Analisis Hubungan Antara Marjin Bunga Bersih dan Pendapatan Non Bunga dengan Menggunakan Model Persamaan Simultan pada Bank Go Public

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Struktur Modal
Analisis fundamental merupakan sebuah metode untuk menganalisis
sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dari suatu perusahaan dan
faktor-faktor

eksternal

yang

secara

langsung

maupun


tidak

langsung

mempengaruhi kinerja perusahaan yang bersangkutan. Data-data yang umum
digunakan

untuk

melakukan

analisis

fundamental

adalah

pendapatan,

pertumbuhan penjualan, laba, imbal hasil atau pengembalian ekuitas (return on

equity), marjin laba (profit margin), dan data-data lainnya.
Tujuan dasar analisis fundamental adalah untuk mendapatkan pemahaman
tentang parameter penting dari kinerja keuangan dari laporan arus kas, neraca,
laporan laba rugi, dll. Analisis fundamental lebih berfokus kepada bagaimana
kinerja suatu perusahaan dibandingkan dengan transaksi harga saham perusahaan
yang bersangkutan, sebagaimana penggunaan prinsip-prinsip dari analisa laporan
keuangan yang dapat menggambarkan sehat tidaknya kinerja perusahaan,
selanjutnya menghubungkan dengan harga saham suatu perusahaan yang layak
dibeli (undervalue) dan mana yang tidak layak dibeli (overvalue).
Analisis fundamental dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari empat kategori besar, antara lain faktor ekonomi, faktor keuangan dan
moneter, faktor politik, dan juga faktor eksternal. Keempat faktor tersebut
merupakan faktor fundamental yang sangat penting untuk dicermati para investor.

12
Universitas Sumatera Utara

Faktor ekonomi merupakan faktor yang menjadi indikator tingkat perekonomian
di dalam suatu negara. Dengan berkembangnya teknologi zaman sekarang, agar
mendapatkan beberapa sumber informasi terbaru, para investor sering

menggunakan monitor komputer sebagi sumber informasi. Indikator ekonomi
yang kerap digunakan di dalam analisis fundamental antara lain adalah Gross
Domestic Product, Inflasi, Balance of payment, dan juga employment.
Faktor politik yang merupakan kategori dari analisis fundamental ini
adalah indikator yang dapat memprediksi pergerakan dari nilai tukar. Sulit untuk
mengetahui timing terjadinya dengan pasti dan untuk menentukan akibatnya pada
fluktuasi nilai tukar. Ada waktunya perkembangan politik memiliki dampak
terhadap pertukaran nilai tukar. Sedangkan faktor analisa fundamental lainnya
adalah faktor keuangan dan juga moneter. Peranan keuangan merupakan hal yang
sangat penting di dalam melakukan analisis fundamental. Perubahan yang terjadi
pada kebijakan moneter dan juga fiskal terutama di dalam hal kebijakan yang ada
kaitannya dengan perubahan pada tingkat suku bunga akan memberikan dampak
yang signifikan pada perubahan di dalam analisis fundamental perekonomian.
Perubahan pada kebijakan ini juga memberikan pengaruh terhadap nilai tukar
mata uang.
Faktor eksternal mengakibatkan pengaruh signifikan pada nilai tukar di
suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi pada suatu negara dapat
memberikan dampak regional terhadap perekonomian negara lainnya yang berada
di dalam kawasan sama. Para investor, fund manager, dan juga hedge fund yang
melakukan investasi dengan global sangat memperhatikan perubahan ekonomi


13
Universitas Sumatera Utara

yang tidak hanya di dalam satu negara saja, tapi juga dalam satu kawasan atau
regional tertentu.
Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali data
variabel yang harus dianalisis, dimana beberapa di antara variabel tersebut yang
cukup penting untuk diperhatikan yaitu :
1. Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)
2. Rasio laba terhadap saham yang beredar (earning per share-EPS)
3. Rasio pertumbuhan EPS
4. Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio)
5. Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (price earning
growth ratio)
6. Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)
7. Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)
8. Rasio hutang perseroan (debt ratio)
9. Marjin keuntungan bersih (net profit margin)


2.1.2 Kinerja Berbasis Profit
Mengenai kinerja bank (Hunger & Wheelen, 2003) menyatakan bahwa
pengukuran-pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung pada
bagaimana unit organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai.
Sasaran yang ditetapkan pada tahap perumusan strategi dalam sebuah proses
manajemen strategis (dengan memperhatikan profitabilitas, pangsa pasar, dan

14
Universitas Sumatera Utara

pengurangan biaya, dan berbagai ukuran lainnya) harus betul-betul digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan selama masa implementasi strategi.
Kinerja keuangan pada dasarnya merupakan hasil yang dicapai suatu
perusahaan dengan mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut
dengan efektif dan efesien guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
manajemen (Farid dan Siswanto, 1998). Demikian juga halnya dengan kinerja
perbankan dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai suatu bank dengan
mengelola sumber daya yang ada dalam bank seefektif dan seefisien mungkin
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen (Basran Desfian, 2005).
Penilaian kinerja perbankan menjadi sangat penting dilakukan karena

operasi perbankan sangat peka terhadap maju mundurnya perekonomian suatu
negara (Astuti Yuli Setyani, 2002). Kinerja perbankan dapat dinilai dengan
pendekatan analisis rasio keuangan. Tingkat kesehatan bank diatur oleh Bank
Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004
kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional perihal sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang
sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank wajib melakukan penilaian
tingkat kesehatan bank secara triwulan untuk posisi bulan Maret, Juni, September,
dan Desember. Bank Indonesia akan meminta hasil penilaian tingkat kesehatan
bank tersebut secara berkala dan sewaktu-waktu untuk posisi penilaian tersebut
terutama untuk menguji ketepatan dan kecukupan hasil analisis bank. Penilaian
tingkat kesehatan bank dimaksud diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

15
Universitas Sumatera Utara

setelah posisi penilaian atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas
bank terkait. Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap
faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas,

sensitivitas terhadap resiko pasar.
Profitabilitas bank dapat mempengaruhi kebijakan nasabah atas investasi
yang dilakukan. Kemampuan bank untuk menghasilkan laba yang baik atau
kemampuan profitabilitas yang tinggi menunjukkan kemampuan bank melalui
manajemen secara efektif dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk
mencapai atau melebihi target laba. Hal tersebut dapat menumbuhkan
kepercayaan nasabah untuk melakukan investasi. Apabila tingkat profitabilitas
bank rendah berarti manajemen tidak berhasil mendayagunakan sumber daya yang
ada untuk mencapai target laba. Hal tersebut akan menyebabkan ketidakpercayaan
untuk melakukan investasi bahkan dapat mengakibatkan nasabah melakukan
penarikan atas dana investasinya. Sementara bagi bank itu sendiri, profitabilitas
dapat digunakan sebagai evaluasi kinerja manajemen atas efektifitas pengelolaan
bank.
Profitabilitas merupakan dasar pengukuran kondisi dan kinerja yang
dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Ketiga
pengukuran tersebut membantu untuk dapat mengevaluasi tingkat earning dalam
hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva tetap dan investasi. Karena
itu, dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa mengukurnya. Alat analisis tersebut
adalah rasio-rasio keuangan profitabilitas. Terdapat beberapa jenis rasio
profitabilitas yang dapat digunakan, masing-masing jenis rasio profitabilitas


16
Universitas Sumatera Utara

digunakan untuk menilai dan mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu
periode tertentu atau untuk beberapa periode dimana penggunaan seluruh atau
sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen.

2.1.3 Analisis Keuangan
Analisis keuangan adalah penelaahan untuk dapat memberikan gambaran
dari suatu laporan keuangan dan menentukan posisi keuangan maupun hasil
operasi serta perkembangan perusahaan. Analisis keuangan dilakukan oleh
seorang profesional yang menyajikan laporan dalam bentuk rasio yang
menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan. Laporan ini
biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai acuan untuk
mengambil suatu kebijakan perusahaan.
Analisis keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada
sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa
lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai peluang dan risiko pada
masa yang akan datang. Laporan keuangan sangat penting dalam penentuan

tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus
memperhatikan rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan
tersebut.
Berdasarkan hasil analisis keuangan maka manajemen dapat memutuskan
berbagai keputusan manajemen misalnya :


Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian
dari suatu usaha



Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
17
Universitas Sumatera Utara



Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi




Melakukan penerbit saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh
pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja perseroan



Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan
pilihan yang tepat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola
perusahaan
Ada 3 jenis rasio yang biasa digunakan dalam mengukur kinerja keuangan

suatu bank. Adapun rasio yang dimaksut adalah rasio solvabilitas (kecukupan
modal), rasio likuiditas, dan rasio profitabilitas. Penilaian keputusan berinvestasi
dalam pasar modal dan menilai sehat atau tidaknya suatu bank, biasanya dinilai
dari kinerja keuangan bank bersangkutan yang tercermin dalam laporan keuangan
dan rasio keuangan. Jenis-jenis rasio keuangan tersebut adalah:
1. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank mencari
sumber dana untuk membiayai kegiatan bank atau alat ukur untuk melihat

kekayaan bank serta melihat efesiensi pihak manajemen bank. Dalam praktiknya,
untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan dana, perusahaan memiliki beberapa
pilihan sumber dana yang dapat digunakan. Pemilihan sumber dana ini tergantung
dari tujuan, syarat-syarat, keuntungan dan kemampuan perusahaan tentunya.
Sumber-sumber dana secara garis besar dapat diperoleh dari modal sendiri dan
pinjaman (bank atau lembaga keuangan lainnya). Perusahaan dapat memilih dana
dari salah satu sumber tersebut atau kombinasi dari keduanya.

18
Universitas Sumatera Utara

Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Misalnya penggunaan modal sendiri mimiliki kelebihan, yaitu mudah diperoleh,
dan beban pengambilan yang relatif lama. Disamping itu dengan menggunakan
modal sendiri tidak ada beban untuk membayar angsuran termasuk bunga dan
biaya lainnya. Sebaliknya kekurangan modal sendiri sebagai sumber dana adalah
jumlahnya yang relatif terbatas, terutama pada saat menjatuhkan dana yang relatif
besar.
Pengukuran rasio solvabilitas, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu
;mengukur

rasio-rasio

neraca

dan

sejauh

mana

pinjaman

digunakan

untuk permodalan dan melalui pendekatan rasio-rasio laba rugi. Manfaat rasio
solvabilitas (leverage) :


untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban
kepada pihak lainnya



untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap



untuk menganalisis keseimbangan antara aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal

2. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan liabilitas jangka
pendek dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk
memenuhi liabilitas tersebut. Artinya, seberapa mampu perusahaan untuk
membayar kewajiban atau utangnya yang sudah jatuh tempo. Jika perusahaan

19
Universitas Sumatera Utara

mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan
yang likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya,
maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang illikuid. Dari rasio ini banyak
pandangan ke dalam yang bisa didapatkan mengenai kompetensi keuangan
perusahaan saat ini dan kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi
masalah.
Pada saat jatuh tempo, Perusahaan harus membayar kewajiban kepada
pihak luar perusahaan atau likuiditas badan usaha, ataupun di dalam perusahaan
atau likuiditas perusahaan. Untuk dapat memenuhi kewajibannya perusahaan
harus memiliki jumlah kas atau investasi atau aktiva lancar lainnya yang dapat
segera dikonversi atau diubah menjadi kas untuk memenuhi kewajibanya seperti
membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh
tempo.
3. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas (Profitability ratio) adalah gambaran kemampuan
suatu bank menghasilkan laba dengan kemampuan dan sumber yang dimiliki yang
dibandingkan dengan expenses dan relevant cost lainnya yang terjadi pada waktu
tertentu, dimana semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Profitabilitas
merupakan faktor yang sangat penting
perusahaan,

perusahaan

tersebut

harus

karena untuk dapat menjalankan
berada

dalam

keadaan

yang

menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan, maka akan sangat sulit
bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik
perusahaan, dan terutama sekali dari pihak manajemen perusahaan akan berusaha

20
Universitas Sumatera Utara

meningkatkan keuntungan karena disadari benar betapa pentingnya arti dari profit
terhadap kelangsungan dan masa depan perusahaan.
Profitabilitas dari bank tidak hanya penting bagi pemiliknya, tetapi bagi
golongan-golongan lain di dalam masyarakat. Bila bank berhasil mengumpulkan
cadangan dengan memperbesar modal, bank akan memproleh kesempatan
meminjamkan uang dengan luas dan besar karena tingkat kepercayaan atau
kredibilitasnya meningkat. Para deposan atau pemilik simpanan yang ada pada
bank tersebut tidak perlu merasa takut terhadap resiko seandainya simpanannya
tidak dapat dilunasi oleh bank jika profitabilitas dari bank tersebut baik. Demikian
juga bagi pemerintah dan masyarakat, jika profitabilitas meningkat maka
diharapkan pergerakan keuangan dapat terjamin. Dimana pengumpulan dan
penyaluran dana dari dan kepada masyarakat secara timbal balik dapat berjalan
dengan baik. Adapun jenis- jenis profitabilitas adalah net interest margin, return
on asset (ROA), return on equity (ROE), basic earning power, earning per share
(EPS), contribution margin, dan rasio rentabilitas.

2.1.4

Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin)
Net Interest Margin (NIM) “marjin bunga bersih” merupakan sebuah rasio

keuangan yang merupakan hasil dari perbandingan antara pendapatan dari bunga
terhadap aktiva, yang juga merupakan selisih antara bunga simpanan dan bunga
pinjaman.
Bunga merupakan hal penting bagi suatu bank dalam penarikan tabungan
dan penyaluran kredit. Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga kredit
menurut Kasmir (2002:134) adalah:
21
Universitas Sumatera Utara

1. Keutuhan dana
Jika bank kelebihan dana dalam bentuk simpanan, akan tetapi permohonan kredit
sedikit, maka bank akan menurunkan bunga simpanan sehingga mengurangi minat
nasabah untuk menyimpan. Atau dengan cara menurunkan juga bunga kredit
sehingga permohonan kredit meningkat.
2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan maupun debitur, maka disamping faktor
promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing.
3. Kebijaksanaan pemerintah
Pemerintah dapat menentukan batas masksimal atau minimal suku bunga
simpanan maupun bunga pinjaman, sehngga bank tidak boleh melebihi batas yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4. Target laba yang diinginkan
Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinajaman ikut besar dan demikian
sebaliknya.
5. Jangka waktu
Semakin panjang waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini
disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang.
6. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya.
7. Reputasi perusahaan

22
Universitas Sumatera Utara

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat
menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya
perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang
relatif kecil dan sebaliknya.
8. Produk yang kompetitif
Untuk produk yang kompetifi, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika
dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
9. Hubungan baik
Nasabah utama yang mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank,
sehingga dalam penentuan suku bunganya berbeda dengan nasabah biasa.
10. Jaminan pihak ketiga
Jika dalam pemberian kredit ada pihak yang memberikan jaminan kepada
bank untuk menanggung segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit,
bunga yang dibebankan juga akan berbeda, dan sebaliknya.
Penarikan tabungan dan pemberian kredit selalu dihubungkan dengan
tingka suku bunga. Semakin besar rasio NIM menunjukkan tingginya pendapatan
bunga atas aktiva produktif dan menunjukkan efektivitas bank dalam mengelola
aktiva perusahaan dalam bentuk kredit.
Marjin bunga bersih mirip dengan konsep untuk menyebarkan bunga
bersih, namun penyebaran bunga bersih adalah selisih rata-rata nominal antara
pinjaman dan suku bunga pinjaman, tanpa kompensasi untuk kenyataan bahwa
aktiva produktif dan dana yang dipinjam dapat menjadi alat yang berbeda dalam
volume. Marjin bunga bersih dapat lebih tinggi (atau kadang-kadang lebih rendah)

23
Universitas Sumatera Utara

daripada penyebaran bunga bersih. Hal-hal tersebut harus dapat diperhitungkan
dengan lebih detail sehingga pihak bank tetap bisa mendapatkan keuntungan.
Determinan marjin bunga bersih dapat diketahui melalui dua pendekatan
yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan modern. Pendekatan tradisional
dilihat dari variabel yang mempengaruhi margin bunga bersih dan bisa dilakukan
dengan memperhatikan neraca perusahaan. Sementara pendekatan modern dengan
memperhatikan permintan dan penawaran tingkat bunga yang didekati dengan
struktur mikro dari bank tersebut.
Penelitian terhadap net interest margin merupakan salah satu tema yang
banyak diteliti dalam industri perbankan. Studi Ho dan Saunder (1981) menjadi
acuan dalam analisa net interest margin dengan membuat model perbankan
sebagai lembaga intermediasi antara penerima dana dan penyalur dana(dealer’s
model). Dalam model tersebut, bank berfungsi sebagai perantara yang bersikap
risk averse antara pasar kredit dengan pasar dana pihak ketiga. Berdasarkan
analisa tersebut, besaran dan penetapan net interest margin ditentukan oleh dua
faktor utama yaitu derajat persaingan antar bank dalam memperoleh dan
menempatkan dana serta faktor eksposure terhadap suku bunga pasar uang dimana
bank tersebut berada.
Bagi mereka yang sedang bergelut dibidang perbankan, pastinya hal
tersebut menjadi hal yang sangat penting terutama bagi mereka yang menjadi
bagian dari pengelola keuangan bank. NIM itu sendiri bertujuan untuk melakukan
evaluasi bank dalam mengelola berbagai resiko yang mungkin terjadi pada suku
bunga. Ini artinya ketika suku bunga berubah, maka pendapatan dan biaya bunga

24
Universitas Sumatera Utara

juga akan berubah. NIM itu juga merupakan rasio yang sangat erat kaitannya
dengan kemampuan bank dalam melakukan manajemen untuk melakukan aktiva
produktif sehingga bisa menghasilkan bunga bersih. Melalui cara inilah yang bisa
digunakan sebagai strategi dalam mewujudkan bank yang sehat dan terhindar dari
berbagai masalah yang mungkin terjadi. Jadi ketika bank sudah mampu mengelola
aktiva produktifnya hingga mampu menghasilkan bunga bersih ini artinya
kemampuan manajemen bank dengan menerapkan NIM sudah berjalan dengan
baik.

2.1.5

Pendapatan Non Bunga (Net Interest Income)
Net interest Income (NII) ”pendapatan non bunga” adalah pendapatan

provisi, fee atau komisi yang diterima bank dari pemasaran produk maupun
transaksi jasa perbankan yang dibebankan kepada nasabah sehubungan dengan
produk dan jasa bank yang dinikmatinya. Pendapatan non bunga merupakan
pendapatan yang diperoleh bank dari pemberian jasa-jasa seperti transfer, inkaso,
kliring, safe deposit box,bank card, bank notes, bank garansi, refrensi bank, bank
draft, letter of credit, menerima setoran-setoran (pembayaran pajak, telepon, air,
listrik dan uang kuliah), melayani pembayaran-pembayaran (gaji, pembayaran
dividen, kupon, pemberian bonus/hadiah), transaksi valuta asing dan jasa-jasa
lainnya. Adapun biaya yang terdapat dalam net interest income antara lain biaya
administrasi, biaya kirim, biaya provisi dan komisi, biaya sewa dan biaya iuran.
Dalam laporan keuangan bank, non interest income dimasukan kedalam
pendapatan operasional lainnya.

25
Universitas Sumatera Utara

Tujuan dari pemberian jasa- jasa ini adalah untuk mendukung dan
memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Semakin lengkap
jasa bank yang diberikan, semakin baik, dalam arti jika nasabah hendak melakukan
suatu transaksi perbankan cukup di satu bank saja. Pendapatan non bunga dapat
diperoleh melalui aktivitas pemberian kredit maupun aktivitas lainnya yang
bersifat non kredit. Selain itu, resiko pendapatan non bunga relatif kecil karena
pembayaran fee ini diterima segera saat transaksi terjadi atau saat fee tersebut
efektif dibebankan. Selain itu, penetapan fee oleh bank atas suatu produk atau
jasanya tidak hanya dipergunakan oleh tingkat fee yang diberlakukan oleh
pesaing, dan yang paling utama, pendapatan non bunga ini memberikan kontribusi
yang cukup besar untuk meningkatkan laba bank. Dalam prakteknya, jasa- jasa
bank yang menghasilkan non interest income adalah :
1. Kiriman uang (transfer)
Transfer merupakan jasa pengiriman uang melalui bank. Pengiriman uang
dapat dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berlainan. Pengiriman uang
juga dapat dilakukan baik dalam negeri maupun luar negeri. Jika tujuan
pengiriman uang adalah luar negeri maka harus melalui bank devisa. Sarana yang
digunakan dalam transfer tergantung nasabah. Sarana yang dipilih akan
mempengaruhi kecepatan pengiriman dan besarnya biaya pengiriman. Sarana
yang biasa digunakan adalah surat, telex, telepon, facsimile, on line computer, dan
lain-lain. Keuntungan transfer bagi nasabah adalah; pengiriman uang lebih cepat,
aman sampai tujuan, pengiriman dapat dilakukan lewat telepon melalui

26
Universitas Sumatera Utara

pembebanan rekening, serta prosedur murah dan mudah. Bagi bank akan
memperoleh; biaya kirim serta biaya provisi dan komisi.
2. Kliring (clearing)
Kliring merupakan jasa penyelesaian utang piutang antar bank dengan cara
saling menyerahkan warkat- warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring (
penagihan warkat seperti cek). Tujuan dilaksanakan kliring adalah; untuk
memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral, agar perhitungan
penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah, aman dan efesien.
Warkat-warkat yang dapat diselesaikan di lembaga kliring adalah warkat yang
berasal dari dalam kota seperti; cek, Giro Bilyet (BG), wesel bank, surat bukti
penerimaan transfer dari luar kota, lalu lintas giral (LLG) dan nota kredit. Proses
penyelesaian warkat-warkat kliring di lembaga kliring terdiri dari:


Kliring keluar yaitu membawa warkat-warkat kliring ke lembaga kliring
dan menyerahkan kepada yang berhak. Kliring keluar terdiri dari
penyerahan surat- surat debet keluar dan penyerahan Nota Kredit Keluar.



Kliring masuk yaitu menerima warkat di lembaga kliring dan diproses di
bank yang bersangkutan. Kliring masuk terdiri dari penerimaan surat-surat
debet masuk dan Nota Kredit Masuk.



Pengembalian kliring (clearing retour ), yaitu pengembalian warkatwarkat kliring yang tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan.

3. Inkaso (Collection)
Merupakan penagihan warkat-warkat yang berasal dari luar kota atau luar
negeri. Proses penagihan lewat inkaso tergantung dari jarak lokasi penagihan dan

27
Universitas Sumatera Utara

biasanya membutuhkan waktu satu minggu sampai satu bulan. Besarnya biaya
penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan dengan pertimbangan jarak
serta pertimbangan lainnya. Warkat-warkat yang dapat diinkasokan yang berasal
dari luar kota atau luar negeri seperti: cek, wesel, kuitansi, surat aksep, deviden,
kupon, money order, dan surat berharga lainnya.
Proses penyelesaian inkaso yang dilakukan oleh bank dibagi ke dalam dua
bagian yaitu; a. Inkaso berdokumen, dimana surat-surat yang diinkasokan disertai
oleh dokumen yang mewakili surat/barang tersebut. b. Inkaso tidak berdokumen,
surat yang diinkasokan tidak mewakili surat/barang tersebut. Penyelesaian inkaso
keluar negeri merupakan penagihan warkat keluar negeri dan merupakan proses
inkaso keluar, sedangkan penerimaan warkat dari luar negeri merupakan inkaso
masuk dari luar negeri.
4. Safe Deposit Box
Safe Deposit Box (SDP) atau dikenal dengan istilah safe liket, jasa
pelayanan ini memberikan layanan penyewaan box atau kotak pengaman tempat
menyimpan surat-surat berharga atau barang-barang berharga yang disimpan di
dalam box tersebut aman dari pencurian dan kebakaran. Kepada nasabah penyewa
box dikenakan biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran box serta jangka
waktu penyewaan. Surat-surat berharga atau surat-surat penting yang biasanya di
simpan di box tersebut seperti: sertifikat deposito, sertifikat tanah, saham,
obligasi, surat perjanjian, akte kelahiran, surat nikah, ijazah, paspor, dan
surat/dokumen lainnya.
5. Bank Card ( Kartu Kredit)

28
Universitas Sumatera Utara

Bank card merupakan kartu plastik yang dikeluarkan oleh bank yang
diberikan kepada nasabahnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran
di tempat-tempat tertentu. Kartu ini juga dapat digunakan untuk mengambil uang
tunai di Automated Teller Machine (ATM) yang tersebar diberbagai tempat yang
strategis. Kepada pemegang kartu kredit dikenakan biaya iuran tahunan yang
besarnya tergantung dari bank yang mengeluarkan kartu kredit tersebut. Setiap
pembelanjaan memiliki tenggang waktu pembayaran dan akan dikenakan bunga
dari jumlah uang yang telah belanjakan jika melewati tenggang waktu yang telah
ditetapkan. Dalam sistem kerja bank card ada tiga pihak yang terlibat dalam
prosesnya, yaitu; bank sebagai penerbit dan pembayar, pedagang/ merchant
sebagai tempat belanja, serta pemegang kartu/ card holder, sebagai yang berhak
melakukan transaksi.
6. Bank Notes
Bank Notes merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan dan diterbitkan
oleh bank di luar negeri. Jual beli bank notes merupakan transaksi antara valuta
yang dapat diterima pembayarannya dan dapat memperjualbelikan dan
diperdagangkan kembali sesuai dengan nilai tukarnya. Dalam praktiknya, bank
notes diperjualbelikan di bank dan dipedagang valuta asing. Namun tidak semua
bank notes diperjualbelikan, hal ini tergantung dari peraturan devisa di Negara
asal bank notes.
7. Bank Garansi
Bank Garansi merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah
dalam rangka membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini, pengusaha

29
Universitas Sumatera Utara

memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya dengan pihak lain.
Sebelum

jaminan

bank

dikeluarkan

bank

terlebih

dahulu

mempelajari

kreditibilitas nasabahnya.
8. Letter of Credit (LC)
Letter of Credit merupakan surat kredit yang dberikan kepada para
eksportir dan importir yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas
transaksi ekspor impor yang mereka lakukan. Dalam transaksi ini terdapat
berbagai macam jenis L/C sehingga nasabah dapat meminta sesuai kondisi yang
diinginkannya. Jenis-jenis L/C antara lain: revocable L/C, irrevocable L/C, sight
L/C, usance L/C, dan restrict L/C.
9. Cek Wisata ( Travellers Cheque)
Cek wisata merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh turis atau
wisatawan. Cek wisata dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran diberbagai
tempat pembelanjaan atau hiburan seperti hotel dan supermarket. Cek wisata juga
bisa digunakan sebagai hadiah kepada para relasinya. Cek wisata ini biasanya
diterbitkan dengan nominal tertentu.

2.1.6 Diversifikasi Pendapatan
Diversifikasi pendapatan merupakan salah satu usaha perbankan dalam
meningkatkan profitabilitas bank. Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan
bank untuk mendapatkan non interest income, dan diversifikasi penanaman dana,
serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya.
Diversifikasi pendapatan sudah menjadi sebuah tren dalam kalangan dunia
perbankan. Diversifikasi di dunia perbankan dapat dikatakan berkembang dengan
30
Universitas Sumatera Utara

cepat pesat, karena diversifikasi merupakan sebuah peluang dalam memperoleh
laba selain dari marjin bunga bersih (net interest margin). Diversifikasi memang
perlu dilakukan dalam setiap kegiatan usaha, termasuk dalam kegiatan perbankan.
Menurut Kasmir (2000) diversifikasi produk cenderung meningkatkan
porsi pendapatan non interest income. Menurut Lepetit (2007) dan DeYoung
(2001) diversifikasi pendapatan merupakan sebuah gabungan antara net interest
income dengan non interest income dan kegiatan diversifikasi ini akan
memberikan banyak manfaat terhadap profitabilitas bank. Stiroh, et al(2004)
menganggap kegiatan pendapatan non interest income sebagai ukuran dari tingkat
kegiatan non perbankan atau diversifikasi produk. Diversifikasi secara implisit
dapat mengurangi tingkat risiko perbankan, sesuai dengan pendapat Kim dan Kim
(2010) bahwa diversifikasi pendapatan berpengaruh positif terhadap profitabilitas
dan meminimalisir risiko bank.
Marjin bunga bersih atau net interest margin mengalami penurunan, ini
menunjukkan bahwa ada kegiatan lain yang dilakukan dalam memperoleh
keuntungan yang tidak berpusat terhadap net interest margin. Dengan adanya
diversifikasi menyebabkan pergeseran dimana sumber pendapatan kredit bergeser
menjadi kegiatan non tradisonal yang menghasilkan fee income. Pendapatan non
interest income memainkan peranan penting dalam pendapatan perbankan.
Namun terdapat beberapa peneliti yang menemukan hubungan positif antara
diversifikasi pendapatan dengan risiko bank. Diantaranya adalah penelitian
Wahyu, et al. (2012) dimana ia menemukan bahwa kegiataan diversifikasi
pendapatan berpengaruh positif terhadap peningkatan risiko bank ukuran bank

31
Universitas Sumatera Utara

besar. Sedangkan untuk ukuran bank kecil, diversifikasi pendapatan dapat
meningkatkan profitabilitas bank.
2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Rangkuman Penelitian Terdahulu

N
o

Peneliti

Judul

1

E Philip
Davis dan
Klaus
Tuori
(2002)

The changing
structure if
banks’
income-an
empirical
investigation

Kevin J
Stiroh
(2004)

Diversificatio
n in bank: is
not interest
income the
answer?

Santiago
Carbo´
Valverde
dan
Francisco
Rodrıguez
Fernandez
(2007)

The
determinants
of bank
margins
in European
banking

Laetitia
Lepetit,
emmanuel
le Nys,
Philippe
Rous,

Bank income
structure and
risk: An
empirical
analysis
of European

2

3

4

Variabel
Independen Dependen
Ekuitas,
deposito,
Pola
perubahan
kemajuan
pendapatan
teknologi,
bank
pendapatan
non bunga
Korelasi
pertumbuhan
pendapatan
Operasional
bunga bersih
bank,
dan
volatisitas,
pertumbuhan
risiko
pendapatan
setiap bank

Hasil
Penelitian
Pendapatan
nonbunga
berhubungan
positif dengan
profitablilitas
bank
Pendapatan
nonbunga
mampu
menstabilkan
profitabilitas
dan lebih
stabil dari pada
pendapatan
bunga bersih
Bank dengan
Risiko kredit,
tingkat
risiko
spesialiasi
likuiditas,
yang tinggi
risiko suku
Penentu
dalam kegiatan
bunga, rasio marjin bank
perkreditan
total asset,
menunjukkan
deposito dan
marjin yang
modal
rendah
Kegiatan bank
Aktivitas
Risiko
yang
perbankan
OBS, dan
menghasilkan
dan
pendapatan
pendapatan
diversifikasi
non bunga,
non bunga
produk
dan ekuitas
memiliki

32
Universitas Sumatera Utara

Armine
Tarazi
(2008)

James
Nguyen
(2012)

5

2.3

banks

Struktur pasar,
biaya
operasional,
The
tingkat
Relationship penghindaran
between Net resiko, resiko
interest
suku bunga,
Margin and resiko kredit,
Noninterest struktur
Income using deposito,
a system
fungsi ukuran
estimation
bank,
approach
pendapatan
non bunga,
risiko
likuiditas.

Marjin
bunga
bersih dan
pendapatan
non bunga

tinngkat risiko
yang lebih
tinggi
Asosiasi
umumnya
secara statistik
positif tidak
sigifikan antara
marjin bunga
bersih dan
pendapatan
non bunga, dan
hasil terakhir
hubungan
marjin bunga
bersih dan
pendapatan
non bunga
adalah bias

Kerangka Konseptual
Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan hasil penelitian

sebelumnya yang telah menguji hubungan antara marjin bunga bersih dan
pendapatan non bunga, maka dibuat model penelitian sebagai berikut :
NIM

ROA

NII

ROE

Variabel control:
1. Size
2.NPL

Gambar 2.1
Kerangka konseptual

33
Universitas Sumatera Utara

Kerangka konseptual diatas menggambarkan bagaimana hubungan
simultan antara marjin bunga bersih dan pendapatan non bunga dalam menaikkan
profitabilitas pada perbankan. Semakin besar rasio NIM menunjukkan tingginya
pendapatan bunga atas aktiva produktif dan menunjukkan efektivitas bank dalam
mengelola aktiva perusahaan dalam bentuk kredit. Pendapatan non bunga dan
marjin bunga bersih mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja perbankan
dikarenakan pendapatan - pendapatan ini mampu meningkatkan keuntungan bank.
Semakin tinggi marjin bunga bersih dan pendapatan non bunga, maka keuntungan
yang diterima bank akan semakin besar yang artinya kinerja bank semakin baik.
Alasan bank mengembangkan pendapatan non bunga karena pendapatan non
bunga mampu menjaga stabilitas pendapatan finansial serta mampu menghindari
risiko kredit macet yang kemungkinan terjadi. Kredit macet dapat terjadi karena
pendapatan dari bunga kredit sering berubah karena besarnya ketetapan suku
bunga kredit dari Bank Indonesia, maupun kemampuan bank dalam menyalurkan
kredit kepada masyarakat. Peningkatan pendapatan non bunga juga meningkat
karena bank menyediakan teknologi konsultasi dan layanan kepada pelanggan
saat melakukan peminjaman sekuritas yang menghasilkan pendapatan non bunga
Size merupakan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Sehingga size bank memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap profitabiitas
bank. Credit risk merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan
nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima beserta bunganya,
sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Penelitian tentang risiko kredit
dilakukan oleh Wisnu M (2004) yang menyatakan bahwa kondisi Non Performing

34
Universitas Sumatera Utara

Loan (NPL) yang tinggi akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva
produktif maupun biaya yang lain, sehingga berpotensi untuk menimbulkan
kerugian pada bank, atau dengan kata lain Non Performing Loan (NPL)
menurunkan profitabilitas bank. Hal ini menunjukkan bahwa Non Performing
Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang diperoleh Sulistiyono (2005) yang
menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif terhadap
profitabilitas bank.
Risiko ini semakin besar bila bank umum tidak mampu meningkatkan atau
memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan, karena pada dasarnya bank
menanamkan sejumlah dananya dalam bentuk kredit dengan harapan bisa
meningkatkan profit. Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menangani resiko kegagalan
pengembalian kredit oleh debitur. NPL yang tinggi akan memperbesar biaya,
sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan
semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah
semakin besar dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam
kegiatan operasionlanya sehingga berpengaruh terhadap penurunan Net Interest
Margin .

Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi dan
efektifitas perbankan didalam menghasilkan laba dari aktiva yang dimilikinya.
Apabila kinerja perusahaan yang diukur dimensi profitabiitas dalam kondisi baik,
maka akan memberikan dampak yang positif terhadap keputusan investor dipasar

35
Universitas Sumatera Utara

modal untuk menanamkan modalnya dalam bentuk penyertaan modal. Umumnya
laba yang dihasilkan perusahaan perbankan berasal dari penjualan kredit dan
investasi yang dilakukan oleh perusahaan perbankan. Jika penjualan asset
berkurang otomatis jumlah ROA yang diterima oleh perbankan akan mengalami
penurunan juga. Return on Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang
membandingkan antar laba bersih perusahaan perbankan dengan asset bersihnya.
Rasio ini mengukur berapa banyak keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebut dibandingkan dengan modal yang disetor oleh pemegang saham.
Sebagian bank belum mampu meningkatan pendapatan non bunga untuk
mengimbangi penurunan pendapatan bunga bersih. Dalam penelitian yang
dilakukan Lepetit, et al (2008), menyimpulkan bahwa bank- bank yang telah
memperluas kegiatannya yang menghasilkan pendapatan non bunga memiliki
tingkat risiko yang lebih tinggi. Tetapi bank-bank meningkatkan keterlibatannya
lebih kepada aktifitas OBS (off balance sheet) untuk mengimbangi penurunan
marjin bunga bersih. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan OBS menghasilkan
marjin bunga bersih yang lebih tinggi melalui bunga dan pendapatan fee yang
dikenakan bank melalui biaya kepada nasabah, misalnya untuk menyediakan jalur
kredit atau opsi termasuk kontrak OBS.
2.4

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Pada
penelitian yang dibuat oleh peniliti dengan judul “ Analisis Hubungan Antara.

36
Universitas Sumatera Utara

Marjin Bunga Bersih dan Pendapatan Non Bunga Menggunakan Model Simultan
Pada Bank Go Public”, hipotesis kerangka konsebtual disusun sebagai berikut :
H1 : Marjin bunga bersih memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan
non bunga
H2 : Pendapatan non bunga memiliki pengaruh signifikan terhadap marjin
bunga bersih

37
Universitas Sumatera Utara