Makalah tentang EKONOMI INTERNASIONAL p1

PENDAHULUAN
Ekonomi Internasional ialah transaksi-transaksi atau gejala-gejala
ekonomi

internasinal.

Semua

transaksi

ekonomi

internasional

suatu

perekonomian oleh pemerintah Negara yang bersangkutan pada umumnya
dicatat, dikumpulkan dan kemudian disusun dalam bentuk ikhtisar yang biasa
disebut neraca pembayaran luar negeri yang tidak jarang pula disebut neraca
pembayaran internasional. Dari sini jelaslah kiranya betapa pentingnya kita
mengetahui seluk beluk mengenai neraca pembayaran luar negeri, sebelum kita

mempelajari tentang hubungan-hubungan kausal transaksi-transaksi dan gejalagejala ekonomi internasional.
Transaksi-transaksi luar negeri yang dicatat dalam neraca pembayaran
selanjutnya dapat mengakibatkan berubahnya nilai dan susunan kekayaan serta
hutgang piutang luar negeri penduduk Negara bersangkutan. Disini kita akan
membahas mengenai neraca pembayaran internasional dan transaksi ekonomi
internasional serta didalamnya akn dibahas mengenai Dasar Waktu Pencatatan
Transaksi Perdagangan, Pos-pos neraca pembayaran, neraca piutang luar negeri,
nwraca transaksi berjalan serta kebiakan valuta asing.

A.
a.

Neraca Pembayaran Internasional
Pengertian Neraca Pembayaran Internasional
Neraca Pembayaran Internasional atau Balance of Payments(BOP), Balance
of nternational Payments, atau Internatioanal Balance of Payments adalah suatu
catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang
meliputi perdagangan barang/ jasa, transfer keuangan dan moneter antara
produk (resident) suatu Negara dan penduduk luar negeri (rest of the world)
untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.

Misalnya, sebuah perusahaan Indonesia mengekspor barang dengan kredit
tiga bulan senilai USD 1.000. Karena ekspor tersebut dilakukan dengan kredit
tiga bulan, maka pembayaran yang belum diterima tersebut dianggap sebagai
suatu arus modal keluar untuk jangka waktu pendek (a hort term apital
outflow) senilai USD 1.000.
Dengan demikian, transaksi internasional diatas akan tercatat sebagai
berikut:
Transaksi
Ekspor barang
Modal

keluar

Kredit (+)
USD 1.000
jangka

Debit (-)
USD 1.000


pendek
Overall balance
USD 1.000
USD 1.000
Dengan system double-entry book keeping ,maka BOP secaraOverall
balance akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki cadagan devisa
positif atau negatif.
B.

Transaksi Ekonomi Internasional
Diatas telah dikemukakan bahwa materi Ekonomi Internasional ialah
transaksi-transaksi atau gejala-gejala ekonomi internasional. Semua transaksi
ekonomi internasional suatu perekonomian oleh pemerintah Negara yang
bersangkutan pada umumnya dicatat, dikumpulkan dan kemudian disusun

dalam ikhtisar yang biasa disebut neraca pembayaran onternasional. Neraca
pembayaran

internasional


adalah transaksi-transaksi

ekonomi

internasional yang dilakukan oleh penduduk Negara yang mempunyai neraca
pembayaran internasional tersebut. Pada umumnya transaksi ekonomi beruoa
pemindah-tanganan hak milik atas suatu benda maupun jasa yang dilakukan
oleh orang yang satu untuk orang yang lain. Selain itu, perubahan susunan dan
nilai hutang piutang serta kekayaan penduduk Negara bersangkutan di Negara
lain juga tercakup dalam istilah transaksi ekonomi internasional.
C.

Dasar Waktu Pencatatan Transaksi Perdagangan
Dasar waktu pencatatan transaksi perdagangan dalam neraca pembayaran
internasional. Semua transakasi jual beli barang dan juga transaksi penunaian
jasa terdiri dari tiga fase, yaitu :

1.

Fase terjadinya perjanjian


2.

Fase penyerahan barang

3.

Fase pembayaran
Dalam jual beli yang sederhana misalnya kita membeli sepatu di took
atau membeli beras dipasar. Ketiga fase tersebut berlangsung pada saat yang
hamper bersamaan. Pada saat pembeli mengajukan pesanan yang diterima oleh
penjual, disitu terjadi perjanjian. Beberapa menit kemudian, yaitu sesudah
barang tersebut dibungkus andaikan diperlukan, barang tersebut diserahkan
kepada pembeli. Disini kita jumpai fase penyerahan. Setelah itu mungkin juga
sebelum si pembeli menerima barang yang dibelinya, pembeli membayar
harganya. Inilah fase pembayaran. Disini kita saksikan bahwa ketiga fase
dalam transaksi jual beli yang sederhana berlangsung dalam jangka waktu yang
sangat pendek. Keadaan seperti ini sedikit sekali kita jumpai dalam dunia
perniagaan antar Negara. Jarak antara saat perjanjian, saat pengiriman, dan pada
saat pembayaran untuk transaksi jual beli antar Negara biasanya memakan

waktu yang cukup lama. Oleh karena itu dalam menyusun suatu neraca

pembayaran internasional sangat perlu bagi kita untuk menetapkan dasar waktu
mana yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan bahwa suatu
transaksi telah terjadi. Sejalan dengan kenyataan bahwa transaksi jual
beli terdiri dari tiga fase dalam pelaksanaannya maka bagi kita untuk mengatasi
persoalan diatas juga tiga macam pilihan time basis atau dasar waktu yang
masing-masing

mempunyai

kebaikan

serta

kelemahan-kelemahannya

sendiri. Ketiga macam time basis itu sediri adalah :
1.


Dasar waktu pembayaran atau the payment time basis yang biasa disebut

the cash basis. Disini transaksi dianggap pada saat diadakan pembayaran. Bagi
Negara yang menggunakan exchange control cara seperti ini merupakan cara
yang paling mudah dalam menggunakannya, oleh karena itu dalam penggunaan
exchange control semua pengeluaran serta penerimaan alat-alat pembayaran
luar negeri harus seizing pemerintah.akan tetapi cara ini dapat meneyebabkan
neraca pembayaran yang kita susun memberikan gambaran yang menyesatkan.
Misalnya saja, apabila Negara kita mengimpor suatu barang dari luar negeri
dengan menggunakan kredit jangka panjang. Kalau kita menyusun neraca
pembayaran internasional menggunakan payment basis maka transaksi impor
tersebut tidak akan kita temukan dalam neraca pembayaran internasional untuk
periode dimana transaksi tersebut sebenarnya terjadi. Sedangkan pada tahun
pembayarannya, dimana pemasukan barang-barang termaksud sebenarnya
sudah tidak ada lagi, baru disitu kita temukan pencatatannya dalam neraca
pembayaran.
2.

Dasar waktu perjanjian atau the transaction time basis.


Disini ekspor dan impor dianggap terjadi bukan saat pembayarannya, melainkan
pada saat perjanjian ditanda tangani. Dengan digunakannya cara ini, kelemahan
yang timbul sebagai akibat penggunaaan kredit dalam transaksi ekspor atau
impor dapat kita hindarkan. Akan tetapi kesulitan yang sama beratnya akan
timbul, kalau terjadi suatu kontak jual beli yang meliputi jangka waktu sampai
beberapa tahun. Pada neraca pembayaran internasional untuk periode dimana

kontrak tersebut ditanda tangani, besarnya nilai ekspor atau impor akan jauh
lebih besar dibandingkan jumlah yang sungguh-sungguh diekspor atau diimpor
pada tahun tersebut. Sebaliknya pada neraca pembayaran internasional tahuntahun berikutnya , ekspor atau impor barang tersebut tidak kita jumpai angkaangkanya, meskipun pada tahun-tahun tersebut kita benar-benar mengekspor
atau mengimpor barang tersebut.
3.

Dasar waktu penyerahan atau the movement time basis.

Dalam metode ini transaksi ekspor dianggap terjadi pada saat barang
meninggalkan daerah pabean Negara pengekspor, sedangkan transaksi impor
dianggap terjadi pada saat barang memasuki daerah pabean Negara pengimpor.
Ditinjau dari segi pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi serta sebagian dari
pengaruhnya terhadap tingkat employement dan tingkat harga, time basis

semacam ini lebih tepat dipergunakan bila dibandingkan dengan kedua macam
time basis diatas. Akan tetapi disamping kebaikan-kebaikan tersebut, movement
basis ini mempuenyai kelemahan berupa tidak mempunyai movement basis
untuk mencerminkan perubahan-perubahan posisi financial luar negeri yang
diakibatkan oleh transaksi-transaksi ekspor dan transaksi-transaksi impor
tersebut.
D.

Neraca Hutang Piutang Luar Negeri
Neraca

hutang piutang

luar negeri

atau ‘balance

of

indeptedness’ mengikhtisarkan nilai kekayaan semua penduduk Negara tersebut

diluar negeri, besarnya hutang piutang penduduk Negara tersebut dengan
penduduk negara lain, serta harta kekayaan penduduk negara lain yang ada di
perekonomian Negara tersebut.
Para ahli ekonomi internasional masih belum banyak menaruh perhatian
terhadap‘balance of indeptedness’.Terlepas dari tidak adanya manfaat
penganalisisanya, neraca hutang piutang ini dalam prakteknya banyak kesulitan
untuk menyusunya, pertama soal pengumpulan data yang diperlukan, pada
umumnya banyak sekali harta kekayaan milik penduduk suatu negara yang ada

dinegara lain tidak diketahui pemerintah. Hal ini disebabkan karena pemerintah
tidak mempunyai administrasi yang cukup untuk melakukan tugas pencatatan
tersebut atau penduduk tersebut sengaja merahasiakanya dari pemerintah. Selain
kelengkapan data yang masih disangsikan juga menemui kesulitan dalam
menentukan nilai nilainya.
F.

Neraca Transaksi Berjalan
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran

jangka pendek (mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang

meliputi :
1.

Ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa

yang diperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan
kembali sebagai debit
2.

Net investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai

jasa karena merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal
3.

Net transfer (transfer uniteral) meliputi bantuan luar negeri, pemberian-

pemberian dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. Net
transfer bukan merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan kata lain
transaksi berjalan merangkumaliran dana antara satu Negara tertentu dengan
negaralain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi
income atas asset finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan-bantuan
antar pemerintah dan antar pihak swasta).
Komponen transaksi berjalan meliputi neraca perdagangan dan neraca
barang dan jasa. Transaksi berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca
perdagangan. Neraca perdagangan secara sederhana merupakan selisih /
perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka
yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan. Sebaliknya, jika ekspor lebih
tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus. Sedangkan neraca jasa adalah
neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada investor luar
negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta penerimaan

dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksi transaksitransaksi ekonomi lainnya.
G.

Kebijakan Valuta Asing
Dalam transaksi Valas terdapat beberapa kebijakan dari pemerintah

mengenai

Valas

,Kebijakan

ini

dilihat

dari

implikasinya

untuk

mempengaruh nilai mata uang antar Negara yang satu dengan Negara yang
lain. Berikut ini akan diterangkandefinisi dan penjelasan dari kebijakan tersebut.
1.

Devaluasi
Devaluasi merupakan kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dalam

negri terhadap mata uang asing. Kebijakan ini seringkali dianggap merupakan
solusi terhadap berbagai krisis, misalnya jika terjadi tekanan terhadap neraca
perdagangan(balance of trade) maupun neraca transaksi berjalan (balance of
current acount), serta menipisnya cadangan devisa (international reserve).
Dalam teori konvensional, kebijakan devaluasi diberlakukan untuk
memenuhi dua tujuan utama [12]. Pertama, mendapatkan posisi neraca
pembayaran yang baik, melalui proses expenditure switching. Proses ini
berjalan setelah terjadi penurunan harga relatif barang-barang testik, sehingga
meningkatkan ekspor dan menurunkan impor. Bergesernya permintaan ke arah
barang-barang domestik ini selanjutnya akan menaikkan output agregat. Kedua,
mempertahankan momentum pertumbuhan melalui rangsangan ekspor dan
perluasan kesempatan kerja. Pada dasarnya, devaluasi diharapkan untuk
menggiatkan perekonomian dengan mendorong peningkatan output. Sebuah
negara yang mengalami ketidakseimbangan dalam nilai kurs riilnya (real
exchange rate disequilibrium), misalnya real exchange rate overvaluation (mata
uangnya dihargai terlalu tinggi di pasar valuta asing), maka negara tersebut akan
menerapkan kebijakan devaluasi.
2.

Revaluasi
Revaluasi adalah kebijakan menaikkan mata uang dalam negeri atas mata
uang asing. Kebijakan ini diambil ketika pemerintah ingin mendorong tingkat

impor dan menurunkan ekspor. Mengapa pemerintah ingin mengingkatkan
impor? Salah satu alasannya adalah untuk mengurangi akumulasi mata uang
asing dalam negeri. Dengan revaluasi, nilai barang-barang dalam negeri
menjadi lebih mahal, dan nilai barang-barang luar negeri menjadi lebih murah.
Akibatnya, impor meningkat. Setiap impor dilakukan, suatu nilai mata uang
asing harus digunakan untuk membayar barang-barang yang diimpor tersebut.
Sehingga, peningkatan impor mengakibatkan peningkatan permintaan mata
uang asing dan pada akhirnya penurunan cadangan mata uang asingg di dalam
negeri.
Revaluasi dapat membawa dampak negatif pada keuntungan dan daya
saing perusahaan-perusahaan dalam negeri. Revaluasi membuat barang-barang
lokal lebih murah di pasar internasional. Akibatnya, perusahaan-perusahaan
dalam negeri akan mengalami tekanan untuk menurunkan harga barangbarangnya, meningkatkan produktivitas, dan promosi agar barang-barangnya
dapat bersaing di pasar internasional dan dalam negeri

KESIMPULAN
Neraca Pembayaran Internasional atau Balance of Payments(BOP)
adalah ringkasan pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan
semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk dari suatu negara dengan
penduduk Negara lain, dan semuanya dicatat dengan metode tertentu, dalam
kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun kalender. Tujuan penyusunan neraca
pembayaran ini adalah untuk memberitahukan kepada pemerintah dan siapa saja
yang mebutuhkan atau berkepentingan mengenai posisi internasional dari
Negara yang bersangkutan secara keseluruhan. Data-data seperti ini tentunya
sangat diperlukan bagi penyusunan kebijakan-kebijakan moneter, fiscal dan
perdagangan. Bagi kalangan swasta, data-data pada neraca pembayaran itu juga
penting untuk menyusun perencanaan dan strategi bisnis. Informasi yang
terkandung dalam neraca pembayaran suatu Negara juga sangat dibutuhkan
dalam kalangan perbankan, perusahaan multinasional dan siapa saja yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan perdagangan dan
keuangan internasional.

DAFTAR PUSTAKA
Hady,

Hamdy. Ekonomi

Internasional: Teori

dan

Kebijakan

Keuangan

Internasional. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
S, Arif. Dari Prestasi Pembangunan Sampai Ekonomi Politik. Jakarta: UI Press, 1990.
Nellis, Joseph G, David Parker (penerjemah:Antik Tri Susanti).The Essence of The
Economy. Yogyakarta: ANDI, 2000.
http://www.google.com/pos_pos_dasar_neraca_pembayaran.pdf(diakses

pada

02

September 2014).
Soediyono, Ekonomi Internasional: Pengantar Lalu Lintas Pembayaran Internasional .
Yogyakarta: Liberty, 1991.
Reksoprajitno, Soedijono. Ekonomi Internasiona. Jakarta: Gunadarma, 1993.
Salvatore, Dominck. (penerjemah: Haris Munandar), Ekonomi Internasiona. edisi
kelima, Jilid dua. Jakarta:Erlangga, 1997.
http://mitrapelajarcomputer.blogspot.com/2009/02/pengertian-neraca.html (diakses pad
a 01 Oktober 2014).

EKONOMI INTERNASIONAL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
 HIDAYATTULLAH
 M.ARIF MUNANDAR
 FAJAR YULISKI
 GUSMIDAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH 2014-2015.