Ayat Al Quran Tentang Kisah Sejarah dan
AYAT AYAT AL-QUR’AN TENTANG KISAH, SEJARAH,
DAN WAKTU
MAKALAH DISKUSI KELOMPOK
Dipresentasikan pada tgl 22 bulan Februari tahun 2016 di jurusan Sejarah
Kebudayaan Islam semester 2 dalam rangka melengkapi perkuliahan mata kuliah
Tafsir Hadits
yang dibina oleh :
1.Bpk.Prof.Dr.H. Nurwajah Ahmad EQ, MA
2.Bpk. Suparman Jassin, M.Ag
3.Bpk.Drs.H Ahmad Basyori, M.Ag
Oleh
1.Dikki Wahyu Afandi (1155010030)
2.Asep Muhammad Abduh (1155010023)
Fakultas Adab Dan Humaniora
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
Tahun 2016M/1437H
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang masih bisa
memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah yang
insya Allah bermanfaat di mata kuliah “Tafsir Hadits” ini yang insya Allah
akan sedikit gambaran mengenai materi yang akan kami sampaikan
mengenai beberapa ayat Al-Qur’an mengenai kisah, sejarah, dan waktu.
Dalam penyusunan tugas makalah ini penulis mendapat berbagai
hambatan-hambatan, akan tetapi atas bantuan Allah SWT dan bantuan
dari berbagai pihak semua hambatan hambatan dapat kami atas. Oleh
karena itu kami mengucapkan beribu terima kasih kepada semua pihak
atas bantuan yang mereka berikan kepada kami.
Kami berharap tugas makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah ilmu pengertahuan mengenai ilmu “Tafsir Hadits”, serta
bermanfaat bagi siapapun yang membaca tugas makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak sekali
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Oleh karena itu, kami
mohon kritik serta saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Aamiin
Bandung, 18 Februari 2016
Penyususn
DAFTAR ISI
Kata Pengantar – 1
Daftar Isi – 2
BAB I
A.
B.
C.
Pendahuluan – 3
Latar Belakang Masalah – 3
Rumusan Masalah – 3
Tujuan – 3
BAB II Pembahasan – 4
A. Konsep Sejarah Dalam Al-Qur’an – 6
B. Hukum –Hukum Sejarah Dalam Al-Quran – 7
C. Gambaran Beberapa Kisah Yang Diceritakan Dalam Al-Qur’an – 7
D. Fungsi Sejarah Bagi Kehidupan Manusia – 8
BAB III Penutup – 9
A. Kesimpulan – 9
B. Saran – 9
Daftar Pustaka – 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang membahas tentang sejarah dan
kisah orang-orang terdahulu. Dengan sejarah kita dapat melihat
dengan jelas peninggalan umat-umat terdahulu, sehingga kita dapat
memahami dan menghayati peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
zaman dahulu melalui bacaan atau pelajaran sejarah dan Al-Qur’an
juga ikut menjelaskan sejarah-sejarah zaman orang-orang terdahulu,
seperti surat Thaha ayat 99, Al- Isra ayat 77, dan surat Ali- Imron ayat
137.
Oleh karena itu, kita harus memahami sejarah dan kisah orangorang terdahulu, sehingga kita dapat mempelajari dan mengambil
hikma dari peristiwa yang terjadi pada orang-orang setelah kita,
sehingga kita dapat melangkah lebih baik dari orang-orang setelah
kita.
Dan juga menjadi ibroh, bagaimana selanjutnya kita harus
melangkah
2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep sejarah dalam Al-Qur’an ?
2.
Bagaimana hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an ?
3.
Bagaimana gambaran beberapa kisah yang diceritakan Al-Qur’an ?
4.
Apa fungsi sejarah bagi kehidupan manusia ?
3.
Tujuan
1.Memahami konsep sejarah di dalam Al Qur’an
2.Dapat memahami hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an
3.Mengetahui gambaran mengenai beberapa kisah yang diceritakan di
dalam Al-Qur’an
4.Mengetahui fungsi sejarah bagi kehidupan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
Ayat-ayat Tentang Sejarah dan Kisah
1.
Surat Thaha : 99
كم ك
ك كذ كل ل ك
َك ن ك ق
سب كقك وكقكد ي
ماَ قكد ي ك
ن أن يكباَلء ك
ق ص
ص ع كل كي ي ك ل ي
آت كي يكناَ ك
ًن ل كد قَنناَ ذ لك يررا
ك ل
م ي
Artinya: “Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian
dari berita-berita penting yang telah lalu, dan sesungguhnya telah kami
berikan kepadamu dari sisi kami suatu peringatan (Al-Qur’an)”.
Mufrodat :
Kisah :
ص
َن ك ق
ق ص
telah lalu :
ك
سب كقك
cerita/ berita:
أ كننكبالء
peringatan/pelajaran :
ًذ لك يررا
Tafsir Ayat :
Kata ( ص
َ ) ن ك قnaqushshuterambil dari kata ( ص
َ ) ن ك قqashshayang dari
ق ص
ق ص
segi bahasa artinya mengkisahkan/menceritakan.Kisah adalah upaya
mengikuti jejak peristiwa yang benar-benar terjadi atau imajinatif,
sesuai dengan urutan kejadiannya dan dengan jalan menceritakannya
satu episode atau episode demi episode. Kata ( ً ) ذ لك يككرراdzikronyang
) ذ ل يpada ayat ini yang dimaksud adalah Al-Qur’an,
berasal dari kata (كر
karena memang Al-Qur’an adalah peringatan, sehingga Al-Qur’an
dikenal pula dengan nama adz-Dzikr.
Surat Ali Imron : 137
يك
ف ك
ن
قكد ي ك
ض كفاَن يظ قَقَرواً ك كي ي ك
ن فك ل
ت ل
كاَ ك
َم ق
ن قكب يل لك قَ ي
خل ك ي
سن ك ن
م ي
سيقَرواً لفيِ اًلير ل
ن
ك
َعاَقلب ك ق
َة اًل ي ق
مك كذ ذلبي ك
Artinya: “ Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah;
karena itu berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (pesan-pesan Allah)”.
Mufrodat :
telah berlaku :
maka berjalanlah kamu :
ت
ك
خل ك ي
ًسيقَروا
فك ل
bumi:
يك
ض
ٱلير ل
orang-orang yang mendustakan : ن
َٱل ي ق
مك كذ ذلبي ك
Tafsir Ayat :
Ayat ini berisi tentang perintah untuk memperhatikan bagaimana
keadaan orang-orang terdahulu dan kesudahan mereka. Sesungguhnya
telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah,yakni hukum-hukum
kemasyarakatan yang tidak mengalami perubahan. Sunnah tersebut
antara lain adalah “yang melanggar perintah-Nya dan perintah RasulNya akan binasa, dan yang mengikuti-Nya akan berbahagia”. Yang
menegakkan
disiplin
akan
sukses.
Hari-hari
kekalahan
dan
kemenangan silih berganti dan lain-lain. Sunnah-sunnah itu ditetapkan
Allah demi kemaslahatan manusia, dan itu semua dapat terlihat
dengan jelas dalam sejarah dan peninggalan umat-umat terdahulu,
melalui bacaan atau pelajaran sejarah, karna itu, berjalanlah kamu di
bumiuntuk melihat bukti-buktinya dan perhatikanlah untuk mengabil
pelajaran bagaimana kesudahanburuk yang dialami orang-orang yang
mendustakanpesan-pesan Allah. Ini,yakni pesan-pesan yang dikandung
oleh semua ayat-ayat yang lalu atau Al-Qur’an secara keseluruhan
adalah peneranganyang memberi keterangan dan menghilangkan
kesangsian serta keraguan bagi seluruh manusia
3.
Surat Al- Isra’ : 77
ة من قكد أ ك
ك
ي
ك
ك
م
ك
ل
ب
ق
َنا
ل
س
ر
ل
ك
َجد ق
ي
َن قَر ق
ك
َق
سل لكناَ وككل ت ك ل
ي
سن ن ك ك ي ي ي
ويِرل
سن نت لكناَ ت ك ي
َل ل ق
ح ل
Artinya: “(Kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan
terhadap rasul-rasul kami yang kami utus sebelum kamu dan tidak
akan kamu dapati perubahan dari ketetapan kami itu”.
Mufrodat :
Ketetapan :
ة
سن ن ك
َق
Telah kami utus :
ك
َسل يكنا
أير ك
Kamu mendapatkan :
َجد ق
تك ل
Perubahan
:
ويِرل
تك ي
ح ل
Tafsir Ayat :
Istilah ( سن نكة
سن ن ك
َ ) ٱلنلكهل قsunnatullah,dari segi bahasa terdiri dari kata ( ة
َق
)sunnahdan ( ) ٱلنلككككهAllah.Kata (
ة
سكككن ن ك
َ) قsunnahantara
lain
berarti
kebiasaan. Sedangkan ( سككن نكة
َ ) ٱلنلكككهل قsunnatullah adalah kebiasaankebiasaan Allah dalam memperlakukan masyarakat. Dan apa yang
dinamai hukum-hukum alam pun adalah kebiasaan-kebiasaan yang
dialami manusia. Para pakar merumuskan hukum-hukum alam itu
sebagai kebiasaan yang dinyatakan Allah tidak beralih dan tidak pula
berubah. Karena sifatnya demikian, maka ia dapat dinamai juga
dengan hukum-hukum kemasyarakatan atau ketetapan-ketetapan Allah
terhadap situasi masyarakat.[3]
Asbabun Nuzul Ayat :
Pada suatu waktu kaum musyrikin berkata: “wahai Muhammad para
Nabi itu bertempat tinggal disyam, mengapa kamu bertempat tinggal
di madinah? Pada waktu itu Rasulullah saw hampir melaksanakan
saran orang-orang musyrik, Allah swt menurunkan ayat ke 73-77 AlIsra’ yang memberitahukan kepada Rasulullah tentang maksud jahat
kaum musyrikin
A. Konsep sejarah dalam Al-Qur’an
Konsep sejarah dalam Al-Qur’an adalah untuk mempelajari sunnah,
yakni kebiasaan-kebiasaan atau ketetapan ilahi dalam masyarakat,
sehingga tidak mengalami perubahan bagi umat manusia. Pada konsep
ini manusia diharapkan dapat memperhatikan bagaimana kesudahan
orang-orang terdahulu, sehingga mereka dapat mengambil pelajaran
dari tingkah laku dan perbuatan orang-orang terdahulu melalui
pengamatan langsung, penelitian peninggalan sejarah, atau mediamedia yang lain. Dari perjalanan ini dapat diketahui berbagai
peninggalan
umat
terdahulu.
Diantara
mereka
itu
ada
yang
memperoleh kejayaan dan ada pula yang mengalami kerugian,
penderitaan, kesengsaraan akibat kerusakan atau bencana yang
menimpa mereka. Ada juga yang beriman dan taat beribadah kepada
Allah, tetapi ada pula yang kafir, munafik, dan fasik. Orang-orang yang
ditimpa bencana itu kebanyakan orang-orang yang musyrik.[5]
B.
Hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an
Hukum-hukum
sejarah
dalam
Al-Qur’an
ini
terdapat
pada
Sunnatullah/hukum-hukum kemasyarakatan, tidak ubahnya hukumhukum alam atau hukum yang berkaitan dengan materi. Apa yang
ditegaskan Al-Qur’an ini dikonfirmasikan oleh ilmuwan: “Hukum-hukum
alam – sebagaimana hukum-hukum kemasyarakatan bersifat umum
dan pasti, tidak satu pun, dinegeri mana pun yang dapat terbebaskan
dari
sanksi
bila
memperingatkan
melanggarnya.
siapa
yang
Hukum-hukum
melanggarnya,
dan
itu,
tidak
saksinya
pun
membisu sebagaimana membisunya hukum itu sendiri. Masyarakat
dan manusia yang tidak dapat membedakan antara yang haram dan
yang halal akan terbentur malapetaka, ketercabikan, dan kematian. Ini
semata-mata adalah sanksi otomatis, karena kepunahan adalah akhir
dari
semua
mereka
yang
melanggar
hukum-hukum
alam/kemasyarakatan”. Demikian juga terlihat bahwa kitab suci adalah
kitab
pertama
yang
mengungkap
adanya
hukum-hukum
yang
mengatur kehidupan masyarakat. Tidak heran hal tersebut diungkap
Al-Qur’an, karena kitab suci itu berfungsi untuk mengubah masyarakat
dan mengeluarkan anggotanya atau sekelompok orang, dari kegelapan
menuju kejalan yang terang benerang (kejalan Allah) dari kehidupan
negatif menuju kehidupan positif. Dan memang Al-Qur’anlah yang
menerangkan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta peringatan
bagi orang-orang yang bertakwa.
C. Gambaran beberapa kisah yang diceritakan Al-Qur’an
Ada beberapa kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an salah satunya
adalah kisah Nabi Yusuf as setelah dilemparkan ke dalam sumur,
mengangkat
kedudukannya
setelah
dipenjarah,
menjadikannya
berkuasa di Mesir setelah dijual dengan harga yang sangat murah,
mengokohkan kedudukannya di muka bumi setelah lama ditawan,
memenangkannya
terhadapnya,
atas
saudara-saudaranya
menyatuhkan
kekuatannya
yang
dengan
berbuat
jahat
mengumpulkan
kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya setelah perpisahan yang
sekian lama, dan mendatangkan mereka dari belahan bumi yang
sangat
jauh.
Sesungguhnya,
Allah
yang
telah
berkuasa
untuk
melakukan semua kejadian itu terhadap Nabi Yusuf.
D. Fungsi sejarah bagi kehidupan manusia
Menurut Al-Qur’an ada empat fungsi sejarah bagi kehidupan
manusia yang terangkum dalam surat huud: 120, yaitu :
1. Sejarah berfungsi sebagai peneguh hati
2. Sejarah berfungsi sebagai pengajaran
3. Sejarah berfungsi sebagai peringatan
4. Sejarah sebagai sumber kebenaran
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Konsep sejarah dalam Al-Qur’an adalah untuk mempelajari sunnah,
yakni kebiasaan-kebiasaan atau ketetapan ilahi dalam masyarakat,
sehingga tidak mengalami perubahan bagi umat manusia.
Hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an ini terdapat pada
Sunnatullah/hukum-hukum kemasyarakatan, tidak ubahnya hukum-hukum
alam atau hukum yang berkaitan dengan materi.
Ada beberapa kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an salah satunya
adalah kisah Nabi Yusuf as setelah dilemparkan ke dalam sumur hingga
menyatuhkan kekuatannya dengan mengumpulkan kedua orang tuanya
dan saudara-saudaranya. Itu semua adalah kuasa Allah yang terjadi pada
Nabi Yusuf.
Fungsi sejarah bagi kehidupan manusia yaitu: sebagai peneguh hati,
pengajaran, peringatan, dan sebagai sumber kebenaran.
2.
Saran
Dengan makalah ini, kami buat yang mestinya tidak jauh dari
kekurangan dan kesalahan, sehingga saran maupun kritikan sangat
kami harapkan. Dan perlu di tinjau atau di kaji ulang untuk mencapai
kesempurnaan, dalam dunia ini tidak ada suatu hal yang sempurna
begitu juga dengan makalah ini, karena kesempurnaan itu milik Allah
SWT. Akan tetapi harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pemakalah dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
-
Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah.Jakarta: Lentera Hati.
Mustafa Al-Maragi, Ahmad. 1986. Tafsir Al-Maragi. Semarang: CV. Toko
Putra Semarang.
-
Mustofa, A. 1994. Al-Qur’an Hadits.Surabaya: Al-Ikhlas.
DAN WAKTU
MAKALAH DISKUSI KELOMPOK
Dipresentasikan pada tgl 22 bulan Februari tahun 2016 di jurusan Sejarah
Kebudayaan Islam semester 2 dalam rangka melengkapi perkuliahan mata kuliah
Tafsir Hadits
yang dibina oleh :
1.Bpk.Prof.Dr.H. Nurwajah Ahmad EQ, MA
2.Bpk. Suparman Jassin, M.Ag
3.Bpk.Drs.H Ahmad Basyori, M.Ag
Oleh
1.Dikki Wahyu Afandi (1155010030)
2.Asep Muhammad Abduh (1155010023)
Fakultas Adab Dan Humaniora
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
Tahun 2016M/1437H
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang masih bisa
memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah yang
insya Allah bermanfaat di mata kuliah “Tafsir Hadits” ini yang insya Allah
akan sedikit gambaran mengenai materi yang akan kami sampaikan
mengenai beberapa ayat Al-Qur’an mengenai kisah, sejarah, dan waktu.
Dalam penyusunan tugas makalah ini penulis mendapat berbagai
hambatan-hambatan, akan tetapi atas bantuan Allah SWT dan bantuan
dari berbagai pihak semua hambatan hambatan dapat kami atas. Oleh
karena itu kami mengucapkan beribu terima kasih kepada semua pihak
atas bantuan yang mereka berikan kepada kami.
Kami berharap tugas makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah ilmu pengertahuan mengenai ilmu “Tafsir Hadits”, serta
bermanfaat bagi siapapun yang membaca tugas makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak sekali
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Oleh karena itu, kami
mohon kritik serta saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Aamiin
Bandung, 18 Februari 2016
Penyususn
DAFTAR ISI
Kata Pengantar – 1
Daftar Isi – 2
BAB I
A.
B.
C.
Pendahuluan – 3
Latar Belakang Masalah – 3
Rumusan Masalah – 3
Tujuan – 3
BAB II Pembahasan – 4
A. Konsep Sejarah Dalam Al-Qur’an – 6
B. Hukum –Hukum Sejarah Dalam Al-Quran – 7
C. Gambaran Beberapa Kisah Yang Diceritakan Dalam Al-Qur’an – 7
D. Fungsi Sejarah Bagi Kehidupan Manusia – 8
BAB III Penutup – 9
A. Kesimpulan – 9
B. Saran – 9
Daftar Pustaka – 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang membahas tentang sejarah dan
kisah orang-orang terdahulu. Dengan sejarah kita dapat melihat
dengan jelas peninggalan umat-umat terdahulu, sehingga kita dapat
memahami dan menghayati peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
zaman dahulu melalui bacaan atau pelajaran sejarah dan Al-Qur’an
juga ikut menjelaskan sejarah-sejarah zaman orang-orang terdahulu,
seperti surat Thaha ayat 99, Al- Isra ayat 77, dan surat Ali- Imron ayat
137.
Oleh karena itu, kita harus memahami sejarah dan kisah orangorang terdahulu, sehingga kita dapat mempelajari dan mengambil
hikma dari peristiwa yang terjadi pada orang-orang setelah kita,
sehingga kita dapat melangkah lebih baik dari orang-orang setelah
kita.
Dan juga menjadi ibroh, bagaimana selanjutnya kita harus
melangkah
2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep sejarah dalam Al-Qur’an ?
2.
Bagaimana hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an ?
3.
Bagaimana gambaran beberapa kisah yang diceritakan Al-Qur’an ?
4.
Apa fungsi sejarah bagi kehidupan manusia ?
3.
Tujuan
1.Memahami konsep sejarah di dalam Al Qur’an
2.Dapat memahami hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an
3.Mengetahui gambaran mengenai beberapa kisah yang diceritakan di
dalam Al-Qur’an
4.Mengetahui fungsi sejarah bagi kehidupan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
Ayat-ayat Tentang Sejarah dan Kisah
1.
Surat Thaha : 99
كم ك
ك كذ كل ل ك
َك ن ك ق
سب كقك وكقكد ي
ماَ قكد ي ك
ن أن يكباَلء ك
ق ص
ص ع كل كي ي ك ل ي
آت كي يكناَ ك
ًن ل كد قَنناَ ذ لك يررا
ك ل
م ي
Artinya: “Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian
dari berita-berita penting yang telah lalu, dan sesungguhnya telah kami
berikan kepadamu dari sisi kami suatu peringatan (Al-Qur’an)”.
Mufrodat :
Kisah :
ص
َن ك ق
ق ص
telah lalu :
ك
سب كقك
cerita/ berita:
أ كننكبالء
peringatan/pelajaran :
ًذ لك يررا
Tafsir Ayat :
Kata ( ص
َ ) ن ك قnaqushshuterambil dari kata ( ص
َ ) ن ك قqashshayang dari
ق ص
ق ص
segi bahasa artinya mengkisahkan/menceritakan.Kisah adalah upaya
mengikuti jejak peristiwa yang benar-benar terjadi atau imajinatif,
sesuai dengan urutan kejadiannya dan dengan jalan menceritakannya
satu episode atau episode demi episode. Kata ( ً ) ذ لك يككرراdzikronyang
) ذ ل يpada ayat ini yang dimaksud adalah Al-Qur’an,
berasal dari kata (كر
karena memang Al-Qur’an adalah peringatan, sehingga Al-Qur’an
dikenal pula dengan nama adz-Dzikr.
Surat Ali Imron : 137
يك
ف ك
ن
قكد ي ك
ض كفاَن يظ قَقَرواً ك كي ي ك
ن فك ل
ت ل
كاَ ك
َم ق
ن قكب يل لك قَ ي
خل ك ي
سن ك ن
م ي
سيقَرواً لفيِ اًلير ل
ن
ك
َعاَقلب ك ق
َة اًل ي ق
مك كذ ذلبي ك
Artinya: “ Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah;
karena itu berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (pesan-pesan Allah)”.
Mufrodat :
telah berlaku :
maka berjalanlah kamu :
ت
ك
خل ك ي
ًسيقَروا
فك ل
bumi:
يك
ض
ٱلير ل
orang-orang yang mendustakan : ن
َٱل ي ق
مك كذ ذلبي ك
Tafsir Ayat :
Ayat ini berisi tentang perintah untuk memperhatikan bagaimana
keadaan orang-orang terdahulu dan kesudahan mereka. Sesungguhnya
telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah,yakni hukum-hukum
kemasyarakatan yang tidak mengalami perubahan. Sunnah tersebut
antara lain adalah “yang melanggar perintah-Nya dan perintah RasulNya akan binasa, dan yang mengikuti-Nya akan berbahagia”. Yang
menegakkan
disiplin
akan
sukses.
Hari-hari
kekalahan
dan
kemenangan silih berganti dan lain-lain. Sunnah-sunnah itu ditetapkan
Allah demi kemaslahatan manusia, dan itu semua dapat terlihat
dengan jelas dalam sejarah dan peninggalan umat-umat terdahulu,
melalui bacaan atau pelajaran sejarah, karna itu, berjalanlah kamu di
bumiuntuk melihat bukti-buktinya dan perhatikanlah untuk mengabil
pelajaran bagaimana kesudahanburuk yang dialami orang-orang yang
mendustakanpesan-pesan Allah. Ini,yakni pesan-pesan yang dikandung
oleh semua ayat-ayat yang lalu atau Al-Qur’an secara keseluruhan
adalah peneranganyang memberi keterangan dan menghilangkan
kesangsian serta keraguan bagi seluruh manusia
3.
Surat Al- Isra’ : 77
ة من قكد أ ك
ك
ي
ك
ك
م
ك
ل
ب
ق
َنا
ل
س
ر
ل
ك
َجد ق
ي
َن قَر ق
ك
َق
سل لكناَ وككل ت ك ل
ي
سن ن ك ك ي ي ي
ويِرل
سن نت لكناَ ت ك ي
َل ل ق
ح ل
Artinya: “(Kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan
terhadap rasul-rasul kami yang kami utus sebelum kamu dan tidak
akan kamu dapati perubahan dari ketetapan kami itu”.
Mufrodat :
Ketetapan :
ة
سن ن ك
َق
Telah kami utus :
ك
َسل يكنا
أير ك
Kamu mendapatkan :
َجد ق
تك ل
Perubahan
:
ويِرل
تك ي
ح ل
Tafsir Ayat :
Istilah ( سن نكة
سن ن ك
َ ) ٱلنلكهل قsunnatullah,dari segi bahasa terdiri dari kata ( ة
َق
)sunnahdan ( ) ٱلنلككككهAllah.Kata (
ة
سكككن ن ك
َ) قsunnahantara
lain
berarti
kebiasaan. Sedangkan ( سككن نكة
َ ) ٱلنلكككهل قsunnatullah adalah kebiasaankebiasaan Allah dalam memperlakukan masyarakat. Dan apa yang
dinamai hukum-hukum alam pun adalah kebiasaan-kebiasaan yang
dialami manusia. Para pakar merumuskan hukum-hukum alam itu
sebagai kebiasaan yang dinyatakan Allah tidak beralih dan tidak pula
berubah. Karena sifatnya demikian, maka ia dapat dinamai juga
dengan hukum-hukum kemasyarakatan atau ketetapan-ketetapan Allah
terhadap situasi masyarakat.[3]
Asbabun Nuzul Ayat :
Pada suatu waktu kaum musyrikin berkata: “wahai Muhammad para
Nabi itu bertempat tinggal disyam, mengapa kamu bertempat tinggal
di madinah? Pada waktu itu Rasulullah saw hampir melaksanakan
saran orang-orang musyrik, Allah swt menurunkan ayat ke 73-77 AlIsra’ yang memberitahukan kepada Rasulullah tentang maksud jahat
kaum musyrikin
A. Konsep sejarah dalam Al-Qur’an
Konsep sejarah dalam Al-Qur’an adalah untuk mempelajari sunnah,
yakni kebiasaan-kebiasaan atau ketetapan ilahi dalam masyarakat,
sehingga tidak mengalami perubahan bagi umat manusia. Pada konsep
ini manusia diharapkan dapat memperhatikan bagaimana kesudahan
orang-orang terdahulu, sehingga mereka dapat mengambil pelajaran
dari tingkah laku dan perbuatan orang-orang terdahulu melalui
pengamatan langsung, penelitian peninggalan sejarah, atau mediamedia yang lain. Dari perjalanan ini dapat diketahui berbagai
peninggalan
umat
terdahulu.
Diantara
mereka
itu
ada
yang
memperoleh kejayaan dan ada pula yang mengalami kerugian,
penderitaan, kesengsaraan akibat kerusakan atau bencana yang
menimpa mereka. Ada juga yang beriman dan taat beribadah kepada
Allah, tetapi ada pula yang kafir, munafik, dan fasik. Orang-orang yang
ditimpa bencana itu kebanyakan orang-orang yang musyrik.[5]
B.
Hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an
Hukum-hukum
sejarah
dalam
Al-Qur’an
ini
terdapat
pada
Sunnatullah/hukum-hukum kemasyarakatan, tidak ubahnya hukumhukum alam atau hukum yang berkaitan dengan materi. Apa yang
ditegaskan Al-Qur’an ini dikonfirmasikan oleh ilmuwan: “Hukum-hukum
alam – sebagaimana hukum-hukum kemasyarakatan bersifat umum
dan pasti, tidak satu pun, dinegeri mana pun yang dapat terbebaskan
dari
sanksi
bila
memperingatkan
melanggarnya.
siapa
yang
Hukum-hukum
melanggarnya,
dan
itu,
tidak
saksinya
pun
membisu sebagaimana membisunya hukum itu sendiri. Masyarakat
dan manusia yang tidak dapat membedakan antara yang haram dan
yang halal akan terbentur malapetaka, ketercabikan, dan kematian. Ini
semata-mata adalah sanksi otomatis, karena kepunahan adalah akhir
dari
semua
mereka
yang
melanggar
hukum-hukum
alam/kemasyarakatan”. Demikian juga terlihat bahwa kitab suci adalah
kitab
pertama
yang
mengungkap
adanya
hukum-hukum
yang
mengatur kehidupan masyarakat. Tidak heran hal tersebut diungkap
Al-Qur’an, karena kitab suci itu berfungsi untuk mengubah masyarakat
dan mengeluarkan anggotanya atau sekelompok orang, dari kegelapan
menuju kejalan yang terang benerang (kejalan Allah) dari kehidupan
negatif menuju kehidupan positif. Dan memang Al-Qur’anlah yang
menerangkan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta peringatan
bagi orang-orang yang bertakwa.
C. Gambaran beberapa kisah yang diceritakan Al-Qur’an
Ada beberapa kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an salah satunya
adalah kisah Nabi Yusuf as setelah dilemparkan ke dalam sumur,
mengangkat
kedudukannya
setelah
dipenjarah,
menjadikannya
berkuasa di Mesir setelah dijual dengan harga yang sangat murah,
mengokohkan kedudukannya di muka bumi setelah lama ditawan,
memenangkannya
terhadapnya,
atas
saudara-saudaranya
menyatuhkan
kekuatannya
yang
dengan
berbuat
jahat
mengumpulkan
kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya setelah perpisahan yang
sekian lama, dan mendatangkan mereka dari belahan bumi yang
sangat
jauh.
Sesungguhnya,
Allah
yang
telah
berkuasa
untuk
melakukan semua kejadian itu terhadap Nabi Yusuf.
D. Fungsi sejarah bagi kehidupan manusia
Menurut Al-Qur’an ada empat fungsi sejarah bagi kehidupan
manusia yang terangkum dalam surat huud: 120, yaitu :
1. Sejarah berfungsi sebagai peneguh hati
2. Sejarah berfungsi sebagai pengajaran
3. Sejarah berfungsi sebagai peringatan
4. Sejarah sebagai sumber kebenaran
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Konsep sejarah dalam Al-Qur’an adalah untuk mempelajari sunnah,
yakni kebiasaan-kebiasaan atau ketetapan ilahi dalam masyarakat,
sehingga tidak mengalami perubahan bagi umat manusia.
Hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an ini terdapat pada
Sunnatullah/hukum-hukum kemasyarakatan, tidak ubahnya hukum-hukum
alam atau hukum yang berkaitan dengan materi.
Ada beberapa kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an salah satunya
adalah kisah Nabi Yusuf as setelah dilemparkan ke dalam sumur hingga
menyatuhkan kekuatannya dengan mengumpulkan kedua orang tuanya
dan saudara-saudaranya. Itu semua adalah kuasa Allah yang terjadi pada
Nabi Yusuf.
Fungsi sejarah bagi kehidupan manusia yaitu: sebagai peneguh hati,
pengajaran, peringatan, dan sebagai sumber kebenaran.
2.
Saran
Dengan makalah ini, kami buat yang mestinya tidak jauh dari
kekurangan dan kesalahan, sehingga saran maupun kritikan sangat
kami harapkan. Dan perlu di tinjau atau di kaji ulang untuk mencapai
kesempurnaan, dalam dunia ini tidak ada suatu hal yang sempurna
begitu juga dengan makalah ini, karena kesempurnaan itu milik Allah
SWT. Akan tetapi harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pemakalah dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
-
Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah.Jakarta: Lentera Hati.
Mustafa Al-Maragi, Ahmad. 1986. Tafsir Al-Maragi. Semarang: CV. Toko
Putra Semarang.
-
Mustofa, A. 1994. Al-Qur’an Hadits.Surabaya: Al-Ikhlas.