Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Cair terhadap Pertumbuhan Bibit Aquilaria malaccencis Lamk

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk)
A.malaccensismerupakan gumpalan berbentuk padat bewarna coklat
kehitaman sampai hitam, dan berbau harum jika dibakar. Gaharu terdapat pada
bagian kayu atau akar dari jenis pohon penghasil gaharu yang telah mengalami
proses perubahan kimia dan fisika akibat terinfeksi oleh sejenis jamur. Pohon
penghasil gaharu terbaik saat ini adalah dari jenis Aquilaria spp. yaitu Aquilaria
malaccencis Lamk.
Kingdom
Divisi
Sub Divisi
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies

: Plantae
: Termathophyta
: Angiospermae

: Dikotiledonae
: Myrtales
: Thymeleacae
: Aquilaria
: Aquilaria malaccencis Lamk.

A.malaccensis memiliki morfologi atau ciri-ciri fisiologi yang sangat unik,
dimana tinggi pohon ini mencapai 40 meter dengan diameter 60 cm. Pohon ini
memiliki permukaan batang licin, warna keputihan, kadang beralur dan kayunya
agak keras. Tanaman ini memiliki bentuk daun lonjong agak memanjang, panjang
6-8 cm, lebar 3-4 cm, bagian ujung meruncing. Daun yang kering berwarna abuabu kehijaun, agak bergelombang, melengkung, permukaan daun atas-bawah licin
dan mengkilap, tulang daun sekunder 12-16 pasang. Tanaman ini memiliki bunga
yang terdapat diujung ranting, ketiak daun, kadang-kadang di bawah ketiak daun.
Berbentuk lancip, panjang sampai 5 mm. Dan buahnya berbentuk bulat telor,
tertutup rapat oleh rambut-rambut yang berwarna merah. Biasanya memiliki
panjang hingga 4 cm lebar 2,5 cm (Tarigan, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Syarat Tumbuh

Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, pohon penghasil gaharu
perlu ditanam pada kondisi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya di alam.
Tempat tumbuh yang cocok untuk tanaman penghasil gaharu adalah dataran
rendah, lereng-lereng bukit sampai ketinggian 750 meter di atas permukaan laut .
Jenis Aquilaria sp tumbuh sangat baik pada tanah-tanah liat (misalnya podsolik
merah kuning), tanah lempung berpasir dengan drainase sedang sampai baik. Tipe
iklim A-B dengan kelembaban sekitar 80%. Suhu udara antara 22-28 derajat
celcius dengan curah hujan berkisar antara 2.000 s/d 4.000 mm/tahun. Lahan
tempat tumbuh yang perlu dihindari adalah: (1) lahan yang tergenang secara
permanent, (2) tanah rawa, (3) lahan dangkal (yang mempunyai kedalaman
kurang dari 50 cm), (4) pasir kuarsa, (5) lahan yang mempunyai pH kurang dari
4,0.Penanaman bibit penghasil gaharu dapat dilakukan secara agroforesty
(tumpangsari) dengan tanaman jagung, singkong, pisang atau ditanam di sela-sela
tanaman pokok yang telah tumbuh terlebih dahulu, seperti karet, akasia, sengon,
kelapa sawit, dan lain-lain.
Pada tahap awal pertumbuhan di lapangan, bibit penghasil gaharu
memerlukan naungan. Dengan mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman
penghasil gaharu tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Apabila
tanaman penghasil gaharu akan ditanam pada hamparan lahan yang luas dan
masih kosong, maka jarak tanam dapat dibuat 3 m x 5 m, 4 m x 4 m atau 5 m x 5

m. Waktu penanaman diusahakan pada musim hujan agar bibit mendapatkan air
yang cukup pada awal pertumbuhannya. Media tanam dapat berupa tanah dan

Universitas Sumatera Utara

kompos. Pada setiap lubang tanam dianjurkan untuk diberikan pupuk kompos
minimum 1 kg setiap lubang. Pada tahap ini perlu perhatian mengenai pencegahan
gangguan hama dan penyakit terutama pada akar.Tanaman penghasil gaharu pada
umur 1-3 tahun perlu dipelihara secara intensif, terutama mengurangi gangguan
dari gulma. Karena tanaman penghasil gaharu telah bermikoriza, maka
penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisir. Setelah tanaman berumur 4-5
tahun, barulah tanaman penghasil gaharu siap untuk diinduksi secara buatan
dengan menggunakan jamur pembentuk gaharu.(Sumarna,2005).

Peranan Pupuk terhadap Tanaman
Pupuk adalah setiap bahan organik atau anorganik, alam atau buatan,
mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
normal tanaman yang dapat diberikan kepada tanah atau tanaman. Sedangkan
pemupukan adalah metode atau cara-cara pemberian pupuk atau aplkasi pupuk
kedalam tanah atau ke tanaman melalui daun atau bagian tanaman lainnya.

Metode atau cata pemupukan yang baik adalah harus memenuhi syarat sebagai
berikut: Memberikan efisiensi pemupukan yang tinggi, Tidak merusak akar
tanaman dan Mudah dikerjakan
Pemberian pupuk melalui daun bertujuan agar unsur hara dapat segera
diserap oleh tanaman dan respon tanaman dapat terlihat dalam beberapa hari
ataupun beberapa minggu(Setyati.1979).
Dalam melakukan pemupukan beberapa hal yang perlu di perhatikan adalah:
1. Tanaman-tanaman yang akan dipupuk

Universitas Sumatera Utara

2.

Jenis tanah yang akaan dipupuk

3.

Jenis pupuk yang akan digunakan

4.


Dosis (jumlah) pupuk yang diberikan

5.

Waktu pemupukan

6.

Cara pemupukan

(Hardjowigeno,1989).
Beberapa alasan atau pertimbangan mengapa kita harus melakukan pemupukan
yaitu:




Ketersediaan unsur hara yang rendah didalam tanah
Mengganti unsur hara yang hilang dari tanah oleh karena pemanenan,

pencucian hara, dan tererosi





Penggunan tanaman varietas unggul(hibrida)
Peningkatan produksi tanaman
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih

unsur hara untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi memupuk
berarti menambah unsur hara ke dalam tanah dan tanaman. Pupuk daun termasuk
pupuk anorganik yang cara pemberian pupuknya ke tanaman melalui
penyemprotan kedaun.Satu hal kelebihan pupuk daun yaitu penyerapan haranya
berjalan lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan lewat akar.sehingga tanaman
akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak rusak. Keuntungan lainnya
dari pupuk daun yakni didalamnya terkandung unsur hara mikro. Umumnya
tanaman sering kekurangan unsur hara mikro bila hanya mengandalkan pupuk
akar yang mayoritas berisi hara makro. Dengan penberian pupuk daun yang berisi
hara mikromaka kekurangan itu dapat teratasi (Lingga, 1986).


Universitas Sumatera Utara

Jenis pupuk yang digunakan merupakan salah satu faktor yang tidak kalah
pentingnya dalam tata laksana penupukan. Faktor pupuk yang perlu diperhatikan
adalah jenis pupuk dan sifat-sifat pupuk. Perbedaan jenis dan sifat pupuk yang
digunakan akan menentukan terhadap jumlah pupuk yang digunakn, waktu dan
cara pemberian yang berbeda pula untuk setiap jenis tanaman dan jenis tanah
(Damanik, dkk. 2010).
Pupuk daun termasuk pupuk anorganik yang cara pemberiannya ke
tanaman melalui penyemprotan ke daun. Kelebihan yang paling mencolok dari
pupuk daun yaitu penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibandingkan pupuk
lewat akar. Akibatnya tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah
tidak rusak. Hal ini dikarenakan daun memiliki mulut yang disebut stomata.
Stomata ini membuka dan menutup secara mekanis yang diatur oleh tekanan
turgor dari sel-sel penutup. Jika tekanan turgor meningkat, stomata akan
membuka. Sebaliknya jika tekanan turgor menurun, stomata akan menutup
(Lingga dan Marsono,2002).
Keuntungan lain dari pupuk daun adalah didalamnya terkandung unsur
hara mikro. Umumnya tanamn sering kekurangan unsur hara mikro bila hanya

mengandalkan pupuk akar yang mayoritas berisi hara makro. Dengan pemberian
unsur hara mikro maka kekurangan tersebut dapat teratasi. Dan tak kalah
pentingnya dengan pemakaian pupuk daun maka tanah akan terhindar dari
kelelahan atau rusak(Lingga dan Marsono, 2002).

Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Daun Tanaman
Menurut prawiranata (1981) zat-zat stimulan yang diberikan lewat daun
akan masuk melalui stomata dan kutikula yang dibawa melalui floem dan

Universitas Sumatera Utara

berakumulasi pada titik tumbuh. Selanjutnya unsur hara yang lewat daun akan
bersama-sama dengan unsur hara lewat tanah dan garam mineral diangkut ketitik
tumbuh xilem. Setelah sampai didaun unsur hara digunakan untuk membuat
persenyawaan organik dan sisanya diangkut kebatang melaui pembuluh floem.
Membuka dan menutupnya stomata merupakan mekanisme yang diatur
oleh tekanan turgor sel penutup. Meningkatnya tekanan turgor akan membukanya
stomata dan sebaliknya. Pada siang hari yang terlalu terik dan dan angin terlalu
kencang, stomata akan menutup karena penguapan terlalu besar. Kalau pada saat
itu disemprotkan air maka stomata akan membuka karena adanya air yang

mengganti dan menaikkan tekanan turgor (Prawiranata, 1981).

Universitas Sumatera Utara