Bimbingan dan Konseling id. pdf
BIMBINGAN DAN KONSELING
Salmilah
Prodi PGMI FTIK IAIN Palopo
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Di
antaranya yang klasik dan sudah cukup lama berkembang di Amerika
Serikat serta banyak dikutip oleh para penulis di Indonesia adalah
sebagaimana dikemukakan oleh Crow& Crow (1960), Jones (1963),
dan Mortensen & Schmuller (1964) sebagai berikut : Bimbingan adalah
bantuan yang diberikan oleh seseorang yang telah terlatih dengan baik
dan memiliki kepribadian serta pendidikan yang memadai kepada
individu dari semua usia untuk membantu mengatur kegiatan-kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri,
membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Bimo,
1995).
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu
dalam menentukan pilihanpilihan dan mengadakan berbagai
penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungannya. Tujuan utama
bimbingan adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai
dengan kemampuannya (Fenti, 2010 :3)).
Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program
pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan
pribadi dan layanan-layanan petugas ahli dengan mana setiap individu
dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapankecakapannya secara penuh sesuai dengan yang diharapkan. Dari
definisi diatas dapat diangkat makna sebagai berikut:
a. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan.
Bimbingan memiliki tahapan kegiatan yang sistematis dan
berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
b. Bimbingan merupakan “helping”, yang identik dengan “aiding,
assisting, atau awailing”. Dalam proses bimbingan, pembimbing
tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai
fasilitator.
c. Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembang
dengan segala keunikannya.
Sedangkan pengertian konseling selanjutnya mendefinisikan bahwa
konseling merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat
diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana
Halaman | 1
yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien)
untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan
dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan
datang.Sedangkan para ahli mengemukakan pengertian konseling
sebagai berikut :
a. Maclean mengatakan bahwa: Konseling adalah: “suatu proses
yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu
yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat
diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu
orang yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain
mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis
kesulitan pribadi”.
b. Smith, mengatakan bahwa konseling adalah: “suatu proses di mana
konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi
tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana,
atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya”. Pada
dasarnya Smith mengungkapkan bahwa konseling adalah
pemberian bantuan oleh konselor kepada seseorang (konseli).
Memahami pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan
konseling adalah satu kegiatan yang dilakukan untuk menanggulangi
kesulitan belajar siswa yang dipandu oleh seorang guru BK yang
disebut konselor. Kegiatan Bimbingan Konseling sebagai suatu ilmu
masih merupakan ilmu baru dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain pada
umumnya. Bila ditelusuri, maka bimbingan konseling mulai timbul
sekitar Abad XX. Gerakan ini mula-mula dipelopori oleh tokoh-tokoh
seperti Franks Parsons, Jesse B. Davis, Eli Wever, John Brewer dan
sebagainya. Setelah perang dunia ke II, Bimbingan dan Konseling lebih
menampakkan kemanfaatannya bagi masyarakat. Bimbingan dan
penyuluhan banyak bergerak dalam lapangan ketentaraan, terutama
untuk mengembalikan para tentara yang baru datang dari medan
pertempuran untuk kembali kedalam masyarakat yang biasa. Dengan
diadakannya konfrensi FKIP seluruh Indonesia yang dilaksanakan di
Malang pada tanggal 20 sampai 24 Agustus 1960 memutuskan bahwa
Bimbingan Konseling masuk ke dalam kurikulum FKIP. Keadaan ini
menunjukkan adanya langkah yang lebih maju, dimana pengupasan
masalah Bimbingan Konseling sebagai suatu ilmu secara ilmiah. Dan
setelah itu pihak pemerintah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
memberikan instruksi untuk melaksanakan Bimbingan Konseling di
sekolah-sekolah.
Halaman | 2
B. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Tujuan Bimbingan Konseling
Setelah memperoleh layanan bimbingan konseling di sekolah, maka
tujuan khusus yang ingin dicapai adalah agar siswa dapat :
a. Memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kesulitan dalam
memahami dirinya sendiri.
b. Memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan di dalam
memahami lingkungannya, termasuk lingkungan sekolah, keluarga
dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
c. Memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan, mengidentifikasi
dan memecahkan masalah yang dihadapinya baik itu menyangkut
masalah pribadi, belajar, sosial dan karier.
d. Memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyalurkan potensipotensi yang dimilikinya dalam bidang pendidikan dan lapangan
kerja secara tepat.
Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada
orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan
permasalahan. Bimbingan bertujuan membantu seseorang agar
bertambah kemampuan bertanggung jawab atas dirinya. Dengan kata
lain bimbingan mengandung layanan kepada siapa saja yang
membutuhkan bantuan dan kepada siapa saja yang dapat dibantu
sehubungan dengan kegiatan yang dilakukan atau kesulitan yang
dihadapi, tujuannya supaya orang yang dibantu atau dibimbing dapat
meningkatkan
derajat
kemandiriannya
dan
meningkatkan
kecakapannya. Tujuan bimbingan itu tidak dapat dicapai jika hanya
dengan bantuan sepintas lalu melainkan harus melalui proses jangka
panjang.
2. Fungsi Bimbingan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang
hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling, ditinjau dari segi sifatnya layanan bimbingan dan konseling
dapat berfungsi sebagai berikut:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemahaman itu
meliputi: pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh
peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru
pembimbing, pemahaman tentang lingkungan peserta didik
(termasuk lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta
Halaman | 3
b.
c.
d.
e.
didik, orang tua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing dan
Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (seperti informasi
pendidikan, jabatan/ pekerjaan, dan informasi sosial budaya),
terutama oleh peserta didik.
Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilakan
terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang
mungkin timbul, yang dapat mengganggu, menghambat atau
menimbulkan kesulitan atau kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya.
Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan
terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami oleh peserta didik.
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi BK yang
akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya
berbagai potensi dan kondisi fositif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan
Fungsi Perbaikan, walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman
telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi
masalah-masalah tertentu, disinilah fungsi perbaikan itu berperan,
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terpecahkannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami siswa.
C. Penerapan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah/madrasah merupakan
usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pembinaan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik secara individu, kelompok dan/atau
klasikal sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi serta peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga
membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang
dihadapi peserta didik.
Pengembangan kehidupan pribadi yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai dan
mengembangkan potensi dan kecapakan, bakat dan minat serta kondisi
sesuai karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
Pengembangan kehidupan sosial yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat, efektif
Halaman | 4
dengan teman sebaya, anggota keluarga dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas. Pengembangan kemampuan belajar dalam rangka
mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik memahami dan menilai informasi serta memilih dan mengambil
keputusan karir.
Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan objekobjek yang dipelajari untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai maksud informasi diri, sosial, belajar,
karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
Penempatan dan penyaluran yaitu layanan yang membantu peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang dan kegiatan ekstra kurikuler.
Penguasaan konten yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan/atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Bimbingan konseling perorangan yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya sedangkan
bimbingan kelompok yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan
belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan serta melakukan
kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik melalui pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan/atau masalah
peserta didik. Sedangkan mediasi adalah layanan yang membantu
peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki
hubungan antar mereka.
D. Langkah-langkah Pelaksanaan BK di Sekolah
Melakukan layanan BK di sekolah hendaknya perlu mengetahui
langkah-langkah dalam memberikan layanan BK pada siswa. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Pada langkah ini yang perlu dilakukan guru adalah mengenal gejala
awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa. Untuk mengetahui
Halaman | 5
2.
3.
4.
5.
gejala awal harus dilakukan secara teliti dan hati-hati dengan
memperhatikan gejala yang tampak kemudian dianalisis dan
selanjutnya dievaluasi.
Diagnosis
Pada langkah diagnosis yang dilakukan adalah menetapkan
“masalah” berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi
penyebab timbulnya masalah. Dalam langkah ini dilakukan kegiatan
pengumpulan data mengenai berbagai hal yang menjadi latar
belakang munculnya gejala. Dari informasi yang terkumpul,
kemudian dilakukan analisis maupun sintesis dan dilanjutkan
dengan menelaah keterkaitan informasi latar belakang dengan
gejala yang tampak.
Prognosis
Langkah prognosis ini pembimbing menetapkan alternatif tindakan
bantuan yang akan diberikan. Selanjutnya melakukan perencanaan
mengenai jenis dan bentuk masalah apa yang yang sedang
dihadapi individu. Dalam menetapkan prognosis pembimbing perlu
memperhatikan: a) pendekatan yang akan diberikan dilakukan
secara perorangan atau kelompok; b) siapa yang akan memberikan
bantuan, apakah guru, konselor, dokter atau individu lain yang lebih
ahli; c) kapan bantuan akan diberikan atau hal apa saja perlu
dipertimbangkan.
Pemberian Bantuan
Setelah guru merencanakan pemberian bantuan, maka selanjutnya
adalah merealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk bantuan
berdasarkan masalah dan latar belakang yang menjadi
penyebabnya. Langkah pemberian bantuan ini dilaksanakan
dengan berbagai pendekatan dan teknik pemberian bantuan.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah pembimbing dan klien melakukan beberapa kali pertemuan
dan mengumpulkan data dari beberapa individu, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi
dapat dilakukan selama proses berlangsung sampai pada akhir
pemberian bantuan.
DAFTAR PUSTAKA
Halaman | 6
Farozin, Muh. Peranan Bimbingan dan Koseling Dalam Proses Belajar
Mengajar, Jurnal Dinamika Pendidikan No.2/Tahun VI, November
1999.
Hikmawati. Fenti, Bimbingan dan Konseling, Edisi Revisi, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2010.
Walgito. Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Andi Offset,
Yogyakarta, 1995
Halaman | 7
Salmilah
Prodi PGMI FTIK IAIN Palopo
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Di
antaranya yang klasik dan sudah cukup lama berkembang di Amerika
Serikat serta banyak dikutip oleh para penulis di Indonesia adalah
sebagaimana dikemukakan oleh Crow& Crow (1960), Jones (1963),
dan Mortensen & Schmuller (1964) sebagai berikut : Bimbingan adalah
bantuan yang diberikan oleh seseorang yang telah terlatih dengan baik
dan memiliki kepribadian serta pendidikan yang memadai kepada
individu dari semua usia untuk membantu mengatur kegiatan-kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri,
membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Bimo,
1995).
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu
dalam menentukan pilihanpilihan dan mengadakan berbagai
penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungannya. Tujuan utama
bimbingan adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai
dengan kemampuannya (Fenti, 2010 :3)).
Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program
pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan
pribadi dan layanan-layanan petugas ahli dengan mana setiap individu
dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapankecakapannya secara penuh sesuai dengan yang diharapkan. Dari
definisi diatas dapat diangkat makna sebagai berikut:
a. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan.
Bimbingan memiliki tahapan kegiatan yang sistematis dan
berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
b. Bimbingan merupakan “helping”, yang identik dengan “aiding,
assisting, atau awailing”. Dalam proses bimbingan, pembimbing
tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai
fasilitator.
c. Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembang
dengan segala keunikannya.
Sedangkan pengertian konseling selanjutnya mendefinisikan bahwa
konseling merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat
diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana
Halaman | 1
yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien)
untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan
dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan
datang.Sedangkan para ahli mengemukakan pengertian konseling
sebagai berikut :
a. Maclean mengatakan bahwa: Konseling adalah: “suatu proses
yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu
yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat
diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu
orang yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain
mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis
kesulitan pribadi”.
b. Smith, mengatakan bahwa konseling adalah: “suatu proses di mana
konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi
tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana,
atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya”. Pada
dasarnya Smith mengungkapkan bahwa konseling adalah
pemberian bantuan oleh konselor kepada seseorang (konseli).
Memahami pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan
konseling adalah satu kegiatan yang dilakukan untuk menanggulangi
kesulitan belajar siswa yang dipandu oleh seorang guru BK yang
disebut konselor. Kegiatan Bimbingan Konseling sebagai suatu ilmu
masih merupakan ilmu baru dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain pada
umumnya. Bila ditelusuri, maka bimbingan konseling mulai timbul
sekitar Abad XX. Gerakan ini mula-mula dipelopori oleh tokoh-tokoh
seperti Franks Parsons, Jesse B. Davis, Eli Wever, John Brewer dan
sebagainya. Setelah perang dunia ke II, Bimbingan dan Konseling lebih
menampakkan kemanfaatannya bagi masyarakat. Bimbingan dan
penyuluhan banyak bergerak dalam lapangan ketentaraan, terutama
untuk mengembalikan para tentara yang baru datang dari medan
pertempuran untuk kembali kedalam masyarakat yang biasa. Dengan
diadakannya konfrensi FKIP seluruh Indonesia yang dilaksanakan di
Malang pada tanggal 20 sampai 24 Agustus 1960 memutuskan bahwa
Bimbingan Konseling masuk ke dalam kurikulum FKIP. Keadaan ini
menunjukkan adanya langkah yang lebih maju, dimana pengupasan
masalah Bimbingan Konseling sebagai suatu ilmu secara ilmiah. Dan
setelah itu pihak pemerintah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
memberikan instruksi untuk melaksanakan Bimbingan Konseling di
sekolah-sekolah.
Halaman | 2
B. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Tujuan Bimbingan Konseling
Setelah memperoleh layanan bimbingan konseling di sekolah, maka
tujuan khusus yang ingin dicapai adalah agar siswa dapat :
a. Memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kesulitan dalam
memahami dirinya sendiri.
b. Memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan di dalam
memahami lingkungannya, termasuk lingkungan sekolah, keluarga
dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
c. Memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan, mengidentifikasi
dan memecahkan masalah yang dihadapinya baik itu menyangkut
masalah pribadi, belajar, sosial dan karier.
d. Memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyalurkan potensipotensi yang dimilikinya dalam bidang pendidikan dan lapangan
kerja secara tepat.
Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada
orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan
permasalahan. Bimbingan bertujuan membantu seseorang agar
bertambah kemampuan bertanggung jawab atas dirinya. Dengan kata
lain bimbingan mengandung layanan kepada siapa saja yang
membutuhkan bantuan dan kepada siapa saja yang dapat dibantu
sehubungan dengan kegiatan yang dilakukan atau kesulitan yang
dihadapi, tujuannya supaya orang yang dibantu atau dibimbing dapat
meningkatkan
derajat
kemandiriannya
dan
meningkatkan
kecakapannya. Tujuan bimbingan itu tidak dapat dicapai jika hanya
dengan bantuan sepintas lalu melainkan harus melalui proses jangka
panjang.
2. Fungsi Bimbingan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang
hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling, ditinjau dari segi sifatnya layanan bimbingan dan konseling
dapat berfungsi sebagai berikut:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemahaman itu
meliputi: pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh
peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru
pembimbing, pemahaman tentang lingkungan peserta didik
(termasuk lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta
Halaman | 3
b.
c.
d.
e.
didik, orang tua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing dan
Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (seperti informasi
pendidikan, jabatan/ pekerjaan, dan informasi sosial budaya),
terutama oleh peserta didik.
Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilakan
terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang
mungkin timbul, yang dapat mengganggu, menghambat atau
menimbulkan kesulitan atau kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya.
Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan
terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami oleh peserta didik.
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi BK yang
akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya
berbagai potensi dan kondisi fositif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan
Fungsi Perbaikan, walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman
telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi
masalah-masalah tertentu, disinilah fungsi perbaikan itu berperan,
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terpecahkannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami siswa.
C. Penerapan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah/madrasah merupakan
usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pembinaan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi
pengembangan peserta didik secara individu, kelompok dan/atau
klasikal sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi serta peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga
membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang
dihadapi peserta didik.
Pengembangan kehidupan pribadi yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai dan
mengembangkan potensi dan kecapakan, bakat dan minat serta kondisi
sesuai karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
Pengembangan kehidupan sosial yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat, efektif
Halaman | 4
dengan teman sebaya, anggota keluarga dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas. Pengembangan kemampuan belajar dalam rangka
mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik memahami dan menilai informasi serta memilih dan mengambil
keputusan karir.
Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan objekobjek yang dipelajari untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai maksud informasi diri, sosial, belajar,
karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
Penempatan dan penyaluran yaitu layanan yang membantu peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang dan kegiatan ekstra kurikuler.
Penguasaan konten yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan/atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Bimbingan konseling perorangan yaitu layanan yang membantu
peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya sedangkan
bimbingan kelompok yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan
belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan serta melakukan
kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik melalui pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan/atau masalah
peserta didik. Sedangkan mediasi adalah layanan yang membantu
peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki
hubungan antar mereka.
D. Langkah-langkah Pelaksanaan BK di Sekolah
Melakukan layanan BK di sekolah hendaknya perlu mengetahui
langkah-langkah dalam memberikan layanan BK pada siswa. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Pada langkah ini yang perlu dilakukan guru adalah mengenal gejala
awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa. Untuk mengetahui
Halaman | 5
2.
3.
4.
5.
gejala awal harus dilakukan secara teliti dan hati-hati dengan
memperhatikan gejala yang tampak kemudian dianalisis dan
selanjutnya dievaluasi.
Diagnosis
Pada langkah diagnosis yang dilakukan adalah menetapkan
“masalah” berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi
penyebab timbulnya masalah. Dalam langkah ini dilakukan kegiatan
pengumpulan data mengenai berbagai hal yang menjadi latar
belakang munculnya gejala. Dari informasi yang terkumpul,
kemudian dilakukan analisis maupun sintesis dan dilanjutkan
dengan menelaah keterkaitan informasi latar belakang dengan
gejala yang tampak.
Prognosis
Langkah prognosis ini pembimbing menetapkan alternatif tindakan
bantuan yang akan diberikan. Selanjutnya melakukan perencanaan
mengenai jenis dan bentuk masalah apa yang yang sedang
dihadapi individu. Dalam menetapkan prognosis pembimbing perlu
memperhatikan: a) pendekatan yang akan diberikan dilakukan
secara perorangan atau kelompok; b) siapa yang akan memberikan
bantuan, apakah guru, konselor, dokter atau individu lain yang lebih
ahli; c) kapan bantuan akan diberikan atau hal apa saja perlu
dipertimbangkan.
Pemberian Bantuan
Setelah guru merencanakan pemberian bantuan, maka selanjutnya
adalah merealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk bantuan
berdasarkan masalah dan latar belakang yang menjadi
penyebabnya. Langkah pemberian bantuan ini dilaksanakan
dengan berbagai pendekatan dan teknik pemberian bantuan.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah pembimbing dan klien melakukan beberapa kali pertemuan
dan mengumpulkan data dari beberapa individu, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi
dapat dilakukan selama proses berlangsung sampai pada akhir
pemberian bantuan.
DAFTAR PUSTAKA
Halaman | 6
Farozin, Muh. Peranan Bimbingan dan Koseling Dalam Proses Belajar
Mengajar, Jurnal Dinamika Pendidikan No.2/Tahun VI, November
1999.
Hikmawati. Fenti, Bimbingan dan Konseling, Edisi Revisi, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2010.
Walgito. Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Andi Offset,
Yogyakarta, 1995
Halaman | 7