Ayat pendidikan tauhid dan akhlak.docx

Ayat – Ayat tentang Pendidikan
Tauhid dan Akhlak
Tujuan
“Dibuat untuk Memenuhi Tugas”
Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu
:Dra.Hj.Anida M.MA
Penyusun
Kelompok 6 (Enam)
- Ayu Wulandari Indra
- Putri Wulandari
- Hemalia
- Sri Wahyuni
- Kholida
Jurusan: Tarbiyah ( PAI III-B)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYAH (STAI.JM)
TANJUNG PURA - LANGKAT
T.A: 2016


KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa
atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini

dengan

penuh

keyakinan

serta

usaha

maksimal.

Semoga

dengan


terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya

penulis

juga

ucapkan

terima

kasih

kepada

Ibu

Dra.Hj.Anida M.MA mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah memberikan tugas

Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa
belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Ayat Ayat tentang Pendidikan Tauhid dan Akhlak” sehingga dengan kami dapat
menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

Tanjung Pura, November, 2016

Tim Penyusun


Kelompok 6 (Enam)

DAFTAR IS

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Makalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Ayat dan Terjemahan Surat Al –Luqman 13-15............................................2
B. Asbabul Nuzul...............................................................................................2
C. Penjelasan Ayat.............................................................................................3
D. Isi Kandungan QS.Al-Luqman ayat 13-15...................................................5
E. Nilai – Nilai Pendidikan QS.Al Luqman ayat 13-15....................................7
BAB III...................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11


A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya memperlakukan manusia untuk mencapai
suatu tujuan. Perlakuan itu akan manusiawi apabila mempertimbangkan kapasitas
dan potensi-potensi yang ada pada manusia. Suatu usaha yang tidak mempunyai
tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Ibarat seseorang yang bepergian tak
tentu arah maka hasilnya pun tak lebih dari pengalaman selama perjalanan.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki
tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tak kehilangan arah dan
pijakan. Dalam perkembangannya teori-teori tentang tujuan pendidikan islam
menjadi perhatian yang cukup besar dari para pakar pendidikan.
Begitu banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang membahas dan memberi
penjelasan tentang Ilmu pengetahuan. Sepeti contoh beberapa ayat yang akan
dibahas dalam makalah ini.


B. Rumusan Makalah
a. Bagaimana metode pendidikan anak dalam perspektif Al-qur’an surah
Lukman?
b. Bagaimana konsep interaksi antara anak dan orang tua dalam persfektif Alkur’an surah Lukman?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, agar mahasiswa mengetahui pokok
masalah sebagai berikut:
a.

Mampu mengetahui metode pendidikan anak dalam persfektif Al-qur’an

b.

surah Lukman.
Mamapu mengetahui konsep interaksi antara anak dan orang tua dalam
persfektif Al-qur’an surah Lukman.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ayat dan Terjemahan Surat Al –Luqman 13-15

) ‫عظظيمم‬
‫عوإظلذ عقاعل ل ظقلعماظن للبنظظه عوظهعو ي عظعظ ظظه عيا ظبن ع ش عي علا تظلشظرلك ظبالل ش عظه إظ ش عن الظششلرعك ل عظ ظل لمم ع‬
‫عاعميلظن‬
‫ععلى عولهنن عوظفعصال ظظه ظفي ع‬
‫حعمل عتلظه أ ظ شظمظه عولهننا ع‬
‫( عوعو شعصيلعنا الن لعساعن ظبعوال ظعدي لظه ع‬13
‫على أ علن تظلشظرعك ظبي عما‬
‫( عوإظلن عجاعهعداعك ع‬14) ‫أ عظن الشك ظلر ظلي عول ظعوال ظعدي لعك إظل ع ش عي ال لعمظصيظر‬
‫ل عيلعس ل ععك ظبظه ظعل لمم عفل تظظطلعظهعما عوعصاظحلبظهعما ظفي ال شظدن لعيا عملعظرونفا عواتشعظبلع عسظبيعل عملن‬
‫ع‬
(15)‫ب إظل ع ش عي ظث ش عم إظل ع ش عي عملرظجظعك ظلم عفأ ظن عظشبظئك ظلم ظبعما ظكن لتظلم تعلععمظلون‬
‫أعنا ع‬
13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar".14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahunbersyukurlah kepadaku

dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.15. dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali

kepada-Ku,

kemudian

hanya

kepada-Kulah

kembalimu,

Maka

Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. 1


B. Asbabul Nuzul
1. Surat Lukman ayat 13
Abdillah mengatakan ayat ini diturunkan berkenaan dengan nasihat
Rasulullah kepada para sahabat tentang wasiat lukman kepada anaknya. Saat
turun QS. 6:82. Para sahabat keberatan. Mereka menghadap Rasulullah dan
1 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya(Jakarta, Lentera
abadi,2010) juz 11, hlm. 545-546

bertanya. “wahai Rasul, siapa diantara kami yang dapat membersikan
keimanan dari kedzaliman?” “apa kalian telah mendengar wasiat lukman
kepada anaknya. ‘Anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, karena itu
adalah kedzaliman yang sangat besar’. “bersabda” (HR. Bukhari)
2. Surat Lukman ayat 15
Sa’ad bin malik berkata, “ayat ini diturunkan berkenaan denganku. Aku
sangat mencintai dan menghormati ibuku. Saat aku masuk islam ibuku tidak
setuju dan berkata, ‘Anakku , kamu pilih salah satu, kamu tinggalkan islam
atau aku akan mogok makan dan minum hingga aku mati’. Aku bertekad untuk
tetap dalam islam. Namun ibuku melaksanakan ancamannya selama tiga hari
tiga malam. Aku sedih dan berkata,’ibu, jika ibu memiliki seribu jiwa (nyawa)
dan satu persatu meninggal, aku akan tetap dalam islam. Karena itu terserah

ibu mau makan atau tidak. ‘akhirnya, ibuku pun luluh dan mau makan
kembali.”(HR. Thabrani)2

C. Penjelasan Ayat
Allah Swt. menyebutkan kisah Luqman dengan sebutan yang baik, bahwa
Dia telah menganugerahinya hikmah; dan Luqman menasihati anaknya yang
merupakan buah hatinya, maka wajarlah bila ia memberikan kepada orang yang
paling dikasihinya sesuatu yang paling utama dari pengetahuannya. Karena itulah
hal pertama yang dia pesankan kepada anaknya ialah hendaknya ia menyembah
Allah semata, jangan mempersekutukannya dengan sesuatu pun. Kemudian
Luqman memperingatkan anaknya, bahwa:

‫عظظيمم‬
‫عوإظلذ عقاعل ل ظقلعماظن للبنظظه عوظهعو ي عظعظ ظظه عيا ظبن ع ش عي علا تظلشظرلك ظبالل ش عظه إظ ش عن الظششلرعك ل عظ ظل لمم ع‬
dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar".3

2 Jalaluddin as-suyuthi, sebab turunnya ayat alqur’an, (depok: gema insane, 2008), hlm.554

3 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata(Banten, Kalim, 2011) hlm.
413

Ingatlah wahai Rasul yang mulia tentang nasihat lukman terhadap
anaknya, dia adalah paling lembutnya manusia terhadap anaknya, dan paling
senangnya manusia ketika dia di perintah untuk menyembah hanya kepada Allah.
Dan dia melarang anaknya untuk berbuat syirik terhadap Allah, dan dia
menjelaskan bahwasanya syirik itu termasuk dzalim yang sangat besar. Adapun
yang dimaksud denan dzalim ialah menaruh sesuatu tidak pada tempatnya. Dan
yang dimaksud besar ialah karena menyamakan antara sesuatu yang tidak bisa
memberi nikmat kecuali dari Nya, yakni Allah s.w.t. dan sesuatu yang tida bisa
memberi nikmat ialah patung dan berhala.4

‫ععلى عولهنن‬
‫حعمل عتلظه أ ظ شظمظه عولهننا ع‬
‫عوعو شعصيلعنا الن لعساعن ظبعوال ظعدي لظه ع‬
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah. (Luqman: 14)
Yakni Allah memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada kedua
orang tua dan menaatinya dan menjalankan hak-hak dari orang tua.Yakni ketika
orang tua mengandung, mereka menjadi orang yang lemah dan kelemahan itu
menjadi bertambah lemah ketika semakin beratnya kandungan yang di kandung
sampai waktu melahirkan dan mengalami nifas.

‫عاعميلظن‬
‫عوظفعصال ظظه ظفي ع‬
dan menyapihnya dalam dua tahun. (Luqman: 14)
Yakni menyapihnya dari menyusui dua tahun setelah melahirkan, karena
dalam dua tahun itu sang ibu menderita didalam masa menyusui, dan keadaannya
di masa itu di penuhi dengan beberapa musibah, dan beberapa kesakitan yang
tidak bisa diperkirakan bagaimana sakitnya.

‫أ عظن الشك ظلر ظلي عول ظعوال ظعدي لعك إظل ع ش عي ال لعمظصيظر‬
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu. (Luqman: 14)
Yakni Allah memberi wasiat kepada kita untuk anak-anak kita supaya
bersyukur kapada Ku (Allah) terhadap nikmat-nikmat Ku kepadamu,dan juga
4 Ibid.hlm.414

bersyukur kepada kedua orang tuamu, karena mereka adalah sebab wujudnya
dirimu, dan terhadap bagusnya mereka merawat kamu, dan terhadap
mempelajarinya kamu dari ketidak thuan menjadi mengerti dan menjadi kuat.

‫على أ علن تظلشظرعك ظبي عما ل عيلعس ل ععك ظبظه ظعل لمم عفل تظظطلعظهعما‬
‫عوإظلن عجاعهعداعك ع‬
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya. (Luqman: 15)
Yakni ketika ketika kedua orang tua kamu mendesak kamu ddi dalam
permintaannya, dan membantu mengingkari bagimu, dengan cara mensekutukan
Ku didalam ibadah kepada Ku untuk menyembah selain Ku, terhadap sesuatu
yang tidak kamu ketahui bahwa itu adalah untuk mempersekutukan Ku, maka
jangan taati kedua orang tuamu terhadap apa yang diperintahkan orang tuamu.

D. Isi Kandungan QS.Al-Luqman ayat 13-15
Ayat di atas merupakan nasihat Lukman kepada anaknya. Lukman melarang
anaknya dari berbuat syirik, dia memberikan alasan atas larangan tersebut bahwa
kemusyrikan itu adalah kazaliman. Pernyataan Lukman tentang hakikat ini di
perkuat dengan dua tekanan. Pertama, mengawalinya dengan larangan berbuat
syirik dan alasannya. Kedua, dengan huruf inna “sesungguhnya” dan huruf la
“benar-benar”.5
Nasihat seorang ayah kepada anaknya adalah bebas dari segala syubhat dan
jauh dari segala prasangka. Sesungguhnya perkara tauhid dan larangan berbuat
syirik merupakan perkara lama yang selalu di serukan oleh orang-orang yang di
anugrahkan oleh Allah diantara manusia. Tidak ada kehendak lain di baliknya
melainkan kebaikan semata-mata, dan sama sekali tidak menghendaki selain yang
demikian. Inilah pengaruh jiwa yang di maksudkan dalam ayat di atas. “… Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lamah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun… “.
5 Ahmad Musthofa Al- Muroghy, tafsir Al-Muroghy,( beirut,darul ihya' atturats al- gozali, tt) juz 19, hlm.80

Ayat ini menggambarkan nuansa pengorbanan yang agung dan dahsyat.
Seorang ibu dengan tabiatnya harus menaggung beban yang amat berat dan lebih
kompleks. Namun, luar biasa, ia tetap menganggungnya dengan senang hati dan
cinta yang lebih dalam, lembut dan halus. Walapun satu tarikan nafas dalam
proses kehamilan dan kelahirannya, tetap tidak dapat di balasoleh seorang anak.
Pasalnya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah
lemah.6
Dari sela-sela nuansa gambaran yang di liputi dengan kasih sayang itu, AlQur’an mengarahkan agar bersyukur kepada Allah sebagai pemberi nikmat yang
pertama. Kemudian berterima kasih kepada kedua orang tua sebagai dua orang
yang

menjadi

sarana

nikmat

itu

pada

urutan

berikutnya. Al-Qur’an

menggambarkan urutan kewajiban-kewajiban. Jadi, yang pertama bersyukur
kepada Allah kemudian berterima kasih kepada orang tua. “Jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…”.
Hingga bila orang tua menyentuh titik syirik ini, jatuhlah kewajiban taat
kepadanya, dan ikatan aqidah harus mengalahkan dan mendominasi segala ikatan
lainnya. Walaupun kedua orang tua telah mengeluarkan segala upaya, usaha,
tenaga,

pandangan

yang

memuaskan

untuk

menggoda

anaknya

agar

menyukutukan Allah dimana ia tidak mengetahui tentang ketuhanannya (dan
setiap yang disembah selain Allah pasti tidak memiliki sifat ketuhanan, karena itu
camkanlah), maka pada saat itu anak diperintahkan agar jangan taat. Dan perintah
itu berasal dari Allah sebagai pemilik hak pertama dalam ketaatan. Namun,
perbedaan aqidah dan perintah dari Allah agar tidak taat kepada orang tua dalam
perkara yang melanggar aqidah, tidaklah menjatuhkan hak kedua orang tua dalam
bermuamalah dengan baik dan menjalin hubungan yang memuliakan mereka.
Surat Luqman ayat 15 berisi bahwa Allah menyuruh supaya berbuat baik
kepada ibu bapak dan menurut apa-apa perintahnya, tetapi jika keduanya
menyuruh kamu, supaya kafir (mempersekutukan) Allah, maka janganlah turuti
perintahnya itu. Dalam pada itu hendaklah kamu bergaul dengan dia menurutnya
patutnya juga, dan tidak boleh kamu memusuhinya atau durhaka kepadanya.

6 Ibid.hlm.81-82

Pendeknya perkataan ibu, bapak itu wajib untuk dituruti, selama tidak melanggar
peraturan agama Islam.

E. Nilai – Nilai Pendidikan QS.Al Luqman ayat 13-15
Nilai nilai pendidikan yang adala Dalam ayat 13, Allah mengabarkan
tentang wasiat Luqman kepada anaknya, yaitu Luqman bin ‘Anqa bin Sadun, dan
nama anaknya Tsaran, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Suhaili dalam
tafsir Ibnu Katsir agar anaknya tersebut hanya menyembah Allah semata dan tidak
menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Ungkapan “la tusyrik billah” dalam
ayat ini, memberi makna bahwa ketauhidan merupakan materi pendidikan
terpenting yang harus ditanamkan pendidik kepada anak didiknya karena hal
tersebut merupakan sumber petunjuk ilahi yang akan melahirkan rasa aman.
Sebagaimana

firman

Allah:

“Orang-orang

yang

beriman

dan

tidak

mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS Al-An’am: 82). Penyampaian materi pendidikan dalam ayat ini,
diawali dengan penggunaan kata “Ya bunayya” (wahai anakku) merupakan
bentuk tashgir (diminutif) dalam arti belas kasih dan rasa cinta, bukan bentuk
diminutif penghinaan atau pengecilan Itu artinya bahwa pendidikan harus
berlandaskan aqidah dan komunikasi efektif antara pendidik dan anak didik yang
didorong oleh rasa kasih sayang serta direalisasikan dalam pemberian bimbingan
dan arahan agar anak didiknya terhindar dari perbuatan yang dilarang. Oleh
karena itu, Al-Ghazali dalam “Ihya ‘Ulumuddin” menyebutkan bahwa salah satu
diantara tugas pendidik ialah menyayangi anak didiknya sebagaimana seorang
ayah menyayangi anaknya, bahkan lebih. Dan selalu menasehati serta mencegah
anak didiknya agar terhindar dari akhlak tercela.7
Dari segi anak didik, ungkapan “la tusyrik billah innassyirka lazhulmun
azhim”

(janganlah

kamu

mempersekutukan

Allah,

sesungguhnya

mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar) mengandung
arti bahwa sesuatu yang tidak boleh dilakukan oleh anak didik tidak hanya sebatas
larangan, tetapi juga diberi argumentasi yang jelas mengapa perbuatan itu
dilarang. Anak didik diajak berdialog dengan menggunakan potensi pikirnya agar
7 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Jakarta, rajawali pers,2009)hlm.
203-204

potensi itu dapat berkembang dengan baik. Komunikasi efektif antara Luqman
dan anaknya mengisyaratkan bahwa hendaknya seorang pendidik menempatkan
anak didiknya sebagai objek yang memiliki potensi fikir.
Dari segi lain, ungkapan “Janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang
besar” menimbulkan rasa kehati-hatian di diri anak didik dalam melakukan
kewajiban kepada Allah serta usaha untuk menghindar dari persoalan yang
dilarang, sehingga dengan demikian materi pendidikan lebih mudah diterima anak
didik.
Adapun makna yang dapat diungkap dalam ayat 14 adalah bahwa pendidikan
Luqman tidak terbatas pada pendidikan yang dilakukan orang tua kepada anaknya
dalam keluarga, karena ayat yang berisi pesan berbuat baik kepada kedua orang
tua ini diletakkan di tengah-tengah konteks pembicaraan peristiwa Luqman.
Dengan demikian, wasiat Luqman kepada anaknya menjadi dasar bagi pendidikan
pada umumnya baik dalam keluarga maupun yang lainnya, yaitu antara lain upaya
mendidik anak untuk berbuat baik kepada orang tuanya.8
Dalam ayat 14 ini materi berbuat baik kepada kedua orang tua disampaikan
melalui anjuran untuk menghayati penderitaan dan susah payah ibunya selama
mengandung. Metode seperti ini merupakan cara memberi pengaruh dengan
menggugah emosi anak didik, sehingga berdampak kuat terhadap perubahan sikap
dan perilaku sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Dalam ayat 14 dapat diungkap pula makna tujuan manusia yang terangkum
dalam kalimat “ilayyal mashir”, yaitu kembali kepada kebenaran hakiki dimana
sumber kebenaran itu sendiri adalah Allah semata-mata. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah penyerahan diri secara total kepada
Allah.
Sedang nilai pendidikan yang tersirat dalam ayat 15 adalah bahwa peran orang
tua tua tidaklah segalanya, melainkan terbatas dengan peraturan dan norma-norma
ilahi, berdasarkan firman Allah: “Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang
itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya..”. Implikasi pemaknaan tersebut
8 Ibid.hlm.204

terhadap peran pendidik adalah bahwa pendidik tidak mendominasi secara mutlak
kepada tingkah laku anak didik, tetapi anak didik didorong untuk aktif
mengembangkan kemampuan berfikirnya untuk menyelidiki nilai yang diberikan
berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya yang berlandaskan kepada nilainilai ilahiyah.

Islam sangat memperhatikan pendidikan anak, sehingga diceritakan kisah
lukman dan anaknya. Yang perlu kita tiru dari kisah lukman dalam mendidik anak
ialah:9
1. Menanamkan keimanan kepada anak sejak dini untuk selalu iman kepada
2.
3.
4.
5.

Allah, dan melarang untuk menyekutukanNya.
Selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmatNya.
Selalu bersyukur kepada kedua orang tua atas kasih sayangnya.
Mentaati kedua orang tua selagi tidak melanggar peraturan agama islam.
Tidak melawan kedua orang tua ketika mereka memaksa untuk menyekutukan
Allah, akan tetapi tetap memperlakukan mereka dengan baik.
Akan tetapi didalam mendidik perlu ada beberapa unsur untuk bisa

menjadikan anak itu menjalankan apa yang diperintahkan orang tua.
Menurut Abbudin nata ada enam komponen di dalam mendidik anak, yaitu:
1. Komponen pendidik yang didalam hal ini adalah orang tua khususnya luqman
(ayah) sebagai kepala keluarga.
2. Komponen anak didik (murid) dalam hal ini adalah anaknya luqman sendiri.
3. Komponen lingkungan dimana kegiatan pendidik tersebut berlangsung yang
dalam hal ini adalah lingkungan keluarga.
4. Komponen materi (kurikulum) pendidikan yang dalam ayat-ayat tersebut
mencakup materi pendidikan tentang keimanan atau akidah yang kokoh. Antara
lain dengan menjauhi perbuatan syirik; aklhak mulia anytara lain memuliakan
kedua orang tua, mendirikan shalat, memerintah peruatan baik dan menjauhi
prbuatan munkar, berrsikap tabah dan tidak menyombongkan diri ddan
bersikap rendah hati.
5. Komponan hubungan, pendekatan dalam proses belajar mengajar yang dalam
hal ini mengembangkan pola hubungan yang demokratis menghargai pendapat
orang lain, manusiawi, berorientasi kepada kebenaran ilmiah, dan profesional.
6. Komponen metode, yang dalam hal ini dengan ceramah (mauidzah) dan
perintah.10
9 Ibid.hlm.205
10 Ibid.hlm.206

Dengan mengikuti iuran tersebut diatas tampak dengan jelas bahwa ajaran
islam (Al-Qur’an) amat memperhatikan pembinaan generasi muda. Pembinaan
tersebut dilakukan melalui kegiatan pendidikan yang dimulai dari rumah
tangga atau pendidikan keluarga. Yang selanjutnya dilanjutkan oleh sekolah
denga biaya ditanggung keluarga.
Untuk menghasilkan generasi muda yang baik yaitu generasi muda yang
sehat fisiknya berilmu pengetahuan, berketerampilan, berakidah yang kokoh,
taat menjalankan ibadah dan berakhlak yang mulia dan seterusnya terdapat
pula petunjuk yang dapat dilakukan kedua orang tua.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ayat di atas merupakan nasihat Lukman kepada anaknya. Lukman
melarang anaknya dari berbuat syirik, dia memberikan alasan atas larangan
tersebut bahwa kemusyrikan itu adalah kazaliman. Pernyataan Lukman tentang
hakikat ini di perkuat dengan dua tekanan. Pertama, mengawalinya dengan
larangan berbuat syirik dan alasannya. Kedua, dengan huruf inna “sesungguhnya”
dan huruf la “benar-benar

Islam sangat memperhatikan pendidikan anak, sehingga diceritakan kisah
lukman dan anaknya. Yang perlu kita tiru dari kisah lukman dalam mendidik anak
ialah:
1. Menanamkan keimanan kepada anak sejak dini untuk selalu iman kepada
Allah, dan melarang untuk menyekutukanNya.
2. Selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmatNya.
3. Selalu bersyukur kepada kedua orang tua atas kasih sayangnya.
4. Mentaati kedua orang tua selagi tidak melanggar peraturan agama islam.
5. Tidak melawan kedua orang tua ketika mereka memaksa untuk
menyekutukan Allah, akan tetapi tetap memperlakukan mereka dengan baik.

B. Saran
Demikian makalah ini penyusun buat, penyusun mohon maaf apabila dalam
pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Penyusun meminta kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata,2011,Banten, Kalim

Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya,2010,Jakarta, Lentera abadi

Al- Muroghy, Mustafa Ahmad, tafsir Al-Muroghy,tt,beirut,darul ihya' at- turats algozali

Nata ,Abuddin.Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan 2009,Jakarta, rajawali pers
As-suyuthi, Jalaluddin .sebab turunnya ayat alqur’an, Depok: gema insane, 2008