Balap Liar Di Kalangan Remaja Kota Medan (Studi Kasus Jalan Gagak Hitam, Kecamatan Medan Selayang ) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan pendekatan deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati, dimana jumlah informan yang diteliti
pada informan sebanyak 10 orang, dimana 6 orang yang tergolong remaja yang
mengikuti balap liar dan 4 orang tua dari remaja yang mengikuti balap liar.
Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data
deskriptif mengenai data-data lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat
diamati dari orang-orang yang diteliti. Dimana penelitian kualitatif dimanfaatkan
sebagai pemandu penelitian agar sesuai fakta lapangan. Dalam penelitian ini jauh
lebih subjektif dengan mengumpulkan informasi menggunakan wawancara secara
fokus dan mendalam dalam jumlah relatif kecil. Pendekatan deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi sosial, berbagai situasi
atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek
penelitian (Bungin,2007).
Menurut Keirl dan Miller dalam (Meleong,2006) yang dimaksud dengan

penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia pada kawasannya
sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
peristiwanya. Penelitian kualitatif juga bertujuan untuk menggambarkan
meringkas berbagai kondisi dan realitas sosial yang ada dimasyarakat, yang

Universitas Sumatera Utara

menjadi objek penelitian dan menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri,
karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun
fenomena tertentu (bungin, 2007:68).
Arikunto

(2000:2008)

menyatakan

bahwa

“penelitian


deskriptif

merupakan penelitian non hipotesis dalam langkah penelitian ini tidak perlu
merumuskan hipotesis”. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, artinya hasil
penelitian dirumuskan setelah semua data dianalisis. Pendekatan deskriptif
digunakan dalam penelitian ini karena semata-mata hanya memberi gambaran
yang tepat dari pokok perhatian yaitu mendeskripsikan studi tentang balap liar di
kalangan remaja.
Menurut Sutopo (2002:50-54), data yang diperlukan dalam penelitian
kualitatif dapat diperoleh melalui narasumber (informan), peristiwa atau aktivitas,
tempat atau lokaso, benda, beragam gambar dan rekaman, serta dokumen arsip.
Adapun jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah narasumber
dan informan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian tentang “Balap Liar Di Kalangan Remaja Kota Medan”, di pilih
berdasarkan tujuan dari penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan di
jalan gagak hitam (ringroad) Kecamatan Medan Selayang. Alasan peneliti
memilih lokasi ini adalah dengan pertimbangan pertama, jarak tempuh rumah dan
tempat penelitian penulis sangat dekat sehingga mempermudah peneliti dalam

mengumpulkan data yang diinginkan dan peneliti cukup tahu kondisi balap liar di
ringroad. Kedua, peneliti ingin melihat atau mengkaji lebih dalam lagi tentang
balap liar yang semakin banyak terjadi di kalangan remaja.

Universitas Sumatera Utara

3.3 Unit Analisis dan Informan
3.3.1

Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subyek
penelitian. Salah satu ciri dan karakteristik dari penelitian sosial adalah
menggunakan apa yang disebut “unit of analisys”. Ada dua unit analisis penelitian
ini yaitu joki dan mekanik.
Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan, sehingga mudah
ditafsirkan (Nasution, 2008:148). Adapun yang menjadi unit analisis dan objek
kajian dalam penelitian ini adalah remaja yang melakukan balap liar.

3.3.2


Informan

Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan
bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat
diperolehnya. Karena itu di dalam penelitian kualitatif yang paling penting adalah
peneliti

“menemukan”

informan

dan

peneliti

“mendapatkan”

informan.


Menentukan informan bias dilakukan oleh peneliti apabila peneliti memahami
masalah umum penelitian serta memahami pula anatomi masyarakat di mana
penelitian dilaksanakan. Namun apabila peneliti belum memahami anatomi
masyarakat tempat penelitian, maka peneliti berupaya agar tetap mendapatkan
informan penelitian (Bungin,2007:107).
Berdasarkan dengan tujuan penelitian kualitatif, maka dalam prosedur
sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key
informan) atau situasi sosial tertentu yang syarat yang syarat informasi sesuai
dengan fokus penelitian. Untuk memilih sampel lebih tepat dilakukan secara
sengaja (puposive sampling) yang dimana jumlah sampel (informan) bias sedikit,

Universitas Sumatera Utara

juga bias banyak, terutama tergantung dari tepat atau tidaknya pemilihan informan
dan kompleksitas dan keragaman yang diteliti (bungin, 2007:53). Adapun yang
menjadi informan sebagai sumber informasi untuk memperoleh data dari
penelitian ini adalah :
1. Remaja yang mengikuti balap liar dan hobi mengikuti balap liar
2. Orangtua dari anak yang mengikuti balap liar
3. Masyarakat di sekitar arena balap liar


3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1

Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek
penelitian melalui observasi dan wawancara. Oleh karena itu untuk
mendapatkan data primer dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara
penelitian lapangan yaitu :
1. Observasi partisipan
Dalam observasi partisipan ini, peneliti adalah bagian dari keadaan
alamiah,

tempat

dilakukannya

observasi.


Prosedur

dapat

dikembangkan dalam beberapa cara. Seorang peneliti dapat menjadi
anggota dari sebuah kelompok khusus atau organisasi dan menetapkan
untuk mengamati kelompok itu dengan menggunakan satu atau
beberapa cara. Atau dapat pula peneliti melakukan kerja sama dengan
sebuah kelompok dalam tujuannya mengamati kelompok dengan
beberapa cara. Tanpa melihat bagaimana peneliti bias menjadi bagian
dari lingkungannya, maka yang terpenting partisipan aktif sebagai
bagian yang menyeluruh yang diperlukan dalam pelaksanaan

Universitas Sumatera Utara

penelitian ini (Black, 2009:289). Adapun yang menjadi bahan
observasi partisipan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung
kepada remaja yang melakukan balap liar.
2. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam merupakan wawancara yang dilakukan secara

lebih dekat dengan responden agar peneliti dapat bekerja sama dengan
baik dengan responden. Wawancara terhadap informan ditujukan
untuk memperoleh data dan informasi secara lengkap tentang balap
liar di kalangan remaja.

3.4.2

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari objek penelitian. Data ini diambil dari sumber lain atau instansi lain
yang berkaitan dengan penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam
penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaam dan pencatatan
dokumen, yaitu pengumpulan data yang berasal dari buku-buku yang
sesuai dengan objek kajian penelitian serta materi-materi yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian.
Dalam

melaksanakan


studi

pustaka,

peneliti

melakukan

penelusuran sumber-sumber tulisan dari buku, majalah, dokumentasi,
jurnal, peraturan-peraturan, sumber elektronik, sumber online, dan
sebagainya. Metode peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai
teori-teori dan kajian yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

3.5 Interprestasi Data
Interprestasi data merupakan suatu tahap pengolahan data, setelah
data terkumpul dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagainya. Maka akan dilakukan pengolahan, analisis, dan penafsiran
data yang diperlukan dari lapangan tadi berupa hasil observasi dan hasil

wawancara. Kemudian peneliti akan menyederhanakan dan mengedit agar
lebih mudah dipahami. Data yang telah terkumpul kemudian akan disusun
lagi sedemikian rupa kemudian data tersebut akan

diinterprestasikan

secara kualitatif.
Hal ini dilakukan agar peneliti lebih jelas memperoleh hasil yang lebih mendalam
dan meluas sesuai teori yang relevan. Pada akhirnya peneliti akan menyusun
sebagai laporan akhir penelitian ini. Proses ini sudah dilakukan sejak proposal
penelitian dibuat, hingga akhir penelitian. Akan menjadi sebuah laporan penelitian
yang memiliki ciri kualitatif.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1

Deskripsi Wilayah Penelitian


4.1.1

Deskripsi Kecamatan Medan Selayang
Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamatan yang

berada di bagian Barat Daya Wilayah Kota Medan memiliki luas ±23,89 km² atau
4,38% dari seluruh luas wilayah Kota Medan dan berada pada ketinggian 26-50
meter diatas permukaan diatas laut. Kecamatan Medan Selayang merupakan
pecahan dari Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan.
Sebelum menjadi kecamatan defenitif terlebih dahulu melalui proses
Kecamatan perwakilan sesuai dengan Keputusan Kepala Daerah Tingkat I
Sumatera Utara Nomor: 138/402/K/1991 tentang penetapan dan perubahan 10
(sepuluh) perwakilan kecamatan yang merupakan pemekaran wilayah Kecamatan
Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan dengan nama “Perwakilan
Kecamatan Medan Selayang” dengan 5 kelurahan. Dan kantor masih menyewa
bangunan rumah berukuran 6 x 12 m di jalan Kelurahan PB Selayang II.
Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50
Tahun 1991 tentang Pembentukan beberapa Kecamatan di Sumatera Utara
termasuk 8 (delapan) Kecamatan pemekaran di Kota Medan secara resmi
Perwakilian Kecamatan Medan Selayang menjadi Kecamatan Definitif yaitu
Kecamatan Medan Selayang. Adapun kantornya telah menempati bangunan 396
m² dan dibangun atas bantuan partisipasi pihak ketiga/masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor
: 146. 1/11012/k/1994 tentang pembentukan 7 (tujuh) kelurahan persiapan di Kota
Medan. Berdasarkan keputusan itulah Kecamatan Medan Selayang berkembang
dari 5 kelurahan menjadi 6 kelurahan yaitu kelurahan sempaka.
Sejak terbentuknya Perwakilan Kecamatan Medan Selayang dari tahun
1991 sampai sekarang, wilayah ini telah dipimpin oleh beberapa Camat. Daftar
nama Camat yang pernah memimpin di Kecamatan Medan Selayang sejak mulai
terbentuk hingga sekarang adalah :
Tabel 4.1
Nama Kecamatan Medan Selayang
No

Nama Pejabat

Masa Bakti

1

OK LAILAN ZAITUN

1991 – 1993

2

DRS. FARIT WAJEDI, Msi

1993 – 1998

3

DRS. PALUHUTAN HASIBUAN

1998 – 2000

4

H. SYARIFUDDIN, SH

Desember 2000 – Juli 2006

5

M. REZA HANFI S. STP M.AP

Desember 2006 – 2009

6

DRS. HALIM

2009 – Juni 2012

7

ZULFAKHRI AHMADI, S.SOS

Juni 2012 – 2014

8

SUTAN TOLANG LUBIS SSTP, MSP 2015 – Sekarang

Sumber : Profil Kecamatan Medan Selayang

Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang
Kondisi fisik Kecamatan Medan Selayang secara geografis berada di
Wilayah Barat Daya yang secara spesial merupakan data kemiringan antara 0 –
5%. Wilayah-wilayah yang berdekatan yang berbatasan langsung dengan
Kecamatan Medan Selayang adalah :
1. Sebelah Utara: Kecamatan Medan Baru dan Medan Sunggal
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor
3. Sebelah Timur : Kecamatan Medan Polonia
4. Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang
Kecamatan Medan Selayang terbagi menjadi 6 kelurahan dan 63
lingkungan dengan status kelurahan swasembada. Adapun luas wilayah
Kecamatan Medan Selayang adalah ± 2.379 Ha. Kelurahan yang terluas di
kecamatan ini adalah Kelurahan Padang Bulan Selayang II dengan luas 700
Ha disusul Kelurahan Tanjung Sari dengan luas 510 Ha, Kelurahan
Sempakata dengan luas 510 Ha, Kelurahan Asam Kumbang dengan luas 400
Ha, Kelurahan Padang Bulan Selayang I dengan luas 180 Ha, kemudian yang
terakhir adalah Kelurahan Beringin sebagai kelurahan terkecil dengan luas
yang hanya 79 Ha.
4.1.3 Demografi Penduduk Kecamatan Medan Selayang
Data penduduk merupakan salah satu data pokok dalam perencanaan
pembangunan karena penduduk merupakan objek dan subjek dalam pembangunan

Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Jumlah Kepadatan Penduduk
Kecamatan Medan Selayang dihuni oleh 99.982 jiwa. Diantara keenam
kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan yang terbanyak
penduduknya yaitu Kelurahan Padang Bulan Selayang II dengan jumlah 21.237
jiwa dan Kelurahan yang sedikit peduduknya yaitu Kelurahan Beringin dengan
jumlah 8.472 jiwa. Untuk mengetahui data kepadatan penduduk di tiap kelurahan
di Kecamatan Medan Selayang selengkapnya ada pada tabel 4.2 berikut ini .
Tabel 4.2
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Medan Selayang

No

Kelurahan

Luas Wilayah

Jumlah Penduduk

Kepadatan

(Km²)

(orang)

Penduduk Km²

1

Asam Kumbang

4,00

15.773

3.943

2

Beringin

0,79

8.472

10.724

3

PB. Selayang I

1,80

10.438

5.799

4

PB. Selayang II

7,00

21.237

3.034

5

Sempakata

5,10

11.143

2.185

6

Tanjung Sari

5,10

15.773

3.943

23,79

99.982

4.203

Jumlah

Sumber : Data Kantor Kecamatan Medan Selayang

Universitas Sumatera Utara

Bila dibandingkan dari luas wilayah kelurahan dan jumlah penduduknya,
maka Kelurahan Beringin memiliki. luas wilayah terkecil tetapi mempunyai
kepadatan penduduk terpadat yaitu 10.724 orang per Km².
4.1.5 Stuktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2015 sebanyak
98.317 orang dari laki-laki 78.239 orang dan perempuan 50.024 orang.
Berdasarkan kelompok umur, distribusi penduduk Kecamatan Medan Selayang
relatif lebih banyak penduduk berusia produktif. Sebanyak 1.523 warga negara
Indonesia turunan cina yang berdomisili di Kecamatan Medan Selayang.
Kelurahan Asam Kumbang merupakan kawasan yang paling banyak di domisili
oleh warga Indonesia keturunan Cina yaitu sebanyak 947 orang disusul oleh
Kelurahan Tanjung Sari sebanyak 238 orang.
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Per Kelurahan Menurut Jenis Kelamin Di Kecamatan
Medan Selayang
Jenis Kelamin

Jumlah

No

Kelurahan

Laki-Laki (Orang)

Perempuan (Orang)

(Orang)

1

Asam Kumbang

7.907

7.866

15.773

2

Beringin

3.938

4.534

8.472

3

PB.Selayang I

5.133

5.305

10.438

4

PB.Selayang II

10.528

10.709

21.237

5

Sempakata

5.244

5.899

11.143

Universitas Sumatera Utara

6

Tanjung Sari
Jumlah

16.353

16.566

32.919

49.103

50.879

99.982

Sumber : Data Kantor Kecamatan Medan Selayang
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kecamatan Selayang
Jenis Kelamin
No

Kelompok Umur

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

(Tahun)

(Orang)

(Orang)

(Orang)

1

0–4

4.938

4.029

8.967

2

5 – 14

9.257

7.756

17.013

3

15 – 44

25.108

30.137

55.245

4

45 – 64

8.324

7.379

15.703

1.476

1.578

3.054

49.103

50.879

99.982

5

> = 65
Jumlah

Sumber : Data Kantor Kecamatan Medan Selayang
4.1.6 Status Pendidikan Penduduk
Tingkat penduduk usia 7 – 12 tahun yang bersekolah di Kecamatan Medan
Selayang sudah cukup banyak. Tercatat pada tahun 2012 ada sekitar 9.131
penduduk. Jumlah penduduk yang bersekolah terbanyak di Kelurahan Tanjung
Sari yaitu sebanyak 3.008 orang disusul Kelurahan PB. Selayang II sebanyak
1.937 orang.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Usia 7 – 12 Tahun Berusia Berstatus Pendidikan
Per Kelurahan Di Kecamatan Medan Selayang
No

Kelurahan

Sekolah (Orang)

Tidak Sekolah (Orang)

1

Asam Kumbang

1.437

0

2

Beringin

775

0

3

PB. Selayang I

957

0

4

PB. Selayang II

1.937

0

5

Sempakata

1.017

0

6

Tanjung Sari

3.008

0

9.131

0

Jumlah

Sumber : Data Kantor Kecamatan Medan Selayang
4.1.7 Komposisi Mata Pencaharian Penduduk
Berdasarkan hasil pendataan kelurahan Tahun 2015 mata pencaharian
penduduk di Kecamatan Medan Selayang adalah sebagai Pegawai Swasta yaitu
sebanyak 8.659 orang.
Tabel 4.6
Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Per Kelurahan Di Kecamatan
Medan Selayang
Kelurahan

Universitas Sumatera Utara

Jenis
No

1

Pekerjaan

Pegawai

PB

PB

Asam

Beringi

Selayang

Selayang

Kumbang

n

I

II

437

396

336

1886

484

2.322

1.376

819

42

Sempakata

Tanjung

Jumla

Sari

h

421

651

4.127

721

1.730

2.026

8.659

47

574

41

79

1.602

Negeri
2

Pegawai
Swasta

3

TNI &
POLRI

4

Petani

301

283

196

198

283

277

1.657

5

Pedagang

174

2.130

306

217

390

474

3.691

6

Pensiunan

154

214

171

132

75

114

860

7

Lain-lain

4.251

79

304

161

545

413

5.717

Sumber : Data Kantor Kecamatan Medan Selayang
4.2 Karakteristik Informan
Informan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, yang
merupakan salah satu bagi peneliti untuk memperoleh informasi yang diperlukan
dalam penelitian. Karakteristik informan ini digunakan sebagai penentuan
informan dalam penelitian yaitu berdasarkan pendidikan, umur, pekerjaan dan
agama di Kecamatan Medan Selayang. Untuk lebih jelas maka peneliti akan
mendeskripsikan karakteristik informan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

4.2.1. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.7
Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan
No

Kategori Pendidikan

Jumlah (n)

Presentase (%)

1

SMA

3

30 %

2

SMK

2

20 %

3

SMP

3

30 %

4

Tidak Sekolah

2

20 %

Total

10

100

Sumber : Hasil Penelitian 2016 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.7 memperlihatkan bahwa informan penelitian
berdasarkan pendidikan terdapat 3 orang (30 %) berpendidikan SMA, 2 orang
(20%) berpendidikan SMK, 3 (30%) berpendidikan SMP, 2 (20%) yang tidak
bersekolah.

4.2.2 Karakteristik Informan Berdasarkan Umur
Tabel 4.8
Karekteristik Informan Berdasarkan Umur
No

Kategori Umur

Jumlah (n)

Persentase (%)

1

16 – 40 Tahun

8

80 %

2

>41 Tahun

2

20 %

Total

10

100

Sumber : Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa dari informan penelitian
berdasarkan umur terdapat 8 orang (70%) adalah informan yang berumur 16 – 40
Tahun dan 4 orang (20%) adalah informan yang berumur di atas 41 Tahun.

4.2.3 Karakterstik Informan Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.9
Karakteritik Informan Berdasarkan Pekerjaan
No

Kategori Pekerjaan

Jumlah (n)

Persentase (%)

1

Joki

3

30 %

2

Mekanik

2

20 %

3

Pegawai Swasta

2

20 %

4

Pengusaha bengkel

1

10 %

5

Pedagang Kaki Lima

2

20 %

Total

10

100

Sumber : Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa dari informan penelitian
berdasarkan pekerjaan 3 orang (30%) adalah informan yang bekerja sebagai joki,
2 orang (20%) bekerja sebagai mekanik, 2 orang (20%) bekerja sebagai Pegawai
Swasta, 1 orang (10%) sebagai ibu rumah tangga, dan 2 orang (20%) bekerja
sebagai pedagang kaki lima.

Universitas Sumatera Utara

4.3 Profil Informan
1. Nama

: Dwi Muhammad Prayogi Lubis

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Umur

: 20 Tahun

Pekerjaan

: Joki

Alamat

: Jalan Pasar I Tanjung Sari No. 12

Yogi merupakan warga dari kecamatan Medan Selayang yang bertempat
tinggal di jalan pasar I Tanjung Sari berumur 20 tahun ia tamatan dari SMK
swasta di Kota Medan dan ia adalah salah satu remaja yang mengikuti balap liar.
Laki-laki berbadan besar dan berkulit sawo matang ini, mengikuti balap liar
adalah mengikuti temannya saja dan sering sekali di ajak untuk menonton balap
liar tersebut. Yogi sering mengikuti teman-temannya untuk ikut terlibat dalam
arena balap liar dan akhirnya lama-kelamaan ia tertarik dengan balap liar dan
ingin mencobanya untuk menjadi joki dalam balap liar. “ kesannya terlihat lakilaki kalo ikut balap ini, karna aku suka juga modif-modif kereta kan jadi gampang
lah aku kalo jadi joki, kusetting sendiri kadang motorku, kadang juga minta
bantuan teman-teman” ujarnya. Hingga sampai sekarang pun ia di percayai oleh
salah satu bengkel untuk membawa kereta balap nya tersebut.
Ia merasa dalam balap liar dunia balap liar kita menjadi tahu tentang
kereta yang awalnya standart menjadi kereta racing yang suaranya sangat berisik.
Ia berpendapat menjadi joki pun menambah penghasilannya, karena menjadi joki
sangat membantu untuk menambah penghasilannya. “ya kau ikut balap ini dapat
duit pastinya, haha kalo tidak mana tertarik juga aku” ujarnya. Akan tetapi orang
tua beliau tidak mengetahui kalau beliau menjadi joki dalam balap liar.

Universitas Sumatera Utara

Dikarenakan balap liar dianggap sebagai sesuatu yang salah dimata orang tua
Yogi, tetaapi walaupun begitu Yogi tetap menjalani profesinya sebagai jokin
balap liar.
2. Nama

: Angga Pratama

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Umur

: 19 Tahun

Pekerjaan

: Joki

Alamat

: Jalan Asam Kumbang No.25

Laki-laki yang masih berusia 19 tahun ini bertubuh sedang dan berbadan
kurus, dengan rambut gondrong dan bermata sipit. Angga merupakan warga dari
Kecamatan Medan Selayang yang bertempat tinggal di jalan asam kumbang
berumur 19 tahun ia tidak melanjutkan sekolahnya lagi karena ekonomi keluarga
yang tidak sanggup membiayai pendidikannya. Ia adalah pembalap muda yang
berbakat dan namanya cukup di kenal di kalangan remaja yang mengikuti balap
liar. Ia juga mengikuti balap resmi walaupun tak sesering balap liar yang hampir
setiap malam ia ikuti.
Awal mula ia mengikuti balap liar karena disekitar rumahnya ada sebuah
bengkel “penjahat mesin” yang bisa membuat kereta balap liar, bengkel ini juga
menerima service, ganti oli dan lain sebagainya. Dari situlah ia tertarik untuk
mengikuti balap liar karena sering mengetahui cara merubah kereta dari yang
standart menjadi kereta racing untuk balap liar. Rasa ingin tahu ia pun untuk
menjadi joki sangatlah tinggi, karena ia memang ingin menjadi joki sejak ia
duduk di bangku SMP maka dari situlah ia semakin mantap untuk menjadi joki

Universitas Sumatera Utara

dalam balap liar maupun balap resmi. Sampai sekarang ia sering mendapatkan
prestasi dalam pertarungan balap liar maupun balap resmi.
3. Nama

: Muhammad David

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Umur

: 16 Tahun

Pekerjaan

: Joki

Alamat

: Jalan Pasar II Tanjung Sari No.30

David merupakan warga dari Kecamatan Medan Selayang yang bertempat
tinggal di jalan pasar II Tanjung Sari berumur 16 tahun ia masih duduk di bangku
SMA. Dari semenjak SMP ia sudah hobi balap liar maupun balap resmi. “kalo
ikut balap balap ini memang mengeluarkan banyak uang tetaapi kalo menang bisa
dapat uang juga” ujarnya. Oleh karena itu, ia menganggap hobinya itu tidak bisa
dilarang oleh siapapun termasuk orang tuanya karena bagi ia hobi itu mahal dan
dapat mewakili jati dirinya. Disampinng itu pula, lingkungan pertemanannya yang
dimana teman-temannya jga kebnanyakan berkecimpung di dunia yang sama
dnegannya. Maka dari itulah ia sangat hobi mengikuti balap liar dan maupun
balap resmi. Hingga sampai saat ini hobi balapnya masih digelutinya sampai saat
ini.
Ia berpendapat bahwa dalam dunia balap liar dan balap resmi ini sangat
jauh berbeda karena balap liar dilakukan di lintasan umum (jalan raya) dan tidak
menggunakan atribut lengkap seperti balap resmi. Tetapi dalam mengikuti balap
liar ia gunakan sebagai sarana latihan baik fisik, keterampilan dan nyali untuk bisa
mengikuti balap resmi karena dalam balap liar banyak juga dari pembalap resmi
yang bertarung di arena balap liar. Jauh berbeda dengan balap resmi yang

Universitas Sumatera Utara

dilakukan di lintasan resmi (sirkuit) dan memakai atribut lengkap, dan pastinya
penghasilan yang di dapat lebih banyak daripada balap liar.
4. Nama

: Jefri Ahmadi

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Umur

: 21 Tahun

Pekerjaan

: Mekanik

Alamat

: Jalan. Pasar I Tanjung Sari No. 10

Jefri merupakan warga dari Kecamatan Medan Selayang yang bertempat
tinggal di jalan Pasar I Tanjung Sari berumur 21 tahun ia tidak melanjutkan
sekolahnya lagi karena keinginan dari dirinya sendiri. Ya berhenti sekolah udah
lama kak, karna disini bisa dapat uang untuk kebutuhan seharri-hari kalo sekolah
kan ngeluarkan biaya, ujarnya. Walaupun putus sekolah tetapi Jefri memenuhi
kebutuhannya sehari-hari dengan jerih payahnya sendiri. Ia adalah salah satu
mekanik di bengkel dekat tempat tinggalnya ia bekerja di bengkel itu semenjak
tahun 2014 sampai sekarang ini, keahlian dalam memberpaiki motor dan
memodifikasi mesin diperolehnya secara otodidak yang diperolehnya dari temanteman seprgaulannya, “ belajar-belajar sendiri lah kak, mana ada biasay kalau
sekolah lagi, jadi diajar-ajarkan kawanku” ujarnya. Di bengkel tempat ia bekerja
ada 2 unit kereta yang di jadikan untuk kereta balap liar maupun balap resmi.
Yang sampai saat ini masih dalam tahap modifikasi yang akan dipertandingkan di
arena balap dalam waktu dekat ungkapnya.
Beliau adalah salah satu mekanik handal di bengkel tersebut hingga
sampai saat ini beliau di percayai oleh pemilik bengkel untuk tetap bekerja di
tempatnya. Selain mengerjakan kereta balap beliau juga dipercayai untuk

Universitas Sumatera Utara

mengerjakan kereta lainnya seperti service, ganti oli dan lain sebagainya. Beliau
merasa dalam dunia balap ini tidak ada habisnya karena bisa kita lihat sendiri
anak-anak remaja saat ini semakin banyak yang mengikuti dunia balap liar
maupun balap resmi.
5. Nama

: Hikbal Okto Lubis

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Umur

: 22 Tahun

Pekerjaan

: Mekanik

Alamat

: Jalan Asam Kumbang No. 28

Laki-laki berparas hitam manis dan berambut cepak ini sudah menggeluti
profesinya selama 5 tahun. Ikbal merupakan salah satu warga dari Kecamatan
Medan Selayang yang bertempat tinggal di Jalan Asam Kumbang ia tamatan dari
SMK Swasta di Kota Medan, ia adalah salah satu mekanik bengkel yang bisa
membuat motor racing untuk balap liar ia mengikuti balap liar ini semenjak ia
duduk di bangku SMP. Pengetahuan yang diperolehnya dalam memodifikasi
motor diperolehnya dari pendidikan SMK yang dimana Ikbal mengambil jurusan
teknik mesin di SMK Raksana Medan. Saya awalnya belajar disekolah dapat
ilmu perbaiki mesin-mesin gitu, jadi ya ilmu tu lah akhirnya dipakai untuk
memperbaiki motor” ujarnya. Awal mula ia mengikuti balap liar karena ada salah
satu temannya mengajak untuk menonton balap liar, setelah ia tamat sekolah dari
situlah ia ingin belajar cara merubah kereta standart menjadi kereta racing (balap)
karena ia melihat mekanik lain mengerjakan kereta balap. Ia pun sangat tertarik
dan mempunyai keinginan yang tinggi untuk menjadi mekanik dan akhirnya ia

Universitas Sumatera Utara

membuka sebuah bengkel lalu ia membuat satu unit motor racing (balap). Hingga
sampai saat ini motor racingnya digunakan dalam balap liar saja.
6. Nama

: Rita

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 55 Tahun

Pekerjaan

: Pedagang Kaki Lima

Alamat

: Jalan Pasar I Tanjung Sari

Nenek Rita merupakan salah satu warga dari Kecamatan Medan Selayang
yang bertempat tinggal di jalan pasar I Tanjung Sari berumur 55 tahun. Di usia
senjanya beliau masih bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Nenek
yang berambut putih dan berbadan tinggi ini adalah salah satu orang tua dari anak
yang mengikuti balap liar maupun balap resmi, pekerjaan beliau adalah pedagang
kaki lima yang memiliki 1 orang suami dan 3 orang anak 2 orang laki-laki dan 1
perempuan anak beliau. “ anak nomor 2 ku lah yang mengikuti balap liar kadang
juga dia ikut itu balap-balap resmi “ ujarnya.
Awalna beliau

tidak mengetahui anaknya mengikuti balap liar.

Kecurigaannya karena hampir tiap malam anaknya keluar rumah dan hampir
setiap malam minggu anaknya pulang hampir subuh.” Ya dia kalo ditanyai
bilangnya main kerumah kawan, tapi ya tiap hare pulang subuh curiga juga aku
kan,” ujarnya. Bu Rita sudah melarangnya agar tidak mengikuti balap liar lagi
karena beliau tahu balap liar itu tidak menggunakan atribut lengkap dan pastinya
dilakukan di lintasan umum (jalan raya) dan sangat berbahaya untuk dilakukan,
“kalo dinasehati sudah capek aku nak, udah dimarahi berulang-ualang tapi ya
anaknya keras kepala mau gimana” ujarnya. Segala macam cara sudah digunakan

Universitas Sumatera Utara

bu Rita untuk melarang anaknya mengikuti balap, Akan tetapi anaknya tersebut
tidak mau mendengarkan apa yang ia katakan dan beliau mengaku tak jarang
hubungannya dengan anaknya menjauh karena terlalu sering memarahi anaknya
agar tidak mengikuti balap liar lagi.
7. Nama

: Jey

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Umur

: 32 Tahun

Pekerjaan

: Pengusaha Bengkel

Alamat

: Jalan Pasar I Ringroad

Bang jey merupakan salah satu warga dari Kecamatan Medan Selayang
yang bertempat tinggal di jalan asam kumbang ia adalah seorang pengusaha
bengkel yang menjual sperpart service dan lain sebagainya di daerah pasar I
Ringroad. Laki-laki berumur 32 tahun ini berpenampilan sederhana dan
berbabdan agak berisi. Beliau adalah seorang pengusaha muda yang sudah
mempunyai usaha bengkel nya 2 toko. Usaha yang dirintisnya dari nol ini
diakuinya merupakan hasil jerih payahnya sendiri yang telah dibangunnya dari
umurnya 20 tahun. Namun, sampai di umurnya yang sekarang bang Jey belum
mempunyai pendamping hidup (berkeluarga). “ya karna fokus kerja keenakan
nyari uang jadi lupa cari calon istri hehe “ ujarnya.
Bagi beliau dunia balap liar ini tidak habisnya karena dari dulu pun sudah
ada balap liar di Kota Medan ini, beliau dulunya juga sering mengikuti balap liar
semua sudah ia lakukan di dunia balap ini. “ kalau jaman dulu dek, abang semua
lah abang geluti didunia balap itu dari jokilah sampe jadi meknaik hehe” ujarnya.
Beliau mengaku dimasa mudanya dihabiskannya di dunia balap yang menurutnya

Universitas Sumatera Utara

sebagai masa lalunya. Dan pada akhirnya , beliau memutuskan untuk berhenti
dalam dunia balap di karenakan umur beliau yang sudah 32 tahun jadi bagi beliau
sudah tidak pantas untuk ikut di dunia balap liar, ujarnya.
8. Nama

: Ahmad Sofyan

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Umur

: 50 Tahun

Pekerjaan

: Karyawan Swasta

Alamat

: Jalan Pasar III Tanjung Sari

Pak Sofyan merupakan salah satu warga dari Kecamatan Medan Selayang
yang bertempat tinggal di jalan pasar III Tanjung sari berumur 50 tahun bekerja
sebagai karyawan swasta. Beliau mempunyai 1 orang istri dan 4 orang anak , 2
orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Anak laki-laki pertama beliau sangatlah
hobi untuk mengikuti bala liar awalnya anak beliau hanya mengikuti teman
sebaya saja untuk menonton balap liar yang dilakukan hampir tiap malam pada
jam 12 ke atas lama kelamaan anak beliau pun ikut serta dalam kegiatan balap liar
.
Awalnya beliau tidak menginzinkan anaknya tersebut ikut dalam
pertarungan balap liar tetapi anak ia memberontak untuk tetatp mengikuti balap
liar tersebut sudah ia larang pun anaknya tetap memberontak. Daripada anaknya
semakin menjadi akhinya ia pun turuti kemauan anaknya untuk mengikuti balap
liar, walaupun ia tahu dalam dunia balap liar itu sangat tidak aman contonya saja
tidak memakai atribut yang lengkap arenanya pun di lintasan umum bukan di
lintasan resmi seperti balap resmi (sirkuit).

Universitas Sumatera Utara

9. Nama

: Sri Winarti

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 40 Tahun

Pekerjaan

: Karyawan Swasta

Alamat

: Jalan Pasar II Tanjung Sari

Ibu wina merupakan salah satu warga dari Kecamatan Medan Selayang
yang bertempat tinggal di jalan pasar II Tanjung Sari berumur 40 tahun ia adalah
seorang karyawan swasta mempunyai 1 orang suami dan 3 orang anak. Tempat
tinggal ia dekat dengan arena balap liar dan pastinya bagi beliau sangatlah
mengganggu.
Beliau menuturkan bahwa balap liar ini sangat menggangu masyarakat
yang ada disekitar arena tempat berlangsungnya balap liar karena balap liar ini
dilakukan pada jam 12 malam keatas bahkanb sampai menjelang subuh, sudah
pasti sangat mengganggu jam istirahat untuk tidur malam di tambah lagi dengan
dengan suara keretanya yang sangat berisik sehingga tidur pun tidak tenang
karena mendengar suara berisik itu.
10. Nama

: Bayu

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Umur

: 30 Tahun

Pekerjaan

: Pedagang Kaki Lima

Alamat

: Jalan pasar I Gg. Pribadi Tanjung Sari

Bang Bayu merupakan salah satu warga dari Kecamatan Medan Selayang
yang bertempat tinggal di jalan pasar I Tanjung Sari ia adalah seorang pedagang

Universitas Sumatera Utara

kaki lima yang berjualan di pinggir jalan daerah ringroad. Ia menganggap balap
liar ini tidak bisa di hilangkan karena dari dulu balap liar ini sudah ada,walaupun
ada dari pihak kepolisian yang merazia mereka tetapi mereka tetap melaksanakan
balap liar tersebut.
Tentunya balap liar ini sangat mengganggu warga masyarakat sekitar
ringroad apalagi rumahnya yang di pinggir jalan tetapi para remaja ini tidak bisa
di larang, di larang malam ini besoknya di buat lagi begitulah seterusnya. Bagi
beliau naamanya hobi anak zaman sekarang berbeda-beda mungkin balap liar ini
hobi remaja saat ini.
4.4 Faktor Pendorong Yang Menyebabkan Remaja Masuk Ke Dalam Dunia
Balap Liar
Proses awal untuk dapat mengetahui pengetahuan atau gambaran diri seorang
pembalap liar, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan.
Diperlukan pendekatan personal untuk dapat mendapatkan kepercayaan dan
kenyamanan dari pembalap liar tersebut untuk bercerita, dalam bercerita para
pembalap liar ini memang selektif memilih orang untuk diajak berbicara masalah
pribadinya (tentang pembalap liar). Diperlukan waktu yang relatif untuk
mendapatkan kepercayaan dari para pembalap liar tersebut, dalam proses
wawancara tabu dengan apa yang diceritakan para pembalap liar ini sehingga
cerita dapat mengalir natural dan mendapatkan hasil yang valid.
Ada beberapa faktor pendorong yang menyebabkan remaja masuk ke
dunia balap liar yaitu : Adanya uang taruhan, Gengsi atau nama besar bengkel,
Hobi, Memacu adrenalin dan kesenangan. Keterlibatan remaja dalam balap liar di
pengaruhi oleh beberapa faktor pendorong yang berbeda-beda antara remaja yang

Universitas Sumatera Utara

satu dengan yang lainnya, seperti dari akibat tidak mendapatkan figur perhatian
serta kasih sayang dari lingkungan keluarga, terpengaruh dari teman pergaulan,
lingkungan sosial yang sering terjadi kegiatan balap liar, dan juga kurangnya
kontrol atau pengawasan orang tua.
Kencenderungan untuk mengikuti balap liar memang sudah menjadi hobi dari
sebagian para remaja, secara umum hal pertama para remaja mempunyai rasa
keinginan yang tinggi untuk mengetahui apa itu balap liar, kemudian dari mereka
mempunyai teman yang memiliki hobi balap liar sehingga terciptalah rasa ingin
menjadi bagian dari pembalap liar tersebut. Dalam proses remaja mengikuti balap
liar sudah pastinya para remaja ini sudah memiliki hobby atau bakat yang sudah
lama mereka inginkan dalam dunia balap liar, sudah tidak di pungkiri lagi
keberadaan para remaja (pelaku balap liar) sejatinya sangat mudah untuk ditemui,
hanya saja kecenderungan mereka untuk berkelompok dan tertutup pada kalangan
umum, membuat ruang untuk masuk dalam kelompok mereka akan sangatlah
terbatas. Mungkin mereka dengan bangga akan bercerita tentang kehebatannya
dalam dunia balap liar, namun untuk mengenal mereka lebih dalam lagi
tampaknya menjadi hal yang mustahil dilakukan dengan cepat, butuh proses atau
penyesuaian diri mereka untuk mendalami dan mengenal keberadaan anggota baru
dilingkungan mereka. Mereka yang terlibat dalam balap liar pasti memiliki teman
atau rekan yang terlibat dahulu didalamnya. Teman atau rekan mereka yang
kemudian memperkenalkannya kepada pelaku balap liar yang utama, lambat atau
cepatnya proses pengenalan tersebut bergantung pada tingkat intensitasnya untuk
aktif dalam proses balap liar tersebut. Jadi proses remaja masuk ke dalam dunia
balap liar itu salah satu faktornya adalah teman atau rekannya sendiri yang sudah
lebih dahulu ikut dalam balap liar.

Universitas Sumatera Utara

Kisah yogi, kita dapat melihat bahwa ia merasa lebih menyukai balap liar
dibandingkan balap resmi. Kecenderungan sudah lama ingin mengikuti balap liar
karena faktor lingkungan dan juga teman-teman sebayanya yang mempengaruhi.
Yogi juga ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang balap liar.
“...Kegiatan balap liar itu sering terjadi, ya karena dekat dengan
rumah saya dan saya pun juga sering melihat balap liar.
Kesibukan orang tua terhadap pekerjaannya, membuat diri
saya mendapatkan kebebasan tanpa pengawasan dan teguran
dari orang tua terhadap tindakan saya. Sangking seringnya
saya melakukan balap liar, membuat diri saya terlibat
langsung dengan balap liar sehingga sampai sekarang saya
sering melakukan balap liar. Dan yang pastinya saya
mengikuti balap liar ini karena menghasilkan uang, saya
mendapatkan kesenangan tersendiri ikut balap liar ini karena
itu memang hobi saya.Setiap orang tua dan saudara kita yang
dekat dengan kita pastinya mereka tahu bagaimana dengan
anaknya, namun mereka tidak pernah menanyakan secara
detail dan karena saya juga berusaha keras untuk melakukan
berbagai cara agar orang tua dan keluarga saya tidak curiga
kalau saya mengikuti balap liar. Yang pastinya kawan saya
udah lebih dulu ikut balap liar kek gini ya karna hobby juga
sih liat balap-balap gitu, awalnya saya liat balap resmi gitu
sih yang biasa acaranya di lanud. Lama-kelamaan saya
merasa ingin mencoba aksi balap liar yang dilakukan di jalan
raya,karna kebayakan yang mengikuti balap resmi gitu dulu
pun awalnya mereka ikut-ikut balap liar gini juha, ya
walaupun saya tau itu sangat membahayakan diri saya
sendiri. Tapi ntah kenapa rasa ingin tahu saya itu sangat
tinggi untuk melakukan balap liar, berhubung dulu saya
sekolah ngambil jurusan otomotif maka dari itu saya
terdorong untuk balap liar. Sampai saat ini orang tua dan
saudara saya tidak tahu kalau saya mengikuti balap liar.
(hasil wawancara tanggal 10 desember 2016)
Awalnya keluarga angga sempat curiga atas gerak-gerik dan tingkah laku
angga yang hampir setiap malam keluar. Namun, angga tetap menjalankan
aktivitas seperti tiap malam ia lakukan sebagai joki balap liar. Angga mengikuti
balap liar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“...“...Awal mula saya mengenal balap liar dari kak. Pada
pertama kali diajak melihat balap liar sekitar umur 15 tahun

Universitas Sumatera Utara

an yaitu kelas 2 SMP. Awalnya Cuma melihat bengkel dekat
rumah yang sedang membuat kereta balap, setelah melihat
semuanya saya pun jadi tertarik kak buat ikutan nonton gitu,
sekedar nongkrong keluar malam, sambil melihat kegiatan
balap liar, tapi lama-lama tertarik melakukannya. Saya
sampai sekarang ini tetap melakukan balap liar. Lagian
orang tua tidak melarang karena sibuk dengan rutinitasnya
dan jarang mengawasi perilaku saya. Saya pun menyadari
saya melakukan balap liar ini karena kurangnya perhatian
dari orang tua saya. Biasanya sih kalau keluar rumah sekitar
jam 10 an gitu, tunggu orang yang dirumah saya pada
istirahat.jadi biar gak ketahuan sama orang tua saya.
Menjadi seorang joki adalah pilihan saya, dimana menjadi
joki pastinya sangat berbahaya karena seorang joki balap
liar tidak memakai perlengkapan lengkap seperti balap resmi.
Saya juga mengikuti balap resmi yang biasanya dilakukan di
Lanud Suwondo maupun diluar kota dengan event-event
tertentu.saya merasa memang sebelum terjun ke balap resmi,
saya lebih awal terjun ke balap liar dulu karna saya rasa di
balap liar inilah saya bisa belajar mental dan keberanian
saya untuk terjun ke balap resmi. Tapi saya lebih sering
mengikuti balap liar daripada balap resmi, karena balap
resmi kadang ada kadang gak, motivasi saya jadi joki ya
supaya dapat uang,dikenal banyak orang. “(hasil wawancara
13 desember 2016)
David mengaku ia merasa memiliki kecenderungan dengan balap liar, karena
menurutnya hobbi itu mahal. Hobbi david adalah jadi pembalap liar dan pembalap
resmi. David lebih memilih menjadi pembalap daripada lainnya, walaupun david
saat ini masih sekolah tapi dengan ia mengikuti balap liar sekolahnya tidak pernah
bolos.
“... awalnya sih saya ikut balap liar ini ikut-ikut kawan aja,
tapi lama kelamaan saya kok jadi tertarik untuk mencoba
mengikuti balap liar di jalan raya. Saya hampir tidak percaya
melihat diri saya sendiri menjadi seorang pembalap seperti
ini. Niat saya untuk mengikuti balap liar sudah ada sejak
saya duduk di bangku SMP, tapi saya merasa waktu itu saya
belum berani lagian saya masih kecil. Tapi semenjak saya
duduk di bangku SMA, niat saya semakin mantap untuk
mengikuti balap liar. Mulai lah dari situ saya menjadi
pembalap sampai sekarang ini. mungkin karna hobi kak
makanya remaja-remaja ini ikut dalam dunia balap liar, juga
bisa karna gengsi pantang di mop langsung ngajak jumpa

Universitas Sumatera Utara

tengah supaya dilakukan balap nya, tapi ya itulah kak
mungkin dengan melakukan balap liar akan menjadi
kesenangan bagi diri nya yang hobi balap liar ya seperti saya
ini kak “(hasil wawancara 12 desember 2016)
Jefri disini mengaku bahwa ia punya motivasi yang tinggi untuk mengikuti
balap liar, karena setiap pembalap karir jenjangnya berawal dari balap liar baru
bisa terjun ke dunia balap resmi. Karna ia pun seorang mekanik jadi ia pun selalu
mengikuti balap liar dan dari situ saya bisa mempunyai nama besar yang bisa
dikenal banyak orang dan disegani oleh kawan-kawan saya yang mengikuti balap
liar juga, alasan jefri tetap memilih mengikuti balap liar karena itu adalah hobi
saya yang tidak bisa dihalangi oleh siapa pun.
“... Dulu saya sempat merasa takut untuk mengikuti balap liar
yang bukan di arena balap resmi, tetapi rasa takut itu hilang
seketika karena niat saya memang ingin menjadi seorang
pembalap. Awalnya saya disuruh teman saya membawa
keretanya yang sudah di rombak total menjadi kereta balap,
lama kelamaan saya di percayai untuk menjadi joki di
bengkel nya. Akhirnya sampai saat ini saya di percayai untuk
membawa keretanya di balap liar maupun di balap resmi.
“(hasil wawancara 13 desember 2016)
Ikbal mengaku awalnya ia merasa ragu untuk membuka sebuah usaha bengkel
motor, tetapi dorongan dari keluarga akhirnya ia mempunyai sebuah bengkel
motor. Namun pulau hanya menerima service motor, ganti oli, menjual sperpart,
dan juga tempel ban. Dan ada juga yang ingin membuat motor dari standart
menjadi motor racing untuk balap liar.
“... Percaya tidak percaya sih akhirnya saya bisa seperti ini,
yang dulu awalnya saya ragu untuk membuka usaha bengkel
motor karena saya cuma tamatan STM gak sampai ke jenjang
S1. Tapi dengan niat dan dorongan orang tua akhirnya
bengkel saya bisa maju seperti saat ini. Sebagai mekanik
pastinya saya harus memberi hasil motor yang baik terhadap
motor yang saya kerjakan, biar pelanggan saya tidak kecewa
nantinya dan yang pastinya memberi hasil yang maksimal
buat nama bengkel yang kita bawa. Ya pasti udah ada faktor

Universitas Sumatera Utara

pendorong nya kak, kalo aku sih sebagai mekanik karna
gengsi apalagi bengkel ku di remehkan sama bengkel lain
udah pasti itu jumpa tengah buat balap, yang pastinya kita
jaga juga nama bengkel kita kak kita buktikan sama mereka
yang udah meremehkan kita kalo kita bisa. Salah satu faktor
pendorongnya ya karna hobi juga sih kak, menjadi
kesenangan sendiri kak kalo nonton balap gitu ya walaupun
cuma sekedar nonton, apalagi kalo kereta bengkel ku menang
kak lebih senang lagi aku kak “(hasil wawancara 13
desember 2016)
Lain halnya yang dikatakan bang jey :
Berhubung saya pun dulu pun ikut balap liar, jadi menurut
saya faktor pendorong remaja mengikuti balap liar itu karena
harga diri itu yang paling utama, kalo bernyali dan harga
diri tinggi harus balap liar, berani mati, berani di kejar
polisi, berani jatuh, berani gak tidur, itulah yang mendorong
remaja ini ikut balap liar. Intinya semua karna gengsi karna
gamau di remehkan sama yang lainnya...” (hasil wawancara
15 desember 2016)

Hasil wawancara diatas memperlihatkan bahwa manusia melakukan sesuatu
karena mereka memutuskan untuk melakukankannya dan ditujukan untuk
mencapai apa yang mereka inginkan atau kehendaki. Mereka memilih sasaran,
mereka memperhitungkan keadaan, kemudian memilih tindakan. Sosiolog
mengapresiasikan lingkungan sosial dimana mereka berada, memperhatikan
tujuan-tujuan warga masyarakat yang bersangkutan dan oleh berupaya memahami
tindakan mereka. Weber berpendapat bahwa anda bisa membandingkan struktur
beberapa

masyarakat

dengan

memahami

alasan-alasan

mengapa

warga

masyarakat tersebut bertindak, kejadian historis (masa lalu) yang mempengaruhi
karakter mereka, dan memahami tindakan para pelakunya yang hidup di masa
kini, tetapi tidak mungkin menggeneralisasi semua masyarakat atau semua
struktur sosial.

Universitas Sumatera Utara

Terkait dengan remaja yang menjadi pembalap liar maka remaja yang telah
menyadari bahwa dirinya memiliki kecenderungan sebagai para pembalap liar
akan terlihat dari para remaja yang ikut balap liar memiliki berbagai kebutuhankebutuhan yaitu kebutuhan biologis, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan sosial
meliputi kebutuhan untuk dikenal, kebutuhan berkelompok dan aktualisasi diri.
Kebutuhan untuk dikenal biasanya tampak pada adanya kecenderungan anak
remaja melakukan perbuatan-perbuatan yang menarik perhatian orang lain,
kebutuhan berkelompok, kebutuhan remaja untuk memiliki kelompok dalam peer
group (teman sebaya). Kebiasaan untuk melakukan suatu pekerjaan karena
pengaruh lingkungan, kebutuhan aktualisasi diri berkaitan dengan terlaksananya
kemampuan, cita-cita dan tujuan lain yang telah direncanakan.
Menurut Turner dan Helms (2004), penyebab remaja melakukan balap liar
dijalan raya adalah kondisi keluarga yang berantakan (Broken Home), kurangnya
kasih sayang dan perhatian dari orang tua, status sosial ekonomi orang tua yang
rendah, pengaruh teman sebaya, dan juga penerapan kondisi keluarga yang tidak
tepat. Menurut Wijayanti (2004), remaja melakukan kegiatan balap liar
dikarenakan oleh beberapa faktor pendorong seperti ingin menunjukan dirinya
tetap unggul dalam balap liar, pengaruh teman, lingkungan sosial, ingin menarik
perhatian lawan jenis, tergiur dengan besarnya uang taruhan.
Teori ini sejalan dengan pendapat Hawari (2007), penyebab remaja
melakukan kebut-kebutan atau balap liar, ialah berasal dari lingkungan keluarga,
yaitu kondisi keluarga yang tidak utuh (Broken Home), kesibukan orang tua
sehingga kurang kebersamaan antara orang tua dan remaja, subsitusi ungkapan
kasih sayang orang tua dalam bentuk materi dari pada kejiwaan (psikologis),

Universitas Sumatera Utara

kurangnya kehidupan beragama, dan juga berada dilingkungan yang rawan atau
tidak sehat seperti sering terjadi perkelahian, pencurian, serta kebut-kebutan
dijalan melanggar lalu lintas (Kamtibmas). Sejalan dengan pendapat Nampe
(2011), yang menyatakan bahwa balapan liar atau kebut-kebutan dijalan raya
disebabkan oleh faktor buruknya kontrol diri dari remaja yang tidak bisa
mengontrol keinginan untuk mencari jati diri dengan melakukan hal-hal baru, dan
juga melemahnya kontrol sosial diakibatkan kegagalan keluarga, lingkungan
sosial, lingkungan sekolah serta penegak hukum untuk menjalankan fungsi
kontrolnya.

4.5 Dampak Balap Liar Terhadap Pelaku (Pembalap Liar) Dan
Masyarakat
Dalam penelitian ini, dampak balap liar di bagi menjadi 2 yaitu terdapat
dampak negatif dan dampak positif. Dampak negatif yang terjadi pada remaja
pelaku balap liar yaitu :
1. Mengganggu kelancaran jalan raya dimana para pelaku balap liar sering
menutup jalan raya yang dijadikan sebagai arena balap liar demi
melancarkan kegiatan mereka yang kerap kali menggagu kenyamanan
pengguna jalan lainnya.
2. Mengganggu Ketentraman masyarakat sekitar jalan yang digunakan
sebagai arena balap liar akibat suara knalpot, para pelaku balap liar sering
kali mengganti knalpot sepeda motor yang digunakan sebagai alat
penunjang kegiatan balap liar. Mereka merasa dengan meningkat suara

Universitas Sumatera Utara

knalpotsepeda motor maka akan juga meningkatkan kepercayaan diri tim
pendukungnya. Sehingga dapat meningkatkan euforia penonton dan
pendukung para pembalap itu sendiri.
3. Dapat memicu terjadinya tawuran antar bengkel, hal ini dikarenakan
dalam pelaksanaan balap liar selalu melakukan taruhan.
4. Sering terjadinya pelanggaran norma
5. Memicu terjadinya taruhan dan perjudian
6. Menyumbang angka kecelakaan lalu lintas
7. Dampak terberat adalah kehilangan nyawa dan lain-lain
8. Merugikan orang tua dan Membuat orang tua khawatir

Sedangkan dampak positifnya yaitu, :
1. Pembalap akan mendapatkan imbalan
2. Pembalap akan merasa bangga
3. Tercipta rasa solidaritas antar pembalap
4. Dampak edukasi terjadi ketika pembalap mahir mengotak atik motornya
5. Dampak kretifitas juga terjadi pada pembalap ketika menghias motornya
6. Secara emosional para pembalap liar akan memiliki semangat yang tinggi,
dan pantang menyerah.
Dalam peneltian ini sudah pasti banyak dampak yang terjadi pada remaja
yang mengikuti balap liar, baik itu dapat positif maupun dampak negatif.
Seperti yang diutarakan oleh david yaitu :
“... Menurutku sih banyak dampak balap liar dikalangan
remaja ini, ada dampak positifnya dan ada juga dampak
negatifnya. Dampak positifnya ya kita dikenal banyak orang

Universitas Sumatera Utara

yang mengikuti balap liar, mendapatkan imbalan, ya
nambah-nambah kawan jugalah kak. Ya, tapi kalau dampak
negatifnya ya kek gitulah terjadinya kecelakaan, di kejarkejar sama polisi yang pastinya sangat mengganggu
masyarakat sekitar kebanyakan dampak negatifnya sih kak
daripada dampak positifnya ...” (Hasil wawancara tanggal
12 desember 2016)
Sama halnya yang dikatakan oleh yogi yaitu :
“... Kalo dalam balap liar udah pasti adalah kak dampaknya
namanya juga balap liar pastinya udah di cap jelek oleh
sebagian orang sudah pasti buat berisik masyarakat sekitar
kak dengan suara bising dari knalpot kereta kami, bagiku sih
menganggap dalam dunia balap liar sangat berdampak baik
bagi aku kak, karena lumayan juga dapat penghasilannya
buat nambah-nambah uang jajan ya walaupun gak banyak
kali lah kak ...” (Hasil wawancara tanggal 10 desember
2016)
Dan juga yang dikatakan oleh bang jey yaitu :
“... Yang pastinya dalam balap liar ini ada dampak positif dan
dampak negatifnya, positifnya ya karna saya warga sini dan
buka bengkel ya pasti bengkel saya ramelah kalo ada balapbalap gini minimal mereka beli sperpart untuk kereta mereka,
ya minimal sih sperpart yang dibelinya, kalo dampak
negatifnya gak bisa tidur, ribut bisa sampe jam 4 pagi aku
baru bisa tidur, itulah karena bising. Apalagi kur