LAPORAN STRUKTUR KOMUNITAS

STRUKTUR KOMUNITAS ORGANISME AKUATIK PADA EKOSISTEM
PERAIRAN MENGGENANG, MENGALIR, DAN ESTUARI
Kelompok 13
Olyander Lea (C24150088)
Asisten: Yeyen Laorenza (C34140010)
Abstrak
Struktur komunitas merupakan suatu konsep yang mempelajari sususan atau komposisi
spesies dan kelimpahannya dalam suatu komunitas. Struktur komunitas berkaitan erat dengan
habitat serta parameter kimia dan fisikanya, maka dari itu struktur komunitas plankton, perifiton,
dan benthos yang ditemukan di perairan menggenang, mengalir, dan estuari berbeda. Struktur
komunitas diamati dengan menghitung indeks nilai keanekargaman, keseragaman, dan
dominansinya. Di perairan menggenang struktur komunitas perifiton lebih rendah dari pada
komunitas plankton, sedangkan untuk perairan mengalir struktur komunitas perifiton lebih besar
kecuali di perairan mengalir yang keruh. Data yang diperoleh dari analisis data menunjukkan
bahwa rata-rata nilai indeks keanekaragaman dari organisme plankton, perifiton, dan benthos di
perairan menggenang, mengalir, dan estuari menunjukkan angka yang cenderung tinggi. Rata-rata
nilai indeks keseragaman dari masing-masing organisme di setiap perairan cenderung mendekati 1
atau lebih dari 1 sehingga tingkat keseragamannya tinggi dan dominansinya cenderung rendah.
Kata kunci: struktur komunitas, keanekaragaman, keseragaman, dominansi
Abstract
Comunnity structure is a concept or species composition and the abundance of the community.

Community structure is closely related to eviroment and its physical and chemicals parameters.
Therefore, the community structure of plankton, peryphyton and benthos which found in stagnant
watesr, flow waters, and estuary ecology is different. Community structure observed by
calculatingindex of diversity, index of uniformity,and index of dominance. Community structure of
peryphyton in stagnant waters is lower than plankton community, meanwhile in flowing waters the
community of plankton is higher except in murky flowing waters. Data obtained from analysis data
shows the average index of diversity value of plankton, peryphyton, and benthos tend to be high.
The average data of index value uniformity of each organism is any waters tend to approach 1 or
more than 1, therefore the dominance of every organism tend to be low.
Key word:community structure, diversity, uniforminty, dominance

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ekosistem suatu perairan dibedakan menjadi tiga, yaitu perairan
menggenang, perairan mengalir, dan estuari (Prabowo 2010). Masing-masing dari
perairan memiliki karakteristik yang berbeda. Ekosistem air tawar dibedakan
menjadi dua yaitu perairan menggenang dan perairan mengalir. Perairan mengalir
(lentik) adalah suatu perairan yang dicirikan air yang mengenang atau tidak ada
aliran air, sedangkan perairan mengalir (lotik) adalah suatu perairan yang
dicirikan oleh adanya aliran air yang cukup kuat (Rachmawati 2012). Estuari

menurut Azis (2012) berhubungan bebas dengan laut sehingga air laut yang
bersalinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar yang bersalinitas rendah.
Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan suatu
komunitas yang khas dengan kondisi lingkungan yang bervariasi. Semua
perbedaan karakteristik masing-masing perairan mempengaruhi bentuk serta

kehidupan komunitas tumbuhan dan hewan yang menghuninya (Rachmawati
2012).
Komunitas menurut Utami (2014) merupakan kumpulan populasi yang
hidup di suatu lingkungan tertentu, saling berinteraksi dan bersama – sama
membentuk tingkat trofiknya. Interaksi dalam komunitas menurut Utami (2014)
membentuk organisasi yang menghasilkan pola-pola atau struktur komunitas.
Struktur komunitas merupakan suatu konsep yang mempelajari sususan atau
komposisi spesies dan kelimpahannya dalam suatu komunitas (Duwiri 2010).
Struktur komunitas di suatu perairan menurut Utami (2014) dapat ditentukan oleh
kondisi lingkungan dan ketersedian makanan. Struktur komunitas dapat dipelajari
berdasarkankomposisi, ukuran, dan keragaman spesies (Masitho 2012). Struktur
komunitas berkaitan erat dengan habitat, maka dari itu struktur komunitas
plankton, perifiton, dan benthos yang ditemukan di perairan menggenang,
mengalir, dan estuari berbeda. Jumlah perifiton di perairan menggenang menurut

Arman (2007) lebih rendah dari fitoplankton, sedangkan untuk perairan mengalir
peranan prifiton lebih besar kecuali diperairan yang keruh.
TUJUAN
Praktikum struktur komunitas bertujuan untuk menganalisis struktur
komunitas pada ekosistem perairan menggenang, ekosistem perairan menalir, dan
ekosistem estuari.

METODOLOGI

PENGUMPULAN DATA
Data yang digunakan pada praktikum struktur komunitas perairan
menggenang merupakan data gabungan antara MSP dan THP yang dilakuka di
Situ Gede, Bogor Jawa Barat. Data yang digunakan pada praktikum struktur
komunitas perairan mengalir merupakan data primer yang diambil di Sungai
Ciapus, Bogor, Jawa Barat. Data yang digunakan untuk struktur komunitas estuari
merupakan data primer yang diambil di Blanakan, Subang, Jawa Barat.
ANALISIS DATA
Data yang dihitung dan ditabulasikan merupakan data keseragaman,
indeks keragaman, indeks keanekaragaman, dan indeks dominansi. Data struktur
komunitas perairan menggenang inlet, midlet, dan outlet merupakan data

gabungan antara MSP dan THP, sementara data perairan mengalir dan perairan
estuari merupakan data primer. Analisis komunitas fitoplankton dilakukan
dengan menggunakan indeks biologi yang meliputi indeks keanekaragaman,
indeks keseragaman dan indeks dominansi (Abida 2010).
1. Indeks Keanekaragaman Shannon (H’)
a. Plakton (Fitoplankton dan Zooplankton)
Keanekaragaman fitoplankton dan
berdasarkan indeks Shannon-Wienner

zooplankton

dihitung



�′ = − ∑ � ln �
�=

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
��

Pi =

ni = Jumlah individu dari jenis ke-i
N = Jumlah total individu
b. Perifiton (Fitoperifiton dan Zooperifiton)
Keanekaragaman fitoperifiton dan zooperifiton
berdasarkan indeks Shannon-Wienner

dihitung



�′ = − ∑ � ln �
�=

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
��
Pi =

ni = Jumlah individu dari jenis ke-i

N = Jumlah total individu
c. Benthos
Keanekaragaman Makrozoobenhos dihitung berdasarkan indeks
Shannon-Wienner

�′ = − ,



∑ � log �
�=

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
��
Pi =

ni = Jumlah individu dari jenis ke-i
S = Jumlah taksa

2. Indeks Keseragaman

jumlah individu antara spesies dalam suatu komunitas ikan
(Hermanto 2013). Untuk menganalisis indeks keseragaman digunakan
rumus indeks keseragaman jenis Shannon.
a. Plakton (Fitoplankton dan Zooplankton)
Keseragaman fitoplankton dan zooplankton dihitung berdasarkan
indeks keseragaman

=

�′
=
ln �

,

�′

ln �

E = Indeks keseragaman

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
S = Jumlah taksa
d. Perifiton (Fitoperifiton dan Zooperifiton)
Keseragaman fitoperifiton dan zooperifiton dihitung berdasarkan
indeks keseragaman

=

�′
ln �

E = Indeks keseragaman
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
S = Jumlah taksa
e. Benthos
Keseragaman Makrozoobenhos dihitung berdasarkan indeks
keseragaman

=


�′
=
� � �

�′
, log �

E = Indeks keseragaman
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
S = Jumlah taksa
3. Indeks Dominansi
Indeks dominansi merupakan tingkat seberapa banyak suatu
organisme yang mendominasi secara ekstrim organisme lain dalam
suatu ekosistem.


C = Indeks dominansi
��
Pi =


S = Jumlah taksa

= ∑ �
�=

HASIL
Hasil yang didapat dari sampling parameter biologi di lapang pada
perairan menggenang, perairan mengalir, dan perairan estuari dan hasil
identifikasi di laboratorium, didapatkan nilai indeks keanekaragaman (H’),

keseragaman (E), dan dominansi (D). Parameter biologi yang diidentifikasi adalah
plankton, perifiton, dan benthos.
Tabel 1 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi fitoplankton di perairan menggenang pada
bagian inlet, tengah, dan outlet.
Tabel 1 Indeks Nilai Fitoplankton pada Perairan Menggenang
INLET

TENGAH


OUTLET

INDEKS
KEANEKARAGAMAN
(H’)

2.3555

2.7456

2.6808

INDEKS
KESERAGAMAN (E)

0.7412

0.7171

0.7370

0.1445

0.1209

0.1187

INDEKS DOMINANSI
(D)

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman fitoplankton pada
perairan menggenang, indeks nilai keanekaragaman paling tinggi adalah bagian
tengah sebesar 2.7456, indeks nilai keseragaman fitoplankton paling tinggi adalah
dibagian inlet sebesar 0.1445, dan indeks nilai dominansi tertinggi dibagian inlet
sebesar 0.1445.
Tabel 2 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi zooplankton di perairan menggenang pada
bagian inlet, tengah, dan outlet.
Tabel 2 Indeks Nilai Zooplankton pada Perairan Menggenang
INLET

TENGAH

OUTLET

INDEKS
KEANEKARAGAMAN
(H’)

1.8094

2.1761

2.2935

INDEKS
KESERAGAMAN (E)

0.7282

0.7849

0.7789

0.2400

0.4303

0.1553

INDEKS DOMINANSI
(D)

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman zooplankton pada
perairan menggenang, indeks nilai keanekaragaman paling tinggi adalah bagian
outlet sebesar 2.2935, indeks nilai keseragaman zooplankton paling tinggi adalah
dibagian tengah sebesar 0.784, dan indeks nilai dominansi tertinggi dibagian
tengah sebesar 0.4303.
Tabel 3 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi fitoperifiton di perairan menggenang pada
bagian inlet, tengah, dan outlet.

Tabel 3 Indeks Nilai Fitoperifiton pada Perairan Menggenang
INLET

TENGAH

OUTLET

INDEKS
KEANEKARAGAMAN
(H’)

2.0305

2.7669

3.1608

INDEKS
KESERAGAMAN (E)

0.1450

0.0769

0.0930

0.1709

0.0964

0.0577

INDEKS DOMINANSI
(D)

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman fitoperifiton pada
perairan menggenang, indeks nilai keanekaragaman paling tinggi adalah bagian
outlet sebesar 3.1608, indeks nilai keseragaman fitoperifiton paling tinggi adalah
dibagian inlet sebesar 0.1450, dan indeks nilai dominansi tertinggi dibagian inlet
sebesar 0.1709.
Tabel 4 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi zooperifiton di perairan menggenang pada
bagian inlet, tengah, dan outlet.
Tabel 4 Indeks Nilai Zooperiftion pada Perairan Menggenang
INLET

TENGAH

OUTLET

INDEKS
KEANEKARAGAMAN
(H’)

1.6827

0.5623

0.9371

INDEKS
KESERAGAMAN (E)

0.7658

0.8112

0.6760

0.2881

0.6250

0.5147

INDEKS DOMINANSI
(D)

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman zooperifiton pada
perairan menggenang, indeks nilai keanekaragaman paling tinggi adalah bagian
inlet sebesar 1.6827, indeks nilai keseragaman zooperifiton paling tinggi adalah
dibagian tengah sebesar 0.8112, dan indeks nilai dominansi tertinggi dibagian
tengah sebesar 0.6250.
Tabel 5 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi benthos di perairan menggenang pada bagian
inlet, tengah, dan outlet.
Tabel 5 Indeks Nilai Bentos pada Perairan Menggenang
INLET

TENGAH

OUTLET

INDEKS
KEANEKARAGAMAN
(H’)

0.8097

0.8697

0.8240

INDEKS
KESERAGAMAN (E)

0.8485

0.8697

0.7397

0.1856

0.1554

0.1592

INDEKS DOMINANSI
(D)

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman benthos pada
perairan menggenang, indeks nilai keanekaragaman paling tinggi adalah bagian
tengah sebesar 0.8697, indeks nilai keseragaman benthos paling tinggi adalah
dibagian tengah sebesar 0.8697, dan indeks nilai dominansi tertinggi dibagian
inlet sebesar 0.1856.
Tabel 6 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi benthos di perairan mengalir Sungai Ciapus
yang dianalisis oleh MSP dan sungai Cihideung yang dianalisis oleh THP.
Tabel 6 Indeks Nilai Bentos pada Perairan Mengalir
MSP

THP

INDEKS
KEANEKARAGAMAN (H’)

1.1305

1,5454

INDEKS KESERAGAMAN
(E)

0.3064

0,8763

INDEKS DOMINANSI (D)

0.1204

0,0411

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman benthos pada
perairan mengalir lebih tinggi pada Sungai Cihideung sebesar 1.5454, indeks
keseragaman benthos lebih tinggi pada Sungai Cihideung sebesar 0.8763, dan
indeks dominansi lebih tinggi pada Sungai Ciapus sebesar 0.1204.
Tabel 7 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi fitoperifiton di perairan mengalir Sungai
Ciapus yang dianalisis oleh MSP dan sungai Cihideung yang dianalisis oleh THP.
Tabel 7 Indeks Nilai Fitoperifiton pada Perairan Mengalir
MSP

THP

INDEKS
KEANEKARAGAMAN (H’)

2.3441

2,018

INDEKS KESERAGAMAN
(E)

0.7194

0,537

INDEKS DOMINANSI (D)

0.1699

0.2546

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman fitoperifiton pada
perairan mengalir lebih tinggi pada Sungai Ciapus sebesar 2.3441, indeks
keseragaman fitoperifiton lebih tinggi pada Sungai Ciapus sebesar 0.7149, dan
indeks dominansi lebih tinggi pada Sungai Cihideung sebesar 0.2546.
Tabel 8 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi zooperifiton di perairan mengalir Sungai
Ciapus yang dianalisis oleh MSP dan sungai Cihideung yang dianalisis oleh THP.
Tabel 8 Indeks Nilai Zooperifiton pada Perairan Mengalir
MSP

THP

INDEKS
KEANEKARAGAMAN (H’)

2.3511

1,7400

INDEKS KESERAGAMAN
(E)

0.9461

0,7920

INDEKS DOMINANSI (D)

0.1080

0,2440

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman zooperifiton pada
perairan mengalir lebih tinggi pada Sungai Ciapus sebesar 2.3511, indeks
keseragaman zooperifiton lebih tinggi pada Sungai Ciapus sebesar 0.9461, dan
indeks dominansi lebih tinggi pada Sungai Cihideung sebesar 0.2440.
Tabel 9 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi benthos di perairan estuari Blanakan, Subang.
Petak 1 dianalisis oleh MSP dan petak 2 dianalisis oleh THP.
Tabel 9 Indeks Nilai Benthos pada Estuari
MSP

THP

INDEKS
KEANEKARAGAMAN (H’)

0.2281

INDEKS KESERAGAMAN
(E)

0.3264

0,8979

INDEKS DOMINANSI (D)

0.7820

0,2188

0,6987

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman benthos pada
perairan estuari lebih tinggi pada petak 2 sebesar 0.6987, indeks keseragaman
benthos lebih tinggi pada petak 2 sebesar 0.8979, dan indeks dominansi lebih
tinggi pada petak 1 sebesar 0.7820.
Tabel 10 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi fitoperifiton di perairan estuari Blanakan,
Subang. Petak 1 dianalisis oleh MSP dan petak 2 dianalisis oleh THP.
Tabel 10 Indeks Nilai Fitoperifiton pada Estuari
MSP

THP

INDEKS
KEANEKARAGAMAN (H’)

1.7510

2,4412

INDEKS KESERAGAMAN
(E)

0.5845

0,6760

INDEKS DOMINANSI (D)

0.2850

0,1388

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman fitoperifiton pada
perairan estuari lebih tinggi pada petak 2 sebesar 2.4412, indeks keseragaman
fitoperifiton lebih tinggi pada petak 2 sebesar 0.6760, dan indeks dominansi lebih
tinggi pada petak 1 sebesar 0.2850.
Tabel 11 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi zooplerifiton di perairan estuari Blanakan,
Subang. Petak 1 dianalisis oleh MSP dan petak 2 dianalisis oleh THP.
Tabel 11 Indeks Nilai Zooperifiton pada Estuari
MSP

THP

INDEKS
KEANEKARAGAMAN (H’)

2.3627

0

INDEKS KESERAGAMAN
(E)

0.9212

0

INDEKS DOMINANSI (D)

0.1173

1

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman zooperifiton pada
perairan estuari lebih tinggi pada petak 1 sebesar 2.3627, indeks keseragaman
zooperifiton lebih tinggi pada petak 1 sebesar 0.9212, dan indeks dominansi lebih
tinggi pada petak 2 sebesar 1.
Tabel 12 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi fitoplankton di perairan estuari Blanakan,
Subang. Petak 1 dianalisis oleh MSP dan petak 2 dianalisis oleh THP.
Tabel 12 Indeks Nilai Fitoplankton pada Estuari
MSP

THP

INDEKS
KEANEKARAGAMAN (H’)

2. 5644

1,9374

INDEKS KESERAGAMAN
(E)

0.7871

0,6179

INDEKS DOMINANSI (D)

0.1251

0,2457

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman fitoplankton pada
perairan estuari lebih tinggi pada petak 1 sebesar 2.5644, indeks keseragaman
fitoplankton lebih tinggi pada petak 1 sebesar 0.7871, dan indeks dominansi lebih
tinggi pada petak 2 sebesar 0.2457.
Tabel 13 berikut merupakan nilai indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, dan indeks dominansi zooplankton di perairan estuari Blanakan,
Subang. Petak 1 dianalisis oleh MSP dan petak 2 dianalisis oleh THP.
Tabel 13 Indeks Nilai Zooplankton pada Estuari
MSP

THP

INDEKS
KEANEKARAGAMAN (H’)

2.4984

0

INDEKS KESERAGAMAN
(E)

0.7761

0

INDEKS DOMINANSI (D)

0.1629

1

Berdasarkan tabel diatas indeks nilai keanekaragaman zooplankton pada
perairan estuari lebih tinggi pada petak 1 sebesar 2.4984, indeks keseragaman
zooplankton lebih tinggi pada petak 1 sebesar 0.7761, dan indeks dominansi lebih
tinggi pada petak 2 sebesar 1.

PEMBAHASAN
Parameter yang diamati pada praktikum ini adalah parameter biologi
berupa plankton, perifiton, dan benthos. Plankton, perifiton, dan benthos dihitung
indeks nilai keanekargaman, keseragaman, dan dominansinya. Keanekaragaman
adalah suatu ekspresi dari struktur komunitas. Indeks keanekaragaman adalah
nilai yang dapat menunjukkan keseimbangan keanekaragaman dalam suatu
pembagian jumlah individu tiap spesies (Latuconsina et al. 2012). Klasifikasi nilai
indeks keanekaragaman menurut Zahidin (2008) dibagi menjadi : H’ < 2.3026
sebagai keanekaragaman yang kecil dan kestabilan komunitas rendah, 2.3026 <

H’ < 6.9078 sebagai keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang,
dan H’ > 6.9078 sebagai keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka indeks keanekaragaman
fitoplankton di bagian inlet, tengah, dan outlet dapat dikatakan sebagai
keanekaragaman yang sedang dengan kestabilan komunitas sedang.. Indeks
keanekaragaman zooplankton di bagian inlet dapat dikatakan sebagai
keanekaragaman yang kecil dengan kestabilan komunitas rendah, sementara nilai
indeks keanekaragaman zooplankton dibagian tengah dan outlet dapat dikatakan
sebagai keanekaragaman yang sedang dengan kestabilan komunitas sedang.
Organisme zooplankton yang mendominasi di perairan menggenang Situ Gede,
Bogor adalah Diaptomus. Perairan Situ Gede, Bogor sangat subur diduga karena
banyaknya unsur hara, cahaya yang cukup dan suhu yang memadai untuk
fitoplankton hidup dan berkembang biak. Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayah
et al. (2014) yaitu kehidupan fitoplankton dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
ketersediaan unsur hara, cahaya matahari, dan suhu. Hal tersebut menyebabkan
keanekaragaman fitoplankton di Situ Gede, Bogor lebih banyak dibandingkan
dengan zooplankton.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka indeks keanekaragaman
fitoplankton di perairan estuari Blanakan, Subang petak 1 lebih besar daripada
petak 2, sementara indeks keanekaragaman zooplankton di Petak 1 lebih besar
daripada petak 2. Menurut Pranoto et al. (2005) kelimpahan zooplankton Sangat
dipengaruhi oleh kelimpahan fitoplankton, zooplankton adalah pemakan
fitoplankton sehingga kelimpahan fitoplankton yang cukup tinggi akan
memberikan kesempatan bagi zooplankton untuk mendapatkan makanan yang
cukup.
Berdasarkan data yang diperoleh, Indeks keanekaragaman fitoperifiton di
bagian inlet dapat dikatakan sebagai keanekaragaman yang kecil dengan
kestabilan komunitas rendah, sementara nilai indeks keanekaragaman fitoperifiton
dibagian tengah dan outlet dapat dikatakan sebagai keanekaragaman yang sedang
dengan kestabilan komunitas sedang. Berdasarkan data yang diperoleh, Indeks
keanekaragaman zooperifiton di bagian inlet, tengah, dan outlet dapat dikatakan
sebagai keanekaragaman yang kecil dengan kestabilan komunitas rendah. Faktor
dasar yang mengontrol pertumbuhan fitoperifiton menurut Angelina (2010) adalah
suhu, cahaya, ketersediaan makro-mikronutrien dan substrat dan ada daerah yang
dalam biasanya cahaya menjadi faktor pembatas pertumbuhan perifiton. Mengacu
pada Angelina (2010), keanekaragaman fitoperiton dan zooperifiton terendah
berada pada bagian tengah, karena bagian tengah Situ Gede memiliki kedalaman
yang lebih dalam dari bagian outlet dan inlet nya maka dari itu cahaya membatasi
pertumbuhan dari fitoperifiton dan zoo perifiton.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka indeks keanekaragaman
fitoperifiton di perairan mengalir yang dianalisis pada Sungai Ciapus dan Sungai
Cihideung, nilai indeks keanekaragaman fitoperifiton dan zooperifiton yang lebih
tinggi adalah di Sungai Ciapus. Indeks keanekaragaman perifiton di Sungai
Ciapus, Jawa Barat dapat dikatakan sebagai keanekaragaman yang sedang dengan
kestabilan komunitas sedang. Di perairan menggenang struktur komunitas
perifiton lebih rendah dari pada komunitas plankton, sedangkan untuk perairan
mengalir struktur komunitas perifiton lebih besar kecuali di perairan mengalir
yang keruh (Mashito 2012). Berdasarkan data yang diperoleh, maka indeks

keanekaragaman fitoperifiton di perairan estuari Blanakan, Subang petak 2 lebih
besar daripada petak 1, sementara indeks keanekaragaman zooperifiton di Petak 1
lebih besar daripada petak 2.
Berdasarkan data yang diperoleh, Indeks keanekaragaman benthos di
bagian inlet, tengah, dan outlet dapat dikatakan sebagai keanekaragaman yang
kecil dengan kestabilan komunitas rendah, namun diantara ketiganya nilai
kenekaragaman yang paling tinggi terletak pada bagian tengah. Berdasarkan data
yang diperoleh, nilai indeks keanekaragaman benthos di Sungai Cihideung lebih
besar daripada Sungai Ciapus. Berdasarkan data yang diperoleh, maka indeks
keanekaragaman benthos di perairan estuari Blanakan, Subang petak 2 lebih besar
daripada petak 1, sementara indeks keanekaragaman benthos di Petak 1 lebih
besar daripada petak 2. Sebagian besar komunitas makrozoobentos yang
ditemukan di perairan lentik menurut Oktarina dan Syamsudin (2015) dijumpai
pada kondisi lingkungan dengan pH, suhu air, oksigen terlarut dan TSS yang
tinggi.
Keseragaman adalah komposisi individu tiap genus yang terdapat dalam
suatu komunitas. Indeks keseragaman digunakan untuk mengetahui berapa besar
kesamaan penyebaran jumlah individu dalam suatu komunitas (Wijaya 2009).
Indeks keseragaman (E) menurut Wijaya (2009) berkisar 0-1. Bila nilai mendekati
0 berarti keseragaman rendah karena adanya jenis yang mendominasi, dan bila
mendekati 1 keseragaman tinggi yang menunjukkan tidak ada jenis yang
mendominasi. Indeks keseragaman dan indeks dominansi berbanding terbalik,
saat nilai indeks keseragaman tinggi maka nilai indeks dominansi akan menurun,
dan sebaliknya. Nilai indeks dominansi yang rendah menyatakan konsentrasi
yang rendah atau tidak ada organisme yang mendominansi. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi struktur komunitas dalam keadaan stabil. Sebaliknya, jika indeks
nilai dominansi mendekati 1 menunjukkan kisaran dominansi suatu organisme
tinggi. Nilai indeks dominansi yang tinggi menyatakan konsentrasi dominansi
yang tinggi atau ada individu yang mendominansi. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi stuktur komunitas dalam keadaan labil dan terjadi tekanaan ekologis
(Fikri 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh, indeks keseragaman fitoplankton di
perairan menggenang pada bagian inlet, tengah, dan outlet mendekati angka 1,
dapat disimpulkan bahwa tingkat keseragaman fitoplankton di Danau Situ Gede,
Bogor tinggi dan tingkat dominansinya rendah. Berdasarkan data yang diperoleh,
indeks keseragaman zooplankton di perairan menggenang pada bagian inlet,
tengah, dan outlet mendekati angka 1, dapat disimpulkan bahwa tingkat
keseragaman zooplankton di Danau Situ Gede, Bogor tinggi dan tingkat
dominansinya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi struktur komunitas
fitoplankton dan zooplankton di Danau Situ Gede, Bogor dalam keadaan stabil.
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai indeks keseragaman fitoplankton di
perairan estuari Blanakan, Subang pada petak 1 ditemukan sebesar 0.7871 dan
pada petak ke 2 sebesar 0,6179 Hal ini menunjukkan bahwa kondisi struktur
komunitas fitoplankton dan zooplankton di Danau Situ Gede, Bogor dalam
keadaan stabil. Nilai indeks keseragaman zooperifiton di perairan estuari
Blanakan, Subang pada petak 1 ditemukan sebesar 0.9212 dan pada petak ke 2
sebesar 1 hal ini menunjukkan bahwa pada petak 1 nilai indeks keseragaman
hampir mencapai angka 1 sementara kebalikannya pada petak ke 2 nilai indeks

keseragamannya 0 dan nilai indeks dominansinya 1. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi stuktur komunitas dalam keadaan labil dan terjadi tekanaan ekologis.
Nilai indeks keseragaman fitoplankton lebih tinggi pada petak 2 daripada petak 1,
sementara untuk zooplankton indeks keseragamannya lebih tinggi pada petak 1
daripada petak 2.
Berdasarkan data yang diperoleh, indeks keseragaman fitoperifiton di
perairan menggenang pada bagian inlet, tengah, dan outlet mendekati angka 1,
dapat disimpulkan bahwa tingkat keseragaman fitoperifiton di Danau Situ Gede,
Bogor tinggi dan tingkat dominansinya rendah. Berdasarkan data yang diperoleh,
indeks keseragaman zooperifiton di perairan menggenang pada bagian inlet,
tengah, dan outlet mendekati angka 1, dapat disimpulkan bahwa tingkat
keseragaman zooperifiton di Danau Situ Gede, Bogor tinggi dan tingkat
dominansinya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi struktur komunitas
fitoperifiton dan zooperifiton di Situ Gede, Bogor dalam keadaan stabil.
Berdasarkan data yang diperoleh, indeks keseragaman fitoperifiton di
perairan mengalir Sungai Ciapus dan Sungai Cihideung mendekati angka 1, dapat
disimpulkan bahwa tingkat keseragaman fitoperifiton dan zooperifiton di Sungai
Ciapus dan Cihideung tinggi dan tingkat dominansinya rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi struktur komunitas fitoperifiton dan zooperifiton di
Sungai Ciapus dan Sungai Cihideung, Bogor dalam keadaan stabil.
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai indeks keseragaman fitoperifiton di
perairan estuari Blanakan, Subang pada petak 1 ditemukan sebesar 0.5845 dan
pada petak ke 2 sebesar 0,6760 hal ini menunjukkan hal yang hampir imbang
antara indeks keseragaman dan indeks dominanasi. , nilai indeks keseragaman
zooperifiton di perairan estuari Blanakan, Subang pada petak 1 ditemukan sebesar
0.7761 dan pada petak ke 2 sebesar 1 hal ini menunjukkan bahwa pada petak 1
nilai indeks keseragaman hampir mencapai angka 1 sementara kebalikannya pada
petak ke 2 nilai indeks keseragamannya 0 dan nilai indeks dominansinya 1. Hal
ini menunjukkan bahwa kondisi stuktur komunitas dalam keadaan labil dan terjadi
tekanaan ekologis. Nilai indeks keseragaman fitoperifiton lebih tinggi pada petak
2 daripada petak 1, sementara untuk zooperifiton indeks keseragamannya lebih
tinggi pada petak 1 daripada petak 2.
Berdasarkan data yang diperoleh, indeks keseragaman benthos di perairan
menggenang pada bagian inlet, tengah, dan outlet Situ Gede, Bogor mendekati
angka 1, dapat disimpulkan bahwa tingkat keseragaman benthos di Situ Gede,
Bogor tinggi dan tingkat dominansinya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi struktur komunitas benthos di Situ Gede, Bogor dalam keadaan stabil.
Berdasarkan data yang diperoleh, indeks keseragaman benthos di perairan
mengalir Sungai Ciapus tidak mendekati angka 1, hal ini menunjukkan bahwa
kondisi stuktur komunitas dalam keadaan labil dan terjadi tekanaan ekologis.
Berdasarkan data yang diperoleh, indeks keseragaman benthos di perairan
mengalir Sungai Cihideung mendekati angka 1, dapat disimpulkan bahwa tingkat
keseragaman benthos di Sungai Cihideung tinggi dan tingkat dominansinya
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi struktur komunitas benthos di Sungai
Cihideung, Bogor dalam keadaan stabil.
Berdasarkan data yang diperoleh, indeks keseragaman benthos di perairan
estuari Sblanakan, Subang pada petak 1 tidak mendekati angka 1, hal ini
menunjukkan bahwa kondisi stuktur komunitas dalam keadaan labil dan terjadi

tekanaan ekologis. Berdasarkan data yang diperoleh, indeks keseragaman benthos
di perairan estuari Blanakan, Subang petak 2 mendekati angka 1, dapat
disimpulkan bahwa tingkat keseragaman benthos di perairan estuari Blanakan,
Subang petak 2 tinggi dan tingkat dominansinya rendah. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi struktur komunitas benthos di perairan estuari Blanakan, Subang
petak 2dalam keadaan stabil.
Berdasarkan tabel lampiran diketahui bahwa organisme plankton dan
perifiton yang paling banyak ditemukan di Situ Gede, Jawa Barat adalah Synedra.
Synedra merupakan diatom dominan di perairan tawar Indonesia baik pada
ekosistem lotik maupun lentik. Synedra menurut Samudera et al (2013) mampu
bertahan hidup di lingkungan perairan yang keruh, maka dari itu Synedra banyak
ditemukan di Situ Gede, Jawa Barat yang memiliki air cenderung hijau keruh.
Bentos yang dominan ditemukan di Situ Gede adalah pleurocera yang merupakan
gastropoda.
Berdasarkan tabel lampiran diketahui bahwa organisme perifiton di
perairan mengalir Sungai Ciapus yang mendominansi adalah closterium,
sementara organisme perifiton yang mendominansi di Sungai Cihideung adalah
Synedra . Organisme benthos yang mendominansi di Sungai Ciapus adalah
Chauliodes dan organisme benthos yang mendominansi di Sungai Cihideung
adalah Gonatozygon. Di perairan menggenang struktur komunitas perifiton lebih
rendah dari pada komunitas plankton, sedangkan untuk perairan mengalir struktur
komunitas perifiton lebih besar kecuali di perairan mengalir yang keruh (Mashito
2012).
Berdasarkan tabel lampiran diketahui bahwa organisme plankton yang
mendominansi perairan estuari Blanakan, Subang, Jawa Barat di plot A adalah
Melosira sementara yang mendominansi di plot B adalah L. Macroceros . Setiap
spesies organisme plankton menunjukkan persyaratan yang berbeda terhadap
nutrien, sehingga organisme yang ditemukan antara plot A dan Plot B berbeda
(Abida 2010). Perifiton perairan estuari yang mendominansi di plot A adalah
Nitzschia sementara yang mendominansai di plot B adalah Rhizosolenia.
Organisme benthos perairan estuari yang mendominansi di plot A dan plot B
sama, yaitu Terebra sp. Selain Terebra sp. yang mendominansi perairan estuari
ada beberapa organisme benthos yang didapatkan pada plot A namun tidak
dijumpai pada plot B. Perbedaan frekuensi Kemunculan organisme benthos
diduga perbedaan habitat yang disukai oleh hewan makrobentos itu sendiri
(Wijayanti 2012).

SIMPULAN
Setiap perairan memiliki struktur komunitas yang kompleks. Struktur
komunitas plankton, perifiton, dan benthos di perairan menggenang, mengalir,
dan estuari berbeda-beda. Oraganisme yang ditemukan di setiap perairan memiliki
daya tahan hidup yang berbeda-beda, bergantung pada karakteristik perairannya.

DAFTAR PUSTAKA
Abida I W. 2010. Struktur komunitas dan kelimpahan fitoplankton di Perairan
Muara Sungai Porong Sidoarjo. Jurnal Kelautan. Volume 2 no 1.
Angelina D F. 2010. Perkembangan komuniras perifiton pada substrat buatan
dengan kedalaman berbeda di Danau Lido, Bogor. [Skripsi]. Bogor[ID]:
Institut Pertanian Bogor.
Arman E & Supriyanti S. 2007. Struktur Komunitas Fitoplankton pada Substrat
Kaca Di Lokasi Pemeliharaan Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan
Teluk Jakarta. Jurnal Hidrosfir. 1(2): 67-74.
Duwiri Y. 2013. Struktur komunitas lamun (seagrass) di Perairan Pantai
Kampung Isenebuai dan Yariari Distrik Rumberpon Kabupaten Teluk
Wondama. [Skripsi]. Manokwari [ID] : Universitas Negeri Papua.
Fikri N. 2014. Keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobenthos di Pantai
Kartika Jaya Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. [Skripsi]. Surakarta:
[ID]. Universitas Muhammdiyah Surakarta.
Hermanto W. 2013. Struktur komunitas ikan di Perairan Danau Limboto Desa
Pentadio Barat Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Jurnal
Universitas Negeri Gorontalo
Hidayah T, Ridho M R, Suheryanto. 2014. Struktur komunitas fitoplankton di
Waduk Kedungombo Jawa Tengah. Maspari Journal. Vol 6 No 2.
Latuconsina H, Nessa N M, dan Rappe R A. 2012. Komposisi spesies dan struktur
komunitas ikan padang lamun di Perairan Tanjung Tiram – Teluk Ambon
Dalam. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol 4 No 1 : 35-46.
Mashito I. 2012. Produktivitas primer dan struktur komunitas perifiton pada
berbagai substar buatan di Sungai Kromong Pacet Mojokerto. [Skripsi].
Surabaya [ID] : Universitas Airlangga.
Oktarina A dan Syamsudin T S. 2015. Keanekaragaman dan distribusi
makrozoobentos di perairan lotik dan lentik Kawasan Kampus Teknologi
Bandung, Jatinangor Sumedang, Jawa Barat. Pros Sem Nas Masy Biodiv
Indon. Volume 1 no 2 : 227-235.
Prabowo RE, Ardli ER, Sastranegara MH, Lestari W, Wijayanti G. 2010.
Biodiversitas dan bioteknologi sumberdaya akuatik. Prosiding Seminar
Nasional Biologi. Semarang.
Pranoto B A, Ambariyanto, Zainuri M. 2005. Struktur komunitas zooplankton di
Muara Sungai Serang, Jogjakarta. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol 10(2): 9097.

Rachmawati D A. 2012. Studi keanekaragaman jenis fitoplankton untuk
mengetahui kualitas perairan di Telaga Jongge Kecamatan Semanu
Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta.
Samudra S R, Soeprobowati T R, dan Izzati M. 2013. Komposisi, kemelimpahan,
dan keanekaragaman fitoplankton Danau Rawa Pening Kabupaten
Semarang. BIOMA. Vol 15 No 1: 6-13.
Utami M, Pratomo A, Lestari F. 2014. Struktur komunitas biota makrozoobentos
infauna berdasarkan bentuk mulut liang di Kawasan Perairan Teluk Dalam
Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang. [Makalah]. FKIP
UMRAH.
Wijaya H K. 2009. Komunitas perifiton dan fitoplankton serta parameter fisikakimia perairan sebagai penentu kualitas air di bagian hulu Sungai
Cisadane, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor [ID] : Institur Pertanian Bogor.
Wijayanti M H. 2007. Kajian kualitas perairan di Pantai Kota Bandar Lampung
berdasarkan komunitas hewan makrozoobenthos. [Tesis]. Semarang [ID] :
Universitas Diponegoro.
Zahidin M. 2008. Kajian kualitas air di Muara Sungai Pekalongan ditinjau dari
indeks keanekaragaman makrobenthos dan indeks saprobitas plankton.
[Tesis]. Semarang [ID] : Unversitas Diponegoro.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel parameter biologi
Tabel 14. Komunitas fitoplankton ekosistem perairan menggenang
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Organisme
Ankistrodesmus
aphanizomenon
Aphanocapsa sp.
Botryococcus
Bulbhochaete
Chaetophora
Chlorella
Cladophora
Closterium
Cocconeis
Coelosphaenium
Coscinodiscus
Cosmarium
Crucigenia
Cyclotella
Cymbella

Inlet

2

Tengah
2
3
1
25
1
3

32

1
57

2
1

Outlet
1

4
2
9
2

1
3

1

2
1

1
2
1

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66

Desmidium
Detididium
diatoma
Docidium
Enteromorpha
Euglena
Eunotia
Fragilaria
Genicularia
Gleotrichia
Gomphonema
Gomphosphaeria
Gonatozigon
Gyrosigma
Haematococcus
Lemanea
Melosira
Micrasterias
Microspora
Mougeotia
Navicula
nitzchia
Nostoc
Oedogonium
Oocystis
Oscillatoria
Paranema
Penium
Peridinium
Phormidium
Pleurotaenium
Pteromonas
Scenedesmus
Synura
Sorastrum
Spirogyra
Spirotaenia
Spirullina
Stentor
Stigeoclonium
Strephano
Synedra
Tabellaria
Tetmemorus
Tolypotrix
Tribonema
Ulothrix
Uroglena
Xanthidium
Zygnema

7
9
5

9
29
2
1
3

1
24
15
2
4

35
1

3
5
1

25
1
13
2
1
17
2

9
53

3
22
9
21
1
1
14

52
1
5
6
13
1
2
12
2
1
4
5
2
1
1

1
2
2
14

1
3
1
1
9
1

1

1

1
4
2

1
1

2

93

8

4
1
104
2
5
4
1
1

1

4
1
63

5
1
1

Tabel 15. Komunitas zooplankton ekosistem perairan menggenang
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Organisme
Acanthodiaptomus
Bosmina
Centropyxis
Ceriodaphnia
Canthocamptus
Chilodonella
Chilomonas
Chromogaster
Chydorus
Codonella
Colurella
Corophium
Cyclops
Daphnia
Diaphanosoma
Diaptomus
Didinium
Eubranchipus
Euchlanis
Euglypha
Euplotes
Filinia
Floscularia
Frontonia
Hexarthra
limnocalanus
Macrothrix
Nauplius
Oikomonas
Pilaria
Streptocephalus
Stylonychia
Vorticella

Inlet
1

Tengah

Outlet

1
1
2
17

1
6
1
1

12

1
1

1
1

1
1
1
2

4
1
1
16

14

19
1
6
2

4
1

2
1

1
1
1
1

2
8
2
1

8
1

1
1
1
1
1

Tabel 16. Komunitas fitoperifiton ekosistem perairan menggenang
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Organisme
Anabaena
Ankistrodesmus
Aphanizomenon
Aphanocapsa
Aphanochet
Botryoccocus
Bulbochaete
Calothrix
Campilodiscus
Ceratium
Chaetophora
Clodophora
Closterium
Coelosphaerium
Cosmarium

Inlet

Tengah

Outlet
14

1
3

34
1
1
1
10
3
1

1

1

2
1
39

1
4
7
2
2

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61

Cyclotella
Cymatopleura
Desmidium
Diatoma
Dinobryon
Docidium
Draparnaldia
Enteromorpha
Genicularia
Gloetrichia
Gomphosphaeria
Gonatozygon
Gyrosigma
Lemanea
Lyngbya
Melosira
Meridion
Mesotaenium
Micrasterias
Microoystis
Microspora
Mougeotia
Navicula
Netrium
Nitzchia
Oedogonium
Oocystis
Oscillatoria
Pandorina
Penium
Phormidium
Pinnularia
Porphyridium
Rivularia
Spirotaenia
Staurastrum
Stephanodiscus
Surirella
Synedra
Tabellaria
Tetmemorus
Tetraedron
Tolypothrix
Trebouxia
Trentepofilia
Tribonema

4

19

3

1
2
3
10
1
6
5
1
2

1

1
1
2
2
1
1

1
2
2
10
1
1

2
2
3
6
2

12
2

20
1

1
10
1
31
3

5
6
3
1

1
1
1
11
2
1

18

1
31
2
5
2
1
3

Tabel 17. Komunitas zooperifiton ekosistem perairan menggenang
No.
1
2
3
4
5
6

Organisme
Asplanchna
Canthocamptus
Diaptomus
Epiphanes
Isoperla
Lacrymaria

Inlet
1
1
1
1

Tengah

Outlet

1
1

7
8
9
10
11
12
13
14

Macrothrix
Ochthebius
Rotaria
Spirostomum
Tetrapedia
Tokophyra
Trinema
Vorticella

2
1
12

9
2
3

3
1
2

Tabel 18. Komunitas bentos ekosistem perairan menggenang
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Organisme
Amnicola
Amnycota
Bythinia
Campeloma
Euchilanis
Eymnaca
Goniobasis
Gyraulus
Hydrobia
Lymnaea
Margaritifera
Margurilifera
Pleurocera
Valvata sp
Viviparus

Inlet
23
31
70
2

Tengah
41
1
59
28

109

26

25

6

24

11

71

31
5
23

9

Outlet
32
2
69
65
6
37
4
5
13
7
2
82
16

Tabel 19. Komunitas fitoperifiton ekosistem mengalir MSP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Organisme
Ankistrodesmus
Aphanizomenon
Closterium
Coeloshpaerium
Docidium
Fragilaria
Gonatozygon
Navicula
Netrium
Nitzschia
Nostoc
Oedogonium
Oscillatoria
Pandorina
Paranema
Phormidium
Pleurotaenium
Rivularia
Spirotaenia
Spirostomum
Synedra
Tetmemorus

Jumlah
8
3
56
2
6
2
41
6
4
4
1
2
1
1
1
3
1
1
7
1
15
1

23
24
25
26

Tetraspora
Thalassionema
Trebouxia
Zygnema

2
3
2
3

Tabel 20. Komunitas zooperifiton ekosistem mengalir MSP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Organisme
Ameletus
Asplanchna
Chironomus
Frontonia
Hesperophylax
Hydropsyche
Isonychia
Microdon
Paramecium
Phacus
Rotaria
Cerratium

Jumlah
1
1
1
1
1
2
1
1
1
3
3
3

Tabel 21. Komunitas bentos ekosistem mengalir MSP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Organsime
A bristle-worm Nais
Acilius
Aeschina
Amnicola
Aphylla
Attoperla
Benacus
Bythinia
Ceratopogon
Chauliodes
Claaseniaa sp
Coptotomus
Cymbella
Donasia
Dryopid
Elliptera
Elmid
Eluphila
Enochrus
Eubrachipus
Fropisternus
Goniobasis
Gyralus
Halesus
Haliplus
Helius
Hermonectus
Hydrochus
Hydropsyche

Jumlah
1
7
2
1
17
11
1
3
1
156
1
23
1
1
3
55
3
2
2
2
3
18
3
38
1
49
2
1
80

30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Isonychia
Larva Cupelopagis
Ochthebius
Peltodytes
Philotamus
Phylopotamus
Pleurocera
Promoresia
Psychoda
Therebra

16
1
1
1
5
4
14
48
2
10

Tabel 22. Komunitas fitoperifiton ekosistem mengalir THP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

Organisme
Amphora
Ankistrodesmus
Aphamizomenon
Asplandina
Aukistrodesmus
Botryococcus
Campylodiscus
Chaetophora
Chanborus
Closterium
Coelastrum
Cosmarium
Culex
Cynedia
Diatoma
Dix
Docidium sp
Elliptera
Genicularia
Geris
Gomphonema
Gonatozygon
Gyrosigma
Hydroporus
Mougeotia
Navicula
Nematoda
Nitzchia
Oedogonium
Paranema
Phormidium
Picurotaenium sp
Pinularia
Polycistis
Seenedesmus
Sepedan
Simulium
Spirotaenia
Surirella
Synedra
Tabellaria
Tetmomerus

Jumlah
6
3
2
2
1
1
5
9
2
162
1
2
4
1
17
2
7
2
10
1
4
340
4
2
3
6
2
69
10
1
5
1
2
1
2
2
2
3
4
59
4
4

Tabel 23. Komunitas zooperifiton ekosistem mengalir THP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Organisme
Colurella
Codonella
Dicranopharus
Filina
Loxodes
Microcodon
Mytilina
Rotaria

Jumlah
2
3
3
3
4
1
3
15

Tabel 24. Komunitas bentos ekosistem mengalir THP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Organisme
Amphiagrion
Anopheles
Antocha
Antocha
Atherix
Atoperla
Baetidae
Botryococcus
Branciopods
Bythinia
Campeloma
Campylodiscus
Ceratopogon
Chaetophora
Chauliodes
Chironomus sp
Closterium
Collembola
Corydalis
Diatoma
Dicranophorus
Dryopidae
Elliptera
Ephemerella
Estheria
Gecarcinucidae
Genicularia
Gonatozygon
Goniobasis
Gyraulus
Halesus
Hesperophylax
Hydrochus sp
Hydropsyche
Hydropsychidae
Hydropsychidae
Isopera
Keong
Kepiting kecil
Limnebius sp

Jumlah
1
13
8
1
3
3
1
1
1
1
1
5
1
5
24
1
13
16
1
1
2
4
1
1
2
2
2
6
2
2
6
1
3
5
16
9
1
1
1
2

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58

Mytilina
Navicula
Nitzchia
Oedogonium
Parathel phusidae
Philopotamus
Phormidium
Planaria
Pleuocera
Promoresia sp
Ranatra sp
Rotaria
Sisyra
Surirella
Synedra
Terebra sp.
Tetamonera
Triogma

3
3
5
9
3
9
3
4
1
4
2
4
1
1
25
3
2
12

Tabel 25. Komunitas fitoplankton ekosistem estuari MSP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Organisme
Biddulphia
Cerataulina pelagica
Closterium
Cyclotela
Diatoma
Fragilaria
Genatozygon
Guinardia flaccida
Halosphaera
Leprotintinnis
Leptocylindricus
Licmophora
Mallomonas
Melosira
Navicula
Netrium
Nitzschia sp.
Pennate diatom- naviculoid type
Phorimidium
Pleurosigma
Polykrikoa schwarzi
Pyramimonas
Rhizosolenia
Synedra
Tetmemorus
Tetraspora

Jumlah
11
1
3
1
1
16
1
1
1
2
3
1
2
38
1
4
10
9
1
9
1
1
6
2
6
1

Tabel 26. Komunitas zooplankton ekosistem estuari MSP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Organisme
Acrocalanus sp.
Asplanchna
Brachionus
Calanus
Choturnia
Clausocalanus sp.
Dicranophorus
Dictyocysta celeganas
Eubranchipus
Euchlanis
Flavella ehrenbergi
Gymnodinium
Ketam
Limnocalanus
Microcalanus sp.
Mytilina
Nauplius
Nauptilus
Olthona sp.
Oncaea sp
Polyarchra sp.
Spirostomum
Strombidium
Tontonia
Urocentrum

Jumlah
4
2
5
1
1
29
1
1
1
3
1
2
1
1
2
1
4
1
8
4
2
1
1
1
1

Tabel 27. Komunitas fitoperifiton ekosistem estuari MSP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Organisme
Amphidinium
Biddulphia
Chaetoceros
Coscinodiscus
Oedogonium
Fragilaria
Gonatozygon
Guinardia
Leptocylindus
Licmophora
Melosira
Navicula
Nitzschia
Diatom
Phormidium sp.
Pleurosigma
Rhizosolenia
Skeletonema
Surirella
Thalassionema

Jumlah
1
64
2
1
1
2
2
1
2
1
2
4
71
5
2
3
10
2
1
4

Tabel 28. Komunitas zooperifiton ekosistem estuari MSP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Organisme
Acanthostomella
Ceratium
Chromogaster
Dinophysis
Globigerina
Leprotibtinnis
Leptochelia
Noctiluca
Oncaea
Stliformis
Thalassicolla
Tintinnopsis
Tontonia

Jumlah
1
3
2
1
7
1
2
1
2
3
1
2
2

Tabel 29. Komunitas bentos ekosistem estuari MSP
No.
1.
2
3
4
5

Organisme
Natica
Cassidulla sp
Ellobium sp
Pupina sp.
Terebra sp.

Jumlah
1
1
1
1
30

Tabel 30. Komunitas fitoplankton ekosistem estuari THP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Organisme
Aphanizomenon
B. Mobiliensi
Coatalilina pelagica
Corethron criophium
Diatoma
Genicularia
Gonatozygon
Gyrodinium glaucum
Halosphaera viridis
L. macroceros
Leprotintinnis pellucidus
Leptocylindricus
Licmophorasp.
Melosira Monififormas
Nitzschia
Phaeocystis
Rhizosolenia
Streptotheca
Strombidium
Thalassionema
Thalassiosira
Skeletonema
Euglena

Jumlah
3
4
1
4
2
9
5
1
1
100
1
44
1
1
7
1
29
1
1
1
2
11
1

Tabel 31. Komunitas zooplankton ekosistem estuari THP
No.
1

Organisme
Ceratium

Jumlah
30

Tabel 32. Komunitas fitoperifiton ekosistem estuari THP
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

Organisme
B. Regia
Centric danicum
Cerataulina pelagica
Chaetoceros densum
Diatom
Dinophysis acuta
ditylum
Fragilaria
Genicularia
Gonatozygon
Guinardia flaccida
Gyrodinium glaucum
Halosphaera viridis
Helicostomella sobolata
Helisctomeila subulatu
Isochiysis sp.
Lauderia borealis
Leptocylindricus
Melosira
Mikrospora
Nitschia
Oscillatoria sp.
Paralia sulcata
Phaeocystis
Phalachroma sp
Pleurogisma sp.
Polykrikos
Pyramimonas sp
Rhizosolenia
Rhabdosphaera sp.
Salpingella acuminata
Skeletonema costatum
Spirogyra sp.
Steentropia steentropii
Thalassionema nitzchiodes
Tontonia gracillima
Zygnema sp.

Jumlah
11
21
1
3
1
16
1
1
64
4
90
1
2
4
2
3
2
4
33
1
27
1
2
1
1
7
4
1
108
3
1
14
1
1
1
1
1

Tabel 33. Komunitas zooperifiton ekosistem estuari THP
No.
1

Organisme
Ceratium

Jumlah
26

Tabel 34. Komunitas bentos ekosistem estuari THP
No.
1
2
3
4
5
6

Organisme
Chauliodes
Collembola
Dryopidae
Larva Bivalvia
Tarebra sp.
Thiara sp

Jumlah
13
7
1
7
17
9

Lampiran 2. Contoh perhitungan
Plankton Chaetophora di perairan menggenang

�� =

�� =

Pi = 0,0063
Pi ln pi = -0,0320
Pi2 = 0,00004
1. Indeks Keanekaragaman (H’)



� ′ = − ∑ � ln �
�=

H’ = 2,355518
2. Indeks Keseragaman

=

�′
ln �
, 555

=

E = 2,35555

3. Indeks Dominansi



=∑ �
�=

D = 0,144523

Perhitungan Indeks Keragaman (H’) benthos Amnicola sp. di perairan
menggenang

�� =

�� =

Pi = 0,0632

Pi log pi = -0,0758
Pi2 = 0,0040


�′ = − ∑ � � � �
�=

H’ = 0,8098

\