Pengaruh Perspektif Positive Accounting Theory, Growth Opportunities dan Operating Cash Flow Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam
mengelola sumber daya perusahaan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan
kepada setiap perusahaan dalam memilih metode akuntansi yang digunakan. Perusahaan
memilih metode akuntansi sesuai dengan kondisinya. Untuk mengantisipasi perekonomian
yang tidak stabil, maka perusahan harus berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan.
Tindakan kehati-hatian tersebut diimplikasikan dengan mengakui biaya atau rugi yang
memungkinkan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan
datang walaupun kemungkinan terjadinya besar (Suwardjono, 2005). Bertindak hati-hati di
sini dapat dicontohkan melalui pemilihan metode depresiasi yang cenderung menghasilkan
beban depresiasi yang nilainya besar. Dengan demikian, nilai laba yang dilaporkan pun akan
menjadi lebih kecil. Pada masa sekarang ini, konservatisme dalam dunia akuntansi menjadi
suatu perdebatan yang sengit. Alasannya adalah bahwa melalui konservatisme, karakteristik
kualitatif informasi akuntansi menjadi diragukan dan kualitas laba pun menjadi dipertanyakan
(Sutopo, 2007).
Dalam upaya untuk menyempurnakan laporan keuangan tersebut lahirlah konsep
konservatisme. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan

untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai
yang tertinggi (Sari dan Adhariani, 2009).
Salah satu prinsip yang dianut dalam proses pelaporan keuangan adalah prinsip
konservatisme. Penggunaan prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan

Universitas Sumatera Utara

dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi dimasa yang akan datang, sehingga pengukuran dan
pengakuan untuk angka-angka tersebut dilakukan dengan hati-hati. Di kalangan para peneliti,
prinsip konservatisme akuntansi masih dianggap sebagai prinsip yang kontroversial. Di satu
sisi, konservatisme akuntansi dianggap sebagai kendala yang akan mempengaruhi kualitas
laporan keuangan. Di sisi lain, konservatisme akuntansi bermanfaat untuk menghindari
perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak yang menggunakan laporan
keuangan sebagai media kontrak (Watts, 2003).
Tingkatan konservatisme dalam pelaporan keuangan dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal dan internal perusahaan. Faktor-faktor eksternal perusahaan berkaitan dengan
lingkungan institusional pelaporan keuangan perusahaan seperti sistem hukum dan
penegakan hukumnya serta standar akuntansi yang berlaku di suatu negara (Wardhani, 2009).
Lingkungan institusional tersebut akan mempengaruhi tuntutan terhadap manajer perusahaan
untuk menyajikan laporan keuangan yang berkualitas guna memberikan proteksi yang baik

bagi investor. Sedangkan mengenai standar akuntansi, konservatisme telah atau mungkin
masih menjadi salah satu prinsip akuntansi yang paling berpengaruh dalam akuntansi
konvensional (Hellman, 2007).
Prinsip akuntansi yang berterima umum (Generally Accepted Accounting Principles)
memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam menentukan metode maupun estimasi
akuntansi yang digunakan. Fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam
melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi perusahaan (Wardhani, 2008).
Manajer dapat melakukan pelaporan keuangan yang optimis maupun konservatif, akan tetapi
pelaporan yang optimis serta cenderung overstate terkadang menyesatkan dan merugikan
pengguna laporan keuangan. Beberapa kasus terkait hal tersebut terjadi di luar negeri dan di
Indonesia, sering kali penyajian yang overstate merupakan bentuk kecurangan yang
dilakukan oleh manajemen.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian yang dilakukan oleh Committee of Sponsoring Organization of the Tradeway
Commission (COSO) menyebutkan bahwa lima puluh persen (50%) dari perusahaan-

perusahaan di AS yang melakukan kecurangan antara tahun 1987 sampai dengan 1997
dengan cara mencatat pendapatan yang prematur atau dengan menciptakan transaksi fiktif

(Arens et al, 2011). Selain itu perusahaan yang teridentifikasi melakukan kecurangan,
melebihsajikan aset mereka dengan cara melebihkan penilaian aset yang ada, mencatatkan
aset fiktif, atau mengkapitalisasi unsur-unsur yang seharusnya dibebankan. Hal tersebut
diduga dilakukan oleh manajemen dengan maksud menghindari kerugian sebelum pajak,
untuk mematuhi peraturan-peraturan agar saham perusahaan dapat diperjualbelikan di bursa
saham nasional, serta meningkatkan harga saham. Motivasi tersebut dilakukan karena secara
rata-rata pegawai perusahaan dan dewan direksi memiliki tiga puluh dua persen (32%) saham
perusahaan (Arens et al, 2011). Salah satu contoh kasus kecurangan manajemen dengan
penyajian yang overstate ialah kasus kecurangan PT. Kimia Farma.
Kasus PT. Kimia Farma merupakan salah satu bentuk kecurangan dengan penyajian yang
overstated yang terjadi di Indonesia. Pada tahun 2002, terungkap kasus mark-up laporan

keuangan PT. Kimia Farma yang lebih saji (overstated) laba yaitu dengan penggelembungan
laba bersih tahun 2001 senilai Rp. 36,668 miliar (karena laporan keuangan yang seharusnya
Rp. 99,594 miliar ditulis senilai Rp. 132 miliar). Kasus tersebut menunjukkan kurangnya
kebijakan konservatisme yang diterapkan perusahaan (Rahmawati, 2010). Kurangnya
konservatisme kemungkinan dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan.
Penerapan konservatisme dapat dijelaskan melalui konsep positive accounting theory.
Teori tersebut menganut paham maksimisasi kemakmuran dan kepentingan pribadi (Ghozali
dan Chariri, 2007). Dalam melakukan pilihan untuk bertindak konservatif atau tidak dapat

dijelaskan melalui plan bonus hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost
hypothesis. Plan bonus hypothesis memprediksikan bahwa manajer akan berperilaku seiring

Universitas Sumatera Utara

bonus yang akan diberikan (Alfina, 2006), sehingga manajemen akan memilih metode
akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya (Anggraeni dan Trisnawati, 2008). Komposisi
kepemilikan seperti kepemilikan manajerial sangat mungkin mempengaruhi perilaku manajer
seiring adanya motif bonus. Kepemilikan manajerial yang tinggi akan mengurangi keinginan
manajer memperoleh bonus dari pemegang saham, dan akan lebih berfokus pada kinerja
perusahaan untuk melindungi nilai investasi mereka.
Penelitian tentang konservatisme telah banyak dilakukan. Faktor-faktor

yang

mempengaruhi konservatisme banyak dijadikan variabel independen oleh para peneliti
meliputi Struktur kepemilikan manajerial, Debt covenant, Growth opportunities dan
sebagainya. Seperti penelitian Fatmariani (2008) Hasil penelitian membuktikan bahwa
Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme
akuntansi, Debt covenant tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme

akuntansi, Growth opportunities berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme
akuntansi.
Begitu juga dengan Ayu Martaning Yogi Ardina (2012) Variabel yang digunakan adalah
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Publik, Leverage, Ukuran Perusahaan dan arus kas
berdasarkan hipotesis akuntansi positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan
manajeial, kepemilikan publik, leverage, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi di Indonesia. Berdasarkan penelitian ini, hanya arus kas operasi
yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Selanjutnya Dwi Astarini (2011) variabel independen yang ditelitinya adalah Struktur
Kepemilikan, Debt Covenant dan Growth Opportunities Hasil pengujian regresi logistik
menunjukkan bahwa variabel struktur kepemilikan (SK) berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi, Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel debt covenant (DC)
tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, dan Hasil pengujian regresi logistik

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan bahwa variabel growth opportunities (GROWTH) tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Lain halnya dengan Angga Alfian (2013) variabel independen yang digunakannya adalah
rasio leverage, ukuran perusahaan, intensitas modal, kepemilikan manajerial, kepemilikan

publik, kesempatan tumbuh. Hasil penelitian menunjukan hanya variabel rasio leverage,
intensitas modal dan kesempatan tumbuh yang menunjukan hasil berpengaruh signifikan
terhadap pemilihan konservatisme akuntansi.
Perlunya telaah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme mendorong
dilakukannya penelitian ini yang bertujuan menguji dan menganilisis penggunaan perspektif
Positive Accounting Theory dalam konservatisme akuntansi perusahaan jasa pada sektor

keuangan. Konservatisme dapat dijelaskan

melalui tiga hipotesis yaitu plan bonus

hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis. Plan bonus hypothesis

dalam penelitian ini dijelaskan melaui kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik,
sedangkan debt covenant hypothesis dijelaskan menggunakan rasio leverage dan intensitas
modal dan political cost hypothesis dijelaskan menggunakan firm size Selain itu, dalam
peneltian ini ditambahkan mengenai pengaruh operating cash flow terhadap konservatisme
akuntansi seperti pada penelitian Martani dan Dini (2010). Dan juga pengaruh kesempatan
tumbuh terhadap konservatisme akuntansi pada penelitian Angga Alfian (2013). Penambahan
variabel operating cash flow dilakukan karena pendapat yang kontra terhadap konservatisme

seringkali mengaitkan konservatisme dengan prediksi future cash flow, sehingga dari sisi
sebaliknya perlu diuji dan dianalisis mengenai pengaruh cash flow terhadap konservatisme
akuntansi. Sama halnya dengan kesempatan tumbuh juga perlu diuji dari sisi sebaliknya
dimana suatu kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk memperbesar perusahaan dengan
cara berinvestasi atau dengan cara membuat cadangan tersembunyi. Pernyataan tersebut
didukung oleh pendapat yang menyatakan esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah

Universitas Sumatera Utara

adanya kesempatan perusahaan untuk berinvestasi pada hal-hal yang menghasilkan
keuntungan. Untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan memperbesar
perusahaan, manajer dapat mengambil kesempatan investasi tersebut. Semakin besar
kesempatan investasi yang menguntungkan, maka investasi yang dilakukan akan semakin
besar (Chung dan Charoenwong 1991).
Berdasarkan uraian diatas maka selanjutnya peneliti bermaksud untuk melakukan
pengujian – pengujian variabel berdasarkan hipotesis positive accounting theory terhadap
variabel dependen konservatisme akuntansi dengan judul “Pengaruh Perspektif Positive
Accounting Theory, Growth Opportunities dan Operating Cash Flow Terhadap
Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di BEI Periode 20102013.


Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di paparkan diatas, maka rumusan
masalah yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah :
Apakah perspektif positive accounting theory (kepemilikan manajerial, kepemilikan
publik, leverage, firm size, intensitas modal), growth opportunities dan operating cash
flow berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap konservatisme akuntansi

perusahaan jasa yang terdaftar di BEI periode 2010-2013?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui pengaruh perspektif positive accounting theory (kepemilikan
manajerial, kepemilikan publik, leverage, firm size, intensitas modal), growth
opportunities dan operating cash flow secara parsial

maupun simultan terhadap

konservatisme akuntansi perusahaan jasa yang terdaftar di BEI periode 2010-2013.


Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
Dari tujuan yang telah dijelaskan diatas, maka manfaat ini adalah:
1.4.1 Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai positive accounting theory dan
hipotesis-hipotesis

yang terkandung didalamnya juga mengenai

prinsip

konservatisme akuntansi.
1.4.2 Bagi perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi sebagai pertimbangan
perusahaan untuk melakukan pencatatan akuntansi menggunakan prinsip
konservatisme atau optimisme.
1.4.3 Bagi calon investor dan kreditur diharapkan menjadi penuntun dalam membuat
keputusan dalam berinvestasi dan memberikan pinjaman melalui laporan
keuangan perusahaan, dengan menilai labanya apakah menggunakan prinsip
konservatisme atau optimisme.
1.4.4 Bagi akademisi adalah memberi bukti empiris sehingga hasil penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pembanding bagi
penelitian lain yang melakukan penelitian sejenis ataupun lebih luas.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt Covenant dan Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi pada Industri Barang-Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

5 50 84

Pengaruh Perspektif Positive Accounting Theory, Growth Opportunities dan Operating Cash Flow Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013

2 70 99

Pengaruh struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities dan ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi : Studi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

3 44 121

Pengaruh Perspektif Positive Accounting Theory, Growth Opportunities dan Operating Cash Flow Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013

1 22 99

Pengaruh Perspektif Positive Accounting Theory, Growth Opportunities dan Operating Cash Flow Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013

0 0 11

Pengaruh Perspektif Positive Accounting Theory, Growth Opportunities dan Operating Cash Flow Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013

0 0 2

Pengaruh Perspektif Positive Accounting Theory, Growth Opportunities dan Operating Cash Flow Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013

0 1 26

Pengaruh Perspektif Positive Accounting Theory, Growth Opportunities dan Operating Cash Flow Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013

2 9 4

Pengaruh Perspektif Positive Accounting Theory, Growth Opportunities dan Operating Cash Flow Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013

0 0 13

Pengaruh Debt Covenant dan Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi pada Industri Barang-Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

0 1 11