Hubungan antara Riba dan Bunga Bank dala

Hubungan antara Riba dan Bunga Bank dalam Kegiatan Ekonomi
Fitrianah Margiani, Hukum Ekonomi Syariah, IAIN SNJ Cirebon
fitrianahmargiani@gmail.com
Abstrak:
Pada era ini, kegiatan ekonomi sangat banyak jenisnya. Semua kegiatan ekonomi
lebih bervariasi dan memudahkan manusia untuk bertransaksi. Kegiatan ekonomi
tersebut terkadang tidak disadari menyalahi aturan Islam. Terdapat suatu akad
yang merupakan penambahan terhadap sesuatu yang telah ditentukan. Akad
tersebut dinamakan riba. Riba ini dapat ditemukan dalam segala kegiatan ekonomi
termasuk didalamnya adalah bunga bank. Riba dan Bunga bank adalah dua
terminology yang tidak dapat dipisahkan dalam kajian ekonomi kontemporer.
Sekarang ini, banyak masalah yang timbul ketika pengertian riba dikaitkan dalam
dengan persoalan bunga bank. Di lain sisi, kegiatan perbankan sangatlah penting
guna mendorong kemajuan kegiatan perekonomian. Banyak ulama berpendapat
bahwa bunga bank adalah riba, dan semua kegiatan riba hukumnya haram. Namun
hal terebut masih menjadi perbincangan karena kebanyakan orang lebih tertarik
bertransaksi melalui bank karena dianggap mudah dan aman. Tidak bisa
dipungkiri bahwa bank sangat memberikan pengaruh penting dalam melancarkan
proses perekonomian supaya terus berkembang.
Keyword: Riba, Bunga Bank, Kegiatan Ekonomi, Transaksi, Bank.
A. Latar Belakang

Riba adalah salah satu akad dimana terjadi penambahan terhadap sesuatu yang
menyebabkan kerugian di salah satu pihak. Ada berbagai pendapat dalam
menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan
bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun
pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam
Islam.
Sejak tahun 1960-an perbincangan mengenai larangan riba bunga bank
semakin naik ke permukaan, setidaknya terdapat dua pendapat yang mendasar
mengenai masalah riba. Kontroversi bunga bank konvensional masih mewarnai
wacana masyarakat dikarenakan bunga bank yang diberikan oleh bank merupakan
sesuatu yang diharamkan MUI sehingga pada tahun 2003 lalu lahirlah fatwa yang
dikeluarkan MUI mengenai larangan riba.
Untuk menanggapi kontovesi tersebut, maka perlu pemahaman lebih baik
tentang seluk beluk bunga maupun dari akibat yang ditimbulkan yang
berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits.

B. Literatur Review
Menurut Muhammad ibnu Abdullah ibn al-Arabi al-Maliki, riba secara bahasa
adalah tambahan, namun yang dimaksud riba dalam Al-Quran yaitu setiap
penambahan yang diambil tanpa adanya suatu iwad (pengganti) yang dibenarkan

syariah.
Sedangkan menurut golongan Hanafiah, riba adalah kelebihan atau tambahan
yang kosong dari ganti dengan standar syar’I yang diisyaratkan kepada salah satu
dari dua orang yang bertransaksi dalam tukar menukar.
Menurut Imam Al-Araby, riba adalah semua tambahan yang tidak disertai
dengan adanya pertukaran kompensasi.
Lain hal nya dengan Badr ad-dien prinsip utama riba adalah penambahan.
Menurut Syariah, pengertian riba adalah penambahan atas harta pokok tanpa
adanya transaksi bisnis rill.
Adapun Syuyuthi mengungkapkan bahwa riba adalah tambahan yang
dikenakan didalam muamalah, uang maupun makanan, baik dalam kadar maupun
waktunya.
Dan pendapat terakhir menurut Imam Sarakhsy, riba adalah tambahan yang
disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya iwadh yang dibenarkan syariah
atas penambahan tersebut.

C. Hasil dan Pembahasan
a. Pengertian Riba
Riba menurut bahasa yaitu Ziyadah atau tambahan , karena salah satu
perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan. Ziyadah

disini adalah tambahan atas modal, baik penambahan itu sedikit maupun banyak.
Menurut Syaikh Muhammad Abduh1, bahwa yang dimaksud dengan riba
adalah penambahan-penambahan yang disyaratkan oleh orang yang memiliki
harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya), karena pengunduran janji
pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan.
b. Alasan Pembenaran Pengambilan Riba
Ada beberapa cendekiawan yang mencoba memberikan pembenaran atas
pengambilan bunga uang. Diantara nya adalah alasan sebagai berikut: (a) dalam
keadaan darurat, bunga halal hukumnya, (b) hanya bunga yang berlipat ganda saja
yang dilarang; sedangkan suku bunga yang “wajar” dan tidak mendzalimi
diperkenankan, (c) bank sebagai lembaga tidak masuk dalam kategori mukallaf.
Dengan demikian, tidak terkena khitab ayat-ayat dan hadits riba.
c. Perbedaan Investasi dengan Membungakan Riba
Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dengan membungakan uang.
Perbedaan tersebut dapat dianalisis melalui definisi hingga makna masing-masing
dari kedua istilah yang dimaksud, yaitu (a) investasi adalah kegiatan usaha yang
menanggung resiko karena berhadapan dengan unsure ketidakpastian. Oleh karena
itu, perolehan kembaliannya tidak pasti dan tidak menetap, dan (b) membungakan
uang adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena perolehn
kembaliannya berupa bunga yang relative pasti dan selalu menguntungkan pihak

yang membungakan uang2.
d. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Perbedaan mendasar antara bunga dan bagi hasil antara lain3:
 Bunga: Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu
untung.
 Bagi Hasil: Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu
akad dengan berpedoman kemungkinan untung atau kemungkinan rugi.
 Bunga: Besarnya presentase berdasarkan jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan.
 Bagi Hasil: Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan jumlah keuntungan yang
diperoleh.
 Bunga: Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan.
 Bagi Hasil: Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang
dijalankan.
 Bunga: Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua
agama termasuk Islam
 Bagi Hasil: Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.

1 Sohari Sahrani, Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalahi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 56
2 S. Sundari, Materi Kuliah Hukum Perbankan, (Jakarta: Universitas Islam, 2004), 70

3 Zainudin, Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Palu: Sinar Grafika Offset, 2007), 112

e. Berbagai fatwa tentang riba.
1. Lajnah Bas’ul Masail Nahdatul Ulama
Para musyawirin masih berbeda pendapat tentang hukum bunga bank
konvensional. Perbedaan dimaksud sebagai berikut4:
a) Ada pendapat yang mempersamakan antara bunga bank dengan riba secara
mutlak sehingga hukumnya haram. Pendapat ini mempunyari variasi
keadaan antara lain sebagai berikut:
 Bunga itu dengan segala jenisnya sama dengan riba, sehingga hukumnya
haram.
 Bunga itu sama dengan riba dan hukumnya haram. Akan tetapi boleh
dipungut sebelum beroperasi sistem perbankan yang Islami atau tanpa
bunga.
 Bunga itu sama dengan riba, hukumnya haram. Akan tetapi boleh dipungut
sebab ada kebutuhan yang kuat (hajah rajihah)
b) Ada pendapat yang tidak mempersamakan bunga bank dengan riba
sehingga hukmnya boleh.
c) Ada pendapat yang hukumnya syubhat (tidak identik dengan haram).
2. Ijmak Para Ulama tentang Bunga Bank.

Menurut M. Umer Chapra5, ulama saat ini telah mengijma tentang keharaman
bunga bank. Pengharaman yang dimaksud, melalui keputusan yang sudah puluhan
kali konferensi, muktamar, symposium dan seminar, sehingga para ahli ekonomi
Islam dunia menemukan terwujudnya kesepakatan para ulama tentang bunga
bank. Hal ini berarti tidak satupun pakar yang ahli ekonomi yang menyatakan
bunga bank mempunyai status hukum asyubhat atau boleh melainkan hukumnya
adalah haram.
Selain itu, Yusuf Qardhawi6 mengungkapkan bahwa telah lahir ijma ulama
dari berbagai lembaga, pusat penelitian, muktamar, seminar-seminar ahli fikih dan
ahli ekonomi Islam yang mengharamkan bunga bank dalam segala bentuknya dan
bunga bank itu adalah riba tanpa diragukan sedikitpun dan riba adalah haram.
Selain itu perlu ditambahkan pula bahwa seluruh pusat Riset Ekonomi Islam di
dunia yang tersebar di berbagai negara juga sepakat tentang keharaman bunga
bank. Pernyataan mereka mengenai hal tersebut setelah mereka melakukan
penelitian yang mendalam tentang pendapat ratusan ahli (pemikir) dan setelah
meneliti abuku-buku tentang ekonomi Islam.
Berdasarkan uraian diatas, tidak ada lagi perbedaan pendapat tentang
keharaman bunga bank. Bunga bank merupakan riba dan semua riba adalah
haram.


4 Remi Sjahdeni, Perbankan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), 80
5 M. Umer Chapra adalah ahli ekonomi Islam paling terkemuka tahun 200 yang sangat produktif
menulis tema-tema ekonomi Islam. Karena itu, ia mendapat Award Faisal dari kerajaan Saudi
Arabia, lantaran karya-karya nya yang spektakuler di bidang ekonomi Islam.
6 Antonio Syafii, Sistem Perbankan Syariah, (Jakarta: Tabloid Republika, 1999), 15

D. Kesimpulan
Riba menurut bahasa yaitu Ziyadah atau tambahan , karena salah satu
perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan. Ziyadah
disini adalah tambahan atas modal, baik penambahan itu sedikit maupun banyak
Jumhur ulama berpendapat bahwa semua bunga bank itu haram, namun ada
pula pendapat lain yang menyatakan bahwa bunga bank hukumnya boleh. Alasan
dibolehkan nya bunga bank antara lain: a). dalam keadaan darurat, bunga halal
hukumnya, b) hanya bunga yang berlipat ganda saja yang dilarang; sedangkan
suku bunga yang “wajar” dan tidak mendzalimi diperkenankan, c) bank sebagai
lembaga tidak masuk dalam kategori mukallaf. Perbedan pendapat ini lah yang
mejadikan perbincangan mengenai maslah ekonomi kontemporer yang sedang
dihadapi.
E. Daftar Pustaka
Sahrani, Sohari, Ru’fah Abdullah. Fikih Muamalah. Bogor: Ghalia Indonesia,

2011
Sundari, S. Materi Kuliah Hukum Perbankan. Jakarta: Universitas Islam, 2004
Ali, Zainudin. Hukum Perbankan Syariah, Palu: Sinar Grafika Offset, 200
Sjahdeni, Remi. Perbankan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 199
Syafii, Antonio. Sistem Perbankan Syariah. Jakarta: Tabloid Republika, 1999

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Hubungan Antara Kepercayaan Diri DenganMotivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan

17 116 2