Balap Liar Di Kalangan Remaja Kota Medan (Studi Kasus Jalan Gagak Hitam, Kecamatan Medan Selayang )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan manusia dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu masa anak-anak,
masa remaja dan masa dewasa. Remaja merasakan bukan anak-anak lagi, namun
belum mampu memegang tanggung jawab seperti orang dewasa. Masa remaja
adalah masa di mana orang mulai mengenal dunia luar di mana pada masa ini
mereka selalu ingin tahu dan mencoba hal-hal yang menantang sehingga sering
timbul pelanggaran-pelanggaran terhadap norma dan nilai dalam suatu
masyarakat.
Pada saat ini diera globalisasi, banyak hal yang berubah contoh kecilnya
adalah pergaulan remaja yang sudah tercoreng dan tidak ada batasnya lagi, banyak
di kalangan remaja melakukan hal-hal yang negatif yang merugikan bukan hanya
merugikan dirinya tetapi merugikan juga bagi orang lain. Contohnya balapan liar
karena remaja masa kini mempunyai jiwa keingintahuan yang cukup tinggi serta
terpengaruh dari film atau sekedar ingin mencari nama dan di bilang jagoan saja.
Kenakalan remaja dapat di golongkan menjadi kegiatan yang meyimpang atau
kegiatan yang negatif, kegiatan balap liar yang dilakukan kalangan remaja ini
sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, justru bagi masyarakat kalangan bawah
balapan liar merupakan hiburan tersendiri.
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan yang dialami oleh
manusia. Remaja juga dapat diartikan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
Universitas Sumatera Utara
sosial, remaja membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh kembang menjadi
manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, sikap remaja dapat berubah karena
interaksi dan saling berpengaruh antar sesama maupun dengan proses sosialisasi.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk
memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat
pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk
bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat
melalui persahabatan. Pada masa remaja ini perkembangan sikap remaja
cenderung menyerah atau mengikuti opini, prndapat, nilai, kebiasaan, kegemaran,
dan keinginan orang lain.
Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti
kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi
baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dalam usia remaja ia
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup signifikan dan
memerlukan kesiapan mental. Di usia remaja ini mulai mencari dan memahami
pribadinya sendiri dan orang lain, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, semua itu
mendorongnya untuk bereksperimen dan mencari tahu.
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, masa
ini adalah masa yang sulit bagi setiap orang meskipun tingkat kesulitannya
berbeda. Sifat dasar dari fase remaja ini adalah memiliki tingkat keingintahuan
yang tinggi dan keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru bagi dirinya.
Lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan para remaja menyalurkan sifat
dasar mereka dalam bentuk kenakalan remaja. Belakangan ini banyak aktivitas
yang mengarah pada kegiatan kelompok yang mengacu pada minat yang sama.
Jika berada dalam koridor positif, maka akan positif pula hasilnya. Namun
Universitas Sumatera Utara
persoalannya adalah pada usia yang labil kecenderungan ini masih bercabang
pada kemungkinan positif dan negatif. Negatif mengarah pada tindakan balap liar
yang salah satunya adalah bentuk kenakalan tersebut.
Perkembangan
remaja
juga
memiliki
berbagai
kebutuhan-kebutuhan.
Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan biologis atau yang disebut juga
biological motivation. Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan psikologis.
Kebutuhan psikologis meliputi kebutuhan beragama dan kebutuhan rasa aman.
Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan untuk
dikenal, kebutuhan berkelompok, habit (kebiasaan), dan aktualisasi diri. Sebagian
remaja memilih balap liar untuk memenuhi sebagian kebutuhan mereka. Kegiatan
balap liar dapat memenuhi kebutuhan sosial para remaja yaitu kebutuhan untuk
dikenal, kebutuhan berkelompok dan aktualisasi diri. Kegiatan balap liar banyak
diikuti oleh teman-teman sebayanya sehingga dengan mengikuti balap liar remaja
akan
lebih
dikenal
terutama oleh
teman-teman
sebayanya.
Kebutuhan
berkelompok juga dapat terpenuhi dalam kegiatan balap liar, karena dalam
kegiatan terdapat kelompok-kelompok remaja. (Sofyan S Wilis, Bandung:
Alfabeta, 2008)
Masyarakat dalam bahasa inggris disebut society yang berarti kawan,
sedangkan dalam bahasa arab disebut syirk yang berarti bergaul. Secara
sosiologisnya manusia di pandang sebagai makhluk yang perilakunya di
pengaruhi (deterministik), sehingga bisa dimanipulasi
melalui indroktrinasi,
manusia digambarkan sebagai makhluk yang selalu bertindak sesuai dengan
kepentingannya sendiri. Sehingga pokok kajian sosiologi berdasarkan paradigma
perilaku sosial adalah memahami kepentingan-kepentingan manusia. Dalam
pergaulan tentu ada bentuk-bentuk aturan hidup yang baku, tidak hanya
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan ada unsur-unsur lain
dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan masyarakat.
Menurut Erikson (dalam Cremers,1989), seseorang yang sedang mencari
indentitas akan berusaha “menjadi seseorang”, yang berarti berusaha mengalami
diri sendiri sebagai “AKU” yang bersifat sentral, mandiri, unik, yang mempunyai
suatu kesadaran akan kesatuan batinnya, sekaligus juga berarti menjadi
“seseorang” yang diterima dan diakui oleh orang banyak. Lebih jauh
dijelaskannya bahwa orang yang sedang mencari identitas adalah orang yang
ingin menentukan “siapakah” atau “apakah” yang diinginkannya pada masa
mendatang. Bila mereka telah memperoleh identitas, maka ia akan menyadari ciriciri khas kepribadiannya, kesukaan atau ketidaksukaannya, aspirasi, tujuan masa
depan yang diantisipasi, perasaan bahwa ia dapat dan harus mengatur orientasi
hidupnya.
Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu dan terikat oleh suatu rasa
identitas bersama. Hal ini dapat di lihat pada masyarakat di daerah Ringroad yang
memiliki norma dan nilai yang di junjung tinggi oleh setiap anggota
masyarakatnya. Sebagian besar masyarakatnya membuka usaha di sepanjang jalan
Ringroad seperti berjualan dan lain-lain. Tingkat perekonomian daerah tersebut
termasuk dalam tingkat ekonomi menengah ke atas dan ada juga yang menengah
ke bawah. Banyak warga di daerah Ringroad yang berpendidikan sampai ke SMA
maupun perguruan tinggi, serta masih terdapat warga yang hanya menikmati
pendidikannya sampai sekolah dasar dan bahkan ada yang tidak memiliki
pendidikan sama sekali.
Universitas Sumatera Utara
Balap liar merupakan kegiatan beradu cepat kendaraan, yang dilakukan di atas
lintasan umum. Artinya kegiatan ini sama sekali tidak di gelar di lintasan resmi,
melainkan di jalan raya. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada tengah malam
sampai menjelang pagi saat suasana jalan raya sudah mulai sepi. Balap liar
merupakan suatu aternatif bagi mereka untuk mengekspresikan dirinya sebagai
suatu penunjukkan citra diri sesuai dengan tampilan idolanya. Para pembalap liar
tersebut membentuk suatu suatu kelompok sebagai wadah mereka untuk
mengaktualisasikan
diri,
yang
akhirnya
membentuk
gaya
hidup
yang
mencerminkan eksklusifisme diri dan kelompoknya,. Biasanya hal ini ditandai
dengan adanya perasaan in group yang tinggi dalam komunitas perkumpulan
tersebut.
Kegiatan balap liar dapat memenuhi kebutuhan sosial para remaja yaitu
kebutuhan untuk dikenal, kebutuhan berkelompok dan aktualisasi diri. Kegiatan
balap liar banyak diikuti oleh teman-teman sebayanya sehingga dengan mengikuti
kegiatan balap liar remaja akan lebih dikenal terutama oleh teman-teman
sebayanya. Kebutuhan berkelompok juga dapat terpenuhi dalam kegiatan balap
liar, karena dalam kegiatan terdapat kelompok-kelompok remaja. Intinya konsep
jaringan menunjuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok lain yang
memungkinkan kegiatan dapat berjalan secara efisien dan efektif (Lawang.2005).
Kegiatan balap liar yang dilakukan kalangan remaja ini sudah tidak asing lagi
bagi masyarakat. Disebut balapan liar karena kegiatan saling memacu kecepatan
kendaraan bermotor tersebut tidak memiliki izin dari aparat yang berwenang
berupa izin keramaian dari kepolisian serta tidak memiliki aturan yang jelas dalam
kegiatannya. Termasuk pula tidak menggunakan pengaman yang standar seperti
helm, jaket, sepatu, dan sarung tangan, sehingga membahayakan pelaku aksi balap
Universitas Sumatera Utara
liar itu sendiri. Balapan liar berbeda dengan balapan resmi, dimana balapan resmi
dilakukan di sirkuit balapan ataupun jalanan umum yang dirubah menjadi sirkuit
balap dan memiliki izin dari aparat yang berwenang serta memiliki aturan yang
jelas dalam kegiatannya. Para pembalap dalam balapan resmi diharuskan
memakai kelengkapan pengaman standar yang telah ditetatapkan oleh
penyelenggara acara.
Dalam aksi balap liar jika terus berlanjut maka para remaja akan mencari
pelarian yang lainnya, misalnya minum-minuman keras dan hal lainnya yang
memabukan sehingga anak mendapatkan mental yang lebih untuk melakukan
balap liar, padahal aksi balapan liar tersebut terbilang sangat nekat karena belum
tentu joki yang sudah terlatih dalam bidang otomotif apa lagi banyak dari joki
tidak memakai helm dan pakain yang khusus diperuntukan untuk balapan mereka
hanya memakai celana panjang dan kaos, betapa nekatnya mereka semua belum
lagi bisingnya suara yang di timbulkan karena rata-rata dari para oknum pembalap
liar memakai kenalpot racing yang menimbulkan suara yang sangat berisik dan
mengganggu warga yang memiliki rumah di daerah sekitar dan sangat
mengganggu para pengguna jalan. Faktor keamanan bukan lagi jadi prioritas, bagi
sang joki yang terpenting adalah bisa beraksi bebas memacu motor. Balap liar pun
tak jarang harus membuat para pembalap kucing kucingan dengan polisi yang
berjaga untuk membubarkan aksi nekat mereka. Saat patroli tiba pembalappembalap jalanan langsung kocar-kacir. Tak semuanya bisa kabur mengandalkan
kecepatan, dan ada saja yang tertangkap. Tak jarang pula ditemukan bengkel yang
biasa memodifikasi motor standard menjadi motor balap liar. Motor korekan,
begitu biasanya sebutan motor-motor balap modifikasi ini.
Universitas Sumatera Utara
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang
menyebabkan seorang atau beberapa remaja yang perilakunya tidak terkontrol
(uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour
disorder, seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang dan menyebabkan
hilangnya
konsentrasi
diri.
Perilaku
menyimpang
pada
remaja
akan
mengakibatkan munculnya tindakan yang tidak terkontrol. Kesenangan untuk
melakukan balapan liar merupakan wujud perilaku bermasalah dari remaja saat
ini. Masalah perilaku yang dialami remaja dapat dikatakan masih dalam kategori
wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Sedangkan wujud dari
kesenangan tadi berubah menjadi sebuah perilaku yang diterapkan kedalam
sebuah kegiatan di jalan raya dimana para remaja melakukan balapan yang
merupakan perilaku menyimpang (behaviour disorder).
Aktifitas balapan liar ini belum memiliki peraturan yang secara khusus
mengatur, sehingga aktifitas tersebut masih marak terjadi. Para pelaku balapan liar
dapat dijerat dengan Pasal 493 dan Pasal 503 KUHP Buku III “Pelanggaran” serta
menggunakan peraturan-peraturan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu Pasal 21, Pasal 106
Ayat (1), Ayat (2), Ayat (4), Ayat (8), dan Pasal 115 yang ketentuan pidananya
terdapat pada Pasal 283, Pasal 284, Pasal 287 Ayat (5), Pasal 297, Pasal 311 Ayat
(1).
Aksi balapan liar tersebut dijelaskan secara umum dalam Pasal 115 huruf b yang
menyatakan:
“Pengemudi kendaraan bermotor dijalan dilarang bebabalapan dengan
kendaraan bermotor lain”.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian jalan pada Pasal 115 diatur dalam Pasal 1 Ayat (12) yang menyatakan :
“Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel”.
Selanjutnya dipertegas lagi dengan ancaman pidana bagi yang melannggar Pasal
115 huruf b yakni Pasal 297 undang-undang tersebut, yang menyebutkan
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor berbalapan di Jalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115 huruf b dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 3.000.000,00
(tiga juta rupiah)”.
Salah satu faktor penyebab terjadinya balap liar yaitu bisa disebabkan oleh
buruknya kontrol diri dari remaja yang tidak dapat mengkontrol keinginan untuk
mencari jati diri dengan cara melakukan hal-hal baru dan juga melemahnya
kontrol sosial diakibatkan kegagalan keluarga, lingkungan, sekolah dan
penegakan hukum untuk menjalankan fungsi kontrolnya. Para remaja memilih
melakukan aksi balap liar di jalan umum disebabkan tidak adanya sarana berupa
sirkuit balapan resmi yang disediakan oleh pemerintah dan besarnya modal yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang pembalap. Dalam lingkungan masyarakat
kenyamanan merupakan hal pokok yang harus bisa terpenuhi, oleh karena itu
didalam lingkungan masyarakat bila ada hal yang menimbulkan sesuatu keributan,
kericuhan dan kekacauan akan
menimbulkan ketidak nyamanan kepada masyarakat. Contohnya seperti balap liar
yang selalu menimbulkan suara bising yang tentu saja sangat mengganggu
masyarakat. Di Medan dapat ditemukan beberapa daerah yang sering terjadinya
Universitas Sumatera Utara
aksi balap liar, seperti di jalan gagak hitam (ringroad), didaerah ini sering sekali
terjadinya aksi balap liar yang dilakukan oleh para remaja setiap malam sabtu
dan malam minggu.
Tindakan nekat para pembalap liar tersebut tidak hanya merugikan dirinya
sendiri tetapi juga merugikan pihak lain. Salah satunya masyarakat sekitar yang
daerah rumahnya dengan dengan arena balap liar. Masyarakat menyayangkan
dengan adanya balap liar karena sangat mengganggu dan meresahkan masyarakat.
Tetapi para pembalap liar tetap melakukan aksinya di arena balap tanpa
memikirkan masyarakat sekitar.
Motor yang digunakan dalam balap liar adalah motor yang sudah dimodifikasi
sehingga menimbulkan suara yang keras sehingga menimbulkan ketidaknyamanan
bagi orang yang tidak menyukai kegiatan tersebut. Halaman parkir yang
seharusnya bisa dimanfaatkan oleh masyrakat sebagai sarana oleh raga maupun
kegiatan lainnya tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya karena adanya
kagiatan balap liar yang dilakukan oleh para remaja.
Latar belakang yang ada di atas merupakan sedikit penggambaran tentang
fenomena balap liar di kalangan remaja yang terjadi di Kota Medan. Remaja yang
seharusnya menuntut ilmu serta menjalankan berbagai tugasnya sebagai bekal saat
dewasa, tetapi melakukan aksi balap liar yang dapat membahayakan dirinya
sendiri serta orang lain. Fenomena ini menarik diteliti karena balap liar
meresahkan masyarakat dan menimbulkan konflik diantara masyarakat dengan
remaja.
Oleh sebab itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai
Balap Liar Di Kalangan Remaja
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan topik
atau judul penelitian. Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka dalam
penelitian ini yang menjadi rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi remaja dalam mengikuti
balap liar ?
2. Bagaimana dampak balap liar terhadap pelaku (pembalap liar) dan
masyarakat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk
lebih mendalami segala aspek kehidupan, di samping itu juga merupakan sarana
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis.
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui, menganalisis dan menginterpretasikan bagaimana
hubungan internal dan eksternal yang ada dalam balap liar
2. Untuk mengetahui, menganalisis dan menginterpretasikan bagaimana
pandangan masyarakat tentang adanya balap liar di kalangan remaja
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengorganisasian terbentuknya balap
liar
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah mengadakan penelitian, maka manfaat yang diharapkan antara lain :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa Sosiologi
dan memberikan referensi dalam pengkajian fenomena serta masalah
sosial yang ada. Selain itu, memberikan kontribusi kepada pihak-pihak
yang membutuhkan untuk dijadikan sebagai perbandingan penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:
Penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan masukan bagi para
remaja tentang balap liar.
1. Untuk para orang tua agar mengetahui bahayanya balap liar di
kalangan remaja
2. Untuk pengelola balap liar agar dapat lebih berhati-hati tentang
bahayanya balap liar di lintasan umum.
3. Bagi penegak hukum dan masyarakat setempat harus lebih tegas
lagi dalam penanganan balap liar di kalangan remaja.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Defenisi Konsep
1.5.1 Balap Liar
Balap liar merupakan kegiatan beradu cepat kendaraan, yang dilakukan di
atas lintasan umum. Artinya kegiatan ini sama sekali tidak di gelar di lintasan
resmi, melainkan di jalan raya. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada tengah
malam sampai menjelang pagi saat suasana jalan raya sudah mulai sepi. Balap liar
juga bisa di artikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara terorganisasi dalam
melakukan peraduan sepeda motor berdasarkan jenis, kecepatan dan kapasitas
mesin. Sebagian remaja memilih balap liar untuk memenuhi sebagian kebutuhan
mereka.
1.5.2 Remaja
Remaja merupakan waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut
anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Remaja juga bisa diartikan masa peralihan antara masa anak dan masa
dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun.
1.5.3 Mekanik
Mekanik merupakan dari namanya saja kita sudah dapat menduga bahwa
orang ini pasti orang yang mempunyai kemampuan atau orang yang mengerti
tentang mesin kendaraan. Memang syarat untuk menjadi seorang mekanik dalam
balapan liar harus memiliki pengeahuan di bidang mesin. Biasanya yang menjadi
mekanik orang yang mempunyai bengkel yang dijadikan sebagai seketariat
mereka. Seorang mekanik tidak boleh ketinggalan informasi mengenai teknologi
terbaru seputar mesin kendaraan yang mereka pergunakan untuk balapan. Di
Universitas Sumatera Utara
samping itu seorang mekanik biasanya juga merupakan orang yang mendapatkan
kepercayaan nya dari kelompoknya untuk meracik kereta untuk balapan yang
serinng mereka sebut deng istilah kereta kencang.
1.5.4 Joki (Pembalap)
Keberhasilan dalam meraih kemenangan di samping di tentukan oleh
kemampuan mekanik untuk meracik kereta agar kencang juga besar faktornya
disebabkan oleh kemampuan jokinya. Seorang joki harus memiliki kemampuan
untuk mengetahui kekuatan kereta yang akan dipakai untuk balapan juga
kelebihan dan kekurangan kereta tersebut. Selain itu seorang joki, juga harus
memiliki kemampuan (skill) untuk membawa kereta kencang sehingga mencapai
hasil optimal. Seorang joki juga haru memiliki nyali besar, karena biasanya dalam
balapan seorang joki tidak memakai perlengkapan keselamatan, sehingga dalam
balapan dapat saja terjadi kecelakaan dan nyawa menjadi taruhannya. Dan seorang
joki harus mendapatkan kepercayaan dari rekan-rekannya. Memang tidak ada
ukuran
baku
untuk
kemampuan
yang
dimiliki
seorang
joki,
tetapi
kemampuannyalah yang menjadikan rekan-rekannya percaya kepadanya untuk
menjadi seorang joki.
1.5.5 Bandar
Bandar merupakan orang yang bertugas untuk memegang taruhan kedua
belah pihak, karena biasanya pihak-pihak yang bertanding mempunyai taruhan
sejumlah uang yang telah di sepakati.
1.5.6 Juri start dan juri finish
Juri merupakan orang yang bertugas untuk mengawasi perlombaan di garis
start, biasanya terdiri dari orang-orang yang di tunjuk kedua belah pihak,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan juri finish merupakan tidak jauh berbeda dengan juri start, hanya saja
juri ini bertugas untuk mengawasi perlombaan digaris
1.5.7 Pengawas
Pengawas merupakan orang yang berhak untuk membantu kelancaran
balapan. Biasanya mereka ditempatkan di tempat-tempat yang rawan, misalnya
persimpangan jalan, karena yang digunakan jalan raya. Merekalah yang bertugas
untuk memperingatkan orang lain tentang adanya perlombaan.
1.5.8 Pemeriksa Lintasan
Pemeriksa lintasan merupakan mereka yang biasanya bertugas untuk
memeriksa keadaan jalan, apakah layak untuk di jadikan tempat
perlombaan atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan manusia dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu masa anak-anak,
masa remaja dan masa dewasa. Remaja merasakan bukan anak-anak lagi, namun
belum mampu memegang tanggung jawab seperti orang dewasa. Masa remaja
adalah masa di mana orang mulai mengenal dunia luar di mana pada masa ini
mereka selalu ingin tahu dan mencoba hal-hal yang menantang sehingga sering
timbul pelanggaran-pelanggaran terhadap norma dan nilai dalam suatu
masyarakat.
Pada saat ini diera globalisasi, banyak hal yang berubah contoh kecilnya
adalah pergaulan remaja yang sudah tercoreng dan tidak ada batasnya lagi, banyak
di kalangan remaja melakukan hal-hal yang negatif yang merugikan bukan hanya
merugikan dirinya tetapi merugikan juga bagi orang lain. Contohnya balapan liar
karena remaja masa kini mempunyai jiwa keingintahuan yang cukup tinggi serta
terpengaruh dari film atau sekedar ingin mencari nama dan di bilang jagoan saja.
Kenakalan remaja dapat di golongkan menjadi kegiatan yang meyimpang atau
kegiatan yang negatif, kegiatan balap liar yang dilakukan kalangan remaja ini
sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, justru bagi masyarakat kalangan bawah
balapan liar merupakan hiburan tersendiri.
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan yang dialami oleh
manusia. Remaja juga dapat diartikan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
Universitas Sumatera Utara
sosial, remaja membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh kembang menjadi
manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, sikap remaja dapat berubah karena
interaksi dan saling berpengaruh antar sesama maupun dengan proses sosialisasi.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk
memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat
pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk
bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat
melalui persahabatan. Pada masa remaja ini perkembangan sikap remaja
cenderung menyerah atau mengikuti opini, prndapat, nilai, kebiasaan, kegemaran,
dan keinginan orang lain.
Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti
kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi
baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dalam usia remaja ia
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup signifikan dan
memerlukan kesiapan mental. Di usia remaja ini mulai mencari dan memahami
pribadinya sendiri dan orang lain, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, semua itu
mendorongnya untuk bereksperimen dan mencari tahu.
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, masa
ini adalah masa yang sulit bagi setiap orang meskipun tingkat kesulitannya
berbeda. Sifat dasar dari fase remaja ini adalah memiliki tingkat keingintahuan
yang tinggi dan keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru bagi dirinya.
Lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan para remaja menyalurkan sifat
dasar mereka dalam bentuk kenakalan remaja. Belakangan ini banyak aktivitas
yang mengarah pada kegiatan kelompok yang mengacu pada minat yang sama.
Jika berada dalam koridor positif, maka akan positif pula hasilnya. Namun
Universitas Sumatera Utara
persoalannya adalah pada usia yang labil kecenderungan ini masih bercabang
pada kemungkinan positif dan negatif. Negatif mengarah pada tindakan balap liar
yang salah satunya adalah bentuk kenakalan tersebut.
Perkembangan
remaja
juga
memiliki
berbagai
kebutuhan-kebutuhan.
Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan biologis atau yang disebut juga
biological motivation. Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan psikologis.
Kebutuhan psikologis meliputi kebutuhan beragama dan kebutuhan rasa aman.
Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan untuk
dikenal, kebutuhan berkelompok, habit (kebiasaan), dan aktualisasi diri. Sebagian
remaja memilih balap liar untuk memenuhi sebagian kebutuhan mereka. Kegiatan
balap liar dapat memenuhi kebutuhan sosial para remaja yaitu kebutuhan untuk
dikenal, kebutuhan berkelompok dan aktualisasi diri. Kegiatan balap liar banyak
diikuti oleh teman-teman sebayanya sehingga dengan mengikuti balap liar remaja
akan
lebih
dikenal
terutama oleh
teman-teman
sebayanya.
Kebutuhan
berkelompok juga dapat terpenuhi dalam kegiatan balap liar, karena dalam
kegiatan terdapat kelompok-kelompok remaja. (Sofyan S Wilis, Bandung:
Alfabeta, 2008)
Masyarakat dalam bahasa inggris disebut society yang berarti kawan,
sedangkan dalam bahasa arab disebut syirk yang berarti bergaul. Secara
sosiologisnya manusia di pandang sebagai makhluk yang perilakunya di
pengaruhi (deterministik), sehingga bisa dimanipulasi
melalui indroktrinasi,
manusia digambarkan sebagai makhluk yang selalu bertindak sesuai dengan
kepentingannya sendiri. Sehingga pokok kajian sosiologi berdasarkan paradigma
perilaku sosial adalah memahami kepentingan-kepentingan manusia. Dalam
pergaulan tentu ada bentuk-bentuk aturan hidup yang baku, tidak hanya
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan ada unsur-unsur lain
dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan masyarakat.
Menurut Erikson (dalam Cremers,1989), seseorang yang sedang mencari
indentitas akan berusaha “menjadi seseorang”, yang berarti berusaha mengalami
diri sendiri sebagai “AKU” yang bersifat sentral, mandiri, unik, yang mempunyai
suatu kesadaran akan kesatuan batinnya, sekaligus juga berarti menjadi
“seseorang” yang diterima dan diakui oleh orang banyak. Lebih jauh
dijelaskannya bahwa orang yang sedang mencari identitas adalah orang yang
ingin menentukan “siapakah” atau “apakah” yang diinginkannya pada masa
mendatang. Bila mereka telah memperoleh identitas, maka ia akan menyadari ciriciri khas kepribadiannya, kesukaan atau ketidaksukaannya, aspirasi, tujuan masa
depan yang diantisipasi, perasaan bahwa ia dapat dan harus mengatur orientasi
hidupnya.
Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu dan terikat oleh suatu rasa
identitas bersama. Hal ini dapat di lihat pada masyarakat di daerah Ringroad yang
memiliki norma dan nilai yang di junjung tinggi oleh setiap anggota
masyarakatnya. Sebagian besar masyarakatnya membuka usaha di sepanjang jalan
Ringroad seperti berjualan dan lain-lain. Tingkat perekonomian daerah tersebut
termasuk dalam tingkat ekonomi menengah ke atas dan ada juga yang menengah
ke bawah. Banyak warga di daerah Ringroad yang berpendidikan sampai ke SMA
maupun perguruan tinggi, serta masih terdapat warga yang hanya menikmati
pendidikannya sampai sekolah dasar dan bahkan ada yang tidak memiliki
pendidikan sama sekali.
Universitas Sumatera Utara
Balap liar merupakan kegiatan beradu cepat kendaraan, yang dilakukan di atas
lintasan umum. Artinya kegiatan ini sama sekali tidak di gelar di lintasan resmi,
melainkan di jalan raya. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada tengah malam
sampai menjelang pagi saat suasana jalan raya sudah mulai sepi. Balap liar
merupakan suatu aternatif bagi mereka untuk mengekspresikan dirinya sebagai
suatu penunjukkan citra diri sesuai dengan tampilan idolanya. Para pembalap liar
tersebut membentuk suatu suatu kelompok sebagai wadah mereka untuk
mengaktualisasikan
diri,
yang
akhirnya
membentuk
gaya
hidup
yang
mencerminkan eksklusifisme diri dan kelompoknya,. Biasanya hal ini ditandai
dengan adanya perasaan in group yang tinggi dalam komunitas perkumpulan
tersebut.
Kegiatan balap liar dapat memenuhi kebutuhan sosial para remaja yaitu
kebutuhan untuk dikenal, kebutuhan berkelompok dan aktualisasi diri. Kegiatan
balap liar banyak diikuti oleh teman-teman sebayanya sehingga dengan mengikuti
kegiatan balap liar remaja akan lebih dikenal terutama oleh teman-teman
sebayanya. Kebutuhan berkelompok juga dapat terpenuhi dalam kegiatan balap
liar, karena dalam kegiatan terdapat kelompok-kelompok remaja. Intinya konsep
jaringan menunjuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok lain yang
memungkinkan kegiatan dapat berjalan secara efisien dan efektif (Lawang.2005).
Kegiatan balap liar yang dilakukan kalangan remaja ini sudah tidak asing lagi
bagi masyarakat. Disebut balapan liar karena kegiatan saling memacu kecepatan
kendaraan bermotor tersebut tidak memiliki izin dari aparat yang berwenang
berupa izin keramaian dari kepolisian serta tidak memiliki aturan yang jelas dalam
kegiatannya. Termasuk pula tidak menggunakan pengaman yang standar seperti
helm, jaket, sepatu, dan sarung tangan, sehingga membahayakan pelaku aksi balap
Universitas Sumatera Utara
liar itu sendiri. Balapan liar berbeda dengan balapan resmi, dimana balapan resmi
dilakukan di sirkuit balapan ataupun jalanan umum yang dirubah menjadi sirkuit
balap dan memiliki izin dari aparat yang berwenang serta memiliki aturan yang
jelas dalam kegiatannya. Para pembalap dalam balapan resmi diharuskan
memakai kelengkapan pengaman standar yang telah ditetatapkan oleh
penyelenggara acara.
Dalam aksi balap liar jika terus berlanjut maka para remaja akan mencari
pelarian yang lainnya, misalnya minum-minuman keras dan hal lainnya yang
memabukan sehingga anak mendapatkan mental yang lebih untuk melakukan
balap liar, padahal aksi balapan liar tersebut terbilang sangat nekat karena belum
tentu joki yang sudah terlatih dalam bidang otomotif apa lagi banyak dari joki
tidak memakai helm dan pakain yang khusus diperuntukan untuk balapan mereka
hanya memakai celana panjang dan kaos, betapa nekatnya mereka semua belum
lagi bisingnya suara yang di timbulkan karena rata-rata dari para oknum pembalap
liar memakai kenalpot racing yang menimbulkan suara yang sangat berisik dan
mengganggu warga yang memiliki rumah di daerah sekitar dan sangat
mengganggu para pengguna jalan. Faktor keamanan bukan lagi jadi prioritas, bagi
sang joki yang terpenting adalah bisa beraksi bebas memacu motor. Balap liar pun
tak jarang harus membuat para pembalap kucing kucingan dengan polisi yang
berjaga untuk membubarkan aksi nekat mereka. Saat patroli tiba pembalappembalap jalanan langsung kocar-kacir. Tak semuanya bisa kabur mengandalkan
kecepatan, dan ada saja yang tertangkap. Tak jarang pula ditemukan bengkel yang
biasa memodifikasi motor standard menjadi motor balap liar. Motor korekan,
begitu biasanya sebutan motor-motor balap modifikasi ini.
Universitas Sumatera Utara
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang
menyebabkan seorang atau beberapa remaja yang perilakunya tidak terkontrol
(uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour
disorder, seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang dan menyebabkan
hilangnya
konsentrasi
diri.
Perilaku
menyimpang
pada
remaja
akan
mengakibatkan munculnya tindakan yang tidak terkontrol. Kesenangan untuk
melakukan balapan liar merupakan wujud perilaku bermasalah dari remaja saat
ini. Masalah perilaku yang dialami remaja dapat dikatakan masih dalam kategori
wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Sedangkan wujud dari
kesenangan tadi berubah menjadi sebuah perilaku yang diterapkan kedalam
sebuah kegiatan di jalan raya dimana para remaja melakukan balapan yang
merupakan perilaku menyimpang (behaviour disorder).
Aktifitas balapan liar ini belum memiliki peraturan yang secara khusus
mengatur, sehingga aktifitas tersebut masih marak terjadi. Para pelaku balapan liar
dapat dijerat dengan Pasal 493 dan Pasal 503 KUHP Buku III “Pelanggaran” serta
menggunakan peraturan-peraturan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu Pasal 21, Pasal 106
Ayat (1), Ayat (2), Ayat (4), Ayat (8), dan Pasal 115 yang ketentuan pidananya
terdapat pada Pasal 283, Pasal 284, Pasal 287 Ayat (5), Pasal 297, Pasal 311 Ayat
(1).
Aksi balapan liar tersebut dijelaskan secara umum dalam Pasal 115 huruf b yang
menyatakan:
“Pengemudi kendaraan bermotor dijalan dilarang bebabalapan dengan
kendaraan bermotor lain”.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian jalan pada Pasal 115 diatur dalam Pasal 1 Ayat (12) yang menyatakan :
“Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel”.
Selanjutnya dipertegas lagi dengan ancaman pidana bagi yang melannggar Pasal
115 huruf b yakni Pasal 297 undang-undang tersebut, yang menyebutkan
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor berbalapan di Jalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115 huruf b dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 3.000.000,00
(tiga juta rupiah)”.
Salah satu faktor penyebab terjadinya balap liar yaitu bisa disebabkan oleh
buruknya kontrol diri dari remaja yang tidak dapat mengkontrol keinginan untuk
mencari jati diri dengan cara melakukan hal-hal baru dan juga melemahnya
kontrol sosial diakibatkan kegagalan keluarga, lingkungan, sekolah dan
penegakan hukum untuk menjalankan fungsi kontrolnya. Para remaja memilih
melakukan aksi balap liar di jalan umum disebabkan tidak adanya sarana berupa
sirkuit balapan resmi yang disediakan oleh pemerintah dan besarnya modal yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang pembalap. Dalam lingkungan masyarakat
kenyamanan merupakan hal pokok yang harus bisa terpenuhi, oleh karena itu
didalam lingkungan masyarakat bila ada hal yang menimbulkan sesuatu keributan,
kericuhan dan kekacauan akan
menimbulkan ketidak nyamanan kepada masyarakat. Contohnya seperti balap liar
yang selalu menimbulkan suara bising yang tentu saja sangat mengganggu
masyarakat. Di Medan dapat ditemukan beberapa daerah yang sering terjadinya
Universitas Sumatera Utara
aksi balap liar, seperti di jalan gagak hitam (ringroad), didaerah ini sering sekali
terjadinya aksi balap liar yang dilakukan oleh para remaja setiap malam sabtu
dan malam minggu.
Tindakan nekat para pembalap liar tersebut tidak hanya merugikan dirinya
sendiri tetapi juga merugikan pihak lain. Salah satunya masyarakat sekitar yang
daerah rumahnya dengan dengan arena balap liar. Masyarakat menyayangkan
dengan adanya balap liar karena sangat mengganggu dan meresahkan masyarakat.
Tetapi para pembalap liar tetap melakukan aksinya di arena balap tanpa
memikirkan masyarakat sekitar.
Motor yang digunakan dalam balap liar adalah motor yang sudah dimodifikasi
sehingga menimbulkan suara yang keras sehingga menimbulkan ketidaknyamanan
bagi orang yang tidak menyukai kegiatan tersebut. Halaman parkir yang
seharusnya bisa dimanfaatkan oleh masyrakat sebagai sarana oleh raga maupun
kegiatan lainnya tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya karena adanya
kagiatan balap liar yang dilakukan oleh para remaja.
Latar belakang yang ada di atas merupakan sedikit penggambaran tentang
fenomena balap liar di kalangan remaja yang terjadi di Kota Medan. Remaja yang
seharusnya menuntut ilmu serta menjalankan berbagai tugasnya sebagai bekal saat
dewasa, tetapi melakukan aksi balap liar yang dapat membahayakan dirinya
sendiri serta orang lain. Fenomena ini menarik diteliti karena balap liar
meresahkan masyarakat dan menimbulkan konflik diantara masyarakat dengan
remaja.
Oleh sebab itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai
Balap Liar Di Kalangan Remaja
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan topik
atau judul penelitian. Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka dalam
penelitian ini yang menjadi rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi remaja dalam mengikuti
balap liar ?
2. Bagaimana dampak balap liar terhadap pelaku (pembalap liar) dan
masyarakat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk
lebih mendalami segala aspek kehidupan, di samping itu juga merupakan sarana
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis.
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui, menganalisis dan menginterpretasikan bagaimana
hubungan internal dan eksternal yang ada dalam balap liar
2. Untuk mengetahui, menganalisis dan menginterpretasikan bagaimana
pandangan masyarakat tentang adanya balap liar di kalangan remaja
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengorganisasian terbentuknya balap
liar
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah mengadakan penelitian, maka manfaat yang diharapkan antara lain :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa Sosiologi
dan memberikan referensi dalam pengkajian fenomena serta masalah
sosial yang ada. Selain itu, memberikan kontribusi kepada pihak-pihak
yang membutuhkan untuk dijadikan sebagai perbandingan penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:
Penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan masukan bagi para
remaja tentang balap liar.
1. Untuk para orang tua agar mengetahui bahayanya balap liar di
kalangan remaja
2. Untuk pengelola balap liar agar dapat lebih berhati-hati tentang
bahayanya balap liar di lintasan umum.
3. Bagi penegak hukum dan masyarakat setempat harus lebih tegas
lagi dalam penanganan balap liar di kalangan remaja.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Defenisi Konsep
1.5.1 Balap Liar
Balap liar merupakan kegiatan beradu cepat kendaraan, yang dilakukan di
atas lintasan umum. Artinya kegiatan ini sama sekali tidak di gelar di lintasan
resmi, melainkan di jalan raya. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada tengah
malam sampai menjelang pagi saat suasana jalan raya sudah mulai sepi. Balap liar
juga bisa di artikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara terorganisasi dalam
melakukan peraduan sepeda motor berdasarkan jenis, kecepatan dan kapasitas
mesin. Sebagian remaja memilih balap liar untuk memenuhi sebagian kebutuhan
mereka.
1.5.2 Remaja
Remaja merupakan waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut
anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Remaja juga bisa diartikan masa peralihan antara masa anak dan masa
dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun.
1.5.3 Mekanik
Mekanik merupakan dari namanya saja kita sudah dapat menduga bahwa
orang ini pasti orang yang mempunyai kemampuan atau orang yang mengerti
tentang mesin kendaraan. Memang syarat untuk menjadi seorang mekanik dalam
balapan liar harus memiliki pengeahuan di bidang mesin. Biasanya yang menjadi
mekanik orang yang mempunyai bengkel yang dijadikan sebagai seketariat
mereka. Seorang mekanik tidak boleh ketinggalan informasi mengenai teknologi
terbaru seputar mesin kendaraan yang mereka pergunakan untuk balapan. Di
Universitas Sumatera Utara
samping itu seorang mekanik biasanya juga merupakan orang yang mendapatkan
kepercayaan nya dari kelompoknya untuk meracik kereta untuk balapan yang
serinng mereka sebut deng istilah kereta kencang.
1.5.4 Joki (Pembalap)
Keberhasilan dalam meraih kemenangan di samping di tentukan oleh
kemampuan mekanik untuk meracik kereta agar kencang juga besar faktornya
disebabkan oleh kemampuan jokinya. Seorang joki harus memiliki kemampuan
untuk mengetahui kekuatan kereta yang akan dipakai untuk balapan juga
kelebihan dan kekurangan kereta tersebut. Selain itu seorang joki, juga harus
memiliki kemampuan (skill) untuk membawa kereta kencang sehingga mencapai
hasil optimal. Seorang joki juga haru memiliki nyali besar, karena biasanya dalam
balapan seorang joki tidak memakai perlengkapan keselamatan, sehingga dalam
balapan dapat saja terjadi kecelakaan dan nyawa menjadi taruhannya. Dan seorang
joki harus mendapatkan kepercayaan dari rekan-rekannya. Memang tidak ada
ukuran
baku
untuk
kemampuan
yang
dimiliki
seorang
joki,
tetapi
kemampuannyalah yang menjadikan rekan-rekannya percaya kepadanya untuk
menjadi seorang joki.
1.5.5 Bandar
Bandar merupakan orang yang bertugas untuk memegang taruhan kedua
belah pihak, karena biasanya pihak-pihak yang bertanding mempunyai taruhan
sejumlah uang yang telah di sepakati.
1.5.6 Juri start dan juri finish
Juri merupakan orang yang bertugas untuk mengawasi perlombaan di garis
start, biasanya terdiri dari orang-orang yang di tunjuk kedua belah pihak,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan juri finish merupakan tidak jauh berbeda dengan juri start, hanya saja
juri ini bertugas untuk mengawasi perlombaan digaris
1.5.7 Pengawas
Pengawas merupakan orang yang berhak untuk membantu kelancaran
balapan. Biasanya mereka ditempatkan di tempat-tempat yang rawan, misalnya
persimpangan jalan, karena yang digunakan jalan raya. Merekalah yang bertugas
untuk memperingatkan orang lain tentang adanya perlombaan.
1.5.8 Pemeriksa Lintasan
Pemeriksa lintasan merupakan mereka yang biasanya bertugas untuk
memeriksa keadaan jalan, apakah layak untuk di jadikan tempat
perlombaan atau tidak.
Universitas Sumatera Utara