Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan Pengawasan Terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value for Money Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberian otonomi dan desentralisasi yang luas, nyata, dan bertanggung
jawab kepada Kabupaten/ Kota akan membawa konsekuensi perubahan pada pola
dan sistem pengawasan yang mendasar dengan diberinya keleluasaan kepada
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999, memberi
arti penting bagi proses reformasi lembaga sektor publik di Indonesia. Kedua UU
tersebut memberi dasar bagi serangkaian reformasi kelembagaan dalam rangka
menciptakan good governance, yaitu pemerintahan yang bersih, ekonomis, efektif,
transparan, responsif, dan akuntabel (Bastian: 2006). Perkembangan akuntansi
sektor publik khususnya di Indonesia semakin pesat seiring dengan adanya era
baru dalam pelaksanaan otonomi daerah. Warga negara yang semakin cerdas dan
kritis selalu menuntut untuk dilakukan transparansi dan akuntabilitas publik oleh
lembaga-lembaga sektor publik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan
menunjukkan bagaimana uang publik tersebut telah dibelanjakan (Arjenim 2012).
Untuk menghadapi tuntutan perkembangan tersebut, pemerintah Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, telah
menetapkan penggunaan pendekatan penganggaran berbasis prestasi kerja atau
kinerja dalam proses peyusunan anggaran. Penganggaran berbasis kinerja atau
performance budgeting merupakan suatu pendekatan dalam penyusunan anggaran
1
Universitas Sumatera Utara
yang berorientasi pada kinerja atau prestasi kerja yang ingin dicapai (Andriani
2012).
Ekonomi berhubungan dengan biaya pengadaan (cost of inputs) maka,
ekonomi adalah praktek pembelian barang dan jasa input dengan tingkat kualitas
tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan, mencakup juga pengelolaan
secara hati-hati atau cermat dan tidak ada pemborosan. berikutnya Efisiensi
menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya dengan keluaran yang
dihasilkan. Kegiatan dikatakan efisiensi apabila output tertentu dapat dicapai
sumber daya seminimal mungkin. Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuannnya. Efektifitas menggambarkan kontribusi
output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Tujuan pengukuran kinerja dengan konsep value for money yaitu untuk
mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam
penggunaan sumber daya dengan hasil yang optimal serta efektivitas dalam
penggunaan sumber daya. Dalam pencapaian tujuan organisasi selain value for
money
ada
juga
akuntabilitas.
Kemudian
akuntabilitas
merupakan
pertanggungjawaban yang dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga atas
segala tindakan yang ditunjukan kepada yang memberi wewenang. Akuntabilitas
adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi
amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas merupakan konsep yang kompleks
2
Universitas Sumatera Utara
yang lebih sulit mewujudkannya dari pada memberantas korupsi, Turner & Hulme
(1997) Fenomena KKN yang belakangan ini terjadi dapat menjadi indikator dari
rendahnya Akuntabilitas Pemerintah Kota/Kabupaten yang merupakan menjadi
salah satu ciri yang penting dalam tata pemerintahan yang baik.
Selain itu tuntutan sektor publik terkait dengan perlunya dilakukan
transparansi dan informasi terhadap masyarakat dalam rangka memenuhi hak-hak
public dalam halnya pengelolaan anggaran. Transparansi dapat diartikan
memberikan informasi yang terbuka, yang sesuai da jujur kepada public sesuai
dengan perundang-undangan.
Tercapainya suatu pengelolaan anggaran yang baik tidak terlepas dari
adanya pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung pengguna anggaran itu
sendiri (pengawasan melekat). Selain dilakukan oleh atasan langsung pengguna
anggaran itu sendiri, pengawasan juga dilakukan oleh legislatif dan lembaga
pengawas khusus yang bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian
anggaran. Pengawasan terhadap anggaran diperlukan untuk mengetahui apakah
perencanaan yang telah disusun dapat berjalan secara efisien, efektif, dan
ekonomis. Menurut Mardiasmo (2002:126) kinerja anggaran daerah pada
dasarnya melibatkan tiga elemen penting yang saling terkait dan terintegrasi.
Ketiga elemen tersebut adalah (1) Masyarakat, (2) DPRD, (3) Pemerintah Daerah.
transparansi kebijakan publik dalam daerah berfungsi sebagai penghubung yang
menghubungkan antara kinerja tentang anggaran dengan pengawasan keuangan
daerah. Achmadi,dkk (200:11) menyatakan bahwa kontrol masyarakat yang kuat
akan di sertai ruang partisipasi publik yang luas dapat menjaga proses
3
Universitas Sumatera Utara
penganggaran dan kebijakan menjadi lebih bertanggungjawab dan tepat sasaran.
Paling tidak ada tiga parameter standar yang harus diterima secara langusng oleh
berbagai kalangan yang seharusnya dipenuhi oleh sebuah kinerja anggaran atau
pengelolaan anggaran yang baik, yaitu Pengawasan, Transparan dan Akuntabel.
APBD sebagai salah satu produk kebijakan keuangan publik seharusnya
mengakomodir beberapa indikator yang sesungguhnya merupakan penjabaran dari
tiga parameter utama yang pada intinya adalah satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Isu pokok yang muncul adalah buruknya kinerja pengelolaan
anggaran daerah.
Fenomena yang terjadi pada Kinerja Anggaran di Kabupaten Labuhanbatu
Selatan pada laporan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir sampai dengan
2013 dan 2012 pada tabel 1.1 menunjukan nilai persentase realisasi anggaran dari
anggaran dan menunjukan peningkatan atau penurunan dari tahun sebelumnya.
Tabel 1.1
Laporan Realisasi Anggaran Untuk Tahun Berakhir s.d 31 Desember
2013 dan 2012
(dalam rupiah)
Uraian
Anggaran
%
Realisasi
%
Realisasi 2012
%
2013
2013
(Audited)
(Audited)
Pendapatan
*PAD
30.075.500. 100
26.701.972. 88, 18.976.643.017, 140,
000,00
210,88
78 23
71
*PT
551.193.66 100
550.706.268 99, .446.355.368.69 123,
4.145,00
.145,00
91 7,00
38
*LLPS
61.284.240. 100
41.501.016. 67, 40.821.850.405, 101,
000,00
100,00
72 00
66
Total
642.553.40 100
618.909.256 96, 506.153.862.119 122,
Pendapatan 4.145,00
.455,88
32 ,23
28
4
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 1.1
Laporan Realisasi Anggaran Untuk Tahun Berakhir s.d 31 Desember 2013
dan 2012
Belanja
*BO
453.468.7 100 385.283.020.7 84,9 292.125.661.9 131,
29.578,09
31,00
6
78,00
89
*BM
365.358.4 100 335.066.617.3 91,7 145.200.521.7 230,
03.304,00
51,00
1
19,00
76
*BTT
5.553.567. 100 4.893.025.916, 88,1 1.550.083.504, 315,
695,00
00
1
00
66
*BT
0,00
100 0,00
3.843.692.307,
50
Total
824.380.7 100 725.242.663.9 87,9 442.719.959.5 163,
82
Belanja
00.577,09
98,00
7
08,60
SURPLUS (181.827.2
(106.333.407.5 58,4 63.433.902.61
(DEFISIT) 96.432,09)
42,12)
8
0,73
Sumber: Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan
Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2013
Keterangan:
PAD : Pendapatn Asli Daerah
PT
: Pendapatan Transfer
LLPS : Lain-Lain Pendapatn yang Sah
BO
: Belanja Operasi
BM : Belanja Modal
BTT : Belanja Tak Terduga
BT
: Belanja Transfer
Hasil Laporan Realisasi Angaran Tabel 1.1 menggambarkan pelaksananan
APBD tahun anggaran 2013 belum maksimal, Karena hampir semua realisasi
belum mencapai target dan mengalami defisit pada anggaran dan realisasinya.
Muncul pertanyaan apakah Kinerja Anggaran sudah benar-benar di kelola secara
akuntabilitas pada satuan kerja perangkat daerah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan? apakah Transparansi publik dilakukan unutk memberikan keberhasilan
pelaksanaan anggaran? dan apakah pengawasan dilakukan untuk mengamati yang
sesungguhnya terjadi dengan yang seharusnya teradi serta memberikan koreksi
agar pelaksanaan kegiatan anggaran tercapai secara maksimal?
5
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan temuan bukti diatas terlihat bahwa kinerja anggaran di
Kabupaten Labuhanbatu Selatan masih belum maksimal dengan adanya bukti
laporan hasil pemeriksaan BPK RI pada tahun 2013. Laporan tersebut
menggambarkan tidak efisien dan tidak ekonomis terhadap pengelolaan Kinerja
Anggaran. Value for Money bertujuan untuk memperbaiki kinerja anggaran
pemerintah.
Penelitian terdahulu yang terkait dengan fenomena tersebut telah banyak
dilakukan, Suryaningsih Loi (2015), penelitiannya menunjukan Akuntabilitas
berpengaruh secara positif dan signifikan dan Transparansi tidak berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for
Money,berbeda dengan Anugriani (2014), dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa Akuntabilitas, Transparansi dan Pengawasan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Anggaran.
Siregar (2011) dalam hasil penelitiannya mengatakan akuntabiltas publik
berpengaruh positif terhadap pengelolaan APBD, transparansi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pengelolaan APBD dan pengawasan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengelolaan APBD tetapi Akuntabilitas publik, transparansi
publik dan pengawasan secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap
pengelolaan APBD.
Berdasarkan hasil peneliti terdahulu yang tidak konsisten, terdapat alasan
untuk mengkaji pengaruh akuntabilitas, transparansi dan pengawasan di dalam
penyusunan anggaran berbasis kinerja berkonsep Value For Money pada SKPD
Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Terdapatnya perbedaan hasil-hasil penelitian
6
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya memberikan cukup acuan untuk meneliti kinerja SKPD Labuhanbatu
selatan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Anugriani (2014), faktor yang membedakannya adalah lokasi atau tempat
penelitian, dan waktu penelitian . Dari latar belakang dan hasil penelitian
terdahulu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul
“Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan Pengawasan Terhadap Kinerja
Anggaran Berkonsep Value For Money pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Apakah
Akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Anggaran
berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan?
2. Apakah Transparansi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Anggaran
berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan?
3. Apakah Pengawasan
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Anggaran
berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan?
4. Apakah Akuntabilitas, Transparansi dan Pengawasan secara Simulatan
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Anggaran berkonsep Value For
7
Universitas Sumatera Utara
Money pada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Akuntabilitas
terhadap
Kinerja Anggaran berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Transparansi
terhadap
Kinerja Anggaran berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Pengawasan terhadap
Kinerja Anggaran berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Akuntabilitas, Transparansi
dan Pengawasan secara Simulatan terhadap Kinerja Anggaran berkonsep
Value for money pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
8
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kinerja
anggaran berkonsep value for money pada pemerintah daerah.
2. Bagi Akademisi, sebagai tambahan pengetahuan dibidang pemerintahan,
khususnya
Pengaruh
Akuntabilitas,
Transparansi,
dan
Pengawasan
Terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai bahan acuan/referensi bagi yang berminat
melakukan penelitian yang berhubungan dengan kinerja anggaran
pemerintah daerah
9
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberian otonomi dan desentralisasi yang luas, nyata, dan bertanggung
jawab kepada Kabupaten/ Kota akan membawa konsekuensi perubahan pada pola
dan sistem pengawasan yang mendasar dengan diberinya keleluasaan kepada
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999, memberi
arti penting bagi proses reformasi lembaga sektor publik di Indonesia. Kedua UU
tersebut memberi dasar bagi serangkaian reformasi kelembagaan dalam rangka
menciptakan good governance, yaitu pemerintahan yang bersih, ekonomis, efektif,
transparan, responsif, dan akuntabel (Bastian: 2006). Perkembangan akuntansi
sektor publik khususnya di Indonesia semakin pesat seiring dengan adanya era
baru dalam pelaksanaan otonomi daerah. Warga negara yang semakin cerdas dan
kritis selalu menuntut untuk dilakukan transparansi dan akuntabilitas publik oleh
lembaga-lembaga sektor publik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan
menunjukkan bagaimana uang publik tersebut telah dibelanjakan (Arjenim 2012).
Untuk menghadapi tuntutan perkembangan tersebut, pemerintah Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, telah
menetapkan penggunaan pendekatan penganggaran berbasis prestasi kerja atau
kinerja dalam proses peyusunan anggaran. Penganggaran berbasis kinerja atau
performance budgeting merupakan suatu pendekatan dalam penyusunan anggaran
1
Universitas Sumatera Utara
yang berorientasi pada kinerja atau prestasi kerja yang ingin dicapai (Andriani
2012).
Ekonomi berhubungan dengan biaya pengadaan (cost of inputs) maka,
ekonomi adalah praktek pembelian barang dan jasa input dengan tingkat kualitas
tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan, mencakup juga pengelolaan
secara hati-hati atau cermat dan tidak ada pemborosan. berikutnya Efisiensi
menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya dengan keluaran yang
dihasilkan. Kegiatan dikatakan efisiensi apabila output tertentu dapat dicapai
sumber daya seminimal mungkin. Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuannnya. Efektifitas menggambarkan kontribusi
output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Tujuan pengukuran kinerja dengan konsep value for money yaitu untuk
mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam
penggunaan sumber daya dengan hasil yang optimal serta efektivitas dalam
penggunaan sumber daya. Dalam pencapaian tujuan organisasi selain value for
money
ada
juga
akuntabilitas.
Kemudian
akuntabilitas
merupakan
pertanggungjawaban yang dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga atas
segala tindakan yang ditunjukan kepada yang memberi wewenang. Akuntabilitas
adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi
amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas merupakan konsep yang kompleks
2
Universitas Sumatera Utara
yang lebih sulit mewujudkannya dari pada memberantas korupsi, Turner & Hulme
(1997) Fenomena KKN yang belakangan ini terjadi dapat menjadi indikator dari
rendahnya Akuntabilitas Pemerintah Kota/Kabupaten yang merupakan menjadi
salah satu ciri yang penting dalam tata pemerintahan yang baik.
Selain itu tuntutan sektor publik terkait dengan perlunya dilakukan
transparansi dan informasi terhadap masyarakat dalam rangka memenuhi hak-hak
public dalam halnya pengelolaan anggaran. Transparansi dapat diartikan
memberikan informasi yang terbuka, yang sesuai da jujur kepada public sesuai
dengan perundang-undangan.
Tercapainya suatu pengelolaan anggaran yang baik tidak terlepas dari
adanya pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung pengguna anggaran itu
sendiri (pengawasan melekat). Selain dilakukan oleh atasan langsung pengguna
anggaran itu sendiri, pengawasan juga dilakukan oleh legislatif dan lembaga
pengawas khusus yang bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian
anggaran. Pengawasan terhadap anggaran diperlukan untuk mengetahui apakah
perencanaan yang telah disusun dapat berjalan secara efisien, efektif, dan
ekonomis. Menurut Mardiasmo (2002:126) kinerja anggaran daerah pada
dasarnya melibatkan tiga elemen penting yang saling terkait dan terintegrasi.
Ketiga elemen tersebut adalah (1) Masyarakat, (2) DPRD, (3) Pemerintah Daerah.
transparansi kebijakan publik dalam daerah berfungsi sebagai penghubung yang
menghubungkan antara kinerja tentang anggaran dengan pengawasan keuangan
daerah. Achmadi,dkk (200:11) menyatakan bahwa kontrol masyarakat yang kuat
akan di sertai ruang partisipasi publik yang luas dapat menjaga proses
3
Universitas Sumatera Utara
penganggaran dan kebijakan menjadi lebih bertanggungjawab dan tepat sasaran.
Paling tidak ada tiga parameter standar yang harus diterima secara langusng oleh
berbagai kalangan yang seharusnya dipenuhi oleh sebuah kinerja anggaran atau
pengelolaan anggaran yang baik, yaitu Pengawasan, Transparan dan Akuntabel.
APBD sebagai salah satu produk kebijakan keuangan publik seharusnya
mengakomodir beberapa indikator yang sesungguhnya merupakan penjabaran dari
tiga parameter utama yang pada intinya adalah satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Isu pokok yang muncul adalah buruknya kinerja pengelolaan
anggaran daerah.
Fenomena yang terjadi pada Kinerja Anggaran di Kabupaten Labuhanbatu
Selatan pada laporan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir sampai dengan
2013 dan 2012 pada tabel 1.1 menunjukan nilai persentase realisasi anggaran dari
anggaran dan menunjukan peningkatan atau penurunan dari tahun sebelumnya.
Tabel 1.1
Laporan Realisasi Anggaran Untuk Tahun Berakhir s.d 31 Desember
2013 dan 2012
(dalam rupiah)
Uraian
Anggaran
%
Realisasi
%
Realisasi 2012
%
2013
2013
(Audited)
(Audited)
Pendapatan
*PAD
30.075.500. 100
26.701.972. 88, 18.976.643.017, 140,
000,00
210,88
78 23
71
*PT
551.193.66 100
550.706.268 99, .446.355.368.69 123,
4.145,00
.145,00
91 7,00
38
*LLPS
61.284.240. 100
41.501.016. 67, 40.821.850.405, 101,
000,00
100,00
72 00
66
Total
642.553.40 100
618.909.256 96, 506.153.862.119 122,
Pendapatan 4.145,00
.455,88
32 ,23
28
4
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 1.1
Laporan Realisasi Anggaran Untuk Tahun Berakhir s.d 31 Desember 2013
dan 2012
Belanja
*BO
453.468.7 100 385.283.020.7 84,9 292.125.661.9 131,
29.578,09
31,00
6
78,00
89
*BM
365.358.4 100 335.066.617.3 91,7 145.200.521.7 230,
03.304,00
51,00
1
19,00
76
*BTT
5.553.567. 100 4.893.025.916, 88,1 1.550.083.504, 315,
695,00
00
1
00
66
*BT
0,00
100 0,00
3.843.692.307,
50
Total
824.380.7 100 725.242.663.9 87,9 442.719.959.5 163,
82
Belanja
00.577,09
98,00
7
08,60
SURPLUS (181.827.2
(106.333.407.5 58,4 63.433.902.61
(DEFISIT) 96.432,09)
42,12)
8
0,73
Sumber: Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan
Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2013
Keterangan:
PAD : Pendapatn Asli Daerah
PT
: Pendapatan Transfer
LLPS : Lain-Lain Pendapatn yang Sah
BO
: Belanja Operasi
BM : Belanja Modal
BTT : Belanja Tak Terduga
BT
: Belanja Transfer
Hasil Laporan Realisasi Angaran Tabel 1.1 menggambarkan pelaksananan
APBD tahun anggaran 2013 belum maksimal, Karena hampir semua realisasi
belum mencapai target dan mengalami defisit pada anggaran dan realisasinya.
Muncul pertanyaan apakah Kinerja Anggaran sudah benar-benar di kelola secara
akuntabilitas pada satuan kerja perangkat daerah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan? apakah Transparansi publik dilakukan unutk memberikan keberhasilan
pelaksanaan anggaran? dan apakah pengawasan dilakukan untuk mengamati yang
sesungguhnya terjadi dengan yang seharusnya teradi serta memberikan koreksi
agar pelaksanaan kegiatan anggaran tercapai secara maksimal?
5
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan temuan bukti diatas terlihat bahwa kinerja anggaran di
Kabupaten Labuhanbatu Selatan masih belum maksimal dengan adanya bukti
laporan hasil pemeriksaan BPK RI pada tahun 2013. Laporan tersebut
menggambarkan tidak efisien dan tidak ekonomis terhadap pengelolaan Kinerja
Anggaran. Value for Money bertujuan untuk memperbaiki kinerja anggaran
pemerintah.
Penelitian terdahulu yang terkait dengan fenomena tersebut telah banyak
dilakukan, Suryaningsih Loi (2015), penelitiannya menunjukan Akuntabilitas
berpengaruh secara positif dan signifikan dan Transparansi tidak berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for
Money,berbeda dengan Anugriani (2014), dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa Akuntabilitas, Transparansi dan Pengawasan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Anggaran.
Siregar (2011) dalam hasil penelitiannya mengatakan akuntabiltas publik
berpengaruh positif terhadap pengelolaan APBD, transparansi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pengelolaan APBD dan pengawasan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengelolaan APBD tetapi Akuntabilitas publik, transparansi
publik dan pengawasan secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap
pengelolaan APBD.
Berdasarkan hasil peneliti terdahulu yang tidak konsisten, terdapat alasan
untuk mengkaji pengaruh akuntabilitas, transparansi dan pengawasan di dalam
penyusunan anggaran berbasis kinerja berkonsep Value For Money pada SKPD
Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Terdapatnya perbedaan hasil-hasil penelitian
6
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya memberikan cukup acuan untuk meneliti kinerja SKPD Labuhanbatu
selatan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Anugriani (2014), faktor yang membedakannya adalah lokasi atau tempat
penelitian, dan waktu penelitian . Dari latar belakang dan hasil penelitian
terdahulu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul
“Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan Pengawasan Terhadap Kinerja
Anggaran Berkonsep Value For Money pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Apakah
Akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Anggaran
berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan?
2. Apakah Transparansi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Anggaran
berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan?
3. Apakah Pengawasan
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Anggaran
berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan?
4. Apakah Akuntabilitas, Transparansi dan Pengawasan secara Simulatan
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Anggaran berkonsep Value For
7
Universitas Sumatera Utara
Money pada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Akuntabilitas
terhadap
Kinerja Anggaran berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Transparansi
terhadap
Kinerja Anggaran berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Pengawasan terhadap
Kinerja Anggaran berkonsep Value for Money pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Akuntabilitas, Transparansi
dan Pengawasan secara Simulatan terhadap Kinerja Anggaran berkonsep
Value for money pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
8
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kinerja
anggaran berkonsep value for money pada pemerintah daerah.
2. Bagi Akademisi, sebagai tambahan pengetahuan dibidang pemerintahan,
khususnya
Pengaruh
Akuntabilitas,
Transparansi,
dan
Pengawasan
Terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai bahan acuan/referensi bagi yang berminat
melakukan penelitian yang berhubungan dengan kinerja anggaran
pemerintah daerah
9
Universitas Sumatera Utara