidiary Ledger) dan Buku
besar pembantu utang (Account Payable Subsidiary Ledger).
2.5 Laporan Keuangan
2.5.1 Ikhtisar R/L
ikhtisar yg berisi perincian pendapatan dan biaya dalam rangka perhitungan laba atau rugi
untuk jangka tertentu. Seperti halnya neraca, maka bentuk laporan Laba-Rugi juga dapat

menggunakan bentuk T maupun bentuk Laporan. Sedangkan penyusunan Laporan Rugi Laba
dapat dilaksanakan dengan 2 metode :
a.

Metode “Satu Tahap” (Single step), yaitu penyajian Laporan Rugi Laba yang dilakukan

dengan cara pengelomporkan hasil – hasil dari aktivitas / kegiatan utama dan bukan hasil
utama secara langsung disatukan dan selanjutnya diikuti di bawahnya dilaporkan biaya –
biaya serta kerugian – kerugiannya.
b. Metode “Bertahapan” atau “Terperinci” (Multiple Step), yaitu penyajian laporan
keuangan dengan cara melakukan pengelompokan secara terperinci dan bertahap, baik untuk
hasil – hasil maupun biaya – biaya.
2.5.2 Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah ikhtisah tentang perubahan modal suatu perusahaan yang
terjadi selama jangka waktu tertentu. Laporan perubahan modal ini merupakan suatau
pelengkap penyajian Laporan Keuangan. Secara garis besarnya, isi Laporan Perubahan
Modal terdiri atas Modal Awal, Kenaikan Modal karena adanya Laba atau pengurangan
modal karena adanya Rugi, dan ditutup dengan timbulnya modal akhir.
2.5.3 Neraca
Neraca adalah suatu daftar yang terdiri dari debet dan kredit tempat mencatat secara
sistematis saldo setiap akun buku besar. Langkah-langkah menyusun daftar neraca buku besar
adalah sebagai berikut.
a.

Menghitung Saldo dari buku besar berbentuk skontro

1. Jika dua sisi terisi semua, maka saldonya merupakan selisih antara jumlah debet dan kredit.
Untuk saldo debet, letakkan selisih saldonya di kolom kredit. Sedangkan untuk saldo kredit,
letak selisihnya di kolom debet.
2. Jika hanya satu sisi saja yang terisi, maka saldonya adalah jumlah itu sendiri.
3. Menghitung Saldo dari Buku Besar Berbentuk Stafel
b.

Bentuk tiga kolom.
Saldo dari buku besar ini adalah angka yang tampak terakhir dan merupakan selisih antara
jumlah debet dan kredit. Kemudian letakkan saldonya di kolom debet atau kredit karena saldo
tidak menjelaskan debet atau kredit.

c.

Bentuk empat kolom. Saldonya merupakan angka yang tampak terakhir pada kolom saldo
debet atau kredit.
2.6 Jurnal Penutup
Jurnal Penutup adalah jurnal umum yang dibuat pada akhir periode akuntansi dengan tujuan
untuk memindahkan atau menutup saldo Akun sementara/nominal. Akun nominal terdiri dari
pendapatan dan biaya. Dalam pembuatan Jurnal Penutup, perlu dibuka Akun baru yaitu Akun
Ikhtisar Laba Rugi yang digunakan untuk menampung pemindahan saldo Akun nominal.
Tujuan Penutupan, yaitu

1. Menentukan laba atau rugi.
2. Memisahkan pendapatan/biaya antar tahun buku.
3. Mendapatkan neraca akhir.
4. Memisahkan perangkat pembukuan (berkas atau file) antar tahun buku.
Pada saat membuat Jurnal Penutup, beberapa langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :
1. Menutup Akun Biaya dengan memindahkan saldo setiap Akun Biaya ke Akun Ikhtisar
Laba Rugi. Pada neraca saldo setelah penyesuaian, akun biaya posisinya di sisi debet. Pada
jurnal penutup, pindahkan posisi biaya di debit ke kredit. Maka jurnal penutup pada tahap ini
adalah:
Ikhtisar Laba/Rugi

Rp xxx

Biaya ……………..*

Rp xxx

* segala jenis biaya termasuk depresiasi/penyusutan dan kerugian piutang
2. Menutup Akun Pendapatan dengan memindahkan saldo setiap Akun Pendapatan ke Akun
Ikhtisar Laba Rugi. Pada neraca saldo setelah penyesuaian, akun pendapatan posisinya di sisi
kredit. Pada jurnal penutup, pindahkan posisi pendapatan di kredit ke debit. Maka jurnal
penutup pada tahap ini adalah:
Pendapatan ……………..* Rp xxx
Ikhtisar Laba/Rugi
* segala jenis pendapatan

Rp xxx

3. Menutup Akun Laba Rugi dengan memindahkan saldo Akun tersebut ke Akun Modal.
Untuk memperoleh nilai laba/rugi (ikhtisar laba rugi) pada tahap ini, terlebih dahulu
kurangkan hasil penutupan rekening pendapatan dan biaya pada neraca saldo setelah
penyesuaian = laba/rugi. Laba jika pendapatan > biaya. Rugi jika pendapatan < biaya,
sehingga jurnal penutup untuk tahap ini adalah:
Ikhtisar Laba/Rugi

Rp xxx

Modal

Rp xxx

1. Menutup Akun Prive (jika ada) dengan memindahkan saldo Akun tersebut ke Akun
Modal. Untuk menutup akun prive yang bersaldo debit pada neraca saldo setelah
penyesuaian, posisikan akun prive tersebut di kredit :
Modal

Rp xxx

Prive

Rp xxx

Membuat Jurnal Penutup di Aplikasi Keuangan Guyub : Dimisalkan semua akun dan
kelompok akun : aktiva, kewajiban, modal, biaya, dan pendapatan telah terisi/memiliki saldo.
Langkah yang harus dilakukan yaitu :
1. Klik submenu Jurnal Penutup.
2. Input data Jurnal Penutup sesuai form yang tersedia, mulai dari memasukkan Nomor
Jurnal, Tanggal, dan Deskripsi.
2.7 Pengertian Pajak
Pajak adalah kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah sesuai dengan system perpajakan
yang dianut oleh pemerintah yakni sistem self-assessment yang berarti wajib pajak
melakukan sendiri kewajiban perpajakannya. Dengan adanya sistem self-assessment tersebut,
pemerintah mengharapkan kejujuran dan kesadaran dari setiap wajib pajak untuk melakukan
kewajiban perpajakannya sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku.
Sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku pada saat ini menyatakan bahwa
setiap warga negara Indonesia maupun warga negara asing yang telah menetap di Indonesia
selama 183 hari secara berturut-turut dan memperolah penghasilan dari kegiatan usahanya
wajib untuk melakukan kegiatan perpajakannya sesuai dengan Undang-Undang perpajakan
yang berlaku di Indonesia. Dengan adanya system self-assessment yang diterapkan oleh
pemerintah dalam bidang perpajakan, berarti kewajiban perpajakan setiap wajib pajak,

dihitung, diperhitungkan, dibayar, dan dilaporkan sendiri oleh wajib pajak ke pemerintah
dalam hal ini kantor pelayanan pajak dimana wajib pajak terdaftar atau berdomisili.
2.8Pengertian PPh
PPh atau (Pajak Penghasilan) adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi dan badan,
berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak.

2.9 Pengertian PPn
PPh atau singkatan dari Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak tidak Langsung yang
dikenakan pada setiap pertambahaan nilai atau transaksi penyerahan barang dan atau jasa
kena pajak dalam pendistribusiannya dari produsen dan konsumen.

BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kantor pelayanan pajak Bandar lampung berdiri pada tahun 1963 dengan status dinas tingkat
I teluk betung. Kantor dinas tingkat I teluk betung merupakan kantor yang ada di bawah
inspeksi keuangan palembang.
Kantor dinas luar tingkat I teluk betung pada tahun 1964 menjadi kantor inspeksi keuangan
teluk betung yang meliputi provinsi lampung, kemudian berdasarkan keputusan menteri
keuangan RI No.276/1989 kantor inspeksi keuangan teluk betung diganti menjadi kantor
inspeksi pajak teluk betung pada tahun 1989
KPP Pratama tanjung karang dibentuk berdasarkan keputusan direktorat jenderal pajak
No.Kep-159/PJ/2008 tanggal 4 september 2008. KPP Pratama Bandar lampung menempati
gedung eks. KPP Bandar Lampung. dengan luas tanah
3.2 Bagian dalam Kantor Pelayanan Pajak
Kantor Pelayanan Pajak konvensional terdiri dari delapan seksi, yaitu :
1. Subbagian Umum
2. Seksi Tata Usaha Perpajakan
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi
5. Seksi Pajak Penghasilan Badan
6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan
7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai
8. Seksi Penagihan
9. Seksi Penerimaan dan Keberatan
Secara bertahap sejak tahun 2002, Kantor Pelayanan Pajak telah mengalami modernisasi
sistem dan struktur organisasi menjadi instansi yang berorientasi pada fungsi, bukan lagi pada

jenis pajak. Kantor Pelayanan Pajak modern juga merupakan penggabungan dari Kantor
Pelayanan Pajak konvensional dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak. Pada Tahun
2002 tersebut, dibentuk 2 KPP WP Besar atau LTO (Large Tax Office). KPP ini menangani
300 WP Badan Terbesar di seluruh Indonesia dan hanya mengadministrasikan jenis pajak
PPH dan PPN. Pada tahun 2003 dibentuk 10 KPP Khusus yang meliputi KPP BUMN,
Perusahaan PMA, WP Badan dan Orang Asing, dan Perusahaan Masuk Bursa. Kemudian
pada tahun 2004 dibentuk pula KPP Madya atau MTO (Medium Tax Office). Sedangkan KPP
Modern yang menangani WP terbanyak adalah KPP Pratama atau STO (Small Tax Office).
KPP Pratama baru dibentuk pada tahun 2006 s.d 2008.Perbedaan utama antara KPP STO
dengan KPP LTO Maupun MTO antara lain adalah dengan adanya Seksi Ekstensifikasi pada
KPP STO, sehingga dapat dikatakan pula KPP STO merupakan ujung tombak bagi DJP untuk
menambah rasio perpajakan di Indonesia.
Pembagian Seksi dan Jabatan Fungsional pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah
sebagai berikut :
1. Subbagian Umum
2. Seksi Pelayanan
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
4. Seksi Ekstensifikasi
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (maksimal 4 Seksi Pengawasan dan Konsultasi)
6. Seksi Penagihan
7. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
8. Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak
9. Kelompok Jabatan Fungsional Penilai

3.3 Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan kantor pelayanan pajak pratama tanjung karang Bandar lampung berada
dilokasi yang strategis sehingga mudah untuk dicari keberadaanya, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada denah lokasi dibawah ini.

3.4 Sistem Manajemen Perusahaan
a. Tugas dan tujuan KPP Pratama Tanjung Karang

Tugas pokok kantor pelayanan pajak pratama tanjung karang adalah melaksanakan
penyuluhan, pelayanan dan pengawasan terhadap wajib pajak di bidang pajak penghasilan,
pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, BPHTB, pajak penghasilan atas barang
mewah dan pajak tidak langsung lainya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang – undangan yang berlaku. Jenis pelayanan kepada wajib pajak dikantor pelayanan
pajak pratama tanjung karang terdiri atas :
1. Pelayanan bidang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
 Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak
 Penyampaian surat pemberitahuan (SPT Masa dan Tahunan)
 Pelaporan peraturan surat ketetapan pajak
 Permohonan peninjauan kembali
 Permohonan keberatan
 Permohonan mengangsur atau menunda pembayaran pajak
 Permohonan pengambilan kelebihan pembayaran pajak (Restitusi / PLB)
 Pencabutan sita
 Pemberian NPWP
 Pengukuhan pengusaha kena pajak
 Perubahan data dan identitas wajib pajak
 Mutasi NPWP karena pindah domisili tempat kedudukan
 Penghapusan NPWP
 Permohonan pemindah bukuan
 Pembatalan lelang
 Pemberitahuan pembukuan dengan menggunakan komputer

2. Pelayanan bidang pajak penghasilan
 Permohonan penerbitan SKB atas penghasilan dari penghasilan hak atas tanah dan bangunan
karena warisan, hibah, pembangunan, pelabuhan, atau pemekaran usaha
 Pemberitahuan perubahan tahun buku
 Permohonan penerbitan SKB PPh 23 selain sewa tanah dan bangunan
 Permohonan penetapan suatu daerah terpencil

 Permohnan pengurangan atau pembebasan pph pasal 25
 Permohonan pembebasan dari potongan / piutang yang dilakukan pihak ke-3 (PPh Pasal 21,
22, 23)
 Permohonan Penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 22 impor
 Permohonan penerbitan SKB atas penghasilan hak atas tanah dan bangunan oleh wajib pajak
real estate untuk SPT tahunan yang telah kadaluarsa tetapi belum diperikasa
 Permohonan Surat Keterangan Fiskal (Tax Clearrance)
3. Pelayanan bidang pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah


Restitusi PPN karena kendaraan bermotor jenis Van dan Pick-Up yang digunakan sebagai
angkutan umum

 Penerbitan faktur pajak standard
4. Pelayanan bidang bea materai
5. Pelayanan bidang pajak bumi dan bangunan
6. Pelayanan bidang bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

3.5 Jenis – Jenis Pajak
Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi Pajak Pusat dan
Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang
dalam hal ini sebagian dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Departemen Keuangan.
Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di
tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

a. Pajak Penghasilan (PPh)
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adlah

setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan
nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa
keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPh)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di
dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan
jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undangundang PPN. Tarif PPN adalah tunggal yaitu sebesar 10%. Dalam hal ekspor, tarif PPN
adalah 0%. Yang dimaksud Dengan Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, peraian, dan ruang udara diatasnya.

c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah, juga
dikenakan PPn BM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
adalah :
 Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau
 Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
 Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; atau
 Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
 Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu
ketertiban masyarakat.
d. Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris,
serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal
diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.

e. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau
bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan
PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
3.6 Macam – Macam PPh
a. PPh pasal 21
PPh pasal 21 adalah pasal yang mengatur pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang
diterima dari pekerjaan / jasa baik dalam hubungan kerja maupun dari pekerjaan bebas oleh
WP perorangan dalam negeri.
Subjek pajak PPh pasal 21 adalah :
 Pegawai
 Penerima pensiun
 Penerima honorarium
 Penerima upah
 Orang pribadi lainnya yang menerima / memperoleh penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan dari pemotong pajak.
Pengecualian subjek pajak :
 Pejabat perwakilan diplomatik beserta staf
 Pejabat perwakilan organisasi internasional beserta staf.
Pengecualian objek pajak PPh pasal 21 :
 Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna,
beasiswa
 Penerimaan dalam bentuk natura dan atau keenikmatan dalam bentuk apapun yang diberikan
oleh WP atau pemerintah
 Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendirian telah disyahkan oleh
menkeu atau iuran THT kepada badan penyelenggra jamsostek yang dibayar oleh pemberi
kerja
 Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah.

b. PPh pasal 22
PPh pasal 22 membahas tentang penghasilan yang berasal dari penjualan pada instansi
pemerintah, impor, dan industri tertentu (industri rokok, industri kertas, industri otomotif,
industri semen, industri baja, Pertamina Bulog untuk tepung terigu dan gula pasir).
Tarif PPh pasal 22 atas penjualan instansi pemerintah :
PPh pasal 22 bendaharawan = 1,5% x nilai penjualan
Tarif PPh pasal 22 atas impor :
 Bila importir memiliki API (Angka Pengenal Impor)
PPh pasal 22 impor = 2.5% x nilai impor
 Bila importir tidak memiliki API
PPh pasal 22 impor = 7.5% x nilai impor
Contoh :
industri kertas mempunyai penghasilan bersih Rp 100.000.000 per tahun, maka pajak ynag
harus di bayar adalah : 100.000.000 x 2.5 % = 2500.000
c. PPh pasal 23
PPh pasal 23 membahas tentang penghasilan yang diperoleh dari penggunaan harta atau
modal (deviden, bunga, royalti, hadiah penghargaan, sewa, dan jasa).
 Deviden, royalti, bunga, hadiah penghargaan
PPh pasal 23 = 15% x penghasilan bruto
 Sewa dan jasa
PPh pasal 23 = 2% x penghasilan bruto
Contoh : Seorang pengusaha menyewakan sebidang tanah seluas 1 hektar dengan nilai sewa
30.000.000 selama 1 tahun jadi penghitungan pph :
30.000.000 x 2 % = 600.000
d. PPh pasal 24
PPh pasal 24 membahas tentang penghasilan yang berasal dari luar negeri. Pada prinsipnya
dalam PPh pasal 24 adalah mencari besarnya pajak yang bisa dikreditkan dengan jalan
membandingkan antara pajak yang dipungut di luar negeri dengan batas maksimum kredit

pajak dipilih yang terkecil. Batas maksimum kredit pajak = penghasilan dari luar negeri/ PKP
x PPh terutang

e. PPh pasal 25
PPh pasal 25 membahas tentang angsuran pajak yang menggunakan stelsel anggapan.
Ansuran pajak/ bulan = PPh terutang – kredit pajak /12
f. PPh pasal 26
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 adalah PPh yang dikenakan/ dipotong
atas penghasilan yang bersumberdari Indonesia yang diterima /diperoleh
Wajib Pajak(WP) luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) diIndonesia.
Tarif dan Objek PPh Pasal 26
1. 20% (final) dari jumlah penghasilan bruto yangditerima / diperoleh Wajib Pajak Luar
Negeri berupa :
 dividen;
 bunga, premium, diskonto, premi swap,dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian hutang;
 royalti, sewa,& penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan harta;
 imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
 hadiah dan penghargaan
 pensiun dan pembayaran berkala lainnya.
2. 20% (final) dari perkiraan penghasilan neto berupa :
 penghasilan dari penjualan harta di Indonesia;
 premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan langsung / melalui pialang kepada
perusahaan asuransi di luar negeri.

1. 20% (final) dari Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu BUT di
Indonesia, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia.
2. Tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia dengan
negara pihak pada persetujuan.
3.7 Struktur Organisasi
Struktur organisasi kantor pelayanan pajak pratama tanjung karang berdasarkan fungsinya.
Struktur organisasi tersebut mendukung penugasan yang terspesialisasi, sehingga mendorong
terwujudnya pegawai yang lebih professional dalam menjalankan tugas masing – masing
demi meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak.

3.8 Siklus Akuntansi Perusahaan
Secara umum pengertian siklus akuntansi adalah proses penyediaan informasi keuangan yang
meliputi tahap pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan tahap penyusunan laporan
keuangan berdasarkan tahapan-tahapan penyusunan laporan keuangan. Laporan keungan
adalah sebuah bentuk penyampaian informasi keuangan kepada pemakai informasi dalam
bentuk debit dan kredit agar mudah dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.
Secara umum bentuk siklus akuntansi perusahaan jasa meliputi:
1. Pembuatan bukti transaksi
2. Membuat jurnal/buku harian atas transaksi yang terjadi sesuai berdasarkan tanggal transaksi
3. Pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar (pembuatan buku besar)
4. Membuat ayat jurnal penyesuaian
5. Pembuatan kertas kerja
6. Menyusun laporan keungan
7. Membuat jurnal penutup
8. Penutupan buku besar
9. Neraca sisa/saldo setelah penutupan
10. Membuat jurnal pembalik
3.9 Kegiatan (Selama Melaksanakan Prakerin)

a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)
Seksi pengawasan dan konsultasi (waskon) yang ada di KPP Pratama Tanjung Karang terbagi
menjadi 4 (empat) yang terdiri dari :
1. Seksi Waskon 1
2. Seksi Waskon 2
3. Seksi Waskon 3
4. Seksi Waskon 4
Masing – masing seksi waskon terdiri atas 1 (satu) orang kepala seksi 4 (empat) orang
Account Respresentative / AR dan 1 (satu) orang pelaksana yang mempunyai wilayah kerja
yang berbada – beda.
AR adalah petugas yang sangat di tuntut untuk memiliki kreatifitas dan kemampuan dalam
melaksanakan peranya, karena paling tidak AR memiliki 5 fungsi yaitu :
1. Fungsi Konsultatif
2. Fungsi Pengawasan
3. Fungsi Administratif
4. Fungsi Itensifikasi
5. Fungsi Pelayanan
Kegiatan siswa yang dilaksanakan ditunjukan untuk membantu petugas pelaksanaan dan AR
ditugaskan wi waskon III antara lain
1. Waskon I
 Menulis surat masuk
 Menulis surat keluar
 Mengeposkan surat
 Ekspedisi ke seksi lain
2. Waskon III
 Menggandakan surat masuk dan surat keluar
 Membuat registrasi amplop
 Membuat daftar pengeposan surat
 Mengarsipkan data
 Ekspedisi ke seksi lain

 Membuat lembar disposisi
b. Seksi Pelayanan
kegiatan siswa yang dilaksanakan di seksi pelayanan di KPP Pratama Tanjung Karang antara
lain :
1. Menyortir register harian PPn
2. Mengadministrasikan blangko pajak
3. Merekam SPT Harian
4. Melakukan pengesetan SPT harian dan tahunan
5. Membuat anak berkas subjek pajak
6. Memberi penomoran tanda terima SPT tahunan
c. Seksi Pemeriksaan
Kegiatan siswa yang dilaksanakan di seksi pemeriksaan di KPP Pratama Tanjung Karang
antara lain :
1. Mencatat surat masuk
2. Merekam surat masuk
3. Mencatat surat S/SP/ND 0303
4. Mencatat surat S/SP/ND 0305
5. Mencatat surat PHP
6. Mencatat surat masuk ekstern
7. Mengarsipkan surat – surat
8. Mencatat surat LPP
d. Seksi Penagihan
Kegiatan siswa yang dilaksanakan di seksi penagihan di KPP Pratama Tanjung Karang antara
lain :
1. Mengadministrasikan surat masuk
2. Mengadministrasikan SSP lembar 3 dan SPMKP
3. Mengadministrasikan surat teguran dan surat paksa
4. Mengadministrasikan surat ketetapan pajak

5. Mengirimkan surat atau dokumen ke seksi lain

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di KPP Pratama Tanjung Karang
Bandar Lampung selama dua bulan terhitung mulai tanggal 15 Januari sampai dengan 15
Maret 2013, maka kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan adanya kegiatan prakerin maka kami dapat menyimpulkan bahwa Melalui kantor
pelayanan pajak pratama tanjung karang di Bandar lampung kami dapat mengetahui tata cara
membayar pajak.
2. Sebagai warga Negara yang baik kita harus membayar pajak, dan Melalui kantor pelayanan
pajak pratama tanjung karang di Bandar Lampung kami dapat mengetahui pentingnya
membayar pajak dan mempuyai NPWP

4.2 Saran
a. Untuk Sekolah
Perlu ditingkatkan lagi panduan kepada siswa – siswi agar menguasai dan memahami materi
dengan benar dan paham sebagai pembekalan untuk praktik kerja industri
b. Untuk Kantor
Untuk lebih meningkatkan kinerja dan produktifitas pegawai di kantor pelayanan pajak
pratama tanjung karang, dan meningkatkan profesionalisme, inovasi, team work sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Sucipto, Toto. 2004. Siklus Akuntansi (Bisnis dan Manajemen). Jakarta: Yudistira
Pokja Prakerin. 2013. Buku Panduan Praktik Kerja Industri (Akuntansi). Pasir sakti: SMK
PGRI Pasir Sakti
http://maksumpriangga.com/priangga,maksum.pengertian.dasar.dan.ciri.ciri.pajak
http://turindraatp.blogspot.com/turindra.azis.pengertianpenyuluhan.juni2009

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Diposkan 15th April 2013 oleh Fathur Ro'uf
1

Lihat komentar

1.
hasti qp9 April 2015 02.30
thanks..

Balas

Memuat